Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH PENGHANTAR ILMU MANAJEMEN

Makalah Ini Diajukan Untuk Menjelaskan Tentang Kepemimpinan Dalam


Organisasi
MATA KULIAH PENGHANTAR ILMU MANAJEMEN

Disusun Oleh :Kelompok 2

Bayu Apriadi (201827030)


Hamdi Muktar (201827027)

FAKULTAS/JURUSAN : FTIK/ MPI


UNIT :1
PEMBIMBING : Dr.Almuhajir

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI


LHOKSEUMAWE
2018/2019
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga saya dapat menyelesaikan
makalah ini.

Shalawat serta salam senantiasa saya curahkan kepada Rasulullah SAW,


Nabi dan Rasul terakhir yang telah membimbing umatnya ke jalan yang benar dan
sekaligus menyempurnakan akhlak melalui petunjuk wahyu Illahi.

Tak lupa saya menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu saya dalam penulisan makalah ini. Sehingga saya dapat menyelesaikan
makalah dengan bertema “idul fitri dan isem 1”.

Demikian dalam penulisan makalah ini tentu masih banyak kelemahan dan
kekurangannya, untuk itu saya meminta saran dan kritik yang membangun agar
makalah ini dapat lebih baik lagi. Semoga makalah ini bermanfaat.

Lhokseumawe, September 2018

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................................. i


DAFTAR ISI ................................................................................................................. ii

BAB I : PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ............................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah ....................................................................................... 1
C. Tujuan Penulisan ......................................................................................... 1

BAB II : PEMBAHASAN
A. ..................................................................................................................... 2
B. ..................................................................................................................... 3
C. ..................................................................................................................... 5
D. ..................................................................................................................... 7

BAB III : PENUTUPAN

A. Kesimpulan.................................................................................................. 8
B. Saran ............................................................................................................ 8

DAFTAR PUSTAKA
Kepemimpinan Dalam Organisasi
a.Pengertian Kepemimpinan

Kepemimpinan adalah keunggulan seseorang atau beberapa individu dalam


kelompok, dalam proses mengontrol gejala-gejala sosial
Brown (1936) berpendapat bahwa pemimpin tidak dapat dipisahkan dari
kelompok, akan tetapi boleh dipandang sebagai suatu posisi dengan potensi tinggi
di lapangan. Dalam hal sama, Krech dan Crutchfield memandang bahwa dengan
kebaikan dari posisinya yang khusus dalam kelompok ia berperan sebagai agen
primer untuk penentuan struktur kelompok, suasana kelompok, tujuan kelompok,
ideologi kelompok, dan aktivitas kelompok.
Kepemimpinan sebagai suatu kemampuan meng-handel orang lain untuk
memperoleh hasil yang maksimal dengan friksi sesedikit mungkin dan kerja sama
yang besar, kepemimpinan merupakan kekuatan semangat/moral yang kreatif dan
terarah.
Pemimpin adalah individu yang memiliki program/rencana dan bersama anggota
kelompok bergerak untuk mencapai tujuan dengan cara yang pasti.
Muncul dua pertanyaan yang menjadi perdebatan mengenai pemimpin,
Apakah seorang pemimpin dilahirkan atau ditempat?
Apakah efektivitas kepemimpinan seseorang dapat dialihkan dari satu organisasi
ke organisasi yang lain oleh seorang pemimpin yang sama?
Untuk menjawab pertanyaan pertama tersebut kita lihat beberapa pendapat berikut
:
Pihak yang berpendapat bahwa “pemimpin itu dilahirkan” melihat bahwa
seseorang hanya akan menjadi pemimpin yang efektif karena dia dilahirkan
dengan bakat-bakat kepemimpinannya.
Kubu yang menyatakan bahwa “pemimpin dibentuk dan ditempa” berpendapat
bahwa efektivitas kepemimpinan seseorang dapat dibentuk dan ditempa. Caranya
adalah dengan memberikan kesempatan luas kepada yang bersangkutan untuk
menumbuhkan dan mengembangkan efektivitas kepemimpinannya melalui
berbagai kegiatan pendidikan dan latihan kepemimpinan.
Sondang (1994) menyimpulkan bahwa seseorang hanya akan menjadi seorang
pemimpin yang efektif apabila :
seseorang secara genetika telah memiliki bakat-bakat kepemimpinan
bakat-bakat tersebut dipupuk dan dikembangkan melalui kesempatan untuk
menduduki jabatan kepemimpinannya
ditopang oleh pengetahuan teoritikal yang diperoleh melalui pendidikan dan
latihan, baik yang bersifat umum maupun yang menyangkut teori kepemimpinan.
Untuk menjawab pertannyaan kedua dapat dirumuskan dua kategori yang sudah
barang tentu harus dikaji lebih jauh lagi:
Keberhasilan seseorang memimpin satu organisasi dengan sendirinya dapat
dilaihkan kepada kepemimpinan oleh orang yang sama di organisasi lain
Keberhasilan seseorang memimpin satu organisasi tidak merupakan jaminan
keberhasilannya memimpin organisasi lain.

