Anda di halaman 1dari 6

Caput succedaneum adalah edema kulit kepala anak yang terjadi karena tekanan dari jalan

lahir kepada kepala anak. Atau pembengkakan difus, kadang-kadang bersifat ekimotik atau
edematosa, pada jaringan lunak kulit kepala, yang mengenai bagian kepala terbawah, yang
terjadi pada kelahiran verteks. Karena tekanan ini vena tertutup, tekanan dalam vena kapiler
meninggi hingga cairan masuk ke dalam jaringan longgar dibawah lingkaran tekanan dan
pada tempat yang terendah. Dan merupakan benjolan yang difus kepala, dan melampaui
sutura garis tengah. (Obstetri fisiologi, UNPAD.1985)

Caput succedaneum ini ditemukan biasanya pada presentasi kepala, sesuai dengan posisi
bagian yang bersangkutan. Pada bagian tersebut terjadi oedema sebagai akibat pengeluaran
serum dari pembuluh darah. Caput succedaneum tidak memerlukan pengobatan khusus dan
biasanya menghilang setelah 2-5 hari.(Sarwono Prawiroharjo.2002)

Kejadian caput succedaneum pada bayi sendiri adalah benjolan pada kepala bayi akibat
tekanan uterus atau dinding vagina dan juga pada persalinan dengan tindakan vakum
ekstraksi.(Sarwono Prawiroharjo.2002)

Caput succedaneum adalah edema di kulit kepala pada bagian presentasi kepala. Dapat
mengenai area kepala secara luas, atau hanya sebesar telur itik, pembengkakan dapat
mencapai garis sutura dan edema ini secara bertahap diabsorpsi dan menghilang dlam 3
hari.(Adele Pilliteri.2002)

2.1.2 Etiologi

Banyak hal yang menjadi penyebab terjadinya caput succedaneum pada bayi baru
lahir(Obstetri fisiologi,UNPAD, 1985, hal 254), yaitu :

1. Persalinan lama

Dapat menyebabkan caput succedaneum karena terjadi tekanan pada jalan lahir yang terlalu
lama, menyebabkan pembuluh darah vena tertutup, tekanan dalam vena kapiler meninggi
hingga cairan masuk kedalam cairan longgar dibawah lingkaran tekanan dan pada tempat
yang terendah.

1. Persalinan dengan ekstraksi vakum

Pada bayi yang dilahirkan vakum yang cukup berat, sering terlihat adanya caput vakum
sebagai edema sirkulasi berbatas dengan sebesar alat penyedot vakum yang digunakan.

2.1.3 Patofisiologi

Kelainan ini timbul karena tekanan yang keras pada kepala ketika memasuki jalan lahir
sehingga terjadi bendungan sirkulasi kapiler dan limfe disertai pengeluaran cairan tubuh ke
jaringan ekstra vaskuler. Benjolan caput ini berisi cairan serum dan sering bercampur dengan
sedikit darah. Benjolan dapat terjadi sebagai akibat bertumpang tindihnya tulang kepala di
daerah sutura pada suatu proses kelahiran sebagai salah satu upaya bayi untuk mengecilkan
lingkaran kepalanya agar dapat melalui jalan lahir. Umumnya moulage ini ditemukan pada
sutura sagitalis dan terlihat segera setelah bayi lahir. Moulage ini umumnya jelas terlihat pada
bayi premature dan akan hilang sendiri dalam satu sampai dua hari.
Menurut Sarwono Prawiraharjo dalam Ilmu Kebidanan 2002, proses perjalanan penyakit
caput succedaneum adalah sebagi berikut :

1. Pembengkakan yang terjadi pada kasus caput succadeneum merupakan


pembengkakan difus jaringan otak, yang dapat melampaui sutura garis tengah.
2. Adanya edema dikepala terjadi akibat pembendungan sirkulasi kapiler dan limfe
disertai pengeluaran cairan tubuh. Benjolan biasanya ditemukan didaerah presentasi
lahir dan terletak periosteum hingga dapat melampaui sutura.

