Anda di halaman 1dari 117

FREE

EDISI 30/2010

EDISI XXX / 2010 1


www.thelightmagz.com
THEEDITORIAL THEEDITORIAL

REFLEKSI Sebelumnya, perkenankan kami mengucapkan,”Selamat menunaikan ibadah


puasa Ramadhan” bagi umat yang menjalankannya. Semoga bulan refleksi ini
membawa kedamaian bagi semesta alam.

Telah satu bulan lebih berjalan, The Light dan berbagai pihak yang peduli, perorangan maupun institusi, mengawal pelatihan intensif tujuh
orang anak muda yang merupakan ‘finalis’ Indonesia’s Next Top Photographer 2010. Untuk itu mereka menjalani kompetisi yang tentu saja
tidak mudah. Sampai saat mereka menjadi ‘setengah pemenang’ dalam tujuh besar, mereka tetap berkompetisi. Kompetisi untuk memper-
juangkan takdir mereka sendiri. Bulan pertama dari enam bulan yang direncanakan adalah ‘bulan refleksi’. Bagaimana tidak, jika mereka harus
kembali berkutat dengan hal-hal yang fundamental, mulai dari soal-soal menulis, melatih kepekaan, mempertanyakan terus menerus ideologi
yang telah dianut selama ini, teknik dasar, dan kreasi. Mereka menjalani refleksi dengan ‘rekreasi’, berkreasi kembali. Situasi yang menguras
COVER BY:
stamina, pikiran dan emosi tak pelak harus mereka hadapi, berkejaran dengan motifasi yang terus menerus berkejaran dengan rasa bosan
NICOLAS EVARISTE dan mungkin saja frustrasi ketika apa yang mereka kerjakan tak sesuai dengan yang diangankan. Mereka mengalami situasi ‘absurd’ terus
menerus. Rata-rata mereka adalah sarjana dan calon sarjana yang telah menjalani pembelajaran memotret selama bertahun-tahun. Bayang-
kan ketika harus memulai kembali dari awal, meskipun itu bukanlah sembarang awal. Mengawali kembali sebagai manusia berkesadaran
yang memperjuangkan Ada-nya bersama segenap totalitas yang tak terhindarkan.

Goethe, sastrawan besar Jerman, pernah mengatakan,”Setiap pengarang selalu memunculkan diri di dalam karyanya, meskipun itu berlawa-
PT Imajinasia Indonesia, nan dengan kehendaknya sendiri.” Fotografer adalah pengarang karena fotograf juga merupakan teks yang mengungkap, menyampaikan,
www.thelightmagz.com menuturkan. Kita akan bersama-sama melihat kepribadian seorang Nicolas Everiste dari karya-karya yang dibuatnya. Ia sendiri mengungkap-
PEMIMPIN PERUSAHAAN: kan, ”Photographs reflect the photographer, so photography is inspired by everything which is impress the photo¬grapher.” Fotografer muda
Ignatius Untung, yang juga kami tampilkan di edisi lalu, Diego Verges, menampilkan kepedulian kepada kondisi tempatnya menangkap peristiwa, dimana
PEMIMPIN REDAKSI: Ia jatuh cinta dengan Afrika, seolah mengigatkan kita dengan ‘amunisi dasar’ seorang kreator, yaitu kecintaan yang hasilnya adalah suatu
Siddhartha Sutrisno, penjelmaan, refleksi. Lukman S. Bintoro, yang mewakili fotografer negeri sendiri memberikan contoh-contoh totalitas, semisal memotret yang
KONTRIBUTOR: tak hanya menunggu penugasan, memotret sampai berdarah-darah dalam arti yang sesungguhnya, memotret dengan segenap resiko yang
Lukman S Bintoro, Diego Verges, tak terhidarkan. Tetapi itu adalah sebuah cara disamping banyak cara lain untuk berbicara di pentas dunia. Bagimana Lukman bekerja dalam
Nicolas Evariste, menghasilkan fotograf adalah refleksi keyakinannya.
Siddhartha Sutrisno,
Ignatius Untung Akhirnya, kita maklum bahwa fotografi adalah dunia ‘tampak’. Hal yang menuntut untuk dilihat bahkan sampai kepada siapa-siapa dibalik
penciptaan fotograf. Tak ada ‘tempat untuk sembunyi’ dalam fotografi maupun dari fotografi. Fotografi adalah alam refleksi, eksistensi ada di
WEBMASTER:
sana.
Gatot Suryanto
LAYOUT & GRAPHIC: Selamat berefleksi,
Imagine Asia Indonesia Siddhartha Sutrisno

“Hak cipta semua foto dalam majalah ini milik fotografer yang bersangkutan dan pihak-pihak yang terlibat dalam pembuatannya, serta dilindungi oleh Undang-undang. Penggunaan foto-foto dalam
majalah ini sudah seijin fotografernya. Dilarang menggunakan foto dalam majalah ini dalam bentuk / keperluan apapun tanpa ijin tertulis pemiliknya.”

