2347 7116 1 PB PDF
2347 7116 1 PB PDF
Hypnotherapy complementary nursing method can reduce the effects of moderate levels
of post traumatic stress in a rehabilitation phase of integrated emergency management
system
ABSTRAK
Bencana di Indonesia mempunyai prevalensi yang cukup tinggi. Efek yang ditimbulkan dari bencana
diantaranya stress pasca trauma yang merupakan gangguan psikologi dari korban bencana. Sebagai tenaga
kesehatan terutama dalam hal ini adalah perawat mempunyai peranan penting dalam Sistem Penanggulangan
Kegawatdaruratan Terpadu (SPGDT), Tujuan dari penulisan karya ini adalah untuk mengidentifikasi apakah
metode hipnoterapi bisa menurunkan efek stress pasca trauma tingkat sedang. Metode penulisan karya
tulis ini adalah dengan deskriptif dan metode pengumpulan datanya menggunakan metode studi pustaka
melalui literatur yang relevan. Sedangkan metode analisis data dan pemecahan masalah menggunakan
metode eksposisi dan analitik serta rumusan masalah kami dapatkan dengan diskusi kelompok berlandaskan
literatur yang relevan dengan topik karya tulis. Hipnoterapi ini menitikberatkan pada pemberian sugesti-
sugesti positif pada klien yang akan menimbulkan perilaku mekanisme koping konstruktif pada klien.
Kesimpulan dari karya tulis ini adalah metode keperawatan komplementer dengan hipnoterapi sangat efektif
untuk menurunkan stress tingkat sedang pada stress pasca trauma. Disarankan untuk dilakukan pengkajian
lebih lanjut terkait faktor-faktor lain yang mempengaruhi hasil terapi pada hipnoterapi ini.
Kata kunci: Metode Keperawatan komplementer, Hipnoterapi , Efek stress pasca trauma
ABSTRACT
Disaster in Indonesia has a high prevalence. The effects of the disaster such as post traumatic stress
disorder which is the psychology of disaster victims. As health professionals, especially in this case the
nurse has an important role in Sistem Penanggulangan Kegawatdaruratan Terpadu (SPGDT). The purpose
of this paper is to identify whether the method of hypnotherapy can reduce the effects of moderate levels
of post traumatic stress. The writing method of this paper is descriptive and data collection method is
using literature through the relevant literature. While the data analysis and problem solving is using
exposition and analytical method and formulation of the problem we get from a group of discussion based
on the relevant literature to the topic of paper. Hypnotherapy is focused on providing positive suggestions
in client that will lead to constructive behavior on the client’s coping mechanisms. The conclusion of this
paper is hypnotherapy as complementary nursing was very effective for moderate stage of post traumatic
stress disorder. It is recommended to do further study related to other factors that influence the outcome
of hypnotherapy.
Keywords: Complementary nursing therapies, Hypnotherapy, Post Traumatic Stress Disorder (PTSD).
korban jiwa manusia, kerusakan lingkungan, sugesti untuk mengatasi masalah pikiran,
kerugian harta benda, dan dampak psikologis perasaan dan perilaku. Flammer and
(Peraturan pemerintah no.21 th.2008). Data Bongartz dari Universitas Konstanze di
bencana dari BAKORNAS PB Jerman, melakukan meta analisis dari
menyebutkan bahwa antara tahun 2003-2005 berhagai penelitian tentang hipnoterapi pada
telah terjadi 1.429 kejadian bencana. tahun 2003. Hasilnya, dari 57 penelitian yang
Diperkirakan sekitar 30 hingga 50 persen dianalisa, angka kesuksesan mencapai 64%.
warga kabupaten aceh singkil mengalami Kesuksesan tersebut adalah hipnoterapi
gangguan jiwa akibat gempa dan tsunami 2004 dalam mengatasi gangguan psikosomatis
(Pudji Hastuti dalam Seumawe, 2008). yang sifatnya makro atau mikro (misalnya
Korban mengalami masalah psikologis lebih kecemasan, stress, depresi, emosi tidak stabil,
banyak jumlahnya dari pada jumlah korban konflik, dll), tes ansietas, membantu klien
yang menderita gangguan fisik. Salfrino berhenti merokok, dan mengontrol nyeri pada
(1994) menyebutkan bahwa peristiwa beberapa pasien dengan penyakit kronis
katastropik (Peristiwa yang terjadi secara (Prihantanto, 2009).
tiba-tiba dalam suatu daerah yang luas) Yang menjadi sorotan pokok oleh penulis
merupakan salah satu sumber timbulnya adalah fase rehabilitasi mental dalam SPGDT.
stress. Dikarenakan semua korban bencana baik
SPGDT yaitu Sistem Penanggulangan yang mengalami trauma fisik atau tidak, pasti
Kegawat Daruratan Terpadu. SPGDT mengalami trauma psikis. Pada sebagian
adalah suatu tatanan pelaksanaan pelayanan korban selamat dapat terjadi gangguan mental
kedaruratan medik baik trauma dan atau akut yang timbul beberapa minggu hingga
nontrauma untuk menurunkan morbiditas dan berbulan-bulan sesudah bencana. Dan pada
mortalitas. Sistem Penanggulangan Kegawat fase rehabillitasi inilah, peran perawat sangat
Daruratan Terpadu secara umum terbagi ke dibutuhkan untuk mengurangi efek trauma
dalam beberapa fase yaitu : Fase Prevensi korban. Berpegang pada tugas perawat yang
dan Mitigasi, Fase Persiapan, Fase Respon, harus memberikan perawatan dengan
dan Fase Rehabilitasi. Rehabilitasi pada menggunakan pendekatan secara holistik (bio,
wilayah pascabencana selain melakukan psiko, sosio,cultural, spiritual), maka
perbaikan pada lingkungan bencana adalah penanganan trauma psikis pada korban
juga pemulihan sosial psikologis korban bencana juga merupakan tanggung jawab
bencana (Peraturan pemer intah no.21 perawat (Ehlers et al, 2010; Lynn et al, 2012).
th.2008). Atas dasar inilah penulis memilih terapi
Terapi komplementer bisa dibilang belum komplementer sebagai sebuah metode untuk
cukup dikenal oleh masyarakat karena terapi mengurangi efek stress pasca-trauma pada
komplementer lebih dikenal dengan korban bencana menggunakan hipnoterapi.
pengobatan alternatif. Berkaitan dengan Penulisan karya ini bertujuan untuk
keluarnya Peraturan Menteri Kesehatan RI mengidentifikasi metode keperawatan
Nomor HK.02.02/MENKES/148/1/2010 komplementer dengan hipnoterapi untuk
Tahun 2010 tentang izin dan penyelenggaraan menurunkan efek stress pasca trauma tingkat
praktik perawat , maka terapi komplementer sedang pada fase rehabilitasi SPGDT.
bisa dilakukan di sarana pelayanan kesehatan. Dengan demikian, penulisan ini diharapkan
Terapi komplementer yang bisa di aplikasikan dapat bermanfaat bagi perawat untuk
di klinik diantaranya akupuntur kesehatan, menambah khasanah keilmuan dalam misi
aroma terapi, terapi relaksasi, terapi herbal peningkatan mutu dan kualitas pelayanan
dan hipnoterapy. asuhan keperawatan dan sebagai up date
Hipnoterapi adalah salah satu cabang ilmu-ilmu baru dar i segi keperawatan
ilmu psikologi yang mempelajari manfaat komplementer. Dan bagi mahasiswa untuk
Metode Keperawatan Komplementer Hipnoterapi untuk Menurunkan Efek Stress Pasca Trauma Tingkat Sedang 179
pada Fase Rehabilitasi Sistem Penanggulangan Kegawatdaruratan Terpadu (SPGDT)
JURNAL KEPERAWATAN,
Rani Rakhmawati 1 , Kuswantoro Rusca Putra 2 , P-ISSN 2086-3071 E-ISSN 2443-0900
Fa Rizki Bayu Perdana 3, Hardiyanto4
efektif dan butuh waktu yang lama untuk bisa disimpulkan bahwa keadaan hipnosis atau
merasakan perubahan yang signifikan. disebut sebagai trance merupakan suatu
Karena metode yang lain tidak menyentuh keadaan dimana manusia sangat fokus
akar permasalahan dan hanya bermain di pada suatu tindakan atau aktivitas yang
level pikiran sadar. Padahal sumber stress sedang dilakukan dengan mengabaikan hal-
pada seseorang itu tersimpan di pikiran bawah hal lain yang bukan prioritasnya. Sehingga,
sadar. Dengan Hipnoterapi pikiran bawah apabila ada suatu masalah dapat dengan
sadar bisa ditembus dan menemukan akar mudah diselesaikan.
permasalahan yang tersimpan di pikiran Hipnoterapi dilakukan melalui 5 tahap,
bawah sadar. Setelah menemukan akar yaitu pengkajian, induksi, deeping, terapi
permasalahannya dengan menggunakan piikiran, terminasi. Pada tahap deeping inilah
teknik tertentu, klien akan dibimbing untuk klien dibawa masuk ke alam bawah sadarnya,
menyelesaikan akar permasalahannya kemudian pada tahap terapi pikiran terapis
sehingga nantinya tidak berpengaruh negatif dapat memberikan keyakinan positif untuk
terhadap kehidupan mulai saat ini dan menghilangkan stress pasca trauma yang
seterusnya (Ehlers et al, 2010; Lynn et al, dialami. Melalui tahap-tahap hipnoterapi,
2012).. klien yang mengalami stress pasca trauma
Penelitian yang dilakukan oleh tingkat sedang akan menurun dan klien dapat
Prihantanto (2009) menunjukkan hasil yang menjalani kehidupan lanjutnya dengan lebih
sangat menakjubkan. Biasanya penyembuhan baik (Alladin & Alibhai, 2007; Ehlers et al,
stress dibutuhkan waktu sampai 6 bulan. 2010; Lynn et al, 2012).
Namun dengan hipnoterapi, hanya Hipnoterapi cara ini diketahui dapat
membutuhkan waktu 2 jam stress bisa menetralisir ketegangan (stress) kehidupan
dihilangkan. Bahkan ada yang bisa yang dialami sehari-hari, dan merelaksasikan
disembuhkan hanya dengan hitungan menit. 3 unsur jiwa raga, yaitu; nafas, gerak, dan
Selain itu, berdasarkan bukti ilmiah menurut nalar. Ketika seseorang berada dalam kondisi
American Psychological Association ini, dan diperiksa dengan mesin EEG (Elektro-
(APA), Dictionary of Psychology, edisi Ensefalo-Grafi) akan terlihat dominasi
2007 menunjukkan bahwa hipnoterapi dapat gelombang Alfa, yaitu gelombang setengah
bermanfaat mengatasi manajemen rasa lingkaran (sinusoid, tumpul) dengan frekuensi
nyeri akut, merokok, gangguan kepribadian, 8 – 12 silkus perdetik. Situasi yang akan
phobia, trauma, dan sebagai terapi dicapai seseorang dalam keadaan sangat
pendukung dalam beberapa penyakit tenang. Ini tak lain karena Hipnoterapi tidak
lainnya. Akan tetapi, penyembuhan melalui saja memberikan sugesti semata yang
metode hipnoterapi ini belum banyak mempercepat penyembuhan namun juga
dikenal dan diketahui oleh masyarakat di membawa seseorang kedalam kondisi
Indonesia. nyaman mereka (trance). Sehingga dalam
Sejak tahun 1958, hipnosis telah diakui kenyamanan para hypnotherapist hebat
di Amerika sebagai salah satu metode mampu menyembuhkan dalam waktu yang
untuk kepentingan terapi. Di Eropa dan sangat singkat (Bryant et al. 2005; Alladin &
Amerika, konsep hipnosis sudah berubah Alibhai, 2007).
sama sekali dan telah berkembang sangat Beberapa kaidah pokok yang bisa
pesat. Banyak ilmuwan-ilmuwan yang dipakai sebagai pertimbangan dalam sesi
meneliti fenomena hipnosis ini mulai dari hypnotherapy adalah: Menggunakan bahasa
Dr. James Braid, Freud, Jung, Dr. Milton positif, sesi sesi yang merujuk situasi informal,
H. Erickson, Dr. Dave Elman dan bahasa dan pengertian yang digunakan
sebagainya. Dari hasil penelitian mereka menyesuaikan umur klien. Hipnoterapi bisa
Metode Keperawatan Komplementer Hipnoterapi untuk Menurunkan Efek Stress Pasca Trauma Tingkat Sedang 181
pada Fase Rehabilitasi Sistem Penanggulangan Kegawatdaruratan Terpadu (SPGDT)
JURNAL KEPERAWATAN,
Rani Rakhmawati 1 , Kuswantoro Rusca Putra 2 , P-ISSN 2086-3071 E-ISSN 2443-0900
Fa Rizki Bayu Perdana 3, Hardiyanto4
dilakukan lebih dari sekali, tergantung dari dilakukan setelah fase akut berakhir, yaitu
seberapa berat masalahnya. Tapi biasanya ketika klien sudah mampu fokus dan bisa
untuk masalah stres ringan dengan 1 atau 2 diajak bekerjasama. Tingkatan stress yang
kali terapi, klien sudah bisa bebas dari stress. sesuai untuk hipnoterapi ini adalah pada
Untuk masalah yang berat biasanya butuh 3x tingkat sedang karena pada stress tingkat ini
dan maksimal 4x terapi (Bryant et al. 2005; klien bisa bekerjasama dan keluhan yang
Alladin & Alibhai, 2007). dirasakan tidak akan banyak mempengaruhi
Faktor-faktor yang mempengaruhi fokus klien saat dilakukan terapi sehingga
keberhasilan hipnoterapi adalah kemampuan hipnoterapi yang dilakukan akan lebih efektif
seseorang untuk dihipnosis atau tingkat (Abramowitz et al. 2008; Ponniah et al. 2009).
hipnotisability nya, harapan terhadap Klien bisa melakukan hipnoterapi sendiri
hipnoterapi, kerjasama dengan di rumah, yaitu self hypnosist. Jika telah
hipnoterapistnya. Sehingga hipnoterapi tidak terampil melakukan metode ini, maka relaksasi
hanya bisa dilakukan kepada orang dewasa akan mudah dicapai ketika kita mengalami
saja ttetapi juga bisa dilakukan pada anak- stres. Self – hypnosis sebenarnya bisa
anak. Namun, hipnoterapi akan lebih efektif dilakukan kapan saja, dan dimana saja, oleh
bila diberikan di usia 7 tahun ke atas terutama siapa saja (Bryant et al. 2005; Abramowitz
karena anak pada usia ini sudah memahami et al. 2008).
bahasa verbal dan non verbal. Penelitian yang Meski begitu pada kasus-kasus tertentu
dilakukan oleh O Grady dan Hoffmann seperti kekurangan gizi atau dehidrasi tetap
(1986), menguji efektivitas hipnosis dalam harus diobati dengan dengan pengobatan
penatalaksanaan di bidang pediatrik (ilmu medis lainnya. Hipnoterapi takkan bermanfaat
kedokteran anak). Para peneliti ini melihat untuk kasus cacat tubuh, kelainan organ
kasus di mana anak-anak menggunakan tertentu dan gangguan-gangguan sejenis
hipnosis. Memeriksa salah satu rumah sakit lainnya. Selain itu hasil terapi akan sangat
anak tertentu, mereka menemukan bahwa tergantung pada seberapa kooperatif sikap
5% dari anak-anak dirawat menggunakan pasien, serta berat ringan kondisi penyakit
hipnosis, ternyata menunjukan hasil yang yang diderita. Hipnoterapi juga tidak perlu
menggembirakan untuk mengatasi gejala dilakukan apabila stress yang dialami klien
penyakit yang mereka punyai. Perubahan bisa diselesaikan dengan family therapy,
perilaku anak melalui psikoanalisis lebih efektif karena motivasi yang diberikan oleh keluarga
bila dikombinasikan dengan hipnoterapi. sudah bisa membuat klien sembuh, kecuali
Karena perilaku bersumber pada program hal itu belum cukup kuat maka hipnoterrapi
pikiran bawah sadar. Sugesti positif hipnosis bisa dilakukan (Abramowitz et al. 2008;
bekerja di tataran pikiran bawah sadar atau Ponniah et al. 2009).
mereprogram pikiran bawah sadar anak
sehingga perilaku negatif bisa bermutasi KESIMPULAN DAN SARAN
menjadi perilaku positif (Alladin & Alibhai,
2007; Ehlers et al, 2010; Lynn et al, 2012). Hipnoterapi sebagai metode
Stress pasca trauma umumnya terjadi keperawatan komplementer dapat
selama 6 bulan. Gejalanya setiap fase atau menurunkan tingkat stress pasca trauma
setiap bulannya bisa berbeda-beda. Pada tingkat sedang secara efektif. Karena melalui
minggu-minggu awal, stress yang dialami hipnoterapi pikiran bawah sadar klien akan
biasanya masih dalam fase akut. Sehingga ditembus dan akar permasalahan stress akan
hipnoterapi belum bisa dilakukan pada fase diselesaikan dengan memberikan keyakinan
ini, karena keadaan psikologis klien masih positif untuk menghilangkan stress pasca
belum stabil. Idealnya, hipnoterapi baru bisa trauma yang dialami. Melalui tahap-tahap
Metode Keperawatan Komplementer Hipnoterapi untuk Menurunkan Efek Stress Pasca Trauma Tingkat Sedang 183
pada Fase Rehabilitasi Sistem Penanggulangan Kegawatdaruratan Terpadu (SPGDT)
JURNAL KEPERAWATAN,
Rani Rakhmawati 1 , Kuswantoro Rusca Putra 2 , P-ISSN 2086-3071 E-ISSN 2443-0900
Fa Rizki Bayu Perdana 3, Hardiyanto4