Ginarsih Hutami
Predileksi :
negara-negara berkembang dengan sanitasi yang buruk
wisata ke negara endemik
Prevalensi
semua usia terutama diawali dengan infeksi
gastrointestinal
Lokasi amoebiasis cutis yang sering terjadi :
• Daerah perianal
• Dinding abdomen, daerah kolon/ appendiks
• Penis akibat persetubuhan anal
• Vulva, berasal dari anus
Manifestasi pada kulit
Ulserasi dan gangren lateral,
lokal agresif dan destruktif pada kulit dan
jaringan subkutan bulat,
batas tidak teratur seperti digerogoti yang
dikelilingi oleh pinggiran eritema.
Pusat nekrotik berisi drainase purulen dengan
dasar ulkus penuh nanah dan dapat diidentifikasi.
Entamoeba histolytica
Domain : Eukaryota
Filum : Amoebozoa
Kelas : Archamoebae
Ordo : Amoebida
Genus : Entamoeba
Species : E. Histolytica
Hospes : Manusia, bisa juga pada kera, anjing, kucing, babi, serta tikus
Habitat : Tempat hidup bentuk trofozoit adalah dinding dan rongga colon,
terutama di bagian coecum dan rectosigmoid.
Morfologi Entamoeba histolytica
TROFOZOIT INUTA KISTA
Pseudopodium berbentuk tipis sel bulat/bujur, tidak berwarna, Struktur sferik, dinding
seperti jari-jari Lebih kecil daripada trofozoit. tipis, halus dan
Endoplasmanya bergranula halus Pseudopodium dikeluarkan
Dengan HE, tampak membran inti
transparan (membias
perlahan-lahan
dan sebelah dalamnya melekat cahaya)
Ektoplasma tidak terlihat.
butir-butir kromatin halus, sama Mempunyai satu inti Mengandung 4 nukleus
besar dan tersebar rata.
Entamoeba dengan kariosom
Endoplasmanya sering ditemui
sentral.
SDM dalam berbagai tingkat
kerusakan.
Endoplasma bervakuol
(berbutir-butir) yang tidak
mengandung eritrosit tetapi
mengandung bakteri dan sisa
makanan.
Siklus Hidup
Entamoeba
histolytica
Transmisi
• ditularkan sebagian besar oleh manusia yang
terinfeksi
• Penularan melalui kontak seksual oral-anal
• Terkontaminasi tinja
• Meskipun E. histolytica banyak berhubungan
dengan hewan (kucing, anjing, primata, dll.),
tidak ada laporan mengenai transmisi
antara hewan dan manusia melalui
zoospora.
Diagnosis
Menemukan parasit di dalam tinja atau jaringan.
Diagnosis laboratorik amebiasis :
1. Metode mikroskopik
2. Serologik termasuk enzyme-linked immunosorbent
assay (ELISA), indirect hemagglutination assay (IHA), dan
latex agglutination
3. Kultur dan soenzim.
Diagnosis yang akurat penting untuk pasien disentri
dan asimtomatik, karena infeksi dapat dengan mudah
ditularkan dari orang ke orang, terutama pada negara-
negara berkembang yang kondisi sanitasinya buruk dan
kekurangan air.
Pengobatan
Obat amebisid dikelompokkan menjadi 2 kategori :
1. Golongan amebisid langsung
Efektif pada lumen usus. Yang termasuk golongan ini adalah
Paromomisin, Diloksanid furoat – furamid,
Diihydroxyodoquinolin, dan senyawa arsen.
2. Golongan amebisid tidak langsung
Efektif pada lumen dan dinding usus yaitu tetracyclin.
3. Golongan amebisid jaringan
a. efektif pada dinding usus dan hati : emetin HCl,, emetin-
bismuth-iodide, dehydroemetin
b. efektif hanya pada hati : chloroquin
Pencegahan
1. Menjaga kebersihan perorangan (personal hygiene)
antara lain mencuci tangan dengan bersih sesudah
BAB dan sebelum makan.
2. Menjaga kebersihan lingkungan (environmental
sanitation) masak air minum sampai mendidih
sebelum minum
• buang air besar di jamban
• tidak menggunakan tinja manusia sebagai pupuk
• menutup makanan dengan baik agar tidak
terkontaminasi dengan lalat atau lipas
• membuang sampah di tempat sampah yang tertutup
untuk menghindari lalat.
SARCOCYSTIS
Sarcocystis
Sub Kingdom Protozoa
Phylum Apicomplexa
Class Sporozoea
Subclass Coccidia
Family Sarcocystidae
• Stadium :
a. Stadium amastigot (ditemukan pada
manusia)
b. Stadium promastigot (ditemukan pada
vektor)
Pembiakan :
Secara seksual dengan pembelahan biner.
• Stadium :
a. Stadium amastigot (ditemukan pada
manusia)
b. Stadium promastigot (ditemukan pada
vektor)
Pembiakan :
Secara seksual dengan pembelahan biner.
• Siklus Hidup
Leishmaniasis Cutan
Disebut juga penyakit Oriental sore atau Allepo.
• Etiologi :
Disebabkan oleh Leishmania tropica.
Epidemiologi :
- Di Rusia penyakit terbatas di daerah perkampungan.
- Di Turki dan Greece tersebar rata, namun lebih terbatas pada
pusat perkotaan.
Vektor :
Lalat pasir (sand flies) genus Phlebotomus.
• Hospes Definitif :
Manusia
Hospes Reservoar :
Anjing
• Gejala :
Ulcus sembuh
Terbentuk
Papula Ulcus dalam
Makula
beberapa bulan
Pengobatan :
- Sodium Stibogluconate
- Ketoconazole
- Alopurinol
Leishmaniasis Mucocutan
Disebut juga penyakit espundia, uta atau ulcus chiclero.
• Etiologi :
Disebabkan oleh Leishmania braziliensis.
Epidemiologi :
- Di daerah endemik penyakit terbatas di daerah pinggiran hutan.
- Di Brazil terdapat hospes reservoar yaitu binatang liar.
• Vektor
lalat pasir genus Lutzomya
• Hospes Definitif
Manusia
• Hospes Reservoir
Binatang Liar
• Gejala :
Ditemukan beberapa tipe penyakit :
Ulkus Chiclero
Lesi pada muka dan telinga. Sembuh sendiri
• Pian bois
Lesi badan dan lengan.
Dapat bermetastatis melalui pembuluh limfe
• Panama
Ulkus dangkal dan dapat bermetastatis menjadi ulkus sekunder
• Uta
Lesi badan yang tidak bermetastatis. Dapat sembuh sendiri
• Espundia
Lesi primer mukosa dan dapat bermetastatis
• Leismaniasis diseminasi
Pada terapi immunosupresif
• Diagnosis :
1. Menemukan parasit intraseluler terutama
pada luka dini, biopsi, tepi ulkus atau
kelenjar limfe
2. Tes immunologi Montenegro
• Pengobatan :
1. Pentavalent antimony
2. Ketokonazol
3. Amfoterisin B
Pencegahan :
Dampak Pada
Jenis Lintah
Manusia
• Hidup di semak – semak dan tanah, di tepian kolam tempat manusia atau
Haemadipsa zeylanica
Haemadipsa sylvestris
Haemadipsa picta
Haemadipsa zeylanica
Haemadipsa picta (Tiger Leech)
Haemadipsa sylvestris
Lintah Akuatik
• Hidup di air tawar
Dinobdella ferox
Limnatis maculosa
Mycobdella Africana
Dampak Positif Pada Manusia
Hirudo medicinalis
3
4
5 6
8
• Jangan menarik lintah daratan saat menyerang kulit
membakarnya
Centruroides sp
• Buthus dan Centruroides berbahaya.
• Racun = toksalbumin
mengandung neurotoksin dan hemotoksin
menimbulkan terasa nyeri dan pedih di
tempat sengatan dan menjalasr ke sekitar
Keracunan sistemik mungkin terjadi dan
menyebabkan kematian karena syok dan
paralisis pernafasan atau oedema paru
terutama pada anak
Hematoksin menyebabkan perdarahan dan
nekrosis
Pengobatan
• Pasang torniket di proksimal sengatan.
• Tempat sengatan dapat dikompres atau
disemprot ethylchlorida atau suntikan Novocain di
sekitar sengatan untuk mengurangi rasa sakit
• Obat sistemik kortikosteroid dan
suntikan anti racun (antivenin) sangat bermanfaat.
Pencegahan
dengan pemberantasan kalajengking
• Penyemprotan rumah dg insektisida seperti DDT 10
%, klorden, piretrum dan benzenheksaklorida (BHC)
ARANEIDA
Klasifikasi
Araneida (= Arnea) dibagi menjadi 2 superfamili :
1.Superfamili Theraphosidae (laba-laba
Tarantula)
Genus Sericopelma
2.Superfamili Theridiidae (laba-laba Black
Widow)
Genus Latrodectus
Genus Loxosceles
Morfologi
• Tubuh terdiri cephalotoraks dan abdomen
• Kelenjar toksin Pada cephalotoraks terdapat
1. Kelenjar toksin
2. Kaki 4 pasang
Siklus hidup
• bertelur yang dibungkus dalam kokon
• Metamorfosis tidak sempurna
• Laba –laba jantan umumnya mati setelah
kopulasi
Superfamili Theraphosidae
(laba – laba Tarantula)
Morfologi:
• Ukurannya besar
• Bulu lebat
• Bentuk mengerikan
Contoh: Licoso tarantula
• Gigitannya tidak berbahaya, hanya nyeri
setempat
Superfamili Theridiidae
Contoh: Latrodectus mactans (Black Widow)
Betina Jantan