sumber : dosen ut-online.2012.elearning.ut.ac.id. jakarta.kelas mahasiswa ut-online.


b. Macam Macam Tipe Kepemimpinan
1.Kepemimpimpinan Tipe Kharismatis

Tipe kepemimpinan karismatis memiliki kekuatan energi, daya tarik dan


pembawaan yang luar biasa untuk mempengaruhi orang lain, sehingga ia
mempunyai pengikut yang sangat besar jumlahnya dan pengawal-pengawal yang
bisa dipercaya. Kepemimpinan kharismatik dianggap memiliki kekuatan ghaib
(supernatural power) dan kemampuan-kemampuan yang superhuman, yang
diperolehnya sebagai karunia Yang Maha Kuasa. Kepemimpinan yang
kharismatik memiliki inspirasi, keberanian, dan berkeyakinan teguh pada
pendirian sendiri. Totalitas kepemimpinan kharismatik memancarkan pengaruh
dan daya tarik yang amat besar.

2. Tipe Kepemimpinan Paternalistis/Maternalistik

Kepemimpinan paternalistik lebih diidentikkan dengan kepemimpinan yang


kebapakan dengan sifat-sifat sebagai berikut: (1) mereka menganggap
bawahannya sebagai manusia yang tidak/belum dewasa, atau anak sendiri yang
perlu dikembangkan, (2) mereka bersikap terlalu melindungi, (3) mereka jarang
memberikan kesempatan kepada bawahan untuk mengambil keputusan sendiri,
(4) mereka hampir tidak pernah memberikan kesempatan kepada bawahan untuk
berinisiatif, (5) mereka memberikan atau hampir tidak pernah memberikan
kesempatan pada pengikut atau bawahan untuk mengembangkan imajinasi dan
daya kreativitas mereka sendiri, (6) selalu bersikap maha tahu dan maha benar.

Sedangkan tipe kepemimpinan maternalistik tidak jauh beda dengan tipe


kepemimpinan paternalistik, yang membedakan adalah dalam kepemimpinan
maternalistik terdapat sikap over-protective atau terlalu melindungi yang sangat
menonjol disertai kasih sayang yang berlebih lebihan.

3. Tipe Kepemimpinan Militeristik

Tipe kepemimpinan militeristik ini sangat mirip dengan tipe kepemimpinan


otoriter. Adapun sifat-sifat dari tipe kepemimpinan militeristik adalah: (1) lebih
banyak menggunakan sistem perintah/komando, keras dan sangat otoriter, kaku
dan seringkali kurang bijaksana, (2) menghendaki kepatuhan mutlak dari
bawahan, (3) sangat menyenangi formalitas, upacara-upacara ritual dan tanda-
tanda kebesaran yang berlebihan, (4) menuntut adanya disiplin yang keras dan
kaku dari bawahannya, (5) tidak menghendaki saran, usul, sugesti, dan kritikan-
kritikan dari bawahannya, (6) komunikasi hanya berlangsung searah.

4. Tipe Kepemimpinan Otokratis (Outhoritative, Dominator)

Kepemimpinan otokratis memiliki ciri-ciri antara lain: (1) mendasarkan diri pada
kekuasaan dan paksaan mutlak yang harus dipatuhi, (2) pemimpinnya selalu
berperan sebagai pemain tunggal, (3) berambisi untuk merajai situasi, (4) setiap
perintah dan kebijakan selalu ditetapkan sendiri, (5) bawahan tidak pernah diberi
informasi yang mendetail tentang rencana dan tindakan yang akan dilakukan, (6)
semua pujian dan kritik terhadap segenap anak buah diberikan atas pertimbangan
pribadi, (7) adanya sikap eksklusivisme, (8) selalu ingin berkuasa secara absolut,
(9) sikap dan prinsipnya sangat konservatif, kuno, ketat dan kaku, (10) pemimpin
ini akan bersikap baik pada bawahan apabila mereka patuh.

5. Tipe Kepemimpinan Laissez Faire

Pada tipe kepemimpinan ini praktis pemimpin tidak memimpin, dia membiarkan
kelompoknya dan setiap orang berbuat semaunya sendiri. Pemimpin tidak
berpartisipasi sedikit pun dalam kegiatan kelompoknya. Semua pekerjaan dan
tanggung jawab harus dilakukan oleh bawahannya sendiri. Pemimpin hanya
berfungsi sebagai simbol, tidak memiliki keterampilan teknis, tidak mempunyai
wibawa, tidak bisa mengontrol anak buah, tidak mampu melaksanakan koordinasi
kerja, tidak mampu menciptakan suasana kerja yang kooperatif. Kedudukan
sebagai pemimpin biasanya diperoleh dengan cara penyogokan, suapan atau
karena sistem nepotisme. Oleh karena itu organisasi yang dipimpinnya biasanya
morat marit dan kacau balau.

6. Tipe Kepemimpinan Populistis

Kepemimpinan populis berpegang teguh pada nilai-nilai masyarakat yang


tradisonal, tidak mempercayai dukungan kekuatan serta bantuan hutang luar
negeri. Kepemimpinan jenis ini mengutamakan penghidupan kembali sikap
nasionalisme.

7. Tipe Kepemimpinan Administratif/Eksekutif

Kepemimpinan tipe administratif ialah kepemimpinan yang mampu


menyelenggarakan tugas-tugas administrasi secara efektif. Pemimpinnya biasanya
terdiri dari teknokrat-teknokrat dan administratur-administratur yang mampu
menggerakkan dinamika modernisasi dan pembangunan. Oleh karena itu dapat
tercipta sistem administrasi dan birokrasi yang efisien dalam pemerintahan. Pada
tipe kepemimpinan ini diharapkan adanya perkembangan teknis yaitu teknologi,
indutri, manajemen modern dan perkembangan sosial ditengah masyarakat.

8. Tipe Kepemimpinan Demokratis

Kepemimpinan demokratis berorientasi pada manusia dan memberikan bimbingan


yang efisien kepada para pengikutnya. Terdapat koordinasi pekerjaan pada semua
bawahan, dengan penekanan pada rasa tanggung jawab internal (pada diri sendiri)
dan kerjasama yang baik. kekuatan kepemimpinan demokratis tidak terletak pada
pemimpinnya akan tetapi terletak pada partisipasi aktif dari setiap warga
kelompok.

Kepemimpinan demokratis menghargai potensi setiap individu, mau


mendengarkan nasehat dan sugesti bawahan. Bersedia mengakui keahlian para
spesialis dengan bidangnya masing-masing. Mampu memanfaatkan kapasitas
setiap anggota seefektif mungkin pada saat-saat dan kondisi yang tepat.

REFLEKSI DARI TIPE KEPEMIMPINAN TSB:


Pada dasar Tipe Kepemimpinan ini bukan suatu hal yang mutlak untuk
diterapkan, karena pada dasarnya semua jenis gaya kepemimpinan itu memiliki
keunggulan masing-masing. Pada situasi atau keadaan tertentu dibutuhkan gaya
kepemimpinan yang otoriter, walaupun pada umumnya gaya kepemimpinan yang
demokratis lebih bermanfaat. Oleh karena itu dalam aplikasinya, tinggal
bagaimana kita menyesuaikan gaya kepemimpinan yang akan diterapkan dalam
keluarga, organisasi/perusahan sesuai dengan situasi dan kondisi yang menuntut
diterapkannnya gaya kepemimpinan tertentu untuk mendapatkan manfaat.

Sumber http://belajarpsikologi.com/tipe-tipe-kepemimpinan/
c. Teori Teori Kepemimpinan
TEORI KEPEMIMPINAN KLASIK DAN TEORI KONTINGENSI
Kepemimpinan Menurut Teori Sifat (Trait Theory)

Studi-studi mengenai sifat-sifat/ciri-ciri mula-mula mencoba untuk mengidentifikasi


karakteristik-karakteristik fisik, ciri kepribadian, dan kemampuan orang yang
dipercaya sebagai pemimpin alami. Ratusan studi tentang sifat/ciri telah dilakukan,
namun sifat-sifat/ciri-ciri tersebut tidak memiliki hubungan yang kuat dan konsisten
dengan keberhasilan kepemimpinan seseorang. Penelitian mengenai sifat/ciri tidak
memperhatikan pertanyaan tentang bagaimana sifat/ciri itu berinteraksi sebagai
suatu integrator dari kepribadian dan perilaku atau bagaimana situasi menentukan
relevansi dari berbagai sifat/ciri dan kemampuan bagi keberhasilan seorang
pemimpin.

Berbagai pendapat tentang sifat-sifat/ciri-ciri ideal bagi seorang pemimpin telah


dibahas dalam kegiatan belajar ini termasuk tinjauan terhadap beberapa sifat/ciri
yang ideal tersebut.
Kepemimpinan Menurut Teori Perilaku (Behavioral Theory)

Selama tiga dekade, dimulai pada permulaan tahun 1950-an, penelitian mengenai
perilaku pemimpin telah didominasi oleh suatu fokus pada sejumlah kecil aspek dari
perilaku. Kebanyakan studi mengenai perilaku kepemimpinan selama periode
tersebut menggunakan kuesioner untuk mengukur perilaku yang berorientasi pada
tugas dan yang berorientasi pada hubungan. Beberapa studi telah dilakukan untuk
melihat bagaimana perilaku tersebut dihubungkan dengan kriteria tentang efektivitas
kepemimpinan seperti kepuasan dan kinerja bawahan. Peneliti-peneliti lainnya
menggunakan eksperimen laboratorium atau lapangan untuk menyelidiki bagaimana
perilaku pemimpin mempengaruhi kepuasan dan kinerja bawahan. Jika kita cermati,
satu-satunya penemuan yang konsisten dan agak kuat dari teori perilaku ini adalah
bahwa para pemimpin yang penuh perhatian mempunyai lebih banyak bawahan
yang puas.

Hasil studi kepemimpinan Ohio State University menunjukkan bahwa perilaku


pemimpin pada dasarnya mengarah pada dua kategori yaitu consideration dan
initiating structure. Hasil penelitian dari Michigan University menunjukkan bahwa
perilaku pemimpin memiliki kecenderungan berorientasi kepada bawahan dan
berorientasi pada produksi/hasil. Sementara itu, model leadership continuum dan
Likert’s Management Sistem menunjukkan bagaimana perilaku pemimpin terhadap
bawahan dalam pembuatan keputusan. Pada sisi lain, managerial grid, yang
sebenarnya menggambarkan secara grafik kriteria yang digunakan oleh Ohio State
University dan orientasi yang digunakan oleh Michigan University. Menurut teori ini,
perilaku pemimpin pada dasarnya terdiri dari perilaku yang pusat perhatiannya
kepada manusia dan perilaku yang pusat perhatiannya pada produksi.

Teori Kontingensi (Contigensy Theory)

Teori-teori kontingensi berasumsi bahwa berbagai pola perilaku pemimpin (atau ciri)
dibutuhkan dalam berbagai situasi bagi efektivitas kepemimpinan. Teori Path-Goal
tentang kepemimpinan meneliti bagaimana empat aspek perilaku pemimpin
mempengaruhi kepuasan serta motivasi pengikut. Pada umumnya pemimpin
memotivasi para pengikut dengan mempengaruhi persepsi mereka tentang
konsekuensi yang mungkin dari berbagai upaya. Bila para pengikut percaya bahwa
hasil-hasil dapat diperoleh dengan usaha yang serius dan bahwa usaha yang
demikian akan berhasil, maka kemungkinan akan melakukan usaha tersebut. Aspek-
aspek situasi seperti sifat tugas, lingkungan kerja dan karakteristik pengikut
menentukan tingkat keberhasilan dari jenis perilaku kepemimpinan untuk
memperbaiki kepuasan dan usaha para pengikut.

LPC Contingency Model dari Fiedler berhubungan dengan pengaruh yang


melunakkan dari tiga variabel situasional pada hubungan antara suatu ciri pemimpin
(LPC) dan kinerja pengikut. Menurut model ini, para pemimpin yang berskor LPC
tinggi adalah lebih efektif untuk situasi-situasi yang secara moderat menguntungkan,
sedangkan para pemimpin dengan skor LPC rendah akan lebih menguntungkan baik
pada situasi yang menguntungkan maupun tidak menguntungkan. Leader Member
Exchange Theory menjelaskan bagaimana para pemimpin mengembangkan
hubungan pertukaran dalam situasi yang berbeda dengan berbagai pengikut. Hersey
and Blanchard Situasional Theory lebih memusatkan perhatiannya pada para
pengikut. Teori ini menekankan pada perilaku pemimpin dalam melaksanakan tugas
kepemimpinannya dan hubungan pemimpin pengikut.

Leader Participation Model menggambarkan bagaimana perilaku pemimpin dalam


proses pengambilan keputusan dikaitkan dengan variabel situasi. Model ini
menganalisis berbagai jenis situasi yang mungkin dihadapi seorang pemimpin dalam
menjalankan tugas kepemimpinannya. Penekanannya pada perilaku kepemimpinan
seseorang yang bersifat fleksibel sesuai dengan keadaan yang dihadapinya.

TEORI KEPEMIMPINAN KONTEMPORER


Teori Atribut Kepemimpinan

Teori atribusi kepemimpinan mengemukakan bahwa kepemimpinan semata-mata


merupakan suatu atribusi yang dibuat orang atau seorang pemimpin mengenai
individu-individu lain yang menjadi bawahannya.

Beberapa teori atribusi yang hingga saat ini masih diakui oleh banyak orang yaitu:

Teori Penyimpulan Terkait (Correspondensi Inference), yakni perilaku orang lain


merupakan sumber informasi yang kaya.

Teori sumber perhatian dalam kesadaran (Conscious Attentional Resources) bahwa


proses persepsi terjadi dalam kognisi orang yang melakukan persepsi (pengamatan).

Teori atribusi internal dan eksternal dikemukakan oleh Kelly & Micella, 1980 yaitu
teori yang berfokus pada akal sehat.

http://armandjexo.blogspot.com/2012/04/kepemimpinan-dalam-organisasi-
jelaskan.html
d. Tugas Kepemimpinan

Sedangkan tugas kepemimpinan yaitu, melaksanakan fungsi-fungsi manajemen


seperti yang telah disebutkan sebelumnya yang terdiri dari: merencanakan,
mengorganisasikan, menggerakkan, dan mengawasi.

Terlaksananya tugas-tugas tersebut tidak dapat dicapai hanya oleh pimpinan


seorang diri, tetapi dengan menggerakan orang-orang yang dipimpinnya. Agar
orang-orang yang dipimpin mau bekerja secara erektif seorang pemimpin di
samping harus memiliki inisiatif dan kreatif harus selalu memperhatikan
hubungan manusiawi. Secara lebih terperinci tugas-tugas seorang pemimpin
meliputi: pengambilan keputusan menetapkan sasaran dan menyusun
kebijaksanaan, mengorganisasikan dan menempatkan pekerja, mengkoordinasikan
kegiatan-kegiatan baik secara vertikal (antara bawahan dan atasan) maupun secara
horisontal (antar bagian atau unit), serta memimpin dan mengawasi pelaksanaan
pekerjaan.

e. Fungsi Kepemimpinan

Fungsi pemimpin dalam suatu organisasi tidak dapat dibantah merupakan sesuatu
fungsi yang sangat penting bagi keberadaan dan kemajuan organisasi yang
bersangkutan. Pada dasarnya fungsi kepemimpinan memiliki 2 aspek yaitu :

> Fungsi administrasi, yakni mengadakan formulasi kebijaksanaan administrasi


dan menyediakan fasilitasnya.