2 EDISI XXX / 2010 EDISI XXX / 2010 3


WHERETOFIND WHERETOFIND

4 EDISI XXX / 2010 EDISI XXX / 2010 5


JOURNALISMPHOTOGRAPHY JOURNALISMPHOTOGRAPHY

LUKMAN S. BINTORO,
A FAMILY MAN JOURNALIST
Dari sekian banyak foto jurnalist yang kami temui, kami menemui seorang
Lukman S Bintoro yang memiliki pandangan kehidupan yang cukup berbeda.
Dengan alasan betapa ia ingin bisa
Kira-kira seten-
Lukman yang besar di Malang sedikit berbeda dengan kebanyakan foto jurnal-
melihat pertumbuhan dan aktifitas
sehari-hari anaknya ini pun memutus- gah jam setelah
ist dan fotografer apapun yang kebanyakan begitu mencintai pekerjaannya dan kan untuk tetap di jalur freelance, di ledakan saya
terkesan sedikit “mengalahkan” keluarga demi pekerjaan. Namun Lukman malah samping masih dipercaya oleh News
sampai di sana.
Semua ruko dan
sebaliknya. Limited untuk melakukan pemotretan
di Indonesia atas nama mereka.
Lukman mulai menekuni fotografi ketika aktif di komunitas fotografi jurusan di kios sepanjang
Universitas Muhammadiah Malang. Sejak kuliah Lukman memang sudah memen- Berbicara mengenai kualitas dan pelu- Legian beran-
dam keinginan untuk bisa bekerja di Bali. Oleh karena itu ketika tawaran untuk
bekerja sebagai foto jurnalist di Bali tiba pada tahun 2000, ia pun menerimanya,
ang foto jurnalist Bali, Lukman melihat
takan. Peca-
walaupun tawaran datang bukan dari media yang cukup besar. “Pertimbangan
potensi dan peluang yang sangat
besar. “Bali adalah kota internasional, han kaca ber-
utama kenapa saya menerimanya adalah karena faktor Bali nya. Saya nggak be- jadi peluangnya terbuka lebar. Tidak ceceran, jalanan
gitu permasalahkan apa medianya.” Ungkapnya. harus melulu ke Jakarta, tapi bisa ke
gelap karena
Namun sejak 2002 ia sudah mulai menerima assignment dari sebuah media di
mana saja kiblatnya.” Tegasnya. Namun
dibandingkan dengan foto jurnalis luar listrik dipadam-
Australia. Kekonsistenan assignment ini pulalah yang mendorongnya untuk negeri, Lukman berpendapat bahwa kan. Jalanan ba-
mengundurkan diri dari kantor tempatnya bekerja pada tahun 2004. “Saya resign fotografer Indonesia masih tertinggal sah oleh pipa air
karena ingin lebih maju lagi. Mau cari tantangan yang lebih besar lagi.” Ungkap-
nya. Namun semenjak itu Lukman malah secara konsisten memotret untuk News
dalam hal pendidikan. “Mereka sudah
punya pendidikan foto jurnalisme, se-
yang bocor.
Limited, Australia tersebut. “Saya mengapresiasi benar kebaikan mereka. Saya mentara kita belum. Jadi mereka lebih
banyak dikasih kerjaan oleh mereka, dan bahkan saya mungkin satu-satunya foto- punya pengetahuan yang sistematis.”
grafer freelance yang bisa kerja tanpa assignment. Jadi saya yang mengajukan Ungkapnya. “Tapi jangan salah, di luar
assignmentnya.” Sambungnya. negeri itu sulit sekali mau motret. Mau

