Anda di halaman 1dari 114

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

(RPP)

Satuan Pendidikan : SMA NEGERI 9 BENGKULU

Kelas/Semester : X/1

Mata Pelajaran : Biologi

Topik : Ruang Lingkup Biologi

Waktu : 3 x 45 menit

A. Kompetensi Inti
1. Menghayati dan mengamalkan ajaran yang dianutnya.
2. Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli
(gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan pro-aktif dan
menunjukkan sikap sebagai bagian dari atas berbagai permasalahan dalam
berinteraksi secara efektifdengan lingkungan sosial dan alam serta dalam
menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.
3. Memahami, menerapkan, menganalisa, konseptual, prosedural berdasarkan rasa
ingintahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora
dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan perabadan terkait
penyebab penomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada
bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan
masalah.
4. Mengolah, menalar, menyaji, dan mencipta dalam ranah kongkret dan ranah
abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara
mandiri, dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan.
B. Kompetensi Dasar
3.1. Memerinci prosedur keselamatan kerja dan biosafety sederhana dilaboratorium
biologi secara disiplin dan bertanggung jawab.
3.1.1 Menyebutkan faktor-faktor prosedur keselamatan kerja.

3.2. Mengidentifikasi ruang lingkup biologi berdasarkan objek dan


permasalahannya pada berbagai tingkat organisasi kehidupan
3.2.1 Menjelaskan pengertian biologi
3.2.2 Menyebutkan ciri-ciri makhluk hidup sebagai objek biologi
3.2.3 Menentukan objek, permasalahan, dan tingkat organisasi kehidupan dari
contoh cabang ilmu biologi
3.2.4 Menjelaskan karakteristik Biologi sebagai ilmu

4.2. Membuat desain penelitian tentang suatu objek biologi dan pemasalahannya
pada tingkat organisasi kehidupan tertentu.
4.2.1 Menyebutkan langkah-langkah metode ilmiah

4.3. Melakukan observasi untuk mengidentifikasi objek, permasalahan, produk dan


profesi berbasis biologi dan menyajikan data hasil observasi dalam bentuk
table.
4.3.1 Menentukan rumusan masalah, objek/ Variabel penelitian, dan hipotesis
4.3.2 Menentukan prosedur penelitian
4.3.3 Membuat tabel pengamatan
4.3.4 Menyediakan alat dan bahan yang diperlukan untuk penelitian
4.3.5 Melakukan percobaan
4.3.6 Mengumpulkan data hasil pengamatan
4.3.7 Menafsirkan data hasil pengamatan
4.3.8 Menyimpulkan hasil penelitian
4.3.9 Menkomunikasikan hasil penelitian

C. Tujuan Pembelajaran
Dengan kegiatan diskusi kelompok dalam pembelajaran menemukan konsep fungsi
ini diharapkan siswa terlibat aktif dalam kegiatan pembelajaran dan
bertanggungjawab dalam menyampaikan pendapat, menjawab pertanyaan, memberi
saran dan kritik, serta mampu:
1. Menjelaskan pengertian biologi dan Menyebutkan ciri-ciri makhluk hidup sebagai
objek biologi
2. Menentukan objek, permasalahan, dan tingkat organisasi kehidupan dari contoh
cabang ilmu biologi dan dapat Menjelaskan karakteristik Biologi sebagai ilmu
3. Dapat menentukan rumusan masalah, objek/ Variabel penelitian, dan hipotesis,
prosedur penelitian, tabel pengamatan,
4. Dapat menyediakan alat dan bahan yang diperlukan untuk penelitian
5. Dapat melakukan percobaan sesuai prosedur keselamatan kerja yan telah dibuat
sebelumnya
6. Dapat mengumpulkan, Menafsirkan, Menyimpulkan dan Menkomunikasikn hasil
penelitian

1. Materi
 Pengertian biologi

Biologi merupakan ilmu yang mempelajari makhluk hidup dan yang pernah hidup.

 Ciri-ciri makhluk hidup

1. Berespirasi
2. Melakukan metabolisme
3. Tumbuh dan berkembangbiak
4. Mengeluarkan zat sisa (Eksresi)
5. Peka terhadap rangsanangan (Iritabilitas)
6. Bernafas (Respirasi)

 Tingkat Organisasi Mahkluk Hidup

Molekul, Sel, Jaringan, Organ, Sistem Organ, Individu, Populasi, Komunitas, Ekosistem,
Bioma, Biosfer.

 Pengertian Biologi sebagai Ilmu

Bahwa Ilmu Biologi diperoleh melalui serangkaian metode ilmiah atau penelitian.
 Metode Ilmiah

1. Merumuskan masalah
2. Membuat Hipotesis
3. Melakukan Percobaan
4. Mengumpulkan data
5. Mengolah data
6. Membuat kesimpulan
 Prosedur Keselamatan Kerja

1. Pakailah jas laboratorium saat berada dalam ruangan pemeriksaan akan tau diruanan
laboratorium. Tinggalkan jas laboratorium setelah selesai bekerja
2. Cuci tangan sebelum memulai peraktikum

2. Pendekatan /Model /Metoda Pembelajaran


 Pendekatan pembelajaran : Scientific
 Model Pembelajaran : Cooperatif Learning tipe Eksperimen
 Metoda Pembelajaran : Diskusi/tanya jawab

3. Kegiatan Pembelajaran
Kegiatan Deskripsi Kegiatan Alokasi
Waktu

Pendahuluan 1. Guru memberikan gambaran tentang pentingnya 10


memahami konsep fungsi dan aplikasinya dalam menit
kehidupan sehari-hari.
2. Guru memberikan apersepsi untuk mengingatkan
kembali dan mendorong rasa ingin tahu , berfikir
kritis :
 Membuat langkah-langkah metode ilmiah
 Membuat objek penelitian
3. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang
ingin dicapai.
4. Guru memotivasi siswa

Inti Mengamati 70
• Mengamati kehidupan masa kini yang berkaitan
dengan biologi seperti ilmu kedokteran, gizi, menit
lingkungan, makanan, penyakit dll di mana semua
berhubungan dengan biologi

Menanya
• Apakah kaitan kegiatan-kegiatan tersebut dengan
biologi?
• Apakah Biologi, apa yang dipelajari, agaimana
mempelajari biologi, apa metode ilmiah dan
keselamatan kerja dan karir berbasis biologi?

Mengumpulkan data(Eksperimen/Eksplorasi)
• Melakukan pengamatan terhadap permasalahan
biologi pada objek biologi dan tingkat organisasi
kehidupan di alam dan membuat laporannya.
• Melakukan studi literatur tentangcabang-cabang
biologi, obyek biologi, permasalahan biologi dan
profesi yang berbasis biologi (distimulir dengan
contoh-contoh dan diperdalam dengan
penugasan/PR)
• Diskusi tentang kerja seorang peneliti biologi
dengan menggunakan metode ilmiah dalam
mengamati bioproses dan melakukan percobaan
dengan menentukan permasalahan, membuat
hipotesis, merencanakan percobaan dengan
menentukan variabel percobaan, mengolah data
pengamatan dan percobaan dan menampilkannya
dalam tabel/grafik/skema, mengkomunikasikannya
secara lisan dengan berbagai media dan secara
tulisan dengan format laporan ilmiah sederhana
• Diskusi aspek-aspek keselamatan kerja laboratorium
biologi dan menyepakati komitmen bersama untuk
melaksanakan secara tanggung jawab aspek
keselamatan kerja di lab.
• Mengamati contoh laporan hasil penelitian biologi
dalam jurnal ilmiah berbahasa Indonesia atau
Bahasa Inggris tentang komponen/format laporan
dan mengamati komponennya dan mengaitkannya
dengan ruang lingkup biologi sebagai mata pelajaran
kelompok ilmu alam

Mengasosiasikan
• Mendiskusikan hasil-hasil pengamatan dan kegiatan
tentang ruang lingkup biologi, cabang-cabang
biologi, pengembangan karir dalam biologi, kerja
ilmiah dan keselamatan kerja untuk
membentuk/memperbaiki pemahaman tentang ruang
lingkup biologi
Mengkomunikasikan
 Mengkomunikasikan secara lisan tentang ruang
lingkup biologi, kerja ilmiah dan keselamatan
kerja, serta rencana pengembangan karir masa
depan berbasis biologi

Penutup 10
1. Siswa diminta menyimpulkan tentang pengamatan menit
masing-masing kelompok
2. Guru mengakhiri pelajaran dan memberikan pesan
untuk selalu belajar dan tetap semangat.

4. Alat / Media / Sumber Pembelajaran


1. Lembar Kerja siswa
2. Lembar penilaian
3. Buku Biologi SMA/MA Kelas X, Kemdiknas 2013, Buku Biologi SMAKelas X,
Yudhistira 2016.
5. Penilaian Hasil Belajar
1. Teknik Penilaian : Pengamatan, tes tertulis
2. Prosedur Penilaian :

No Aspek yang dinilai Teknik Penilaian Waktu Penilaian

1. Sikap Pengamatan Selama pembelajaran


a. Terlibat aktif dalam dan saat diskusi
pembelajaran menyusun
penelitian untuk menguji
adanya pengaruh factor
terhadap pertumbuhan
b. Bekerjasama dalam kegiatan
kelompok.
c. Toleran terhadap proses
penelitian masing-masing

2. Pengetahuan
Menentukan factor-faktor Pengamatan dan  Penyelesaian
yang mempengaruhi hasil kerja tugas kelompok
pertumbuhan. kelompok  Sesudah diskusi
kelompok

3. Keterampilan
Terampil dalam melakukan Pengamatan Penyelesaian tugas
penelitian dalam (baik individu maupun
menyelesaikan masalah. kelompok) dan saat
diskusi

6. Instrumen Penilaian
NO SOAL KUNCI JAWABAN PENSKORAN

1. Sebutkan langkah-langkah 1. Merumuskan masalah


metode ilmiah 2. Membuat hipotesis
3. Mengumpulkan data
4. Mengolah data
5. Membuat kesimpulan

2. Sebutkan cabang-cabang 1. Botani


biologi dalam bidang 2. Ekologi
pertanian 3. Morfologi tumbuhan
4. Anatomi tumbuhan
5. Fisiologi tumbuhan

3. Sebutkan tingkat organisasi 1. Molekul


kehidupan 2. Sel
3. Jaringan
4. Organ
5. Sistem Organ
6. Individu
7. Populasi
8. Komunitas
9. Ekosistem
10. Bioma

4. Sebutkan sistematika 1. Pendahuluan


penulisan laporan ilmiah 2. Tinjauan pustaka
3. Hipotesis
4. Metode penelitian
5. Hasil dan pembahasan
6. Simpulan dan saran
7. Daftar pustaka
8. lampiran

5. Perhatikan Judul penelitian a. Bagaimana pengaruh


dibawah ini: lama perendaman biji
“Pengaruh lama perendaman Phaseolus radiates
biji Phaseolus radiatus terhadap kecepatan
terhadap kecepatan pertumbuhan
pertumbuhan Phaseolus Phaseolus radiates
radiatus” b. Tidak ada pengaruh
Tentukan: lama perendaman biji
a. Perumusan masalah Phaseolus radiatus
b. Hipotesis Nol (Ho) terhadap kecepatan
c. Hipotesis alternative pertumbuhan
(H1) Phaseolus radiates
d. Variabel bebas (Vb) c. Ada pengaruh lama
e. Variabel terikat (Vt) perendaman biji
Phaseolus radiatus
terhadap kecepatan
pertumbuhan
Phaseolus radiates
d. Lama perendaman biji
Phaseolus radiatus
e. Kecepatan
pertumbuhan
Phaseolus radiatus

Mengetahui Bengkulu, 06 Oktober 2018


Kepala Sekolah Guru Mata Pelajaran

Rozel Fachrozi, S.Pd


NIP. NIP.
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)

Satuan Pendidikan : SMA NEGERI 9 BENGKULU


Mata Pelajaran : Biologi
Kelas/Semester : X/1
Alokasi Waktu : 9x 45 menit (3 pertemuan x 3 jam pelajaran)

KOMPETENSI INTI:
KI -1 : Menghargai dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
KI-2 : Mengembangkan perilaku (jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli, santun, ramah
ling-kungan, gotong royong, kerjasama, cinta damai, responsif, dan proaktif) dan
menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan bangsa
dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam
menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.
KI-3 : Memahami dan me ne rapkan pengetahuan faktual, konseptual, prosedural dalam
ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan
kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait fenomena dan
kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang
spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.
KI-4 : Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait
dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan
mampu meng-gunakan metode, sesuai kaidah keilmuan.

KOMPETENSI DASAR:
3.3 Mendeskripsikan ciri-ciri,replikasi, dan peran virus bagi kehidupan
3.4 Membuat usulan tindakan preventif untuk meminimalisir dampak infeksi virus (HIV,
SARS, Herpes, dan lain-lain) pada manusia dan menjelaskan peran virus dalam
rekayasa genetika
3.5 Merancang model dan menyajikan replikasi virus
PERTEMUAN I
TUJUAN PEMBELAJARAN
Melalui kegiatan tanya jawab dan diskusi, setelah mempelajari unit ini siswa diharapkan
mampu:
1. Menguraikanarti kata virus.
2. Menguraikansejaraperkembanganpenelitian tentang virus yang
dilakukanolehbeberapailmuwan.
3. Membedakanciridari virus berdasarkan ukuran tubuhnya.
4. Menjelaskan struktur tubuh virus.
5. Menyebutkan pengertian dari bakteriofage disertai satu buah contohnya.
6. Mengidentifikasi bagian-bagian tubuh virus bakteriofage.

MATERI PEMBELAJARAN
FAKTA
Aldolf Meyer (Jerman) pada tahun 1883 menyelidiki penyakit yang menyebabkan
daun tembakau berbintik-bintik kuning yang disebabkan oleh organisme yang lebih kecil dari
bakteri. Pada tahun 1893 Dimitri Ivanowsky (Rusia) melakukan penyelidikan yang sama
dengan menyaring ekstrak dari tumbuhan tembakau tersebut dan membuktikan bukan
disebabkan oleh bakteri. Tahun 1897 M.W Beijerinck menyimpulkan organisme tersebut
lebih kecil dari bakteri dan hanya hidup pada makhluk hidup.

KONSEP
- Ciri-ciri Virus
Virus memiliki ciri diantaranya yaitu berukuran antara 0,02-0,3 µm, tubuh terdiri atas
asam nukleat (DNA atau RNA), bentuk tubuh beraneka ragam, dapat berada di luar
dan dalam sel, hanya dapat berkembang biak di dalam makhluk hidup.
- Struktur virus
Virus terdiri atas DNA/RNA, selubung protein, ada yang memiliki serabut ekor dan
lempengan dasar (virus T)
PRINSIP
Virus dapat dikatakan sebagai benda mati karena dapat dikristalkan. Virus dapat juga
dikatakan sebagai makhluk hidup karena dapat berkembang biak. Ukuran virus yang lebih
kecil dari bakteri tentu saja tidak bias diamati melalui pengamatan mikroskop biasa. Bentuk
dan Struktur virus sangat beraneka ragam.

PROSEDUR
- Pengamatan terhadap ciri/karakteristik virus dapat dilakukan dengan pengamatan
gambar.
- Membandingkan bentuk dan struktur virus dengan mengamati gambar macam-macam
bentuk virus

PENDEKATAN DAN MODEL PEMBELAJARAN


Pendekatan umum : keterampilan proses
Metode : diskusi

Media, Alat, dan Sumber Pembelajaran


1. Powerpoint Unit 2virusdan Buku Advanced Learning Biology XA.
2. Gambar struktur virus atau bakteriofage.
3. literatur ilmiah atau akses internet.

Kegiatan Pembelajaran
1. Pendahuluan
a. Mengkondisikan siswa untuk mulai belajar dan memotivasi.
b. Apersepsi: bertanya jawab tentang virus. Siswa diminta men jawab Preview
Testhalaman 49.
c. Menyampaikan inti tujuan pembelajaran tentang definisi virus dan sejarah
penemuan virus.
2. Inti
a. Membimbing siswa secara berkelompok untuk
Mengamati
1) Mengamati slide presentationmengenai sejarah penemuan virus.
2) Membaca jurnal ilmiah atau mengakses jaringan internet untuk mencari
tahu mengenai definisi virus dan sejarah penemuan virus.
3) Mengamati gambar struktur atau bagian-bagian virus atau sebuah
bakteriofage.
Mengkomunikasi
1) Setiap kelompok mengutarakan definisi virus berdasarkan apa yang mereka
temukan saat kegiatan mengamati.
2) Mengutarakan pendapat kelompok tentang virus sebagai makhuk hidup
atau bukan makhluk hidup.
3) Menjelaskan struktur virus dan sifat-sifatnya yang khas.
4) Menerangkan sejarah penemuan virus.
Menanya
Kelompok lain menanggapi diskusi mengenai definisi virus dan virus sebagai
makhluk hidup.
Mengasosiasi
1) Menggambar struktur tubuh virus beserta bagian-bagiannya.
2) Menyimpulkan sifat virus yang khas seperti ukuran, bentuk, kandungan
kimia, dan bahan-bahan yang melindunginya.
3) Menghubungkan bagian-bagian virus dengan fungsinya dalam
menghubungkan virus dengan dunia luar.
b. Mendiskusikan hasil laporan dan memberi kesempatan siswa untuk bertanya
mengenai materi yang bersangkutan.
3. Penutup
a. Mendorong siswa untuk melakukan, menyimpulkan, merefleksi, dan
menemukan nilai-nilai yang dapat dipetik dari aktivitas hari ini.
b. Memberikan tes tertulis.
c. Mendorong siswa untuk selalu berhati-hati ketika bekerja untuk ilmu
pengetahuan.
d. Memberikan penghargaan (pujian dalam lisan atau tulisan) kepada kelompok
atau individu berkinerja baik.
PERTEMUAN II
A. Tujuan
Melalui kegiatan eksperimen, tanya jawab dan diskusi, setelah mempelajari unit ini
siswa diharapkan mampu:
1. Mengkategorikan empat tingkatan takson dalam klasifikasi virus menurut ICTV.
2. Mengkategorikan pengelompokan virus DNA dan RNA disertai contoh penyakit
yang ditimbulkannya.
3. Mengkategorikan pengelompokan virus berdasarkan jenis sel inang yang
diinfeksinya disertai dengan contoh.
4. Menjabarkan dua cara siklus reproduksi virus.
5. Membedakan daur litik dan daur lisogenik pada reproduksi virus.

B. Materi Pembelajaran
KONSEP
Reproduksi Virus
Virus dapat berkembang biak dengan 2 cara yaitu secara lisis dan secara lisogenik.
Secara lisis melalui 3 tahapan yaitu adsopsi, penetrasi, replikasi dan lisis. Secara
Lisogenik terdiri atas tahap adsopsi, penetrasi, penyisipan gen virus dan pembelahan

PROSEDUR
Dua macam reproduksi virus dapat dibedakan dengan cara membandingkan gambar
siklus perkembangbiakannya.

C. Metode Pembelajaran
Pendekatan umum : keterampilan proses
Metode : diskusi, dan eksperimen.

D. Media, Alat, dan Sumber Pembelajaran


1. Powerpoint Unit 2Virusdan Buku Advanced Learning Biology XA.
2. Diagram fase reproduksi virus.
3. literatur ilmiah (buku atau jurnal) dan internet.
4. Video siklus litik dan lisogenik virus.

E. Kegiatan Pembelajaran
1. Pendahuluan
a. Pemusatan perhatian dan pemotivasi. Mengilustrasikan bagaimana virus
menginfeksi inangnya.
b. Apersepsi:
 Bagaimana orang dapat tertular demam flu ketika berada di sekitar orang
yang sakit?
 Macam virus ternyata beragam. Bagaimana para ilmuwan dapat
mengenalinya dengan benar dan mengelompokkannya?
c. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran hari ini mengenai klasifikasi virus
dan cara reproduksi virus.
2. Inti
a. Membimbing siswa secara berkelompok untuk
Mengamati
1) Membaca jurnal ilmiah atau buku teks mengenai pengklasifikasian virus.
2) Mengamati gambar atau video reproduksi virus dan merinci setiap
tahapnya.
Mengasosiasi
1) Menyimpulkan beberapa kelompok virus berdasarkan beberapa kriteria.
2) Menguraikan aturan mengenai penamaan virus dan subspesiesnya.
3) Menyusun klasifikasi virus sederhana berdasarkan informasi yang didapat
dalam bentuk tabel.
4) Mengerjakan Task 2.2di halaman 62 untuk menyimpulkan dua daur
reproduksi virus.
5) Menyimpulkan mengapa virus bereproduksi dengan daur litik atau daur
lisogenik.
Mengkomunikasi
1) Menerangkan kembali faktor yang mengklasifikasikan virus menjadi
beberapa kelompok.
2) Mengurai tahapan reproduksi virus menggunakan model yang telah
dibuat.
3) Mengurai daur litik dan daur lisogenik.
b. Mendiskusikan hasil laporan dan memberi kesempatan siswa untuk bertanya
mengenai materi yang bersangkutan.
3. Penutup
a. Mendorong siswa untuk melakukan, menyimpulkan, merefleksi, dan
menemukan nilai-nilai yang dapat dipetik dari aktivitas hari ini.
b. Mendorong siswa untuk selalu kerja sama ketika bekerja merangcang model
cara perkembangbiakan virus.
c. Mengingatkan siswa untuk bersyukur akan tubuh yang sehat sebagai karunia
dari Tuhan.
d. Memberikan penghargaan (pujian dalam lisan atau tulisan) kepada kelompok
atau individu berkinerja baik.

PERTEMUAN III

A. Tujuan
Melalui kegiatan tanya jawab dan diskusi, setelah mempelajari unit ini siswa
diharapkan mampu:
1. Mengurai manfaat virus bagi manusia.
2. Mengurai peranan virus yang merugikan.
3. Mencari informasi mengenai tindakan pencegahan dan pengobatan dari infeksi
virus.
B. Materi Pembelajaran
FAKTA

KONSEP
Beberapa virus ada yang dapat dimanfaatkan dalam rekombinasi genetika.
Melalui terapi gen, gen jahat (penyebab infeksi) yang terdapat dalam virus diubah
menjadi gen baik (penyembuh) disebut vaksin. Contohnya pembuatan vaksin polio,
rabies, hepatitis B, influenza, cacar, dan vaksin MMR (Measles, Mumps, Rubella)
untuk cacar gondong, dan campak.
Pada umumnya virus bersifat rnerugikan. Virus sangat dikenal sebagai
penyebab penyakit infeksi pada manusia, hewan, dan tumbuhan. Sejauh ini tidak ada
makhluk hidup yang tahan terhadap virus. Tiap virus secara khusus menyerang sel-
sel tertentu dari inangnya. Virus dapat menginfeksi tumbuhan, hewan, dan manusia
sehingga menimbulkan penyakit
PRINSIP
Virus merupakan parasit obligat, artinya hanya dapat hidup didalam tubuh
inangnya saja. Virus merupakan organism peralihan antara makhluk hidup dan benda
mati, virus dikatakan sebagai benda mati karena virus dapat dikristalkan, dan virus
dikatakan sebagai makhluk hidup karena virus dapat berkembangbiak dengan cara
replikasi DNA/RNA.
PROSEDUR
- Penyakit yang disebabkan oleh virus
Virus dapat menyebabkan penyakit pada manusia, hewan dan tumbuhan. Untuk lebih
mengenal virus tersebut dapat dilakukan dengan mengamati gambar virus dan
membuat poster virus yang terdiri atas gambar, struktur, penyakit yang ditimbulkan,
cara pencegahan dan pengobatannya

C. Metode Pembelajaran
Pendekatan umum : keterampilan proses
Metode : diskusi

D. Media, Alat, dan Sumber Pembelajaran


1. Powerpoint Unit 2Virusdan Buku Advanced Learning Biology XA.
2. Gambar beberapa penyakit yang disebabkan virus pada tumbuhan, hewan, dan
manusia.
3. Gambar antibiotik, vaksinasi, dan imunisasi.
E. Kegiatan Pembelajaran
1. Pendahuluan
a. Pemusatan perhatian dan pemotivasi siswa dengan gambar vaksinasi.
b. Apersepsi:
 Apa saja penyakit yang ditimbulkan oleh virus.
 Apa yang kalian ketahui tentang vaksinasi?
 Bagaimana vaksin dibuat?
c. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran hari ini mengenai peranan virus
dan cara pencegahan indeksi virus.
2. Inti
a. Membimbing siswa secara berkelompok untuk
Mengamati
1) Mengamati gambar penyakit pada tumbuhan, hewan, dan manusia yang
disebabkan virus.
2) Mencari tahu bagaimana virus menginfeksi tubuh inang dan gejala yang
ditimbulkan melalui membaca jurnal ilmiah atau mengakses buku teks di
internet.
3) Mencari tahu peranan virus dalam pembuatan vaksin dan imun dan cara
pencegahan dari infeksi virus yang lain.
Mengasosiasi
1) Mengelompokkan virus yang menyerang hewan.
2) Mengelompokkan virus yang menyerang tumbuhan.
3) Mengelompokkan virus yang menyerang manusia.

Mengkomunikasi
1) Mempresentasikan manfaat dan peranan virus.
2) Mengurai kerugian yang disebabkan oleh virus.
3) Menjelaskan beberapa cara untuk pencegahan infeksi virus.
b. Mendiskusikan hasil laporan dan memberi kesempatan siswa untuk bertanya
mengenai materi yang bersangkutan.
3. Penutup
a. Mendorong siswa untuk melakukan, menyimpulkan, merefleksi, dan
menemukan nilai-nilai yang dapat dipetik dari aktivitas hari ini.
b. Mendorong siswa untuk selalu disiplin ketika bekerja untuk ilmu pengetahuan.
c. Mengingatkan siswa untuk bersyukur akankesehatan sebagai karunia dari
Tuhan.
d. Memberikan penghargaan (pujian dalam lisan atau tulisan) kepada kelompok
atau individu berkinerja baik.

PENILAIAN
1. Teknik dan bentuk instrumen
Teknik Bentuk Instrumen

Pengamatan sikap Lembar pengamatan sikap

Tes unjuk kerja Tes uji kerja

Tes tertulis Tes uraian dan pilihan

2. ContohContoh instrumen
a. Lembar pengamatan sikap

Hasil
No Aspek yang dinilai Penilaian Keterangan
*)

1 Menunjukkan rasa syukur kepada Tuhan

2 Memiliki rasa ingin tahu (curiosity)

3 Menunjukkan ketekunan dan tanggungjawab dalam


belajar dan bekerja baik secara individu maupun
berkelompok

4 Menyampaikan ide, informasi, dan argumentasi

5 Mengajukan pertanyaan

6 Menghargai pendapat orang lain

7 Partisipasi dalam kelompok belajar

8 Kerapihan laporan percobaan

*) 5=sangat baik, 4=baik, 3=cukup, 2=kurang, dan 1=sangat kurang.


b. Lembar tes unjuk kerja
Pertemuan I

Nama:
Kelompok:
Kelas:

1. Gambarkanlah struktur tubuh virus beserta nama bagian-bagiannya.

2. Apa saja ciri-ciri virus? Jelaskan.


……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
…………………………...............
3. Jelaskanlah mengenai sifat virus.
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
…………………………...............
3. Bagaimana cara pengelompokan virus? Jelaskan.
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
…………………………...............
4. Menurut pendapat Anda, apakah virus termasuk makhluk hidup? Berikan alasannya.
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
…………………………................

Pertemuan II

Hasil
No Aspek yang dinilai Penilaian Keterangan
*)

1 Keterampilan menggunakan computer

2 Ketereampilan menggunakan software untuk


membuat model perkembangbiakan

3 Terampil dalam mempresentasi hasil kegiatan

*) 5=sangat baik, 4=baik, 3=cukup, 2=kurang, dan 1=sangat kurang.

c. Lembar tes tertulis


1) Virus berasal dari kata virion yang artinya....
a. organisme yang kecil d. penolak racun
b. organisme yang berbahaya e. pembunuh bakteri
c. racun
2) Tingkatan takson teratas pada virus adalah....
a. filum d.spesies
b. divisio e.ordo
c. genus
3) Bagian tubuh bakteriofage yang berfungsi sebagai pelindung adalah....
a. kapsid d.badan
b. ekor e.kapsul
c. kepala
4) Virus berikut ini yang termasuk ke dalam contoh deoksiribovirus (virus DNA)
adalah....
a. virus toga
b. virus hepatitis
c. virus arena
d. virus herpes
e. virus rabies
5) Bakteriofage adalah....
a. bakteri yang menyerang virus
b. virus yang menyerang bakteri
c. bakteri dan virus yang hidup bersama, saling menguntungkan
d. hidup bersama, bakteri dirugikan sedangkan virus diuntungkan
e. virus yang menyebabkan penyakit pada tumbuhan
6) Sebutkan tahapan daur litik pada proses reproduksi virus.
7) Sebutkan tiga manfaat virus bagi kehidupan.
8) Sebutkan tiga contoh virus yang menyerang manusia beserta penyakit yang
ditimbulkannya.

Mengetahui Bengkulu, 06 Oktober 2018


Kepala Sekolah Guru Mata Pelajaran

Drs. Akhmad Najikh, M.Ag Nurul Khomsatul Maktubah, S.Pd


NIP. 19611118 199903 1 001 NIP. 19760707 200701 2 025

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

Satuan Pendidikan : SMA NEGERI 9 BENGKULU


Mata Pelajaran : Biologi
Kelas/Semester : X/1
Alokasi Waktu :9x 45 menit (3 pertemuan x 3 jam pelajaran)

KOMPETENSI INTI
KI -1 : Menghargai dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
KI-2 : Mengembangkan perilaku (jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli, santun, ramah
ling-kungan, gotong royong, kerjasama, cinta damai, responsif, dan proaktif) dan
menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan bangsa
dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam
menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.
KI-3 : Memahami dan me ne rapkan pengetahuan faktual, konseptual, prosedural dalam
ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan
kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait fenomena dan
kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang
spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.
KI-4 : Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait
dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan
mampu meng-gunakan metode, sesuai kaidah keilmuan.

KOMPETENSI DASAR
3.4 Mengidentifikasi ciri-ciri Archaebacteria dan Eubacteria dan peranannya bagi
kehidupan berdasarkan percobaan secara teliti dan sistematis.
3.4.1 Mengidentifikasi ciri-ciri umum archaebacteria dan eubacteria.
3.4.2 Mengidentifikasi klasifikasi dari archaebacteria dan eubacteria.
3.4.3 Mejelaskan perkembangbiakan bakteri.
3.4.4 Menjelaskan peranan archaebacteria dan eubacteria dalam kehidupan.
3.4.5 Menjabarkan pengelompokkan dalam archaebacteria dan eubacteria.
4.6 Melakukan percobaan pengamatan koloni bakteri pada medium buatan dari berbagai
lokasi (ruang terbuka, tempat lembab, lingkungan bersih) dan menghubungkannya
dengan penanggulangannya menggunakan disinfektan, sabun, antis, karbol, dan lain-
lain, serta melaporkannya dalam bentuk laporan.
4.6.1 Terampil melakukan pembiakan bakteri pada medium buatan.
4.6.2 Menjelaskan disinfektan yang tepat untuk menanggulangi bakteri berbahaya.
PERTEMUAN I
A. Tujuan
Melalui kegiatan tanya jawab dan diskusi, setelah mempelajari unit ini siswa
diharapkan mampu:
1. Mengemukakan ciri-ciri makhluk hidup prokariot.
2. Melakukan study literature dari buku sumber atau internet mengenai perbedaan
archaebacateria dan eubacteria.
3. Menguraikan ciri-ciri, habitat, klasifikasi dari archaebacteria.
4. Mengurai ciri-ciri, habitat, dan struktur dari eubacteria.
B. Materi Pembelajaran
Kingdom Monera merupakan mikroorganisme yang memiliki inti sel, tapi tidak bermembran
yang dikenal dengan prokariotik
Archaeobacteria
1. Ciri-Ciri Umum
Susunan tubuh sangat sederhana, dinding sel tidak tersusun atas peptidoglikan;
habitat pada lingkungan ekstrim yang tidak semua organisme mampu hidup di sana;
terdiri atas satu sel yang hidup berkoloni atau berupa filamen berukuran kecil.
2. Klasifikasi
Berdasarkan habitatnya, Archaeobacteria dibedakan menjadi:
Metanogen
Hidup pada lingkungan anaerobik yang ekstrim seperti pada lumpur di dasar rawa dan danau,
saluran pencernaan hewan dan manusia, serta di bawah lapisan es Greenland. Kelompok ini
mampu menghasilkan gas metana (CH4) dari H2 dan CO2. Contoh: Lachnospira multiporus
(memecah pektin), Succinomonas amylolytica dan Ruminococcus albus (memecah selulosa).
Halofil
Habitat pada lingkungan yang berkadar garam tinggi 12 – 15% (sementara kadar garam air
laut sekitar 3,5%). Contoh: genus Halobacterium, Halorubrum, Halococcus, dan Haloarcula.
Termofil
Hidup pada lingkungan bersuhu tinggi dan bersifat asam. Contohnya genus Sulfolobus dan
Pyrolobus fumarii.

C. Metode Pembelajaran
Pendekatan umum : keterampilan proses
Metode : diskusi dan discovery

D. Media, Alat, dan Sumber Pembelajaran


1. Powerpoint Unit 3Archaebacteria dan Eubacteria buku paket biologi X.
2. Charta Sistem Tiga Domain, gambar struktur Archaebacteria dan Eubacteria.
3. Buku teks, jurnal ilmiah, dan akses internet.

E. Kegiatan Pembelajaran
1. Pendahuluan
a. Pemusatan perhatian dan pemotivasi siswa dengan gambar anak bermain di
air. Guru berkata bahwa ada makhluk hidup tak kasat mata yang hidup di
tanah, air, kulit, dan dalam tubuh makhluk lain.
b. Apersepsi:
 Apamakhluk hidup tersebut?
 Apakah makhluk yang hidup di dalam usus tersebut berbahaya?
 Apa peranan makhluk tersebut yang sebenernya?
c. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran hari ini mengenai makhluk hidup
prokariot dan klasifikasi umumnya.
2. Inti
a. Menyampaikan informasi mengenai ciri-ciri makhluk hidup prokariot.
b. Membimbing siswa untu berkelompok dan
Mengumpulkan data
Mempelajari pengelompokkan prokariot menjadi archaebacteria dan
eubacteria disertai dengan bukti yang menguatkannya melalui buku teks,
jurnal ilmiah, atau internet.
Mengamati
Mengamati dan membandingkan struktur tubuh dari archaebacteria dan
eubacteria.
Mengasosiasi
1) Menyimpulkan fakta yang membedakan kelompok archebacteria dan
eubacteria.
2) Menemukan esensi dari Sistem Tiga Domain yang menggantikan Sistem
Kingdom dan menghapus Kingdom Monera.
Mengkomunikasi
1) Menguraikan ciri-ciri, habitat, dan struktur kelompok Archaebacteria.
2) Menguraikan klasifikasi dari kelompok Archaebacteria.
3) Mengurai ciri-ciri, habitat, dan struktur kelompok Eubacteria.
4) Mendiskusikan hasil laporan dan memberi kesempatan siswa untuk
bertanya mengenai materi yang bersangkutan.
3. Penutup
a. Mendorong siswa untuk melakukan, menyimpulkan, merefleksi, dan
menemukan nilai-nilai yang dapat dipetik dari aktivitas hari ini.
b. Mendorong siswa untuk selalu teliti dan cermat ketika membaca dan
menyimpulkan sebuah kesimpulan ilmiah.
c. Memberikan penghargaan (pujian dalam lisan atau tulisan) kepada kelompok
atau individu berkinerja baik.

PERTEMUAN II
A. Tujuan
Melalui kegiatan eksperimen, tanya jawab dan diskusi, setelah mempelajari unit ini
siswa diharapkan mampu:
1. Mengamati bentuk bakteri.
2. menjelaskan cara perkembangbiakan bakteri melalui pembelahan biner.
3. menjelaskan cara perkembangbiakan bakteri melalui konjugasi.
4. Menjabarkan kelompok bakteri yang masuk ke dalam kelompok Eubacteria.
B. Materi Pembelajaran

BAKTERI
Ciri-ciri bakteri :
1.Tubuh berukuran 1 – 5 mikron
2.Mikroorganisme bersel satu.
3.Dapat hidup disegala tempat baik di darat, air, udara, maupun dalam tubuh manusia
,tumbuhan dan hewan.
4.Tidak memiliki klorofil, tetapi ada beberapa jenis yang mempunyai pigmen deperti klorofil.
5.Reproduksi secara vegetatif dan generatif dengan konyugasi.
6.Inti sel bersifat prokariotik, yaitu inti sel belum mempunyai selaput inti.
7.Dalam kondisi lingkungan kurang menguntungkan dapat membentuk endospora.
8.Cara hidup ada yang soliter, berkoloni, simbiosis,saprofit dan parasit.
Struktur tubuh bakteri :
1.Kapsul, merupakan lapisan luar berupa lendir yang menyelubungi dinding secara
keseluruhan berfungsi : ~sebagai tempat cadangan makanan, ~melindungi bagian dalam,
~pengikat antara sel
2.Dinding sel, terdiri atas selulose dan kitin berfungsi :~memberikan bentuk sel,
~perlindungan, ~memproduksi sel
3.Membran sitoplasma, berfungsi untuk mengatur transportasi zat..
4.Sitoplasma, berbentuk koloid, tersusun atas karbohodrat, protein, enzim,belerang,kalsium
karbonat,dan air.
5.Inti sel, bahan inti (DNA) untuk yang bersifat prokariotik
6.Flagel sebagai alat gerak, Macam-macam bakteri.

Berdasarkan tempat dan jumlah flagel yang dimiliki, bakteri dibedakan menjadi :
1.Atrik : tidak memiliki flagela
2.Monotrik : memiliki satu flael pada salah satu ujungnya
3.Lofotrik : memiliki sekelompok flagel pada salah satu ujung tubuhnya
4.Amfitrik : memiliki flagel pada kedua ujungnya.
5.Peritrik : memiliki flagel di seluruh permukaan tubuhnya.
Berdasarkan bentuknya, bakteri dibedakan menjadi tiga , yaitu :
1.Kokus(bulatseperti bola) dengan variasi bentuk :
a.Monokokus : tunggal,contoh : Monococcus gonorhoe
b.Diplokokus: hidup berpasangan,contoh Diplokokus pneumoniae
c.Tetrakokus : hidup berkelompok, contoh : Sarcina sp.
d.Sterptokokus: bergandengan seperti rantai,contoh ;Strptococcus pyrogenes
e.Stafilokokus: hidup betrgerombol seperti buah anggur contoh , Staphylococcus aureus
2.Basilus: berbentuk batang terdiri atas :
a.Monobasil:hidup soliter contoh; Escherichia coli
b.Diplobasil : hidup berpasangan
c.Streptobasil hidup bergandengan seperti rantai : Azotobcter sp.
3.Spirilum berbentuk spiral terdiri atas :
a.bentuk koma contoh Vibrio cholerae
b.bentuk spiral contoh Treponema pallidum
Berdasarkan kemampuan membuat makanannya, bakteri dibedakan menjadi :
1.Bakteri autotrof , yaitu bakteri yang mampu mensintesis sendiri makanannya.
a.Bakteri fotoototrof(energi berasal dari cahaya),contoh bakteri ungu,bakteri hijau
b.Bakteri kemoototrof(energi berasal dari reaksi kimia), contoh : bakteri nitrit,bakteri
nitrat,bakteri belerang,bakteri besi dan bakteri hidrogen.
2.Bakteri heterotrof,yaitu bakteri yang hidupnya bergantung pada organisme ototrof
a.Bakteri saprofit yaitu bakteri yang hidupdari zat-zat organik sisa makhluk hidup atau
sampah.
b.Bakteri parasit yaitu bakteri yang hidup didalam tubuh makhluk hidup ~ Parasit fakultatif
;bakteri yang dapat hidup sebagai saprofit ~ Parasit obligat; mutlak sebagai parasit ~ Patogen
; penyebab penyakit pada manusia/hewan.

Berdasarkan cara memperoleh energi melalui respirasi dibedakan menjadi :


1.Bakteri aerob yaitu bakteri yang memerlukan oksigen bebas Contoh:
Nitrosomonas,Nitrococcus,Nitrobacterdan Azotobacter.
2.Bakteri aerob, yaitu bakteri yang tidak memerlukan oksigen bebas, tetapi energi diperoleh
dengan cara mereduksi senyawa yang sudah mati. Contoh : Nitrococcus denitrificans, dan
Clostridium tetani
Reproduksi bakteri
Reproduksi bakteri dibedakan menjadi dua macam yaitu :
1.Secara aseksual dengan pembelahan biner, yaitu membelah secara langsung menjadi dua sel
anakan setiap 20 menit
2.Secara seksual /replikasi terjadi melalui :
a. Transformasi, terjadi pemindahan sebagian materi genetik berupa DNA dari sel bakteri ke
bakteri lainnya
b. Transduksi, terjadi pemindahan sebagian materi genetik DNA antar bakteri melalui
perantara virus.
c. Konyugasi, terjadi pemindahan sebagian materi genetik karena kontak langsung antara
bakteri donor dengan bakteri resipiens dengan mentuk jembatan atau melalui ujung pilus.

C. Metode Pembelajaran
Pendekatan umum : keterampilan proses
Metode : diskusi dan eksperimen

D. Media, Alat, dan Sumber Pembelajaran


1. Powerpoint Unit 3 Archaebacteria dan eubacateria dan buku paket Biologi.
2. Video bentuk bakteri dan perkembangbiakan bakteri.
3. Gambar klasifikasi eubacteria.
4. Alat dan bahan untuk kegiatan praktek : tusuk gigi, kaca objek, metilen biru,
minyak imersi, pembakar spiritus, dan mikroskop.

E. Kegiatan Pembelajaran
1. Pendahuluan
a. Pemusatan perhatian dan pemotivasi siswa dengan gambarStafilokokus
aureus.
b. Apersepsi:
 Tahukan benda apa ini?
 Apa bentuknya?
 Sebutkan cara bakteri berkembang biak.
c. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran hari ini mengenai bentuk bakteri
dan cara perkembangbiakan bakteri.
2. Inti
a. Membimbing siswa untuk berkelompok melakukan kegiatan
Mengamati
1) melakukan kegiatan praktikum.
2) Mengamati video bentuk-bentuk bakteri.
3) Mengamati video cara perkembangbiakan bakteri atau membaca buku
sumber atau jurnal ilmiah.
4) Mengamati charta klasifikasi Eubacteria.
Mengasosiasi
1) Membandingkan gambar bentuk bakteri dengan hasil kegiatan
pengamatan.
2) Menggambarkan hasil pengamatan dan memberi keterangan bentuk
bakteri dengan benar.
3) Mengelompokkan bateri berdasarkan persamaan ciri-ciri ke dalam satu
kelompok besar.
Menanyakan
Menanyakan bagaimana cara perkembangbiakan bakteri secara seksual
berdasarkan pengamatan video.
Mengkomunikasi
1) Mempresentasikan hasil pengamatan bentuk bakteri.
2) Siswa lain akan menanggapi dan memberi komentar.
3) Mengemukakan bagaimana perkembangbiakan seksual bakteri.
4) Mengemukakan bagaimana perkembangbiakan aseksual bakeri.
5) Menguraikan perbedaan konjugasi, transformasi, dan transduksi pada
bakteri.
6) Menjelaskan klasifikasi kelompok Eubacteria.
7) Mendiskusikan hasil laporan dan memberi kesempatan siswa untuk
bertanya mengenai materi yang bersangkutan.
8) Guru melengkapi jawaban-jawaban siswa pada saat diskusi.
3. Penutup
a. Mendorong siswa untuk melakukan, menyimpulkan, merefleksi, dan
menemukan nilai-nilai yang dapat dipetik dari aktivitas hari ini.
b. Mendorong siswa untuk selalu teliti ketika bekerja mengamati bentuk tubuh
bakteri.
c. Mengingatkan siswa untuk bersyukur atas kekuasaan Tuhan yang mampu
menciptakan makhluk hidup dengan bermacam peranan dalam kehidupan.
d. Memberikan penghargaan (pujian dalam lisan atau tulisan) kepada kelompok
atau individu berkinerja baik.

PERTEMUAN III
A. Tujuan
Melalui kegiatan eksperimen dan diskusi, setelah mempelajari unit ini siswa
diharapkan mampu:
1. Menjelaskan peran positif kelompok prokariot dalam kehidupan.
2. Menjelaskan peran negatif kelompok prokariot dalam kehidupan.
3. Mengisolasi dan melakukan pembiakan koloni bakteri pda medium buatan.
4. Mengemukakan berbagai macam disinfektan dan memberi usulan disinfektan
yang tepat untuk menghindari bakteri tertentu.
B. Materi Pembelajaran
Peranan Archaebacteria bagi Kehidupan Manusia
Enzim dari Archaebacteria ditambahkan ke dalam sabun cuci atau detergen untuk
meningkatkan kemampuan sabun cuci dan deterjen pada suhu dan pH tinggi.
Beberapa enzim Archaebacteria juga digunakan dalam industri makanan untuk
mengubah pati jagung menjadi dekstrin (sejenis karbohidrat).
Beberapa jenis Archaebacteria digunakan untuk mengatasi pencemaran, misalnya
tumpahan minyak.
Peranan Eubacteria bagi Kehidupan Manusia
Bakteri yang bermanfaat
Lactobacillus casei digunakan dalam pembuatan keju.
Streptoccocus lactis dan S. cremonis digunakan dalam pembuatan keju dan
mentega.
Lactobacillus citrovorum digunakan untuk memberi aroma pada mentega dan keju.
Bacillus brevis menghasilkan antibiotik tirotrisin .
Bacillus subtilis menghasilkan antibiotik basitrasin.
Bacillus polymyxa menghasilkan antibiotik polimixin.
Nitrosomonas, Nitrosococcus, dan nitrobacter berperan dalam proses penambahan
kesuburan tanah ( membentuk humus )
Acetobacter penting dalam pembuatan asam cuka dan nata de coco.
Beberapa asam lemak penting dapat dihasilkan oleh bakteri, misalnya : asam
propionat dihasilkan oleh Propionibacterium (penting dalam pembentukan keju);
asam butirat dihasilkan oleh beberapa spesies dari genus Clostridium. Asam butirat ini
penting untuk menghasilkan butil alkohol, aseton, dan isopropil alkohol.
Beberapa bakteri saprofit berperan penting dalam pembuatan biogas yang
dimanfaatkan sebagai sumber energi alternatif.
Bakteri penyebab penyakit
Mycobacterium tuberculosis, bakteri ini menyerang paru – paru dan menyebabkan
penyakit TBC. (baca selengkapnya : disini).
Treponema pertenue, bakteri ini penyebab penyakit patek (frambusia).
Yersinia pestis, bakteri ini menyerang manusia dan binatang pengerat (rodentia)
menyebakan penyakit pes (sampar).
Clostridium tetani, bakteri ini penyebab penyakit tetanus.
Neisseria gonorrhoeae, bakteri ini menyerang saluran kandung kemih dan
menyebabkan penyakit kencing nanah.

C. Metode Pembelajaran
Pendekatan umum : keterampilan proses
Metode : diskusi dan eksperimen

D. Media, Alat, dan Sumber Pembelajaran


1. Powerpoint Unit 3 Archaebacteria dan Eubacteria dan buku paket Biologi X
2. Charta postulat Koch.
3. Gambar beberapa penyakit yang disebabkan bakteri pada tumbuhan, hewan, dan
manusia.
4. Gambar biogas, yoghurt, nata de coco, mentega, dan produk kasil olahan bakteri.
5. Alat dan bahan untuk praktek: beaker glass, batang pengaduk, gelas ukur, tabung
reaksi, pH meter, corong,kertas saring, kapas, cawan petri, pembakar spiritus,
autoclave, kaldu daging, akuades, bacto pepton, agar-agar, dan sukrosa.
6. Buku teks, jurnal ilmiah, dan akses internet.

E. Kegiatan Pembelajaran
1. Pendahuluan
a. Pemusatan perhatian dan pemotivasi siswa dengan gambar yoghurt.
b. Apersepsi:
 Bagaimana yoghurt dibuat?
 Apakah bakteri dapat bermanfaat bagi manusia?
 Apa contoh manfaat bakteri?
c. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran hari ini mengenai peranan
prokariot dan isolasi bakteri untuk langkah awal penelitian tentang bakteri.
2. Inti
a. Menyampaikan informasi mengenai prokariot atau bakteri khususnya dapat
menyebabkan penyakit pada manusia, hewan, dan tumbuhan. Penelitian
mengenai bakteri terus dilakukan untuk mengetahui cara pencegahan dan
pengobatan penyakit-penyakit itu.
b. Membimbing siswa untu berkelompok dan
Mengumpulkan data
Melakukan percobaan untuk mengisolasi bakteri dan membiakkannya pada
medium buatan.
Membaca buku sumber mengenai cara mencegah dan menghindari bakteri
merugikan pada makanan atau benda lain.
Mengamati
1) Mengamati charta postulat Koch.
2) Mengamati hasil biakan bakteri pada medium buatan setelah beberapa
hari.
3) Mengamati gambar beberapa peranan bakteri dapal kehidupan.
Mengkomunikasi
1) Menghubungkan bahwa setiap penelitian mengenai bakteri menggunakan
dasar yang sama yaitu Postulat Koch.
2) Menguraikan peran disinfektan dalam mencegah keberadaan bakteri
merugikan dan melakukan tanya jawab bersama teman kelompok.
Mengasosiasi
1) Menyimpulkan bahwa bakteri hidup dan tersebar di mana-mana.
2) Menyimpulkan bahwa cara yang sama (Postulat Koch) digunakan untuk
mengetahui peranan bakteri dalam pengolahan makanan dan hal
bermanfaat lainnya.
3) Menyimpulkan manfaat bakteri.
4) Menguraikan peran negatif dari bakteri.
5) Mengusulkan disinfektan yang baik untuk membunuh bakteri merugikan.
c. Mendiskusikan hasil laporan dan memberi kesempatan siswa untuk bertanya
mengenai materi yang bersangkutan.
3. Penutup
a. Mendorong siswa untuk melakukan, menyimpulkan, merefleksi, dan
menemukan nilai-nilai yang dapat dipetik dari aktivitas hari ini.
b. Mendorong siswa untuk selalu cermat dan berhati-hati ketikamengisolasi dan
membiakkan bakteri pada medium buatan.
c. Memberikan penghargaan (pujian dalam lisan atau tulisan) kepada kelompok
atau individu berkinerja baik.

PENILAIAN
1. Teknik dan bentuk instrumen
Teknik Bentuk Instrumen
Pengamatan sikap Lembar pengamatan sikap
Tes unjuk kerja Tes uji kerja
Tes tertulis Tes uraian dan pilihan

2. Contoh instrumen
a. Lembar pengamatan sikap
Hasil
No Aspek yang dinilai Penilaian Keterangan
*)

1 Menunjukkan rasa syukur kepada Tuhan

2 Memiliki rasa ingin tahu (curiosity)

3 Menunjukkan ketekunan dan tanggungjawab dalam


belajar dan bekerja baik secara individu maupun
berkelompok

4 Menyampaikan ide, informasi, dan argumentasi

5 Mengajukan pertanyaan

6 Menghargai pendapat orang lain

7 Partisipasi dalam kelompok belajar

8 Kerapihan laporan percobaan

*) 5=sangat baik, 4=baik, 3=cukup, 2=kurang, dan 1=sangat kurang.

b. Lembar tes unjuk kerja


Pertemuan II

Hasil
No Aspek yang dinilai Penilaian Keterangan
*)

1 Keterampilan mendemonstrasikan membuat


preparat

2 Keterampilan menggunakan mikroskop

3 Pemahaman prosedur kegiatan

4 Keterampilan mempresentasikan hasil pengamatan

*) 5=sangat baik, 4=baik, 3=cukup, 2=kurang, dan 1=sangat kurang.

Pertemuan III
Hasil
No Aspek yang dinilai Penilaian Keterangan
*)

1 Keterampilan membuat medium buatan

2 Keterampilan menginokulasi bakteri

3 Berhasil membuat biakan bakteri

4 Keterampilan membuat preparat bakteri

5 Ketelitian dalam pekerjaan

6 Pemahaman prosedur kerja

7 Keterampilan mempresentasikan hasil kegiatan

*) 5=sangat baik, 4=baik, 3=cukup, 2=kurang, dan 1=sangat kurang.


c. Tes tertulis
1) Apa pengertian dari Monera? Jelaskan. (skor 3)
2) Sebutkan dua kelompok yang termasuk ke dalam kingdom Monera. (skor 2)
3) Sebutkan tipe-tipe flagela pada bakteri. (skor 3)
4) Sebutkan macam bakteri berdasarkan lokasi pembentukan endosporanya.
5) Sebutkan cara perkembangbiakan bakteri secara seksual dan aseksual.
6) Jelaskan mengenai proses konjugasi pada bakteri. (skor 2)
7) Apa perbedaan antara transformasi dan transduksi. (skor 3)
8) Sebutkan lima kelompok bakteri yang termasuk ke dalam Eubacteria.
9) Sebutkan dua contoh bakteri gram positif (skor 2)
10) Sebutkan tiga manfaat bakteri bagi kehidupan (skor 3)

Mengetahui Bengkulu, 06 Oktober 2018


Kepala Sekolah Guru Mata Pelajaran

Drs. Akhmad Najikh, M.Ag Nurul Khomsatul Maktubah, S.Pd


NIP. 19611118 199903 1 001 NIP. 19760707 200701 2 025
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

Satuan Pendidikan : SMA NEGERI 9 BENGKULU


Mata Pelajaran : Biologi
Kelas/Semester : X/1
Alokasi Waktu : 12x 45 menit (4 pertemuan x 3 jam pelajaran)

KOMPETENSI INTI:
KI -1 : Menghargai dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
KI-2 : Mengembangkan perilaku (jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli, santun, ramah
ling-kungan, gotong royong, kerjasama, cinta damai, responsif, dan proaktif) dan
menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan bangsa dalam
berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri
sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.
KI-3 :Memahami dan me ne rapkan pengetahuan faktual, konseptual, prosedural dalam
ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan,
kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait fenomena dan kejadian, serta menerapkan
pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya
untuk memecahkan masalah.
KI-4 : Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait
dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu meng-
gunakan metode, sesuai kaidah keilmuan.

KOMPETENSI DASAR:
3.5 Menyajikan ciri-ciri umum filum dalam kingdom Protista dan perannya bagi kehidupan
berdasarkan pengamatan.
3.5.1 Menyebutkan ciri utama dari kingdom Protista.
3.5.2 Mengidentifikasi klasifikasi Protista mirip jamur.
3.5.3 Menyebutkan ciri-ciri Protista mirip tumbuhan.
3.5.4 Menyebutkan ciri-ciri Protista mirip hewan.
3.5.5 Mengidentifikasi klasifikasi Protista mirip tumbuhan.
3.5.6 Mengidentifikasi klasifikasi Protista mirip hewan.
3.5.7 Mengidentifikasi peranan Protista mirip jamur bagi kehidupan.
3.5.8 Mengidentifikasi peranan Protista mirip tumbuhan bagi kehidupan.
3.5. 9Mengidentifikasi peranan Protista mirip hewan bagi kehidupan.
4.7 Membuat kultur Paramecium dan membuat gambar hasil pengamatannya dengan
mikroskop.
4.7.1 Melakukan percobaan atau praktikum untuk mengamati Protozoa.

PERTEMUAN I
A. Tujuan
Melalui kegiatan tanya jawab dan diskusi, setelah mempelajari unit ini siswa diharapkan
mampu:
1. Menguraikan ciri utama dari kingdom Protista.
2. Mengkategorikan tiga kelompok dalam klasifikasi Protista.
3. Membedakan ciri-ciri dari ketiga filum Protista mirip jamur.
4. Mengemukakan contoh spesies dari filum protista mirip jamur.
B. Materi Pembelajaran
Ciri dan struktur Protista
Protista merupakan organisme eukariotik uniseluler yang hidup soliter atau berkoloni.
Protista dapat digolongkan menjadi protista mirip hewan (protozoa), protista mirip tumbuhan
(alga) dan protista mirip jamur (jamur lendir/slame mold). Protista pertama kali digunakan
oleh Ernst Haeckel tahun 1866. Protista dapat hidup di berbagai lingkungan seperti di
perairan. Banyak protista yang seperti Alga yang merupakan organisme yang dapat
berfotosintesis, plankton yang hidup di laut, ada juga Protista Kinetoplastids dan
Apicomplexa yang dapat menyebabkan sakit seperti Malaria dan penyakit tidur.
Protista memiliki cara makan yang berbeda-beda, dan dapat digolongkan dalam tiga kategori:
1. Protista autototrof, yaitu protista yang memiliki klorofil sehingga mampu
berfotosintesis. Contohnya:Alga
2. Protista menelan makanan, dengan cara fagositosis melalui membran sel. Contohnya:
Protozoa
3. Protista saprofit dan parasit, mencerna makanan di luar sel dan menyerap sari-sari
makanannya. Contoh: jamur
Klasifikasi modern
Sekarang Protista merupakan organisme yang Uniselluler dan Eukariotik, merupakan
sel yang mandiri, dapat pula hidup berkoloni, dan tidak emperlihatkan perbedaan
jaringan. Protozoa digunakan sebagai organism yang heterotrof dan tidak berbentuk
benang.

Definisi protista Mirip Jamur


Jamur protista dibedakan menjadi dua macam yaitu:
a. Myxomycota (Filum Jamur Lendir)
Jamur lendir terdapat banyak di hutan basah, batang kayu yang membusuk, tanah lembab,
sampah basah, kayu lapuk. Jamur lendir dapat berkembangbiak dengan cara vegetatif dan
generatif. Fase vegetatif, plasmodium bergerak ameboid mengelilingi dan menelan makanan
berupa bahan organik. Makanan dicerna dalam Vacuola makanan, sisa yang tidak dicerna
ditinggal sewaktu plasmodium bergerak. Jika telah dewasa plasmodium membentuk
sporangium (kotak spora). Sporangium yang masak akan pecah dan spora tersebar dengan
bantuan angin. Spora yang berkecambah akan membentuk sel gamet yang bersifat haploid,
dan sel gamet ini melakukan singami. Singami adalah peleburan dua gamet yang bentuk dan
ukurannya sama (yang tidak dapat dibedakan jantan dan betinanya). Hasil peleburan berupa
zigot dan zigot tumbuh dewasa.
Jamur lendir ini mempunyai dua tipe yaitu tidak bersekat (Mixomycota) dan bersekat
(Acrasiomycota). Siklus hidup Acrasiomycota merupakan sel tunggal yang bebas. Sel
berkumpul membentuk suatu masa multiseluler tunggal. Masa sel berbentuk siput, bergerak
atau bermigrasi menuju lokasi yang cacah. Ketika berhenti bergerak, siput mengatur untuk
membentuk tangkai (stalk) dengan kotak spora diujung (dipuncak). Pada saat kotak spora
matang, kotak spora melepaskan spora ke udara. Spora tersebut terdiri dari sel yang haploid.
Contohnya adalah: Dictyostelium discoideum
b. Oomycota (Filum Jamur Air)
Oomycota merupakan jamur yang hidup di tempat lembab (air). Ciri-cirinya:
a. Benang-benang hifa tidak bersekat melintang di dalamnya terdapat inti dalam jumlah
banyak.
b. Dinding selnya terdiri dari selulosa
c. Melakukan reproduksi aseksual membentuk zoospora memiliki 2 flagela untuk
berenang.Reproduksi seksual dengan membentuk gamet, setelah fertilisasi membentuk zigot
dan tumbuh menjadi oospora.
Contoh jamur ini: Saprolegnia, Phytophtora, Pythium.
Saprolegnia
Phytophtora
Saprolegnia =Jamur yang hidup saprofit pada hewan-hewan yang mati di air
Phytophthora= Jamur karat putih ada yang hidup saprofit dan ada yang hidup parasit.
Yang parasit =
1. Phytophtora infestans = parasit pada kentang
2. P. nicotinae parasit pada tembakau
3. P palmifera parasit pada kelapa
C. Metode Pembelajaran
Pendekatan umum : keterampilan proses
Metode : diskusi

D. Media, Alat, dan Sumber Pembelajaran


1. Powerpoint Unit 4Protista dan Buku Biologi XA.
2. Gambar atau model contoh beberapa jenis protista mirip jamur.
3. Buku teks, jurnal ilmiah, dan akses internet.

E. Kegiatan Pembelajaran
1. Pendahuluan
a. Pemusatan perhatian dan pemotivasi siswa dengan informasi bahwa ada makhluk hidup
yang berukuran kecil selain virus dan prokariot, yaitu protista.
b. Apersepsi:
• Apa yang membuat kolam berwarna hijau?
• Pernahkah Anda melihat rumput laut?
• Apakah rumput laut?
c. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran hari ini mengenai ciri-ciri dan definisi protista.

2. Inti
a. Membimbing siswa untu berkelompok dan
Mengamati
1) Gambar kolam air tawar yang berwarna hijau.
2) Mencari informasi mengenai ciri-ciri dan definisi protista melalui buku teks sumber dan
internet.
3) Mencari informasi mengenai protista mirip jamur, protista mirip tumbuhan, dan protista
mirip hewan.
4) Menggali informasi mengenai protista mirip jamur melalui membaca buku teks atau jurnal
ilmiah.
Mengkomunikasi
1) Mengemukakan ciri-ciri protista mirip jamur dan melakukan tanya jawab tentang
perbedaannya dengan jamur sejati.
2) Menguraikan ciri-ciri Myxomycota dan hal-hal yang membedakannya dengan Oomycota,
dan Acrasiomycota.
Mengasosiasi
1) Menyebutkan ciri-ciri dan definisi protista.
2) Merangkum tiga kelompok besar pada kingdom Protista.
3) Membedakan tiga filum yang termasuk dalam protista mirip jamur.
4) Menyebutkan contoh jenis protista mirip jamur dan peranannya.
b. Mendiskusikan hasil laporan dan memberi kesempatan siswa untuk bertanya mengenai
materi yang bersangkutan.
3. Penutup
a. Mendorong siswa untuk melakukan, menyimpulkan, merefleksi, dan me
nemukan nilai-nilai yang dapat dipetik dari aktivitas hari ini.
b. Mendorong siswa untuk selalu rajin membaca dan mengembangkan wawasan serta
imajinasi dengan membaca.
c. Memberikan penghargaan (pujian dalam lisan atau tulisan) kepada kelompok atau individu
berkinerja baik.

PERTEMUAN II
A. Tujuan
Melalui kegiatan diskusi dan ekspositori, setelah mempelajari unit ini siswa diharapkan
mampu:
1. Membedakan ciri-ciri, struktur tubuh protista mirip tumbuhan.
2. Mengkategorikan tujuh divisi dalam pengelompokkan algae.
3. Membedakan Euglenophyta, Chorophyta, Crysophyta, Pyrophyta, Phaeophyta,
Rhodophyta, dan Charophyta dilihat dari struktur tubuhnya disertai contoh.

B. Materi Pembelajaran
Protista mirip tumbuhan
Para ahli biologi awalnya mendeskripsikan protista adalah seluruh hewan-hewan eukarioyik
bersel tunggal, akan tetapi perkembangan selanjutnya para ahli memasukkan alga ke dalam
protista sehingga protista memilkicakupan pembahasan yang cukup luas meliputi eukariotik
bersel satu (uniseluler) sampai organisme eukariotik bersel banyak (multiseluler) dengan
bentuk sederhana. Berdasarkan pertimbangan struktur anatomi dan morfologinya yang masih
sderhana maka alga digolongkan ke dalam protista.
Alga merupakan kelompok organisme yang bervariasi baik bentuk, ukuran, maupun
komposisi senyawa kimianya. Alga ini ada berbentuk uniseluler (contoh Chlorococcus sp),
koloni (Volvox sp), benang (filamen) (contoh Spyrogyra sp) serta bercabang atau pipih
(contoh Ulva sp, Sargasum sp dan Euchema sp).
Ciri-ciri lainnya pada alga adalah, alga ini tidak memiliki akar, batang dan daun sejati. Tubuh
seperti ini dinamakan talus. Itulah sebabnya alga tidak dapat digolongkan sebagai tumbuhan
(plantae). Di dalam sel alga terdapat berbagai plastida yaitu organel sel yang mengandung zat
warna (pigmen). Plastida yang terdapat pada alga terutama kloroplas mengandung pigmen
klorofil yang berperan penting dalam proses fotosintesis. Sehingga alga bersifat autrotof
karena dapat menyusun sendiri makanannya berupa zat organik dan zat-zat anorganik.
Pigmen yang terkandung terdapat di dalam sel-sel alga adalah :
Fikosianin : warna biru;
Xantofil : warna kuning;
Karoten : warna keemasan;
Fikosantin : warna pirang;
Fikoeritrin : warna merah;
Berdasarkan pigmen yang dikandungnya, alga dikelompokkan menjadi 6 fillum yaitu:
Chlorophyta (alga hijau)
Alga ini merupakan kelompok alga yang paling beragam karena ada yang bersel tunggal,
koloni dan bersel banyak. Pigmen yang dimilikinya adalah klorofil yang mengandung
karoten. Banyak terdapat di danau, kolam tetapi sebagian ada juga yang hidup di laut.
Beberapa contoh alga hijau yang sering anda jumpai di kolam sekitar anda antara lain :
a. Chlorophyta bersel tunggal tidak bergerak
1. Chlorella
Organisme ini banyak ditemukan sebagai plankton air tawar. Ukuran tubuh mikroskopis,
bentuk bulat, berkembangbiak dengan pembelahan sel.
Peranannya bagi kehidupan manusia antara lain, digunakan dalam penyelidikan metabolisme
di laboratorium. Juga dimanfaatkan sebagai bahan untuk obat-obatan, bahan kosmetik dan
bahan makanan. Serbuk Chlorella dalam industri obat-obatan dimasukkan dalam kapsul dan
dijual sebagai suplemen makanan dikenal dengan “Sun Chlorella”. Pengembangannya saat
ini di kolam-kolam (contohnya di Pasuruan)
2. Chlorococcum
Tubuh bersel satu, tempat hidup air tawar, bentuk bulat telur, setiap sel memiliki satu
kloroplas bentuk mangkuk. Reproduksi dengan membentuk zoospora (secara aseksual)
b. Chlorophyta bersel tunggal dapat bergerak
Chlamidomonas
Bentuk sel bulat telur, memiliki 2 flagel sebagai alat gerak, terdapat 1 vacuola, satu nukleus
dan kloroplas. Pada kloroplas yang bentuknya seperti mangkuk terdapat stigma (bintik mata)
dan pirenoid sebagai tempat pembentukan zat tepung.
Reproduksi aseksual dengan membentuk zoospora dan reproduksi seksual dengan konjugasi
(perhatikan gambar berikut ini).
c. Chlorophyta berbentuk koloni tidak bergerak
Contoh: Hydrodictyon
Hydrodictyon banyak ditemukan di dalam air tawar dan koloninya berbentuk seperti jala.
Ukuran cukup besar sehingga dapat dilihat dengan mata telanjang. Reproduksi vegetatif
dengan zoospora dan fragmentasi. Fragmentasi dilakukan dengan cara melepas sebagian
koloninya dan membentuk koloni baru. Sedangkan reproduksi generatif dengan konjugasi.
d. Chlorophyta berbentuk koloni dapat bergerak
Contoh: Volvox
Volvox ditemukan di air tawar, koloni berbentuk bola jumlah antara 500 - 5000 buah. Tiap sel
memiliki 2 flagel dan sebuah bintik mata. Reproduksi aseksual dengan fragmentasi dan
seksual dengan konjugasi sel-sel gamet.
e. Chlorophyta berbentuk benang
Contoh:
Spyrogyra
Ganggang ini didapatkan di sekitar kita yaitu di perairan. Bentuk tubuh seperti benang, dalam
tiap sel terdapat kloroplas berbentuk spiral dan sebuah inti. Reproduksi vegetatif dengan
fragmentasi, sedangkan reproduksi seksual dengan konjugasi. Adapun langkah-langkah
konjugasi yaitu:
Dua benang saling berdekatan, sel yang berdekatan saling membentuk tonjolan. Ujung kedua
tonjolan yang bersentuhan saling melebur membentuk saluran konjugasi. Lewat saluran itu
terjadilah aliran protoplasma dari satu sel ke sel yang lain. Kedua plasma melebur, disebut
peristiwa plasmogami dan segera diikuti oleh peleburan inti yang disebut kariogami. Hasil
peleburan membentuk zigospora diploid. Zigospora mengalami meiosis dan ditempat yang
sesuai berkembang menjadi benang Spirogyra baru yang haploid.
Oedogonium
Ganggang ini berbentuk benang, ditemukan di air tawar dan melekat di dasar perairan.
Reproduksi vegetatif dilakukan oleh setiap sel menghasilkan sebuah zoospora yang berflagela
banyak. Reproduksi generatif adalah salah satu benang membentuk alat kelamin jantan
(antiridium) dan menghasilkan gamet jantan (spermatozoid). Pada benang yang lain
membentuk alat kelamin betina yang disebut Oogonium. Oogonium akan menghasilkan
gamet betina (ovum). Sperma tozoid membuahi ovum dan terbentuk zigot. Zigot akan
tumbuh membentuk individu.
f. Chlorophyta berbentuk lembaran
Contoh:
Ulva
Ganggang ini ditemukan di dasar perairan laut dan menempel di dasar, bentuk seperti
lembaran daun. Berkembangbiak secara vegetatif dengan menghasilkan spora dan spora
tumbuh menjadi Ulva yang haploid (n), Ulva haploid disebut gametofit haploid. Kemudian
secara generatif menghasilkan gamet jantan dan gamet betina. Pertemuan gamet jantan dan
gamet betina akan menghasilkan zigot (Z2n). Zigot berkembang menjadi Ulva yang diploid
disebut sporofit. Selanjutnya sporofit membentuk spora yang haploid setelah mengalami
meiosis. Selanjutnya mengalami mitosis dan menghasilkan gametofit haploid. (perhatikan
gambar di bawah):
Chara
Chara hidup di air tawar terutama melekat pada batu-batuan. Bentuk talus seperti tumbuhan
tinggi, menyerupai batang, yang beruas-ruas dan bercabang-cabang, berukuran kecil. Pada
ruasnya terdapat nukula dan globula. Di dalam nukula terdapat arkegonium dan
menghasilkan ovum. Di dalam globula terdapat anteridium yang memproduksi spermatozoid.
Spermatozoid akan membuahi ovum dan menghasilkan zigospora yang berdinding sel. Pada
reproduksi secara vegetatif dilakukan dengan cara fragmentasi.

C. Metode Pembelajaran
Pendekatan umum : keterampilan proses
Metode : diskusi dan ekspositori
D. Media, Alat, dan Sumber Pembelajaran
1. Powerpoint Unit 4 Protistadan Buku Advanced Learning Biology XA.
2. Spesimen basah atau kering algae.
3. Buku teks, jurnal ilmiah, dan internet.
E. Kegiatan Pembelajaran
1. Pendahuluan
a. Pemusatan perhatian dan pemotivasi siswa dengan menunjukkan spesimen alga seperti
rumput laut.
b. Apersepsi:
• Apakah ini termasuk protista?
• Termasuk ke dalam kelompok mana protista ini?
c. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran hari ini mengenai protista mirip tumbuhan.
2. Inti
a. Membimbing siswa untuk berkelompok melakukan kegiatan
Mengamati
1) Pengamatan terhadap beberapa jenis spesimen alga yang tersedia.
2) Menggambar spesimen algae secara detail dan benar pada lembar pengamatan.
3) Mencatat ciri-ciri struktur tubuh spesimen algae.
Mengumpulkan data
1) Melakukan study literature dengan buku teks atau jurnal ilmiah mengenai protista mirip
tumbuhan.
2) Mencocokkan dan melengkapi gambar hasil pengamatan dengan hasil membaca literatur.
3) Beri keterangan tambahan yang diperlukan pada lembar pengamatan.

Mengkomunikasi
1) Mempresentasikan hasil pengamatan spesimen algae.
2) Menjelaskan hasil studi literatur dan membandingkannya dengan hasil pengamatan.
3) Siswa lain akan menanggapi dan memberi komentar.

Mengasosiasikan
1) Menyimpulkan ciri-ciri protista mirip tumbuhan.
2) Menyebutkan klasifikasi dari protista mirip tumbuhan.
b. Mengkonfirmasi hasil diskusi siswa dan memberi kesempatan siswa untuk bertanya
mengenai materi yang bersangkutan.
c. Guru melengkapi jawaban-jawaban siswa pada saat diskusi.

3. Penutup
a. Mendorong siswa untuk melakukan, menyimpulkan, merefleksi, dan menemukan nilai-
nilai yang dapat dipetik dari aktivitas hari ini.
b. Mengajukan beberapa pertanyaan lisan untuk menguji wawasan siswa.
c. Mendorong siswa untuk selalu teliti ketika bekerja mengamati spesimen algae.
d. Mengingatkan siswa untuk bersyukur atas kekuasaan Tuhan yang mampu menciptakan
makhluk hidup dengan bermacam peranan dalam kehidupan.
e. Memberikan penghargaan (pujian dalam lisan atau tulisan) kepada kelompok atau individu
berkinerja baik.

PERTEMUAN III
A. Tujuan
Melalui kegiatan diskusi, setelah mempelajari unit ini siswa diharapkan mampu:
1. Mengurai proses perkembangbiakan algae.
2. Mengkategorikan tujuh divisi dalam pengelompokkan algae.
3. Membedakan Euglenophyta, Chorophyta, Crysophyta, Pyrophyta, Phaeophyta,
Rhodophyta, dan Charophyta dilihat dari struktur tubuhnya disertai contoh.
4. Menjabarkan beberapa contoh peran Protista mirip tumbuhan yang menguntungkan bagi
kehidupan.
B. Materi Pembelajaran
Phaeophyta (alga coklat)
Bentuk tubuh alga ini seperti tumbuhan tinggi. Ada sekitar 1.500 spesies alga coklat, sebagian
besar hidup di air laut, terdampar di pantai, melekat pada batu-batuan dengan alat pelekat
(semacam akar = hold fast). Alga coklat ini sering disebut klep yang merupakan protista laut
terbesar dan paling rumit.Berwarna kecoklatan karena memiliki pigmen yang dominan
fikosantin selain klorofil, karoten dan xantofil. Alga coklat banyak memiliki struktur khusus.
Tubuh tanaman yang bercabang dapat memiliki kantong udara untuk mempertahankan agar
tetap dapat mengapung. Daun alga lebar yang mirip dengan daun tumbuhan biasa terhubung
ke tangkai keras disebut stipe. Holdfasts yang bersel banyak (multiseluler) membuat tanaman
tetap menempel ditempatnya.
Reproduksi vegetatif dengan fragmentasi, reproduksi generatif dengan membentuk alat
kelamin yang disebut konseptakel jantan dan konseptakel betina. Di dalam konseptakel jantan
terdapat Anteridium dan di dalam konseptakel betina terdapat oogonium yang menghasilkan
ovum. Spermatozoid membuahi ovum yang menghasilkan zigot.
Contoh dari alga ini antara lain : Sargassum, Macrocystis, Ectocarpus, dan Fucus. Alga coklat
seperti alang-alang batu atau Fucus merupkan organisme yang biasa terdapat digaris pantai
perairan dingin yang berbatu-batu. Di Asia berbagai macam alga coklatdikonsumsi sebagai
makanan. Banyak orang menganggap alga coklat dan alga merah mungkin menjadi sumber
makanan bagi manusia untuk masa yang akan dating. Algin, senyawa yang ditemukan pada
alga coklat sering digunakan dalam pembuatan lateks, bahan untuk mengkilap keramik ,
kosmetik, dan es krim.
Rhodophyta (alga merah)
Ganggang ini hidup di laut, bentuk tubuh seperti rumput sehingga disebut dengan rumput
laut. Tubuh bersel banyak bentuk seperti lembaran. Warna merah karena mengandung pigmen
fikoeritrin. Reproduksi seksual dengan peleburan antara spermatozoid dan ovum
menghasilkan zigot. Zigot tumbuh menjadi ganggang merah.
Contoh: Euchemma spinosum, Gelidium, Rhodymenia dan Scinata.
Euchemma spinosum merupakan penghasil agar-agar di daerah dingin. Ganggang merah
mempunyai pigmen yang disebut fikobilin yang terdiri dari fokoeritrin (merah) dan fikosianin
(biru). Hal ini memungkinkan ganggang yang hidup di bawah permukaan laut menyerap
gelombang cahaya yang tidak dapat diserap oleh klorofil. Kemudian pigmen ganggang ini
menyampaikan energi matahari ke molekul klorofil.
Sebgaian alga merah merupakan tumbuhan penghasil makanan yang penting di beberapa
tempat di Asia. Alga merah juga merupakan sumber agar-agar yang digunakan untuk
menumbuhkan organisme di laboratorium.
Gelidium sp
Gelidium sp merupakan spesies Rhodophyta yang sangat rapuh karena kandungan
florideannya yang sangat tinggi. Alga ini memiliki sebaran habitat perairan laut yang cukup
luas, sehingga dapat ditemukan dibeberapa jenis perairan laut. Kekhasan spora alga ini adalah
dapat membentuk tunas. Metegenesis Gelidium sp termasuk yang mengalami tiga fase,
artinya dalam daur hidupnya kita dapat menemukan Gelidium dalam fase gametofit,
karposforofit, dan tetrasporofit.
Chrysophyta (ganggang keemasan)
Ganggang keemasan (chrysophyta) merupakan alga yang hidup di air tawar dan ada yang
hidup di air laut. Tubuh ada yang bersel satu dan ada yang bersel banyak. Alga ini
digolongkan ke dalam 3 kelas, yaitu:
A. Kelas alga Hijau-Kuning (Xanthophyceae)
B. Kelas alga keemasan (Chrysophyceae)
C. Kelas Diatom (Bacillariophyceae)
Berdasarkan pembagian di atas marilah kita uraikan satu persatu.
Kelas alga Hijau-Kuning (Xanthophyceae)
Alga ini memiliki klorofil (pigmen hijau) dan xantofil (pigmen kuning) karena itu warnanya
hijau kekuning-kuningan. Contoh: Vaucheria. Vaucheria tersusun atas banyak sel yang
berbentuk benang, bercabang tapi tidak bersekat. Filamen mempunyai banyak inti dan
disebut Coenocytic.
Berkembangbiak secara seksual yaitu dengan oogami artinya terjadi peleburan spermatozoid
yang dihasilkan anteridium dengan ovum yang dihasilkan oogonium membentuk zigot. Zigot
tumbuh menjadi filamen baru.
Reproduksi secara vegetatif dengan membentuk zoospora. Zoospora terlepas dari induknya
mengembara dan jatuh di tempat yang cocok menjadi filamen baru.
Kelas Alga Coklat-Keemasan (Chrysophyceae)
Alga ini memiliki pigmen keemasan (karoten) dan klorofil. Tubuh ada yang bersel satu,
contohnya Ochromonas dan bentuk koloni, contohnya Synura.
Kelas Diatom (Bacillariophyceae)
Diatom banyak ditemukan dipermukaan tanah basah misal, sawah, got atau parit. Tanah yang
mengandung diatom berwarna kuning keemasan. Tubuh ada yang uniseluler dan koloni.
Dinding sel tersusun atas dua belahan yaitu kotak (hipoteca) dan tutup (epiteca). Reproduksi
secara aseksual yaitu dengan cara membelah diri.
Contohnya: Navicula, Pannularia dan Cyclotella.
Navicula sp.
Alga Api (Pyrrhophyta)
Alga yang termasuk alga api ini disebut Dino Flagellata, tubuh tersusun atas satu sel memiliki
dinding sel dan dapat bergerak aktif. Ciri yang utama bahwa di sebelah luar terdapat celah
dan alur, masing-masing mengandung satu flagel. Alga api berkembangbiak dengan
membelah diri, kebanyakan hidup di laut dan sebagian kecil hidup di air tawar.
Contohnya adalah Perodinium. Alga api yang hidup di laut memiliki sifat fosforesensi yaitu
memiliki fosfor yang memancarkan cahaya, yang kemampuannya disebut biolumenisai. Alga
ini juga sering disebut dengan Dinoflagellata
Euglenophyta
Euglenophyta adalah organisme bersel satu yang mirip hewan karena tidak berdinding sel dan
mempunyai alat gerak berupa flagel sehingga dapat bergerak bebas. Mirip tumbuhan karena
memiliki klorofil dan mampu berfotosintesis. Hidup di air tawar, dalam tanah dan tempat
lembab, contohnya: Euglena.
Euglena terdapat di air tawar, misal di sawah. Bentuk tubuh sel oval memanjang, pada mulut
sel terdapat cambuk atau flagel dan digunakan untuk bergerak. Dekat mulut terdapat bintik
mata (stigma) yang gunanya untuk membedakan gelap dan terang. Di dalam sitoplasmanya
terdapat butir kloroplas yang berisi klorofil. Oleh karena itu Euglena berwarna hijau.
Contohnya Euglena viridis.
Euglena dapat membuat makanan sendiri dengan cara fotosintesis dan juga dapat memakan
zat-zat organik. Karena Euglena mampu melakukan fotosintesis maka dikatakan hidup secara
fotoautotrof. Di samping itu dikatakan juga sebagai heterotrof karena memakan bahan
organik yang tersedia. Cara berkembang biak yaitu dengan membelah diri yang disebut
pembelahan biner.
Protista mirip jamur tidak dimasukkan ke dalam fungi karena struktur tubuh dan cara
reproduksinya berbeda. Reproduksi jamur mirip fungi, tetapi gerakan pada fase vegetatifnya
mirip amoeba. Meskipun tidak berklorofil, struktur membran jamur ini mirip ganggang.

C. Metode Pembelajaran
Pendekatan umum : cooperative learning
Metode : diskusi jigsaw dan observasi
D. Media, Alat, dan Sumber Pembelajaran
4. Powerpoint Unit 4 Protistadan Buku Advanced Learning Biology XA.
5. Buku teks, jurnal ilmiah, dan internet.

E. Kegiatan Pembelajaran
1. Pendahuluan
a. Pemusatan perhatian dan pemotivasi siswa dengan mengulang pembelajaran terdahulu
dengan singkat.
b. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran hari ini mengenai klasifikasi protista mirip
tumbuhan.

2. Inti
a. Membimbing siswa untuk berkelompok menjadi tujuh kelompok (tim ahli) sesuai dengan
tujuh divisi pada protista mirip tumbuhan (Euglenophyta, Chorophyta, Crysophyta,
Pyrophyta, Phaeophyta, Rhodophyta, dan Charophyta).

Mengumpulkan data
1) Melakukan study literature dengan buku teks atau jurnal ilmiah dan internet mengenai
berbagai hal seperti ciri-ciri, contoh, cara reproduksi, dan peranan masing-masing kelompok
yang menjadi tugasnya.
2) Satu orang dari kelompok ini keluar dari kelompok dan membentuk kelompok baru.
Begitu juga yang terjadi pada kelompok lain. Sehingga setiap kelompok baru ini memiliki
masing-masing ahli Euglenophyta, ahli Chorophyta, ahli Crysophyta, ahli Pyrophyta, ahli
Phaeophyta, ahli Rhodophyta, dan Ahli Chorophyta.
Mengkomunikasi
Setiap anggota kelompok baru tersebut saling berdiskusi dan berbagi informasi mengenai
masing-masing kelompok algae.
Menanya
1) Guru memberi kesempatan siswauntuk mengajukan materi yang masih belum dipahami.
2) Siswa lain akan menanggapi dan memberi jawaban.
3) Menjelaskan peranan masing-masing algae bagi lingkungan atau manusia.
Mengasosiasikan
1) Perwakilan siswa merangkum informasi dari masing-masing kelompok algae.
2) Menyimpulkan peranan protista mirip tumbuhan bagi lingkungan dan manusia.
b. Mengkonfirmasi hasil diskusi siswa dan memberi kesempatan siswa untuk bertanya
mengenai materi yang bersangkutan.
c. Guru melengkapi jawaban-jawaban siswa pada saat diskusi.
3. Penutup
a. Mendorong siswa untuk melakukan, menyimpulkan, merefleksi, dan menemukan nilai-
nilai yang dapat dipetik dari aktivitas hari ini.
b. Mengajukan beberapa pertanyaan lisan untuk menguji wawasan siswa.
c. Mendorong siswa untuk selalu santun dan menghormati pendapat yang berseberangan
dengan pendapat sendiri ketika berdiskusi.
d. Mengingatkan siswa untuk bersyukur atas kekuasaan Tuhan yang mampu menciptakan
makhluk hidup dengan bermacam peranan dalam kehidupan.
e. Memberikan penghargaan (pujian dalam lisan atau tulisan) kepada kelompok atau individu
berkinerja baik.

PERTEMUAN IV
A. Tujuan
Melalui kegiatan diskusi dan eksperimen, setelah mempelajari unit ini siswa diharapkan
mampu:
1. Menjelaskan ciri-ciri dan definisi protista mirip hewan.
2. Mengkategorikan empat filum protista mirip hewan.
3.Membuat kultur paramecium dan mengamatinya.
4. Menjabarkan peranan protista mirip hewan bagi lingkungan dan manusia.

B. Materi Pembelajaran
Protozoa yang menyerupai hewan dikenal dengan nama protozoa (protos = pertama, zoon =
hewan). Sebagian protozoa adalah hewan eukariotik bersel tunggal dan mikroskopis.
Protozoa dapat hidup pada air tawar, air laut, air payau dan ada juga yang hidup di dalam
tubuh organisme multiseluler. Seluruh kegiatan hidupnya dilakukan oleh sel itu sendiri
dengan menggunakan organel-organel antara lain membran plasma , sitoplasma dan
mitokondria. Beberapa protozoa ada yang mempunyai peranan dalam menghancurkan sisa-
sisa organisme yang telah mati, tetapi ada juga yang bersifat parasit di dalam tubuh
organisme, misalnya dapat menyebabkan penyakit tidur, malaria, dan disentri. Protozoa hidup
secara individual, tetapi ada juga diantara mereka yang hidupnya berkoloni.
Protozoa berkembangbiak dengan cara aseksual, yaitu dengan cara pembelahan biner dan
membentuk spora serta secara seksual yaitu melalui konjugasi. Hewan ini memilki alat gerak
berupa cilia, flagel, dan kaki semu (Pseudopia), tetapi ada juga yang tidak memiliki alat
gerak.
Pada dasarnya protozoa mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:
• Organisme uniseluler (bersel satu)
• Eukariotik (memiliki membran nukleus
• Hidup soliter (sendiri) atau berkoloni
• Umumnya tidak dapat membuat makananya sendiri (heterotof)
• Hidup bebas, saprofit dan parasit
• Dapat membentuk sista untuk bertahan hidup
• Alat gerak berupa pseudopia , silia atau flagella

Klasifikasi protozoa
Berdasarkan struktur alat geraknya , filum protozoa dibedakan menjadi empat kelas:
1. Kelas Rhizopoda (sarcodina)
2. Kelas Ciliata
3. Kelas Flagellata
4. Kelas sporozoa
1. Kelas Rhizopoda
Bergerak dengan kaki semu (pseudopodia) yang merupakan penjuluran protoplasma sel, yang
berfungsi sebagai alat penangkap mangsa. Hidup di air tawar, air laut, tempat-tempat basah,
dan sebagian ada yang hidup dalam tubuh hewan atau manusia. Perkembangbiakan secara
tidak kawin melalui pembelahan biner dan pembentukkan kista. Jenis yang paling mudah
diamati adalah Amoeba. Pada Amoeba , pergerakkan Amoeba dengan menggunakan kaki
semu terjadi karena adanya rangsangan makanan. Makananya dapat berupa ganggang, bacteri
atau sisa-sisa organik. Ektoamoeba adalah jenis Amoeba yang hidup liar di luar tubuh
organisme lain (hidup bebas). Contohnya Amoeba proteus, Foraminifera , Arcella, Radiolaria.
Entamoeba adalah jenis Amoeba yang hidup di dalam tubuh organisme , contohnya
Entamoeba histolityca, dan Entamoeba coli.
Struktur tubuh Amoeba:
Sel dilindungi oleh membrane sel. Didalam selnya terdapat organel – organel, diantaranya
inti sel, vakuola kontraktil, dan vakuola makanan.
Membrane sel atau membran plasma
Membrane sel disebut juga plasmalema dan berfungsi melindungi protoplasma.
Sitoplasma dibedakan atas ekstoplasma dan endoplasma. Ektoplasma merupakan lapisan luar
sitoplasma yang letaknya berdekatan dengan membrane plasma dan umumnya ektoplasma
merupakan bagian dalam plasma, umumnya bergranula. Didalam endoplasma terdapat 1 inti,
satu vakuola kontraktil, dan beberapa vakuola makanan. Inti sel (nukleus) berfungsi untuk
mengatur selurug kegiatan yang berlangsung di dalam sel.
Rongga berdenyut (Vakuola Kontraktil)
Rongga berdenyut disini berfungsi sebagai organ eksresi sisa makanan. Vakuola kontraktil
juga menjaga agar tekanan osmosis sel selalu lebih tinggi dari tekanan osmosis di sekitarnya.
Rongga makanan (vakuola makanan )
Rongga makanan atau sering disebut dengan vakuola makanan berfungsi sebagai alat
pencernaan. Makanan yang tidak dicerna akan dikeluarkan melalui rongga berdenyut.

Tempat hidup dan habitat


Berdasarkan tempat hidupnya Amoeba dibedakan menjadi :
a. Ektamoeba : hidup di luar tubuh organisme (hidup bebas). Misalnya Amoeba proteus
b. Entamoeba : hidup di dalam organisme , misalnya manusia: contohnya Entamoeba
histolityca, yang hidup di dalam usus halus manusia, bersifat parasit dan menyebabkan
penyakit perut (Disentri). Entamoeba coli, hidup dalam colon (usus besar manusia). Amoeba
ini tidak bersifat parasit , tetapi kadang-kadang dapat menyebabkan buang air besar terus-
menerus. Entamoeba ginggivalis, hidup dalam rongga mulut dan menguraikan sisa-sisa
makanan, sehingga merusak gigi dan gusi.
Terdapat juga contoh dari Rhizopoda lainnya seperti:
1. Arcella
Memiliki rangka luar yang tersusun dari zat kitin. Hewan ini banyak terdapat di air tawar.
Berbentuk seperti piring, dengan satu permukaan cembung dan permukaan lainnya cekung
atau datar , yang ditengahnya terdapat lubang tempat keluarnya kaki palsu.
2. Diffugia
Rangka luar diffugia dapat menyebabkan butir-butir pasir halus dan benda-benda laindapat
melekat.
3. Foraminifera
Memiliki rangka luar yang terdiri dari silica atau zat kapur (mengandung kalsium karbonat).
Semua anggota foraminifera ini hidup di laut. Genus yang paling terkenal dari Foraminifera
ini adalah Globigerina, karena lapisan Foraminifera dapat digunakan sebagai petunjuk dalam
pencarian sumber minyak bumi.
4. Radiolaria
Merupakan organisme laut bertubuh bulat seperti bola dan memilki banyak duri yang terbuat
dari zat kitin dan stonsium sulfat. Radiolaria yang mati akan mengendap yang disebut dengan
Lumpur radiolaria yang digunakan sebagai bahan alat penggosok serta bahan peledak.
Contoh genusnya : Achantometro dan Collosphaera.
2. Kelas Flagellata (Mastigophora)
Bergerak dengan flagel (bulu cambuk) yang digunakan juga sebagai alat indera dan alat bantu
untuk menangkap makanan. Dibedakan menjadi dua yaitu:
• Flagellata autotrofik (berkloroplas) , dapat berfotosintesis. Contohnya Euglena viridis,
Noctiluca mliliaris, volvox globator.
• Flagellata heterotrofik (tidak berkloroplas), tidak dapt berfotosintesis. Contohnya
Trypanosoma gambiense, Leishmania. Sebagian besar hidup bebas dan ada pula yang sebagai
parasit pada manusia dan hewan, atau saprofit pada organisme mati.
Flagellata juga dibagi menjadi dua yaitu : Fitoflagellata dan zooflagellata.
1. Fitoflagellata
Adalah flagellata yang dapat melakukan fotosintesis karena memiliki kromatofora.
Fitoflagellata mencerna makananya dengan berbagai cara, menelan lalu mencernanya di
dalam tubuhnya (holozoik), membuat sendiri makanannya (holofitrik), atau mencerna
organisme yang sudah mati (saprofit). Habitat fitoflagellata di perairan bersih dan perairan
kotor. Fitoflagellata bergerak dengan menggunakan flagella.
Fitoflagellata mempunyai
a. struktur tubuh
Tubuhnya diselubungi oleh membrane selulosa, misalnya Volvox. Ada pula yang memiliki
lapisan pelikel, misalnya euglena. Pelikel adalah lapisan luar yang terbentuk dari selaput
plasma yang mengandung protein.
b. Reproduksi
Cara reproduksi ada dua, yaitu secara konjugasi dan secara aseksual dengan membelah diri.
c. Klasifikasi
Dibagi menjadi 3 kelas:
1. Euglenoida : Tubuhnya menyerupai gelendong dan diselimuti oleh pelikel. Contohnya
yang terdapat pada Euglena viridis.
Euglena viridis mempunyai ciri-ciri :
1. Ukuran tubuhnya 35 – 60 mikron
2. Ujung tubuhnya meruncing dengan satu bulu cambuk
3. Hewan ini memilki stigma (bintik mata berwarna merah) yang digunakan untuk
membedakan gelap dan terang.
4. Memiliki kloroplas yang mengandung klorofil untuk berfotosintesis
5. Memasukkan makanannnya melalui sitofaring menuju vakuola dan ditempat inilah
makanan yang berupa hewan – hewan kecil dicerna.
Gambar : Euglena sp
2. Dinoflagellata : contohnya terdapat pada Noctiluca milliaris, yang mempunyai ciri-ciri :
1. Memiliki satu flagella, satu panjang dan satu pendek
2. Dapat melakukan simbiosis dengan jenis ganggang tertentu
3. Tubuhnya dapat memancarkan sinar bila terkena rangsangan mekanik.
3. Volvocida yang mempunyai ciri-ciri mempunyai ciri-ciri :
1. bentuk tubuh umumnya bulat
2. koloninya terdiri dari ribuan hewan bersel satu yang masing-masing memiliki dua flagella
3. Setiap sel memiliki inti , vakuola kontraktil, stigma dan kloroplas.
2. Zooflagellata
Adalah flagellata yang tidak berkloroplas dan menyerupai hewan. Ada yang hidup bebas
namun kebanyakan bersifat parasit. Mempunyai :
a. Struktur tubuh
Bentuk tubuh mirip dengan sel leher porifera. Mempunyai flagella yang berfungsi untuk
menghasilkan aliran iar dengan menggoyangkan flagella, selain itu flagella juga berfungsi
sebagai alat gerak.
b. Reproduksi
Dilakukan secara aseksual dengan membelah biner secara longitudinal , sedangkan
reproduksi seksual belum diketahui.
Contohnya adalah:
1. Trypanosoma
Hewan ini bercirikan bentuk tubuh yang pipih dan panjang seperti daun , merupakan parasit
dalam darah vertebrata , dan tidak membentuk kista.
Jenis – jenis Trypanosoma antara lain adalah:
a. Trypanosome lewisi hidup pada tikus , hospes perantaranya adalah lalat tse-tse
b. Trypanosoma evansi , penyebab penyakit sura (malas ) pada ternak; hospes perantaranya
adalah lalat tse – tse.
c. Trypanosoma gambiense dan T. rhodesiensis hewan penyebab penyakit tidur pada manusia
manusia.
d.Trypanosoma cruzi, penyebab penyakit cagas (anemia pada anak kecil)
2. Leishmania
merupakan penyebab penyakit pada sel-sel endothelium pembuluh darah. Jenis-jenis
Leismania adalah :
a. Leishmania donovani, penyebab penyakit kalazar yang ditandai dengan demam dan
anemia, hewan ini banyak terdapat di Mesir , sekitar laut tengah , dan india.
b. Leishmania tropica, penyebab penyakit kulit , disebut penyakit oriental sore, terdapat di
Asia (daerah mediterania) dan sebagian Amerika selatan.
c. Leishmania brasiliensis, juga oenyebab oenyakit kulit dimeksiko dan amerika tengah
selatan.

3. Kelas Ciliata
Anggota Ciliata ditandai dengan adanya silia (bulu getar) . Pada fase hidupnya yang
digunakan sebagai alat gerak dan mencari makanan. Ukuran silia lebih pendek dari flagel.
Memilki 2 inti sel (nukleus), yaitu makronukleus (inti besar), yang mengendalikan fungsi
hidup sehari-hari dengan cara mensintesis RNA, juga berperan penting dalam reproduksi
aseksual, dan mikronukleus (inti kecil) yang dipertukarkan pada saat konjugasi untuk proses
reproduksi seksual. Ada vakuola kontraktil yang berfungsi untuk menjaga keseimbangan air
dalam tubuhya. Banyak hidup di air laut dan tawar. Contoh : Paramaecium caudatum, Stentor,
Didinium, Vorticella, Balantidium coli . Alat geraknya berupa rambut getar (silia). Ciliata
mempunyai beberapa ciri-ciri , antara lain :
a. Struktur tubuh
1. Kebanyakan ciliata berbentuk simetris kecuali ciliate primitiv, simetrinya radial.
2. Tubuhnya diperkuat oleh perikel, yaitu lapisan luar yang disusun oleh sitoplasma padat
3. Tubuhnya diselimuti oleh silia , yang menyelubungi seluruh tubuh utama disebut silia
somatic
4. Ciliata mempunyai dua tipe inti sel (nukleus), yaitu makronukleus dengan mikronukleus.
5. Ciliata tidak mempunyai struktur khusus pertukaran udara dan sekresi nutrisi dan
cara makan
Ciliata memilki mulut atau sitosom yang terbuka menjadi saluran pendek. Di sitofaring pada
hewan primitiv , mulut terletak di ujung interior tetapi pada kebanyakan Ciliata , bagian
tersebut diganti oleh bagian posterior. Terdapat dua macam mulut pada ciliata yaitu:
1. Mulut membran berombak : merupakan ciliata yang menyatu dalam barisan panjang
2. Membran yang berupa barisan pendek dari cilia yang bersatu membentuk piringan
Fungsi ciliata pada mulut adalah untuk menghasilkan makanan dan mendorong partikel
makanan menuju sitofaring . Contoh anggota Ciliata yang terkenal misalnya Paramecium.
a. Struktur Paramecium
Ujung depan tubuh tumpul, sedangkan belakang meruncing hingga bentuknya seperti sandal
atau sepatu.
Terdapat contoh Ciliata yang lain antara lain seperti :
1. Stentor ; Bentuk seperti terompet dan menetap di air tawar yang tergenang atau mengalir.
Makanan hewan ini adalah Ciliata yang ukurannya lebih kecil.
2. Didinium ; Merupakan predator pada ekosistem perairan yaitu pemangsa Paramecium.
3. Vortisella ; Bentuk seperti lonceng, bertangkai panjang dengan bentuk lurus atau spiral
yang dilengkapi silia sekitar mulutnya. Hidup di air tawar , menempel dengan tangkai batang
yang bersifat kontraktil pada substrak. Makananya berupa bakteri atau sisa-sisa bahan
organik yang masuk bersama aliran air melalui celah mulutnya.
4. Styllonichia ; Bentuknya seperti siput, silia berkelompok
5. Ballanthidium coli ; habitatnya pada kolon atau usus besar manusia bagian asenden dan
transenden yang dapat menyebabkan gangguan pada perut.
4). Apicomplexa (Sporozoa)
Semua anggota dari Sporozoa ini bersifat endoparasit. Tubuhnya berbentuk bulat atau bulat
panjang dan Tidak memiliki alat gerak khusus, menghasilkan spora (Sporozoid) sebagai cara
perkembangbiakannya. Makanannya langsung diperoleh dari inang tempat hidupnya. Hidup
parasit pada tubuh manusia ataupun dapat juga parasit pada hewan. Sporozoid memiliki
organel-organel komplek pada salah satu ujung (apex) selnya yang dikhususkan untuk
menembus sel dan jaringan inang. Contoh : Plasmodium falciparum, Plasmodium malariae,
Plasmodium vivax. Merupakan golongan protista yang menyerupai jamur, karena sporotozoa
dapat membentuk spora yang dapat menginfeksi inangnya dan tidak memiliki alat khusus,
sehingga geraknya mengubah – ubah kedudukan tubuh, sporozoa hidup sebagai parasit.
Respirasi dan eksresi terjadi secara difusi.
1. Plasmodium vivax : Penyebab penyakit malaria tertiana, dengan gejala demam (masa
sporulasi) ,selang waktu 48 jam
2. Plasmodium malariae : Penyebab penyakit malaria quartana , dengan gejala demam (masa
sporulasi) , selang waktu 72 jam
3. Plasmodium falciparum : Penyebab penyakit malaria tropika, dengan gejala demam (masa
sporulasi) , yang tidak teratur. Bisa 1- 3 X 24 jam.
4. Plasmodium ovale : Penyebab penyakit malaria ovale tertiana (limpa), dengan gejala
demam lebih ringan daripada malaria tertiana yang disebabkan oleh Plasmodium vivax.
Dengan masa sporulasi 48 jam. Tetapi plasmodium ini tidak ditemukan di Indonesia.
a. Struktur tubuh Sporozoa
a. Tubuhnya berbentuk bulat panjang,
b. Ukuran tubuhnya hanya beberapa micron, tetapi didalam usus manusia atau hewan yang
dapat mencapai 10 mm.
c. Tubuh dari kumpulan tropozoid berbentuk memanjang dan dibagian anterior kadang –
kadang terdapat kait pengikat atau filament sederhana untuk melekatkan diri pada inang.

b. Reproduksi
Reproduksi secara aseksual dengan spizogoni, yaitu pembelahan diri yang berlangsung di
dalam tubuh inang tetap, dan sporogoni yaitu pembentukan spora yang terjadi pada inang
sementara (hospes intermediet).
Produksi secara seksual melalui persatuan gamet (mikro gamet = gamet jantan dan makro
gamet = gamet betina) yang berlangsung did dalam tubuh nyamuk.
Contohnya adalah Plasmodium.
Siklus hidup Plasmodium di dalam tubuh inang berhasil diungkapkan oleh Charles Laverans
dan Grasy, dengan siklus sebagai berikut :
- Bila seekor nyamuk anopheles menghisap darah , maka dikeluarkanlah zat anti pembekuan
darah agar darah korban tidak membeku . zat ini disebut dengan anti kougulan. Bersamaan
dengan zat anti kogulan maka keluarlah sporozoit –zporozoit dari mulut nyamuk dan masuk
melalui luka gigitan di tubuh korban.
- Setelah tiga harisporozoit keluar dari inti, kemudian menyerang sel-sel darah merah dan
memasukinya. Fase ini disebut fase eritrositer.
- Sporozoit di dalam sel darah merah disebut tropozoit. Setelah sel-sel darah merah pecah,
merezoit keluar dan mencari sel-sel darah merah yang baru . kejadian ini berulang beberapa
kali. Bersama dengan pecahnya sel-sel darah merah itu, penderita merasa demam (panas).
- Setelah beberapa waktu mengalami skizogami, beberapa merezoit berubah menjadi
gametogenesit yaitu persiapan untuk menjadi gamet jantan dan betina.
- Jika saat itu sel darah manusia ini dihisap oleh nyamuk anopheles betina, maka di dalam
tubuh nyamuk , gametosit akan berubah menjadi gamet jantan dan betina, dua gamet ini
kemudia melebur menjadi satu membentuk zigot. Zigot ini akan menjadi ookinet, dan
pengisap makanan dari nyamuk.
- Ookinet berubah menjadi bulat disebut oosita. Menghasilkan beribu-ribu sporozoit dengan
cara sporozoit. Dari tahapan inilah kemudian sporozoit akan sampai pada kelenjar liur
nyamuk untuk ditularkan

C. Metode Pembelajaran
Pendekatan umum : keterampilan proses
Metode : diskusi dan eksperimen

D. Media, Alat, dan Sumber Pembelajaran


1. Powerpoint Unit 4 Protista dan Buku Paket Biology X.
2. Alat dan bahan untuk eksperimen Activity 4.1: Mikroskop cahaya, lampu spiritus, batang
ose, kaca objek, kaca penutup, kertas lensa, air rendaman jerami umur 2-3 hari, air kolam,
dan vaselin.
3. Gambar macam-macam protozoa.
4. Buku teks, jurnal ilmiah, dan internet.
E. Kegiatan Pembelajaran
1. Pendahuluan
a. Pemusatan perhatian dan pemotivasi siswa dengan menunjukkan gambar macam-macam
protozoa.
b. Apersepsi:
• Tahukah bahwa ada protista kecil yang menyerang sel darah manusia?
• Tahukah nama penyakit yang disebabkan oleh protista tersebut?
c. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran hari ini mengenai protista mirip hewan.
2. Inti
a. Membimbing siswa untuk berkelompok melakukan kegiatan
Mengamati
1) Menggali informasi mengenai ciri-ciri, klasifikasi, peranan serta definisi protista mirip
hewan melalui membaca buku teks atau jurnal ilmiah dan internet.
2) Melakukan pengamatan bentuk Paramecium dari hasil membiakan/mengkultur
Paramecium.
3) Menggambar hasil pengamatan pada lembar pengamatan.
Mengumpulkan data
1) Melakukan percobaan mengenai membuat kultur Paramecium.
2) Melakukan studi literatur mengenai struktur Paramecium dan bagian-bagiannya melalui
buku teks atau jurnal ilmiah dan mencocokkannya dengan gambar hasil pengamatan.
Mengkomunikasi
1) Mempresentasikan hasil pengamatan Paramecium.
2) Menguraikan klasifikasi protista mirip hewan dan faktor-faktor yang membedakannya.
3) Mengemukakan beberapa peranan protista mirip hewan, baik yang merugikan dan
bermanfaat bagi kehidupan.
4) Siswa lain berkesempatan untuk menanggapi dan bertanya mengenai ciri-ciri, klasifikasi
dan peranan protista mirip hewan.

Mengasosiasikan
1) Menyimpulkan ciri-ciri protista mirip hewan.
2) Menyebutkan klasifikasi dari protista mirip hewan.
3) Menjelaskan peranan protista mirip hewan bagi kehidupan.
b. Mengkonfirmasi hasil diskusi siswa dan memberi kesempatan siswa untuk bertanya
mengenai materi yang bersangkutan.
c. Guru melengkapi jawaban-jawaban siswa pada saat diskusi.
3. Penutup
a. Mendorong siswa untuk melakukan, menyimpulkan, merefleksi, dan menemukan nilai-
nilai yang dapat dipetik dari aktivitas hari ini.
b. Mengajukan beberapa pertanyaan lisan untuk menguji wawasan siswa.
c. Mendorong siswa untuk selalu teliti dan berhati-hati ketika bekerja mengkultur
Paramecium dan mengamatinya melalui mikroskop.
d. Mengingatkan siswa untuk bersyukur atas kekuasaan Tuhan yang mampu menciptakan
makhluk hidup dengan bermacam peranan dalam kehidupan.
e. Memberikan penghargaan (pujian dalam lisan atau tulisan) kepada kelompok atau individu
berkinerja baik.

PENILAIAN
1. Teknik dan bentuk instrumen

Teknik Bentuk Instrumen

Pengamatan sikap Lembar pengamatan sikap

Tes unjuk kerja Tes uji kerja

Tes tertulis Tes uraian dan pilihan

2. Contoh instrumen
a. Lembar pengamatan sikap

Hasil
No Aspek yang dinilai Penilaian Keterangan
*)

1 Menunjukkan rasa syukur kepada Tuhan

2 Memiliki rasa ingin tahu (curiosity)

3 Menunjukkan ketekunan dan tanggungjawab dalam


belajar dan bekerja baik secara individu maupun
berkelompok

4 Menyampaikan ide, informasi, dan argumentasi

5 Mengajukan pertanyaan

6 Menghargai pendapat orang lain

7 Partisipasi dalam kelompok belajar

8 Kerapihan laporan percobaan

*) 5=sangat baik, 4=baik, 3=cukup, 2=kurang, dan 1=sangat kurang.


b. Lembar tes unjuk kerja
Pertemuan I
Lembar Kerja Siswa Pengamatan Protista Mirip Jamur
Nama:
Kelas:

Filum Gambar Ciri-ciri Reproduksi Peranan

Myxomycota
.

Nama
spesies:……………

Oomycota

Nama
spesies:……………

Acrasiomycota

Nama
spesies:……………

Pertemuan II
Lembar Kerja Siswa Pengamatan Protista Mirip Tumbuhan
Nama:
Kelas:

No Klasifikasi Gambar Ciri-ciri Peranan


No Klasifikasi Gambar Ciri-ciri Peranan

1 Divisio:
Classis:
Ordo:
Familia:
Genus:
Species:

2 Divisio:
Classis:
Ordo:
Familia:
Genus:
Species:

3 Divisio:
Classis:
Ordo:
Familia:
Genus:
Species:

4 Dst.

Pertemuan IV
Lembar Kerja Siswa Pengamatan Protozoa
No. Gambar Protozoa Kelas Keterangan
Hasil
No Aspek yang dinilai Penilaian Keterangan
*)

1 Keterampilan membiakkan Paramecium

2 Keterampilan membuat preparat Paramecium

3 Keterampilan mendemonstrasikan membuat


preparat

4 Ketelitian menggunakan mikroskop

5 Pemahaman prosedur kegiatan

6 Keterampilan mempresentasikan hasil pengamatan

*) 5=sangat baik, 4=baik, 3=cukup, 2=kurang, dan 1=sangat kurang.

c. Tes tertulis
1) Sebutkan tiga ciri utama kingdom Protista. (skor 3)
2) Sebutkan ciri-ciri tubuh dari Protista mirip jamur. (skor 3)
3) Sebutkan dua contoh Protista mirip jamur beserta peranannya bagi kehidupan.
(skor 4)
4) Sebutkan pigmen dominan dan cadangan makanan dari alga divisi Euglenophyta,
Chlorophyta, Phaeophyta, dan Rhodophyta. (skor 8)
5) Sebutkan perbedaan antara Euglenophyta, Chlorophyta, dan Chrysophyta dilihat
dari struktur tubuhnya. (Skor 6)
6) Jelaskan cara perkembangbiakan alga secara vegetatif. (Skor 5)
7) Sebutkan manfaat alga bagi manusia. (skor 5)

Mengetahui Sukatani, Desember 2014


Kepala Sekolah Guru Mata Pelajaran

Drs. Akhmad Najikh, M.Ag Nurul Khomsatul Maktubah, S.Pd


NIP. 197711008 199903 1 001 NIP. 19760707 200701 2 025

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

Satuan Pendidikan : SMA NEGERI 1 SUKATANI


Mata Pelajaran : Biologi
Kelas/Semester : X/1
Alokasi Waktu :15x 45 menit (5 pertemuan x 3 jam pelajaran)

KOMPETENSI INTI:
KI -1 : Menghargai dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
KI-2 : Mengembangkan perilaku (jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli, santun, ramah
ling-kungan, gotong royong, kerjasama, cinta damai, responsif, dan proaktif) dan
menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan bangsa dalam
berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri
sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.
KI-3 : Memahami dan me ne rapkan pengetahuan faktual, konseptual, prosedural dalam
ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan,
kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait fenomena dan kejadian, serta menerapkan
pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya
untuk memecahkan masalah.
KI-4 : Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait
dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu meng-
gunakan metode, sesuai kaidah keilmuan.

KOMPETENSI DASAR:
3.6 Mengelompokkan jenis-jenis jamur berdasarkan ciri- ciri dan perannya bagi kehidupan
melalui percobaan.
3.6.1 Mengidentifikasi cara hidup jamur.
3.6.2 Mengidentifikasi struktur tubuh jamur.
3.6.3 Mengidentifikasi cara reproduksi jamur.
3.6.4 Mengidentifikasi klasifikasi jamur.
3.6.5 Mengidentifikasi peran jamur bagi kehidupan.
3.6.6 Mengidentifikasi struktur tubuh lichenes.
3.6.7 Menjelaskan peranan lichenes dalam kehidupan.
4.8 Mengamati berbagai jenis jamur melalui pengamatan langsung atau gambar dan
mengelompokkannya berdasarkan ciri atau peranannya bagi kehidupan.
4.8.1 Melakukan pengamatan struktur tubuh jamur.
4.8.2 Membuat produk makanan yang memanfaatkan jamur.

PERTEMUAN I
A. Tujuan
Melalui kegiatan eksperimen, tanya jawab dan diskusi, setelah mempelajari unit ini siswa
diharapkan mampu:
1. Mengemukakan bagian-bagian struktur tubuh jamur.
2. Membedakan pengertian hifa dan miselium.
3. Menjabarkan fungsi dari haustorium pada jamur.
4. Membedakan cara hidup jamur secara parasit, saprofit dan mutualisme.
5. Membedakan cara reproduksi seksual dan aseksual pada jamur.
6. Menjabarkan 6 divisio dari kingdom jamur.
7. Menguraikan ciri-ciri divisio Chytridiomycota dilihat dari habitat dan flagelnya disertai
contohnya.
8. Menguraikan ciri dari jamur divisio Zygomycota dilihat dari habitat, jenis hifa dan cara
reproduksi disertai contohnya.
B. Materi Pembelajaran
A. Cir-ciri Jamur
Ciri-ciri jamur adalah sebagai benikut.
• Mempunyal membran Intl (eukariot), tetapi dapat membuat makanan sendiri kanena
mengandung kiorofil. Jamur memperoleh makanan dari lingkungan di sekitarnya.
• Jamur bersel banyak (multiseluler) terdiri atas benang-benang halus yang disebut hifa.
• Cabang dan hifa disebut dengan miselium yang berfungsi menyerap makanan dan
substratnya.
• Bersifat saprofit dan parasit.
• Berkembang biak secara aseksual dan seksual.
• Perkembangbiakan secara aseksual dilakukan oleh jamur yang bersel tunggal (uniseluler),
yaitu dengan pertunasan dan pemutusan hifa (fragmentasi).
• Perkembangbiakan secara seksual dilakukan dengan membentuk askus spora.

B. Kiasifikasi Jamur
1. Zygomycota
Nama Zygomycoto berasal dan jenis perbanyakan diri seksual, terutama pada pembentukan
zigospora. Ciri-ciri jamur yang termasuk dalam divisi Zygomycota adalah:
• Biasa hidup sebagai saprofit.
• Miselium bercabang banyak dan hifa tidak bersekat sehingga terlihat seperti pipa atau
buluh.
• Dinding sel terdiri atas kitin, tidak memfliki zoospora sehingga sporanya merupakan sel-sel
yang berdinding. Spora inilah yang tersebar ke mana-mana.
• Perkembangbiakan secara aseksual dilakukan dengan spora yang berasal dari sporangium
yang telah pecah.
• Perkembangbiakan secara seksual dilakukan dengan peleburan dua hifa, yaitu hifa betina
dan hifa jantan. Hifa jantan adalah hifa yang memberikan si selnya. Hifa betina adalah hifa
yang menerima isi selnya.

C. Metode Pembelajaran
Pendekatan umum : keterampilan proses
Metode : diskusi dan eksperimen.
D. Media, Alat, dan Sumber Pembelajaran
1. Powerpoint Unit 5 Jamur dan Buku BiologI XA.
2. Gambar atau foto contoh beberapa jenis jamur.
3. Alat dan bahan untuk Activity 5.1: mikroskop, pipet, pinset, kaca objek, kaca penutup,
tempe, dan air.
4. Buku teks, jurnal ilmiah, dan akses internet.

E. Kegiatan Pembelajaran
1. Pendahuluan
a. Pemusatan perhatian dan pemotivasi siswa dengan menunjukkan gambar contoh jenis
jamur.
b. Siswa menjawab pertanyaan dari Preview Test halaman 175.
c. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran hari ini mengenai ciri-ciri dan definisi jamur.

2. Inti
a. Membimbing siswa untu berkelompok dan

Mengamati
1) Menggali informasi mengenai ciri-ciri, definisi, cara hidup dan cara
perkembangbiakanjamur melalui buku teks sumber dan internet.
2) Mengamati struktur tubuh Zygomycota melalui kegiatan Activity 5.1 halaman 184.

Mengkomunikasi
1) Perwakilan siswa menerangkan hasil pengamatannya mengenai struktur tubuh
zygomycota.
2) Siswa lain berkesempatan untuk menanggapi, bertanya dan menjawab berbagai hal
mengenai jamur sebagai bagian dari diskusi.
3) Mengemukakan kesimpulan diskusi mengenai ciri-ciri, definisi, cara hidup, dan cara
perkembangbiakan jamur Zygomycota.

Mengasosiasi
Menyimpulkan ciri-ciri jamur dari hasil pengamatan dan mencatatnya di lembar pengamatan.
b. Mendiskusikan hasil laporan dan memberi kesempatan siswa untuk bertanya mengenai
materi yang bersangkutan.

3. Penutup
a. Mendorong siswa untuk melakukan, menyimpulkan, merefleksi, dan menemukan nilai-
nilai yang dapat dipetik dari aktivitas hari ini.
b. Guru mengajukan beberapa pertanyaan secara lisan untuk menguji wawasan siswa
mengenai cara hidup jamur.
c. Mendorong siswa untuk selalu teliti dalam mengamati melalui dan menggunakan
mikroskop.
d. Memberikan penghargaan (pujian dalam lisan atau tulisan) kepada kelompok atau individu
berkinerja baik.

PERTEMUAN II
A. Tujuan
Melalui kegiatan diskusi, eksperimen, dan ekspositori, setelah mempelajari unit ini siswa
diharapkan mampu:
1. Menguraikan ciri dari jamur divisi Glomeromycota dilihat dari cara hidup, struktur tubuh,
dan cara reproduksinya.
2. Menguraikan ciri dari jamur divisi Ascomycota dilihat dari cara hidup, struktur tubuh, dan
cara reproduksinya.
3. Mejabarkandelapan contoh Ascomycota disertai peranan yang ditimbulkannya.
4. Menguraikan ciri dari jamur divisi Basidiomycota dilihat dari cara hidup, struktur tubuh,
dan cara reproduksinya.
5. Membedakan bagian-bagian dari tubuh buah pada jamur Basidiomycota.
6. Menguraikan enam contoh Basidiomycota disertai peranan yang ditimbulkannya.

B. Materi Pembelajaran
2. Ascomycota
Ascomycota adalah kelompok jamur yang berkembang biak dengan membentuk spora di
dalam selnya (kantung kecil) yang disebut askus. Pembentukan askus inilah yang menjadi ciri
Ascomycota. Perkembangbiakan secara seksual dilakukan dengan pembentukan askospona
melalui beberapa tahap, yaitu:
• Perkawinan (kopulasi) antara gametangiUm jantan dan gametangium betina,
• Bersatunya plasma kedua gametangium yang disebut dengan plasmolisis.
• Bersatunya Intl yang berasal dan gametangium yang disebut dengan kariogami.
• Kariogami yang menyebabkan terjadinya pembelahan reduksi, dilanjutkan dengan
pembentukan askospora secara endogen menurut pembentukan sel bebas.
Perkembangbiakan secara aseksual dapat dilakukan dengan pembentukan konidium,
fragmentasi, dan pertunasan.
a. Saccharomycota
• Hidup sebaga saprofit dan sering dimanfaatkan untuk pembuatan kue, tape, alkohol, roti,
bersifat uniseluler, sel berbentuk bulat, tidak berhifa, dan berkembang biak dengan
pertunasan.
• Ragi atau Sacharomyces cereviceae dimanfaatkan untuk mengembangkan adonan roti dan
pembuatan alkohol.
b. Penicillium sp.
• Dapat memberi citarasa yang khas untuk keju rokefort dan kamembert
• Sedangkan penicillium notatum dan penicillium chrysogenum adalah pembuat penicilin
karena bersifat racun yang dapat menghasilkan zat mematikan, yaitu antibiotika,
c. Neurospora crassa
• Merupakan jamur yang dimanfaatkan untuk pembuatan oncom.
• Berwarna oranye dan sering tumbuh di kayu yang telah terbakar.
3. Basidiomycota
• Basidiomycota merupakan kelompok jamur yang pembentukan sporanya terjadi di atas sel
yang disebut basidium.
• Basidium terdiri dari beberapa sel yang masing-masing membentuk satu basidiospora.
• Jamur kelompok ini dapat berkembang biak secara aseksual dengan membentuk
konidiumdan berkembang biak secara seksual dengan membentuk spora basidium.
• Contoh jamur yang termasuk dalam Basidiomycota adalah jamur merang (Volvariella
volvacea) yang dapat dimakan dan dikembangkan; jamur kuping (Auricularia polytricha)
yang hidup dikayu lapuk, dapat dimakan dan dikembangkan; jamur tiram (Pleurotes) dapat
dimakan; jamur api yang dapat merusak tanaman tebu; jamur beracun (Amanita phalloides)
berwarna putih dan merah, hidup di tanah; jamur upas (Corticum salmonella).

C. Metode Pembelajaran
Pendekatan umum : keterampilan proses
Metode : diskusi dan ekspositori
D. Media, Alat, dan Sumber Pembelajaran
1. Powerpoint Unit 5 Jamurdan Buku Advanced Learning Biology XA.
2. Alat dan bahan untuk Activity 5.3: pisau, lup, mikroskop, pinset, jamur divisi
Basidiomycota (jamur kuping, jamur kancing, jamur merang, atau jamur tiram)
3. Buku teks, jurnal ilmiah, dan internet.

E. Kegiatan Pembelajaran
1. Pendahuluan
a. Pemusatan perhatian dan pemotivasi siswa dengan menunjukkan contoh jamur kancing.
b. Apersepsi:
• Jamur ini, termasuk ke dalam divisi apa?
• Perhatikan kembali ciri-ciri yang melekat padanya?
• Adakah kesamaan dengan jamur yang kita amati kemarin?
c. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran hari ini mengenai jamur divisi Glomeromycota,
Ascomycota, dan Basidomycota.

2. Inti
a. Guru merinci informasi pendahuluan mengenai kegiatan pengamatan jamur.
b. Membagi siswa menjadi beberapa kelompok dan mengarahkan siswa untuk
Mengamati
1) Pengamatan terhadap jamur Basidiomycota melalui kegiatan Activity 5.3 halaman 196.
2) Menggambar struktur jamur secara detail dan benar pada lembar pengamatan.
3) Mencatat ciri-ciri struktur tubuh jamur yang diamati.
Mengumpulkan data
1) Melakukan studi literatur dengan buku teks sumber dan internet dan mencocokkan ciri dari
tiap bagian jamur yang diamati.
2) Mencocokkan dan melengkapi gambar hasil pengamatan dengan hasil membaca literatur.
3) Beri keterangan tambahan yang diperlukan pada lembar pengamatan.

Mengkomunikasi
1) Menerangkan hasil pengamatan jamur mengenai struktur tubuh.
2) Menjelaskan hasil studi literatur dan membandingkannya dengan hasil pengamatan.
3) Siswa lain akan menanggapi dengan bertanya atau memberi jawaban.
4) Mengemukakan kesimpulan diskusi mengenai ciri-ciri, definisi, cara hidup, dan cara
perkembangbiakan jamur Zygomycota.
Mengasosiasikan
1) Menyimpulkan ciri-ciri dan struktur tubuh dari jamur Basidiomycota.
2) Menentukkan alasan mengapa jamur-jamur ini digolongkan ke dalam kelompok
Basidiomycota.
c. Mengkonfirmasi hasil diskusi siswa dan memberi kesempatan siswa untuk bertanya
mengenai materi yang bersangkutan.
d. Guru melengkapi jawaban-jawaban siswa pada saat diskusi.

3. Penutup
a. Mendorong siswa untuk melakukan, menyimpulkan, merefleksi, dan menemukan nilai-
nilai yang dapat dipetik dari aktivitas hari ini.
b. Mengajukan beberapa pertanyaan lisan untuk menguji wawasan siswa.
c. Mendorong siswa untuk selalu teliti ketika bekerja mengamati struktur tubuh jamur.
d. Mendorong siswa untuk saling membantu dan bekerja sama ketika sedang bekerja dalam
kelompok.
e. Memberikan penghargaan (pujian dalam lisan atau tulisan) kepada kelompok atau individu
berkinerja baik.

PERTEMUAN III
A. Tujuan
Melalui kegiatan tanya jawab dan diskusi, setelah mempelajari unit ini siswa diharapkan
mampu:
1. Menyebutkan ciri-ciri dari tiap kelompok jamur.
2. Menguraikan ciri-ciri jamur Deuteromycota.
3. Mengemukakan minimal tiga contoh jamur Deuteromycota disertai peranan yang
ditimbulkannya.
B. Materi Pembelajaran
4. Deuteromycota (Jamur imperfeksi)
• Jamur DeuteromYCOta adalah jamur yang berkembang biak dengan konidia dan belum
diketahui tahap seksualnya.
• Tidak termasuk dalam kelas jamur AscomycOta dan Bosidiomycota. Oleh karena itu, jamur
ini merupakan jamur yang tidak sempurna (jamur imperfecti).
• Jamur-jamur yang tergolong pada jamur imperfeksi ini banyak yang menimbulkan penyakit.

C. Metode Pembelajaran
Pendekatan umum : keterampilan proses
Metode : diskusi

D. Media, Alat, dan Sumber Pembelajaran


1. Powerpoint Unit 5 Jamur dan Buku BiologI XA.
2. Gambar atau foto contoh beberapa jenis jamur.
3. Buku teks, jurnal ilmiah, dan akses internet.

E. Kegiatan Pembelajaran
1. Pendahuluan
a. Pemusatan perhatian dan pemotivasi siswa dengan menunjukkan gambar contoh jenis
jamur.
b. Siswa menjawab pertanyaan apersepsi:
• Apa kegunaan jamur yang Anda ketahui?
• Mengulang ciri-ciri jamur yang Anda ketahui.
c. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran hari ini mengenai ciri-ciri dan definisi jamur.

2. Inti
a. Membimbing siswa untuk berkelompok menjadi enam kelompok (tim ahli) sesuai dengan
enam divisi pada Kingdom Fungi yaitu, Chytridiomycota, Zygomycota, Glomeromycota,
Ascomycota, Basidiomycota, dan Deuteromycota.

Mengamati
1) Melakukan study literature dengan buku teks atau jurnal ilmiah dan internet mengenai
berbagai hal seperti ciri-ciri, contoh, cara reproduksi, dan peranan masing-masing kelompok
yang menjadi tugasnya.
2) Satu orang dari kelompok ini keluar dari kelompok dan membentuk kelompok baru.
Begitu juga yang terjadi pada kelompok lain. Sehingga setiap kelompok baru ini memiliki
masing-masing ahli Chytridiomycota, ahli Zygomycota, ahli Glomeromycota, ahli
Ascomycota, ahli Basidiomycota, dan Deuteromycota.

Menanya
1) Guru memberi kesempatan siswauntuk mengajukan materi yang masih belum dipahami.
2) Siswa lain akan menanggapi dan memberi jawaban.
3) Menjelaskan peranan masing-masing kelompok jamur bagi lingkungan atau manusia.

Mengkomunikasi
Setiap anggota kelompok baru tersebut saling berdiskusi dan berbagi informasi mengenai
masing-masing kelompok jamur.

Mengasosiasi
1) Perwakilan siswa merangkum informasi dari masing-masing kelompok jamur.
2) Menyimpulkan peranan Kingdom Fungi bagi lingkungan dan manusia.
b. Mengkonfirmasi hasil diskusi siswa dan memberi kesempatan siswa untuk bertanya
mengenai materi yang bersangkutan.
c. Guru melengkapi jawaban-jawaban siswa pada saat diskusi.
4. Penutup
a. Mendorong siswa untuk melakukan, menyimpulkan, merefleksi, dan menemukan nilai-
nilai yang dapat dipetik dari aktivitas hari ini.
b. Guru mengajukan beberapa pertanyaan secara lisan untuk menguji wawasan siswa
mengenai cara hidup jamur.
c. Mendorong siswa untuk selalu santun dan menghormati pendapat yang berseberangan
dengan pendapat sendiri ketika berdiskusi.
d. Mengingatkan siswa untuk bersyukur atas kekuasaan Tuhan yang mampu menciptakan
makhluk hidup dengan bermacam peranan dalam kehidupan.
e. Memberikan penghargaan (pujian dalam lisan atau tulisan) kepada kelompok atau individu
berkinerja baik.

PERTEMUAN IV
A. Tujuan
Melalui kegiatan tanya jawab, eksperimen, dan diskusi, setelah mempelajari unit ini siswa
diharapkan mampu menguraikan peranan jamur pada pembuatan tape ketan.
B. Materi Pembelajaran
Peranan jamur atau fungi dalam kehidupan sangat luas. Jamur berperan dalam keseimbangan
lingkungan yaitu sebagai dekomposer. Sebagai dekomposer, jamur menguraikan sisa-sisa
organisme yang telah mati sehingga bisa dimanfaatkan oleh organisme lain. Hal ini sangat
penting dalam keberlanjutan ekosistem di bumi, karena yang menjadi kunci keberlangsungan
ekosistem adalah adanya keseimbangan antara produksi biomasa oleh organisme fotosintetik
dan perombakan-perom- bakan atau daur ulang nutrien yang dikandungnya. Dalam proses
daur ulang senyawa organik ini, fungi memiliki peran yang menonjol di semua ekosistem
utama. Jamur juga bisa bersimbiosis dengan organisme lain.
Dengan akar tumbuhan tertentu jamur bersimbiosis membentuk mikoriza. Mikroriza
merupakan struktur yang berperan penting dalam suplai unsur hara. Kalian bisa membaca
kembali bagian awal dari bab ini yang membicarakan cara jamur memperoleh makanan.
Berdasarkan posisi jamur terhadap akar tumbuhan, dikenal adanya endomikoriza (bila hifa
menembus korteks akar) dan ektomikoriza (bila hifa hanya menem bus epidermis akar).
Kelompok jamur yang sering bersimbiosis dengan akar tumbuhan umumnya termasuk
anggota Divisi Zygomycotina, Ascomycotina, dan Basidiomycotina. Bentuk simbiosis lain
dari jamur adalah lumut kerak. Lumut kerak merupakan organisme yang mampu hidup pada
kondisi lingkungan yang ekstrim dan sangat sensitif terhadap pencemaran udara. Sehingga
lumut kerak ini biasa digunakan sebagai bioindikator kualitas udara. Bersama dengan
kelompok tumbuhan lain, seperti tumbuhan lumut (Bryophyta) dan anggrek, lumut kerak
banyak menghiasi pepohonan mulai dari daerah dataran rendah sampai pegunungan yang
tinggi sebagai epifit. Tetapi bila terjadi pencemaran udara, jenis-jenis organisme epifit
tersebut, terutama lumut kerak dan tumbuhan lumut akan mati.
Jamur juga berperan sangat penting dalam fermentasi makanan dan obat-obatan. Sebagai
contoh, pada Divisi Zygomycotina, sedikit- nya ada 2 jenis Rhizopus yang digunakan secara
komersial dalam industri pil kontrasepsi dan anestesi, yaitu R. arrhizus dan R. nigricans.
Beberapa jenis lain juga dimanfaatkan dalam industri alkohol dan untuk mengempukkan
daging. Ada pula jenis lain yang mampu memproduksi pigmen kuning yang digunakan untuk
memberi warna pada margarin.

C. Metode Pembelajaran
Pendekatan umum : keterampilan proses
Metode : diskusi dan eksperimen
D. Media, Alat, dan Sumber Pembelajaran
1. Powerpoint Unit 5 Jamur dan Buku BiologI XA.
2. Alat dan bahan untuk Activity 5.2: panci, pengaduk, kompor, daun pisang, kantung plastik,
tampah, dandang, beras ketan, ragi tempe, dan air.
3. Gambar atau slide produk makanan dan lain-lain sebagai hasil pengolahan jamur.
4. Buku teks, jurnal ilmiah, dan akses internet.

E. Kegiatan Pembelajaran
1. Pendahuluan
a. Pemusatan perhatian dan pemotivasi siswa dengan menunjukkan gambar contoh produk
bermanfaat yang diolah atau terbuat dari jamur.
b. Siswa menjawab pertanyaan apersepsi:
• Apa maksud dari gambar ini?
• Apa hubungannya dengan pembelajaran Kita soal Kingdom Fungi.
c. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran hari ini mengenai pembuatan tape ketan.
2. Inti
a. Membimbing siswa untuk berkelompok dan bekerja sama melakukan
Mengamati
Membuat tape ketan sebagai contoh produk makanan dari olahan jamur.
Menanya
1) Guru memberi kesempatan siswa untuk mengajukan materi yang masih belum dipahami.
2) Siswa lain akan menanggapi, bertanya dan memberi jawaban.

Mengkomunikasi
1) Siswa menunjukkan hasil jadi pembuatan tape ketan.
2) Siswa mempresentasikan cara mengolah beras menjadi tape dan bagaimana peran jamur
dalam mengubah kukusan ketan menjadi tape.
3) Menjawab pertanyaan dari lembar kegiatan yang disediakan.
Mengasosiasi
Menyimpulkan peranan Kingdom Fungi bagi lingkungan dan manusia.
b. Mengkonfirmasi hasil diskusi siswa dan memberi kesempatan siswa untuk bertanya
mengenai materi yang bersangkutan.
c. Guru melengkapi jawaban-jawaban siswa pada saat diskusi.

3. Penutup
a. Mendorong siswa untuk melakukan, menyimpulkan, merefleksi, dan menemukan nilai-
nilai yang dapat dipetik dari aktivitas hari ini.
b. Guru mengajukan beberapa pertanyaan secara lisan untuk menguji wawasan siswa
mengenai cara hidup jamur.
c. Mendorong siswa untuk disiplin dan mematuhi tata tertib di laboratorium.
d. Mengingatkan siswa untuk bersyukur atas kekuasaan Tuhan yang mampu menciptakan
makhluk hidup dengan bermacam peranan dalam kehidupan.
e. Memberikan penghargaan (pujian dalam lisan atau tulisan) kepada kelompok atau individu
berkinerja baik.
PERTEMUAN V
A. Tujuan
Melalui kegiatan tanya jawab dan diskusi, setelah mempelajari unit ini siswa diharapkan
mampu:
1. Menjabarkan struktur tubuh Lichenes.
2. Menguraikan bentuk simbiosis antara alga dan jamur pada Lichenes.
3. Menguraikan cara reproduksi pada Lichenes.
4. Mengemukakanlima contoh dari Lichenes.
5. Menguraikan peranan Lichenes bagi kehidupan.

B. Materi Pembelajaran
Lumut kerak (atau Lichenes dalam istilah ilmiah) adalah suatu organisme majemuk yang
merupakan suatu bentuk simbiosis erat dari fungus(sebagai mycobiont) dengan mitra
fotosintetik (photobiont), yang dapat berupa alga hijau (biasanya Trebouxia) atau sianobakteri
(biasanyaNostoc). Kerja sama ini demikian eratnya sehingga morfologinya pun berbeda dari
komponen simbiotiknya. Pada beberapa kasus bahkan
masing-masing komponen akan mengalami kesulitan hidup apabila ditumbuhkan terpisah.
Organisme ini sebenarnya kumpulan antara Fungi dan Algae, tetapi sedemikian rupa, hingga
dari segi morfologi dan fisiologi merupakan suatu kesatuan.
Lichenes hidup sebagai epifit pada pohon-pohonan, tetapi dapat jiga di atas tanah, terutama di
daerah tundra di sekitar kutub utara. Di daerah ini areal dengan luas ribuan km2 tertutup oleh
lichenes. Baik di atas cadas maupun di dalam batu, tidak terikat tingginya tempat di atas
permukaan air laut. Lichenes dapat kita temukan dari tepi pantai sampai di atas gunung-
gunung yang tinggi. Tumbuhan ini tergolong dalam tumbuhan perintis yang ikut berperan
dalam pembentukan tanah. Beberapa jenis dapat masuk pada bagian pinggir batu-batu, oleh
karenanya disebut bersifat endolitik.
Lichenes tidak memerlukan syarat-syarat hidup yang tinggi, dan tahan kekurangan air dalam
jangka waktu yang lama. Karena panas yang terik lichenes yang hidup pada batu-batu dapat
menjadi kering, tetapi tidak mati, dan jika kemudian turun hujan, Lichenes dapat hidup
kembali. Pertumbuhan thalusnya sangat lambat, dalam satu tahun jarang lebih dari 1 cm.
tubuh buah baru terbentuk setelah mengadakan pertumbuhan vegetatif bertahun-tahun.
Algae yang ikut menyusun tubuh Lichenes disebut gonidium, dapat bersel tunggal atau
berkoloni. Kebanyakan gonidium adalah ganggang biru (Cyanophyceae) antara lain
Chroococcus dab Nostoc, kadang-kadang juga ganggang hijau 9chlorophyceae) misalnya
Cystococcus dan Trentepohlia.
Kebanyakan cendawan yang ikut menyusun Lichenes tergolong ke dalam Ascomycetes
terutama Discomycetales, hanya kadang-kadang Pyrenomycetales. Mungkin juga
Basidiomycetes mengambil bagian dalam pembentukan Lichenes. Kebanyakan cendawan-
cendawan tertentu bersimbiosis dengan ganggang tertentru pula. Untuk memelihara Lichenes
pada medium buatan dijimpai bamnyak kesukaran. Tetapi jika cendawan dan ganggangnya
dipisahkan, masing-masing dapat dipiara dengan mudah pada medium buatan. Pada
umumnya Lichenes pada medium buatan tidak memperlihatkan pertumbuhan yang kuat. Jadi
daya untuk hidup sendiri telah hilang, sehingga cendawan itu dalam jarang sekali ditemukan
dalam keadaan hidup bebas. Dalam kultur murni cendawan itu memperlihatkan susunan
morfologi menurut jenisnya, tetapi bentuk thalus seperti Lichenes baru terjadi, jika bertemu
dengan jenis ganggang yang tepat. Lain ganggang akan menghasilkan lain Lichenes. Jadi
bentuk lichenes bergantung pada macam cara hidup bersama antara kedua macam organisme
yang menyusunnya.
Hidup bersama antara dua organisme yang berlainan jenis umumnya disebut simbiosis.
Masing-masing organisme itu sendiri disebut simbion. Dalam pembicaraan sehari-hari
simbiosis itui sering diartikan sebagai hidup bersama dengan keuntungan bagi kedua simbion,
yang seharusnya dinamakan mutualisme.
Pada lichenes simbiosis antara fungi dan algae diberikan tafsiran yang berbeda-beda. Ada
yang menafsirkan sebagai mutualisme, karena dipandang kedua-duanya dapat memperoleh
keuntungan dari hidup bersama itu. Ganggang memberikan hasil-hasil fotosintesis terutama
yang berupa karbohidrat kepada cendawan, dan sebaliknya cendawan memberikan air dan
garam-garam kepada ganggang.
Dapat juga hubuingan antara ganggang dan jamur itu dianggap sebagai suatu helotisme.
Keuntungan yang timbal balik itu hanya sementara, yaitu pada permulaan saja, tetapi
akhirnya ganggan diperalat oleh cendawan, hubungan mana menyerupai hunbungan seorang
majikan dengan budaknya (heloot). Dalam hal ini hidup bersama natara cendawan dan
ganggang pada Lichenes dinamakan helotisme. . Mengenai hal tersebut memang masih
belum tercapai persesuaian paham.
Pada penampang melintang talus lichenes tampak hifa cendawan sering kali membalut sel-sel
ganggang, bahkan ada yang memasukkan haustorium ke dalam sel-sel ganggang. Ganggang
tetap hidup, tetapi tidak dapat membiak dengan sel-sel lembaganya sendiri. Adapula yang
miselium cendawan hanya msuk kedalam selaput lender sel-sel ganggang. Dalam hal tersebut
bentuk ganggang menentukan bentuk Lichenes. Pada umumnya miselium cendawan jauh
lebih banyak bagian dalam takus terdiri atas anyaman hiva yang renggang dan merupakan
lapisan teras(lapisan empulur). Dalam lapisan ini dekat dengan permukaan sel-sel ganggang,
bergerombol yang merupakan lapisan yang dinamakan lapisan gonidium. Kulit luarnya terdiri
atas mislelium cendawan lagi yang teranyam sebagai plektenkim dengan rapat.
Menurut habitusnya kita membedakan Lichenes yang talusnya menyerupai lembaran-
lembaran, dan seperti semak. Yang pertama biasanya melekat dengan benang-benang
menyerupai rizoid pada substratnya dengan seluruh sisi bawah talus, sedang yang kedua
mempunyai ujung talus yang bebas dalam udara. Pembagian ini sama sekali tidak
menunjukkan hubungan filogenetik antara anggota-anggota yang tergolong di dalamnya.
Kebanyakan Lichexnes berkembang biak vegetatif, karena bila sebagian talus terpisah lalu
tumbuh menjadi individu baru. Pada bebarapa jenis Lichenes,pembiakan berlangsung dengan
perantaraan soredium, yaitu kelompok kecil sel-sel ganggang yang sedang membelah dan
diselubungi benang-benang miselium menjadi suatu badan yang dapat terlepas dari
indukknya. Dengan robeknya dinding talus soredium tersebar seperti debu yang ditiup angin.
Benda-benda tersebut pada tempat lain dapat tumbuh menjadi Lichenes baru. Seringkali
soredium itu tetjadi dalam talus pada tempat-tempat yang mempunyai batas yang jelas yang
dinamakan soralum. Pada talus Lichenes, cendawan akhirnya dapat membentuk tubuh buah
yang menurut jenis cendawan dapat berupa apotesium atau peritesium. Spora yang dilepaskan
, di tempat yang baru jika menjumpai jenis ganggang yang tepat, yang sama dengan jenis
ganggang pada talus indukknya.
Menurut habitusnya, Lichen dibagi menjadi dua yaitu :
a. Lichenes dengan talus berbentuk lembaran-lembaran
b. Lichenes dengan talus berbentuk semak-semak
Pada tipe Lichen dengan talus lembaran, talus seluruhnya melekat dengan sisi bawahnya pada
alas sedangkan tipe Lichen dengan talus berbentuk semak-semak, hanya pangkal talus saja
yang melekat pada alas dan ujungnya tetap bebas dan bercabang-cabang seperti batang
Cormophyta.
Macam-macam Lichen (Google, 2009)
Karakteristik Lichenes
Ciri-ciri umum
Lichenes memiliki ciri-ciri umum sebagai berikut:
Pada Penampang melintang talus Lichenes, kelihatan hifa cendawan membalut sel-sel
algae, bahkan ada yang memasukkan haustorium ke dalam sel-sel algae. Algae tetap hidup
tetapi tidak dapat membiak dengan sel-sel lembaganya sendiri.
Ada pula yang miselium cendawannya hanya masuk ke dalam selaput lander sel-sel algae,
sehingga bentuk algae menentukan bentuk Lichenesnya.
Bagian dalam talus terdiri dari anyaman hifa yang renggang dan merupakan lapisan teras /
empulus. Dalam lapisan ini sel-sel algae bergerombol membentuk lapisan gonidium. Kulit
luarnya terdiri atas miselium cendawan yang teranyam sebagai plektenkim yang rapat.
Bagi lichenes yang talusnya menyerupai lembaran, biasanya melekat dengan benang-
benang yang menyerupai rizoid. Sedangkan ujung semak menyerupai ujung talus yang bebas
dalam udara.
Lichenes hidup sebagai epifit pada pohon-pohonan, tetapi dapat juga di atas tanah,
terutama di daerah tundra, digolongkan sebagai tumbuhan perintis yang ikut berperan dalam
pembentukan tanah. Beberapa jenis dapat masuk pada pinggir batuan, disebut endolitik.
Syarat hidupnya tidak sulit dan taha terhadap kekurangan air dalam waktu yang
lama.Dapat menjadi kering akibat terik matahari tetapi tidak mati, dan jika kemudian turun
hujan, Lichenes dapat hidup kembali
Pertumbuhaan talus sangat lambat. Tubuh buah baru terbentuk setelah mengadakan
pertumbuhan vegetative bertahun-tahun.
Kebanykan Lichenes bereproduksi dengan perantaan soredium.
Komponen cendawannya sering dapat membentuk spora dan hanya membentuk lichenes
jika jatuh dekat algae yang merupakan simbionnya.
Menurut cendawan penyusunnya, Lichenes dibagi menjadi 2 kelas, yaitu Ascomychenes
dan Basidiolichenes.
Lumut tidak memiliki akar dan tidak perlu air setiap saat seperti tumbuhan tinggi besar,
sehingga mereka dapat tumbuh di lokasi yang mustahil bagi kebanyakan tanaman, seperti
batu gundul, tanah atau pasir steril, dan berbagai struktur buatan seperti dinding, atap dan
monumen.
Banyak lumut juga tumbuh sebagai epifit (epi - pada permukaan, phyte - tanaman) pada
tanaman lain, terutama pada batang dan cabang-cabang pohon. Ketika tumbuh pada tanaman
lain, lumut tidak parasit , mereka tidak mengkonsumsi bagian dari tanaman atau racun itu.
Beberapa yang tinggal di tanah lumut, seperti anggota subgenus Cladina (lumut rusa),
bagaimanapun, menghasilkan bahan kimia yang larut ke dalam tanah dan menghambat
perkecambahan benih tanaman dan pertumbuhan tanaman muda.

C. Metode Pembelajaran
Pendekatan umum : keterampilan proses
Metode : diskusi
D. Media, Alat, dan Sumber Pembelajaran
1. Powerpoint Unit 5 Jamur dan Buku BiologI XA.
2. Gambar dan spesimen kering atau basah dari berbagai macam Lichenes.
3. literatur ilmiah (buku atau jurnal) dan internet.
E. Kegiatan Pembelajaran
1. Pendahuluan
a. Pemusatan perhatian dan pemotivasi. Mengilustrasikan bagaimana jamur dapat
bersimbiosis dengan alga.
b. Apersepsi:
• Ada yang pernah melihat Lichenes sebelumnya?
• Apakah Anda menyadari bahwa Lichenes termasuk ke dalam Kingdom Fungi?
c. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran hari ini mengenai Lichenes.
2. Inti
a. Membimbing siswa secara berkelompok untuk
Mengamati
1) Mengamati gambar atau spesimen Lichenes dan merinci setiap bagiannya.
2) Membaca jurnal ilmiah atau buku teks mengenai struktur tubuh Lichenes, ciri, cara
perkembangbiakan, klasifikasi, dan peran Lichenes bagi lingkungan.
Mengumpulkan Data
Menggambar Lichenes di lembar pengamatan dan menyertakan ciri-ciri khusus bagiannya.
Mengkomunikasi
1) Menunjukkan hasil pengamatan pada spesimen Lichenes.
2) Menerangkan hasil studi literatur mengenai ciri-ciri Lichenes, cara perkembangbiakan, dan
peranan Lichenes.
3) Siswa lain dapat menanggapi, menambahkan, bertanya, dan menjawab presentasi siswa.
4) Mendiskusikan hasil laporan dan memberi kesempatan siswa untuk bertanya mengenai
materi yang bersangkutan.

4. Penutup
a. Mendorong siswa untuk melakukan, menyimpulkan, merefleksi, dan menemukan nilai-
nilai yang dapat dipetik dari aktivitas hari ini.
b. Memberi pertanyaan lisan untuk menguji wawasan barunya.
c. Mengingatkan siswa untuk bersyukur atas ciptaan Tuhan dengan berbagai peranannya
dalam kehidupan di Bumi.
d. Memberikan penghargaan (pujian dalam lisan atau tulisan) kepada kelompok atau individu
berkinerja baik.

PENILAIAN
1. Teknik dan bentuk instrumen

Teknik Bentuk Instrumen

Pengamatan sikap Lembar pengamatan sikap

Tes unjuk kerja Tes uji kerja

Tes tertulis Tes uraian dan pilihan

2. Contoh instrumen
a. Lembar pengamatan sikap

Hasil
No Aspek yang dinilai Penilaian Keterangan
*)

1 Menunjukkan rasa syukur kepada Tuhan

2 Memiliki rasa ingin tahu (curiosity)

3 Menunjukkan ketekunan dan tanggungjawab dalam


belajar dan bekerja baik secara individu maupun
berkelompok

4 Menyampaikan ide, informasi, dan argumentasi

5 Mengajukan pertanyaan

6 Menghargai pendapat orang lain

7 Partisipasi dalam kelompok belajar

8 Kerapihan laporan percobaan

*) 5=sangat baik, 4=baik, 3=cukup, 2=kurang, dan 1=sangat kurang.

b. Lembar tes unjuk kerja


Pertemuan I

Hasil
No Aspek yang dinilai Penilaian Keterangan
*)

1 Keterampilan mendemonstrasikan membuat


preparat

2 Ketelitian menggunakan mikroskop

3 Pemahaman prosedur kegiatan

4 Keterampilan mempresentasikan hasil pengamatan

*) 5=sangat baik, 4=baik, 3=cukup, 2=kurang, dan 1=sangat kurang.

Pertemuan II

Hasil
No Aspek yang dinilai Penilaian Keterangan
*)

1 Keterampilan mendemonstrasikan membuat


preparat

2 Ketelitian menggunakan mikroskop

3 Pemahaman prosedur kegiatan


4 Keterampilan mempresentasikan hasil pengamatan

*) 5=sangat baik, 4=baik, 3=cukup, 2=kurang, dan 1=sangat kurang.

Pertemuan IV

Hasil
No Aspek yang dinilai Penilaian Keterangan
*)

1 Keterampilan membuat tape ketan

2 Kerapihan dan hasil akhir produk

3 Pemahaman prosedur kegiatan

4 Keterampilan mempresentasikan hasil kegiatan

*) 5=sangat baik, 4=baik, 3=cukup, 2=kurang, dan 1=sangat kurang.

c. Lembar tes tertulis


1) Sebutkan dan jelaskan kelompok jamur berdasarkan reproduksi seksualnya.
2) Jelaskan ciri dari jamur divisi Zygomycota dilihat dari habitat dan jenis hifanya.
3) Sebutkan cara reproduksi aseksual pada jamur. (skor 5)
4) Jelaskan perbedaan ektomikoriza dan endomikoriza. (skor 2)
5) Sebutkan masing-masing dua contoh dari jamur Ascomycota dan Basidiomycota.
(skor 4)
6) Sebutkan minimal tiga peranan jamur Basidiomycota. (skor 4)
7) Sebutkan lima divisi yang termasuk ke dalam kingdom Fungi. (skor 5)
8) Sebutkan tiga contoh jamur beserta peranannya bagi kehidupan. (skor 5)
9) Jelaskan peran ragi dalam pembuatan tape ketan. (skor 10)
10) Jelaskan mengapa Deuteromycota disebut jamur tidak sempurna. (skor 2)
11) Jelaskan simbiosis antara alga dan jamur pada lichenes. (skor 4)
12) Sebutkan peranan lichenes dalam kehidupan. (skor 4)
Mengetahui Bengkulu, 06 Oktober 2018
Kepala Sekolah Guru Mata Pelajaran

Drs. Akhmad Najikh, M.Ag Nurul Khomsatul Maktubah, S.Pd


NIP. 19611118 199903 1 001 NIP. 19760707 200701 2 025
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

Satuan Pendidikan : MA NEGERI 1 SUKATANI

Mata Pelajaran : Biologi


Kelas/Semester : X/I
Alokasi Waktu : 9 JP x 45 menit(3 minggu)

KOMPETENSI INTI:
KI-1 : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
KI-2 : Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli
(gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan pro-aktif dan menunjukkan
sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif
dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa
dalam pergaulan dunia.
KI-3 : Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual,
prosedural berdasarkan rasa ingintahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya,
dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban
terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada
bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.
KI-4 : Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait
dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu
menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan.

KOMPETENSI DASAR
3.2 Menganalisisdatahasilobervasi tentang berbagai tingkat keanekaragaman hayati
(gen, jenis, dan ekosistem)diIndonesiadan usaha pelestariannya.
3.2.1 Menjelaskan pengertian keanekaragaman hayati.
3.2.2 Mengidentifikasikan 3 macam keanekaragaman hayati.
3.2.3 Melakukan praktikum untuk mengamati keanekaragaman gen dan jenis pada
makhluk hidup.
3.2.4 Mendeskripsikan sebaran keanekaagaman hayati di permukaan bumi.
3.2.5 Mendeskripsikan keanekaragaman hayati di Indonesia.
3.2.6 Mengidentifikasikan usaha pelestarian keaneka-ragaman hayati.
4.2 Menyusun usulan upaya pelestariankeanekaragamanhayati Indonesiaberdasarkan
hasil analisis data ancaman kelestarian berbagai keanekaragaman hewan dan
tumbuhan khas Indoensia yang dikomunikasikan dalam berbagai bentuk media
informasi.
4.2.1 Mengusulkan upaya pelestariankeanekaragamanhayati Indonesiaberdasarkan
hasil analisis data ancaman kelestarian berbagai keanekaragaman hewan dan
tumbuhan khas Indoensia.
4.2.2 Menyampaikan hasil analisis data ancaman kelestarian berbagai
keanekaragaman hewan dan tumbuhan khas Indoensia yang dikomunikasikan dalam
berbagai bentuk media informasi.
PERTEMUAN I
A. Tujuan Pembelajaran
1. Melakukan percobaan untuk mengamati keanekaragaman jenis dan jenis pada
makhluk hidup.
2. Menjelaskan pengertian keanekaragaman hayati.

B. Materi Pembelajaran
Keanekarahaman Hayati
Keanekaragaman hayati (biodiversitas) adalah keanekaragaman organisme yang
menunjukkan keseluruhan variasi gen, jenis, dan ekosistem pada suatu daerah.
Keanekaragaman hayati melingkupi berbagai perbedaan atau variasi bentuk, penampilan,
jumlah, dan sifat-sifat yang terlihat pada berbagai tingkatan, baik tingkatan gen, tingkatan
spesies, maupun tingkatan ekosistem. Gampangnya, keanekaragaman hayati adalah semua
jenis perbedaan antar mahkluk hidup.

Berdasarkan hal tersebut, para pakar membedakan keanekaragaman hayati menjadi tiga
tingkatan, yaitu keanekaragaman gen, keanekaragaman jenis, dan keanekaragaman
ekosistem.
C. Metode Pembelajaran
1. Pendekatan umum : Cooperative learning
2. Metode : Discovery, diskusi, praktikum

D. Media, Alat, dan Sumber Pembelajaran


1. Alat/Bahan : Daun dari berbagai jenis tumbuhan (contohnya daun-daun
seperti pada gambar), lup atau kaca pembesar, dan penggaris.
2. Media : Powerpoint Unit 6
3. Sumber : Buku Biologi kelas X, Penerbit Grafindo Media Pratama

E. Kegiatan Pembelajaran
1. Pendahuluan
a. Mengkondisikan siswa untuk belajar dan memotivasi siswa terkait tentang
praktikum pengamatan keanekaragaman bentuk daun.
b. Apersepsi:
- Pernahkah Anda memperhatikan bentuk daun tumbuhan yang berbeda-
beda bentuknya?
- Apakahyangmenyebabkan hal tersebut dapat terjadi?
c. Menyampaikan inti tujuan pembelajaran hari initentang praktikum
pengamatan keanekaragaman bentuk daun.

2. Inti
a. Membimbing siswa secara berkelompok untuk
Mengamati
1) Mengamati berbagai jenis bentuk daun.
2) Menyimak uraian tentang pengertian keanekaragaman hayati.
Menanya
1) Mampu mengajukan pertanyaan tentang berbagai jenis bentuk daun.
2) Bertanya tentang pengertian keanekaragaman hayati.

Pengumpulan Data
1) Mengumpulkan data hasil pengamatanberbagai jenis bentuk daun.
2) Mengumpulkan informasi tambahan tentang berbagai jenis bentuk daun
dari berbagai sumber seperti artikel, majalah, atau internet.
Mengasosiasi
1) Menganalisis data hasil pengamatanberbagai jenis bentuk daun.
2) Menyimpulkan hasil analisis data pengamatanberbagai jenis bentuk daun.
3) Merangkum tentang pengertian keanekaragaman hayati.

Mengkomunikasikan
1) Menyampaikandata hasil pengamatan berbagai jenis bentuk daun dalam
bentuk media informasi seperti poster atau leaflet.
2) Menyebutkan pengertian keanekaragaman hayati.
b. Mendiskusikan hasil pengamatan dan menyimpulkan tentang berbagai jenis
bentuk daun sebagai salah satu bentuk keanekaragaman hayati.

3. Penutup
Mendorong siswa untuk melakukan:
a. menyimpulkan tentangberbagai jenis bentuk daun sebagai salah satu bentuk
keanekaragaman hayati.
b. merefleksikan tentangberbagai jenis bentuk daun sebagai salah satu bentuk
keanekaragaman hayati.
c. menemukan nilai-nilai rasa syukur, teliti, objektif, kerja sama, dan
komunikatif yang dapat dipetik dari aktivitas hari ini.

PERTEMUAN II
A. Tujuan Pembelajaran
1. Menjelaskan pengertian keanekaragaman gen.
2. Menyebutkan contoh keanekaragaman gen.
3. Menjelaskan pengertian variasi disertai contohnya.
4. Menjelaskan pengertian keanekaragaman jenis.
5. Menyebutkan contoh keanekaragaman jenis.
6. Menjelaskan pengertian keanekaragaman ekosistem.
7. Menyebutkan contoh keanekaragaman ekosistem.

B. Materi Pembelajaran
1. Keanekaragaman gen
Gen atau plasma nuftah adalah substansi kimia yang menentukan sifat keturunan yang
terdapat di dalam kromosom. Setiap individu mempunyai kromosom yang membawa sifat
menurun (gen) dan terdapat di dalam inti sel. Perbedaan jumlah dan susunan faktor menurun
tersebut akan menyebabkan terjadinya keanekaragaman gen.
Makhluk hidup satu spesies (satu jenis) bisa memiliki bentuk, sifat, atau ukuran yang
berbeda. Bahkan pada anak kembar sekalipun terdapat perbedaan. Semua perbedaan yang
terdapat dalam satu spesies ini disebabkan karena perbedaan gen.
anekaayam Keanekaragaman hayati (biodiversitas)

Perbedaan sesama ayam (satu spesies) termasuk keanekaragaman gen


Jadi, keanekaragaman gen adalah segala perbedaan yang ditemui pada makhluk hidup dalam
satu spesies. Contoh keanekaragaman tingkat gen ini misalnya, tanaman bunga mawar putih
dengan bunga mawar merah yang memiliki perbedaan, yaitu berbeda dari segi warna. Atau
perbedaan apa pun yang ditemui pada sesama ayam petelor dalam satu kandang.
2. Keanekaragaman jenis
Spesies atau jenis memiliki pengertian, individu yang mempunyai persamaan secara
morfologis, anatomis, fisiologis dan mampu saling kawin dengan sesamanya
(interhibridisasi) yang menghasilkan keturunan yang fertil (subur) untuk melanjutkan
generasinya. Kumpulan makhluk hidup satu spesies atau satu jenis inilah yang disebut
dengan populasi.
Keanekaragaman jenis adalah segala perbedaan yang ditemui pada makhluk hidup antar jenis
atau antar spesies. Perbedaan antar spesies organisme dalam satu keluarga lebih mencolok
sehingga lebih mudah diamati daripada perbedaan antar individu dalam satu spesies
(keanekaragaman gen).
keanekaragaman hayati Keanekaragaman hayati (biodiversitas)
Keanekaragaman jenis adalah perbedaan makhluk hidup antar spesies. Contohnya sangat
banyak.
Contohnya, dalam keluarga kacang-kacangan dikenal kacang tanah, kacang buncis, kacang
hijau, kacang kapri, dan lain-lain. Di antara jenis kacang-kacangan tersebut kita dapat dengan
mudah membedakannya karena di antara mereka ditemukan ciri khas yang sama. Akan tetapi,
ukuran tubuh atau batang, kebiasaan hidup, bentuk buah dan biji, serta rasanya berbeda.

C. Metode Pembelajaran
1. Pendekatan umum : Cooperative learning
2. Metode : Discovery, diskusi,

D. Media, Alat, dan Sumber Pembelajaran


1. Media : Powerpoint Unit 6
2. Sumber : Buku Biologi kelas X, Penerbit Grafindo Media Pratama

E. Kegiatan Pembelajaran
1. Pendahuluan
a. Mengkondisikan siswa untuk belajar dan memotivasi siswa terkait tentang
keanekaragaman gen, keanekaragaman jenis, dan keanekaragaman ekosistem.
b. Apersepsi:
- Tahukah Anda mengapa di bumi terdapat berbagai jenis hewan dan
tumbuhan?
- Apakah yang menyebabkan hal tersebut?
c. Menyampaikan inti tujuan pembelajaran hari ini tentang keanekaragaman gen,
keanekaragaman jenis, dan keanekaragaman ekosistem.

2. Inti
a. Membimbing siswa secara berkelompok untuk
Mengamati
1) Menyimak uraian tentang pengertian keanekaragamangen, variasi,
keanekaragaman jenis, dan keanekaragaman ekosistem.
2) Membaca contoh keanekaragaman gen, keanekaragaman jenis, dan
keanekaragaman ekosistem.
Menanya
1) Menanyakan tentang pengertian keanekaragamangen, variasi,
keanekaragaman jenis, dan keanekaragaman ekosistem.
2) Mampu mengajukan pertanyaan mengenai contoh keanekaragaman gen,
keanekaragaman jenis, dan keanekaragaman ekosistem.

Pengumpulan Data
1) Mengumpulkan informasi tambahan tentang keanekaragamangen, variasi,
keanekaragaman jenis, dan keanekaragaman ekosistemdari sumber lain.
2) Mengumpulkan informasi tambahan tentang contoh keanekaragaman gen,
keanekaragaman jenis, dan keanekaragaman ekosistem dari sumber lain.
Mengasosiasi
1) Menyimpulkan pengertian keanekaragamangen, variasi, keanekaragaman
jenis, dan keanekaragaman ekosistem.
2) Menganalisis data informasi tambahan tentang contoh keanekaragaman
gen, keanekaragaman jenis, dan keanekaragaman ekosistem.
Mengkomunikasikan
1) Menyebutkan pengertian keanekaragamangen, variasi, keanekaragaman
jenis, dan keanekaragaman ekosistem.
2) Menyampaikan hasil informasi tambahan tentang contoh keanekaragaman
gen, keanekaragaman jenis, dan keanekaragaman ekosistem.
3) Mendiskusikan hasil laporan dan menyimpulkan tentang keanekaragaman
gen, keanekaragaman jenis, dan keanekaragaman ekosistem.

3. Penutup
Mendorong siswa untuk melakukan:
a. menyimpulkantentangkeanekaragaman gen, keanekaragaman jenis, dan
keanekaragaman ekosistem.
b. merefleksikan tentangkeanekaragaman gen, keanekaragaman jenis, dan
keanekaragaman ekosistem.
c. menemukan nilai-nilai rasa syukur, teliti, dan komunikatif yang dapat
dipetik dari aktivitas hari ini.

PERTEMUAN III
A. Tujuan Pembelajaran
1. Menyebutkan faktor yang mempengaruhi sebaran makhluk hidup.
2. Menjelaskan pengertian zoogeografi dan fitogeografi.
3. Menjelaskan keanekaragaman hewan di Indonesia.
4. Menjelaskan keanekaragaman hewan di Indonesia.
5. Membedakan 3 wilayah persebaran keanekaragaman hewan di Indonesia disertai
contoh hewannya.
6. Menjelaskan keanekaragaman tumbuhan di Indonesia.
7. Menjelaskan keanekaragaman jamur dan mikroorganisme di Indonesia.

B. Materi Pembelajaran
Keanekaragaman Hayati di Indonesia
Indonesia terletak pada garis 6° LU – 11° LS dan 95° BT – 141° BT. Dengan demikian,
Indonesia terletak di daerah beriklim tropis dan dilewati oleh garis khatulistiwa. Letak ini
menyebabkan Indonesia memiliki keanekaragaman hayati yang tinggi. Indonesia juga
memiliki berbagai jenis ekosistem, seperti ekosistem perairan, ekosistem air tawar, rawa
gambut, hutan bakau, terumbu karang, dan ekosistem pantai.
1. Persebaran Tumbuhan (Flora) di Indonesia
Jenis tumbuh-tumbuhan di Indonesia diperkirakan berjumlah 25.000 jenis atau lebih dari 10%
dari flora dunia. Lumut dan ganggang diperkirakan jumlahnya 35.000 jenis. Tidak kurang
dari 40% dari jenis-jenis ini merupakan jenis yang endemik atau jenis yang hanya terdapat di
Indonesia dan tidak terdapat di tempat lain di dunia.
Tumbuhan yang tumbuh di Malaysia, Indonesia, Philipina sering disebut kelompok tumbuhan
Malesiana. Beberapa jenis tumbuhan khas di Indonesia :
Durian ( Durio zibethinus ), ada beberapa varietas : Durian Petruk (Jepara), durian Simas
(Bogor), durian Sitokong (Ragunan-Jakarta).
Salak ( Salacca edulis ), beberapa varietas : salak pondoh (sleman), salak bali, salak condet
(jakarta).
Bunga Bangkai ( Rafflesia arnoldi ) dari Bengkulu
Pohon Jati (Tectona grandis), Mahoni (Switenia mahagoni), Kenari (Canarium caesius)
banyak ditemukan di Jawa, keruing (Dipterocarpus sp), Matoa (Pometia pinnata) dari Papua.
Meranti (Shorea sp), rotan (Calamus caesius) di kalimantan.
Cendana (Santalumalbum), kayu putih (Eucalyptus alba)
2. Persebaran Hewan (Fauna) di Indonesia
Persebaran hewan-hewan di dunia dikelompokkan menjadi 6 (enam) daerah utama, yaitu :

Jenis-jenis hewan yang ada di Indonesia diperkirakan berjumlah sekitar 220.000 jenis yang
terdiri atas lebih kurang 200.000 serangga (± 17% fauna serangga di dunia), 4.000 jenis ikan,
2.000 jenis burung, serta 1.000 jenis reptilia dan amphibia.
Penyebaran keanekaragaman hayati di Indonesia, khususnya hewan, sangat berkaitan erat
dengan letak geografis Indonesia. Penyebaran hewan ini secara umum terbagi menjadi dua
wilayah, yaitu kawasan timur (Benua Australia) dan kawasan barat (Benua Asia).
Dalam ekspedisinya ke Indonesia, Alfred R. Wallace (1856) menemukan perbedaan hewan di
beberapa daerah di Indonesia. Jenis burung yang ada di Bali tidak dijumpai di Lombok, dan
sebaliknya. Hewan yang terdapat di Sumatera, jawa, Bali, dan Kalimantan mirip dengah
jenis hewan di daerah geografis Oriental (Asia), sehingga Wallace membuat garis pembatas
yang dikenal dengan garis wallace yang memisahkan daerah oriental dengan daerah
Australian (meliputi Papua, Maluku, Sulawesi, dan Nusa Tenggara).
Ahli zoology Jerman, Max Weber menjumpai hewan di daerah Sulawesi mirip dengah
hewan di daerah Oriental dan Australian (merupakan peralihan), sehingga membuat garis
pembatas yang dikenal garis weber yang membentang daerah Sulawesi ke selatan hingga
kepulauan Aru.
Dengan demikian, hewan-hewan di Indonesia memiliki tipe daerah Orental, Australian, dan
Peralihan
3. Hewan dan Tumbuhan endemik di Indonesia
Hewan dan tumbuhan endemik Indonesia adalah hewan dan tumbuhan yang hanya ada di di
Indonesia.
Hewan yang endemik misalnya : harimau jawa (Panthera tigris sondaicus), harimau bali
(sudah punah), jalak bali putih (Leucopsar rothschildi) di Bali, badak bercula satu
(Rhinoceros sondaicus) di Ujung Kulon, binturong (Artictis binturong), monyet (Presbytis
thomasi), tarsius (Tarsius bancanus) di Sulawesi Utara, kukang (Nycticebus coucang), maleo
(hanya di Sulawesi), komodo (Varanus komodoensis) di Pulau Komodo dan sekitarnya.
Tumbuhan yang endemik terutama dari genus Rafflesia misalnya Rafflesia arnoldii
(endemik di Sumatra Barat, Bengkulu, dan Aceh), Rafflesia borneensis (Kalimantan),
Rafflesia cilliata (Kalimantan Timur), Rafflesia horsfilldii (Jawa), Rafflesia patma (Nusa
Kambangan dan Pangandaran), Rafflesia rochussenii (Jawa Barat), dan Rafflesia contleyi
(Sumatra bagian timur).
Bedali (Radermachera gigantean), Kepuh (Stereula foetida), Bungur (Lagerstroemia
spesiosa), Nangka celeng (Arthocarpus heterophyllus), Mundu (Garcinia dulcis), Sawo
kecik (Manilkara kauki), Winong (Tetrameles nudiflora), Kluwak (Pingium edule),
Gandaria (Bouea macrophylla).

C. Metode Pembelajaran
1. Pendekatan umum : Direct instruction
2. Metode : Discovery, diskusi

D. Media, Alat, dan Sumber Pembelajaran


1. Media : Powerpoint Unit 6
2. Sumber : Buku Biologi kelas X, Penerbit Grafindo Media Pratama

E. Kegiatan Pembelajaran
1. Pendahuluan
a. Mengkondisikan siswa untuk belajar dan memotivasi siswa terkait
keanekaragaman hayati Indonesia.
b. Apersepsi:
- Tahukah Anda apa saja hewan dan tumbuhan yang hanya ditemukan di
Indonesia?
- Sebutkan contoh mikroorganisme yang Anda ketahui?
c. Menyampaikan inti tujuan pembelajaran hari ini tentang keanekaragaman
hayati Indonesia.

2. Inti
a. Membimbing siswa secara berkelompok untuk
Mengamati
1) Menyimak uraian tentang faktor yang mempengaruhi sebaran makhluk
hidup.
2) Membaca pengertian zoogeografi dan fitogeografi.
3) Menyimak uraian tentang keanekaragaman hewan, keanekaragaman
tumbuhan, dan keanekaragaman mikroorganismeyang ada di Indonesia.
4) Mengamati 3 wilayah persebaran keanekaragaman hewan di Indonesia
disertai contoh hewannya.
Menanya
1) Bertanya tentang faktor yang mempengaruhi sebaran makhluk hidup.
2) Menanyakan pengertian zoogeografi dan fitogeografi.
3) Mampu mengajukan pertanyaan tentang keanekaragaman hewan,
keanekaragaman tumbuhan, dan keanekaragaman mikroorganismeyang
ada di Indonesia.
4) Bertanya tentang 3 wilayah persebaran keanekaragaman hewan di
Indonesia disertai contoh hewannya.
Pengumpulan Data
1) Mengumpulkan informasi tambahan tentang faktor yang mempengaruhi
sebaran makhluk hidupdari sumber lain.
2) Mengumpulkan informasi tambahan tentang keanekaragaman hewan,
keanekaragaman tumbuhan, dan keanekaragaman mikroorganismeyang
ada di Indonesia dari sumber lain.
Mengasosiasi
1) Menyimpulkan faktor yang mempengaruhi sebaran makhluk hidup.
2) Menganalisis data informasi mengenai keanekaragaman hewan,
keanekaragaman tumbuhan, dan keanekaragaman mikroorganismeyang
ada di Indonesia dari sumber lain.
Mengkomunikasikan
1) Menyebutkan pengertian zoogeografi dan fitogeografi.
2) Menyebutkanfaktor yang mempengaruhi sebaran makhluk hidup.
3) Menyampaikan hasil pengamatan informasi mengenai keanekaragaman
hewan, keanekaragaman tumbuhan, dan keanekaragaman
mikroorganismeyang ada di Indonesia dari sumber lain.
b. Mendiskusikan hasil laporan pengamatan tentang keanekaragaman hayati
Indonesia.

3. Penutup
Mendorong siswa untuk melakukan:
a. menyimpulkantentangkeanekaragaman hayati Indonesia.
b. merefleksikan tentangkeanekaragaman hayati Indonesia.
c. menemukan nilai-nilai rasa syukur, teliti, dan komunikatif yang dapat
dipetik dari aktivitas hari ini.

PERTEMUAN IV
A. Tujuan Pembelajaran
1. Menjelaskan pentingnya dilakukan pelestarian keanekaragaman hayati.
2. Menjelaskan kegiatan pokok dalam upaya pelestarian keanekaragaman hayati.
B. Materi Pembelajaran
Upaya Pelestarian Keanekaragaman Hayati
Agar keanekaragaman makhluk hidup dapat terus lestari dan mampu memberi manfaat yang
sebesar-besarnya kepada manusia, pemanfaatannya harus secara bijaksana. Beberapa usaha
penyelamatan dan pelestarian keanekaragaman makhluk hidup sebagai berikut.
1. Sistem tebang pilih dengan cara memilih tanaman yang bila ditebang tidak sangat
berpengaruh terhadap ekosistem.
2. Peremajaan tanaman dilakukan untuk mempertahankan dan meningkatkan hasil dengan
mempersiapkan tanaman pengganti.
3. Penangkapan musiman yang dilakukan pada saat populasi hewan paling banyak dan
tidak pada saat kondisi yang dapat mengakibatkan kepunahan. Contohnya tidak berburu pada
saat musim berkembang biak.
4. Pembuatan cagar alam dan tempat perlindungan bagi tumbuhan dan hewan langka seperti
suaka margasatwa dan taman nasional. Tempat-tempat tersebut melindungi flora atau fauna
yang sudah terancam punah.
Perlindungan (konservasi) keanekaragaman hayati bertujuan untuk melindungi flora dan
fauna dari ancaman kepunahan. Konservasi dibagi dua macam, yaitu:
1. In Situ
In situ adalah konservasi flora dan fauna yang dilakukan pada habitat asli. Misalnya
memelihara ikan yang terdapat di suatu danau yang dilakukan di danau tersebut, tidak dibawa
ke danau lain atau sungai. Ini dilakukan agar lingkungannya tetap sesuai dengan lingkungan
alaminya. Meliputi 7 kategori, yaitu cagar alam, suaka margasatwa, taman laut, taman buru,
hutan, atau taman wisata, taman provinsi, dan taman nasional.

C. Metode Pembelajaran
1. Pendekatan umum : Direct instruction
2. Metode : Discovery, diskusi

D. Media, Alat, dan Sumber Pembelajaran


1. Media : Powerpoint Unit 6
2. Sumber : Buku Biologi kelas X

E. Kegiatan Pembelajaran
1. Pendahuluan
a. Mengkondisikan siswa untuk belajar dan memotivasi siswa terkait upaya
pelestarian keanekaragaman hayati.
b. Apersepsi:
- Apa yang Anda akan lakukan jika menemukan hewan langka yang diburu
oleh manusia?
- Upaya seharusnya dilakukan bila melihat kejadian tersebut?
c. Menyampaikan inti tujuan pembelajaran hari initentang upaya pelestarian
keanekaragaman hayati.

2. Inti
a. Membimbing siswa secara berkelompok untuk
Mengamati
1) Menyimak uraian tentang pentingnya dilakukan pelestarian
keanekaragaman hayati.
2) Membaca uraian tentang kegiatan pokok dalam upaya pelestarian
keanekaragaman hayati.

Menanya
1) Mampu mengajukan pertanyaan tentang pentingnya dilakukan pelestarian
keanekaragaman hayati.
2) Bertanya tentang kegiatan pokok dalam upaya pelestarian
keanekaragaman hayati.
Pengumpulan Data
1) Mengumpulkan informasi tambahan tentangpentingnya dilakukan
pelestarian keanekaragaman hayati dari sumber lain.
2) Mengumpulkan informasi tambahan tentangkegiatan pokok dalam upaya
pelestarian keanekaragaman hayati dari sumber lain.
Mengasosiasi
1) Merangkuminformasi tambahan tentangpentingnya dilakukan pelestarian
keanekaragaman hayati dari sumber lain.
2) Menyimpulkan informasi tambahan tentangkegiatan pokok dalam upaya
pelestarian keanekaragaman hayati dari sumber lain.
Mengkomunikasikan
1) Memaparkan informasi tambahan tentangpentingnya dilakukan pelestarian
keanekaragaman hayati dari sumber lain.
2) Menyampaikan informasi tambahan tentangkegiatan pokok dalam upaya
pelestarian keanekaragaman hayati dari sumber lain.
b. Mendiskusikan dan menyimpulkan mengenai upaya pelestarian
keanekaragaman hayati.

3. Penutup
Mendorong siswa untuk melakukan:
a. menyimpulkantentangupaya pelestarian keanekaragaman hayati.
b. merefleksikan tentangupaya pelestarian keanekaragaman hayati.
c. menemukan nilai-nilai rasa syukur, teliti, dan komunikatif yang dapat
dipetik dari aktivitas hari ini.

PERTEMUAN V
A. Tujuan Pembelajaran
1. Membedakan pengertian pelestarian insitu dan eksitu disertai contohnya.
2. Membedakan keuntungan dan kelemahan pelestarian secara in-situ dan ex-situ.

B. Materi Pembelajaran
Upaya Pelestarian Keanekaragaman Hayati
2. Ex Situ
Ex situ adalah konservasi flora dan fauna yang dilakukan di luar habitat asli, namun
kondisinya diupayakan sama dengan habitat aslinya. Perkembangbiakan hewan di kebun
binatang merupakan upaya pemeliharaan ex situ. Jika berhasil dikembangbiakan, sering kali
organisme tersebut dikembalikan ke habitat aslinya. Contohnya, setelah berhasil ditangkar
secara ex situ, jalak Bali dilepaskan ke habitat aslinya di Bali. Misalnya: konservasi flora di
Kebun Raya Bogor dan konservasi fauna di suaka margasatwa Way Kambas, Lampung.
Upaya melestarikannya juga meliputi ekosistem di suatu wilayah. Perlindungan tersebut di
antaranya:
1. Cagar Alam
Cagar alam adalah membiarkan ekosistem dalam suatu wilayah apa adanya.
Perkembangannya terjadi secara proses alami. Manusia dilarang memasukinya tanpa izin
khusus. Cagar alam bertujuan untuk:
a. melindungi ciri khas tumbuhan, hewan, dan ekosistem alami
b. mempertahankan keanekaragaman gen
c. menjamin pemanfaatan ekosistem secara berkesinambunga
d. memelihara proses ekologi
Contohnya Cagar Alam Pangandaran (Jawa Barat).
2. Suaka Margasatwa
Merupakan pelestarian satwa langka. Perburuan dibuatkan peraturan tertentu. Satwa langka
dilindungi oleh undang-undang konservasi, sehingga kepemilikannya harus memiliki izin
khusus.
3. Taman Nasional
Taman Nasional adalah kawasan pelestarian alam yang mempunyai ekosistem asli. Taman
nasional dimanfaatkan untuk tujuan penelitian, ilmu pengetahuan, pendidikan, penunjang
budidaya, pariwisata, dan rekreasi. Taman nasional juga berfungsi melindungi ekosistem,
melestarikan keanekaragam flora dan fauna, dan melestarikan pemanfaatan sumber daya
alam hayati.
Beberapa taman nasional tersebut misalnya Taman Nasional (TN) Gunung Leuseur (Aceh
dan Sumatera Utara), TN Kerinci Seblat (Sumatera Selatan dan Bengkulu), TN Bukit Barisan
Selatan (Bengkulu dan Lampung), TN Ujung Kulon (Banten), TN Gunung Gede Pangrango
(Bogor dan Sukabumi, Jawa Barat), TN Kepulauan Seribu (DKI Jakarta), TN Bromo Tengger
(Jawa Timur), TN Meru Betiri (Jawa Timur), TN Baluran (Banyuwangi, Jawa Timur), TN
Bali Barat, TN Komodo (Nusa Tenggara Barat) dan TN Tanjung Puting (Kalimantan Tengah).
4. Taman Laut
Taman laut adalah wilayah lautan yang memiliki keanekaragaman flora dan fauna yang tinggi
dan indah. Kawasan ini dijadikan sebagai konservasi alam, misalnya Taman Laut Bunaken di
Sulawesi Utara.
Konservasi alam adalah upaya pengelolaan sumber daya alam untuk menjamin kelangsungan
hidup manusia di masa kini dan masa mendatang. Konservasi alam meliputi tiga hal, yaitu:
a. perlindungan, melindungi proses ekologis dan sistem penyangga kehidupan. Misalnya,
perlindungan siklus udara dan air.
b. pelestarian, melestarikan sumber daya alam dan keanekaragam hayati
c. pemanfaatan, memanfaatkan secara bijaksana sumber daya alam dan lingkungannya.
5. Hutan Lindung
Hutan lindung biasanya terletak di daerah pegunungan. Hutan tersebut berfungsi sebagai
resapan air. Hal ini untuk mengatur tata air dan menjaga agar tidak terjadi erosi.
6. Kebun Raya
Kebun raya adalah kebun buatan yan berguna untuk menghimpun tumbuhan dari berbagai
tempat untuk dilestarikan. Selain itu, kebun raya ialah Kebun rata Bogor dan Kebun Raya
Ppurwodadi (Jawa Timur)
Masyarakat awam hendaknya tidak memelihara hewan atau tumbuhan langka yang rawan
punah. Memelihara burung, kera, atau orang utan di rumah akan menyebabkan hewan hewan
tersebut semakin cepat punah. Sebaiknya, hewan tersebut dibiarkan hidup secara alami atau
diserahkan pemeliharaannya kepada orang yang ahli agar ditangkarkan dan kemudian
dilepaskan kembali ke habitat aslinya. Kita dapat berperan serta untuk melestarikannya
dengan memelihara hewan atau tumbuhan hasil penangkaran atau budi daya, misalnya
burung kenari, ikan hias, tanaman hias, kucing dan anjing.
Kita dapat membantu melestarikan keanekaragaman makhluk hidup dengan cara:
a. tidak membunuh hewan dan tumbuhan liar
b. tidak mempermainkan hewan liar dan memetik tumbuhan langka
c. sewaktu bertamasya atau berkemah, tetaplah memelihara kelestarian lingkungan, tidak
membawa pulang hewan dan tumbuhan langka
d. tidak membuang sampah di sembarang tempat, karena dapat mengganggu kesehatan
hewan jika termakan hewan tersebut
e tidak membuang limbah ke lingkungan, misal limbah rumah tangga atau pestisida, karena
dapat membahayakan kehidupan hewan dan tumbuhan yang ada di lingkungan tersebut.

C. Metode Pembelajaran
1. Pendekatan umum : Direct instruction
2. Metode : Discovery, diskusi

D. Media, Alat, dan Sumber Pembelajaran


1. Media : Powerpoint Unit 6
2. Sumber : Buku Biologi kelas X

E. Kegiatan Pembelajaran
1. Pendahuluan
a. Mengkondisikan siswa untuk belajar dan memotivasi siswa terkait tingkat
upaya pelestarian keanekaragaman hayati.
b. Apersepsi:
- Pernahkah Anda mengunjungi kebun binatang atau kebun raya?
- Tahukah Anda tenta pelestarian secara ex-situ dan in-situ? Apa bedanya?
c. Menyampaikan inti tujuan pembelajaran hari initentang upaya pelestarian
keanekaragaman hayati.

2. Inti
a. Membimbing siswa secara berkelompok untuk
Mengamati
1) Membaca pengertian pelestarian in-situ dan ex-situ disertai contohnya.
2) Menyimak uraian tentang keuntungan dan kelemahan pelestarian secarain-
situ dan ex-situ.

Menanya
1) Bertanya tentang pengertian pelestarian in-situ dan ex-situ disertai
contohnya.
2) Mampu mengajukan pertanyaan tentang keuntungan dan kelemahan
pelestarian secarain-situ dan ex-situ.
Pengumpulan Data
1) Mencari informasi tambahan tentang contoh dari pelestarian in-situ dan
ex-situdari sumber lain.
2) Mencari informasi tambahan tentang keuntungan dan kelemahan
pelestarian secarain-situ dan ex-situ dari sumber lain.
Mengasosiasi
1) Merangkum pengertian pelestarian in-situ dan ex-situ disertai contohnya.
2) Menyimpulkan tentang contoh dari pelestarian in-situ dan ex-situ.
Mengkomunikasikan
1) Menyebutkan pengertian pelestarian in-situ dan ex-situ disertai contohnya.
2) Menyampaikan contoh dari pelestarian in-situ dan ex-situ.
b. Mendiskusikan dan menyimpulkan mengenai upaya pelestarian
keanekaragaman hayati.

3. Penutup
Mendorong siswa untuk melakukan:
a. menyimpulkantentangupaya pelestarian keanekaragaman hayati.
b. merefleksikan tentangupaya pelestarian keanekaragaman hayati.
c. menemukan nilai-nilai rasa syukur dan komunikatif yang dapat dipetik dari
aktivitas hari ini.

PENILAIAN
1. Teknik dan Bentuk Instrumen

Teknik Bentuk Instrumen

 Pengamatan Sikap  Lembar Pengamatan Sikap dan Rubrik

 Tes Unjuk Kerja  Tes Uji Praktik Kerja dan Rubrik

 Tes Tertulis  Tes Uraian dan Pilihan

 Portofolio  Panduan Penyusunan Portofolio

2. Contoh Instrumen
a. Lembar Pengamatan Sikap
No Aspek yang dinilai 3 2 1 Keterangan

1 Menunjukkan rasa syukur kepada Tuhan


mengenai keanekaragaman hayati yang ada di
Bumi.

2 Menunjukkan rasa ingin tahu terhadap materi


yang sedang dipelajari dalam aktivitas sehari-
hari

3 Menunjukkan sikap objektif dan kritis dalam


mengemukakan pendapat dan mengambil
kesimpulan

4 Menunjukkan sikap aktif dalam


berdikusi/tanya jawab dan menyelesaikan
masalah

Rubrik Penilaian Sikap

No Aspek yang dinilai Rubrik

1 Menunjukkan rasa syukur 3: selalu menunjukkan ekspresi rasa syukur kepada


kepada Tuhan mengenai Tuhan YME Tuhan mengenai keanekaragaman
keanekaragaman hayati yang hayati yang ada di Bumi
ada di Bumi. 2: jarang menunjukkan ekspresi atau ungkapan
syukur, namun menaruh minat terhadap kebesaran
Tuhan saat refleksi
1: tidak pernah menunjukkan ekspresi rasa syukur,
atau menaruh minat terhadap terhadap kebesaran
Tuhan saat refleksi

2 Menunjukkan rasa ingin tahu 3: selalu menunjukkan rasa ingin tahu yang besar,
terhadap materi yang sedang antusias, terlibat aktif dalam kegiatan belajar baik
dipelajari dalam aktivitas individu maupun berkelompok
sehari-hari 2: jarang menunjukkan rasa ingin tahu, namun
tidak terlalu antusias, dan baru terlibat aktif dalam
kegiatan kelompok ketika disuruh
1: tidak pernah menunjukkan antusias dalam
pengamatan, sulit terlibat aktif dalam kegiatan
kelompok walaupun telah didorong untuk terlibat

3 Menunjukkan sikap objektif 3: selalu bersikap objektif dan kritis dalam


dan kritis dalam mengemukakan pendapat dan mengambil
mengemukakan pendapat dan kesimpulan.
mengambil kesimpulan 2: jarang bersikap objektif dan kritis dalam
mengemukakan pendapat dan mengambil
kesimpulan
1: tidak pernah bersikap objektif dan kritis dalam
mengemukakan pendapat dan mengambil
kesimpulan

4 Menunjukkan sikap aktif 3: selalu bersikap aktif dalam berdikusi/tanya


dalam berdikusi/tanya jawab jawab dan menyelesaikan masalah.
dan menyelesaikan masalah 2: jarang bersikap aktif dalam berdikusi/tanya
jawab dan menyelesaikan masalah
1: tidak pernah bersikap aktif dalam
berdikusi/tanya jawab dan menyelesaikan masalah

Deskripsi sikap ini digunakan untuk pertimbangan dalam menentukan profil siswa (bukan
angkanya yang penting, namun deskripsi sikap siswa).

b. Lembar Tes Unjuk Kerja

No Aspek yang dinilai Ya Tidak Keterangan

1 Pengetahuan terhadap alat praktikum yang


akan digunakan dalam pembelajaran
praktikum

2 Menguasi penggunaan alat dan bahan dengan


benar dalam kegiatan praktikum
3 Aktif dan objektif dalam proses mengamati
dan observasi

4 Bekerja sama dengan baik bersama dengan


teman saat melakukan pengamatan

5 Jujur dalam mengumpulkan data hasil


pengamatan, observasi dengan benar dan
mengolah serta menyajikan data hasil
pengamatan

6 Membersihkan dan menyimpan kembali


peralatan ke tempatnya setelah menyelesaikan
praktikum

Contoh Tabel Laporan Bentuk Daun

Nama Panjang
No Bentuk Daun Lebar Daun Gambar
Tumbuhan Daun

c. Lembar Tes Tertulis


1. Kacang merah yang berasal dari satu induk, tetapi memiliki ciri yang
beranekaragam disebabkan oleh....
a. perkawinan
b. variasi lingkungan
c. adaptasi
d. perilaku yang berbeda
e. pola dan jenis makanan
2. Keanekaragaman pada tingkat genetik digambarkan oleh ....
a. bermacam-macam ikan di laut
b. bermacam-macam kacang-kacangan
c. bermacam-macam warna bunga mawar
d. bermacam-macam tumbuhan di darat
e. bermacam-macam burung
3. Munculnya keanekaragaman tingkat ekosistem disebabkan oleh ....
a. setiap gen memiliki kemampuan interaksi dengan faktor lingkungan
yang berbeda-beda
b. setiap jenis memiliki kemampuan interaksi dengan faktor lingkungan
yang berbeda-beda
c. setiap gen terkandung dalam kromosom yang berbeda-beda
d. setiap kromosom memiliki jumlah gen yang berbeda-beda
e. setiap individu memiliki jumlah gen dan kromosom yang berbeda-beda
4. Pada ekosistem A terdapat populasi pohon kelapa, pandanus, ketapang,
semak belukar, dan rerumputan. Pada ekosistem B terdapat pohon cemara,
pinus, mahoni, semak belukar, dan perdu kecil-kecil. Antara pohon kelapa
dan pandan pada ekosistem A memiliki interaksi dengan faktor cahaya dan
kelembapan udara yang ....
a. sama
b. beda
c. kadang sama kadang beda
d. tidak tentu
e. tergantung dari jumlah gennya
5. Masih pada kasus soal di No. 4. Adapun kemampuan interaksi terhadap
cahaya dan suhu udara antara semak belukar yang terdapat pada ekosistem A
dengan semak belukar yang terdapat pada ekosistem B adalah ....
a. sama
b. beda
c. kadang sama kadang beda
d. tidak tentu
e. tergantung dari jumlah gennya
6. Ciri khas hewan di pulau Sumatra adalah ….
a. burung yang bisa terbang
b. reptil dan hewan melata
c. hewan berkantung di pohon
d. mamalia besar
e. burung yang tidak bisa terbang
7. Hewan yang banyak ditemukan di Indonesia bagian timur adalah ....
a. gajah
b. badak
c. banteng
d. kasuari
e. trenggiling
8. Hewan-hewan yang ditemukan di wilayah Indonesia bagian barat memiliki
kesamaan dengan hewan yang berada di wilayah ....
a. Cina d. Jerman
b. Hongkong e. Australia
c. Asia
9. Tumbuhan endemik Indonesia adalah ....
a. bunga Rafflesia
b. bunga kol
c. bunga mawar
d. bunga aster
e. bunga bakung
10. Fauna Indonesia wilayah timur banyak kemiripan dengan wilayah ....
a. Cina d. Jerman
b. Hongkong e. Australia
c. Asia

Penyelesaian:
1. a 6. d
2. c 7. d
3. b 8. c
4. a 9. a
5. b 10.e

d. Lembar Portofolio
Keanekaragaman flora dan fauna di Indonesia sangatlah tinggi, sehingga mungkin saja
banyak hewan dan tumbuhan yang ada di Kepulauan Indonesia tidak semuanya Anda
ketahui. Oleh karena itu, bersama teman kelompok Anda, carilah informasi dari buku atau
internet tentang jenis fauna lainnya yang tersebar di ketiga zona persebaran hewan di
Indonesia. Buatlah table pengelompokkan hewan yang keberadaan tinggi dan keberadaan
rendah (langka). Kemudian diskusikan bersama guru dan teman kelompok lainnya,
bagaimana langkah-langkah yang harus dilakukan untuk mencegah kepunahan. Hewan
langka tersebut. Buatlah kesimpulan dari kegiatan diskusi tersebut yang dapat dikaitkan
dengan pembelajaran pada unit ini.

Mengetahui Bengkulu, 06 Oktober 2018


Kepala Sekolah Guru Mata Pelajaran

Drs. Akhmad Najikh, M.Ag Nurul Khomsatul


Maktubah, S.Pd
NIP. 19611118 199903 1 001 NIP. -

Anda mungkin juga menyukai