A. Perubahan fisik:
1. perubahan butir, termasuk bentuk, ukuran, orientasi, kemasan dan komposisinya.
2. perubahan ragam batuan, misalnya dari batugamping kemudian napal.
3. Perubahan warna walaupun masih mempunyai komposisi yang sama.
B. Perubahan kimia.
Pada cairan yang membawa larutan sedimen perubahan temperatur,tekanan, dan
konsentrasi ion akan menyebabkan perlapisan juga.
C. Proses biologi.
Perbedaan populasi organisme dari waktu ke waktu akan menyebabkan perlapisan.
Walaupun organisme yang mati tidak tersisa sebagai fosil (cacing misalnya)
tetapi jejaknya kemungkinan akan ditemukan.
Studi struktur sedimen paling baik dilakukan di lapangan (Pettijohn, 1975), dapat
dikelompokkan menjadi tiga macam struktur, yaitu:
1
Struktur Primer adalah
Struktur yang terbentuk ketika proses pengendapan dan ketika batuan beku mengalir
atau mendingin dan tidak ada singkapan yang terlihat. Struktur primerini penting
sebagai penentu kedudukan atau orientasi asal suatu batuan yang tersingkap,
terutama dalam batuan sedimen.Struktur yang terbentuk sewaktu proses
pengendapan sedang berlangsung termasuk lapisanmendatar (flat bedding), lapisan
silang, laminasi, dan laminasi silang yang mikro (micro-crosslamination), yaitu adanya
kesan riak. (Mohamed, 2007).
2
2. Struktur Sedimen Sekunder
Struktur yang terbentuk sesudah proses sedimentasi, sebelum atau pada waktu
diagenesa. Juga merefleksikan keadaan lingkungan pengendapan misalnya keadaan
dasar, lereng dan lingkungan organisnya. Antara lain : beban, rekah kerut, jejak
binatang
Struktur yang terbentuk oleh kegiatan organisme, seperti molusca, cacing atau
binatang lainnya. Antara lain: kerangka, laminasi pertumbuhan.
Trace fossil yang dibentuk oleh organisme epibentik pada permukaan sediment
(track dan trail).
Trace fossil yang dibentuk oleh organisme endobentik di dalam sediment (burrow).
3
4. Struktur sedimen setelah pengendapan, yaitu struktur sedimen yang terbentuk
setelah pengendapan berhenti, contohnya adalah nendatan atau slump.
5. Struktur sedimen lain-lain, yaitu struktur sedimen yang terbentuk selain dari 3
proses yang telah disebutkan diatas, misalnya: rain drop & mud crack
a. Arus fluida
b. Aliran massa
c. Transportasi oleh agen erosi (angin,salju)
d. Proses biogenik
e. Proses kimia
f. Proses fisika Struktur sedimen mencerminkan kondisi lingkungan saat
sedimentasi dan perubahan- perubahan yang mengontrolnya, dan karena
itulah struktur sedimen mempunyai banyak kegunaan, antara lain yaitu :
a. Interpretasi lingkungan pengendapan (mekanisme transport, arah aliran,
kedalaman, kekuatan angin & kecepatan relative arus, tektonik
sedimentasi, dan kondisi lingkungannya itu sendiri.)
b. Menentukan bagian atas dan bawah lapisan yang terdeportasi.
c. Menentukan paleogeografi dan arus purba suatu daerah.
1. Struktur erosi : merupakan struktur yang terbentuk akibat oleh erosi aliran fluida
dan aliran sedimen sebelum pengendapan diatas bidang lapisan. Jenis struktur
erosi antara lain sole mark (flute cast, groove cast) dan channels and scours.
a. Sole Mark : Struktur sedimen yang terdapat pada bagian atas atau dasar suatu
lapisan (Boggs, 1992) Berbentuk cetakan positif pada batu pasir atau yang
lebih kasaryang menindih batuan yang lebih halus. Sole mark ini biasanya
ditemui pada batuan sedimen yang telah mengalami pembalikan Gambar 1 :
Sole mark yang mengalami pembalikan
4
b. Flute cast : berbentuk seperti sole mark yang ujungnya seperti jilatan api.
