Anda di halaman 1dari 23

LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI PAKAN

”Pengolahan Fisik”

Disusun oleh :
Kelas E
Kelompok 7

Muhammad Taufiq Rahman 200110160108


Rizkha Andesti Suryani 200110160119
Ilham Andiatama 200110160141
Muhammad Makbul Daian 200110160290
Prisilia Giovanie Dj. S 200110160289

FAKULTAS PETERNAKAN
UNIVERSITAS PADJADJARAN
SUMEDANG
2018
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkankepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas nikmat, rahmat

dan karunia-Nya penyusunan laporan praktikum dengan judul “Pengolahan Fisik” ini dapat
terselesaikan.

Tidak lupa kami ucapkan terima kasih kepada :

1. Selaku dosen mata kuliah Teknologi Pakan,

2. Asisten Laboratorium dan asisten penanggung jawab kelas E,

3. Teman-teman yang telah membantu praktikum.

Kami mengucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang telah ikut berperan dalam

membantu kegiatan praktikum dan membantu dalam kegiatan penyusunan laporan sehingga

penulisan laporan ini dapat terselesaikan serta kami berharap laporan ini dapat menjadi
informasi ilmiah dan dapat bermanfaat bagi pembaca.

Sumedang, 8 Oktober 2018

Penyusun

ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR................................................................................................................................... ii
DAFTAR ISI.............................................................................................................................................. iii
I PENDAHULUAN ..................................................................................................................................... 4
1.1 Latar Belakang......................................................................................................................... 4
1.2 Identifikasi Masalah ................................................................................................................ 5
1.3 Maksud dan Tujuan................................................................................................................. 5
II KAJIAN KEPUSTAKAAN ......................................................................................................................... 6
2.1 Pengolahan Fisik...................................................................................................................... 6
2.2 Penggilingan ............................................................................................................................ 6
2.3 Penyaringan ............................................................................................................................ 7
2.4 Pengeringan ............................................................................................................................ 9
III ALAT BAHAN DAN PROSEDUR KERJA ................................................................................................ 10
3.1 Pengecilan Partikel (Penggilingan) ........................................................................................ 10
3.1.1 Alat ................................................................................................................................ 10
3.1.2 Bahan ............................................................................................................................ 10
3.1.3 Prosedur Kerja............................................................................................................... 10
3.2 Penyaringan .......................................................................................................................... 10
3.2.1 Alat ................................................................................................................................ 10
3.2.2 Bahan ................................................................................................................................... 11
3.2.3 Prosedur Kerja............................................................................................................... 11
3.2.4 Perhitungan persentase ukuran partikel ...................................................................... 11
3.3 Pengeringan UMB ................................................................................................................. 11
3.3.1 Alat ................................................................................................................................ 11
3.3.2 Bahan ............................................................................................................................ 11
3.3.3 Prosedur Kerja............................................................................................................... 11
IV HASIL DAN PEMBAHASAN ................................................................................................................ 13
4.1 Pengecilan Partikel (Penggilingan) ........................................................................................ 13
4.2 Penyaringan ................................................................................................................................ 15
4.3 Pengeringan .......................................................................................................................... 17
V KESIMPULAN ...................................................................................................................................... 21
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................................. 22
LAMPIRAN ............................................................................................................................................. 23

iii
I

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Pengolahan pakan merupakan suatu kegiatan untuk mengubah pakan tunggal atau

campuran menjadi bahan pakan baru atau pakan olahan. Bahan pakan baru yang dihasilkan

dari proses pengolahan diharapkan mengalami peningkatan kualitas. Proses pengolahan

pakan ini mempunyai beberapa tujuan diantaranya meningkatkan kualitas bahan,


pengawetan, meningkatkan palatabilitas, dan efesiensi pakan.

Pengolahan fisik merupakan upaya mengubah sifat pakan melalui proses atau

perlakuan perubahan temperatur sehingga pakan pada akhir proses akan mengalami

penurunan kandungan air yang salah satunya bermanfaat untuk memperpanjang masa simpan
suatu bahan pakan.

Salah satu bahan pakan yang biasa menggunakan metode pengolahan fisik adalah

bahan pakan jenis butiran seperti jagung. Pada pelaksanaan praktikum kali ini, diharapkan

praktikan dapat mengetahui secara visual (makroskopis) yang dihasilkan oleh proses

penghancuran dengan menggunakan berbagai ukuran screen untuk mempermudah

pencampuran pada saat mixing dalam pembuatan pakan/ransum. Selain itu, dari pengamatan

yang dilakukan, praktikan dapat menentukan ukuran partikel bahan pakan (secara visual)
hasil penggilingan dengan menggunakan ukuran screen yang ditentukan.

Proporsi ukuran bahan pakan hasil penggilingan, prinsip kerjanya adalah memperkecil

dan homogenisasi ukuran bahan pakan butiran. Homogenisasi ini dilakukan untuk

menyimpan bahan pakan butiran yang telah digiling yang berukuran sama. Penyaringan pada

butiran menggunakan saringan no 14, 18, 30 yang secara berturut turut memiliki ukuran
1,5mm, 1mm, dan 0,59mm.

Proses homogenisasi ukuran bahan pakan butiran dapat dilakukan dengan meratakan
bahan pakan yang telah digiling kedalam baki, membagi bahan pakan dalam empat bagian,

4
5

mengambil bahan pakan secara acak dari empat kuadran sebanyak 1kg, secara

berturut turut bahan pakan disaring menggunakan saringan no 14, 18, dan 30, bahan pakan

yang tidak lolos ditimbang, dan bahan pakan yang lolos pada saringan no 30 dihitung dengan
𝐿𝑠 30
rumus: 𝑥 100% .
𝐴

Dengan melakukan homogenisasi dengan penyaringan butiran yang telah digiling,

dapat diketahui berapa persen butiran jagung yang lolos penyaringan yang menunjukkan
seberapa baik hasil penggilingan yang dilakukan.

Identifikasi Masalah

a. Apa yang dimaksud dengan pengolahan fisik pada bahan pakan?

b. Apa yang dimaksud dengan penggilingan pada bahan pakan?

c. Apa yang dimaksud dengan penyaringan pada bahan pakan?

d. Apa yang dimaksud dengan pengeringan pada bahan pakan?

1.1 Maksud dan Tujuan

a. Mahasiswa diharapkan mengetahui yang dimaksud dengan pengolahan fisik pada bahan

pakan.

b. Mahasiswa diharapkan mengetahui yang dimaksud dengan penggilingan pada bahan pakan.

c. Mahasiswa diharapkan mengetahui yang dimaksud dengan penyaringan pada bahan pakan.

d. Mahasiswa diharapkan mengetahui yang dimaksud dengan pengeringan pada bahan pakan.
II

KAJIAN KEPUSTAKAAN

Pengolahan Fisik
Pengolahan pakan merupakan suatu kegiatan untuk mengubah pakan tunggal atau
campuran menjadi bahan pakan baru atau pakan olahan. Bahan pakan baru yang dihasilkan
dari proses pengolahan diharapkan mengalami peningkatan kualitas. Proses pengolahan pakan
ini mempunyai beberapa tujuan, diantaranya adalah:
(1) Meningkatkan kualitas bahan
(2) Memudahkan penyimpanan
(3) Pengawetan
(4) Meningkatkan palatabilitas
(5) Meningkatkan efisiensi pakan
(6) Memudahkan penanganan dan pencampuran pada pembuatan pakan
jadi (Balitbang Kalimantan Selatan, 2011).
Proses pengolahannya meliputi pemotongan untuk merubah ukuran partikel,
pengeringan, penggilingan/penghancuran, pencampuran antara bahan serat dan konsentrat
yang berupa padatan maupun cairan, serta pengemasan.

Penggilingan
Penggilingan dilakukan untuk mendapatkan ukuran bahan pakan yang lebih kecil.
Keuntungan lain dari penggilingan ini adalah bahan baku akan menjadi mudah ditangani dan
mempermudah proses pencampuran bahan pakan (Koch, 1996). Menurut Koch dan Waldroup
(1997), terdapat 2 metode pemecahan bahan baku utama, yaitu dengan menggunakan Hammer
Mill dan Roller Mill, walaupun sebenarnya masih terdapat metode lainnya, antara lain Burr
Mill (Disk Mill). Pada Burr Mill biasanya juga terdapat screen penyaring.
Penggunaan screen akan menentukan besarnya ukuran partikel bahan pakan hasil penggilingan.
Hal-hal yang harus diperhatikan pada proses penggilingan, yaitu pemasukkan sampel,
pembukaan katup, dan karung penampung hasil penggilingan. Pemasukkan sampel butiran
jagung pada alat, sebaiknya dilakukan dengan sedikit demi sedikit hingga bahan habis. Sampel
yang terlalu banyak dan terlalu cepat dimasukkan ke mesin ketika mesin belum selesai

6
7

menggiling sampel sebelumnya, akan menghambat kerja mesin sehingga waktu giling semakin
lama.

Penyaringan

Pengayakan merupakan pemisahan berbagai campuran partikel padatan yang

mempunyai berbagai ukuran bahan dengan menggunakan ayakan. Proses pengayakan juga

digunakan sebagai alat pembersih, pemisah kontaminan yang ukurannya berbeda dengan bahan

baku. Pengayakan memudahkan kita untuk mendapatkan tepung dengan ukuran yang seragam.

Dengan demikian Tien dan Sugiyono (1990) menyatakan, pengayakan dapat didefinisikan

sebagai suatu metoda pemisahan berbagai campuran partikel padat sehingga didapat ukuran

partikel yang seragam serta terbebas dari kontaminan yang memiliki ukuran yang berbeda

dengan menggunakan alat pengayakan.

