Anda di halaman 1dari 22

KATA PENGANTAR

KATA PENGANTAR

Puji syukur mari kita panjatkan atas kehadirat Allah SWT. Karena rahmatnya kami
dapat menyelesaikan makala yang berisi “Gangguan Haid”. Makalah ini diajukan
untuk memenuhi tugas Biomedik II.

Kami berterimah kasih kepada teman-teman yang membbantu untuk


mencari literatur diperpustakaan sehingga makalah ini dapat terselesaikan sebelum
waktu pengumpulan, untuk itu kami memohon maaf yang sebesar-besarnya apabila
ada kekurangan dalam penulisan makalah ini.

Kami menyadari bahwa keterbatasan pengetahuan dan pemahaman kami


tentang Gangguan Haid untuk itu meminta kritik dan saran dari semua pihak yang
bersifat membangun selalu kami harapkan demi kesempurnaan makalah ini.

Harapan kami, semoga makalah ini membawa maanfaat bagi kita, setidaknya untuk
sekedar membuka cakrawala berfikir kita tentang Gangguan Haid

Gorontalo, September 2018

Kelompok 4

i
DAFTAR ISI

Hal

KATA PENGANTAR ..................................................................................... i

DAFTAR ISI .................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN ................................................................................ 1

A. Latar Belakang Masalah ................................................................... 1


B. Rumusan Masalah ............................................................................. 1
C. Tujuan .............................................................................................. 1

BAB II PEMBAHASAN ................................................................................. 2

A. Definisi Haid .................................................................................... 2


B. Definisi Gangguan Haid .................................................................... 6
C. Klasifikasi Gangguan Haid ............................................................... 7
D. Jenis,penyebab dan gejala Gangguan Haid ....................................... 7

BAB III PENUTUP


A. Kesimpilan...................................................................................... ... 17
B. Saran................................................................................................... 18

DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Haid atau yang sering disebut dengan menstruasi merupakan
pelepasan lapisan dalam (endometrium) yang disertai pendarahan, terjadi
berulang setiap bulan secara periodik, kecuali pada saat hamil. Sedangkan
siklus haid adalah waktu sejak hari pertama haid sampai datangnya haid
periode berikutnya. Siklus haid setiap perempuan berbeda antara yang satu
dengan yang lainnya, bukan saja antara beberapa perempuan, tetapi juga
pada perempuan yang sama. Juga pada kakak beradik bahkan saudara
kembar siklus haidnya tidak terlalu sama.
Sebelum datangnya haid, setiap perempuan umumnya mengalami
sindrom bulanan atau yang lebih dikenal dengan sindrom pra-haid. Sindrom
ini sangat mengganggu aktifitas perempuan, terutama mereka yang aktif
bekerja diluar rumah.Selain itu, gangguan haid juga sering terjadi seperti:
dismenorea, hipermenorea, hipemenorea, amenorea, dan masih banyak
gangguan haid lainnya yang sering dialami oleh para perempuan.
Karena kurangnya pengetahuan serta informasi yang dimiliki oleh
sebagian besar perempuan tentang siklus haid, sindrom pra-haid, serta
gangguan haid dalam masa reproduksi, maka penulis tertarik untuk
membahas tentang masalah yang sering dialami oleh setiap perempuan ini.
B. Rumusan Masalah
1. Apa definisi Menstruasi atau haid?
2. Apa definisi Gangguan haid?
3. Apa saja klasifikasi gangguan haid?
4. Apa jenis, penyebab dan tanda/gejala gangguan haid?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui definisi haid
2. Untuk mengetahui definisi gangguan haid
3. Untuk mengetahui klasifikasi gangguan haid
4. Untuk mengetahui jenis, penyebab dan tanda/gejala gangguan haid
1
BAB II

PEMBAHASAN

A. Definisi Haid
Menstruasi merupakan perdarahan secara periodik dan siklik dari
uterus yang disertai pelepasan (deskuamasi) endometrium (Wiknjosastro,
2005). Sementara menurut Prawirohardjo (2011:161) pendarahan haid
merupakan hasil interaksi kompleks yang melibatkan sistem hormon
dengan organ tubuh, yaitu hipotalamus, hipofise, ovarium, dan uterus serta
faktor lain di luar organ reproduksi. Menstruasi adalah perdarahan periodik
dari uterus yang dimulai sekitar 14 hari setelah ovulasi secara berkala akibat
terlepasnya lapisan endometrium uterus (Bobak, 2004). Suzannec (2001),
mendeskripsikan siklus menstruasi adalah proses kompleks yang mencakup
reproduktif dan endokrin
Haid adalah perdarahan secara periodik dan siklik dari uterus,
disertai pelepasan (deskuamasi) endometrium (Prof. dr. Hanifa
Wiknjosastro, SpOG , 2005: 103).
Menstruasi adalah penumpahan lapisan uterus yang terjadi setiap
bulan berupa darah dan jaringan, yang dimulai pada masa pubertas, ketika
seorang perempuan mulai memproduksi cukup hormon tertentu (‘kurir’
kimiawi yang dibawa didalam aliran darah) yang menyebabkan mulainya
aliran darah ini (Robert P. Masland dan David Estridge, 2004: 51).
 Faktor-faktor yang mempengaruhi
Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya haid antara lain:
1. Faktor hormon
Hormon-hormon yang mempengaruhi terjadinya haid pada seorang wanita
yaitu:
a) FSH (Follicle Stimulating Hormone) yang dikeluarkan oleh
Hipofise
b) Estrogen yang dihasilkan oleh ovarium
c) LH (Luteinizing Hormone) dihasilkan oleh Hipofise
d) Progesteron dihasilkan oleh ovarium
2
2. Faktor Enzim
Enzim hidrolitik yang terdapat dalam endometrium merusak sel yang
berperan dalam sintesa protein, yang mengganggu metabolisme sehingga
mengakibatkan regresi endometrium dan perdarahan
3. Faktor vascular
Mulai fase proliferasi terjadi pembentukan sistem vaskularisasi dalam
lapisan fungsional endometrium. Pada pertumbuhan endometrium ikut
tumbuh pula arteria-arteria, vena-vena dan hubungan antaranya. Dengan
regresi endometrium timbul statis dalm vena-vena serta saluran-saluran
yang menghubungkannya dengan arteri, dan akhirnya terjadi nekrosis dan
perdarahan dengan pembentukan hematom, baik dari arteri maupun dari
vena.
4. Faktor Prostaglandin
Endometrium mengandung prostaglandin E2 dan F2. dengan desintegrasi
endometrium, prostaglandin terlepas dan menyebabkan kontraksi
myometrium sebagai suatu faktor untuk membatasi perdarahan pada haid
 Sindrom Pra-Haid
Sindrom pra-haid adalah sejumlah perubahan mental maupun fisik yang
terjadi antara hari pertama hingga hari keempat belas sebelum masa haid dimulai
dan diikuti dengan tahap bebas gejala jika masa ini telah lewat (Anthony
Tan,2002:23).
Beberapa dokter percaya bahwa sindrom pra-haid dialami oleh separuh dari
total perempuan yang berada pada masa reproduktif. Sekitar lima persen dari
perempuan yang mengalami PMS disarankan untuk mengurangi kegiatan sehari-
hari mereka karena mereka sangat terganggu. Meskipun penyebabnya belum
diketahui, sejumlah teori sedang diteliti. PMS mungkin berkaitan dengan
meningkatnya kadar hormon setiap bulan, rendahnya kadar gula, kekurangan
vitamin, perubahan yang tetap dalam bichemicals didalam otak yang
mempengaruhi mood, kombinasi dari faktor-faktor itu, atau bukan salah satunya.
Gejala-gejala atau perubahan-perubahan fisik dan mental yang sering
dikeluhkan oleh para penderita sindrom pra-haid diantaranya yaitu:
3
1) Gejala fisik:
a) Kenaikan berat badan
b) Perasaan bengkak dan Pembengkakan (perut, jari, tungkai,
pergelangan kaki, dll)
c) Ketidaknyamanan buah dada (pembesaran, nyeri tekan, terasa
berat, terasa kaku)
d) Sakit kepala dan serangan migren
e) Pegal dan nyeri pada otot
f) Dismenore kongestif, yaitu sakit perut atau sakit pinggang bagian
bawah
g) Berkurangnya air kencing
h) Perubahan kulit, termasuk bisul, jerawat, bercak putih, dan
pembengkakan-pembengkakan lain
i) Perubahan nafsu makan (kehilangan nafsu makan atau keinginan
makan makanan yang berlemak)
j) Perubahan tidur ( kurang tidur atau tidur berlebihan)
k) Tidak ada gairah untuk aktif serta badan terasa lelah
l) Mata terasa sakit, hidung tersumbat, dan timbul reaksi alergi
m) Mual, pingsan, asma, dan epilepsy
n) Kejang, terjadi karena dinding-dinding otot uterus dengan perlahan
akan mengkerut untuk membantu mengeluarkan lapisan.
2) Gejala mental (psikis)
a) Ketegangan dan cepat marah (emosional)
b) Depresi, termasuk kurang percaya diri dan perasaan tidak berharga
c) Stres
d) Kelesuan
e) Berkurangnya daya konsentrasi dan daya ingat berkurang
f) Kecenderungan kearah keagresifan dan/atau kekerasan fisik
g) Control emosi yang rendah dan reaksi emosi yang tidak logis
h) Penurunan efisiensi, terutama dalam memecahkan masalah mental
i) Kurang atau tidak ada dorongan seks
4
j) Dorongan yang kuat untuk banyak makan, tidak ada hubungan
dengan nafsu makan
k) Bertambahnya kecenderungan minum obat, tablet, dsb.
Empat kelompok gejala utama sindrom pra-haid telah diidentifikasi. Setiap
perempuan dapat mengalami gejala-gejala dalam satu atau beberapa kelompok.
1) Ketegangan Pra-haid berciri khas ketegangan syaraf, perubahan suasana
hati, rasa terganggu dan kecemasan.
2) Hiperhidrasi, atau sindroma hiperhidrasi, ditandai oleh penambahan berat
badan, pembengkakan ditangan dan kaki, kelunakan buah dada, dan
kembungnya perut.
3) Hasrat makan yang berarti bertambahnya selera dengan hasrat makan
makanan-makanan manis atau asin, gejala-gejala pun mencakup sakit
kepala, kelelahan, pusing, dan jantung yang berdebar.
4) Depresi pun umum dan mencakup mudah lupa, menangis, kebingungan dan
sukar tidur.
Para perempuan yang diganggu oleh sindrom pra-haid dapat memperbaiki gejala-
gejala mereka dengan melakukan perubahan-perubahan diet sebagai berikut:
1) Mengurangi jumlah gula yang dimakan
2) Menambah serat
3) Makan makanan yang berprotein tinggi karena dapat menyebabkan lebih
banyak air yang keluar tubuh , sehingga mengurangi rasa penuh diperut
bagian bawah
4) Mengurangi jumlah lemak yang dimakan
5) Mengurangi jumlah garam yang dimakan jika retensi cairan merupakan
masalah
6) Menghindari kafein dan beberapa minuman ringan
 Siklus Haid
Siklus haid merupakan waktu sejak hari pertama haid sampai datangnya
haid periode berikutnya. Sedangkan panjang siklus haid adalah jarak antara
tanggal mulainya haid yang lalu dan mulainya haid berikutnya (Prof. dr. Hanifa
Wiknjosastro, SpOG ,2005:103).
5
Hari mulainya perdarahan dinamakan hari pertama siklus. Karena jam
mulainya haid tidak diperhitungkan dan tepatnya waktu keluar haid dari ostium
uteri eksternum tidak dapat diketahui, maka panjang siklus mengandung
kesalahan ± 1 hari.
Dalam satu siklus terjadi perubahan pada dinding rahim sebagai akibat dari
produksi hormon-hormon oleh ovarium, yaitu dinding rahim makin menebal
sebagai persiapan jika terjadi kehamilan.
Siklus haid perempuan normal berkisar antara 21-35 hari dan hanya 10-15
persen perempuan yang memiliki siklus haid 28 hari. Panjangnya siklus haid ini
dipengaruhi oleh usia seseorang. Rata-rata panjang siklus haid gadis usia 12
tahun ialah 25,1 hari, pada perempuan usia 43 tahun 27,1 hari, dan pada
perempuan usia 55 tahun 51,9 hari.
Siklus haid perempuan tidak selalu sama setiap bulannya. Perbedaan siklus
ini ditentukan oleh beberapa faktor, misalnya gizi, stres, dan usia. Pada masa
remaja biasanya memang mempunyai siklus yang belum teratur, bisa maju atau
mundur beberapa hari. Pada masa remaja, hormon-hormon seksualnya belum
stabil. Semakin dewasa biasanya siklus haid menjadi lebih teratur, walaupun
tetap saja bisa maju atau mundur karena faktor stres atau kelelahan.
Jumlah darah yang keluar rata-rata 33,2 ± 16 cc. pada wanita yang lebih tua
biasanya yang keluar lebih banyak. Pada wanita dengan anemia defisiensi besi
jumlah darah haidnya juga lebih banyak. Jumlah darah haid lebih dari 80 cc
dianggap patologik.
Setiap bulannya, haid berlangsung sekitar 3-7 hari. Setelah hari kelima dari
siklus haid, endometrium mulai tumbuh dan menebal sebagai persiapan terhadap
kemungkinan terjadinya kehamilan. Pada sekitar hari ke-28, jika tidak terjadi
pembuahan, endometrium meluruh dan terjadilah siklus berikutnya.
B. Definisi Ganggguan Haid
Gangguan haid adalah perdarahan haid yang tidak normal dalam hal : panjang
siklus haid, lama haid, dan jumlah darah haid. Melibatkan hipotalamus,
hipofisis, ovarium dan endometrium

6
Gangguan menstruasi paling umum terjadi pada awal dan akhir masa
reproduktif, yaitu di bawah usia 19 tahun dan di atas 39 tahun. Gangguan ini
mungkin berkaitan dengan lamanya siklus haid, atau jumlah dan lamanya
menstruasi. Seorang wanita dapat mengalami kedua gangguan itu (Jones,
2002).
C. Klasifikasi Gangguan Haid
1. Kelainan panjang siklus (N=21-35hr):
 Polimenore (sering) jika haid terjadi kurang 21 hari
 Oligomenore (jarang) jika haid terjadi lebih dari 35 hari
 Amenore (tidak haid) → jika haid tidak terjadi selama 3 bln berturut –
turut
2. Kelainan banyaknya haid (Normalnya darah haid = ±80ml):
 Hipermenore (banyak) jika darah haid lebih 80ml
 Hipomenore (sedikit) jika darah haid kurang dari 80ml
3. Kelainan lama haid (Normalnya lama haid 3 – 7 hari):
 Menoragi (memanjang) jika lama haid lebih 7 hari
 Brakimenore (memendek) jika lama haid kurang dari 3 hari
4. Metroragi (jika haid terjadi diluar siklus normal)
5. Gangguan lain berhubungan dengan haid :
 Metroragi (haid diluar siklus)
 Dismenore (nyeri bila haid)
 Premenstrual tension (ketegangan haid)
D. Jenis,Penyebab dan Tanda Gangguan Haid
Adapun beberapa gangguan haid pada wanita yaitu sebagai berikut :
1. Amenorea
a) Definisi
Amenorea adalah keadaaan tidak terjadinya haid pada seorang
wanita. Hal tersebut normal terjadi pada masa sebelum pubertas,
kehamilan dan menyusui, dan setelah menopause. Amenorea
sendiri terbagi dua, yaitu:
7
 Amenorea primer, yaitu keadaan tidak terjadinya haid pada
wanita usia 16 tahun.
 Amenorea sekunder, yaitu tidak terjadinya haid selama 3
siklus (pada kasus oligomenorea/jumlah darah haid
sedikit), atau 6 siklus setelah sebelumnya mendapatkan
siklus haid biasa.
b) Penyebabnya
 Penyebab tersering dari amenorea primer adalah:
 Pubertas terlambat
 Kegagalan dari fungsi indung telur
 Agenesis uterovaginal (tidak tumbuhnya organ rahim dan
vagina)
 Gangguan pada susunan saraf pusat
 Himen imperforata yang menyebabkan sumbatan
keluarnya darah haid, dapat dipikirkan apabila wanita
memiliki rahim dan vagina normal
 Penyebab terbanyak dari amenorea sekunder adalah kehamilan,
setelah kehamilan, menyusui, dan penggunaan metode
kontrasepsi. Jika sebab-sebab tersebut bisa disingkirkan, maka
penyebab lainnya adalah:
 Obat-obatan
 Stres dan depresi
 Nutrisi yang kurang, penurunan berat badan berlebihan,
olahraga berlebihan, obesitas
 Gangguan hipotalamus dan hipofisis
 Gangguan indung telur
 Penyakit kronik
c) Tanda dan gejalanya
Tanda amenorea adalah tidak didapatkannya haid pada usia 16
tahun, dengan atau tanpa perkembangan seksual sekunder
( perkembangan payudara, perkembangan rambut pubis ) , atau
8
kondisi dimana wanita tersebut tidak mendapatkan haid padahal
sebelumnya sudah pernah mendapatkan haid. Gejala lainnya
tergantung dari apa yang menyebabkan terjadinya amenorea.
2. Oligomenorea
a) Definisi
Oligomenorea merupakan suatu keadaan dimana siklus haid
memanjang lebih dari 35 hari, sedangkan jumlah perdarahan tetap
sama. Wanita yang mengalami oligomenorea akan mengalami haid
yang lebih jarang daripada biasanya. Namun, jika berhentinya siklus
haid berlangsung lebih dari 3 bulan, maka kondisi tersebut dikenal
sebagai amenorea sekunder.
b) Penyebabnya
Oligomenorea biasanya terjadi akibat adanya gangguan keseimbangan
hormonal pada aksis hipotalamus-hipofisis-ovarium. Gangguan
hormon tersebut menyebabkan lamanya siklus haid normal menjadi
memanjang, sehingga haid menjadi lebih jarang terjadi. Oligomenorea
sering terjadi pada 3-5 tahun pertama setelah haid pertama ataupun
beberapa tahun menjelang terjadinya menopause. Oligomenorea yang
terjadi pada masa-masa itu merupakan variasi normal yang terjadi
karena kurang baiknya koordinasi antara hipotalamus, hipofisis dan
ovarium pada awal terjadinya haid pertama dan menjelang terjadinya
menopause, sehingga timbul gangguan keseimbangan hormon dalam
tubuh. Disamping itu, oligomenorea dapat juga terjadi pada:
 Gangguan indung telur, misal : Sindrome Polikistik Ovarium
(PCOS)
 Stres dan depresi
 Sakit kronik
 Pasien dengan gangguan makan (seperti anorexia nervosa,
bulimia)
 Penurunan berat badan berlebihan
 Olahraga berlebihan, misal atlit

9
 Adanya tumor yang melepaskan estrogen
 Adanya kelainan pada struktur rahim atau serviks yang
menghambat pengeluaran darah haid
 Penggunaan obat-obatan tertentu
Umumnya oligomenorea tidak menyebabkan masalah, namun pada
beberapa kasus, dapat menyebabkan gangguan kesuburan. Pemeriksaan
ke dokter kandungan harus dilakukan ketika oligomenorea berlangsung
lebih dari 3 bulan dan mulai menimbulkan gangguan kesuburan.
3. Polimenorea
a. Definisi
Ketika seorang wanita mengalami siklus haid yang lebih sering
(siklus haid yang lebih singkat dari 21 hari), hal ini dikenal dengan
istilah polimenorea. Wanita dengan polimenorea akan mengalami haid
hingga dua kali atau lebih dalam sebulan, dengan pola yang teratur dan
jumlah perdarahan yang relatif sama atau lebih banyak dari biasanya.
Polimenorea harus dapat dibedakan dari metroragia. Metroragia
merupakan suatu perdarahan iregular yang terjadi di antara dua waktu
haid. Pada metroragia, haid terjadi dalam waktu yang lebih singkat
dengan darah yang dikeluarkan lebih sedikit.
b. Penyebabnya
Timbulnya haid yang lebih sering ini tentunya akan menimbulkan
kekhawatiran pada wanita yang mengalaminya. Polimenorea dapat
terjadi akibat adanya ketidakseimbangan sistem hormonal pada aksis
hipotalamus-hipofisis-ovarium.
Ketidak seimbangan hormon tersebut dapat mengakibatkan
gangguan pada proses ovulasi (pelepasan sel telur) atau memendeknya
waktu yang dibutuhkan untuk berlangsungnya suatu siklus haid normal
sehingga didapatkan haid yang lebih sering. Gangguan keseimbangan
hormon dapat terjadi pada:
 3-5 tahun pertama setelah haid pertama
 Beberapa tahun menjelang menopause

10
 Gangguan indung telur
 Stress dan depresi
 Pasien dengan gangguan makan (seperti anorexia nervosa, bulimia)
 Penurunan berat badan berlebihan
 Obesitas
 Olahraga berlebihan, misal atlit
 Penggunaan obat-obatan tertentu, seperti antikoagulan, aspirin,
NSAID, dll
Pada umumnya, polimenorea bersifat sementara dan dapat sembuh
dengan sendirinya. Penderita polimenorea harus segera dibawa ke
dokter jika polimenorea berlangsung terus menerus. Polimenorea yang
berlangsung terus menerus dapat menimbulkan gangguan
hemodinamik tubuh akibat darah yang keluar terus menerus.
Disamping itu, polimenorea dapat juga akan menimbulkan keluhan
berupa gangguan kesuburan karena gangguan hormonal pada
polimenorea mengakibatkan gangguan ovulasi (proses pelepasan sel
telur). Wanita dengan gangguan ovulasi seringkali mengalami kesulitan
mendapatkan keturunan.
4. Hipermenorea
a. Definisi
Menoragia atau hipermenorea adalah perdarahan haid yang lebih
banyak dari normal (lebih dari 80ml/hari) atau lebih lama dari normal
(lebih dari 8 hari), kadang disertai dengan bekuan darah sewaktu haid.
Siklus haid yang normal berlangsung antara 21-35 hari, selama 2-8 hari
dengan jumlah darah haid sekitar 25-80 ml/hari.
b. Gejala
Penderita menoragia dapat mengalami beberapa gejala seperti:
 Perlu mengganti pembalut hampir setiap jam selama beberapa
hari berturut-turut
 Perlunya mengganti pembalut di malam hari atau pembalut
ganda di malam hari
11
 haid berlangsung lebih dari 7 hari
 Darah haid dapat berupa gumpalan-gumpalan darah
 Haid yang berlangsung berkepanjangan dengan jumlah darah
yang terlalu banyak untuk dikeluarkan setiap harinya dapat
menyebabkan tubuh kehilangan terlalu banyak darah sehingga
memicu terjadinya anemia. Terdapat tanda-tanda anemia,
seperti napas lebih pendek, mudah lelah, pucat, kurang
konsentrasi, dll.
c. Penyebabya
Timbulnya perdarahan yang berlebihan saat terjadinya haid
(menoragia) dapat terjadi akibat beberapa hal, diantaranya:
1) Adanya kelainan organik, seperti:
 infeksi saluran reporduksi
 kelainan koagulasi (pembekuan darah), misal : akibat von
willebrand disease, kekurangan protrombin, idiopatik
trombositopenia purpura (ITP), dll
 Disfungsi organ yang menyebabkan terjadinya menoragia
seperti gagal hepar atau gagal ginjal. Penyakit hati kronik dapat
menyebabkan gangguan dalam menghasilkan faktor pembekuan
darah dan menurunkan hormon estrogen.
 Kelainan hormon endokrin misal akibat kelainan kelenjar tiroid
dan kelenjar adrenal, tumor pituitari, siklus anovulasi, Sindrome
Polikistik Ovarium (PCOS), kegemukan, dll
 Kelainan anatomi rahim seperti adanya mioma uteri, polip
endometrium, hiperplasia endometrium, kanker dinding rahim
dan lain sebagainya.
 Iatrogenik : misal akibat pemakaian IUD, hormon steroid, obat-
obatan kemoterapi, obat-obatan anti-inflamasi dan obat-obatan
antikoagulan
5. Hipomenorea
Hipomenorea adalah perdarahan haid yang lebih pendek dan atau lebih
12
kurang dari biasa. Penyebab Hipomenorea disebabkan oleh karena
kesuburan endometrium kurang akibat dari kurang gizi, penyakit menahun
maupun gangguan hormonal
6. Metroragia
a. Definisi
Metroragia adalah perdarahan yang tidak teratur dan tidak ada
hubungannya dengan haid. Metroragia merupakan suatu perdarahan
iregular yang terjadi di antara dua waktu haid. Pada metroragia, haid
terjadi dalam waktu yang lebih singkat dengan darah yang dikeluarkan
lebih sedikit. Metroragia tidak ada hubungannya dengan haid, namun
keadaan ini sering dianggap oleh wanita sebagai haid walaupun hanya
berupa bercak
b. Klasifikasi
 Metroragia oleh karena adanya kehamilan, seperti abortus, kehamilan
ektopik.
 Metroragia diluar kehamilan
c. Penyebabnya
1) Metroragia diluar kehamilan dapat disebabkan oleh luka yang tidak
sembuh, carcinoma corpus uteri, carcinoma cervicitis, peradangan
dari haemorrhagis (seperti kolpitis haemorrhagia, endometritis
haemorrhagia), hormonal.
2) Perdarahan fungsional:
 Perdarahan Anovulatoar, disebabkan oleh psikis, neurogen, hypofiser,
ovarial (tumor atau ovarium yang polikistik) dan kelainan gizi,
metabolik, penyakit akut maupun kronis.
 Perdarahan Ovulatoar, akibat korpus luteum persisten, kelainan
pelepasan endometrium, hipertensi, kelainan darah dan penyakit akut
ataupun kronis.
7. Dismenorea
Dismenorea (Nyeri haid) mungkin merupakan suatu gejala yang paling
sering menyebabkan wanita wanita muda pergi kedokter untuk konsultasi
13
dan pengobatan. Gangguan ini bersifat subjektif, berat atau intensitasnya
sukar dinilai. Penyakit ini sudah lama dikenal, tetapi sampai sekarang
patogenesisnya belum dapat dipecahkan dengan memuaskan. Dismemorea
dibagi atas:
a) Dismenorea Primer (esensial, intrinsik, ideopatik), tidak terdapat
hubungan dengan kelainan ginekologik.
b) Dismenorea Sekunder (Ekstrinsik, yang diperoleh, acquired)
disebabkan oleh kelainan ginekologik
a) Dismemorea Primer.
Adalah nyeri haid yang dijumpai tanpa kelainan pada alat genital yang
nyata. Terjadi beberapa waktu setelah menarche, biasanya 12 bulan atau
lebih, oleh karena siklus-siklus haid pada bulan pertama setelah menarche
umumnya bersifat anovulatoar yang tidak disertai dengan rasa nyeri, rasa
nyeri timbul tidak lama sebelumnya atau bersama-sama dengan permulaan
haid dan berlangsung untuk beberapa jam. Rasa nyeri ialah kejang
berjangkit-jangkit, biasanya terdapat pada perut bawah, tertapi dapat
menyebar kedaerah pinggang dan paha. Bersamaan dengan rasa nyeri
disertai dengan mual, sakit kepala, muntah. Faktor penyebab dismemorea
primer :
 Faktor kejiwaan
 Faktor Konstitusi
 Faktor obstruksi kanalis servikalis
 faktor Endokrin
 Faktor alergi
Penanganan dan nasihat
Perlu dijelaskan kepada penderita bahwa dismenorea adalah gangguan
yan Tidak ber bahaya untuk kesehatan. Pemberian nasihat mengenai
makanan sehat, istirahat yang cukup, dan dan olahraga mungkin berguna.
Kadang-kadang diperlukan psikoterapi.

14
b) Dismemorea Sekunder
Biasanya baru muncul kemudian yaitu jika ada penyakit yang datang
kemudian. Penyebabnya adalah kelainan atau penyakit seperti :
 Infeksi rahim
 Kista/polip
 Tumor sekitar kandungan
 Kelainan kedudukan rahim menetap
 Ada juga yang disebut endometriosis , yaitu kelainan letak lapisan
dinding rahim, sehingga apabila menjelang menstruasi, pada saat
dinding rahim menebal, akan dirasakan sakit yang luar
biasa.Endometriosis bisa mengganggu kesuburan.
8. Premenstrual Tension ( Tegangan Prahaid)
Premenstrual tension merupakan keluhan-keluhan yang biasanya
mulai satu minggu sampai beberapa hari sebelum datangnya haid, dan
menghilang sesudah haid datang, walaupun kadang berlangsung terus
sampai haid berhenti.
Gejala-gejala yang tidak seberapa berat banyak dijumpai, terutama
pada wanita berumur antara 30 dan 45 tahun. Keluhan-keluhan terdiri atas
gangguan emosional berupa iritabilitas, gelisah, insomia, nyeri kepala,
mudah tersinggung, sukar tidur, perut kembung, mual, pembesaran dan rasa
nyeri pada mamma, dan sebagainya. Sedangkan pada kasus yang berat
terdapat depresi, rasa ketakutan, gangguan konsentrasi, dan peningkatan
gejala-gejala fisik tersebut diatas.
9. Mittelschmerz
Mittelschmerz atau nyeri antara haid terjadi kira-kira sekitar
pertengahan siklus haid, pada saat ovulasi. Rasa nyeri yang terjadi mungkin
ringan, tetapi mungkin juga berat. Lamanya mungkin hanya beberapa jam,
tetapi pada beberapa kasus sampai 2-3 hari. Rasa nyeri dapat disertai atau
tidak disertai dengan perdarahan, yang kadang-kadang sangat sedikit
berupa getah berwarna coklat, sedang pada kasus lain dapat merupakan
perdarahan seperti haid biasa.

15
Penyebab pasti dari penyakit ini belum diketahui,namun penyebab
yang memungkinkan terjadinya rasa sakit adalah : tepat sebelum sel telur
dilepaskan dengan ovulasi, pertumbuhan folikel membentang pada
permukaan ovarium, hal tersebut menyebabkan rasa sakit pada perut
bawah. Selain itu juga darah atau cairan yang dilepaskan dari folikel pecah
mengiritasi lapisan perut dan menyebabkan nyeri.

16
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Haid atau menstruasi merupakan ciri khas kematangan biologis seorang
perempuan. Haid merupakan salah satu perubahan siklik yang terjadi pada
alat kandungan sebagai persiapan untuk kehamilan.
Setiap perempuan normal akan mengalami haid setiap bulannya, yang
dipengaruhi oleh faktor hormon, enzim , vascular, dan prostaglandin.
Sebelum datangnya haid perempuan akan mengalami sindrom pra-haid
yang dapat mengganggu aktivitas sehari-hari, yang berupa perubahan-
perubahan atau gejala-gejala fisik maupun mental. Sindrom pra-haid ini
berkaitan dengan meningkatnya kadar hormon setiap bulan, rendahnya kadar
gula, kekurangan vitamin, perubahan yang tetap dalam bichemicals didalam
otak yang mempengaruhi mood, kombinasi dari faktor-faktor itu, atau bukan
salah satunya.
Sindrom pra-haid ini tidak selalu sama pada setiap orang, begitu juga
dengan siklus haid juga berbeda antara setiap perempuan walau saudara
kembar sekalipun. Siklus haid biasanya 28 hari, yang berlangsung selama 3-
7 hari. Siklus ini tidak selalu sama setiap bulannya. Perbedaan siklus ini
ditentukan oleh beberapa faktor, misalnya gizi, stres, dan usia.
Siklus haid ini berlangsung dalam 4 masa (stadium) yaitu stadium
menstruasi, stadium post menstruum, stadium inter menstruum, dan stadium
pramenstruum.
Sekarang para perempuan aktif yang sibuk bekerja, baik didalam maupun
diluar rumah, tidak perlu khawatir lagi, karena mereka dapat mengatur siklus
haid mereka dengan cara mengkonsumsi kontrasepsi oral yang mengandung
hormone estrogen dan progesterone.
Adapun gangguan haid yang terjadi dalam masa reproduksi seperti
hipermenorea, hipomenorea, polimenorea, oligomenorea, amenorea,
premenstrual mention, mastalgia, mittelschmerz, disminorea, dan masih
banyak gangguan haid lainnya yang sering dirasakan oleh setiap perempuan
17
B. Saran
Saran yang dapat penulis sampaikan melalui makalah ini adalah:
a) Kepada setiap perempuan, agar selalu memperhatikan siklus haidnya,
untuk menghindari terjadinya gangguan-gangguan yang berhubungan
dengan haid.
b) Kepada tenaga kesehatan, agar dapat menjelaskan mengenai segala hal
yang berhubungan dengan haid, terutama gangguan-gangguan selama
haid.
c) Kepada para pembaca dan teman-teman mahasiswa yang lainnya,jika
ingin menambah wawasan dan ingin mengetahui lebih jauh, maka kami
mengharapkandengan rendah hati agar lebih membaca buku-buku lainnya
yang berkaitan dengan “Gangguan Haid”.

18
DAFTAR PUSTAKA

Affandi, Biran. 1996. Gangguan Haid pada Remaja dan Dewasa. Fakultas
Kedokteran Universitas Indonesia: Jakarta.
Jusmi, jusmiati. 2016 . makalah gangguan haid.
http://jusmiatisyarifjusmi02.blogspot.com/2016/11/makalah-gangguan-
haid.html?m=1 ( Dikutip pada 30 September 2018)
MAKALAH GANGGUAN HAID

Disusun sebagai tugas kelompok mata kuliah Biomedik II

Disusun oleh:

KELOMPOK 4

KARMILA TIMOO (811417106)

PRADITA PRISTI NUSI (811417063)

SRI MAYA WONGGOLE (811417144)

WIDYA CAHYANINGSIH POLONTALO (811417006)

KARTINI

PRODI KESEHATAN MASYARAKAT

FAKULTAS OLAHRAGA DAN KESEHATAN

UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO

2018

Anda mungkin juga menyukai