Anda di halaman 1dari 5

Etika Akuntan Profesional Dalam Praktik Publik

1. Ancaman
Kepatuhan pada prinsip dasar etika profesi dapat terancam oleh berbagai situasi.
Ancaman-ancaman tersebut dapat diklarifikasikan sebagi berikut.
1.1 Ancaman kepentingan pribadi
a. Anggota dari tim assurance memiliki kepentingan keuangan terhadap klien
assurance,
b. Praktisi memiliki ketergantungan atas jumlah imbalan jasa profesional yang
diperoleh dari klien,
c. KAP khawatir dengan kemungkinan kehilangan klien penting,
d. Anggota dari tim audit sedang dalam proses negosiasi untuk bekerja pada klien
audit.
e. Imbalan jasa profesional yang bersifat kontinjen dikaitkan dengan perikatan
assurance.
1.2 Ancaman telaah pribadi
a. Penemuan kesalahan yang signifikan ketika dilakukan evaluasi oleh anggota yang
berbeda dari kantor akuntan yang sama
b. Praktisi mengeluarkan laporan assurance mengenai efektivitas sistem keuangan
klien yang di rancang dan diimplementasikan oleh praktisi.
c. Anggota dari tim assurance merupakan pimpinan atau pernah menjadi pimpinan
klien,
d. Praktisi memberikan jasa untuk klien yang secara langsung mempengaruhi
informasi yang menjadi hal pokok dalam perikatan penugasan assurance
1.3 Ancaman Advokasi
a. Mempromosikan saham dari klien audit,
b. Bertindak sebagai pengacara yang mewakili klien audit dalam litigasi atau
perselisihan dengan pihak ketiga
1.4 Ancaman Kedekatan
a. Anggota tim yang ditugaskan memiliki keluarga dekat yang menjadi eksekutif
pada klien,
b. Anggota tim perikatan menerima hadiah atau perlakuan istimewa dari klien,
kecuali nilainya secara jelas tidak signifikan,
c. Pejabat senior KAP memiliki sejarah hubungan yang panjang dengan klien
assurance.
1.5 Ancaman Intimidasi
a. Ancaman atas pemutusan perikatan
b. Ancaman atas litigasi
c. KAP ditekan untuk mengurangi cakupan pekerjaan secara tidak proporsional
untuk menurunkan fee,
d. Praktisi merasa ditekan untuk menyetujui pertimbangan yang dilakukan oleh
pegawai klien karena pegawai tersebut lebih ahli dalam hal tersebut
2. Pencegahan
Pencegahan adalah tindakan atau upaya lainnya untuk menghilangkan atau
mengurangi ancaman sampai pada tingkat yang dapat diterima. Pencegahan dapat
dikategorikan menjadi dua, yaitu :
1. Pencegahan yang diciptakan oleh profesi, undang-undang atau pemerintah
2. Pencegahan dalam lingkungan kerja
Setiap praktisi dalam memutuskan, harus mempertimbangkan apakah pihak ketiga
yang rasional dan mengenai peneyahuan mengenai semua informasi yang relevan,
setelah mempertimbangkan semua fakta dan situasi yang dimiliki oleh praktisi pada
saat itu, akan menyimpulkan bahwa ancaman akan dihilangkan atau dikurangi sampai
pada tingkat yang diterima sehingga ketaatan terhadap prinsip utama tidak
dikorbankan.
3. Penunjukan profeional
Penerimaan penugasan merupakan tahap awal dalam suatu audit laporan,
laporan keuangan adalah mengambil keputusan untuk menerima (menolak) suatu
kesempatan untuk menjadi auditor untuk klien yang baru, atau untuk melanjutkan
sebagai auditor bagi klien yang sudah ada. Pada umumnya keputusan untuk menerima
(menolak) ini sudah dilakukan sejak enam hingga sembilan bulan sebelum akhir tahun
buku yang akan diperiksa.
Dalam profesi akuntan publik, terjadi persaingan yang cukup ketat antar kantor
akuntan publik untuk mendapatkan klien. Bagi suatu kantor akuntan publik, klien bisa
merupakan klien baru atau klien lama (yang sudah ada) yang diharapkan akan
melanjutkan memberikan penugasan audit pada tahun atau tahun-tahun berikutnya.
Pergantian auditor bisa terjadi karena bebagai alasan, yaitu:
1. Klien merupakan hasil merger (penggabungan) antara beberapa perusahaan yang
semula memiliki auditor masing-masing yang berbeda.
2. Ada kebutuhan untuk mendapat perluasan jasa professional.
3. Tidak puas terhadap kantor akuntanpublik yang lama.
4. Ingin mencari auditor dengan honorarium audit yang lebih murah.
5. Penggabungan antara beberapa kantor akuntan publik.

Auditor tidak wajib menerima setiap permintaan untuk melakukan audit


laporan keuangan yang diajukan oleh calon kliennya. Apabila auditor memutuskan
untuk menerima suatu penugasan audit, maka auditor harus memikul tanggungjawab
profesional terhadap masyarakat, klien, dan terhadap anggota profesi akuntan publik
yang lain. Auditor harus menjaga kelangsungan kepercayaan masyarakat terhadap
profesi dengan menjaga independensi, integritas, dan obyektivitas. Terhadap anggota
lain seprofesi, auditor bertanggungjawab untuk turut meningkatkan dan menjaga
nama baik profesi, serta meningkatkan kemampuannya dalam memberi pelayanan
kepada masyarakat. Pertimbangan dalam memutuskan untuk menerima penugasan
juga berhubungan langsung dengan kemampuan auditor untuk memenuhi persyaratan
seperti diminta oleh standar auditing serta kode etik akuntan.
Perikatan adalah kesepakatan kedua belah pihak untuk mengadakan suatu ikatan
perjanjian. Dalam perikatan audit, klien mengadakan suatu ikatan perjanjian dengan
auditor. Klien menyerahkan pekerjaan audit atas laporan keuangan kepada auditor dan
auditor sanggup melaksanakan pekerjaan audit tersebut berdasarkan kompetensi
profesionalnya. Langkah awal pekerjaan audit adalah pengambilan keputusan untuk
menerima atau menolak perikatan audit dari calon klien atau untuk menghentikan atau
melanjutkan perikatan audit dari klien berulang.
4. Benturan Kepentingan
Setiap praktisi harus mengidentifikasi setiap situasi yang dapat menimbulkan benturan
kepentingan, karena situasi tersebut dapat menimbulkan ancaman terhadap kepatuhan
pada prinsip utama etika profesi. Sebagai contoh, ancaman terhadap objektivitas dapat
terjadi ketika praktisi bersaing secara langsung dengan klien atau memiliki kerjasama
usaha atau kerjasama sejenis lainnya dengan pesaing utama klien. Ancaman terhadap
objektivitas atau kerahasiaan dapat terjadi ketika praktisi memberikan jasa profesional
untuk klien-klien yang kepentingannya saling berbenturan atau kepada klien-klien
yang sedang saling berselisih dalam suatu masalah atau transaksi.
Pencegahan yang perlu dipertimbangkan dalam hal ini antara lain:
a. Penggunaan tim yang terpisah dalam memberikan jasa profesional kepada klien-
klien yang kepentingannya saling berbenturan,
b. Penetapan prosedur untuk mencegah akses informasi oleh pihak yang tidak
berhak. Contoh, pemisahan fisik yang jelas atas masing-masing tim perikatan
tersebut diatas, dan penyimpanan data yang aman dan terjaga kerahasiaanya.
c. Penetapan pedoman yang jelas bagi anggota tim mengenai keamanan dan
kerahasiaan data.
d. Penggunaan perjanjian kerahasiaan yang ditandatangani oleh setiap rekan dan staf
KAP
e. Penelaahan secara berkala atas penerapan pencegahan oleh pejabt senior KAP
yang tidak terlibat dalam perikatan.
5. Pendapat ke-2 (Second Opinion)
Ancaman terhadap kepatuhan pada prinsip dasar etika dapat terjadi ketika
Praktisi diminta untuk memberikan pendapat kedua (second opinions) mengenai
penerapan akuntansi, auditing, pelaporan, atau standar/prinsip lain untuk keadaan atau
transaksi tertentu oleh, atau untuk kepentingan, pihak-pihak selain klien. Sebagai
contoh, ancaman terhadap kompetensi serta sikap kecermatan dan kehati-hatian
profesional dapat terjadi ketika pendapat kedua tidak didasarkan pada fakta yang
sama seperti fakta yang disajikan kepada Praktisi yang memberikan pendapat
pertama, atau didasarkan pada bukti yang tidak memadai.
Jika ancaman merupakan ancaman selain ancaman yang secara jelas tidak
signifikan, maka pencegahan yang tepat harus dipertimbangkan dan diterapkan untuk
menghilangkan ancaman tersebut atau menguranginya ketingkat yang dapat diterima.
Pencegahan tersebut mencangkup antara lain :
a. Meminta persetujuan dari klien untuk menghubungi praktisi yang memberikan
pendapat pertama,
b. Menjelaskan mengenai keterbatasan pendapat yang diberikan kepada klien
c. Memberikan salinan pendapat kepada praktisi yang memberikan pendapat pertama
6. Imbalan Jasa Profesional
Dalam melakukan negosiasi mengenai jasa profesional yang diberikan,
Praktisi dapat mengusulkan jumlah imbalan jasa profesional yang dipandang sesuai.
Fakta terjadinya jumlah imbalan jasa profesional yang diusulkan oleh Praktisi yang
satu lebih rendah dari Praktisi yang lain bukan merupakan pelanggaran terhadap kode
etik profesi. Namun demikian, ancaman terhadap kepatuhan pada prinsip dasar etika
profesi dapat saja terjadi dari besaran imbalan jasa profesional yang diusulkan.
Sebagai contoh, ancaman kepentingan pribadi terhadap kompetensi serta sikap
kecermatan dan kehati-hatian profesional dapat terjadi ketika besaran imbalan jasa
profesional yang diusulkan sedemikian rendahnya, sehingga dapat mengakibatkan
tidak dapat dilaksanakannya perikatan dengan baik berdasarkan standar teknis dan
standar profesi yang berlaku.
Signifikansi setiap ancaman harus dievaluasi dan tergantung dari beberapa
faktror. Seperti besaran fee, serta jenis dan lingkup jasa profesional yang diberiksan.
Pencegahan yang tepat harus dipertimbangkan dan diterapkan untuk menghilangkan
ancaman tersebut atau menguranginya ketingkat yang dapat diterima. Pencegahan
tersebut mencakup antara lain :
a. Membuat klien memahami persyaratan dan kondisi perikatan, terutama dasar
penentuan besaran fee serta jenis dan lingkup jasa profesional yang diberikan.
b. Mengalokasikan waktu yang memadai dan menggunakan staf yang kompeten
dalam perikatan tersebut.
7. Pemasaran Jasa Profesional
Ancaman terhadap kepatuhan pada prinsip dasar etika profesi dapat terjadi
ketika praktisi mendapatkan suatu perikatan melalui iklan atau bentuk pemasaran
lainnya. Setiap praktisi tidak boleh mendiskreditkan profesi dalam memasarkan jasa
profesionalnya. Mereka juga harus bersikap jujur dan tidak boleh melakukan
tindakan-tindakan seperti pembuat pernyataan yang berlebihan mengenai jasa
profesional yang dapat diberikan, kualifikasi yang dimiliki, atau pengalaman yang
telah diperoleh atau membuat pernyataaan yang merendahkan atau melakukan
perbandingan yang tidak didukung bukti terhadap hasil pekerjaan praktisi lain.
8. Penerimaan Hadiah atau Bentuk Keramahtamahan Lainnya
Praktisi maupun anggota keluarga langsung atau anggota keluarga dekatnya
mungkin saja ditawari suatu hadiah atau bentuk keramahtamahan lainnya (hospitality)
oleh klien. Penerimaan pemberian tersebut dapat menimbulkan ancaman terhadap
kepatuhan pada prinsip dasar etika profesi terutama dalam hal objektifitas praktisi.
9. Penyimpanan Aset Milik Klien
Setiap praktisi tidak boleh mengambil tanggung jawab penyimpanan uang atau aset
lainnya milik klien, kecuali jika diperbolehkan oleh ketentuan hukum yang berlaku
dan jika demikian, praktisi wajib menyimpan aset tersebut sesuai dengan ketentuan
hukum yang berlaku. Ancaman kepentingan pribadi terhadap perilaku profesional dan
objektivitas dapat terjadi dari penyimpanan aset klien. Praktisi yang dipercaya untuk
menyimpan uang atau aset lainnya milik pihak lain harus melakukan pencegahan
sebagai berikut:
a. menyimpan aset tersebut secara terpisah dari aset KAP atau aset pribadinya,
b. menggunakan aset tersebut hanya untuk tujuan yang telah ditetapkan,
c. setiap saat siap mempertanggungjawabkan aset tersebut kepada individu yang
berhak atas aset tersebut, termasuk seluruh penghasilan, deviden, atau keuntungan
yang dihasilkan dari aset tersebut,
d. mematuhi semua ketentuan hukum dan peraturan yang berlaku sehubungan
dengan penyimpanan dan pertanggungjawaban aset tersebut.
10. Objektivitas Semua Jasa Profesional
Setiap praktisi harus mempertimbangkan ada tidaknya ancaman terhadap kepatuhan
pada prinsip dasar objektivitas yang dapat terjadi dari adanya kepentingan dalam, atau
hubungan dengan, klien maupun direktur, pejabat, atau karyawannya. Sebagai contoh,
ancaman kedekatan terhadap kepatuhan pada prinsip dasar objektivitas dapat terjadi
dari hubungan keluarga, hubungan kedekatan pribadi, atau hubungan bisnis.

Anda mungkin juga menyukai