Anda di halaman 1dari 64

PARASIT PADA KULIT

Yuda Nabella Prameswari

Maureen Tania Widyasaputra

Igor Rizkia Syahputra

Wisnu Wahyu Nugroho

Ginarsih Hutami

Adinda Putri Larastiti

Gidion Budi Setiawan


• Protozoa Penyebab Kelainan Kulit
 Amoebiasis
 Sarcocystis
 Leishmaniasis Kutan dan
Mukokutan
• Lintah Penyebab Kelainan Kulit
• Kegawatdaruratan Insect Bites
 Scorpionidae
 Aranidae
AMOEBIASIS CUTIS
Amoebiasis Cutis
• infeksi kulit yang disebakan oleh Entamoeba histolytica.
• Ciri khas Amebiasis cutis adalah lisis jaringan.

Predileksi :
 negara-negara berkembang dengan sanitasi yang buruk
 wisata ke negara endemik
Prevalensi
semua usia terutama diawali dengan infeksi
gastrointestinal
Lokasi amoebiasis cutis yang sering terjadi :
• Daerah perianal
• Dinding abdomen, daerah kolon/ appendiks
• Penis akibat persetubuhan anal
• Vulva, berasal dari anus
Manifestasi pada kulit
 Ulserasi dan gangren lateral,
lokal agresif dan destruktif pada kulit dan
jaringan subkutan bulat,
batas tidak teratur seperti digerogoti yang
dikelilingi oleh pinggiran eritema.
 Pusat nekrotik berisi drainase purulen dengan
dasar ulkus penuh nanah dan dapat diidentifikasi.
Entamoeba histolytica

Domain : Eukaryota
Filum : Amoebozoa
Kelas : Archamoebae
Ordo : Amoebida
Genus : Entamoeba
Species : E. Histolytica
Hospes : Manusia, bisa juga pada kera, anjing, kucing, babi, serta tikus
Habitat : Tempat hidup bentuk trofozoit adalah dinding dan rongga colon,
terutama di bagian coecum dan rectosigmoid.
Morfologi Entamoeba histolytica
TROFOZOIT INUTA KISTA

Pseudopodium berbentuk tipis sel bulat/bujur, tidak berwarna,  Struktur sferik, dinding
seperti jari-jari Lebih kecil daripada trofozoit. tipis, halus dan
Endoplasmanya bergranula halus Pseudopodium dikeluarkan
Dengan HE, tampak membran inti
transparan (membias
perlahan-lahan
dan sebelah dalamnya melekat cahaya)
Ektoplasma tidak terlihat.
butir-butir kromatin halus, sama Mempunyai satu inti  Mengandung 4 nukleus
besar dan tersebar rata.
Entamoeba dengan kariosom
Endoplasmanya sering ditemui
sentral.
SDM dalam berbagai tingkat
kerusakan.
Endoplasma bervakuol
(berbutir-butir) yang tidak
mengandung eritrosit tetapi
mengandung bakteri dan sisa
makanan.
Siklus Hidup
Entamoeba
histolytica
Transmisi
• ditularkan sebagian besar oleh manusia yang
terinfeksi
• Penularan melalui kontak seksual oral-anal
• Terkontaminasi tinja
• Meskipun E. histolytica banyak berhubungan
dengan hewan (kucing, anjing, primata, dll.),
tidak ada laporan mengenai transmisi
antara hewan dan manusia melalui
zoospora.
Diagnosis
Menemukan parasit di dalam tinja atau jaringan.
Diagnosis laboratorik amebiasis :
1. Metode mikroskopik
2. Serologik termasuk enzyme-linked immunosorbent
assay (ELISA), indirect hemagglutination assay (IHA), dan
latex agglutination
3. Kultur dan soenzim.
Diagnosis yang akurat penting  untuk pasien disentri
dan asimtomatik, karena infeksi dapat dengan mudah
ditularkan dari orang ke orang, terutama pada negara-
negara berkembang yang kondisi sanitasinya buruk dan
kekurangan air.
Pengobatan
Obat amebisid dikelompokkan menjadi 2 kategori :
1. Golongan amebisid langsung
Efektif pada lumen usus. Yang termasuk golongan ini adalah
Paromomisin, Diloksanid furoat – furamid,
Diihydroxyodoquinolin, dan senyawa arsen.
2. Golongan amebisid tidak langsung
Efektif pada lumen dan dinding usus yaitu tetracyclin.
3. Golongan amebisid jaringan
a. efektif pada dinding usus dan hati : emetin HCl,, emetin-
bismuth-iodide, dehydroemetin
b. efektif hanya pada hati : chloroquin
Pencegahan
1. Menjaga kebersihan perorangan (personal hygiene)
antara lain mencuci tangan dengan bersih sesudah
BAB dan sebelum makan.
2. Menjaga kebersihan lingkungan (environmental
sanitation) masak air minum sampai mendidih
sebelum minum
• buang air besar di jamban
• tidak menggunakan tinja manusia sebagai pupuk
• menutup makanan dengan baik agar tidak
terkontaminasi dengan lalat atau lipas
• membuang sampah di tempat sampah yang tertutup
untuk menghindari lalat.
SARCOCYSTIS
Sarcocystis
Sub Kingdom Protozoa
Phylum Apicomplexa
Class Sporozoea
Subclass Coccidia
Family Sarcocystidae