6 EDISI XXX / 2010 EDISI XXX / 2010 7


JOURNALISMPHOTOGRAPHY JOURNALISMPHOTOGRAPHY

8 EDISI XXX / 2010 EDISI XXX / 2010 9


JOURNALISMPHOTOGRAPHY JOURNALISMPHOTOGRAPHY

10 EDISI XXX / 2010 EDISI XXX / 2010 11


JOURNALISMPHOTOGRAPHY JOURNALISMPHOTOGRAPHY

12 EDISI XXX / 2010 EDISI XXX / 2010 13


JOURNALISMPHOTOGRAPHY JOURNALISMPHOTOGRAPHY

14 EDISI XXX / 2010 EDISI XXX / 2010 15


JOURNALISMPHOTOGRAPHY JOURNALISMPHOTOGRAPHY

motret apa-apa harus ijin. Kalau di


Indonesia semua yang ada di public
area boleh difoto. Dan itu membuat
teman-teman yang dari luar negeri iri.
Mereka bilang “this is the real democ-
racy.” Sambungnya.

Berdomisili dan bekerja di Bali selama Sampai di lo-


beberapa tahun telah memberikan kasi saya kaget.
banyak pengalaman berharga buatnya. Belum pernah
“Salah satu pengalaman yang paling
mengalami
kejadian sep-
berkesan adalah waktu meliput bom
bali pertama. Waktu itu saya ada di
rumah. Kebetulan istri saya sakit. Tiba- erti itu. Mayat
tiba saya dengar ledakan keras, dan
bergelimpan-
insting jurnalis saya jalan. Saya bilang
ke teman saya, pasti sebentar lagi ada gan di mana-
telepon masuk. Karena ledakan yang mana. Bagian-
begitu keras itu. Dan benar saja, be- bagian tubuh
berapa menit kemudian saya ditelepon
terpisah dan
tercecer di ma-
diberi tahu bahwa ada bom meledak di
legian. Saya pun segera meluncur. Kira-
kira setengah jam setelah ledakan saya
sampai di sana. Semua ruko dan kios
na-mana.”
sepanjang Legian berantakan. Pecahan
kaca berceceran, jalanan gelap karena
listrik dipadamkan. Jalanan basah oleh
pipa air yang bocor. Saya berlari ke
tempat kejadian karena motor saya
nggak bisa masuk sampai sana. Hanya
beralaskan sandal jepit. Sampai di loka-
si saya kaget. Belum pernah mengalami
kejadian seperti itu. Mayat bergelim-

16 EDISI XXX / 2010 EDISI XXX / 2010 17


JOURNALISMPHOTOGRAPHY JOURNALISMPHOTOGRAPHY

18 EDISI XXX / 2010 EDISI XXX / 2010 19


JOURNALISMPHOTOGRAPHY JOURNALISMPHOTOGRAPHY

20 EDISI XXX / 2010 EDISI XXX / 2010 21


JOURNALISMPHOTOGRAPHY JOURNALISMPHOTOGRAPHY

22 EDISI XXX / 2010 EDISI XXX / 2010 23


JOURNALISMPHOTOGRAPHY JOURNALISMPHOTOGRAPHY

24 EDISI XXX / 2010 EDISI XXX / 2010 25


JOURNALISMPHOTOGRAPHY JOURNALISMPHOTOGRAPHY

26 EDISI XXX / 2010 EDISI XXX / 2010 27


JOURNALISMPHOTOGRAPHY JOURNALISMPHOTOGRAPHY

“...Dimana- “...dengan latar


pangan di mana-mana. Bagian-bagian saat bekerja.” Ungkapnya. Lukman

belakangnya
tubuh terpisah dan tercecer di mana- mengakui liputan di tempat-tempat

