Nama : Amelia
Jenis Kelamin : Perempuan
Tempat, Tanggal Lahir : Malang , 16 Desember 2008
Kelas : 1 SD
Sekolah : SD Muhammadiyah Malang
Semester/Tahun Pelajaran : 1/2015
Alamat : Kota Malang
Penempatan : Berada dalam kelas reguler dengan teman sekelas.
Standar Kurikulum : Kurikulum 2013 Modifikasi
Ilustrasi
Amelia duduk di kelas 1 SD. Dia sekolah di salah satu Sekolah Dasar swasta yang ada di
Kota Malang. Amel sekolah dengan berada di kelas reguler bersama anak-anak normal lainnya,
dengan menggunakan kurikulum 2013 yang dimodifikasi. Pada saat sekolah khususnya saat
pembelajaran dikelas. Amel duduk dibangku paling depan dikelas tersebut. Dengan didampingi
oleh sedo amel belajar di kelas reguler bersama dengan teman-temannya. Pada saat pembelajaran
amel sering tidak fokus didalam kelas, amel merasa kesusahan saat diminta untuk menuliskan
kata yang diminta oleh guru, amel juga merasa kesulitan untuk membedakan beberapa huruf
yang mirip, seperti b dan d, dsb. Amel perlu bimbingan untuk dapat menulis. Ketika
pembelajaran matematika, amel merasa kesusahan ketika diminta untuk menghitung benda diatas
5, hal ini disebabkan karena amel kurang fokus dalam melakukan sesuatu. Saat diminta untuk
menunjukkan angka yang guru sebutkan secara acak, amel juga mengalami kesulitan. Ketika
kerja berpasangan dan memahami intruksi dari permainan yang ada dalam pembelajaran, amel
berpasangan dengan guru karena amel merasa kesulitan untuk berpasangan dengan teman yang
lain. Didalam bersosialisasi dengan teman sekelas, amel hanya dekat dengan 1 teman saja,
namun dapat berkomunikasi dengan beberapa teman.
Kekuatan dan Kelemahan Siswa
Kekuatan Kelemahan
Mampu berkomunikasi dengan beberapa Pemberian materi berulang-ulang.
teman yang sudah akrab.
Memperhatikan arahan guru. Penyesuaian belajar dalam kelas reguler.
Pejuang tangguh (tidak mudah putus asa). Kurang dapat memahami penjelasan materi
yang diberikan oleh guru.
Kemampuan untuk bekerja berpasangan Harus selalu diarahkan dan dituntun di
dengan bantuan guru. dalam pembelajaran.
Terdapat kelemahan pada kemampuan
membaca kata dan kalimat.
Terdapat kelemahan pada kemampuan
berhitung. Dengan lemah dalam berhitung
dan menunjukkan angka secara acak
Sulit membedakan huruf-huruf alphabet
yang mirip seperti b dan d, m dan w, dll.
Anak sulit untuk fokus terhadap sesuatu,
sering tertarik dengan hal-hal yang ada di
sekeliling.
ASESMEN MENULIS
Aspek Deskripsi
Posisi duduk Pada saat duduk, posisi duduk anak tidak tegap,
dagu menempel ke meja dan tangan diletakkan
diatas meja, sesekali anak duduk dengan posisi
yang tidak bisa diam dan terus bergerak.
Posisi kertas Posisi kertas miring atau tidak sejajar dengan
badan anak. Dan anak cenderung menggerak-
gerakkan posisi kertas.
Memegang pensil/alat tulis Anak memegang pensil tulis dengan
menggunakan 2 jari.
Bentuk Penulisan huruf atau kata bentuknya masih
kurang baik. Terkadang anak menuliskan huruf
atau kata secara tegak, namun terkadang huruf
atau kata yang dituliskan miring.
Ukuran Bentuk tulisan huruf dan kata yang ditulis oleh
anak beragam atau tidak konsisten. Terdapat
tulisan huruf yang besar dan terdapat tulisan
huruf yang kecil. Sehingga pada setiap huruf
maupun kata penulisannya berbeda.
Spasi (antar huruf dan antar kata) Ketika menuliskan kata atau huruf anak masih
merasa kesulitan untuk menggunakan spasi atau
jeda dengan benar. Dan anak perlu dibimbing
untuk menggunakan spasi atau jeda pada huruf
atau kata yang ditulis.
Ketepatan pada garis Karena kesulitan untuk menulis huruf atau kata
secara konsisten, menyebabkan anak menulis
tidak tepat pada garis dan terkadang sampai
keluar pada garis yang sudah ada.
Kualitas garis (terlalu tebal atau tpis) Penulisan huruf atau kata cenderung tebal,
karena anak menulis huruf atau kata dengan
terlalu menekan alat tulis yang digunakan.
2. Menulis huruf sesuai dengan nama yang ada pada gambar
…………………….. …………………………
………………………. …………………………...
……………………….. ……………………….
Pada saat menuliskan kata yang sesuai dengan gambar, anak mengetahui nama dari
gambar tersebut. Tetapi anak perlu bimbingan untuk dapat menuliskan huruf per huruf untuk
menjadi sebuah kata dari gambar secara utuh dan benar.
Penafsiran:
Anak membutuhkan pemberian materi berupa latihan penulisan huruf dan kata secara
berulang-ulang. Sehingga anak mampu memahami, mengerti dan membedakan antara 1 huruf
dengan huruf yang lain. Terutama untuk huruf yang mirip. Dan diperlukan suatu metode yang
relefan untuk membantu anak agar cepat memahami dan mampu menuliskan secara baik huruf-
huruf yang ada. Anak juga memerlukan materi atau latihan berupa posisi duduk yang baik, posisi
kertas yang benar saat akan menulis, latihan menulis bentuk huruf secara konsisten sehingga
nantinya tulisan yang dihasilkan akan nyaman untuk dilihat, pelatihan menulis huruf dan kata
dengan ukuran yang sama, penggunaan spasi antar kata, ketepatan menulis pada garis, dan
penulisan kualitas garis yang dihasilkan oleh anak..
ASESMEN BERHITUNG/MATEMATIKA
Ketika anak diminta untuk menyebutkan bilangan dimulai dari angka 1-10 anak tidak mengalami
kesulitan. Tetapi ketika anak diminta untuk menyebutkan angka secara acak, anak mengalami
kesulitan. Dan ketika anak diminta untuk menunjukkan angka dengan mendengarkan penjelasan
angka apa yang harus ditunjuk, anak juga masih mengalami kesulitan dan perlu mendapat
bimbingan.
Anak mampu menuliskan lambang bilangan 1, meskipun secara sederhana dengan hanya
menuliskan garis saja.
Pada saat menulis angka 3, anak mampu menuliskannya. Namun penulisan lambang bilangan 3
masih kurang baik.
4. Mengurutkan
a) 1, …, 3, …, 5, …, 7, …, 9, ….
Anak mampu menuliskan lambang bilangan dari 1-10. Meskipun terdapat beberapa kesulitan
dalam menulis beberapa lambang bilangan yanga ada.
b) 1, …, 3, 4, …, 6,…, 8, …, 10
Anak mampu menuliskan lambang bilangan dari 1-10. Meskipun terdapat beberapa kesulitan
dalam menulis beberapa lambang bilangan yang ada.
c) …, 4, …, …, 7, …
Anak sedikit kesulitan dalam menentukan huruf awal yang harus ditulis. Karena huruf awal tidak
dimulai dari 1 namun sudah diacak.
d) 10, …, 8, 7, 6, …, 4, …., 2, …
Anak sedikit kesulitan dalam menentukan huruf awal yang harus ditulis. Karena huruf awal tidak
dimulai dari 1 namun sudah diacak. Dan hal ini juga disebabkan karena lambang bilangan yang
ditulis dimulai dari akhir. Anak telah terbiasa untuk menghafalkan lambang bilangan dimulai
dari awal. Yakni dari lambang bilangan 1.
4. Simbol Operasi Hitung (+, -, ,)
6. Operasi hitung
1. 1 + 1 = 2
2. 3 + 2 = 5
3. 4 + 5 = 9
4. 5 + 6 = 10
5. 6 + 9 =
6. 15 + 2 = …
7. 17 + 3 = …
8. 37 + 6 = …
9. 56 + 3 = …
10. 74 + 6 = …
Dalam melakukan operasi penjumlahan, anak tidak dapat melakukan operasi
penjumlahan diatas 10. Hal ini disebabkan karena anak hanya mengetahui tentang bilangan 1-10
saja. Sehingga ketika harus dihapakan pada penjumlahan diatas angka 10 anak mengalami
kesulitan dan tidak mengetahui jawaban dari soal tersebut.
1. 5 – 4 = 1
2. 7 – 2 = 5
3. 3 – 2 = 1
4. 1 4 – 5 = …
5. 23 – 12 =
6. 27 – 18 =
7. 35 – 26 =
8. 46 – 29 =
Untuk melakukan operasi pengurangan sama halnya seperti pada operasi penjumlahan, anak
merasa kesulitan ketika operasi pengurangan yang diberikan diatas angka 10. Karena
pengetahuan anak tentang lambang bilangan yang hanya pada angka 1-10 saja. Untuk operasi
hitung pengurangan diatas 10 anak memerlukan bimbingan.
Penafsiran
Anak sudah mampu menuliskan beberapa angka dari 1-10 dengan baik. Meskipun
terdapat beberapa penulisan angka dimana anak perlu untuk dibimbing. Untuk pengerjaan
operasi hitung penjumlahan dan pengurangan. Anak hanya bisa melakukan operasi hitung
penjumlahan dan pengurangan dibawah 10. Namun juga terdapat beberapa pengerjaan yang
perlu mendapatkan bimbingan. Sedangkan untuk mengerjakan operasi hitung penjumlahan dan
pengurangan diatas 10, anak mengalami kesulitan. Hal ini disebabkan karena anak masih
memahami lambang bilangan 1-10 saja.
Maka dari itu perlu adanya bimbingan dan pembelajaran tentang penulisan simbol
operasi hitung, pemberian latihan untuk dapat menulis lambang bilangan secara baik dan lancer.
Serta latihan dan bimbingan tentang penjumlahan dan pengurangan diatas angka 10. Serta perlu
adanya metode yang cocok untuk anak, contohnya dengan menggunakan benda-benda yang ada
di lingkunga sekitar untuk belajar berhitung. Sehingga anak akan lebih tertarik dan mudah untuk
belajar berhitung.