Penyakit ini disebut sarcocystosis, disebabkan oleh


Sarcocystis sp.
Ditemukan tersebar luas.

Prevalensi terbanyak ditemukan kista adalah pada


jaringan hewan ternak, misalnya babi.

Infeksi terjadi karena memakan daging atau feses yang


tercemari ookista (pada feses) atau kista ( pada
daging).

HD  manusia (ada perkembangan ookista)


HP  babi

Habitatnya pada manusia ditemukan di otot besar, otot


laring, otot jantung, dan lidah.
Pada hospes perantara, kista berkembang di jaringan
otot hospes.
Diagnosis
• Pada manusia  pemeriksaan feses secara
mikroskopis terhadap ookista.
• Pada hewan  pemeriksaan feses (ookista)
atau pada jaringan otot (kista).
Pengobatan & Pencegahana
Pada tahap infeksi intestinal, digunakan
obat-obatan yang mengandung sulfonamida,
misalnya albendazole dan metronidazole. Pada
tahap jaringan, belum ada obatnya.
Daging yang akan dimakan harus dimasak
dengan sempurna sebelum dimakan. Hindari
pencemaran makanan ternak oleh tinja.
leishmaniasis
LEISHMANIASIS
• Etiologi :
Infeksi oleh genus Leishmania, yaitu
a. Leishmania donovani menimbulkan penyakit
leismaniasis visceralis.
b. Leishmania tropica menimbulkan penyakit
leishmaniasis cutan.
c. Leishmania braziliensis menimbulkan penyakit
leishmaniasis mukocutan.
• Habitat :
Parasit ini hidup intraseluler dalam darah,
yaitu dalam sel retikulo endotel (RE).

• Stadium :
a. Stadium amastigot (ditemukan pada
manusia)
b. Stadium promastigot (ditemukan pada
vektor)

 Pembiakan :
Secara seksual dengan pembelahan biner.
• Stadium :
a. Stadium amastigot (ditemukan pada
manusia)
b. Stadium promastigot (ditemukan pada
vektor)

 Pembiakan :
Secara seksual dengan pembelahan biner.
• Siklus Hidup
Leishmaniasis Cutan
Disebut juga penyakit Oriental sore atau Allepo.

• Etiologi :
Disebabkan oleh Leishmania tropica.

 Epidemiologi :
- Di Rusia penyakit terbatas di daerah perkampungan.
- Di Turki dan Greece tersebar rata, namun lebih terbatas pada
pusat perkotaan.
 Vektor :
Lalat pasir (sand flies) genus Phlebotomus.

• Hospes Definitif :
Manusia

 Hospes Reservoar :
Anjing
• Gejala :

Ulcus sembuh
Terbentuk
Papula Ulcus dalam
Makula
beberapa bulan

Infeksi sekunder dapat menyebabkan demam,


menggigil dan meninggalkan parut sisa terjadinya ulcus
 Diagnosis :
1. Menemukan parasit dalam sediaan darah langsung,
biopsi hati, limpa, kelenjar limfe dan pungsi sumsum
tulang penderita.
2. Pembiakan dalam medium NNN
3. Reaksi Imunologi

 Pengobatan :
- Sodium Stibogluconate
- Ketoconazole
- Alopurinol
Leishmaniasis Mucocutan
Disebut juga penyakit espundia, uta atau ulcus chiclero.

• Etiologi :
Disebabkan oleh Leishmania braziliensis.