2.1.4 Manifestasi Klinis

Menurut Nelson dalam Ilmu Kesehatan Anak (Richard E, Behrman.dkk.2000), tanda dan
gejala yang dapat ditemui pada anak dengan caput succedaneum adalah sebagi berikut :

1. Adanya edema dikepala


2. Pada perabaan teraba lembut dan lunak
3. Edema melampaui sela-sela tengkorak
4. Batas yang tidak jelas
5. Biasanya menghilang 2-3 hari tanpa pengobatan

2.1.5 Pemeriksaan Diagnostik

Sebenarnya dalam pemeriksaan caput succedaneum tidak perlu dilakukan pemeriksaan


diagnostik lebih lanjut melihat caput succedaneum sangat mudah untuk dikenali. Namun juga
sangat perlu untuk melakukan diagnosa banding dengan menggunakan foto rontgen (X-Ray)
terkait dengan penyerta caput succedaneum yaitu fraktur tengkorak, koagulopati dan
perdarahan intrakranial. (Meida.2009)

2.1.6 Penatalaksanaan

Menurut Nelson dalam Ilmu Kesehatan Anak (Richard E, Behrman.dkk.2000),


Pembengkakan pada caput succedaneum dapat meluas menyeberangi garis tengah atau garis
sutura. Dan edema akan menghilang sendiri dalam beberapa hari. Pembengkakan dan
perubahan warna yang analog dan distorsi wajah dapat terlihat pada kelahiran dengan
presentasi wajah. Dan tidak diperlukan pengobatan yang spesifik, tetapi bila terdapat
ekimosis yang ektensif mungkin ada indikasi melakukan fisioterapi dini untuk
hiperbilirubinemia.

Moulase kepala dan tulang parietal yang tumpang tindih sering berhubungan dengan adanya
caput succedaneum dan semakin menjadi nyata setelah caput mulai mereda, kadang-kadang
caput hemoragik dapat mengakibatkan syok dan diperlukan transfusi darah.

Berikut adalah penatalaksanaan secara umum yang bisa diberikan pada anak dengan caput
succedaneum :

1. Bayi dengan caput succedaneum diberi ASI langsung dari ibu tanpa makanan
tambahan apapun, maka dari itu perlu diperhatikan penatalaksanaan pemberian ASI
yang adekuat dan teratur.
2. Bayi jangan sering diangkat karena dapat memperluas daerah edema kepala.
3. Atur posisi tidur bayi tanpa menggunakan bantal
4. Mencegah terjadinya infeksi dengan :

1) Perawatan tali pusat

2) Personal hygiene baik

1. Berikan penyuluhan pada orang tua tentang :

1) Perawatan bayi sehari-hari, bayi dirawat seperti perawatan bayi normal.

2) Keadaan trauma pada bayi , agar tidak usah khawatir karena benjolan akan menghilang 2-
3 hari.

1. Berikan lingkungan yang nyaman dan hangat pada bayi.


2. Awasi keadaan umum bayi.

2.2 Cephal Hematom

2.2.1 Pengertian

Cephal hematom adalah perdarahan subperiosteal akibat kerusakan jaringan poriesteum


karena tarikan atau tekanan jalan lahir. Dan tidak pernah melampaui batas sutura garis
tengah. Tulang tengkorak yang sering terkena adalah tulang temporal atau parietal ditemukan
pada 0,5 – 2 % dari kelahiran hidup. (Prawiraharjo,Sarwono. 2002. Ilmu Kebidanan)

Menurut Abdul Bari Saifudin, cephal hematoma adalah pendarahan sub periosteum akibat
keruasakan jaringan periosteum karena tarikan/tekanan jalan lahir dan tidak pernah
melampaui batas sutura garis tengah.(Ika Nugroho.2011)

Gambar 2. Cephal hematom

2.2.2 Klasifikasi

Menurut letak jaringan yang terkena ada 2 jenis yaitu(Ika Nugroho.2011) :

1. Subgaleal

Galea merupakan lapiasan aponeurotik yang melekat secara longgar pada sisi sebelah dalan
periosteum. Pembuluh-pembuluh darah vena di daerah ini dapat tercabik sehingga
mengakibatkan hematoma yang berisi sampai sebanyak 250 ml darah. Terjadi anemia dan
bisa menjadi shock. Hematoma tidak terbatas pada suatu daerah tertentu (Oxorn, Harry,
1996).