> Fungsi sebagai Top Manajemen, yakni mengadakan planning, organizing,


staffing, directing, commanding, controling, dsb.

Dalam upaya mewujudkan kepemimpinan yang efektif, maka kepemimpinan


tersebut harus dijalankan sesuai dengan fungsinya. Sehubungan dengan hal
tersebut, menurut Hadari Nawawi (1995:74), fungsi kepemimpinan berhubungn
langsung dengan situasi sosial dalam kehidupan kelompok masing-masing yang
mengisyaratkan bahwa setiap pemimpin berada didalam, bukan berada diluar
situasi itu Pemimpin harus berusaha agar menjadi bagian didalam situasi sosial
keiompok atau organisasinya.

Fungsi kepemimpinan menurut Hadari Nawawi memiliki dua dimensi yaitu:

1) Dimensi yang berhubungan dengan tingkat kemampuan mengarahkan dalam


tindakan atau aktifitas pemimpin, yang terlihat pada tanggapan orang-orang yang
dipimpinya.

2) Dimensi yang berkenaan dengan tingkat dukungan atau keterlibatan orang-


orang yang dipimpin dalam melaksnakan tugas-tugas pokok kelompok atau
organisasi, yang dijabarkan dan dimanifestasikan melalui keputusan-keputusan
dan kebijakan pemimpin.

Sehubungan dengan kedua dimensi tersebut, menurut Hadari Nawawi, secara


operasional dapat dibedakan lima fungsi pokok kepemimpinan, yaitu:

1. Fungsi Instruktif.

Pemimpin berfungsi sebagai komunikator yang menentukan apa (isi perintah),


bagaimana (cara mengerjakan perintah), bilamana (waktu memulai, melaksanakan
dan melaporkan hasilnya), dan dimana (tempat mengerjakan perintah) agar
keputusan dapat diwujudkan secara efektif. Sehingga fungsi orang yang dipimpin
hanyalah melaksanakan perintah.

2. Fungsi konsultatif.

Pemimpin dapat menggunakan fungsi konsultatif sebagai komunikasi dua arah.


Hal tersebut digunakan manakala pemimpin dalam usaha menetapkan keputusan
yang memerlukan bahan pertimbangan dan berkonsultasi dengan orang-orang
yang dipimpinnya.

3. Fungsi Partisipasi.

Dalam menjaiankan fungsi partisipasi pemimpin berusaha mengaktifkan orang-


orang yang dipimpinnya, baik dalam pengambilan keputusan maupun dalam
melaksanakannya. Setiap anggota kelompok memperoleh kesempatan yang sama
untuk berpartisipasi dalam melaksanakan kegiatan yang dijabarkan dari tugas-
tugas pokok, sesuai dengan posisi masing-masing.

4. Fungsi Delegasi

Dalam menjalankan fungsi delegasi, pemimpin memberikan pelimpahan


wewenang membuay atau menetapkan keputusan. Fungsi delegasi sebenarnya
adalah kepercayaan ssorang pemimpin kepada orang yang diberi kepercayaan
untuk pelimpahan wewenang dengan melaksanakannya secara bertanggungjawab.
Fungsi pendelegasian ini, harus diwujudkan karena kemajuan dan perkembangan
kelompok tidak mungkin diwujudkan oleh seorang pemimpin seorang diri.