Pengayakan dengan berbagai rancangan telah banyak digunakan dan dikembangkan

secara luas pada proses pemisahan bahan-bahan pangan berdasarkan ukuran. R. Muchtadi

(1990) mengyatakan, pengayakan yaitu pemisahan bahan berdasarkan ukuran mesin kawat

ayakan, bahan yang mempunyai ukuran lebih kecil dari diameter mesin akan lolos dan bahan

yang mempunyai ukuran lebih besar akan tertahan pada permukaan kawat ayakan. Bahan-

bahan yang lolos melewati lubang ayakan mempunyai ukuran yang seragam dan bahan yang

tertahan dikembalikan untuk dilakukan penggilingan ulang.

Yang menjadi ciri ayakan antara lain adalah :

a) Ukuran dalam mata jala

b) Jumlah mata jala (mesh) per satuan panjang, misalnya per cm atau per inchi (sering

sama dengan nomor ayakan).

c) Jumlah mata jala per setuan luas, umumnya per cm2.

Screening atau pengayakan secara umum merupakan suatu pemisahan ukuran berdasarkan

kelas-kelasnya pada alat sortasi. Namun pangayakn juga dapat digunakan sebagai alat

pembersih, memindahkan kontaminan yang ukurannya berbeda dengan bahan.


8

Pengayakan merupakan satuan operasi pemisahan dari berbagai ukuran bahan untuk

dipisahkan kedalam dua atau tiga praksi dengan menggunakan ayakan. Setiap praksi yang

keluar dari ayakan mempunyai ukuran yang seragam.


9

2.1 Pengeringan
Pengeringan mempunyai pengertian yaitu aplikasi pemanasan melalui kondisi yang
teratur, sehingga dapat menghilangkan sebagian besar air dalam suatu bahan dengan cara
diuapkan. Penghilangan air dalam suatu bahan dengan cara pengeringan mempunyai satuan
operasi yang berbeda dengan dehidrasi. Dehidrasi akan menurunkan aktivitas air yang
terkandung dalam bahan dengan cara mengeluarkan atau menghilangkan air dalam jumlah
lebih banyak, sehingga umur simpan bahan pangan menjadi lebih panjang atau lebih lama
(Muarif, 2013).
Semakin besar kadar air dalam material maka akan memiliki kecenderungan pula
ketersediaan air bebas yang dapat digunakan metabolisme jasad renik. Aktivitas air yang tinggi
berdampak pada semakin meningkatnya jumlah mikroorganisme yang tumbuh pada bahan
selama penyimpanan. Aktivitas air diatas 0,8, laju kerusakan mikrobiologis kimiawi dan
enzimatik berjalan dengan cepat (Alamsyah, 2004). Peningkatan suhu juga berpengaruh
terhadap peningkatan aktivitas air pada kadar air yang sama, juga meningkatkan laju reaksi
kerusakan yang terjadi (Yusawisana, 2002).

Kadar air sendiri merupakan persentase kandungan air suatu bahan yang dapat
dinyatakan berdasarkan berat basah atau berat kering. Kadar air berdasarkan berat basah adalah
perbandingan antara berat air dalam suatu bahan dengan berat total bahan, sedangkan kadar air
berdasarkan berat kering adalah perbandingan antara berat air dalam suatu bahan dengan berat
kering bahan tersebut (Syarif dan Halid, 1993).

Kadar air dari suatu bahan pakan ternak merupakan salah satu indikator kualitas dari
suatu bahan pakan. Bahan pakan yang mengandung kadar air yang lebih tinggi umumnya akan
lebih rentan terkena kontaminasi mikroorganisme seperti jamur yang dapat menurunkan daya
guna dari suatu bahan pakan tersebut. Penyimpanan bahan baku pakan menghendaki kadar air
yang rendah. Hal ini bertujuan untuk menghindarkan paparan mikroorganisme yang dapat
mengkontaminasi bahan pakan yang selanjutnya dapat merugikan industri peternakan yang
memakain pakan tersebut. Jika aktivitas air tinggi akan menghasilkan kadar air yang tinggi,
dan sebagai konsekuensinya kelembaban relatifnya tinggi. Kondisi tersebut menyebabkan
mikroorganisme mudah berkembang dan bahan pakan kurang aman disimpan dan dikonsumsi
oleh ternak
10

III

ALAT BAHAN DAN PROSEDUR KERJA

Pengecilan Partikel (Penggilingan)