 Epidemiologi :
- Di daerah endemik penyakit terbatas di daerah pinggiran hutan.
- Di Brazil terdapat hospes reservoar yaitu binatang liar.
• Vektor
lalat pasir genus Lutzomya

• Hospes Definitif
Manusia

• Hospes Reservoir
Binatang Liar
• Gejala :
Ditemukan beberapa tipe penyakit :
 Ulkus Chiclero
Lesi pada muka dan telinga. Sembuh sendiri
• Pian bois
Lesi badan dan lengan.
Dapat bermetastatis melalui pembuluh limfe
• Panama
Ulkus dangkal dan dapat bermetastatis menjadi ulkus sekunder
• Uta
Lesi badan yang tidak bermetastatis. Dapat sembuh sendiri
• Espundia
Lesi primer mukosa dan dapat bermetastatis
• Leismaniasis diseminasi
Pada terapi immunosupresif
• Diagnosis :
1. Menemukan parasit intraseluler terutama
pada luka dini, biopsi, tepi ulkus atau
kelenjar limfe
2. Tes immunologi Montenegro

• Pengobatan :
1. Pentavalent antimony
2. Ketokonazol
3. Amfoterisin B
Pencegahan :

1. Pemberantasan vektor dengan memusnahkan


tempat perindukkannya.
2. Melindungi host (manusia) dari gigitan vektor
dengan penggunaan kasa-kasa pada ventilasi serta
pemakaian repellent.
3. Mengobati atau menyingkirkan hospes reservoir.
4. Mengobati penderita leishmaniasis.
LINTAH
PENYEBAB KELAINAN KULIT
LINTAH

Dampak Pada
Jenis Lintah
Manusia

Lintah Darat Lintah Air Positif Negatif

Tindakan Pada Penyerangan Kulit


Lintah
• Lintah adalah hewan yang termasuk dalam
filum Annelida kelas Hirudinea.

• Dapat hidup di darat, air tawar, maupun air


laut.

• Lintah merupakan hewan berkelamin ganda


(hermaphrodit).
Lintah Daratan

• Hidup di semak – semak dan tanah, di tepian kolam tempat manusia atau

ternak mengambil air atau minum.

• Cenderung sebagai Predator

• Beberapa spesies yang menyerang manusia

 Haemadipsa zeylanica

 Haemadipsa sylvestris

 Haemadipsa picta
Haemadipsa zeylanica
Haemadipsa picta (Tiger Leech)

Haemadipsa sylvestris
Lintah Akuatik
• Hidup di air tawar

Dinobdella ferox

 Di hidung dan saluran napas


atas hospes
 Bertahan lama hidup pada
hospes.
 Menyebabkan anemia.
Limnatis nilotica
 Lintah berukuran besar
 Hidup di genangan air dan kolam
yang tenang

Limnatis maculosa
Mycobdella Africana
Dampak Positif Pada Manusia
Hirudo medicinalis

• Nama lain “pacet”

• Termasuk lintah daratan

• Digunakan sebagai penghisap darah pada berbagai pengobatan penyakit sejak


abad pertengahan

• Zat antikoagulan, zat anestesi,dan efek pelebaran pembuluh darah yang


dimanfaatkan

• Banyak digunakan untuk operasi bedah plastik dan rekonstruksi

• Biasanya digunakan pada operasi rekonstruksi ketika aliran darah vena


mengalami kemacetan
Serangan Lintah &
Dampak Negatif pada Manusia

• Lintah darat akan melekat pada kulit


• Menghisap darah dan melepaskan diri jika sudah kenyang
• Proses ini berlangsung singkat (±20 menit)
• Nyeri seperti gigitan semut
• Luka berbentuk segitiga seperti simbol mercedes benz.
• Perdarahan lokal 1 x 24 jam atau lebih
• Rasa gatal pada luka gigitan yang mengering
• Dapat menyebabkan anemia
Apa yang dilakukan bila digigit lintah?
1 2

3
4
5 6

8
• Jangan menarik lintah daratan saat menyerang kulit

• Jangan lepaskan lintah dengan cairan yang merangsang. atau

membakarnya

• Lintah yang menempel dikulit akan menyebabkan luka pada

kulit.Lintah mengeluarkan suatu enzim yang dapat menghambat

pembekuan darah sehingga darah pada luka akan tetap mengalir.

• Setelah beberapa hari,pastikan bahwa luka telah benar-benar

sembuh dan tidak menyebabkan infeksi.


PENCEGAHAN

• Oleskan atau semprotkan repellent pada kulit


dan pakaian
• Gunakan pakaian yang tertutup
KEGAWATDARURATAN
INSECT BITES
scorpionida
SCORPIONIDA (Kalajengking)
• Morfologi:
Cephalpothorax 1
a
Terdapat pedipalpus
2
4 pasang kaki
Abdomen terdiri atas
b
pre dab post abdomen 3
• Kalajengking yang besar & beracun :
Buthus
Centruroides
• Berkembang biak secara VIVIPAR
• Aktif pada malam hari
Buthus sp

Centruroides sp
• Buthus dan Centruroides berbahaya.
• Racun = toksalbumin
 mengandung neurotoksin dan hemotoksin
 menimbulkan terasa nyeri dan pedih di
tempat sengatan dan menjalasr ke sekitar
 Keracunan sistemik mungkin terjadi dan
menyebabkan kematian karena syok dan
paralisis pernafasan atau oedema paru
terutama pada anak
 Hematoksin menyebabkan perdarahan dan
nekrosis
Pengobatan
• Pasang torniket di proksimal sengatan.
• Tempat sengatan dapat dikompres atau
disemprot ethylchlorida atau suntikan Novocain di
sekitar sengatan untuk mengurangi rasa sakit
• Obat sistemik kortikosteroid dan
suntikan anti racun (antivenin) sangat bermanfaat.
Pencegahan
dengan pemberantasan kalajengking
• Penyemprotan rumah dg insektisida seperti DDT 10
%, klorden, piretrum dan benzenheksaklorida (BHC)
ARANEIDA
Klasifikasi
Araneida (= Arnea) dibagi menjadi 2 superfamili :
1.Superfamili Theraphosidae (laba-laba
Tarantula)
Genus Sericopelma
2.Superfamili Theridiidae (laba-laba Black
Widow)
Genus Latrodectus
Genus Loxosceles
Morfologi
• Tubuh terdiri cephalotoraks dan abdomen
• Kelenjar toksin Pada cephalotoraks terdapat
1. Kelenjar toksin
2. Kaki 4 pasang

Siklus hidup
• bertelur yang dibungkus dalam kokon
• Metamorfosis tidak sempurna
• Laba –laba jantan umumnya mati setelah
kopulasi
Superfamili Theraphosidae
(laba – laba Tarantula)
Morfologi:
• Ukurannya besar
• Bulu lebat
• Bentuk mengerikan
Contoh: Licoso tarantula
• Gigitannya tidak berbahaya, hanya nyeri
setempat
Superfamili Theridiidae
Contoh: Latrodectus mactans (Black Widow)
Betina Jantan

Loxosceles laeta (Brown Spider) Jantan


Betina
PATOLOGI KLINIK
• Laba – laba dengan toksinnya membunuh insekta
dan hewan kecil
• Jarang menyerang manusia
• Hanya beberapa spesies yang berbahaya bagi
manusia
• Gigitan menyebabkan kelainan yang disebut
1. Arachnidisme nekrotik
2. Arachnidisme sistemik
Belum pernah ditemukan di Indonesia
Lactrodectus
Distribusi
Beberapa spesies di temukan di Eropa, Australia,
Selandia Baru,Afrika, Amerika Serikat,Timur Tengah,
Filipina dan Vietnam
Lactrodectus mactans
• Betina ukuran 13 mm
Khas: gambaran hour glass, warna merah di bagian
ventral abdomen
• Jantan ukuran 6 mm
garis median merah dan 3 garis transversal putih di
dorsal abdomen
• Racun L.mactans bersifat neurotoksik terhadap
syaraf tepi.
Patologi dan klinik
• Bekas gigitan L.mactans :
benjolan merah biru dikelilingi lingkaran putih
rasa nyeri yang hebat, menjalar ke dada dan
perut (seperti gejala abdomen akut).
• L.mactans Penyebab arachnidisme sistemik
Syok dan paralise pernapasan yang berakhir dg
kematian mungkin terjadi dalam 18 – 36 jam.
Gangguan jiwa jg dpt terjadi.
Loxosceles laeta
Distribusi: benua Amerika
Morfologi:
• Bentuk kecil, ukuran 15 mm.
• warna kuning sampai tengguli tua.

Patologi dan klinik


gigitan Loxosceles laeta dan Loxosceles reclusus menyebabkan arachnidisme
nekrotik
• Tempat gigitan membengkak dan nyeri
• Kmd begkak hilang, timbul nekrosis dari tengah
• Kulit mengelupas, terbentuk ulkus besar dan dalam

Gejala sistemik mungkin terjadi t.u pada anak.


Berupa: hematuri, panas, cyanotik.
Kematian dapat terjadi karena gagal jantung
TARANTULA
Morfologi: ukuran besar
Lycosa tarantula merupakan salah satu spesies
yang dikenal
Kelaian akibat gigitan Tarantula
• Hanya rasa nyeri setempat
• Tidak berbahaya
PENGOBATAN
• Sama dengan pengobatan sengatan kalajengking
• Pasang torniket di proksimal sengatan.
• Di tempat sengatan dapat dikompres atau
disemprot ethylchlorida atau suntikan Novocain di
sekitar sengatan untuk mengurangi rasa sakit
• Obat sistemik kortikosteroid dan
suntikan anti racun (antivenin) sangat bermanfaat.
Pencegahan dengan pemberantasan kalajengking
• Penyemprotan rumah dg insektisida seperti DDT 10 %,
klorden, piretrum dan benzenheksaklorida (BHC)
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai