Anda di halaman 1dari 5

KONSEP DEFINISI INDIKATOR MAKRO

Nilai tukar petani (NTP) adalah rasio antara indeks harga yang
diterima petanidengan indeks harga yang dibayar petani yang dinyatakan dalam
persentase. Nilai tukar petani merupakan salah satu indikator dalam menentukan
tingkat kesejahteraan petani

 NTP > 100, berarti petani mengalami surplus. Harga produksi naik lebih besar
dari kenaikan harga konsumsinya. Pendapatan petani naik lebih besar dari
pengeluarannya.
 NTP = 100, berarti petani mengalami impas. Kenaikan/penurunan harga
produksinya sama dengan persentase kenaikan/penurunan harga barang
konsumsi. Pendapatan petani sama dengan pengeluarannya.
 NTP< 100, berarti petani mengalami defisit. Kenaikan harga produksi relatif
lebih kecil dibandingkan dengan kenaikan harga barang konsumsinya.
Pendapatan petani turun, lebih kecil dari pengeluarannya.
Cakupan Komoditas
 Sub Sektor Tanaman Pangan seperti: padi, palawija
 Sub Sektor Hortikultura seperti : Sayur-sayuran, buah-buahan, tanaman hias &
tanaman obat-obatan
 Sub Sektor Tanaman Perkebunan Rakyat (TPR) seperti: kelapa, kopi robusta,
cengkeh, tembakau, dan kapuk odolan. Jumlah komoditas ini juga bervariasi
antara daerah
 Sub Sektor Peternakan seperti : ternak besar (sapi, kerbau), ternak kecil
(kambing, domba, babi, dll), unggas (ayam, itik, dll), hasil-hasil ternak (susu sapi,
telur, dll)
 Sub Sektor Perikanan, baik perikanan tangkap maupun perikanan budidaya

Prosentase Penduduk Miskin


Garis Kemiskinan

merupakan representasi dari jumlah rupiah minimum yang dibutuhkan untuk


memenuhi kebutuhan pokok minimum makanan yang setara dengan 2100 kilokalori
per kapita per hari dan kebutuhan pokok bukan makanan .

PendudukMiskin
Konsep :
Untuk mengukur kemiskinan, BPS menggunakan konsep kemampuan memenuhi
kebutuhan dasar (basic needs approach). Dengan pendekatan ini, kemiskinan
dipandang sebagai ketidakmampuan dari sisi ekonomi untuk memenuhi kebutuhan
dasar makanan dan bukan makanan yang diukur dari sisi pengeluaran. Jadi
Penduduk Miskin adalah penduduk yang memiliki rata-rata pengeluaran perkapita
perbulan dibawah garis kemiskinan.

II. Garis Kemiskinan (GK)


Konsep:

1. Garis Kemiskinan (GK) merupakan penjumlahan dari Garis Kemiskinan


Makanan (GKM) dan Garis Kemiskinan Non Makanan (GKNM). Penduduk yang
memiliki rata-rata pengeluaran perkapita per bulan dibawah Garis Kemiskinan
dikategorikan sebagai penduduk miskin.
2. Garis Kemiskinan Makanan (GKM) merupakan nilai pengeluaran kebutuhan
minimum makanan yang disetarakan dengan 2100 kilokalori perkapita perhari.
Paket komoditi kebutuhan dasar makanan diwakili oleh 52 jenis komoditi
(padi-padian, umbi-umbian, ikan, daging, telur dan susu, sayuran, kacang-
kacangan, buah-buahan, minyak dan lemak, dll)
3. Garis Kemiskinan Non Makanan (GKNM) adalah kebutuhan minimum untuk
perumahan, sandang, pendidikan dan kesehatan. Paket komoditi kebutuhan
dasar non makanan diwakili oleh 51 jenis komoditi di perkotaan dan 47 jenis
komoditi di pedesaan.
Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK)

adalah Penduduk yang termasuk bukan angkatan kerja adalah penduduk usia kerja (15
tahun dan lebih) yang masih sekolah, mengurus rumah tangga atau melaksanakan kegiatan
lainnya selain kegiatan pribadi.

Semakin tinggi TPAK menunjukkan bahwa semakin tinggi pula pasokan tenaga kerja
(labour supply) yang tersedia untuk memproduksi barang dan jasa dalam suatu
perekonomian. Contoh: Jika TPAK 66% artinya dari 100 penduduk usia 15 tahun
keatas, sebanyak 66 orang tersedia untuk memproduksi pada periode tertentu.

Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT)

Persentase jumlah pengangguran terhadap jumlah angkatan kerja.

Apa Itu Indeks Pembangunan Manusia?

 IPM menjelaskan bagaimana penduduk dapat mengakses hasil pembangunan dalam


memperoleh pendapatan, kesehatan, pendidikan, dan sebagainya.
 IPM diperkenalkan oleh United Nations Development Programme (UNDP) pada
tahun 1990 dan dipublikasikan secara berkala dalam laporan tahunan Human
Development Report (HDR).

IPM dibentuk oleh 3 (tiga) dimensi dasar:

1. Umur panjang dan hidup sehat


2. Pengetahuan
3. Standar hidup layak

Apa Saja Manfaat IPM?

 IPM merupakan indikator penting untuk mengukur keberhasilan dalam upaya


membangun kualitas hidup manusia (masyarakat/penduduk).
 IPM dapat menentukan peringkat atau level pembangunan suatu wilayah/negara.
 Bagi Indonesia, IPM merupakan data strategis karena selain sebagai ukuran kinerja
Pemerintah, IPM juga digunakan sebagai salah satu alokator penentuan Dana Alokasi
Umum (DAU).
Angka (Usia) Harapan Hidup

adalah rata-rata perkiraan atau ekspektasi dari usia bayi yang baru lahir mencapai
kematiannya. Idealnya Angka Harapan Hidup (AHH) dihitung berdasarkan data Age
Specific Death Rate yang tersusun dalam sebuah tabel kematian.

Angka Harapan Hidup yang terhitung untuk Indonesia dari Sensus Penduduk tahun 1971 adalah
47,7 tahun, artinya bayi-bayi yang dilahirkan menjelang tahun 1971 (periode 1967-1969) akan dapat
hidup sampai 47 atau 48 tahun. Tetapi bayi-bayi yang dilahirkan menjelang tahn 1980 mempunyai
usia harapan hidup lebih panjang yakni 52,2 tahun, meningkat lagi menjadi 59,8 tahun untuk bayi
yang dilahirkan menjelang tahun 1990, dan bayi yang dilahirkan tahun 2000 usia harapan hidupnya
mencapai 65,5 tahun. Peningkatan Angka Harapan Hidup ini menunjukkan adanya peningkatan
kehidupan dan kesejahteraan bangsa Indonesia selama 30 tahun terakhir dari tahun 1970-an sampai
tahun 2000.

Angka Melek Huruf (AMH)

Interpretasi

Angka melek huruf berkisar antara 0-100. Tingkat melek huruf yang tinggi menunjukkan adanya
sebuah sistem pendidikan dasar yang efektif dan atau program keaksaraan yang memungkinkan
sebagian besar penduduk untuk memperoleh kemampuan menggunakan kata-kata tertulis dalam
kehidupan sehari-hari dan melanjutkan pembelajaran. Contoh: AMH Kabupaten Jepara Tahun 2013
sebesar 92,93 persen, artinya sekitar 93 persen penduduk di Kabupaten Jepara yang berumur 15
tahun ke atas dapat membaca dan menulis huruf latin atau huruf lainnya.

Rata-rata Lama Sekolah (MYS)


Jumlah tahun belajar penduduk usia 15 tahun ke atas yang telah diselesaikan dalam pendidikan
formal (tidak termasuk tahun yang mengulang). Untuk menghitung Rata-rata Lama Sekolah
dibutuhkan informasi: a. Partsipasi sekolah b. Jenjang dan jenis pendidikan yang pernah/sedang
diduduki c. Ijasah tertinggi yang dimiliki d. Tingkat/kelas tertinggi yang pernah/sedang diduduki

Interpretasi

Tingginya angka Rata-rata Lama Sekolah (MYS) menunjukkan jenjang pendidikan yang
pernah/sedang diduduki oleh seseorang. Semakin tinggi angka MYS maka semakin lama/tinggi
jenjang pendidikan yang ditamatkannya.
Selain rata-rata lama sekolah, komponen IPM dari unsur pendidikan adalah Harapan Lama
Sekolah (HLS). HLS didefinisikan sebagai lamanya sekolah (dalam tahun) yang diharapkan
akan dirasakan oleh anak pada umur tertentu di masa mendatang

Anda mungkin juga menyukai