Biasanya ditemukan pada batupasir turbidit (Tucker,1991)
c. Groove cast : tampak sebagai tonjolan rektilinier, membundar hingga
berpuncak tajam, serta terletak pada bidang perlapisan bawah batupasir.
Sebagian groove cast berkelompok dan memperlihatkan adanya himpunan
tonjolan dan lekukan yang dapat dipandang sebagai groove cast orde-2.
Sebagian himpunan groove cast orde-2 itu memperlihatkan pola divergen dan
tersebar secara simetris di kedua sisi groove cast utama. Struktur itu
diperkirakan terbentuk akibat terjadinya pengisian lekukan-lekukan yang
terbentuk pada lumpur keras oleh berbagai benda yang bergerak. Struktur
seperti itu disebut juga struktur seretan (Kuenen, 1957).
Groove cast umumnya muncul berkelompok. Lebih dari satu himpunan groove cast
biasanya terlihat pada bidang yang sama, dimana himpunan kedua memotong
himpunan pertama dengan sudut pemotongan yang lancip. Sebagian himpunan
groove cast biasanya terhapuskan oleh himpunan groove cast kedua. Dalam satu
himpunan groove cast, hanya akan ada sedikit bahkan mungkin tidak ada deviasi
azimuth. Groove cast jarang muncul secara bersama-sama dengan flute cast; kedua
struktur itu agaknya bersifat ekslusif satu terhadap yang lain. Individu-individu
groove cast memperlihatkan relief hanya sekitar 1 atau 2 mm, sangat lurus, dan dalam
kebanyakan singkapan tidak memperlihatkan titik awal maupun titik akhir.
Asal-usul groove cast telah menjadi teka-teki selama beberapa lama. Groove cast
merupakan struktur yang dihasilkan oleh arus. Orientasi groove cast berkorelasi
5
sangat baik dengan arah arus sebagaimana yang diindikasikan oleh struktur lain.
Selain itu, bukti bahwa groove cast merupakan suatu tool mark terbukti dari fakta
yang sangat jarang ditemukan, yaitu adanya partikel pasir atau fragmen rangka
binatang pada ujung hilir dari groove cast. Walau demikian, detil-detil dinamika
pembentukan groove cast masih belum jelas. Sebagian besar benda yang diangkut
oleh arus bergerak dengan cara menggelundung atau melonjak-lonjak, sebagaimana
yang diindikasikan oleh berbagai tipe jejak tumbukan. Pembentukan groovecast, di
lain pihak, memerlukan adanya kontak menerus antara “alat” dengan dasar, bahkan
memerlukan adanya tekanan. Selain itu, sebagaimana diindikasikan oleh groove
berornamen,―alat‖ itu tidak melakukan pergerakan rotasional. Eddy menghasilkan
flute, bukan groove. Dengan demikian, mekanisme pembentukan groove belum
dipahami sepenuhnya.
Karena sering ditemukan, groove merupakan salah satu indikator arus purba yang
sangat bermanfaat. Walau demikian, groove hendaknya digunakan bersama-sama
dengan struktur lain, groove hanya memberikan informasi mengenai azimuth, namun
tidak memberikan informasi mengenai arah aliran.
6
a. Perlapisan dan laminasi: berdasarkan hokum horizontalitas, sedimen
diendapkan secara horizontal danmembentuk lapisan-lapisan karena adanya
perbedaan litologi. Struktur ini merupakan penciri dasar batuan sedimen.
Perlapisan adalah lapisan sedimen yang ketebalannya diatas 1cm, sedangkan
yang kurang dari 1cm adalah laminasi. Kumpulan lapisan datar yang
mempunyai kesamaan karakteristik disebut bedsets. Bedsets ada 2
yaitu planar bedsets dan composite bedsets.
Struktur ini terbentuk setelah pengendapan terjadi, hasil dari proses deformasi
sebelum terjadi pembatuan secara sempurna. Struktur yang terbentuk antara lain
yaitu : slide and slump, convolute bedding, load cast, stylolite, sandstone dykes, dish
and pillar dan sheet dewatering.
a. Slide and slump: gerakan massa diatas bidang gelincir disepanjang lereng yang
menimbulkan sedikit deformasi pada tubuh sedimennya (Tucker, 1991).
Lipatan, sesar naik dan breksiasi secara keseluruhan dapat terjadi pada proses
7
slump. Slide akan menghasilkan lipatan synsedimentary (potter and Pettijohn,
1977). Gerakan slump akan menghasilkan lipatan dan patahan.
Lipatan yang bentuknya tidak teratur dan menyebar ke segala arah disebut convolute.
Struktur ini hanya terletak di atas bidang perlapisan (Tucker,1991). Genesanya belum
dapat dipastikan, namun kemungkinan terjadi akibat perbedaan aliran secara vertical
dan lateral. lipatan menghasilkan antiklin dan sinklin, biasanya antiklin dimanfaatkan
untuk mendeteksi prospek hidrokarbon.
b. Load cast: struktur sole mark yang terjadi akibat pembebanan dan perbedaan
antara densitas yang kontras. Biasanya terjadi pada batupasir yang
dibawahnya adalah batulumpur. Batu pasir sebagian akan menyusup ke dalam
batulumpur akibat pembebanan.
c. Dish and pillar : struktur sedimen yang sering dijumpai secara bersama-sama.
Dish (mangkok) terlihat seperti laminasi tipis dan cekung bila dilihat secara
vertical. Pillar hamper sama dengan dish, namun struktur ini memotong
lapisan batupasir secara vertikal (Boggs,1992). Terbentuk akibat lepasnya air
dari tubuh batuan akibat pengendapan yang cepat.
4. Struktur biogenik
8
c. Aspek cara hidup-lingkungan : berdasarkan cara hidup (cubichnia, repichnia,
dll) Fosil selain dapat menunjukkan lingkungan pengendapan ternyata dapat
dipakai untuk mengetahui sedimentasi apakah berlanjut atau tidak. Fosil juga
dapat mendokumentasikan perilaku makhluk hidup yang telah punah dan juga
organism yang tidak mempunyai bagian tubuh yang keras. Selain itu dapat
menunjukkan penunjuk arah atas suatu lapisan.
Ripple dan dune merupakan kenampakan undulasi pada pasir kasar-sedang. Biasanya
dihasilkan oleh arah angin/air yang tidak searah. Ripple memiliki panjang kurang dari
50cm dan tingginya 0,5 – 3 cm, sedangkan dune lebih dari itu (Collinson and
Thompson, 1982).
Ada dua kelompok cara mekanisme transportasi sedimen dari batuan induknya ke
tempat pengendapannya, yakni supensi (suspendedload) dan bedload tranport.
Berikut ini akan diterangkan keduanya, yaitu:
Suspensi
9
Dalam teori segala ukuran butir sedimen dapat dibawa dalam suspensi, jika arus
cukup kuat. Dalam kenyataannya yang terjadi di alam hanya material halus saja yang
dapat diangkut suspensi. Sifat sedimen dari hasil pengendapan suspensi ini adalah
mengandung prosentase masa dasar yang tinggi sehingga butiran tampak
mengambang dalam masa dasar dan umumnya disertai memilahan butir yang buruk.
Ciri yang lain dari jenis ini adalah butir sedimen yang diangkut tidak pernah
menyentuh dasar aliran.
Bedload transport
Arus traksi adalah arus suatu media yang membawa sedimen yang berada didasar.
Pada umumnya gravitasi lebih berpengaruh dari pada yang lainya seperti pasang-
surut air laut atau angin. Sifat-sifat dari sedimen yang dihasilkan oleh arus traksi ini
umumnya berupa pasir yang berstruktur silang siur yaitu:
1. pemilahan baik
3. Ada perubahan besar butir mengecil ke atas (fining upward) atau ke bawah
(coarsening upward) tetapi bukan perlapisan bersusun (graded bedding).
