Anda di halaman 1dari 20

KARYA TULIS ILMIAH

PIJALAR (KOPI, JAHE, GULA AREN) SEBAGAI SOLUSI MINUMAN


KESEHATAN

Diajukan untuk melengkapi persyaratan ujian akhir semester (UAS) pada


Matakuliah Bahasa indonesia semester genap Kelas THP B

Oleh:

Maffilda Wahyuningtyas
171710101075

TEKNOLOGI HASIL PERTANIAN

FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN

UNIVERSITAS JEMBER

2018
HALAMAN PERNYATAAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini :


nama : Maffilda Wahyuningtyas
NIM : 171710101075
tempat/tanggal lahir : Bondowoso, 16 Mei 1998
program studi : Teknologi Hasil Pertanian

Menyatakan bahwa Karya Tulis Ilmiah (KTI) yang berjudul “PIJALAR


(Kopi, Jahe, Gula aren) Sebagai Solusi Minuman Kesehatan” adalah bukan karya
orang lain baik sebagian atau keseluruhan, kecuali dalam bentuk kutipan yang
telah disebutkan sumbernya.

Demikian pernyataan ini dibuat dengan sebenar-benarnya dan apabila


pernyataan ini tidak benar, saya bersedia mendapatkan sanksi akademik.

Jember, 05 Juni 2018

Yang menyatakan,

Maffilda Wahyuningtyas
NIM 171710101075
HALAMAN PENGESAHAN

Karya tulis ilmiah berjudul “PIJALAR (Kopi, Jahe, Gula aren) Sebagai Solusi
Minuman Kesehatan”

Telah disahkan dan disetujui pada :

Hari : Senin

Tanggal : 25 Juni 2018

Karya tulis oleh : Maffilda Wahyuningtyas

NIM : 171710101075

Mengesahkan,

Dosen Pembina Matakuliah Bahasa Indonesia

Dra. A. Erna Rochiyati S., M. Hum.

NIP 196011071988022001
PRAKATA

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
berkat rahmat-Nya, penulis dapat menyelesaikan karya tulis ilmiah yang berjudul
”PIJALAR (Kopi, Jahe, Gula aren) Sebagai Solusi Minuman Kesehatan” dengan
baik dan lancar tanpa suatu hambatan yang berarti.

Dalam penyusunan karya tulis ini banyak mendapatkan arahan dan


bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih
kepada :

1. Ayah Bambang Hermanto dan Ibu Maimunah yang telah banyak


membimbing dan memberi dukungan
2. Dra. A. Erna Rochiyati S., M. Hum., selaku Dosen Pembimbing
Matakuliah Bahasa Indonesia

Penulis menyadari bahwa karya tulis ilmiah ini masih jauh dari sempurna
dan perlu pendalaman lebih lanjut. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik
dan saran dari pembaca yang bersifat konstruktif demi kesempurnaan karya tulis
ilmiah ini. Penulis berharap semoga gagasan pada karya tulis ilmiah ini dapat
bermanfaat bagi dunia kesehatan dan pendidikan pada khususnya dan pembaca
pada umumnya.

Jember, Juni 72018 Penulis


DAFTAR ISI

halaman

HALAMAN JUDUL ………………………………………………...i


HALAMAN PERSEMBAHAN ……………………………………....ii
HALAMAN PERNYATAAN ………………………………………...iii
HALAMAN PENGESAHAN.............................................................iv
KATA PENGANTAR........................................................................v
DAFTAR ISI …………………………………………………………….vi
RINGKASAN ………………………………………………………...vii
BAB 1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang …………………………………………………..…8
1.2 Rumusan Masalah ……………………………………………..…..9
1.3 Tujuan dan Manfaat ……………….............................................9
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi Kopi ………………………………………………………..10
2.2 Kandungan Kopi............................................................................14
2.3 Cara Mengenalkan Kopi.................................................................15
BAB 3. PEMBAHASAN.....................................................................17
BAB 4. PENUTUP..............................................................................18
DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………19
RINGKASAN

PIJALAR (Kopi Jahe Gula Aren) merupakan minuman kesehatan yang


terdiri dari campuran kopi, jahe dan gula aren. Kopi yang digunakan pada produk
ini yaitu kopi Robusta, sedangkan jahe yang digunakan yaitu Jahe Gajah. Jahe ini
dibuat dengan melalui beberapa proses pengeringan. Pengukuran kadar air sangat
diperlukan karena dapat menghasilkan jahe bubuk yang halus. Kemudian
ditambahkan Gula Aren sebagai pemanisnya. Gula aren memilki banyak khasiat
bagi kesehatan karena rendah kalori dan menambah energi. Teknik pencampuran
PIJALAR sesuai takaran tertentu dan diukur secara detail untuk menghasilkan
rasa yang sesuai dengan lidah konsumen. Manfaat dari PIJALAR beraneka ragam.
Salah satu manfaatnya yaitu, menghangatkan tubuh, mengobati penyakit
kembung, mengobati penyakit flu, dan cocok untuk penderita diabetes. PIJALAR
merupakan minuan inovasi baru karena menggunakan gula aren sebagai
pemanisnya, sehingga minuman kopi ini lebih cocok untuk minuman kesehatan.

Kata kunci: pijalar, kesehatan, pengeringan, manfaat, takaran


BAB 1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Indonesia merupakan salah satu produsen dan eksportir kopi terbesar di
dunia. Tanaman kopi merupakan tanaman perkebunan yang memiliki peranan
penting bagi pertumbuhan perekonomian masyarakat Indonesia. Tanaman kopi
pertama kali masuk ke Indonesia pada tahun 1699. Letak geografis yang dimiliki
Indonesia sangat cocok untuk dijadikan lahan menanam kopi. Terdapat beberapa
macam kopi di Indonesia diantaranya: Kopi Goya, Kopi Sidikalang, Kopi Toraja,
Kopi Jawa, dan Kopi Robusta. Selain itu, Indonesia juga kaya akan rempah-
rempahnya. Namun, produksi dan ekspor rempah-rempah mengalami penurunan
sampai saat ini. Seharusnya Indonesia bisa mengembangkan nilai rempah-rempah
dan dapat menyejahterakan masyarakat Indonesia dengan tidak melakukan
importir.
Kopi merupakan salah satu minuman yang tidak mengandung alkohol dan
bahan kimia serta baik bagi kesehatan. Manfaat minuman kopi diantaranya; dapat
merangsang pernafasan, menghilangkan rasa kantuk, serta memberikan
kenikmatan tersediri bagi peminumnya. Manfaat kopi dapat bertambah jika
ditambahkan dengan beberapa bahan tambahan, seperti jahe dan gula aren. Kopi
yang sering dikonsumsi oleh masyarakat Indonesia yaitu kopi arabika dan kopi
robusta. Namun, memiliki perbedaan yang sangat banyak diantaranya dari
perbedaan rasa dan aroma.
Proses pengolahan kopi murni mengalami banyak perubahan dari zaman
dulu hingga sekarang. Salah satunya perubahan campuran bahan lain dalam
pengolahan kopi murni. Pada umumnya, pengolahan kopi zaman dulu tidak ada
bahan baku yang dicampurkan. Namun, pada zaman sekarang kopi telah dicampur
dengan bahan baku lainnya, (misalnya jagung). Pencampuran ini bertujuan untuk
inovasi kandungan dan cita rasa kopi. Tujuan utamanya untuk memperoleh
keuntungan dengan modal tetap. Mengingat semakin berkembangnya zaman
harga kebutuhan semakin meningkat, termasuk perawatan dan proses pengolahan
kopi.
Penelitian ini dapat memberikan informasi kepada masyarakat bahwa
beberapa bahan lain dapat ditambahkan ke dalam kopi untuk menambah manfaat
bagi kesehatan diantaranya; jahe dan gula aren karena memiliki khasiat bagi
kesehatan sehingga dapat dipadukan dengan kopi yang dapat menambah
pemanfaatanya tersebut.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang di atas maka rumusan masalah yang dapat dibuat
sebagai berikut:
1. Bagaimana mengolah kopi dengan campuran jahe dan gula aren?
2. Bagaimana kandungan kopi, jahe, dan gula aren bagi kesehatan?
3. Bagaimana cara memperkenalkan kopi dengan campuran jahe dan gula
aren kepada masyarakat?

1.3 Tujuan dan Manfaat


1.3.1 Tujuan
Tujuan penulisan Karya ilmiah ini adalah:
1. Untuk mengetahui cara pengolahan kopi dengan campuran jahe dan gula
aren
2. Untuk mengetahui kandungan kopi, jahe dan gula aren bagi kesehatan
3. Untuk memperkenalkan kopi dengan campuran jahe dan gula aren kepada
masyarakat.
1..3.2 Manfaat
Manfaat dari penulisan Karya ilmiah ini adalah :
Inovasi cita rasa dan kandungan kopi murni memberikan dampak baik
bagi kesehatan dan meningkatkan daya saing bagi penjual kopi. Khususnya
bagi pecinta kopi yang masih peduli terhadap kesehatan.
BAB 2. LANDASAN TEORI

2.1 Proses Mengolah Kopi Dengan Campuran Jahe Dan Aren


Robusta berasal dari kata ‘robust’ yang artinya kuat, sesuai dengan
gambaran postur (body) atau tingkat kekentalannya yang kuat. Kopi robusta
bukan merupakan spesies karena jenis ini turunan dari spesies Coffea canephora.
Robusta dapat tumbuh di dataran rendah, namun lokasi paling baik untuk
membudidayakan tanaman ini pada ketinggian 400-800 meter dpl. Suhu optimal
pertumbuhan kopi robusta berkisar 24-30oC dengan curah hujan 2000-3000 mm
per tahun. Kopi robusta sangat cocok ditanam di daerah tropis yang basah.
Dengan budidaya intensif akan mulai berbuah pada umur 2,5 tahun. Agar berbuah
dengan baik, tanaman ini membutuhkan waktu kering 3-4 bulan dalam setahun
dengan beberapa kali turun hujan. Tanaman kopi robusta menghendaki tanah yang
gembur dan kaya bahan organik. Tingkat keasaman tanah (pH) yang ideal untuk
tanaman ini 5,5-6,5. Kopi robusta dianjurkan dibudidayakan dibawah naungan
pohon lain (Perdana, 2014).
Biji kopi merupakan bahan baku minuman sehingga aspek mutu [fisik,
kimiawi, kontaminasi dan kebersihan] harus diawasi sangat ketat karena
menyangkut citarasa, kesehatan konsumen, daya hasil [rendemen] dan efisiensi
produksi. Dari aspek citarasa dan aroma, seduhan kopi akan sangat baik jika biji
kopi yang digunakan telah diolah secara baik. Kunci dari proses produksi kopi
bubuk adalah penyangraian. Proses sangrai diawali dengan penguapan air dan
diikuti dengan reaksi pirolisis. Secara kimiawi, proses ini ditandai dengan evolusi
gas CO2 dalam jumlah banyak dari ruang sangrai. Sedang secara fisik, pirolisis
ditandai dengan perubahan warna biji kopi yang semula kehijauan menjadi
kecoklatan. Kisaran suhu sangrai yang umum adalah antara 195 sampai 205oC.
Waktu penyangraian bervariasi mulai dari 7 sampai 30 menit tergantung pada
suhu dan tingkat sangrai yang diinginkan. Kisaran suhu sangrai adalah sebagai
berikut. Suhu 190 –195 oC untuk tingkat sangrai ringan [warna coklat muda],
Suhu 200 – 205 oC untuk tingkat sangrai medium [warna coklat agak gelap] Suhu
di atas 205 oC untuk tingkat sangrai gelap [warna coklat tua cenderung agak
hitam]. Untuk mendapatkan citarasa dan aroma yang khas, kopi bubuk bisa
diperoleh dari campuran berbagai jenis kopi atas dasar jenisnya [Arabika,
Robusta, Exelsa dll], jenis proses yang digunakan [proses kering, semi-basah,
basah], dan asal bahan baku [ketinggian, tanah dan agroklimat]. Pencampuran
dilakukan dengan alat pencampur putar tipe hexagonal. Biji kopi sangrai
dihaluskan dengan alat penghalus [grinder] sampai diperoleh butiran kopi bubuk
dengan kehalusan tertentu. Butiran kopi bubuk mempunyai luas permukaan yang
sangat besar sehingga senyawa pembentuk citarasa dan senyawa penyegar mudah
larut saat diseduh ke dalam air panas. Biji kopi sangrai atau kopi bubuk dikemas
dalam kemasan aluminium foil dan dipress panas. Kesegaran, aroma dan citarasa
kopi bubuk atau kopi sangrai akan terjaga dengan baik pada kemasan vakum
supaya kandungan oksigen di dalam kemasan minimal. Untuk mempermudah
pemasaran dan distribusi ke konsumen, kemasan kopi bubuk atas dasar jenis
mutu, ukuran kemasan dan bentuk kemasan dimasukkan dan dimuat di dalam
kardus [karton]. Kardus diberi nama perusahan, merek dagang dan label produksi
yang jelas. Tumpukan kardus kemudian disimpan di dalam gudang dengan
sanitasi, penerangan dan ventilasi yang cukup (Pusat Penelitian Kopi dan Kakao
Indonesia, 2013).
Jahe kering adalah jahe yang diawetkan melalui proses pengeringan baik
pengeringan menggunakan tenaga surya maupun dengan pengeringan buatan. Jahe
kering dalam perdagangan dapat disajikan dalam bentuk terkelupas, tanpa
dikelupas dan setengah terkelupas. Di Indonesia pengelupasan kulit dilakukan
dengan pisau dari bambu yang tajam ujungnya, atau digunakan sendok, setelah
bersih barulah rimpang dijemur selama 5-8 hari. Kalau diinginkan jahe kupas
yang berwarna putih maka perlu direndam dalam air kapur (CaO) sebanyak 20
gram/liter air, kemudian jahe dicuci lagi dengan air dan direndam selama 6 jam
dan dilakukan penjemuran selama 5-8 hari sanpai dengan kadar air 10-12%
(Anonim, 2007).
Umbi jahe dihasilkan dari tanaman jahe [Zingiber officinale] seperti yang
umum ditanam di kebun sebagai bumbu dan obat. Umbi jahe hasil panen dicuci
dengan air segera setelah panen. Pencucian dilakukan secara mekanik [batch] dan
dibilas beberapa kali dengan air bersih. Umbi jahe yang telah bersih diiris menjadi
lempengan dengan ketebalan 3 sampai 4 mm. Pengirisan dilakukan secara
mekanik dengan pisau berputar, tanpa penambahan air. Irisan jahe dikempa
dengan dengan alat kempa hidrolik sampai cairan [jus] jahe keluar seluruhnya.
Setiap 10 kg irisan umbi jahe diperoleh ekstrak jahe sebanyak 5 kg. Serat jahe
tertinggal dalam alat kempa dan dibilias dengan 10 liter air. Serat diolah menjadi
kompos atau biogas. Ekstrak jahe dimasukkan ke dalam alat kristalisator dan
ditambah gula dengan proporsi 1/1. Selama 30 menit pertama, larutan ekstrak jahe
dan gula dipanaskan pada 100 oC. Setelah larutan mendekati jenuh, suhunya
diturunkan menjadi 70 oC selama 20 menit berikutnya. Pada 10 menit terakhir,
sumber panas dimatikan. Larutan jenuh didinginkan dengan udara lingkungan
sampai terbentuk kristal gula- jahe. Kristal gula-jahe digiling secara mekanik
menjadi bubuk halus (Pusat Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia, 2013).
Gula semut adalah gula kelapa berbentuk bubuk yang dapat dibuat dari
nira palma, yaitu suatu larutan gula cetak palmae yang telah dilebur kembali
dengan penambahan air pada konsentrasi tertentu [2]. Kualitas gula semut yang
dihasilkan sangat ditentukan oleh bahan baku utamanya yaitu gula kelapa. Bentuk
gula semut yang serbuk menyebabkan gula mudah larut sehingga praktis dalam
penyajian, mudah dikemas dan dibawa, serta daya simpan yang lama karena
memiliki kadar air yang rendah [3]. Selain memiliki kelebihan, gula semut
memiliki kelemahan yaitu proses pembuatan yang tidak mudah sehingga harga
gula semut relatif lebih mahal dibanding gula kelapa. Permasalahan yang muncul
pada gula semut yang terdapat di pasaran adalah memiliki pH yang terlalu rendah.
pH atau derajat keasaman yang terdapat pada bahan baku sangat mempengaruhi
proses kristalisasi pembuatan gula semut karena adanya jumlah gula reduksi yang
terbentuk. Adanya gula pereduksi yang tinggi akan mengikat air lebih banyak
karena komponen OH- men gikat H+ dari udara (proses hidrolisis). Untuk
menghindari penurunan kualitas akibat gula reduksi yang tinggi dapat dilakukan
dengan meningkatkan pH dengan cara penambahan bahan yang bersifat basa
seperti Natrium bikarbonat (NaHCO3). Tujuan dari penelitian ini adalah
mengetahui pengaruh pH gula kelapa dan konsentrasi penambahan Natrium
bikarbonat terhadap karakteristik gula semut kelapa (Zuliana dkk., 2016).
Untuk pembuatan gula semut dari pohon aren yang baik, diperlukan
beberapa tahapan, yang dimulai dari pemilihan pohon induk yang bagus sebagai
sumber bahan baku, proses persiapan penyadapan, penyadapan, penampungan,
pemasakan, dan pengepakan. Syarat-syarat utama pohon aren sebagai sumber
bahan baku nira diantaranya: Berumur mulai dari 8 - 10 tahun, tumbuh sehat –
bebas hama dan penyakit, berdaun lebat. Persiapan penyadapan. Prosesnya
dimulai dengan memilih bunga jantan yang siap disadap, yaitu bunga jantan yang
tepung sarinya sudah banyak jatuh di tanah karena itu permukaan tanah dibawah
pohon aren tampak berwarna putih kekuningan karena adanya tepungsari yang
jatuh di bawah pohon, melakukan pembersihan tandan/malai bunga/mayang,
memukuldan mengayun-ayunkan tandanuntuk merangsang keluarnya nira,
pemukulan dan pengayunan dilakukan kurang lebih tiga sampai empat minggu
dengan selang satu hari, aktivitas ini dilakukan pada pagi dan sore. Untuk
mengetahui, apakah bunga jantan yang sudah dipukul-pukul dan diayunayun
tersebut sudah atau belum menghasilkan nira, dilakukan dengan caramenoreh
(dilukai) tongkol (tandan) bunga tersebut. Apabila torehan tersebut mengeluarkan
nira maka bunga jantan sudah siap disadap. Penyadapan. Proses penyadapan
dimulai dengan tandan/mayang dipotong pada bagian yang sudah ditoreh. Pada
bagian bawah bagian tandan/mayang yang dipotong, diletakkan bumbung bambu.
Ke dalam bumbung dimasukkan kapur sirih satu sendok makan, dan 1 potong
kulit manggis (berukuran 3×3 cm). Bumbung ini diikatkan secara kuat pada
pohon, apabila bumbung bambu tidak tersedia, dapat digantikan dengan jerigen
ukuran 10 – 15 liter. Penyadapan berlangsung selama 12 jam, atau dilaksanakan
pada pagi hari dan sore hari. Bumbung/jerigen yang telah terisi nira diturunkan.
Setiap kali penyadapan diperoleh 6 – 12 liter nira, tergantung pohon yang disadap.
Setelah itu tandan/mayang harus diiris tipis kembali untuk membuang jaringan
yang mengeras dan tersumbat pembuluh kapilernya. Di bawah irisan baru tersebut
diletakkan lagi bumbung bamboo/jerigen yang bersih. Demikian proses ini
dilakukan terus menerus selama 3-4 bulan.Penampungan, hasil penyadapan dari
beberapa pohon aren, langsung dimasukkan dalam kualibesi berukuran 40 – 50
liter. Bila penampungan sudah penuh, maka proses pemasakkan sudah siap
dimulai. Pemasakkan, proses pemasakan dilakukan setelah kuali penampungan
penuh, dengan air nira aren kurang lebih 40 liter. Pemasakkan dilakukan dengan
menggunakan kayu, api diatur supaya tetap konstan selama kurang lebih 5 – 6
jam. Selama proses ini, buih aren yang mendidih dikeluarkan. Proses pengadukan
dilakukan setelah kurang lebih 3 jam, secara terus-menerus, sampai terjadi proses
karamelisasi dan pengkristalan. Pada saat pengkristalan terjadi, api mulai di atur
secara perlahan-lahan mengecil, supaya tidak hangus pada bagian bawah. Untuk
itu pengadukan harus dilakukan dengan merata dan terus-menerus (Lasut, 2012).

2.2 Kandungan Kopi, Jahe, dan Gula Aren Bagi Kesehatan


Asam triklorogent, larut dalam air panas, aseton, etil asetat, dalam keadaan
tereduksi tidak berwarna, dalam bentuk teroksidasi (kontak dengan O2 )
membentuk warna hijau pada biji kopi (asam viridat), dalam biji yang belum
masak berada dalam bentuk Kalium klorogenat dan kafein (berwarna putih), dan
pada suhu 150°C mengalami dekomposisi menjadi kafein dan lepas. Kafein 1,3,7-
trimetilxantin, dapat bereaksi dengan asam, basa dan logam berat dalam asam,
disintesis dalam perikarp, di dalam biji disimpan dalam bentuk komplek dengan
komponen asam klorogenat, terdapat dalam kopi sangrai 85 mg/5 oz., dalam kopi
instan 60 mg/5 oz, dalam kopi dekafeinasi 3 mg/ 5 oz, efek farmakologis kafein
sebagai perangsang sistem syaraf pusat, jantung dan pernafasan, mengendurkan
otot halus, merangsang otot jantung, merangsang diuresis (aliran urine berlebih)
dan menangani pening, kerja kafein sebagai inhibitor fosfodiesterase nukleotida
lingkar, penghalang (antagonis) reseptor adenosin karena struktur kafein mirip
dengan adenosin dan modulasi penanganan kalsium dalam sel, dan kafein
diabsorbsi sempurna dalam sistem pencernaan dalam waktu 30-60 menit.
Maksimum efek yang terjadi diotak muncul dalam 2 jam sehingga kafein tidak
berefek segera dan sangat cepat dihapus dari otak (Rahadian D, 2011).
Jahe dibedakan menjadi jahe putih atau kuning besar, jahe putih kecil, dan
jahe merah. Jahe banyak mengandung berbagai fitokimia dan fitonutrien,
beberapa zat yang terkandung dalam jahe adalah minyak atsiri 2-3%, pati 20-60%,
oleoresin, damar, asam organik, asam malat, asam oksalat, gingerin, gingeron,
minyak damar, flavonoid, polifenol, alkoloid, dan musilago. Minyak atsirih jahe
mengandung zingiberol, linaloal, kavikol, dan geraniol. Rimpang jahe kering per
100 gram bagian yang dapat dimakan mengandung 10 gram air, 10-20 gram
protein, 10 gram lemak, 40-60 gram karbohidrat, 2-10 gram serat, dan 6 gram abu.
Rimpang keringnya mengandung 1-2% gingerol (Suranto, 2004)
Gula aren merupakan pemanis yang rendah kalori sehingga tidak akan
menyebabkan obesitas. Berikut ini beberapa manfaat gula aren untuk kesehatan
tubuh sesuai dengan apa yang tertera di kesehatan.blogekstra.com, adapun
beberapa diantaranya adalah Sebagai antioksida di dalam gula aren terdapat
kandungan antioksida dalam jumlah yang banyak. Kandungan antioksida tersebut
mempunyai kemampuan untuk menangkal radikal bebas, sehingga dapat melindu
ngi tubuh dari ancaman penyakit yang berbahaya seperti kanker kulit
(Suheri, 2016)
2.3 Cara Mengenalkan Kopi Dengan Campuran Jahe dan Gula Aren Pada
Masyarakat
Promosi
Terdapat juga anggapan bahwa produk yang berkualitas akan terjual dengan
sendirinya. Tetapi, dalam strategi promosi, pemasar melaksanakan aktiviti dengan
memperkenalkan produk yang hendak ditawarkan kepada pengguna. Dalam usaha
tersebut berbagai kaedah promosi perlu dilaksanakan agar pengguna mengetahui,
memahami dan seterusnya membuat keputusan untuk menggunakan produk.
Tanpa aktiviti promosi, pemasaran produk yang berkualiti sekalipun tidak menjadi
aktif dan industri sukar memperoleh tahap kompetitif yang dikehendaki di
pasaran. Untuk menarik pengguna membeli produk bukannya tugas yang mudah.
Mereka perlu dipengaruhi, bukan setakat di perkenal sahaja. Mereka perlu diberi
kesedaran hingga mereka merasa perlu untuk membeli produk yang ditawarkan.
Pengiklanan melalui media massa utama, antara kaedah mempromosi yang
termahal, menjadi pilihan industri yang berkemampuan. Walaupun tahap
keberkesanannya agak sukar diukur, tetapi yang lebih penting di sini adalah faktor
penyebaran maklumat produk yang meluas. Di samping pengiklanan, kaedah
promosi yang lain-lain boleh digunakan, samaada serentak mahupun berasingan,
bersesuaian dengan objektif pemasaran serta faktor-faktor seperti kos, peluang
dan kebolehan berinteraksi yang lebih terbuka dengan pelanggan (Hartono H dkk.,
2012).
BAB 3. PEMBAHASAN

Dalam proses pembuatan PIJALAR, bahan yang ditambahkan yaitu jahe


dan gula aren. Namun, kami menggunakan bubuk kopi dan gula aren yang
tersedia pada outlet sedangkan pada jahenya diolah terlebih dahulu dengan proses
pengeringan. Langkah pembuatan bubuk jahe diantaranya, jahe dicuci bersih lalu
jahe ditiriskan serta dipotong kecil dan tipis agar pada saat dioven kadar airnya
cepat berkurang. Setelah itu, jahe diblender dan dihaluskan menggunakan ayakan
mesh yang menghasilkan bubuk jahe. Lalu, bubuk jahe dan gula aren
dicampurkan dengan bubuk kopi. terakhir yaitu ditimbang sesuai dengan berat
yang sudah ditentukan.
Manfaat kopi jahe gula aren bagi kesehatan antara lain efek dari
farmakologis kafein yaitu sebagai perangsang sistem syaraf pusat, jantung dan
pernafasan, mengendurkan otot halus, merangsang otot jantung, merangsang
diuresis (aliran urine berlebih) dan menangani pening. Manfaat tersebut juga
terdapat pada gula aren yaitu sebagai antioksida. Kandungan antioksida tersebut
mempunyai kemampuan untuk menangkal radikal bebas, sehingga dapat
melindungi tubuh dari ancaman penyakit yang berbahaya seperti kanker kulit.
Cara untuk mempromosikan kopi tersebut misalkan dengan cara
mengenalkan langsung kepada pembeli atau penikmat kopi bahwa kopi jahe gula
aren tersebut mempunyai banyak manfaat, serta menggunakan cara online yaitu
dengan mempromosikan lewat instagram, whatsapp, dan facebook.
BAB 5. PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Kopi merupakan salah satu minuman yang tidak mengandung alkohol dan
bahan kimia serta baik bagi kesehatan. Manfaat minuman kopi antara lain yaitu
sebagai perangsang sistem syaraf pusat, jantung dan pernafasan, mengendurkan
otot halus, merangsang otot jantung, merangsang diuresis (aliran urine berlebih)
dan menangani pening serta sebagai antioksida. Manfaat kopi dapat bertambah
jika ditambahkan dengan beberapa bahan tambahan, seperti jahe dan gula aren.
Kopi yang sering dikonsumsi oleh masyarakat Indonesia yaitu kopi arabika dan
kopi robusta. Namun, dari keduanya memiliki perbedaan yang sangat banyak
diantaranya dari perbedaan rasa dan aroma.

2.2 Saran

Untuk memperkenalkan kopi jahe gula aren tersebut, sebaiknya penulis


lebih gencar untuk mempromosikan secara langsung tentang kopi jahe gula aren
agar masyarakat lebih paham tentang kopi tersebut.
DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2007. Farmakologi dan Terapi. edisi 5, Departemen Farmakologi


Terapeutik, Fakultas Kedokteran, Universitas Indonesia.

Hartono dkk,. 2012. Pengaruh Strategi Pemasaran Terhadap Peningkatan Penjualan


Pada Perusahaan’’ Dengan Menetapkan Alumni dan Mahasiswa
Universitas Bina Nusantara Sebagai Objek Penelitian. Binus business
review. 3(2): 882-887.

Khasiat dan manfaat madu herbal/dr.adji suranto, SpA; Penyunting, Tetty Yulia
cet.1 – Jakarta: Agromedia Pustaka 2004 vii + 140 hlm 23,5cm sehat
dengan ramuan tradisional.

Lasut, M. T. 2012. Modul pengolahan gula aren. Manado:-

Perdana, W . A .2014 . Kopi Robusta, Mengenal Jenis dan


Karakteristiknya.https://alamtani.com/com/kopi-robusta/[28 November
2017].

Pusat Penelitian kopi dan Kakao Indonesia. 2013. Pengolahan Kopi. November.
Jember: Pusat Penelitian kopi dan Kakao Indonesia.

Rahardian, D. 2011. Tesis. Surakarta: Jurusan Ilmu dan Teknologi Pangan


Universitas Sebelas Maret.

Suheri, Agus (2006).‘’Animasi Multimedia Pembelajaran’’. Jurnal animasi


multimedia pempelajaran .2,(1),27-33.
Zuliana dkk,. 2016. Pembuatan Gula Semut Kelapa(Kajian ph Gula Kelapa dan
Konsentrasi Natrium Bikarbonat. Jurnal Pangan dan Agroindustri. 4 (1):
109-119.

Anda mungkin juga menyukai