Alat
1. Hammer mill
2. Screen ukuran 5
3. Wadah/baki penampung
4. Timbangan
5. Stopwatch
6. Kalkulator
Bahan
7. Butiran jagung sebanyak 5 kg
3.1.2 Prosedur Kerja
 Sampel bahan pakan disiapkan sebanyak 5 kg
 Screen ukuran 5 disiapkan
 Mesin hammer mill dinyalakan dan dibiarkan beberapa saat sampai mesin stabil
 Jagung dituangkan secara bertahap ke dalam mesin sambil timer dinyalakan (waktu
penggilingan dicatat)
 Tunggu hingga jagung halus, timer dimatikan
 Waktu yang dibutuhkan untuk memperoleh jagung halus dihitung (kg/jam)

Perhitungan Produktivitas Hammer mill


 Jumlah jagung yang digiling = ....... kg (A)
 Lama waktu penggilingan = ....... menit (B)
Produktivitas mesin (kg/jam) = A/B x 60 (menit)
= ....... kg/jam
Penyaringan
3.2.1 Alat
1. Mesh ukuran 14, 18, dan 30
2. Timbangan
3. Baki
4. Terpal
11

5. Plastik
3.2.2 Bahan
1. Jagung hasil gilingan
3.2.3 Prosedur Kerja
1. Ambil 1 kg per kelompok dan ukuran screen
2. Saring jagung halus pada ukuran saringan 14
3. Jagung yang tidak lolos saringan 14 ditimbang
4. Sisa saringan 14 disaring kembali dengan saringan 18
5. Jagung yang tidak lolos saringan 18 ditimbang
6. Sisa saringan 18 disaring kembali dengan saringan 30
7. Jagung yang tidak lolos saringan 30 ditimbang
8. Sisa akhir jagung yang lolos ditimbang
3.2.4 Perhitungan persentase ukuran partikel
∑ 𝑱𝒂𝒈𝒖𝒏𝒈 (𝒈)
%= 𝒙 𝟏𝟎𝟎%
𝟏𝟎𝟎𝟎 𝒈

3.1 Pengeringan UMB


Alat
1. Baki
2. Timbangan
3. Cetakan diameter 14 cm
4. Alat press
5. Wadah
6. Terpal (alas)
3.3.1 Bahan
1. Molases 10% (200 gr)
2. Semen 5% (100 gr)
3. Garam 5% (100 gr)
4. Urea 10% (200 gr)
5. Mineral mix 5% (100 gr)
6. Dedak 55% (1100 gr)
7. Kapur 10% (200 gr)
3.3.3 Prosedur Kerja
 Prosedur Pembuatan UMB
12

1. Bahan ditimbang sesuai formula


2. Bahan yang berbentuk padat/kering dicampur dari yang jumlahnya paling
sedikit lalu ditambahkan ke bahan yang lebih besar sambil diaduk
3. Bahan yang cair ditambahan sedikit demi sedikit dan diaduk hingga tidak ada
gumpalan
4. Adonan UMB ditimbang dan diambil adonan sisa untuk dihitung kadar airnya
5. Adonan dicetak dengan alat cetak sampai padat
6. Adonan dijemur dibawah sinar matahari
7. Waktu penjemuran dihitung hingga adonan kering
 Prosedur Pengukuran Kadar Air
1. Sampel 10 gram (A) diambil dari campuran bahan
2. Cawan disiapkan dan diberi label
3. Cawan (B) ditimbang lalu sampel dimasukkan
4. Sampel dioven selama 20 menit
5. Sampel dimasukkan ke eksikator selama 10 menit
6. Berat akhir lalu ditimbang

Perhitungan Kadar air (KA)


 Sampel = ....... gram (A)
 Cawan = ....... gram (B)
 Berat akhir = ....... gram (C)
KA (%) = A – (C-B) : A x 100%
= ....... %
IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Pengecilan Partikel (Penggilingan)


Tabel Hasil Penggilingan
Berat awal Berat akhir Waktu Produktivitas
Kelompok Screen
(kg) (kg) (menit) (kg/jam)
1 2 5 4,7 6,11 49,1
2 3 5 4,740 2,06 145,63
3 2 5 4,850 1,38 217,391
4 3 5 4,845 1,4 214,286
5 2 5 4,750 1,51 188,741
6 3 5 4,860 0,79 379,74
7 5 5 4,875 0,76 394,7
8 5 5 4,910 0,587 511,07
9 5 5 4,965 0,3334 898,034
10 5 5 4,910 0,443 677,2

Perhitungan Produktivitas Hammer mill kelompok 7


 Jumlah jagung yang digiling = 5 kg (A)
 Lama waktu penggilingan = 0,76 menit (B)
Produktivitas mesin (kg/jam) = A/B x 60 (menit)
= 5/0,76 x 60 (menit)
= 394,7 kg/jam

Pada praktikum kali ini dilakukan pengolahan secara fisik terhadap 5 kg butiran jagung,

dengan metode penggilingan. Proses penggilingan merupakan pra-proses dalam pengolahan

agar didapatkan bahan yang siap untuk diolah.Penggilingan dilakukan untuk mendapatkan

ukuran bahan pakan yang lebih kecil. Keuntungan lain dari penggilingan ini adalah bahan baku

akan menjadi mudah ditangani dan mempermudah proses pencampuran bahan pakan (Koch,
1996).