Penyebabnya adalah perdarahan yang letaknya antara aponeurosis epikranial dan periosteum.
Dapat terjadi setelah tindakan ekstraksi vakum. Jarang terjadi karena komplikasi tindakan
mengambil darah janin untuk pemeriksaan selama persalinan, risiko terjadinya terutama pada
bayi dengan gangguan hemostasis darah.
Sedangkan untuk kadang-kadang sukar didiagnosis, karena terdapat edema menyeluruh pada
kulit kepala. Perdarahan biasanya lebih berat dibandingkan dengan perdarahan subperiosteal,
bahaya ikterus lebih besar.

1. Subperiosteal

Karena periosteum melekat pada tulang tengkorak di garis-garis sutura, maka hematoma
terbatas pada daerah yang dibatasi oleh sutura-sutura tersebut. Jumlah darah pada tipe
subperiosteal ini lebih sedikit dibandingkan pada tipe subgaleal, fraktur tengkorak bisa
menyertai.

Gambaran Klinis : kulit kepala membengkak. Biasanya tidak terdeteksi samapai hari ke 2
atau ke 3. Dapat lebih dari 1 tempat. Perdarahan dibatasi oleh garis sutura, biasanya di daerah
parietal.

Perjalanan Klinis dan Diagnosis : Pinggirnya biasanya mengalami klasifikasi. Bagian tengah
tetap lunak dan sedikit darah akan diserap oleh tubuh. Mirip fraktur depresi pada tengkorak.
Kadang-kadang menyebabkan ikterus neonatorum.

2.2.3 Etiologi

Menurut Sarwono Prawiraharjo dalam Ilmu Kebidanan 2002, cephal hematom dapat terjadi
karena :

1. Persalinan lama

Persalinan yang lama dan sukar, dapat menyebabkan adanya tekanan tulang pelvis ibu
terhadap tulang kepala bayi, yang menyebabkan robeknya pembuluh darah.

1. Tarikan vakum atau cunam

Persalinan yang dibantu dengan vacum atau cunam yang kuat dapat menyebabakan
penumpukan darah akibat robeknya pembuluh darah yang melintasi tulang kepala ke jaringan
periosteum.

1. Kelahiran sungsang yang mengalami kesukaran melahirkan kepala bayi.

2.2.4 Patofisiologi

Kadang-kadang, cephal hematom terjadi ketika pembuluh darah pecah selama persalinan atau
kelahiran yang menyebabkan perdarahan ke dalam daerah antara tulang dan periosteum.
Cedera ini terjadi paling sering pada wanita primipara dan sering berhubungan dengan
persalinan dengan forsep dan ekstraksi vacum. Tidak seperti kapu suksedaneum, cephal
hematoma berbatas tegas dan tidak melebar sampai batas tulang. Cephal hematom dapat
melibatkan salah satu atau kedua tulang parietal. Tulang oksipetal lebih jarang terlibat, dan
tulang frontal sangat jarang terkena. Pembengkakan biasanya minimal atau tidak ada saat
kelahiran dan bertambah ukuranya pada hari kedua atau ketiga. Kehilangan darah biasanya
tidak bermakna.(Wong,2008)
Menurut FK. UNPAD. 1985 dalam Obstetri Fisiologi Bandung, peroses perjalanan penyakit
cephal hematom adalah :

1. Cephal hematom terjadi akibat robeknya pembuluh darah yang melintasi tulang
kepala ke jaringan poriosteum. Robeknya pembuluh darah ini dapat terjadi pada
persalinan lama. Akibat pembuluh darah ini timbul timbunan darah di daerah sub
periosteal yang dari luar terlihat benjolan.
2. Bagian kepala yang hematoma bisanya berwarna merah akibat adanya penumpukan
daerah yang perdarahan subperiosteum.

