Anda di halaman 1dari 13

INERSIA Vol. VI No.

2, September 2015

PERENCANAAN SUMUR RESAPAN SEBAGAI SALAH SATU


ALTERNATIF PENGENDALI BANJIR JALAN GERILYA
KOTA SAMARINDA KALIMANTAN TIMUR

DESIGN OF RECHARGE WELL AS ONE OF FLOOD CONTROL


ALTERNATIVE AT GERILYA STREET SAMARINDA CITY
KALIMANTAN TIMUR

Frina Audita Oktavia Asmawati


Mahasiswa, Jurusan Teknik Sipil, Politeknik Negeri Samarinda
frina.audita@gmail.com

SSN. Banjarsanti
Staff Pengajar, Jurusan Teknik Sipil, Politeknik Negeri Samarinda
ssnbanjarsanti@gmail.com

Daru Purbaningtyas
Staff Pengajar, Jurusan Teknik Sipil, Politeknik Negeri Samarinda
daru.purbaningtyas@polnes.ac.id

INTISARI
Penerapan sistem drainase yang selama ini diterapkan (konvensional), yaitu sistem
kawasan dari genangan yang langsung dialirkan ke sungai dinilai kurang tepat. Hal ini
dikarenakan sungai akan menerima beban air yang cukup besar dari berbagai arah aliran
drainase sehingga kurangnya kesempatan air untuk meresap ke dalam tanah. Oleh karena
itu, diperlukan adanya penanganan baru yang berupa konsep yang berkaitan dengan usaha
konservasi sumber daya air, dengan prinsip mengendalikan air hujan supaya masuk dan
meresap kedalam tanah. Jalan Gerilya dipilih sebagai wilayah studi untuk melakukan
penanganan banjir yang kerap terjadi di wilayah tersebut, dikarenakan permasalahan
sistem drainase. Perencanaan Sumur Resapan Sebagai salah satu alternatif pengendali
banjir jalan gerilya bertujuan untuk pengendali banjir, menyimpan air pada saat musim
kemarau, juga menerapkan ramah lingkungan. Metode yang digunakan dalam analisis
drainase adalah Metode Hidrograf Sintetis Nakayasu, sedangkan untuk perancangan
jumlah sumur resapan menggunakan SNI 03-2453-2002. Berdasarkan hasil pendimensian
sumur resapan diketahui bahwa mampu meresapkan debit air yang berlebihan masuk ke
dalam sumur resapan sehingga debit banjir yang telah ada menjadi berkurang. Hal ini
ditandakan bahwa sumur resapan dinilai efektif sebagai salah satu alternatif lain untuk
mengurangi limpasan debit air yang berlebihan di Jalan Gerilya.
Kata kunci: sumur resapan, akuifer, konservasi air tanah, drainase

ABSTRACT

Application of drainage system that has been applied (conventional), the system of the
area of inundation directly channeled into the river was considered inappropriate. This is
because the river would receive a big load of water from different directions causes a
drainage flow of water to infiltrate into the ground be poor. Therefore, it is necessary to
have a new treatment as a concept associated with conservation of water resources, the

ISSN: 1829-6025 43
INERSIA Vol. VI No.2, September 2015

principle of controlling rainwater that enter and seep into the ground. Gerilya street has
been selected as the study area for handling the floods that occurred in the region, due to
problems of drainage systems. Recharge Wells Planning As one alternative to the flood
control at Gerilya street aims to control floods, store water during the dry season, and
also implementing environmentally friendly. The method used in the analysis of drainage
is Nakayasu Synthetic hydrograph method, while for the design of the amount of recharge
wells using SNI 03-2453-2002. Based on the results of recharge well dimension design
known that are able to absorb excess water flow into the wells so that existing flood
discharge is reduced. It signified that the absorption wells is considered effective as one
alternative to reduce runoff discharge excessive water on Gerilya street.
Keyword: recharge well, aquifer, groundwater conservation, drainase

PENDAHULUAN Perlunya sumur resapan ini diterapkan di


Banjir menyebabkan aktifitas tidak berjalan Jalan Gerilya karena untuk menangani banjir
lancar air pun tercemar dengan sisa limbah- atau genangan air yang kerapkali terjadi
limbah kotoran. Sama halnya di kota-kota ketika hujan turun, memperbaiki kualitas air
kecil di Indonesia mempunyai masalah yang tanah dimana di Kota Samarinda ini tidak
sama, seperti Kota Samarinda. Kota adanya sumber mata air dari pegunungan
Samarinda terletak pada ketinggian antara 0 melainkan air tanah sebagai pengganti
sampai dengan 200 meter dari permukaan sumber mata air di Kalimantan sehingga
laut. perbaikan air tanah dari Sumur Resapan ini
Kelurahan Sungai Pinang Dalam khususnya sangat mendukung untuk kualitas air
Jalan Gerilya merupakan kawasan padat, menjadikan air tanah dapat dikelola pada
baik perdagangan, perkantoran, serta saat musim kemarau atau kekeringan.
prasarana umum seperti jalan raya. Dengan
LANDASAN TEORI
kondisi demikian, saluran drainase yang
baik merupakan suatu kebutuhan utama bagi Sumur resapan
masyarakat di Jalan Gerilya sehingga Sumur resapan merupakan sumur atau
genangan air atau banjir tidak lagi terjadi. lubang pada permukaan tanah yang dibuat
Tetapi kondisi ini bertolak belakang dengan untuk menampung air hujan agar dapat
kondisi yang ada pada lapangan, limbah meresap ke dalam tanah. Sumur resapan
adalah salah satu faktor penyebab utama digali dengan kedalaman diatas muka air
terkendalanya air mengalir. tanah. Permasalahan yang sering terjadi di
Untuk mengelola banjir yang seringkali sekitar lingkungan Negara kita adalah
terjadi di Jalan Gerilya ini adalah dengan terjadinya banjir pada musim hujan dan
menggunakan salah satu strategi yaitu sumur kekeringan pada musim kemarau.
resapan. Sumur resapan adalah tempat Mawardi (2012) menyebutkan bahwa tanah
dimana air hujan dapat masuk ke dalam mempunyai peran dan kemampuan yang
tanah dan dapat mengisi atau menambah besar dalam menyimpan air dalam bentuk
cadangan air tanah. Manfaat dari sumur lengas tanah dan air tanah. Air tanah
resapan yaitu diantaranya; mengurangi (ground water) merupakan air bebas yang
limpasan banjir, memperbaiki kualitas air tersimpan dalam lapisan aquifer yang bisa
tanah, dan memberikan cadangan air tanah dimanfaatkan secara langsung, contoh: air
yang cukup. sumur dan air mata air. Sketsa sumur
resapan ditampilkan dalam Gambar 1.

ISSN: 1829-6025 44
INERSIA Vol. VI No.2, September 2015

Gambar 1. Sketsa sumur resapan


Analisa Hidrologi X = Curah hujan (mm)
Analisa hidrologi merupakan salah satu
X = Rerata curah hujan(mm)
metode yang digunakan guna menghitung
curah hujan rancangan. Data yang S = Harga simpangan baku (mm)
digunakan untuk menghitung minimal n = Jumlah data
selama 10 tahun. Cv = Koefisien Variasi
Cs = Koefisien Skewness
1. Analisis Distribusi Frekuensi Curah Ck = Koefisien Kurtosis
Hujan Rencana
Analisis distribusi frekuensi adalah suatu 2. Perhitungan Curah Hujan Rancangan
analisis data yang bertujuan untuk dan Periode Ulang
memprediksi suatu debit hujan dengan masa a. Metode E. J. Gumbel
ulang tertentu. Berikut ini adalah rumus
untuk menganalisis distribusi frekuensi XT  X 
S
Yt  Yn  (6)
curah hujan rencana. Sn
Dimana :
1 n
X   Xi
n i 1
(1) X T = X yang terjadi dalam kala ulang t
(mm)
 
1/ 2
 1 n 2
S 
 n  1 i 1
Xi  X 

(2) X
S
= Rata-rata curah hujan (mm)
= Standar deviasi atau simpangan
S baku (mm)
Cv  (3) S n = Reduced standard deviation
X
 
n Yn = Reduced mean yang
n X i  X
2

YT = Reduced variate
CS  i 1
(4)
n  1n  2S 2 b. Metode Log Person Type III
1. Mengubah data hujan ( X ) ke dalam

 
n
bentuk logaritmik
n2  X i  X
4

X  log X (7)
Ck  i 1
(5)
n  1n  2n  3S 4
2.

Keterangan :

ISSN: 1829-6025 45
INERSIA Vol. VI No.2, September 2015

Menghitung harga hujan rata-rata hidrograf banjir rancangan dalam suatu


n
DAS.
 log X  
log X  i 1 C. A.R0
(8) QP   
 3,60,3TP  T0,3 
(13)
n
3. Menghitung harga standar deviasi

 
0,5
 n 
  log X  log X
2 Keterangan :

S . log X   i 1  (9) QP = Debit puncak banjir (m3/dt)
 n 1  R0 = Curah hujan satuan (1/mm)
 
TP = Tenggang waktu dan permulaan
4. Menghitung koefisien variasi
S hujan sampai puncak banjir (jam)
Cv  (10) T0,3 = Waktu yang diperlukan untuk
log X
5. Menghitung koefisien kemencengan penurunan debit dari debit puncak

 
n sampai menjadi 30 % debit puncak
n log X  log X
2

(jam)
G i 1
(11)
n  1n  2s 2 A = Luas daerah aliran (km2)
C = Koefisien pengaliran
6. Hitungan logaritma hujan atau banjir
dengan periode ulang T
Untuk membuat suatu hidrograf banjir pada
sungai, perlu dicari karakteristik atau
log X T  log X  K .S (12) parameter daerah pengaliran tersebut.
Unsur-unsur Hidrograf Satuan Sintetik
dengan, Nakayasu ditampilkan dalam Gambar 3.
K = Faktor Frekuensi

c. Catchment Area
Untuk mencari luasan catchment area,
banyak aplikasi untuk meng-upload seperti
Autocad, Excel, Google Earth, dan
sebagainya. Dengan aplikasi Google Earth
dapat dilihat elevasi, jarak, dan mencari
luasan per segmen. Hasil catchment area
ditampilkan pada Gambar 2.

Gambar 3. Unsur–unsur Hidrograf Satuan


Sintetik Nakayasu

Persamaan untuk hidrograf Nakayasu


adalah:
- Lengkung naik (raising limb)
Untuk 0 < t  TP
 T 
Qa  QP   (14)
Gambar 2. Hasil Catchment Area  3,6TP  
- Lengkung turun (decreasing limb)
d. Metode Hidrograf Satuan Sintetis Untuk TP < t  ( TP + T0,3 )
Nakayasu
 t  T  0,5.T0,3 
Hidrograf Satuan Sintetik (HSS) Nakayasu
Qd 2  Q P.0,3  
 (15)
 1,5 .T0,3 
merupakan suatu cara untuk mendapatkan

ISSN: 1829-6025 46
INERSIA Vol. VI No.2, September 2015

( TP + T0,3 ) < t  ( TP + T0,3 + 1,5. T0,3 ) Penampang basah saluran drainase


berbentuk trapesium yang ditunjukkan oleh
 t  TP  Gambar 4.
Qd 1  0,3.Q P  
 (15)
 T0 , 3 
Untuk ( TP + T0,3 + 1,5. T0,3 ) < t
 t  TP  0,5.T0,3 
Qd 3  QP .0,3  
 (16)
 2.T0,3 

Keterangan:
Q d = Limpasan sebelum mencapai debit
puncak (m3/dt)
T = Waktu (jam)
Gambar 4. Bentuk Penampang Persegi
T0,3 =   Tg (jam) (17) Panjang (Suripin, 2004)
Tr = 0,5. T g s/d T g (jam) (18)
Dengan,
Tg : Q  A V (21)
A  b y (22)
Untuk L < 15 km, T g = 0,21 . L0,7
P  b  2y (23)
Untuk L > 15 km, T g = 0,4 + 0,058 . L
A
L = Panjang alur sungai (km)
R (24)
P
Setelah dilakukan perhitungan hidrograf Keterangan :
satuan, maka hidrograf banjir recana untuk A = luas penampang basah (m2);
berbagai kala ulang dapat dihitung dengan P = keliling basah (m);
persamaan sebagai berikut : R = jari-jari hidrolis (m);
Qk  U 1 R1  U 2 R11  ...  U n R1( n1)  B f i = kemiringan dasar penampang;
b = lebar penampang (m);
(19) h = tinggi saluran (m);
Keterangan : y = dalamnya air di penampang (m);
Qk = Ordinat hidrograf banjir pada jam w = tinggi jagaan (m).
ke 1
n = koefisien kekasaran Manning.
(Sumber : Suripin, Sistem Drainase Kota yang
Un = Ordinat hidrograf satuan Berkelanjutan, 2004).
R1 = Hujan netto pada jam ke 1
Bf = Aliran dasar (base flow) Kecepatan aliran di saluran ditentukan
dengan menggunakan rumus Manning. Nilai
koefisien kekasaran Manning dapat dilihat
3. Perhitungan Saluran Drainase pada lampiran. Kemiringan dasar
Perhitungan saluran drainase yang penampang (i) yaitu kemiringan arah
diperlukan harus mampu menampung Q memanjang yang pada umumnya
rencana sumur resapan, maka : dipengaruhi oleh kondisi topografi dan
Q
A (20) tinggi tekanan.
V  
Keterangan : V  n 
i 2  (25)
A = Luas penampang berdasarkan debit  3 
air dan kecepatan (m2);  R 
Q = Debit air (m3/detik); Dengan,
V = Kecepatan aliran (m/detik) Vstorasi  Vab  Vrsp (26)

ISSN: 1829-6025 47
INERSIA Vol. VI No.2, September 2015

4. Perhitungan Sumur Resapan Air METODOLOGI PENELITIAN


Hujan Data Perancangan
a. Volume air hujan yang meresap 1. Data Sekunder
K v1  L1   K v 2  L2  a. Data curah hujan selama 10 tahun yaitu
K Vrata  rata  (27)
L1  L2 dari tahun 2005 sampai dengan tahun
2014, Badan Meteorologi Klimatologi
n1  L1   n2  L2 
nrata  rata  (28) dan Geofisika (BMKG) Stasiun
L1  L2 Meteorologi Temindung Kota Samarinda
K Vrata  rata h Kalimantan Timur ditampilkan dalam
Vrsp   A (29) Tabel 1.
nrata  rata L1  L2
Tabel 1. Curah Hujan Maksimum
Dengan,
Curah Hujan
Vrsp = Volume air hujan yang meresap No Tahun
Harian Maksimum (mm)
(m3) 1 2005 108.0
h = Gradient hidrolis (m) 2 2006 132.1
n = Porositas (tanpa satuan) 3 2007 94.4
L = Tinggi isian butiran pasir – muka 4 2008 73.0
air tanah (m) 5 2009 60.2
Kv = Koefisien permeabilitas tanah 6 2010 86.5
pada alas sumur (m/detik) 7 2011 105.5
8 2012 98.9
b. Volume andil banjir (m3) 9 2013 96.0
10 2014 102.5
Vab  0,855  C tadah  Atadah  R (30)
b. Data Dimensi Saluran Drainase Bagian
Dimana :
Pengendali Banjir Pekerjaan Umum
Ctadah =koefisien aliran permukaan Pemerintah Kota Samarinda;
Atadah = luas tadah (m) c. Data Kedalaman Muka Air Tanah dari
R = tinggi hujan harian (mm/hari) Dinas Pertambangan dan Energi
Pemerintah Kota Samarinda;
c. Volume Storasi (Penampungan) 2. Data Primer
d. Penentuan jumlah sumur resapan Data primer yang dibutuhkan adalah
Jumlah sumur resapan = merupakan survey kondisi daerah studi
dengan melihat arah aliran air; Melakukan
Q banjir yang berlebihan
survey kondisi daerah studi dengan
Vstorasi dokumentasi lapangan berupa foto – foto
Luasan DTA 2 saluran eksisting di Jalan Gerilya.
e. Jumlah Rumah  (31)
Luas Rumah
Lokasi Perancangan
f. Jumlah sumur resapan = Jumlah Perencanaan sumur resapan akan sangat
rumah x per sumur resapan (32) mendukung untuk mengurangi genangan air
g. Kapasitas keseluruhan sumur resapan atau limpasan air yang diterima di Jalan
yang dapat masuk kedalam sumur Gerilya Kota Samarinda.
a. Daerah Tangkapan Air (DTA)
resapan. Daerah Tangkapan Air (DTA) pada Jalan
Kapasitas keseluruhan sumur resapan Gerilya yang akan dilakukan perencanaan
= Jumlah sumur resapan x sumur resapan ditinjau dari arah aliran air
kapasitas untuk 1 sumur resapan drainase dan elevasi dengan menggunakan
Google Earth seperti ditunjukkan oleh
(33) Gambar 6.

ISSN: 1829-6025 48
INERSIA Vol. VI No.2, September 2015

HASIL DAN PEMBAHASAN


Analisis Hidrologi
Data curah hujan maksimum dengan kala
ulang 10 tahun dari 2005-2014 ditampilkan
dalam Tabel 2.
Analisa Statistik Data Curah Hujan
Perhitungan parameter curah hujan harian
Sumber : Google Earth maksimum dari tahun 2005 sampai tahun
Gambar 6. Daerah Tangkapan Air 2014 ditampilkan dalam Tabel 2.
Tabel 2. Perhitungan parameter statistik curah hujan harian maksimum

Rata-rata ( ) curah hujan harian maksimum


Koefisien Kemencangan/Skewness (Cs)
per tahun : Perhitungan koefisien kemencangan
Jumlah data (n) = 10 /skewness digunakan rumus sebagai berikut:
957,1
X   95,7 mm/tahun
10 = -0,108
Nilai untuk perhitungan parameter statistik
curah hujan harian maksimum disajikan
dalam Tabel 3. Koefisien Kurtosis (Ck)
Perhitungan koefisien kurtosis digunakan
Varian dan Standar Deviasi (s) rumus sebagai berikut:
Perhitungan standar deviasi digunakan
365 ,10
rumus sebagai berikut : Ck  = 4,815
10  110  210  3.19,7 4
= 19,7 Analisa Parameter Statistik untuk
Analisa Distribusi Frekuensi
Untuk membuktikan jenis distribusi yang
sesuai, maka dilakukan analisa statistik pada
Koefisien Variasi (Cv) Metode E. J. Gumbel dan Metode Log
Perhitungan koefisien variasi digunakan Person Type III.
rumus sebagai berikut : A. Metode E. J. Gumbel
S 19,7 Besarnya disperse dapat dilakukan
Cv = = = 0,206 pengukuran disperse, yakni melalui
X 95,7

ISSN: 1829-6025 49
INERSIA Vol. VI No.2, September 2015

perhitungan statistic untuk (Xi-Xrt), (Xi- Uji Kesesuaian Distribusi Frekuensi


Xrt)2, (Xi-Xrt)3, (Xi-Xrt)4. Metode Log Person Type III
Hasil Perhitungan Parameter Statistik - Uji Smirnov – Kolmogorov
Metode Gumbel ditampilkan dalam Tabel 4. Uji kecocokan Smirnov-Kolmogorv adalah
B. Metode Log Person Type III uji kecocokan non parametik
Hasil Perhitungan Parameter Statistik (nonparametric test), karena pengujiannya
Metode Gumbel ditampilkan dalam Tabel 5. tidak menggunakan fungsi distribusi
tertentu.

Tabel 4. Perhitungan Parameter Statistik Metode Gumbel

Tabel 6. Perhitungan Parameter Statistik Metode Log Person Type III

Proses perhitungan uji kesesuaian distribusi (t) = = = 1,5710


frekuensi metode log person type III
berdasarkan uji Smirnov-Kolmogorov yaitu: X n  P '. X n  = 0,9473
1. Mengurutkan dari data besar ke kecil; 3. Kedua nilai peluang tersebut,
P(Xn) = = = 0,9091 menentukan selisih terbesarnya antara
peluang pengamatan dan peluang teoritis.
2. Berdasarkan tabel value for positive skew  = P(Xn) - P’(Xn) = 0,091 – 0,9473
coefficients recurrence in years = -0,0382
mengurutkan nilai masing-masing teoritis
dari hasil penggambaran dan persamaan Hasil perhitungan uji kesesuaian distribusi
distribusinya; frekuensi metode log person type III
berdasarkan uji Smirnov-Kolmogorov

ISSN: 1829-6025 50
INERSIA Vol. VI No.2, September 2015

ditampilkan dalam Tabel 7. Disamping Grafik Probabilitas metode Log Person Type
metode analitis, perhitungan metode grafis III disajikan pada Gambar 7.
pada tahapan ploting probabilitas Log
Person Type III disajikan pada Tabel 8.
Tabel 7. Perhitungan uji kesesuaian distribusi frekuensi metode log person type III berdasarkan
uji Smirnov-Kolmogorov

Tabel 8. Tahapan Plotting Probabilitas log person type III

Gambar 7. Grafik Probabilitas Metode Log Person Type III

Distribusi Curah Hujan Daerah Tangkapan Air (Catchment Area)


Distribusi curah hujan akan ditampilkan Dengan menggunakan aplikasi Google Earth
dalam Tabel 9. diperoleh luasan Daerah Tangkapan Air
(DTA) Gerilya – Lambung 1.0836197 km2
atau 1083619.708 m2. Luasan daerah
tangkapan air ditampilkan dalam Gambar 8.

ISSN: 1829-6025 51
INERSIA Vol. VI No.2, September 2015

Tabel 9. Persamaan garis durasi

Gambar 8. Luasan daerah tangkapan air Gerilya – Lambung


Hidrograf Satuan Sintetik Nakayasu pada sungai, perlu dicari karakteristik atau
Dengan Kala Ulang 10 Tahun parameter daerah pengaliran tersebut.
Grafik hidrograf Nakayasu untuk masing-
Hidrograf Satuan Sintetik (HSS) Nakayasu
masing daerah tangkapan air ditampilkan
merupakan suatu cara untuk mendapatkan
pada Gambar 9.
hidrograf banjir rancangan dalam suatu
DAS. Untuk membuat suatu hidrograf banjir

DTA 1 DTA 2

ISSN: 1829-6025 52
INERSIA Vol. VI No.2, September 2015

DTA 3
Gambar 9. Grafik Hidrograf Banjir

Perhitungan Saluran Drainase Dari 12 dapat diketahui bahwa penampang


STA 0 + 150 – STA 0 + 400 Jalan Gerilya
Perhitungan saluran drainase yang
mempunyai debit Q eksisting lebih kecil dari
diperlukan harus mampu menampung Q
Q rencana kala ulang 10 tahun. Untuk itu
rencana sumur resapan. Perbandingan debit
perlu penanganan agar Q yang berlebihan
Qeksisting dengan Qrencana DTA 1 kala ulang 10 bisa dialihkan melalui perencanaan sumur
tahun ditampilkan dalam Tabel 10. resapan.
Tabel 10. Perbandingan Qeksisting < Qrencana DTA 1 kala ulang 10 Tahun
Qrencana Kala
Qeksisting Ulang 10
No Titik Keterangan
(m3/s) Tahun (m3/s)
Nakayasu
A B C E F
STA 0 + 150 - STA 0 + 400
1 0.3688 5.884 Qeks < Qr melimpas
(KIRI)
STA 0 + 150 - STA 0 + 400
2 0.1531 5.884 Qeks < Qr melimpas
(KANAN)

Perencanaan Sumur Resapan Qbanjir = 174.7376m3


Maka diasumsikan data dengan persyaratan
Maka, penentuan jumlah sumur resapan :
yang telah ditentukan oleh SNI. Qbanjir berlebihan = 174.7376
Penampang sumur resapan rencana: Vstorasi 9.5996
- Tinggi sumur resapan : 1.5 m = 18.2026 buah
- Diameter sumur resapan : 0.8 m Dengan volume 1 sumur resapan : 0,5679
- Tinggi jagaan : 0.2 m m3, maka didapatkan;
Perhitungan yang telah dilakukan maka telah Kapasitas keseluruhan sumur resapan yang
diketahui: dapat masuk kedalam sumur resapan
= Jumlah sumur resapan x kapasitas untuk 1
Kv rata-rata = 0.000000175 m/det sumur resapan
Apenampang = 0.38465 m2 = 18 x 0,5697 m3
Vrsp = 0.00079282 m3 = 10.5024 m3
(Sumber : SNI 03 – 2453 – 2002 modifikasi)
V ab = 9,6003 m3
Vstorasi = 9,5996 m3

ISSN: 1829-6025 53
INERSIA Vol. VI No.2, September 2015

Dengan diketahuinya:
Qbanjir = 5.884 m3/detik
Qsumur resapan = 10.524 m3/detik
Qsumur resapan > Qbanjir
Jadi, perhitungan sumur resapan yang telah
dihitung mampu mengurangi banjir yang
telah melimpas di jalan.

KESIMPULAN DAN SARAN

DAFTAR PUSTAKA

ISSN: 1829-6025 54

Anda mungkin juga menyukai