13
14

Penggilingan dilakukan dengan menggunakan mesin hammer mill.Hammer mill adalah

alat penepung yang tujuannya adalah untuk merusak atau menghancurkan bahan baku menjadi

potongan-potongan kecil dengan menggunakan pukulan hammer secara berulang. Bahan

dikecilkan ukurannya dengan pukulan antara palu (hammer) dan dinding, dan mendorong

bahan melalui plat berlubang hingga terbangkitkan panas.Sebuah hammer mill pada dasarnya

berupa drum baja yang didalamnya terdapat poros. Pada poros tersebut dipasang hammer

(palu), dan poros tersebut berputar secara vertikal atau horizontal di dalam drum. Palu bebas

untuk mengayun dan menumbuk bahan baku. Rotor berputar pada kecepatan tinggi di dalam

drum sementara bahan dimasukkan ke hopper pakan. Bahan yang selesai dihancurkan akan

dikeluarkan melalui corong pengeluaran sesuai dengan ukuran yang dipilih.

Terdapat 3 ukuran screen pada pelaksanaan praktikum, yaitu screen 2, screen 3 dan

screen 5. Pada proses penggilingan, diamati dan dihitung waktu penggilingan untuk 5 kg

butiran hingga menjadi serbuk halus (mesh), serta dihitung produktivitas mesin tersebut.

Hal-hal yang harus diperhatikan pada proses penggilingan, yaitu pemasukkan sampel,

pembukaan katup, dan karung penampung hasil penggilingan. Pemasukkan sampel butiran

jagung pada alat sebaiknya dilakukan dengan sedikit demi sedikit hingga bahan habis. Sampel

yang terlalu banyak dan terlalu cepat dimasukkan ke mesin ketika mesin belum selesai

menggiling sampel sebelumnya, akan menghambat kerja mesin sehingga waktu giling semakin

lama.Membuka katup tidak boleh terlalu lebar, dan lebar bukaannya harus stabil selama proses

berlangsung

Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan diperoleh hasil bahwa tekstur butiran

jagung yang telah digiling dengan mesin hammer mill berubah menjadi lebih halus dan

butirannya menjadi lebih kecil.Hasil penggilingan dengan screen 5 memiliki tekstur yang lebih

kasar dibandingkan dengan screen 3 dan screen 2. Berat butiran jagung pada kelompok 7 yang

semula 5 kg setelah dilakukan penggilingan dengan screen 5 berkurang menjadi 4,75 kg. Hal

ini menunjukkan bahwa ada faktor-faktor yang menyebabkan kehilangan bobot pada sampel

sebanyak 250 gram. Hilangnya sampel tersebut diakibatkan karena getaran pada mesin hammer

mill yang terlalu keras sehingga banyak butiran yang terlempar keluar. Selain itu juga bisa
disebabkan karena kurangnya ketelitian pada saat mengeluarkan tepung jagung sehingga masih
15

ada tepung yang tersisa pada tempat penampungan. Sedangkan perbedaan tekstur yang

didapatkan antara kelompok yang menggunakan screen 2, 3, dan 5 yaitu tepung jagung pada

kelompok yang menggunakan screen 2 lebih halus dibandingkan dengan kelompok yang

menggunakan screen 3 dan screen 5. Hal inidisebabkan karena screen 2 memiliki dimensi yang

lebih kecil daripada screen 3 dan screen 5 sehingga hasil penggilingan dengan screen 2 sudah

halus, sedangkan penggilingan dengan screen 3 dan screen 5 masih tergolong kasar.

Perhitungan produktivitas mesin dilakukan untuk mengetahui kemampuan mesin

menghasilkan output per jam-nya. Untuk produktivitas mesin, pada kelompok 7 didapatkan

hasil 394,7 kg/jam, hasil ini terpaut jauh dengan produktivitas mesin yang

menggunakan screen 2. Sebagai contoh yaitu kelompok 5 denganproduktivitas mesin188,741

kg/jam. Seperti waktu penggilingan, hal ini juga dipengaruhi oleh ukuran screen. Apabila

ukuran screenkecil (screen 2), maka waktu giling akan semakin lama, sehingga output yang

dihasilkan dalam 1 jam mesin berjalan juga akan menjadi sedikit.

4.2 Penyaringan
Tabel Hasil Penyaringan
Ukuran Screen 2 Screen 3 Screen 5
Mesin Kel 1 Kel 3 Kel 5 Kel 2 Kel 4 Kel 6 Kel 7 Kel 8 Kel 9 Kel
10
14 2,2 4,5 3,2 21,3 20,7 39,9 51,8 58 60 60,11
18 10,1 17 18,9 23,5 25,5 19,9 15,6 14,7 14,8 12,6
30 30,1 31,3 34,6 28,1 25,9 18,8 15,5 13,6 11,7 11,3
LS 56,8 39,3 42,8 24,9 26,9 20,4 16,6 13,3 12,5 11,12
Kehilangan 0,8 1,3 1,2 1,6 1 1 0,8 0,4 0,1 0,8
16

Perhitungan
a) Saringan 14 :
𝟑𝟏𝟖 𝒈
𝒙𝟏𝟎𝟎% = 𝟓𝟏, 𝟖%
𝟏𝟎𝟎𝟎 𝒈

b) Saringan 18 :
𝟏𝟓𝟔 𝒈
𝒙𝟏𝟎𝟎% = 𝟏𝟓, 𝟓%
𝟏𝟎𝟎𝟎 𝒈
c) Saringan 30 :
𝟏𝟓𝟓 𝒈
𝒙𝟏𝟎𝟎% = 𝟏𝟓, 𝟓%
𝟏𝟎𝟎𝟎 𝒈
d) Lolos Saringan :
𝟏𝟔𝟑 𝒈
𝒙 𝟏𝟎𝟎% = 𝟏𝟔, 𝟑%
𝟏𝟎𝟎𝟎 𝒈
e) Kehilangan :
𝟖𝒈
𝟏𝟎𝟎𝟎 − (𝟓𝟏𝟖 + 𝟏𝟓𝟔 + 𝟏𝟓𝟓) = 𝟖 𝒈 → 𝒙𝟏𝟎𝟎% = 𝟎, 𝟖
𝟏𝟎𝟎𝟎 𝒈

Pada praktikum kali ini dilakukan penyaringan terhadap 4,75 kg jagung yang sudah
digiling menggunakan menggunakan 3 penyaring dengan ukuran yang berbeda yaitu nomor 14
(2 mm), 18(1 mm) dan 30 (0,59 mm). Penyaringan sendiri bertujuan untuk memeperkecil dan
homogenisasi terhadap bahan pakan yang ada. Homogenisasi ini dilakukan untuk
menyimpanbahan pakan butiran yang telah digiling yang berukuran sama. Selain itu, dengan
melakukan homogenisasi dapat diketahui berapa persen butiran jagung yang lolos penyaringan
yang akan menunjukan seberapa baik hasil penggilingan yang telah dilkukan.

Pada proses penyaringan ini ada beberapa faktor yang perlu diperhatikan supaya
meminimalisir kesalahan yang akan membuat kehilangan dari berat bahan pakan semakin
kecil. Faktor-faktornya seperti proses penyaringan perlu dilakukan perlahan agar bahan pakan
yang ada didalam penyaringan tidak ada yang tumpah atau terlempar keluar dari penyaringan,
lalu ada baiknya bahan pakan yang dituangkan dilkukan sedikit demi sedikit agar seluruh bahan
tersaring dengan benar karena bila bahan pakan dimasukan sekaligus ke wadah penyaringan
maka partikel bahan pakan yang seharusnya dapat lolos dari penyaringan akan terhalang oleh
partikel yang tersaring yang berada dibawahnya.
17

Berdasarkan praktikum kali ini dapat dilihat bahwa bahan pakan yang disaring yaitu
jagung yang sudah digiling akan akan tersering sesuai dengan ukuran partikel. Semakin besar
ukuran partikel bahan maka akan bahan akan semakin awal tersaring. Bahan pakan dengan
ukuran partikel besar akan tersaring oleh saringan nomor 14. Sementara partikel yang lebih
kecil dari ukuran saringan nomor 14 (2 mm) akan melewati saringan. Selanjutnya bahan pakan
yang sudah melewati saringan nomor 14 disaring kembali oleh saringan nomor 18. Lalu ukuran
bahan pakan yang lebih besar dari ukuran saringan nomer 18 (1 mm) akan tersaring dan partikel
yang lebih kecil akan melewati saringan dan kemudian akan kembaili disaring oleh saringan
no. 30. Partikel dengan ukuran yang lebih besar dari saringan no. 30 akan tersaring oleh
saringan no. 30 dan partikel yang lebiih kecil akan melewati saringan no. 30 dan akan menjadi
partikel yang lolos saringan.

Berdasarkan perhitungan yang telah dilakukan, jumlah partikel yang tidak lolos
saringan no. 14 ada sebesar 318 g atau sama dengan 51,8%. Lalu juumlah partikel yang tidak
lolos saringan no. 18 ada sebesar 156 g atau sama dengan 15,5%. Dan yang terakhir partikel
yang lolos saringan no. 30 ada sebesar 155 g atau sama dengan 15,5%. Sehingga jumlah
partikel yang lolos dari semua penyaringan ada sebesar 163 g atau 16,3%. Jika dijumlah kan
dari total bahan pakan yang disaring maka akan diketahui jika jumlah persentase dari total
bahan yang tersaring dan lolos dari saringan tidak tepat 100% atau tepatnya penjumlahan dari
semuanya adalah 99.2% maka dari itu dapat diketahui bahwa dari total 4,75 kg bahan pakan
yang ada telah terjadi kehilangan sebesar 0,8%. Kehilangan tersebut dapat terjadi karena
human error. Hal yang dimaksud seperti bahan yang tumpah ketika penyaringan dimana bahan
didalam penyaringan akan digoyang-goyangnkan untuk membantu proses lolosnya partikel
dari penyaring. Ataupun faktor lain seperti angin ataupun bahan yang menempel pada wadah
sebelumnya.

4.3 Pengeringan
 Tabel Hasil Pengeringan
Berat Akhir
Berat awal Berat akhir Berat Sisa Kadar Air
Kelompok Pengeringan
(kg) (kg) (Kg) (%)
(Kg)
1 1,947 1,921 0,026 0 1,881
2 2,163 1,957 0,21 10 2,055
18

3 2 1,8 0,18 10 1,62


4 2,171 2,130 0,041 0 2,266
5 2 1,987 0,013 0 1,937
6 2,15 2,11 0,04 10 1,985
7 2,352 2,335 0,017 20 2,213
8 2,353 2,321 0,032 30 2,195
9 2,411 2,381 0,03 0 2,266
10 2,395 2,343 0,052 9,09 2,206

Perhitungan Kadar Air (KA) kelompok 7


 Sampel = 10 gram (A)
 Cawan = 25 gram (B)
 Berat akhir = 33 gram (C)
KA (%) = A – (C-B) : A x 100%
= 10 – (33-25) : 10 x 100%
= 20%
 Tabel Hasil Pengeringan Kelompok 7
Hari Suhu Berat sebelum dijemur Berat setelah dijemur
Ke- (⁰C) (Kg) (Kg)
1 31 2,352 2,289
2 29,5 2,283 2,252
3 30 2,258 2,213

Perhitungan Kadar Air yang Hilang kelompok 7


 Berat Awal Sampel = 2,352 Kg (A)
 Berat Akhir Sampel = 2,213 Kg (B)
Kadar Air yang Hilang (%) = A – B : A x 100%
= 2,352 – 2,213 : 2,352 x 100%
= 5,9 %
19

Urea Molases Block atau disebut UMB dan ada juga menyebutnya tempani sapi atau
jajan sapi. UMB ini merupakan suplemen atau pakan tambahan yang memiliki beberapa
kelebihan, salah satunya adalah untuk meningkatkan jumlah mikroba dalam rumen karena ada
senyawa yang mempengaruhinya seperti molases. Hal ini sesuai dengan pendapat Mutiarni
(2013) bahwa UMB merupakan bahan pemacu pertumbuhan dan peningkatan populasi
mikroba dalam rumen. Pakan pemicu ini dapat merangsang ternak ruminansia (sebagai induk
semang) dalam menambah jumlah konsumsi serat kasar sehingga meningkatkan produksi.
Mikroorganisme yang hidup didalam rumen ternak ruminansia mampu mensintesa protein
untuk mencukupi kebutuhan hidup pokok dan berproduksi.
Molases merupakan perangsang pertumbuhan mikroba dalam rumen yang dapat
mempercepat proses penyerapan atau proses perombakan senyawa dalam pakan seperti bakteri
yang bisa menghasilkan enzim selulase yang dapat memecahkan selulosa dalam ternak
ruminansia. Sehingga, pemanfaatan pakan akan dapat lebih efisien dan lebih banyak Intake
(diserap oleh tubuh) dan mampu memberikan terhadap bobot badan (BB) ternak yang kita
inginkan. Pernyataan ini sesuai dengan pendapat Utomo, dkk (2001) bahwa bahan utama untuk
membuat UMB adalah molasses sebagai sumber energi. Molases merupakan bahan pakan
sumber energi karena banyak mengandung pati dan gula. Kecernaanya tinggi dan bersifat
palatable.
Pembuatan UMB kali ini kami lakukan dengan mengunakan bahan seperti molases,
garam, urea, mineral mix, kapur dan dedak halus. Bahan ini merupkan bahan yang digunakan
ketika dalam ketersediaan yang cukup. Seandainya pada saat kesulitan mencari bahan ini bisa
dgunakan bahan lain sebagai bahan pengisi seperti serutan geregaji bisa digunakan sebagai
ganti dedak halus, gula bisa pasir bisa menggantikan molases maupun bahan yang lainnya yang
kemudian memiliki persamaan kandungan bahannya karena dalam hal ini kita menggunakan
bahan limbah yang akan menjadi sia-sia sehingga bisa bermanfaat.
Hal yang terpenting dalam proses pembuatan adalah proses percampuran bahan yang
mudah cair dengan bahan yang padat. Ditujukan agar ketika dalam pencampuran akan terjadi
penggumpalan yang mengakibatkan tidak merata dan bahan tidak akan menumpuk pada suatu
sisi sehingga dalam penyajiannya tidak menjadi permasalahan dan kendala bagi ternak itu
sendiri. Bahan padat dicampur terlebih dahulu dari kadar yang paling sedikit sampai terbanyak,
lalu setelah merata bahan cair (molases dan air) ditambahkan kedalam campuran tersebut.
Campuran tersebut kemudian dicetak dengan menggunakan alat press.
Bahan yang telah dicampur sesuai dengan formula kemudian diambil sampel
untuk menghitung kadar air yang terdapat didalam bahan. Berdasarkan hasil perhitungan
20

dengan mengurangi berat awal dan berat akhir sampel, maka didapatlah KA = 20%. Hal ini
sesuai dengan pendapat Syarif dan Halid (1993) bahwa kadar air sendiri merupakan persentase
kandungan air suatu bahan yang dapat dinyatakan berdasarkan berat basah atau berat kering.
Setelah melalui proses pengeringan dibawah sinar matahari selama 3 hari dengan suhu
yang berbeda, bahan yang sudah dicetak mengalami penyusutan berat yaitu dari 2.352 Kg
menjadi 2.213 Kg. Sehingga dapat diketahui bahwa kadar air yang hilang sebesar 5.9%. Kadar
air ini bila dibandingkan dengan kadar air awal dapat dikatakan lebih sedikit dan dapat ditarik
kesimpulan bahwa campuran bahan tersebut memiliki daya ikat air yang besar/tinggi.
UMB dapat diberikan pada ternak dengan dosis tertentu, yaitu :

Dosis pemberian per hari untuk masing - masing jenis ternak (per 100 kg BB)

Kambing : 400 gr
Sapi potong : 150 gr
Sapi perah : 75 gr
V

KESIMPULAN
5.1 Kesimpulan Praktikum
1) Pengolahan pakan secara fisik adalah kegiatan untuk mengubah pakan tunggal atau
campuran menjadi bahan pakan baru atau pakan olahan.
2) Penggilingan adalah kegiatan yang bertujuan untuk mendapatkan ukuran bahan pakan yang
lebih kecil.
3) Penyaringan/pengayakan merupakan pemisahan berbagai campuran partikel padatan yang
mempunyai berbagai ukuran bahan dengan menggunakan ayakan. Proses pengayakan juga
digunakan sebagai alat pembersih, pemisah kontaminan yang ukurannya berbeda dengan
bahan baku.
4) Pengeringan adalah aplikasi pemanasan melalui kondisi yang teratur, sehingga dapat
menghilangkan sebagian besar air dalam suatu bahan dengan cara diuapkan.

21
DAFTAR PUSTAKA
Alamsyah, A.T. 2004. Perubahan bilangan peroksida tepung tulang kaki ayam broiler selama
penyimpanan dalam bahan pengemas yang berbeda. Skripsi. Fakultas Peternakan.
Institut Pertanian Bogor. Bogor.
Balitbang., Kalsel., 2011. www.kalsel.litbang.deptan.go.id. (diakses pada : 8 Oktober 2018)
Koch, K. 1996. Hammer mills and roller mills. MF-2048 Feed Manufacturing, Department of
Grain Science and Industry, Kansas State University. 8 pp.
Muarif. 2013. Rancang Bangun Alat Pengering. www.digilibspolsri.ac.id. (diakses pada : 8
oktober 2018)
Murtidjo, A. G. 2003. Pedoman Meramu Pakan Unggas. Kanisius, Yogyakarta.
R. Muchtadi,Tien dan Sugiyono.1990. Ilmu Pengetahuan Bahan Pangan. Bogor:

Syarief, R. dan H. Halid. 1993. Teknologi Penyimpanan Pangan. Arcan dan Pusat Antar
Universitas Pangan dan Gizi Institut Pertanian Bogor. Bogor.
Tilman.1998. Ilmu Makanan Ternak Dasar. Gadjah Mada University Press, Yogyakarta
Waldroup, P.W. 1997. Particle Size Reduction of Cereal Grains and its Significance in Poultry
Nutrition. Technical Bulletin PO34-1997, American Soybean Association, Singapore. 14
pp
Yusawisana, S. 2002. Uji kerusakan lemak ransum ayam broiler yang menggunakan CPO
(Crude Palm Oil) dengan penambahan antioksidan alami bawang putih (Allium sativum)
selama penyimpanan. Skripsi. Fakultas Peternakan. Institut Pertanian Bogor. Bogor.

22
LAMPIRAN

Nampan
Air 400 ml

Campuran bahan padat


Alat press

Campuran bahan padat dan molases Pencetakan

23

Anda mungkin juga menyukai