“FISIOLOGI HEWAN”
UNIVERSITAS PATTIMURA
AMBON
2015
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat dan
karunia-Nya kelompok kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik dan lancar tanpa ada
halangan dan rintangan yang menggangu. Penulis juga mengucapkan terima kasih yang sebesar-
besarnya kepada pihak yang telah membantu kelompok kami dalam pembuatan makalah ini, baik
itu secara material ataupun spiritual, karena tanpa bantuan pihak yang telah membantu dalam
pembuatan makalah ini maka makalah ini tidak akan selesai dengan baik.
Penulis menyadari bahwa pembuatan makalah ini masih terdapat banyak kekurangan.
Oleh karena itu, kami senantiasa mengharapkan kritik dan saran dari pembaca demi
penyempurnaan makalah ini. Akhirnya, semoga makalah ini dapat bermanfaat dan berguna.
Penulis
Kelompok II
DAFTAR ISI
COVER
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I. PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
B. RUMUSAN MASALAH
C. TUJUAN PENULISAN
BAB II. PEMBAHASAN
BAB III. PENUTUP
A. KESIMPULAN
B. KRITIK & SARAN
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Hewan memiliki peranan yang penting dalam menjaga kelangsungan dan keseimbangn
kehidupan di dunia. Banyak hewan – hewan yang kita lihat bentuk luarnya saja, seperti hewan
vertebrata dan invertebrata. Namun sama halnya dengan tumbuhan, bahwa tidak banyak
masyarakat yang mengetahui bagaimana sebenarnya organ – organ dalam yang bekerja pada
tubuh hewan sehingga hewan tersebut bisa bertumbuh, berkembang, bisa bergerak aktif, dan juga
mengalami reproduksi sehingga bisa meneruskan keturunan. Dan banyak lagi kegiatan yang
dilakukan dalam tubuh hewan melalui organ – organ yang ada didalam faal tubuh hewan yang
membentuk banyak sistem – sistem untuk memudahkan hewan melakukan aktivitas sehari –
hari.
Maka dari itu, kita sebagai makhluk hidup yang lebih tinggi tingkatannya daripada hewan,
sangat perlu kita mengetahui bagaiman proses – proses yang terjadi di dalam tubuh hewan. Agar
kita bisa secara tepat untuk melestarikan hewan, menjaga keseimbangan kehidupan makhluk
hidup di muka bumi ini. Karena bagaimanapun, setiap makhluk hidup di dunia ini saling
bergantungan satu dengan yang lainnya.
B. Rumusan Masalah
Bagaimana sistem gerak pada hewan ?
Bagaimana proses pertumbuhan pada hewan ?
Bagaimana proses proses respirasi pada hewan ?
Bagaimana proses reproduksi pada hewan ?
Bagaimana proses ekskresi pada hewan ?
C. Tujuan Penulisan
Agar kita mengetahui fisiologi pada hewan, yakni :
sistem gerak pada hewan.
proses pertumbuhan pada hewan.
proses proses respirasi pada hewan.
proses reproduksi pada hewan.
proses ekskresi pada hewan.
BAB II
PEMBAHASAN
Perkembangan hewan invertebrata melalui tiga tahapan, yaitu cleavage, morfogenesis, dan
diferensiasi. Perkembangan ini diawali dengan fertilisasi.
Pada tahap cleavage atau tahap pembelahan sel, zigot (sel telur yang telah dibuahi) akan
membelah dari satu menjadi dua, dua menjadi empat, empat menjadi delapan, dan seterusnya.
Sel-sel hasil pembelahan ini tetap berkumpul dan membentuk morula.
Pada tahap morfogenesis pembelahan sel berlangsung terus-menerus dan sel-sel itu
menggeser, sehingga seluruhnya berbentuk seperti bola karet yang mempunyai rongga
didalamnya.Fese ini disebut blastula.Rongga blastula yang disebut blastocoel memiliki dinding
yang terduri atas satu lapis sel yang disebut blastodermis. Selanjutnya salah satu bagian dari
blastodermis mengalami pelekukan (Invaginasi) sehingga terbentuk rongga baru yang disebut
gasrocoel. Embrio pada fase ini disebut gastrula. Pada fase ini, embrio mempunyai dua lapis
dinding, yaitu endodermis yang melapisi gastrocoel dan lapisan luar yang disebut ektodermis.
Kedua lapisan dinding pada gastrula ini disebut lapisan lembaga. Hewan yang mempunyai
dua lapisan lembaga disebut diploblastik, seperti coelenterata. Pada organisme yang lebih
kompleks diantara kedua lapisan terbentuk lapisan ketiga yang disebut mesodermis. Mesodermis
ini terbentuk dari hasil pembelahan ektodermis dan endodermis. Organisme yang pada fase
gastrula ini memiliki tiga lapis lembaga merupakan organisme triploblastik.
Pada tahap diferensiasi ketiga lapisan lembaga tersebut berkembang menjadi jaringan-
jaringan tubuh. Berdasarkan jumlah lapisan lembaga dan rongga tubuhnya, kelompok
invertebrata dibagi kedalam filum-filum.
Respirasi pada hewan
Sistem respirasi pada hewan vertebrata bermacam – macam ada yang menggunakan
ingsang seperti ikan. Contohnya pada ikan emas pada fase inspirasi yaitu fase pada waktu
pengambilan O2 dari air, air dimasukkan kedalam rongga mulut. Rongga mulut membesar karena
gerakan tutup insang kearah samping, tetapi celah belakang masih tertutup selaput. Akibatnya,
tekanan udara pada rongga mulut lebih kecil dari luarnya kemudian celah mulut terbuka
sehingga air masuk ke dalam rongga mulut. Berikutnya fase ekspirasi yaitu fase pelepasan CO2
ke air. Setelah air masuk kerongga mulut, celah mulut tertutup sehingga celah insang terbuka dan
air segera keluar. Pada hewan ampibi melakukan respirasi yaitu menghisap oksigen melalui
kulitnya itu sebabnya ampibi harus menjaga kelembapan kulitnya. Reptil dan mamalia bernafas
dengan paru – paru dimana udara dihirup melalui hidung kemudian diproses dalam paru – paru
dan kembali dibuang dari hidung juga. Sedangkan pada aves / burung memiliki kantung udara
yang berhubungan dengan paru – paru di dalam tubuh burung. Dan tulang – tulang burung
berongga sehingga tubuh burung ringan.
Beberapa hewan invertebrata seperti amoeba, paramaecium, dan cacing tanah,
memperoleh semua oksigen yang di butuhkannya melalui seluruh permukaan tubuhnya. Untuk
dapat mekakukan ini, permukaan tubuh harus tetap basah. Selain itu, selaput atau kulit tipis yang
basah itu harus terlindung dari luka, yang biasanya tertutup dengan suatu lapisan yang berlendir
yang membuat selaput atau kulit tubuh sangat licin terhadap kerusakan akibat benda-benda
tajam.
Kelompok hewan darat yang termasuk arthropoda, misalnya serangga, memiliki system
pernafasan yang berupa sistem pembuluh trakea. Trakea merupakan pembuluh udara yang
bercabang-cabang dan bercabang lebih halus lagi ke seluruh bagian tubuh. Sistem trakea tidak
mengandalkan pada peredaran darah untuk mentransfer oksigen dari permukaan tubuh ke sel-sel
tubuh, sehingga oksigen tidak diedarkan melalui darah. Pada sepanjang kedua sisi tubuh
serangga terdapat lubang-lubang kecil disebut stigma, yang merupakan muara pembuluh-
pembuluh trakea yang selalu terbuka. Jadi udara keluar masuk melalui stigma sebagai lubang
pernafasan.
Zat-zat kimia yang di keluarkan oleh sel-sel yang kekurangan oksigen menyebabkan
trakea tumbuh bercabang-cabang di daerah tersebut. Pada serangga besar atau aktif, pengeluaran
udara ke dalam trakea dilakukan oleh otot-otot tubuh yang bergerak secara teratur.
A. Kesimpulan
Dari pembahasan mengenai fisiologi hewan seperti yang telah diuraikan, maka dapat
disimpulkan bahwa hewan melakukan proses fisiologi didalam tubuh seperti melakukan proses
bergerak, mengalami pertumbuhan, melakukan respirasi, reproduksi, dan ekskresi. Namun cara
kerja system didalam hewan berbeda karena organ – organ yang ada di dalam hewan berbeda.
Seperti contohnya, hewan melakukan gerakan yakni bergerak secara aktif. Kemudian dalam
respirasi pada hewan hewan memerlukan O2 dan menghasilkan CO2. Dan pada proses
reproduksi hewan memilki alat reproduksi berupa kelamin jantan dan kelamin betina pada hewan
vertebrata sedangkan invertebrata tidak memiliki alat reproduksi. Begitu juga dengan proses
ekskresi. Pada hewan vertebrata ekskresi melalui saluran – saluran ekskresi secara khusus seperti
melalui anus, paru – paru, kulit, dan pada hewan invertebrata organ ekskresi berupa sel api,
permukaan sel, pori – pori dan lain sebagainya. Jadi hewan memiliki proses fisiologi yang
berbeda satu sama lainnya.
Disisi lain kita sangat perlu mengetahui proses fisiologi di dalam tubuh hewan, untuk
memudahkan kita melestarikan jenisnya.