5. Fungsi Pengendalian.

Fungsi pengendalian berasumsi bahwa kepemimpinan yang efektif harus mampu


mengatur aktifitas anggotanya secara terarah dan dalam koordinasi yang efektif,
sehingga memungkinkan tercapainya tujuan bersama secara maksimal. Dalam
melaksanakan fungsi pengendalian, pemimpin dapat mewujudkan melalui
kegiatan bimbingan, pengarahan, koordinasi, dan pengawasan.
Kemudian menurut Yuki (1998) fungsi kepemimpinan adalah usaha
mempengaruhi dan mengarahkan karyawan untuk bekerja keras, memiliki
semangat tinggi, dan memotivasi tinggi guna mencapai tujuan organisasi. Hal ini
terutama terikat dengan fungsi mengatur hubungan antara individu atau kelompok
dalam organisasi. Selain itu, fungsi pemimpin dalam mempengaruhi dan
mengarahkan individu atau kelompok bertujuan untuk membantu organisasi
bergerak kearah pencapaian sasaran. Dengan demikian, inti kepemimpinan bukan
pertama-tama terletak pada kedudukannya daiam organisasi, melainkan
bagaimana pemimpin melaksanakan fungsinya sebagai pemimpin. Fungsi
kepemimpinan yang hakiki adalah :

Selaku penentu arah yang akan ditempuh dalam usaha untuk pencapaian tujuan

Sebagai wakil dan juru bicara organisasi dalam hubungan dengan pihak luar.

Sebagai komunikator yang efektif.

Sebagai integrator yang efektif, rasional, objektif, dan netral.

Fungsi pokok pimpinan adalah:

• Memberikan kerangka pokok yang jelas yang dapat dijadikan pegangan oleh
anggotanya.

• Mengawasi, mengendalikan dan menyalurkan perilaku anggota yang dipimpin

• Bertindak sebagai wakil kelompok dalam berhubungan dengan dunia luar

Fungsi kepemimpinan itu pada pokoknya adalah menjalankan wewenang


kepemimpinan, yaitu menyediakan suatu sistem komunikasi, memelihara
kesediaan bekerja sama dan menjamin kelancaran serta keutuhan organisasi atau
perusahaan.

Fungsi-fungsi kepemimpinan meliputi kegiatan dan tindakan sebagai berikut:

a. Pengambilan keputusan

b. Pengembangan imajinasi

c. Pendelegasian wewenang kepada bawahan

d. Pengembangan kesetiaan para bawahan

e. Pemrakarsaan, penggiatan dan pengendalian rencana-rencana

f. Pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber-sumber lainnya


g. Pelaksanaan keputusan dan pemberian dorongan kepada para pelaksana

h. Pelaksanaan kontrol dan perbaikan kesalahan-kesalahan

i. Pemberian tanda penghargaan kepada bawahan yang berprestasi

j. Pertanggungjawaban semua tindakan

f. Tanggung Jawab Kepemimpinan

Kepemimpinan yang juga merupakan seni dalam mempengaruhi orang lain agar
mau bekerjasama untuk mencapai tujuan, memerlukan tanggung jawab orang
yang berfungsi sebagai pemimpin. Menurut Drs. Hidjirachman Ranupandojo
et.AL., dengan mengutip pendapat Robert C. Miljus dalam buku “Effective
Leadership and the motivation of Human Resources” (1992:152) mengatakan
bahwa tanggung jawab para pemimpin adalah sebagai berikut :

 Menentukan tujuan pelaksanaan kerja realitas (dalam artian kuantitas,


kualitas, keamanan dan sebagainya)
 Melengkapai para karyawan dengan sumber-sumber dana yang diperlukan
untuk menjalankan tugasnya.
 Mengkomunikasikan pada karyawan tentang apa yang diharapkan dari
mereka.
 Memberikan susunan hadiah yang sepadan untuk mendorong prestasi.
 Mendelegasikan wewenang apabila diperlukan dan mengundang
partisipasi apabila memungkunkan.
 Menghilangkan hambatan untuk pelaksanaan pekerjaan yang efektif.
 Menilai pelaksanaan pekerjaan yang menkomunikasikan hasilnya.
 Menunjukan perhatian pada karyawan.

g. Kesimpulan

Tidaklah mudah menjadi seorang pemimipin, karena mereka harus memiliki sejumlah
kualitas tertentu. Kalau seorang pemimpin salah dalam bertindak, maka bawahan bisa
saja langsung menganggap buruk.

Sumber: https://blingjamong.wordpress.com/2014/02/07/kepemimpinan-fungsi-
tanggung-jawab-dan-ciri-pemimpin/
DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai