Tetes air yang ditunggu akhirnya datang juga di bulan November 2015 ini. Hal ini
terutama sangat menggembirakan bagi beberapa daerah yang selam aini dilanda kekeringan
dan bencana asap. Beberapa titik api yang selama ini terdapat di beberapa daerah sudah
berkurang drastic. Hujan mulai membasahi sejumlah wilayah di Indonesia.
Namun, baru saja datang dengan berkah dan harapan dari sejuta asa, hujan sudah
membawa bencana. Sebut saja genangan dan banjir yang terjadi di Jakarta. Hujan deras disertai
angina kencang menyapa Jakarta Sabtu, 7 November 2015. Akibatnya, beberapa ruas jalan
tergenang dan pohon tumbang. Hujan disertai petir juga melanda Bogor, Jawa Barat. Satu
orang dilaporkan tewas akibat tersambar petir. Oleh karena itu, di beberapa daerah BMKG
sudah memberikan peringatan agar masyarakat waspada dengan bencana banjir, beserta dengan
bencana lain yang mungkin menyertai curah hujan yang nanti sangat tinggi seperti tanah
longsor.
Di Jakarta sendiri, pemerintah terus melakukan kerja keras melawan banjir. Sejak 20
Agustus 2015, pemerintah mulai melakukan normalisasi sungai Ciliwung. Pemukiman liar di
tepi sungai Ciliwung di Kampung Pulo, Jatinegara pun digusur meski ditentang keras oleh
warga hingga terjadi bentrokan. Penggusuran di Kampung Pulo pun jalan terus. Rumah-rumah
yang berdiri secara illegal di tepi sungai Ciliwung itu dirobohkan petugas. Badan sungai
Ciliwung yang menyempit hingga tinggal 8-20 meter diperlebar hingga 50 meter. Kedalaman
sungai juga dinormalkan dengan pengerukan. Upaya lain adalha mengurangi debit air sungai
Ciliwung dengan membuat sodetan berupa saluran air 14 meter di bawah permukaan tanah
sepanjang 1,2 km untuk mengalirkan air Ciliwung ke Kanal Banjir Timur.
Sayangnya, dalam hal melawan banjir, Jakarta tak hanya berhadapan dengan alam tapi
juga dengan kebiasaan buruk sebagian masyarakat membuang sampah secara sembarangan.
Dengan seenaknya masyarakat membuang sampah di sungai dan kali. Padahal, akibat banjir
ini, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat selama 2014 saja, 21 orang
tewas akibat banjir di Jakarta. Apa boleh buat, Pemprov DKI Jakarta harus bekerja lebih keras
untuk melawan banjir. Tidak banyak waktu tersisa sebelum puncak musim hujan menyapa dan
membanjiri Jakarta, terutama karena BMKG menginformasikan, hujan akan lebih merata dan
tinggi di pertengahan Desember 2015 ini.
Disarikan dari:
http://news.liputan6.com/read/2360558/kala-musim-penghujan-datang
http://news.liputan6.com/read/2368768/jakarta-diminta-siaga-banjir-pertengahan-desember-
2015
http://news.liputan6.com/read/2353959/puting-beliung-sapu-772-rumah-di-bogor
http://tv.liputan6.com/read/2365869/barometer-pekan-ini-jakarta-melawan-banjir
Tipe A (60%) – Jawablah soal di bawah ini terkait pemicu yang terdapat di atas.
1. Berdasarkan pemicu di atas, paparkanlah permasalahan yang ada lalu buatlah hipotesis
berdasarkan permasalahannya. (Nilai 15)
2. Identifikasi pengetahuan atau konsep yang diperlukan untuk menyelesaikan
permasalahan pada soal 1. Sebutkan minimal 3 pengetahuan yang terkait dengan
permasalahan yang terdapat di LSPB di CL 1 dan CL 2, serta pengetahuan baru yang
anda peroleh selama PBL 1 dan PBL 2. Jelaskan alasan pemilihannya. Jawablah dengan
menggunakan tabel seperti di bawah ini. (Nilai 15)
Konsep Penjelasan Konsep Alasan Pemilihan Konsep
Tipe B (40%) – Jawablah soal di bawah ini dengan baik dan benar.
1. Jakarta merupakan daerah ibu kota yang sangat padat penduduknya. Menurut anda,
apakah ada keterkaitan antara pertambahan populasi penduduk dengan kondisi sungai
di Jakarta? Jelaskan. Kemudian, sebutkan 2 macam aktivitas / perilaku penduduk serta
permasalahan lingkungan yang ditimbulkannya. (Nilai 15)
2. Menurut anda, apakah sebaiknya sampah-sampah yang dihasilkan dari limbah rumah
tangga dikumpulkan selanjutnya dibakar dengan incinerator untuk dijadikan sumber
energi listrik? Apakah hal tersebut akan berdampak positif bagi lingkungan atau akan
menimbulkan permasalahn baru? Berikan penjelasan anda. (Nilai 15)
3. Air bersih juga merupakan salah satu masalah pelik yang sering dihadapi masyarakat,
terutama di musim kemarau. Sangat ironi, terkadang sungai masih mengalir tetapi
sangat kotor akibat ulah manusia membuang sampah sembarangan. Karena tidak
memiliki pilihan, masyarakat masih menggunakan air kotor ini untuk kegiatan sehari-
hari yang berakibat pada timbulnya berbagai macam penyakit seperti penyakit kulit dan
diare. Menurut anda, kira-kira bagaimana menerapkan teknologi sederhana agar
masyarakat yang kekurangan air bersih ini masih bisa memanfaatkan air kotor ini?
(Nilai 10)