Anda di halaman 1dari 5

LEPRA

No. ICD-10 : A30


No. Dokumen : 440/ /SOP-UKP/UPTD-K 07/
/ 2018
SOP No. Revisi : 00
Tgl. Terbit : 2018
Halaman : 1/5

PUSKESMAS Erlince Hasugian, SKM


BONANDOLOK NIP. 19710418 199103
2 003
1. Pengertian Lepra adalah penyakit menular, menahun dan disebabkan oleh Mycobacterium leprae
yang bersifat intraselular obligat. Penularan kemungkinan terjadi melalui saluran
pernapasan atas dan kontak kulit pasien lebih dari 1 bulan terus menerus.
2. Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk penanganan penyakit Lepra

3. Kebijakan Surat Keputusan Kepala Puskesmas Nomor Bonandolok Tahun 2018 tentang
Kebijakan Pelayanan Klinis Puskesmas Bonandolok
4. Referensi Keputusan Menteri Kesehatan Nomor HK.02.02/MENKES/514/2015 tentang Panduan
Praktik Klinis bagi Dokter di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Tingkat Pertama
5. Prosedur / Alat dan bahan :
Langkah-
1. ATK
langkah
2. Stetoskop
3. Tensimeter
4. Senter

Langkah-langkah
A. Hasil Anamnesis (Subjective)
Keluhan
Bercak kulit berwarna merah atau putih berbentuk plakat, terutama di wajah dan telinga.
Bercak kurang/mati rasa, tidak gatal. Lepuh pada kulit tidak dirasakan nyeri. Kelainan
kulit tidak sembuh dengan pengobatan rutin, terutama bila terdapat keterlibatan saraf tepi.
Faktor Risiko
1. Sosial ekonomi rendah
2. Kontak lama dengan pasien, seperti anggota keluarga yang didiagnosis dengan lepra
3. Imunokompromais
4. Tinggal di daerah endemik lepra

B. Hasil Pemeriksaan Fisik dan Penunjang Sederhana (Objective)


Pemeriksaan Fisik
Tanda Patognomonis
1. Tanda-tanda pada kulit
Perhatikan setiap bercak, bintil (nodul), bercak berbentuk plakat dengan kulit mengkilat
atau kering bersisik. Kulit tidak berkeringat dan berambut. Terdapat baal pada lesi kulit,
hilang sensasi nyeri dan suhu, vitiligo. Pada kulit dapat pula ditemukan nodul.
2. Tanda-tanda pada saraf
Penebalan nervus perifer, nyeri tekan dan atau spontan pada saraf, kesemutan, tertusuk-
tusuk dan nyeri pada anggota gerak, kelemahan anggota gerak dan atau wajah, adanya
deformitas, ulkus yang sulit sembuh.

Saraf tepi yang perlu diperiksa pada lepra

3. Ekstremitas dapat terjadi mutilasi

Penulisan symbol kelainan pemeriksaan fisik pada rekam medic

C. Penegakan Diagnosis (Assessment)


Diagnosis Klinis
Diagnosis ditegakkan apabila terdapat satu dari tanda-tanda utama atau kardinal (cardinal
signs), yaitu:
1. Kelainan (lesi) kulit yang mati rasa
2. Penebalan saraf tepi yang disertai gangguan fungsi saraf
3. Adanya basil tahan asam (BTA) dalam kerokan jaringan kulit (slit skin smear)
Sebagian besar pasien lepra didiagnosis berdasarkan pemeriksaan klinis.
Klasifikasi Lepra terdiri dari 2 tipe, yaitu Pausibasilar (PB) dan Multibasilar (MB)

Tanda Utama PB MB
Bercak kusta Jumlah 1-5 Jumlah > 5
Penebalan syaraf tepi Hanya 1 saraf Lebih dari 1 saraf
disertai gangguan fungsi
(mati rasa dan/ atau
kelemahan otot, di daerah
yang dipersarafi saraf yang
bersangkutan)
Kerokan jaringan kulit BTA negatif BTA positif

Diagnosis Banding
Bercak merah
1. Psoriasis
2. Dermatitis Seborik

Bercak putih
1. Vitiligo
2. Pitiriasis versikolor
3. Pitiriasis alba
Nodul
1. Neurofibromatosis
2. Sarkoma Kaposi
3. Veruka vulgaris

D. Penatalaksanaan komprehensif (plan)


1. Pasien diberikan informasi mengenai kondisi pasien saat ini, serta mengenai
pengobatan dan pentingnya kepatuhan untuk eliminasi penyakit.
2. Kebersihan diri dan pola makan yang baik perlu dilakukan.
3. Pasien dimotivasi untuk memulai terapi hingga selesai terapi dilaksanakan.
4. Terapi menggunakan Multi Drug Therapy (MDT) pada:
a. Pasien yang baru didiagnosis kusta dan belum pernah mendapat MDT.
b. Pasien ulangan, yaitu pasien yang mengalami hal-hal di bawah ini:
Relaps
Masuk kembali setelah default (dapat PB maupun MB)
Pindahan (pindah masuk)
Ganti klasifikasi/tipe
5. Terapi pada pasien PB:
a. Pengobatan bulanan: hari pertama setiap bulannya (obat diminum di depan
petugas) terdiri dari: 2 kapsul Rifampisin @ 300mg (600mg) dan 1 tablet
Dapson/DDS 100 mg.
b. Pengobatan harian: hari ke 2-28 setiap bulannya: 1 tablet Dapson/ DDS 100 mg. 1
blister obat untuk 1 bulan.
c. Pasien minum obat selama 6-9 bulan (± 6 blister).
d. Pada anak 10-15 tahun, dosis Rifampisin 450 mg, dan DDS 50 mg.
6. Terapi pada Pasien MB:
a. Pengobatan bulanan: hari pertama setiap bulannya (obat diminum di depan
petugas) terdiri dari: 2 kapsul Rifampisin @ 300mg (600mg), 3 tablet Lampren
(klofazimin) @ 100mg (300mg) dan 1 tablet dapson/DDS 100 mg.
b. Pengobatan harian: hari ke 2-28 setiap bulannya: 1 tablet lampren 50 mg dan 1
tablet dapson/DDS 100 mg. 1 blister obat untuk 1 bulan.
c. Pasien minum obat selama 12-18 bulan (± 12 blister).
d. Pada anak 10-15 tahun, dosis Rifampisin 450 mg, Lampren 150 mg dan DDS 50
mg untuk dosis bulanannya, sedangkan dosis harian untuk Lampren 50 mg diselang
1 hari.
7. Dosis MDT pada anak <10 tahun dapat disesuaikan dengan berat badan:
a. Rifampisin: 10-15 mg/kgBB
b. Dapson: 1-2 mg/kgBB
c. Lampren: 1 mg/kgBB
8. Obat penunjang (vitamin/roboransia) dapat diberikan vitamin B1, B6, dan B12.
9. Tablet MDT dapat diberikan pada pasien hamil dan menyusui. Bila pasien juga
mengalami tuberkulosis, terapi rifampisin disesuaikan dengan tuberkulosis.
10. Untuk pasien yang alergi dapson, dapat diganti dengan lampren, untuk MB
dengan alergi, terapinya hanya 2 macam obat (dikurangi DDS).
Terapi untuk reaksi kusta ringan, dilakukan dengan pemberian prednisone dengan
cara pemberian:
1. 2 Minggu pertama 40 mg/hari (1x8 tab) pagi hari sesudah makan
2. 2 Minggu kedua 30 mg/hari (1x6 tab) pagi hari sesudah makan
3. 2 Minggu ketiga 20 mg/hari (1x4 tab) pagi hari sesudah makan
4. 2 Minggu keempat 15 mg/hari (1x3 tab) pagi hari sesudah makan
5. 2 Minggu kelima 10 mg/hari (1x2 tab) pagi hari sesudah makan
6. 2 Minggu keenam 5 mg/hari (1x1 tab) pagi hari sesudah makan
7. Bila terdapat ketergantungan terhadap Prednison, dapat diberikan Lampren lepas

Konseling & Edukasi

 Individu dan keluarga diberikan penjelasan tentang lepra, terutama cara penularan
dan pengobatannya.
 Dari keluarga diminta untuk membantu memonitor pengobatan pasien sehingga
dapat tuntas sesuai waktu pengobatan.
 Apabila terdapat tanda dan gejala serupa pada anggota keluarga lainnya, perlu
dibawa dan diperiksakan ke pelayanan kesehatan.

Kriteria rujukan

 Individu dan keluarga diberikan penjelasan tentang lepra, terutama cara penularan
dan pengobatannya.
 Dari keluarga diminta untuk membantu memonitor pengobatan pasien sehingga
dapat tuntas sesuai waktu pengobatan.
Apabila terdapat tanda dan gejala serupa pada anggota keluarga lainnya, perlu dibawa dan
diperiksakan ke pelayanan kesehatan.
6. Hal-hal yang -
perlu
diperhatikan
7. Unit terkait
8.Dokumen
Terkait

Anda mungkin juga menyukai