Sistem arus yang pekat dihasilkan dari kombinasi antara suspensi dan arus traksi.
Sistem arus ini biasanya menghasilkan suatu endapan campuran antara pasir, lanau,
dan lempung dengan struktur silang-siur dan perlapisan bersusun. Arus pekat
(density) disebabkan karena perbedaan kepekatan (density) media. Ini disebabkan
karena perlapisan panas, turbiditi dan terdapat perbedaan kadar garam. Karena
gravitasi, maka media yang lebih pekat akan bergerak mengalir di bawah media yang
lebih encer. Dalam geologi, turbiditi merupakan aliran arus pekat di dalam cairan.
Sedangkan arus yang sama di dalam udara dikenal dengan nuees ardentes (wedus
gembel) suatu endapan gas yang keluar dari gunungapi. Endapan suspensi pada
umumnya berbutir halus seperti lanau dan lempung yang dihembuskan angin atau
10
endapan lempung pelagik pada laut dalam. Selley (1988) membuat hubungan
antara proses sedimentasi dan jenis endapan yang dihasilkan.
Kenyataan di alam, transport dan pengendapan sedimen tidak hanya dikuasai oleh
mekanisme tertentu saja, contohnya yaitu arus pekat saja atau arus traksi saja, tetapi
lebih sering merupakan gabungan berbagai mekanisme. Dalam berbagai hal,
merupakan gabungan antara mekanik dan kimiawi. Beberapa sistem seperti itu yaitu:
Setiap jenis struktur sedimen terbentuk karena pengaruh dari dalam dan luar
tersendiri. Sehingga untuk mengetahui data di lapangan dibutuhkan cara tersendiri.
Berikut ini adalah beberapa contoh pemerian struktur sedimen di lapangan.
Perlapisan
Amati besar butir, ketebalan, hadir tidaknya lineasi arus primer dan lineasi sebagian
(upper flow regime), kehadiran perarian lempung atau lanau (lower flow regime).
Catat apabila ada perubahan ke struktur sedimen yang lain, dan catat juga arah arus
primer.
Silang siur
Mengukur ukuran butir, arah dan kemiringan silang siur, arah dan kemiringan
perlapisan, ketebalan, jika pada bidang datar catat arah bidang bagi mangkok dan
arah gerakannya, keadaan sentuhan alas dari foreset strata, keadaan permukaan
bagian bawah, gambaran interfal dari cross-strata (ketebalan, permukaan aktif
kembali, slumped forset ,clay, bersusun, regressive riples atau carbonaceous drapes
dll.); keadaan dan ketebalan coset, peralihan ke struktur sedimen lain.
Ripple bedding
Mengukur ketebalan set dan coset, ukur tinggi, arah dan kemiringan cross-beds dan
panjang gelombang kalau terekam ripple bedform; kalau dalam bidang datar catat
bentuk ripplenya, curvative, panjang crest, bifurcation dll.; mengukur parameter yang
11
berbeda seperti bentuk simetri, planed ripple, flaser-bedding, tulang ikan, ladder
ripple dll.
Pemilihan pertama, beberapa jenis struktur sedimen tidak menunjukan arah arus
yang sebenarnya. Silang-siur (foresets) sering membuat sudut atau bahkan tegak
lurus dengan arus sebenarnya, bahkan antidune dapat memberikan gambaran yang
terbalik dengan arus sebenarnya. Sebelum diukur, struktur sedimen harus
diperhatikan dengan saksama di lapangan untuk diketahui jenis dan penyebabnya.
Sedangkan pemilahan terakhir dimaksudkan pembototan pada setiap jenis struktur
sedimen. Silang siur dapat memberikan gambaran arus lokal dibandingkan dengan
dune yang regional. Akan tetapi dune lebih lokal dibandingkan struktur alur sungai
(channel).
12