Anda di halaman 1dari 3

PENCABUTAN GIGI PERMANENT

NO DOKUMEN NO. REVISI Halaman

SPO/ /I/2017 00 1 dari 4


RUMAH SAKIT
BHAYANGKARA
PUSDIK BRIMOB
Tanggal Terbit Ditetapkan
STANDARD KEPALA RUMAH SAKIT BHAYANGKARA
PROSEDUR PUSDIK BRIMOB
OPERASIONAL Tgl. Januari 2017
(SPO)
dr. HARIS ABDULLAH, Sp.P.M.M
KOMPOL NRP 73040580
PENGERTIAN 1. Pencabutan gigi merupakan suatu prosedur pengeluaran gigi dari
Aveolus, dimana pada gigi tersebut sudah tidak dapat dilakukan
perawatan lagi.
2. Pencabutan gigi juga merupakan suatu tindakan pembedahan yang
melibatkan jaringan bergerak dan jaringan lunak pada rongga mulut,
akses yang dibatasi oleh bibir dan pipi, dan selanjutnya dihubungkan atau
disatukan oleh gerakan lidah dan rahang.

TUJUAN 1. Sebagai acuan bagi seluruh tenaga medis dan paramedic dalam
melaksanakan ketentuan tentang persetujuan tindakan medis
2. Agar pasien mengetahui prosedur penanganan penyakitnya bisa
membahayakan atau tidak
3. Agar pasien dan keluarga mendapatkan informasi tentang hal-hal yang
perlu dipersiapkan sebelum dilakukan tindakan medis

KEBIJAKAN 1. Setiap tindakan medis yang akan dilakukan terhadap pasien harus
diinformasikan kepada pasien dan harus mendapat persetujuan dari
pasien dan/atau keluarga
2. Persetujuan tindakan dari pasien dan/atau keluarga harus dibuktikan
dengan pengisian form persetujuan tindakan medis (Informed
consent)

REFERENSI 1. UU No. 29 Tahun 2004 Tentang Praktik Kedokteran


2. Permenkes No. 290/menkes/per/2008

I. Menyapa pasien dengan ramah


II. Anamnesa
1. Menayakan dan mencatat identitas penderita
2. Keluhan utama
PROSEDUR 2.1. Lokasi gigi yang sakit
2.2. Mulai kapan dirasakan
2.3. Sifat sakit
a. Terus menerus
b. Kadang-kadang : timbulnya rasa sakit, rasa sakit
menyebar/setempat, sudah diobati/belum.
3. Riwayat kesehatan umum
II.1. Apakah punya penyakit :
a. Jantung ; keluar keringat dingin, berdebar, sesak nafas,
nyeri dada.
b. Kencing manis ; keluhan 3P (sering kencing, sering
lapar, sering haus), bila ada luka tidak sembuh-sembuh,
bau mulut khas (Halitosis), radang jaringan penyangga
(menyebabkan gigi goyang)
c. Darah tinggi.
d. Kehamilan pada khususnya wanita ; umur kehamilan,
berhubungan dengan pemberian obat anaesthesi, alergi,
asma.
e. TBC
f. Hepatisis ; gejala (rasa mual, munyah, icterus)
g. HIV/AIDS/Penyakit Kelamin.
III. Pemeriksaan
E.O : Pipi diraba : dengan empat jari dengan menekan pipi secara
lembut bila ada benjolan/pembengkakan kekenyalannya
:keras/lunak/ada fluktuasi/tidak.
Bibir dilihat : dengan cara, ditarik dengan 2 (dua) jari (telunjuk dan
jempol), untuk bibir bawah-ditarik ke bawah, untuk bibir atas-
diratik ke atas.
Diraba : bila ada perubahan warna/benjolan diraba dengan cara ditekan
secara lembut dengan 2 (dua)
jari (bila ada pembengkakan) : Keras/Lunak.
Kel. Lymphe : diraba ; ada pembengkakakan/tidak dengan 2 (dua)
jari telunjuk dan jari tengah.
I.O :
1. Pemeriksaan pada gigi yang sakit dengan : v perkusi : sama
dengan prosedur perkusi , V Druk/ditekan : sama dengan
prosedur druk pada tumpatan.
2. pemeriksaan pada seluruh gigi dijaringan sekitar gigi.
Meliputi ; warna, posisi (malposisi) karies dan kelainan-
kelainan lainnya.
3. Mukosa pipi/jaringan periodontal.
IV. Dianosa
Ditegakkan berdasarkan bersarkan :
1. Anamnesa
2. Keluhan utama.
3. Pemeriksaan E.O.
4. Pemeriksaan I.O.
V. Rencana perawatan
Pencabutan gigi permanen
1. Diagnose
2. Bila masih infeksi akut maka pencabutan ditunda dan
menjelaskan kepaa pasiententang bahaya bila pencabutan pada
gigi yang masih dalam keadaan infeksi.
3. Memberikan pengobatan dan menjadwalkan rencana
pencabutan.
4. Member tahu pasien bahwa gigi harus dicabut dan member
tahu setiap tahap yang akan dilakukan serta menanyakan
apakah pasien sudah makan atau belum.
Tahap yang dilakukan :
1. Membantu pasien tentang lokasi atau tempat yang akan
dilakukan ansthesi (disuntik).
2. Asepsis daerah yang akan dilakukan penyuntikan dengan
menggunakan antiseptic.
3. Setelah jarum disuntikkan, aspirasi untuk memastikan tidak
terjadi injeksi ekstra vaskuler.
4. Deponir bahan anasthesi secara perlahan apabila, terjadi
penumpukan cairan anesthesia, lakukan massage di tempat
yang di anesthesia.
5. Observasi pasien sambil menunggu efek anesthesia.
6. Jika sudah anesthesia bereaksi, baru dilakukan ekstaksi.
7. Apabila gigi sudah tercabut, periksa soket untuk memastikan
tidak ada sisa gigi/fragmen tulang.
8. Kompresi soket, lalu gigit tampon kurang lebih 30 menit s/d 1
jam.
Instruksi pasca pencabutan :
1. Memberikan instruksi kepada pasien untuk tidak makan
sebelum efek anesthesia hilang.
2. Untuk mengunyah makanan pada sisi yang tidak dicabut.
3. Tidak memperkenankan pasien menghisap-hisap bekas cabutan.
4. Minum obat yang diresepkan dokter.
5. Menjelaskan manfaat dari instruksi dan akibat bila pasien tidak
mematuhi instruksi.
Control pasca pencabutan.

UNIT TERKAIT POLI GIGI

Anda mungkin juga menyukai