Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH

PERILAKU ORGANISASIONAL

“KEPEMIMPINAN”

Dosen Pengampu : Dra. Hj. Panca Winahyuningsih, MM

Etni Marliana, SE,M,GES

Disusun Oleh :

1. Muhammad Rizqi (201711346)


2. Siti Sulanjari (201711443)
3. Mia Elifia (201711497)
4. Nor Iswanto (201711506)

PROGRAM STUDI MANAJEMEN


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MURIA KUDUS

1
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Manajemen selalu identik dengan manajer atau lebih dinamakan seorang pemimpin.
Dalam menjadi seorang pemimpin tentunya banyak hal yang harus diketahui apa saja dasar
dasar kepemimpinan. Seorang pemimpin yang baik tentunya akan berdampak besar dalam
sebuah perusahaan dan menjadi tolak ukur perusahaan tersebut dapat dikatakan baik atau
buruk oleh masyarakat. Menjadi seorang pemimpin dalam perusahaan juga memiliki
banyak warna dan jenis dalam memimpin sebuah perusahaan tersebut.
Seorang pemimpin memiliki pengaruh bagi sekelompok bawahaanya untuk bertindak dalam
sebuah perusahaannnya.
Oleh karena itu dalam makalh ini akan dibahas lebih lanjut mengenai kepemimpinan

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa pengertian Kepemimipinan ?


2. Bagaimana Teori-Teori Kepemimpinan itu ?
3. Apa saja Gaya-Gaya dalam Kepemimpinan ?
4. Apa saja Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku Kepemimpinan ?
5. Apa Peran dan Tugas Kepemimpinan?

1.3 Tujuan

1. Mengetahui pengertian pengertian Kepemimipinan


2. Mengetahui Bagaimana Teori-Teori Kepemimpinan itu
3. Mengetahui Gaya-Gaya dalam Kepemimpinan
4. Mengetahui Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku Kepemimpinan ?
5. Mengetahui Peran dan Tugas Kepemimpinan

2
BAB II
PEMBAHASAN

1. PENGERTIAN KEPEMIMIPINAN
Kepemimpinan ( leadership) didefinisakan menurut Stoner, kepemimipinan
manajerial dapat di definisikan sebagai suatu proses pengarahan dan pemberian
pengaruhpada kegiatan-kegiatan dari sekelompok anggota yang saling berhubungan
tugasnya. Ada tiga implikasi penting dari definisi tersebut:
1. Kepemimpinan menyangkut orang lain bawahan atau pengikut. Kesediaan
mereka untuk menerima pengarahan dari pemimpin, para anggota kelompok
membantu menentukan status/kedudukan pemimpin dan membuat proses
kepemimpinan dapat berjalan tanpa bawahan, semua kualitas kepemimpinan
seorang manajer tidak relevan.
2. Kepemimpinan menyangkut suatu pembagian kekuasaan yang tidak
seimbangdiantra pemimpin dan anggota kelompok. Para prmimpin mempunyai
wewenang untuk mengarahkan berbagai kegiatan para anggota kelompok, tetatapi
para anggota kelompok tidak dapat mengarahkan kegiatan kelompok secara
langsung, meskipun dapat juga melaliu sejumlah cara secara tidak langsung.
3. Dapat memberikan pengarahan kepada para bawahan atau pengikut. Pemimpin
dapat juga mempergunakan pengaruh. Para pemimpin tidak hanya memerintah
bawahan apa yang yang harus dilakukan tetapidapat juga mempengaruhi
bagaimana bawahan melaksanakan perintahnya.

Untuk lebih memahami secara mendalam tentang pemimpin atau kepemimpinan,


maka beberapa ahli mendefinisikannya sebagai berikut:

1. Menurut Purwanto (1991: 26) bahwa kepemimpinan adalah sekumpulan dari


serangkaian kemampuan dan sifat-sifat kepribadian, termasuk di dalamnya
kewibawaan, untuk dijadikan sebagai sarana dalam rangka meyakinkan yang
dipimpinnya agar mereka mau dan dapat melaksanakan tugas-tugas yang

3
dibebankan kepadanya dengan rela, penuh semangat, ada kegembiraan batin,
serta merasa tidak terpaksa.
2. Menurut Krech dan Crutchfield (Cahyono, 1984) bahwa berdasarkan
posisinya yang istimewa dalam kelompok, pemimpin bisa bertindak
sebagai sarana bagi penentuan struktur kelompok, suasana kelompok, tujuan-
tujuan kelompok, ideologi kelompok, dan berbagai kegiatan kelompok
lainnya.
3. Menurut F.E. Fiedler (As’ad, 1986) bahwa kepemimpinan pada dasarnya
merupakan pola hubungan antara individu-individu yang menggunakan
wewenang dan pengaruhnya terhadap kelompok orang agar bekerja bersama-
sama untuk mencapai tujuan. Dari beberapa definisi di atas menegaskan
bahwa seorang pemimpin memiliki kuasa untuk mengelola dan
mengendalikan sebuah Seorang pemimpin memiliki kuasa untuk mengelola
dan mengendalikan semua orang yang berada di bawah kepemimpinannya
lembaga, organisasi, perusahaan,desa, serta termasuk orang- orang yang ada di
dalamnya. Pengendalian ini merupakan sebuah proses yang harus dilakukan
oleh seorang pemimpin. Selama proses pengendalian ini terdapat juga proses
memengaruhi maupun mengajak anggota masyarakat untuk mendapatkan hasil
yang maksimal dari seluruh cita-cita mereka.
2. Teori-Teori Kepemimpinan

Seorang pemimpin harus mengerti tentang teori kepemimpinan agar nantinya


mempunyai referensi dalam menjalankan sebuah organisasi. Beberapa teori
tentang kepemimpinan antara lain :
1. Teori Kepemimpinan Sifat
Kepemimpinan berangkat dari pemusatan perhatian pemimpin itu sendiri.
Teori sifat berkembang pertama kali di Yunani Kuno dan Romawi yang
beranggapan bahwa pemimpin itu dilahirkan, bukan diciptakan yang kemudian
teori ini dikenal “The Greatma Theory”. Dalam perkembangannya, teori ini
mendapat pengaruh dari aliran perilaku pemikir psikologi yang berpandangan
bahwa sifat-sifat kepemimpinan tidak seluruhnya dilahirkan akan tetapi juga

4
dapat dicapai melalui pendidikan dan pengalaman. Sifat-sifat itu antara lain:
sifat fisik, mental dan kepribadian.
4 sifat umum yang berpengaruh terhadap keberhasilan kepemimpinan
organisasi, antara lain:
a) Kecerdasan
Berdasarkan hasil penelitian, pemimpin yang mempunyai kecerdasan yang
tinggi di atas kecerdasan rat-rata dari pengikutnya akan mempunyai
kesempatan berhasil yang lebih tinggi pula. Karena pemimpin pada
umumnya memiliki tingkat kecerdasan yang lebih tinggi dibandingkan
dengan pengikutnya.
b) Kedewasaan dan keluasan hubungan sosial
Umumnya di dalam melakukan interaksi sosial dengan lingkungan internal
maupun eksternal, seorang pemimpin yang berhasil mempunyai emosi
yang matang dan stabil. Hal ini membuat pemimpin tidak mudah panic
dan goyah dalam mempertahankan pendirian yang diyakini kebenarannya.
c) Motivasi diri dan dorongan berprestasi
Seorang pemimpin yang berhasil umumnya memiliki motivasi diri yang
tinggi serta dorongan untuk berprestasi. Dorongan yang kuat ini kemudian
tercermin pada kinerja yang optimal, efektif dan efisien.
d) Sikap hubungan kemanusiaan
Adanya pengakuan terhadap harga diri dan kehormatan sehingga para
pengikutnya mampu berpihak kepadanya.
2. Teori Kepemimpinan Perilaku dan Situasi
perilaku seorang pemimpin yang mendasarkan teori ini memiliki kecenderungan
kearah 2 hal, yaitu:
Pertama yang disebut dengan Konsiderasi yaitu kecendrungan seorang pemimpin
yang menggambarkan hubungan akrab dengan bawahan. Contoh gejala yang ada
dalam hal ini seperti : membela bawahan, memberi masukan kepada bawahan dan
bersedia berkonsultasi dengan bawahan.
Kedua disebut Struktur Inisiasi yaitu Kecendrungan seorang pemimpin yang
memberikan batasan kepada bawahan. Contoh yang dapat dilihat , bawahan mendapat

5
instruksi dalam pelaksanaan tugas, kapan, bagaimana pekerjaan dilakukan, dan hasil
yang akan dicapai.
3. Teori kewibawaan pemimpin
Kewibawaan merupakan faktor penting dalam kehidupan kepemimpinan, sebab
dengan faktor itu seorang pemimpin akan dapat mempengaruhi perilaku orang
lain baik secara perorangan maupun kelompok sehingga orang tersebut bersedia
untuk melakukan apa yang dikehendaki oleh pemimpin.
4. Teori kepemimpinan situasi
Seorang pemimpin harus merupakan seorang pendiagnosa yang baik dan harus
bersifat fleksibel, sesuai dengan perkembangan dan tingkat kedewasaan bawahan.
5. Teori kelompok
Agar tujuan kelompok(organisasi) dapat tercapai, harus ada pertukaran yang
positif antara pemimpin dengan pengikutnya.

3. Gaya-Gaya Kepemimpinan
Gaya kepemimpinan adalah cara pemimpin untuk mempengaruhi bawahannya
yaitu secara umum ada 3 yaitu :
1. Gaya Otokratis/Otoriter
Jika gaya kepemimpinan demokratis berpusat pada bawahan atau anak buah,
maka gaya kepemimpinan otokratis adalah sebaliknya. Gaya kepemimpinan
otokrasi memusatkan diri pada atasan. Seluruh keputusan diambil berdasarkan
pertimbangan pemimpin itu sendiri. Sementara bawahan dituntut untuk
menjalankan keputusan tersebut baik suka ataupun tidak suka. Peran bawahan
dalam mengambil keputusan terbatas bahkan tidak ada. Atasan akan
memutuskan lewat komunikasi satu arah, apa yang seharusnya dilakukan,
bagaimana caranya, kapan waktunya hingga seperti apa tugas dikerjakan.
Gaya otokratis ditandai dengan banyaknya perintah atau petunjuk yang
diberikan atasan. Gaya kepemimpinan ini membutuhkan kepatuhan total
bawahannya untuk menjalankan prosedur-prosedur yang telah dibuat.
2. Gaya Demokratis

6
Menurut Sudarwan Danim, Kepemimpinan demokratis adalah kepemimpinan
yang dilandasi oleh anggapan bahwa hanya karena interaksi kelompok yang
dinamis, tujuan organisasi yang akan dicapai. Dalam gaya kepemimpinan
demokratis, anggota organisasi/kelompok diberikan kebebasan dalam
mengutarakan pendapat, ide ataupun gagasan. Pemimpin menekankan
kesederajatan dan sering melakukan interaksi, konsultasi atau musyawarah
dengan bawahan sebelum mengambil keputusan. Gaya kepemimpinan
demokratis adalah salah satu gaya yang paling disukai karena dapat
mendorong kompetensi, kreativitas, kejujuran, kecerdasan dan keberanian
berpendapat bawahan-bawahannya.
3. Gaya Laisez-Faire atau Partisipatif
Seperti yang telah diuraikan sebelumnya, bahwa gaya kepemimpinan
partisipatif diterapkan tidak jauh berbeda dengan gaya kepemimpinan
demokratis. Pasalnya gaya kepemimpinan yang satu ini juga sangat maksimal
dalam menuntut peran aktif bawahan atau anggota dalam mengambil
keputusan. Karena itu setiap kali keputusan diambil, atasan tidak akan
mengambil keputusan secara sepihak tanpa harus berdiskusi lebih dulu dengan
bawahan. Mengingat pentingnya peran bawahan atau anggota dalam
kepemimpinan ini membuat atasan proaktif. Mendekati bawahan dan
memastikan langsung mengenai tanggapan karyawan terhadap keputusan
yang diambilnya. Selain itu atasan juga akan terus menerus menjalin
konsultasi dengan bawahan atas keputusan yang akan diambil melalui cara-
cara efektif seperti konsultasi. Dalam gaya kepemimpinan partisipatif ini,
atasan juga akan melakukan gaya kepemimpinan secara demokratis itu
sendiri.

Gaya- Gaya Efektif


1. Eksekutif yaitu manajer sebagai motivator yang baik, menetapkan standar
tinggi, perbedaan-perbedaan individu dipahami dan menggunakan
manajemen tim.
2. Pembangunan (developer)

7
Manajer mempunyai kepercayaan penuh pada karyawan dan terutama
berupaya mengembangkan karyawan.
3. Otokrat penuh kebajikan (benevolent autocrat)
Manajer mengetahui secara tepat apa yang diinginkan dan cara untuk
memperolehnya tanpa menyebabkan kebencian.
Gaya – Gaya tidak Efektif
1. Kompromis → manajer seorang pengambil keputusan yang lemah
2. Misionaris → manajer terlalu baik hati
3. Otokrat → manajer tidak menyenangkan
4. Pelarian → manajer pasif acuh tak acuh
Empat system manajemen Likert :
1. Otokratif Eksploatif
2. Otokratif penuh kebajikan
3. Partisipatif → manajer dengan gaya konsultatif
4. Demokratif

4. Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku Kepemimpinan


Ada tiga variabel kritis yang mempengaruhi gaya pemimpin,yaitu
1. Pemimpin
2. Pengikut atau bawahan
3. Situasi

Ketiganya saling berhubungan dan berinteraksi, seperti ditunjukan gambar


dibawah ini
Kemampuan dan kualitas
pemimpin

Situasi Kemampuan dan kualitas


bawahan

8
Berbagai penelitian juga menunjukkan kompleksitas kepemimpinan di mana ada lebih
banyak variabel yang saling berhubungan terlibat. Variabel-variabel tersebut dapat
diklasifikasikan sebagai faktor-faktor mikro, seperti ditunjukkan dalam gambar.

Faktor-faktor Makro
Faktor-faktor Mikro

Faktor-faktor Mikro
Organisasional Sosial dan Kebudayaan
Pengharapan dan
perilaku atasan

Tingkat organisasi
dan besarnya Perilaku Kepribadian dan
kelompok latar belakang
Kepemimpinan
pemimpin

pemim

Pengharapan
dan perilaku
bawahan

Industri
Kondisi Perekonomian Industri

9
Dalam melaksanakan aktivitas kepemimpinan pemimpin dipengaruhi oleh berbagai
macam faktor.Berikut ini adalah faktor –faktor yang mempengaruhi gaya kepemimpinan
:
1.Kepribadian(personality)
Pengalaman masa lalu dan harapan pemimpin,hal ini mencakup nilai-nilai,latar belakang
dan pengalamannya akan mempengaruhi pilihan akan gaya kepemimpinannya
2.Harapan dan perilaku atasan
3.Karakteristik
Harapan dan perilaku bawahan mempengaruhi terhadap apa gaya kepemiminan
4.Kebutuhan Tugas
Setiap tugas bawahan juga akan mempengaruhu gaya kepemimpinan
5.Iklim dan kebijakan organisasi mempengaruhi harapan dan perilaku bawahan
6.Harapan dan perilaku rekan
Berdasarkan faktor-faktor tersebut, maka jelaslah bahwa kesuksesan pemimpin dalam
aktivitasnya dipengaruhi oleh faktor-faktor yang dapat menunjang untuk berhasilnya
suatu kepemimpinan, oleh sebab itu suatu tujuan akan tercapai apabila terjadinya
keharmonisan dalam hubungan atau interaksi yang baik antara atasan dengan bawahan, di
samping dipengaruhi oleh latar belakang yang dimiliki pemimpin, seperti motivasi diri
untuk berprestasi,kedewasaan dan keleluasaan dalam hubungan sosial dengan sikap-sikap
hubungan manusiawi
5.Peran dan Tugas Kepemimpinan
1. Menurut H. Mintzberg (1990:15) dalam bukunya “The Manager’s Job: Folklore
and Fact” menyatakan bahwa tugas seorang pemimpin bisa dideskripsikan dalam
bermacam-macam peran. Peran pemimpin yang dimaksud terdiri atas tiga set
perilaku, yaitu: Peran interpersonal, peran informasional, dan peran desisional.
Secara rinci peran pemimpin ini dapat diuraikan sebagai berikut:
a) Peran interpersonal (Interpersonal role) merupakan peran seorang pemimpin
berdasarkan hubungan antar sesama. Pada konteks ini terdapat tiga peran

10
pemimpin yang muncul secara langsung dari otoritas formal, yaitu: Pertama,
peran sebagai yang dituakan (Figureheadrole).Pemimpin harus melaksanakan
tugas- tugas seremonial seperti menyambut tamu penting, menghadiri
pernikahan anak buahnya, atau menjamu makan siang pelanggan atau kolega.
Kegiatan ini sangat penting untuk memperlancar fungsi organisasi yang
dipimpinnya. Kedua, peran sebagai pemimpin (Leader role). Pemimpin
bertanggungjawab atas hasil kerja anggotanya, baik secara langsung maupun
tidak langsung. Kepemimpinan secara langsung antara lain menyangkut
rekrutmen dan training bagi stafnya, sedangkan secara tidak langsung
yaitu memberi motivasi bagi anak buahnya agar rajin bekerja dan
profesional. Ketiga, peran sebagai penghubung (Liaison role). Seorang
pemimpin harus mampu berperan sebagi penghubung untuk menjalin
komunikasi di luar organisasi yang dipimpinnya. Pemimpin mencari berbagai
informasi dari teman sejawat atau koleganya untuk mengembangkan
organisasinya.
b) Peran informasional (Informational role) yaitu pemimpin mampu mencari
informasi yang seluas- luasnya untuk mengembangkan kepemimpinannya.
Melalui kontak interpersonal dengan anggotanya maupun jaringan lain,
mampu mendapatkan berbagai informasi yang berhubungan dengan
medan kerjanya. Pemrosesan informasi merupakan bagian utama (key part)
dari tugas seorang pemimpin, seperti:
1. peran sebagai monitor (Monitor role). Pemimpin secara terus menerus
memonitor lingkungannya untuk memperoleh informasi dari anak
buahnya maupun jaringan lain.
2. peran sebagai disseminator (Disseminator role). Informasi yang
diperoleh pemimpin bisa dimanfaatkan bersama (sharing) atau
didistribusikan kepada anak buahnya.
3. peran sebagai juru bicara (Spokesman role). Seorang pemimpin
mempunyai hak untuk menyampaikan informasi yang dimilikinya ke
orang lain di luar unit organisasinya.

11
4. Peran pengambilan keputusan (Decisional role). Informasi yang
diperoleh pemimpin bukanlah tujuan akhir, tetapi sebagai masukan
dasar pengambilan keputusan bagi organisasinya. Ada empat peran
pemimpin dari aspek decisional role, yaitu:
(1) peran sebagai wirausaha (Entrepreneur role). Seorang pemimpin
yang memiliki jiwa wirausaha harus tetap berupaya memperbaiki
kinerja unitnya serta mampu beradaptasi dengan perubahan
lingkungannya.
(2) peran sebagai pengendali gangguan (Disturbance handler role).
Seorang pemimpin sebagai agen pembaruan dan pengendali gangguan
terhadap tekanan yang dihadapi organisasinya.
(3) peran sebagai yang mengalokasikan sumberdaya (Resource
allocator role). Seorang pemimpin harus bertanggung jawab dalam
mendesain struktur organisasi, pola hubungan formal, pembagian
kerja, dan koordinasi dalam unit yang dipimpinnya.
(4) peran sebagai negosiator (Negotiator role). Menurut Leonard
Sayles bahwa negosiasi merupakan way of life dari seorang pemimpin
yang canggih. Negosiasi merupakan kewajiban seorang pemimpin,
karena dia memiliki otoritas untuk memberikan komitmen
sumber daya organisasi dan pusat syaraf informasi dalam melakukan
negosiasi.
2. Menurut James A.S Stone tugas utama seorang pemimpin adalah :
a. Pemimpin bekerja dengan orang lain
Seorang pemimpin bertanggung jawab untuk bekerja dengan orang lain. Slah
satu dengan atasanya staf, teman sekerja atau atasan lain dalam organisasi
sebaik orang di luar organisasi.
b. Pemimpin adalah tanggung jawab dan mempertanggung jawabkan
(akuntabilitas)
Seorang pemimpin bertanggung jawab untuk menyusun tugas dan
menjalankan tugas, mengadakan evaluasi untuk mencapai outcome yang

12
terbaik. Pemimpin bertanggung jawab untuk kesuksesan stafnya tanpa
kegagalan.
c. Pemimpin menyeimbangkan pencapaian tujuan dan prioritas
Proses kepemimpinan dibatasi sumber, jadi pemimpin harus dapat menyusun
tugas dengan mendahulukan priroritas. Dalam upaya pencapaian tujuan
pemimpin harus dapat mendelegasikan tugas-tugasnyaa kepada staf.
Kemudian pemimpin harus dapat mengatur waktu secara efektif dan
menyelesaikan masalah secara efektif.
d. Pemimpin harus berpikir analistis dan konseptual
Seorang pemimpin harus menjadi seorang pemimpin yang analistis dan
konseptual. Selanjutnya dapat mengidentifikasikan masalah dengan akurat.
Pemimpin harus dapat menguraikan seluruh pekerjaan menjadi lebih jelas dan
kaitannya dengan pekerjaan lain.
e. Manajer adalah seorang mediator
Konflik selalu terjadi pada setiap tim dan organisasi. Oleh karena itu
pemimpin harus dapat menjadi seorang mediator ( penengah ).
f. Pemimpin adalah politisi dan diplomat
Seorang pemimpin harus mampu mengajak dan melakukan kompromi.
Sebagai seorang diplomat, sorang pemimpin harus dapat mewakili tim atau
organisasinya.
g. Pemimpin membuat keputusan yang sulit
Seorang pemimpin harus mampu memecahkan masalah.

13
STUDI KASUS

GAYA KEMPIMPINAN SOICIHIRO HONDA

Soichiro dibesarkan sebagai anak pandai besi. Dalam dunia kerja magang, para pekerja magang
yang masih muda berlatih keras selama bertahun-tahun di bawah gemblengan guru mereka,
perlahan-lahan menguasai kehalian yang dibutuhkan melalui latihan berulang-ulang. Di sana,
nilai seseorang diukur dari keahlian yang dia dapatkan. Ketika Soichiro memimpin Art Shokai
cabang Hamamatsu, dia selalu mengawasi para pekerjanya, dan jika ada yang malasmalasan, dia
tidak segan melempari palu atau kunci Inggris ke arah orang ini. Gaya Soichiro yang keras dan
cenderung sinting ini menyebabkan karyawan jarang betah bekerja. Gaya kepemimpinan
Soichiro di Honda pun tidak jauh berbeda. Dengan tubuh dibalut baju bengkel berwarna biru, dia
sendiri menginspeksi jalur-jalur conveyor, mengawasi para pekerja. Sangat jarang dia malas
melempari omelan – atau barang – kalau ada yang meninggalkan perkakas kerja tergeletak
sembarangan. Dalam salah satu amukannya, dia menghajar kepala seorang pekerja dengan
penggaris segitiga besar, atau menyakiti pekerja dengan palu yang dia lempar.Cerita semacam
itu, dan juga fakta kalau Soichiro terus berkata kepada para karyawan kalau mereka harus
“bekerja demi diri merek sendiri, bukan demi perusahaan, “ menunjukkan bahwa dia melihat
hubungannya dengan para pekerja tak ubahnya hubungan antara seorang guru dengan parra
siswa magangnya. Kelemahan Soichiro adalah tempramennya yang mudah meledak. Dia tidak
bisa mengendalikan diri saat marah, dan situasi akan sangat buruk. Ketika dia sangat kesal pada
seorang anak buahnya dia bisa berteriak, “Saya minta surat pengunduran diri Anda! Pergi sana !”
bingung oleh amarahnya, beberapa pekerja memang membuat surat pengunduran diri itu dan
menyerahkannya kepada Soichiro di kantornya. Ketika itu terjadi, Soichiro telah kembali tenang
dan lupa dengan apa yang dikatakannya, dia pun meminta maaf dan itu adalah akhir cerita.
Kepribadian Soichiro yang tempramen itu membuatnya dijuluki “Geledek” oleh para karyawan
yang takut kepadanya. Namun, dia juga adalah pribadi yang mudah didekati dan jujur, bahkan
kepada para pekerja yang baru sekalipun. Cukup sering terdengar ucapan penuh hormat “pak
tua” keluar dari mulut para karyawan. Walaupun tampak spontan, Soichiro punya filosofi
tersendiri ketika mengamuk di hadapan para karyawan. Ketika ada satu orang saja yang akan dia
amuk, dan jika orang itu memiliki potensi ataupun tidak kompeten, dia selalu memberi jalan
keluar kepada targetnya itu. Jika ada dua atau lebih orang yang perlu didisiplinkan, Soichiro tahu

14
seluruh pabrik akan mendengar amarahnya sebelum hari kerja berakhir dan menghitung ucapan
dan tindakannya. Dia memilih target yang paling mudah dan memperingatkan mereka karena
melakukan kesalahan yang bisa dilakukan oleh semua orang. Karyawan malang yang dipilih
sebagai target hanya dijadikan contoh supaya semua orang memperhatikan. Sumber:
http://wawingsasongko.staff.ub.ac.id/gaya-honda-memimpin/

Pertanyaan Diskusi:

1. Menurut Anda gaya kepemimpinan apa yang dianut oleh Soichiro? Jelaskan

2. Berikan penjelasan antara hubungan kepemimpinan dengan kinerja perusahaan!

3. Bagaimana kita sebagai karyawan mengatasi pimpinan dengan gaya kepemimpinan seperti
Soichiro?

15
BEDAH KASUS

1. Menurut Anda gaya kepemimpinan apa yang dianut oleh Soichiro? Jelaskan!
Menurut kelompok kami gaya kepemimpinan yang dianut oleh Soichiro
adalah gaya kepemimpinan otoriter karena Gaya kepemimpinan otokrasi
memusatkan diri pada atasan. Seluruh keputusan diambil berdasarkan
pertimbangan pemimpin itu sendiri. Sementara bawahan dituntut untuk
menjalankan keputusan tersebut baik suka ataupun tidak suka. Peran bawahan
dalam mengambil keputusan terbatas bahkan tidak ada. Atasan akan
memutuskan lewat komunikasi satu arah, apa yang seharusnya dilakukan,
bagaimana caranya, kapan waktunya hingga seperti apa tugas dikerjakan.
Gaya otokratis ditandai dengan banyaknya perintah atau petunjuk yang
diberikan atasan. Gaya kepemimpinan ini membutuhkan kepatuhan total
bawahannya untuk menjalankan prosedur-prosedur yang telah dibuat.
2. Berikan penjelasan antara hubungan kepemimpinan dengan kinerja perusahaan!
Dalam setiap perusahaan peranan manusia sangatlah dominan karena melalui
peranan manusia tersebut dapat saling bekerjasama atau dengan yang lainnya
untuk mencapai tujuan dengan memanfaatkan segala sumber daya yang ada.
Manusia yang bekerja dalam sebuah perusahaan, menyumbangkan tenaganya
baik fisik maupun pikiran dan mendapatkan imbalan atau balas jasa sesuai
dengan peraturan atau perjanjian disebut sebagai karyawan. Karyawan
merupakan asset yang paling penting dalam sebuah perusahaan. Karyawan
memiliki akal, perasaan, keinginan, kemampuan dan keterampilan, serta
dorongan untuk maju yang dibutuhkan oleh perusahaan untuk mencapai
tujuan yang diharapkan.
Peranan atasan atau sering disebut pimpinan sangatlah besar bagi
keberhasilan perusahaan dalam mencapai tujuan. Dari merekalah muncul
gagasan-gagasan baru dan inovatif dalam pengembangan perusahaan. Namun
tidak dapat dipungkiri bawahan mereka juga memiliki peranan yang tidak
kalah penting, karena bawahan inilah yang akan menjalankan dan
melaksanakan gagasan pimpinan yang tertuang dalam setiap keputusan. Baik
tidaknya bawahan melaksanakan tugas mereka tergantung dari pimpinan itu

16
sendiri. Bagaimana seorang pemimpin memberikan pengaruh dan motivasi
untuk mempengaruhi para bawahnya melakukan berbagi tindakan sesuai
dengan yang diharapkan.
3. Bagaimana kita sebagai karyawan mengatasi pimpinan dengan gaya
kepemimpinan seperti Soichiro?
Di dalam dunia kerja pasti setuju bahwa tak ada pekerjaan yang mulus tanpa
masalah. Di setiap lingkungan pekerjaan pasti pernah mengalami berbagai macam
problematika yang menghadang. salah satunya masalah dalam dunia kerja
kesulitan untuk menjalin kerjasama dengan atasan karena atasan yang bersikap
Otoriter. semua orang bawahan mengharapkan memiliki atasan fine and wise. tapi
pada kenyataannya yang terjadi sebaliknya. Tidak jarang kita mendengar keluhan
seorang bawahan terhadap atasan yang otoriter.

Atasan model seperti ini biasanya berpotensi besar membuat kita tertekan batin.
Atasan galak ditambah pula dengan sikapnya yang kurang menghargai pendapat
bawahan dan menganggap bawahan selalu jadi pihak yang salah dalam setiap
situasi. memperlakukan anak buahnya bak pelayan saja! Dia amat menyadari dan
menikmati kedudukannya sebagai Boss. suka menyuruh dan sama sekali tidak
suka beragumentasi. Tapi tak perlu takut dan khawatir, se-otoriter apapun
seseorang, selalu ada cara untuk menghadapinya. semua tergantung dari cara kita
merespon. Sikap otoriter atasan umumnya karena ia membutuhkan pengakuan
dari lingkungan bahwa dirinya punya kekuasaan. Tetapi jika kita pandang dari sisi
positifnya, model atasan seperti ini akan membuat kita tetap rendah hati dan
menyadari bahwa kita masih harus banyak belajar untuk mencapai kesempurnaan.
Dan jika kita mau merendahkan hati untuk berpikir, setiap orang pasti punya
kelebihan dan kekurang masing masing. begitu juga seorang atasan, Kalau
pepatah bilang “No body perfect” maka ada juga yang mengatakan "Tidak ada
bos yang ideal" Siapa bilang bos yang demokratis itu paling ideal? Setiap jenis
bos yang ada bisa cocok dengan jenis bawahan tertentu, terkadang Bos yang
Otoriter tidak selamanya jelek, seorang bos yang otoriter bagus untuk seorang
bawahan yang tidak punya inisiatif dan harus didorong terus menerus. dan

17
sebaliknya bos yang otoriter akan menemui banyak masalah dengan memiliki
anak buah yang terlalu kreatif. Karena Anak buah yang mandiri akan nyaman
bekerja dengan bos yang tak kelewat peduli.

Jadi, langkah pertama untuk “mengatur”bos adalah dengan mengenali tipenya dan
berusahalah kompatibel dengannya! setiap bos punya kelebihan dan kekurang
masing masing. layaknya komputer, makin kompatibel diri kita dengan berbagai
macam jenis tipe seorang bos, makin mudah pula kita dalam bekerja. Kalau
merasa bos terlalu cerewet jangan buru-buru ambil langkah seribu buat pindah ke
lain bos. cobalah untuk menjadi lebih kompatibel.

Bila anda kebetulan memiliki atasan seperti ini, jangan khawatir, se otoriter
apapun seseorang, selalu ada cara untuk menghadapinya. Beberapa tips cara
menghadapi bos yang otoriter:

1. Selalu berpikiran positif – Jadikan atasan anda sebagai pemicu untuk


berprestasi
Gunakan sifat otoriter si atasan sebagai alat motivasi diri anda, agar bekerja lebih
baik, lebih berprestasi, lebih serius, lebih mandiri, dll
2. Selalu minta persetujuan
Jangan sekali-kali melakukan perubahan sistem & prosedur tanpa minta ijin
darinya. Setiap kali anda ingin melakukan suatu perubahan jangan lupa minta
persetujuan dan pendapat bos. Sebab bos yang otoriter biasanya lebih suka jika
dimintai pendapatnya.
3. Hindari konfrontasi
Bila ingin memberi usulan yang membangun, jangan ragu untuk
menyampaikannya pada si bos dengan catatan asal dikemukakan tanpa
menimbulkan konfrontasi. Bos yang otoriter biasanya tidak suka bertele-tele.
Sampaikan laporan secara singkat padat tapi jelas
4. Jangan pernah bilang tidak bisa
Bila anda mendapatkan tugas yang kelihatannya mustahil, jangan langsung
memveto instruksinya. Endapkan dulu perintah atasan. Balik ke meja kerja anda.

18
Pikirkan dengan lebih jernih dan analisa berbagai kemungkinan untuk
melaksanakan tugasnya. Banyak diskusi dengan orang-orang kompeten. Bila
memang mustahil, atur waktu untuk bertemu dengan atas dan kemukakan
kesulitan anda dengan berbagai analisa dan alasan yang kuat. Biasanya atasan
seperti ini, bila dijelaskan dengan data dan fakta yang kuat ia akan
mempertimbangkan seluruh informasi yang ada .
5. Biar bagaimanapun, tetap hargai dan hormati atasan anda
Orang yang sulit seperti ini, biasanya selalu ingin dihargai. Mereka haus akan
sanjungan dan kehormatan sehingga pujilah ia sesekali, bila waktunya memang
berkenan. Hargai dia, saat idenya memang brilian. Apresiasi dia juga bila dia
melakukan tindakan yang tepat/melakukan tugasnya dengan sukses.

19
DAFTAR PUSTAKA

Dra.Hj.PancaWinahyuningsih,MM.2017.Perilakuorganisasional.edisi2.kudus:fakultaseko
nomidanbisnisUMK.
Handoko,Hani,T.1984. Manajemen.September.Yogyakarta:BPFE Yogyakarta
https://www.kompasiana.com/marina_zip/552bf27d6ea8345b6d8b45d2/menyikapi-
pemimpin-yang-otoriter diakses pada tanggal 10 Oktober 2018
http://isfaisfaxnewss.blogspot.com/2016/08/makalah-gaya-kepemimpinan-otoriter.html
diakses pada tanggal 10 Oktober 2018

20

Anda mungkin juga menyukai