2.2.5 Manifestasi Klinis

Berikut ini adalah tanda-tanda dan gejala Cephal hematom.(Menurut Prawiraharjo,


Sarwono.2002.Ilmu Kebidanan):

1. Adanya fluktuasi
2. Adanya benjolan, biasanya baru tampak jelas setelah 2 jam setelah bayi lahir .
3. Adanya cephal hematom timbul di daerah tulang parietal. Berupa benjolan timbunan
kalsium dan sisa jaringan fibrosa yang masih teraba. Sebagian benjolan keras sampai
umur 1-2 tahun.

2.2.6 Pemeriksaan Diagnostik

Pemeriksaan X-Ray tengkorak dilakukan bila dicurigai adanya fraktur (mendekati hampir 5%
dari seluruh cephal hematom). Dan pemeriksaan darah lengkap untuk menilai kadar bilirubin,
hematokrit, dan hemoglobin.(Alpers, ann.2006)

2.2.7 Penatalaksanaan

Tidak diperlukan penanganan untuk cephal hematom tanpa komplikasi. kebanyakan lesi
diabsorbsi dalam 2 minggu sampai 3 bulan. Lesi yang menyebabkan kehilangan darah hebat
ke daerah tersebut atau yang melibatkan fraktur tulang di bawahnya perlu evaluasi lebih
lanjut. Hiperbilirubinemia dapat tejadi selama resolusi hematoma ini. Infeksi lokal dapat
terjadi dan harus dicurigai bila terjadi pembengkakan mendadak yang bertambah
besar.(Wong.2008)

Menurut Ida Bagus Gde Manuaba 1998, cephal hematoma umumnya tidak memerlukan
perawatan khusus. Biasanya akan mengalami resolusi khusus sendiri dalam 2-8 minggu
tergantung dari besar kecilnya benjolan. Namun apabila dicurigai adanya fraktur, kelainan ini
akan agak lama menghilang (1-3 bulan) dibutuhkan penatalaksanaan khusus antara lain :

1. Menjaga kebersihan luka.


2. Tidak boleh melakukan massase luka/benjolan cephal hematoma.
3. Pemberian vitamin K.
4. Bayi dengan cephal hematoma tidak boleh langsung disusui oleh ibunya karena
pergerakan dapat mengganggu pembuluh darah yang mulai pulih.
5. Pemantauan bilirubinia, hematokrit, dan hemoglobin.
6. Aspirasi darah dengan jarum suntik tidak diperlukan.

2.3 Konsep Asuhan Keperawatan


Mengingat konsep dan perjalanan penyakit yag terjadi pada caput succedaneum dan cephal
hematom adalah hampir sama, maka konsep asuhan keperawatan yang dapat diberikan juga
hampir sama pula. Akan tetapi tetap dalam koridor penyakit perdarahan ekstrakranial.

Anda mungkin juga menyukai

  • Kompresi Bimanual
    Kompresi Bimanual
    Dokumen4 halaman
    Kompresi Bimanual
    Pretycilia Causa Aprilia
    Belum ada peringkat
  • Distosia
    Distosia
    Dokumen2 halaman
    Distosia
    Pretycilia Causa Aprilia
    Belum ada peringkat
  • Dismenorhoe
    Dismenorhoe
    Dokumen3 halaman
    Dismenorhoe
    Pretycilia Causa Aprilia
    Belum ada peringkat
  • Caput Succadeum
    Caput Succadeum
    Dokumen6 halaman
    Caput Succadeum
    Pretycilia Causa Aprilia
    Belum ada peringkat
  • KEHAMILAN
    KEHAMILAN
    Dokumen3 halaman
    KEHAMILAN
    Puskesmas Kuta Blang
    Belum ada peringkat
  • Pengertian Persalinan Kala III
    Pengertian Persalinan Kala III
    Dokumen4 halaman
    Pengertian Persalinan Kala III
    Pretycilia Causa Aprilia
    Belum ada peringkat
  • Asi Ekslusif
    Asi Ekslusif
    Dokumen7 halaman
    Asi Ekslusif
    Pretycilia Causa Aprilia
    Belum ada peringkat
  • Solusio Plasenta
    Solusio Plasenta
    Dokumen3 halaman
    Solusio Plasenta
    Pretycilia Causa Aprilia
    Belum ada peringkat
  • Solusio Plasenta
    Solusio Plasenta
    Dokumen3 halaman
    Solusio Plasenta
    Pretycilia Causa Aprilia
    Belum ada peringkat
  • Pengertian Hipermenorhoe
    Pengertian Hipermenorhoe
    Dokumen2 halaman
    Pengertian Hipermenorhoe
    Pretycilia Causa Aprilia
    Belum ada peringkat
  • Hiperplasia
    Hiperplasia
    Dokumen2 halaman
    Hiperplasia
    Pretycilia Causa Aprilia
    Belum ada peringkat
  • Hiperplasia Endometrium
    Hiperplasia Endometrium
    Dokumen2 halaman
    Hiperplasia Endometrium
    Pretycilia Causa Aprilia
    Belum ada peringkat
  • Manual Plasenta
    Manual Plasenta
    Dokumen2 halaman
    Manual Plasenta
    Pretycilia Causa Aprilia
    Belum ada peringkat
  • Anemia
    Anemia
    Dokumen4 halaman
    Anemia
    Pretycilia Causa Aprilia
    Belum ada peringkat
  • Sampul
    Sampul
    Dokumen5 halaman
    Sampul
    Pretycilia Causa Aprilia
    Belum ada peringkat
  • Kerangka Acuan Program Kesehatan Lansia 2017
    Kerangka Acuan Program Kesehatan Lansia 2017
    Dokumen8 halaman
    Kerangka Acuan Program Kesehatan Lansia 2017
    wulandari
    0% (1)
  • Pendidik Yang Berkualitas
    Pendidik Yang Berkualitas
    Dokumen58 halaman
    Pendidik Yang Berkualitas
    Pretycilia Causa Aprilia
    Belum ada peringkat
  • Retensio Plasenta Singkat
    Retensio Plasenta Singkat
    Dokumen1 halaman
    Retensio Plasenta Singkat
    Pretycilia Causa Aprilia
    Belum ada peringkat
  • Pendidik Yang Berkualitas
    Pendidik Yang Berkualitas
    Dokumen58 halaman
    Pendidik Yang Berkualitas
    Pretycilia Causa Aprilia
    Belum ada peringkat
  • Pendidik Yang Berkualitas
    Pendidik Yang Berkualitas
    Dokumen12 halaman
    Pendidik Yang Berkualitas
    Pretycilia Causa Aprilia
    Belum ada peringkat
  • LPD Lansia
    LPD Lansia
    Dokumen8 halaman
    LPD Lansia
    Pretycilia Causa Aprilia
    Belum ada peringkat
  • PP 19 Tahun 2017 PDF
    PP 19 Tahun 2017 PDF
    Dokumen31 halaman
    PP 19 Tahun 2017 PDF
    Mom's Princessa
    Belum ada peringkat
  • Kewenangan Tenaga Kesehatan
    Kewenangan Tenaga Kesehatan
    Dokumen3 halaman
    Kewenangan Tenaga Kesehatan
    Pretycilia Causa Aprilia
    Belum ada peringkat
  • Pupuk
    Pupuk
    Dokumen48 halaman
    Pupuk
    Pretycilia Causa Aprilia
    Belum ada peringkat
  • LPD Lansia
    LPD Lansia
    Dokumen8 halaman
    LPD Lansia
    Pretycilia Causa Aprilia
    Belum ada peringkat
  • Perawatan BBL
    Perawatan BBL
    Dokumen23 halaman
    Perawatan BBL
    Selvi Gunawan
    Belum ada peringkat
  • Aeda Ernawati
    Aeda Ernawati
    Dokumen99 halaman
    Aeda Ernawati
    Vina Winda Yemima Apriliana
    Belum ada peringkat
  • Proses Pendaftaran Pasien
     Proses Pendaftaran Pasien
    Dokumen4 halaman
    Proses Pendaftaran Pasien
    Pretycilia Causa Aprilia
    Belum ada peringkat
  • Akriditasi
    Akriditasi
    Dokumen3 halaman
    Akriditasi
    Pretycilia Causa Aprilia
    Belum ada peringkat