Anda di halaman 1dari 6

PERPAJAKAN

INVESTASI ASING DI INDONESIA

KELOMPOK VII

1. Ida Bagus Gde Bayu Permana


2. I Made Dwi Darma Artanaya

PROGRAM PROFESI AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS UDAYANA
DENPASAR
INVESTASI ASING DI INDONESIA

1. Jenis-jenis Investasi asing


1.1 Penggolongan investasi asing dilihat dari tujuannya
Menurut Hady ditinjau dari tujuannya, investasi dapat digolongkan ke dalam dua jenis
investasi:
1. Jenis investasi yang pertama adalah portofolio investment, yaitu investasi dalam bentuk
aset-aset keuangan seperti saham (stock), obligasi (bond) dan bentuk-bentuk surat
berharga lainnya. Sifat pergerakan arus portofolio investmen dari dan keseluruh penjuru
dunia melalui pasar uang internasional relatif cepat.
2. Jenis investasi yang kedua adalah Direct investment yaitu investasi secara nyata dalam
bentuk pendirian perusahaan, pembangunan pabrik, pembelian barang modal, lahan,
bahan baku. Dalam hal ini investor terlibat langsung dalam manajemen perusahaan dan
mengintrol aktivitas penanaman modal tersebut.
Direct investment biasanya dimulai dengan pendirian cabang perusahaan atau pembelian
saham mayoritas dari suatu perusahaan domestik. Dalam konteks internasional, bentuk
investasi ini biasanya dilakukan oleh perusahaan multinasional dengan aktivitas investasi
umumnya dibidang manufaktur, ekstrasi dan eksplorasi sumber daya alam, industri jasa
dan sebagainya.

1.2 Penggolongan investasi asing dilihat dari bentuknya


Dilihat dari bentuknya menurut Ongwamuhana (1991:46-47) penanaman modal asing dapat
dibedakan kedalam beberapa bentuk yakni :
1. Pendirian subsidiary company (pendirian anak perusahaan) didirikan di negara tempat
investasi dan biasanya sepenuhnya dimiliki serta berada dibawah pengawasan induk
perusahaan dinegara tempat asal investor. Bentuk subsidiary ini dapat juga dioperasikan
sebagai perusahaan asing terdaftar dengan izin berusaha yang dikeluarkan oleh negara
tempat investasi dan tunduk pada ketentuan.
2. Pembentukan cabang perushaan luar negeri atau melakukan montrak keagenan dengan
perushaan lokal. Investasi berbentuk cabang perusahaan dan bentuk keagenan akan lebih
efektif dari segi biaya apabila skala usaha relatif masih kecil atau penanaman modal
yang dilakukan bersifat sementara atau untuk jangka pendek.
3. Melakukan kerja sama (joint venture) dengan perusahaan lokal. Investasi yang dilakukan
dalam bentuk kerjasama dengan perusahaan lokal dimaksudkan untuk menghindari
resiko karena belum dipahaminya kondisi pasar di negara tempat investasi. Di negara
yang iklim sosial dan politiknya mudah berubah, bentuk investasi ini lebih aman bagi
investor asing.
4. Perikatan kontrak pemberian jasa (service contract). Investasi bentuk ini adalah berupa
pemberian jasa teknik atau jasa manajemen dari perusahaan asing kepada perusahaan
lokal dengan imbala pembayaran royalti, komisi jasa manajemen, imbalan jasa
konsultasi, dan jasa tenaga ahli. Pembayaran tersebut biasanya dikenakan pajak yang
dilakukan secara pemotongan dimuka (withholding tax)
5. Investasi bentuk lainnya. Bentuk lainya dari usaha penanaman modal asing biasanya
dapat berupa perjanjian untuk pemakaian merek dagang atau lisensi, atau perjanjian
pendanaan dalam rangka menjualkan atau membelikan barang dan jasa untuk pasar
lokal.

2. Investasi asing yang berifat langsung (Foreign Direct Investment)


Gunadi dalam bukunya menyebutkan bahwa FDI dapat dilakukan dengan 2 cara :
1. Mengoperasikan anak perusahaan (Subsidiary company)
Anak perusahaan dapat terjadi dengan pendirian badan baru yang dikenal dengan nama PT
PMA (penanaman modal asing) atau dengan pembelian sebagian besar saham badan
indonesia yang sudah berjalan.
Dilihat dari persfektif hukum antara anak perusahaan dan induk perusahaan merupakan
entitas legal terpisah, dengan demikian secara fiskal antara anak dan induk perusahaan
dapat melakukan transaksi bisnis sepanjang nilai transaksi digunakan wajar. Hal tersebut
didasarkan atas alasan bahwa anak perusahaan dengan induk perusahaan memiliki
hubungan istimewa.
2. Mengoperasikan cabang perusahaan
Cabang perusahaan asing pada dasarnya merupakan divisi yang didirikan di wilayah
geografis yang terpisah. Dilihat dari perspektif hukum,cabang merupakan komponen dari
kantor pusatnya atau bukan merupakan entitas yang terpisah. Menurut kaca mata pajak
hubungan dengan kantor pusat dengan cabang merupakan entitas tunggal. Pengoperasian
perusahaan cabang luar negeri di indonesia akan memunculkan bentuk usaha tetap (BUT)
dan berstatus wajib pajak luar negeri (WPLN), sedangkan oengoperasian anak perusahaan
luar negeri di indonesia akan menimbulkan wajib pajak dalam negeri (WPDN)

3. Perbedaan perlakuan pajak antara anak perusahaan dengan cabang perusahaan


3.1 Anak perusahaan
1. Anak perusahaan dibentuk atas dasar penyertaan saham dari induk perusahaan diluar
negeri
2. Anak perusahaan berstatus subjek pajak dalam negeri ( SPDN) karena telah memenuhi
kreteria didirikan di indonesia sesuai pasal 2 ayat (3) Undang Undang Pajak Penghasilan
3. Penghasilan yang dikenakan pajak di indonesia meliputi penghasilan yang berasal dari
dalam negeri maupun dsari luar negeri
4. Hubungan antara anak perusahaan didalam negeri dengan induk perusahaan diluar negeri
bersifat entitas legal yang terpisah
5. Antara anak perusahaan didalam negeri dengan induk perusahaan diluar negeri dapat
melakukan transaksi satu sama lain, sebagai konsekuensi dari separate entity antara anak
perusahaan didalam negeri dengan induk perusahaan diluar negeri. Namun demikian
transaksi tersebut harus memenuhi kreteria harga wajar, karena antara anak perusahaan
dengan induk perusahaan terdapat hubungan istimewa sebagaimana memiliki saham lebih
dari 25 persen pada anak perusahaan.

3.2 Cabang Perusahaan


1. Branch ( Cabang Perusahaan ) merupakan Kepanjangan tangan dari Kantor Pusat ( head
Office) di luar negeri)
2. Cabang Perusahaan luar negeri di Indonesia berstatus Subjek pajak Luar Negeri ( SPLN)
sesuai pasal 2 ayat (4) Undang – Undang Pajak Penghasilan
3. Penghasilan yang dikenakan pajak di Indonesia adalah hanya penghasilan yang bersumber
dari dalam negeri
4. Hubungan antara cabang Perusahaan di dalam negeri dengan kantor Pusat di Luar Negeri
bersifat single entity (Entitas Tunggal).
5. Antara anak cabang perusahaan di dalam negeri kantor pusat di luar negeri secara pajak
tidak diperkenankan melakukan transaksi sebagai konsekwensi dari single entity. Kecuali
transaksi pembayaran bunga pinjaman dari cabang perusahaan di dalam negeri kepada
kantor pusat di luar negeri pada bisnis perbankan.

6. Pengertian Tax Planning


Perencanaan pajak adalah salah satu cara yang dapat dimanfaatkan oleh wajib pajak dalam
melakukan manjemen perpajakan usaha atau penghasilannya, namun perlu diperhatikan
bahwa perencaan pajak yang dimaksud adalah perencanaan pajak tanpa melakukan
pelanggaran konstitusi atau Udang-Undang Perpajakan yang berlaku.
Tax Planning adalah suatu kapasitas yang dimiliki oleh wajib pajak (WP) untuk menyusun
aktivitas keuangan guna menmdapat pengeluaran (beban) pajak yang minimal. secara teoritis,
tax planning dikenal sebagai effective tax planning, yaitu seorang wajib pajak berusaha
mendapat penghematan pajak (tax saving) melalui prosedur penghindaran pajak (tax
avoidance) secara sistematis sesuai ketentuan UU Perpajakan (Hoffman, 1961).
Perencanaan pajak selalu dimulai dengan meyakinkan apakah suatu transaksi atau fenomena
terkena pajak. Kalau terkena pajak apakah dapat diupayakan untuk dikecualikan atau
dikurangin jumlah pajaknya, selanjutnya apakah pembayaran pajak yang dimaksud dapat
ditunda pembayaran dan lain sebagainya. Akhir dari prosedur perpajakan adalah pembayaran
pajak. Tentu lebih menguntungkan jika perusahaan membayar pajak pada saat terakhir dari
pada penyetoran dilakukan jauh sebelumnya.

Jenis-jenis Tax Planning.


Tax planning dibagi menjadi dua:
1. Tax planning domestic nasional (national tax planning)
National tax planning hanya memperhatikan Undang-Undang Domestik, pemilihan atas
dilaksanakan atau tidak suatu transaksi dalam national tax planning bergantung pada
transaksi tersebut, artinya untuk menghindari/mengurangi pajak, wajib pajak dapat
memilih jenis transaksi apa yang harus dilaksanakan sesuai dengan hokum pajak yang
ada, misalnya akan terkena tarif pajak khusus final atau tidak?.
2. International tax planning
International tax planning selain memperhatikan Undang-Undang Domestik, juga harus
memperhatikan undang-undang atau perjanjian pajak (tax treaty) dari negara-negara
yang terlibat.

7. Skema Tax Planning pada anak perusahaan


Pada FDI yang berbentuk subsidiary company, upaya efisiensi pajak secara global pada
umumnya digunakan dengan menggunakan dua skema yakni :
a. Skema pre tax, dilakukan manakala tarif pajak dinegara tempat investasi lebih tinggi dari
pada tarif pajak yang berlaku di negara domisili investor. Skema ini dilakukan dengan
memaksimalkan biaya-biaya yang dibayarkan kepada induk perusahaan diluar negeri.
Dengan demikian penghasilan kena pajak host contry menjadi kecil
b. Skema post tax, dilakukan dengan menunda pemberian deviden dari anak perusahaan
kepada induk perusahaan diluar negeri. Pemberian deviden dari anak perusahaan kepada
induk perusahaan di luar negeri dilakukan pada saat penghasilan kena pajak induk
perusahaan diluar negeri kecil.

1. Bentuk – bentuk Usaha Awal Sebelum Mendirikan Anak Perusahaan


Mendirikan anak perusahaan Asing (Subsidiary Company) di Indonesia
memerlukan biaya yang sangat tinggi. Bagi perusahaan Manufaktur sebelum
mendirikan anak perusahaan dan mendirikan pabrik di Indonesia, perusahaan
dapat mengoperasikan bentuk-bentuk usaha awal untuk memperkenalkan
produknya terlebih dahulu dan mengetahui apakah produk tersebut diminati oleh
masyarakat Indonesia.
2. Mendirikan Kantor Perwakilan Dagang Asing
Kantor ini semata-mata hanya melakukan promosi produk, pameran, iklan dan
riset awal, berupa riset-riset persiapan sebelum mendirikan pabrik di Indonesia.
Kantor ini tidak melakukan transaksi jual beli produk. Apabila konsumen di
Indonesia berminat untuk membeli barang tersebut , maka konsumen langsung
bertransaksi dengan kantor pusat perusahaan asing tersebut di luar negeri.
Perlakuan perpajakan atas pendirian Kantor Perwakilan Dagang Asing adalah :
a. Jika kantor Pusatnya merupakan penduduk ( resident) Negara Treaty
partner, maka sesuai ketentuan article 5 paragraph (3) Tax treaty yang
bersangkutan. TRO bukan merupakan bentuk usaha tetap ( BUT),
sehingga sesuai ketentuan artikel Bussiness profit tax treaty, Indonesia
sebagai Negara sumber tidak memiliki hak pemajakan atas penghasilan
yang diterima kantor pusat dari hasil penjualan produk di Indonesia.
b. TRO tidak mempunyai kewajiban melaporkan SPT PPh Badan Tahunan,
melainkan hanya berkewajiban membuat List of Expense
c. TRO terutang PPh potong pungut apabila terdapat transaksi yang
merupakan objek PPh potong pungut
d. Penghasilan yang diterima / diperoleh karyawan-karyawan TRO, baik
asing maupun lokal, merupakan objek PPh pasal 21/26
3. Mengikat kontrak keagenan dengan perusahaan local di Indonesia, kontrak
keagenan yang dibentuk sebaiknya adalah keagenan bebas ( Independent
Agent)
Dalam hal ini yang menjualkan produk perusahaan luar negeri tersebut adalah
pihak agen transaksi jual beli produk dilakukan antara konsumen dengan agen,
agen akan menerima komisi keagenan bebas, maka perusahaan luar negeri
tersebut tidak dianggap sebagai memiliki BUT di Indonesia, sehingga Indonesia
tidak mempunyai hak pemajakan yang diterma/ diperoleh agen bebas tersebut
4. Mengikat kontrak dengan perdagangan perantara lokal
Dalam hal ini perusahaan pedagang perantara tersebut hanya membantu
melakukan promosi atas produk kantor pusat agar dapat dijual di Indonesia.
Apabila ada konsumen di Indonesia yang berminat, maka konsumen dapat
langsung melakukan transaksi dengan kantor pusat di luar negeri. Dengan cara ini
Indonesia tidak memiliki hak perpajakan atas penghasilan kantor pusat dari hasil
penjualan produk di Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai