Anda di halaman 1dari 2

UU KESEHATAN NO 36 TAHUN 2009 TENTANG KESEHATAN

Kesehatan yang merupakan hak asasi manusia dan salah satu unsur kesejahteraan untuk
diwujudkan bagi bangsa Indonesia. Dalam upaya untuk memelihara dan meningkatkan derajat
kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya upaya pembangunan harus dilandasi dengan
wawasan kesehatan dalam arti pembangunan nasional harus memperhatikan kesehatan
masyarakat dan merupakan tanggung jawab semua pihak baik Pemerintah maupun masyarakat.
Oleh karena itu dalam perkembangan, tuntutan, dan kebutuhan hukum dalam masyarakat UU
yang sebelumnya No 23 tahun 1992 diganti dengan Undang Undang tentang Kesehatan yang
baru No 36 tahun 2009.
Pada UU No. 36 Tahun 2009 ini terdiri dari 22 bab yang mengatur secara jelas dan
lengkap setiap aspek dalam kesehatan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat Indonesia.
Mulai dari pengertian-pengertian penting dalam asas dan tujuan, hukukm kesehatan, hak dan
kewajiban, sumber daya dibidang kesehatan, upaya pertahanan kesehatan, tanggung jawab
pemerintah, kesehatan ibu dan bayi, anak, remaja, lanjut usia, gizi, penyakit menular dan tidak
menular, kesehatan jiwa, kesehatan lingkungan, kesehatan kerja, informasi kesehatan, pembiyaan
kesehatan, pengelolaan kesehatan, peran serta masyarakat, pembinaan dan pengawasan sampai
ke tindak pidana dalam pelanggaran kesehatan dan berbagai hal lain yang terkait dengan
kesehatan yang diatur dalam setiap babnya.
Pada Bab 18 pembinaan dan pengawasan pasal 188 dijelaskan tentang tindakan
administratif yang diambil jika tenaga kesehatan yang melanggar ketentuan dalam undang-
undang ini. Tindakan administratif yang dimaksud yaitu peringatan secara tertulis dan
pencabutan izin sementara atau izin tetap terhadap tenaga kesehatan yang melanggar ketentuan
tersebut.
Selanjutnya pada bab 19 tentang penyidikan dijelaskan bahwa selain penyidik polisi,
pegawai pemerintahan di bidang kesehatan juga berhak untuk melakukan penyidikan tindak
pidana di bidang kesehatan. Penyidikan yang dimaksud yaitu pemerikasaan atas kebenaran
terhadap laporan, pemerikasaan terhadap orang yang bersangkutan, melihat keterangan bukti dari
orang yang sehubungan dengan tindak pidana, dan menghentikan penyidikan apabila tidak
terdapat cukup bukti yang membuktikan adanya tindak pidana di bidang kesehatan
Berikutnya pada bab 20 ketentuan pidana mengatur mengenai hukuman tindak pidana di
bidang kesehatan diantaranya fasilitas pelayanan kesehatan yang dengan sengaja tidak
memberikan pertolongan pertama terhadap pasien yang dalam keadaan gawat darurat, Setiap
orang yang tanpa izin melakukan praktik pelayanan kesehatan tradisional, orang yang dengan
sengaja memperjualbelikan organ atau jaringan tubuh, setiap orang yang dengan sengaja
melakukan aborsi tidak sesuai dengan ketentuan dan masih banyak hal lainnya dijelaskan pada
setiap pasalnya.

Anda mungkin juga menyukai