pun mana.” Kenangnya. “saat itu polisi


panik, chaos, seolah-olah tidak bisa
atau kejadian-kejadian semacam itu
memang seolah-olah menjadi idaman sebagai orang
berada berbuat apa-apa. Untung ada seorang jurnalis karena bisa mendapatkan gam- yang begitu
berhati-hati ter-
saya selalu
bapak yang memiliki kelompok penga- bar yang dramatis. Namun tetap ada
jian di dekat kuta segera mengerahkan pos-pos yang walaupun nggak begitu
hadap virus, na-
mencium mun hari itu ia
anak didiknya untuk membantu polisi. menarik namun tetap harus dilalui.
Dan bahkan bapak ini yang mengkoor- “Jadi seorang jurnalis belum lengkap
memotret kan-
bau dinir segalanya karena saat itu polisi rasanya kalau belum merasakan semua
dang ayam di
mayat.”
benar-benar panik.” Sambungnya. pos.” tegasnya.
mana ada ayam
“Ketika pulang, saya baru sadar bahwa Dengan tingkat persaingan yang sema- mati di dalam-
telapak kaki saya penuh tertusuk peca- kin ketat di antara sesama foto jurnalis, nya. Ia mere-
han kaca yang berserakan di sepan- terkadang foto jurnalis melakukan
bahkan diri di
jang jalan. Selama beberapa minggu kecurangan dengan merekayasa data
kolong kandang
saya bolak balik dari lokasi kejadian atau juga melakukan setting pada saat
ayam di mana
banyak kotoran
dan rumah sakit.” Ujarnya. “Dan selama pengambilan gambar. “Harus diingat
kurang lebih 1 bulan saya trauma. Di- bahwa kita adalah saksi peristiwa.
manapun berada saya selalu mencium Tugas kita adalah menyuguhkan untuk ayam yang
bau mayat.” Lanjutnya. orang lain yang tidak ada di lokasi ke- menjadi pe-
jadian. Sehingga sebisa mungkin tidak nyebar virus flu
Meliput peristiwa-peristiwa tragedy ada rekayasa.” Tegasnya.
burung dan ia
memang bisa membawa seorang
pun seolah-olah
foto jurnalist menjadi terbawa emosi, Ditanya mengenai kekurangan yang
lupa bahwa ia
takut pada virus
ikut menangis, sedih, shock. Lukman sering ditemui pada fotografer-foto-
sendiri melihat hal tersebut sebagai grafer muda, Lukman menyebut sikap
satu kelebihan. “ada orang-orang yang instan sebagai hal yang utama. “jadi itu. Ia memotret
bisa ikut nangis ketika melihat bencana fotografer kok kayaknya gampang dengan total,
dan mungkin itu bisa dikatakan kele- banget saat ini. Jam terbang masih walaupun se-
bihan karena bisa ikut merasakan, tapi pendek, teknis aja belum beres sudah
benarnya ia ta-
sebagai jurnalis pada level tertentu
harus bisa memisahkan emosi pada
mengklaim diri fotografer. Padahal har-
usnya teknis diberesin terlebih dahulu.
kut. “
28 EDISI XXX / 2010 EDISI XXX / 2010 29
JOURNALISMPHOTOGRAPHY JOURNALISMPHOTOGRAPHY

30 EDISI XXX / 2010 EDISI XXX / 2010 31


JOURNALISMPHOTOGRAPHY JOURNALISMPHOTOGRAPHY

32 EDISI XXX / 2010 EDISI XXX / 2010 33


JOURNALISMPHOTOGRAPHY JOURNALISMPHOTOGRAPHY

34 EDISI XXX / 2010 EDISI XXX / 2010 35


JOURNALISMPHOTOGRAPHY JOURNALISMPHOTOGRAPHY

Begitu juga disiplin.” Tegasnya. “Foto


jurnalis berbeda dengan wartawan tu-
lis. Wartawan tulis bisa datang ke lokasi
terlambat dan masih dapat cerita yang
sama karena bekerja dengan mengin-

“jadi foto-
terview. Tapi foto jurnalis ketika datang
terlambat maka nggak dapat apa-apa.
Makanya kalau belum bisa bangun
pagi, jangan jadi foto jurnalist dulu.” grafer kok
Lanjutnya.
kayaknya
Faktor kedua yang dianggap Lukman
gampang
banget
kurang ideal dari para fotografer muda
adalah sikap mental. “Di jurnalis semua
aturannya sudah jelas, ratenya juga
jelas. Jadi nggak perlu baru mulai udah saat ini.
minta harga tinggi. Kalau kerjaannya
Jam ter-
bang
beres, bagus, otomatis kredibilitas
juga naik dan harga akan mengikuti.
Kalau sudah bagus, jam terbang sudah
cukup otomatis harga naik kok.” Ung- masih
kapnya.
pendek,
Faktor terakhir yang juga tidak kalah
teknis aja
belum
pentingnya adalah kemampuan meng-
konsep. “Karena sifat maunya instan itu
banyak fotografer yang nggak punya
kemampuan konsepting yang baik. beres su-
Akhirnya fotonya hanya jadi foto do-
dah meng-
klaim diri
kumentasi. Dingin nggak ada rasanya.”
Tegasnya lagi.
Lukman percaya, walau bagaimana-
pun jam terbang mempengaruhi fotografer.”
36 EDISI XXX / 2010 EDISI XXX / 2010 37
JOURNALISMPHOTOGRAPHY JOURNALISMPHOTOGRAPHY

38 EDISI XXX / 2010 EDISI XXX / 2010 39


JOURNALISMPHOTOGRAPHY JOURNALISMPHOTOGRAPHY

40 EDISI XXX / 2010 EDISI XXX / 2010 41


JOURNALISMPHOTOGRAPHY JOURNALISMPHOTOGRAPHY

42 EDISI XXX / 2010 EDISI XXX / 2010 43


JOURNALISMPHOTOGRAPHY JOURNALISMPHOTOGRAPHY

baju sederhana yang baru dibeli.”


Lanjutnya. “Yang mengejutkan adalah
dengan latar belakangnya sebagai
orang yang begitu berhati-hati terha-
dap virus, namun hari itu ia memotret
kandang ayam di mana ada ayam mati
di dalamnya. Ia merebahkan diri di
kolong kandang ayam di mana banyak
kotoran ayam yang menjadi penyebar
sikap mental. Jadi tidak perlu terburu- virus flu burung dan ia pun seolah-olah
buru. Ia pun menceritakan bagaimana lupa bahwa ia takut pada virus itu. Ia
seorang sahabatnya melakukan pe- memotret dengan total, walaupun
kerjaan secara total. “ia adalah seorang sebenarnya ia takut. Totalitas itu yang
yang sangat takut pada virus. Ia pindah belum dimiliki yang muda-muda.”
dari hongkong ke Bali karena SARS. Lanjutnya lagi. Lukman berharap totali-
Dan waktu ada flu burung, ia terlihat tas sahabatnya itu dalam melakukan
over protektif. Ia selalu menggunakan pekerjaan bisa menjadi inspirasi bagi
masker kemanapun ia pergi, dan mask- kita semua.
er itu juga hanya digunakan selama
beberapa jam untuk kemudian diganti
yang baru, dan yang lama dibakar. Ia
selalu bilang bahwa kita tidak perlu sok
jago pada hal semacam virus ini karena
virus tidak terlihat.” Kenangnya. “Suatu
hari, ia mengajak saya memotret. Di
perjalanan ia meminta supirnya untuk
membeli sarung tangan, celana dan
baju sederhana untuk kami berdua.
Setelah semuanya di dapat kami pun
melanjutkan perjalanan. Dan ternyata
kami pergi ke sebuah peternakan ayam
yang terserang virus flu burung. Ia
mengajak saya berganti baju dengan

44 EDISI XXX / 2010 EDISI XXX / 2010 45


JOURNALISMPHOTOGRAPHY JOURNALISMPHOTOGRAPHY

46 EDISI XXX / 2010 EDISI XXX / 2010 47


JOURNALISMPHOTOGRAPHY JOURNALISMPHOTOGRAPHY

48 EDISI XXX / 2010 EDISI XXX / 2010 49


JOURNALISMPHOTOGRAPHY JOURNALISMPHOTOGRAPHY

50 EDISI XXX / 2010 EDISI XXX / 2010 51


JOURNALISMPHOTOGRAPHY JOURNALISMPHOTOGRAPHY

52 EDISI XXX / 2010 EDISI XXX / 2010 53


LIPUTANUTAMA THEADVERTORIAL

MENCARI
PENDIDIKAN
FOTOGRAFI
IDEAL
Industri fotografi sedang mengalami booming di Indonesia. Hal in terlihat dari
meningkat pesatnya peminat fotografi di Indonesia. Di sebagian besar tempat
wisata dengan mudah kita temui turis-turis yang mengalungkan kamera DLSR
yang dulu hanya dimiliki oleh kaum semi pro dan professional.

Namun berbicara mengenai kualitas fotografi, sudah menjadi rahasia umum


bahwa masih sedikit peminat fotografi Indonesia yang bisa dikatakan “melek
visual”. Kemalasan untuk belajar menjadi salah satu penyebab utamanya. Sedikit
sekali pelaku fotografi yang membaca manual book sebelum mulai mengopera-
sikan kamera. Akibatnya walaupun kamera yang digunakan memiliki fitur yang
kaya, namun tetap saja pengoperasian dan kualitas foto yang dihasilkan masih
biasa-biasa saja.

Untuk meningkatkan kemampuan berfotografi, para pelaku fotografi pun tidak


segan-segan mengambil “jalan pintas” dengan mengikuti kursus fotografi. Dan
karena tujuannya adalah ingin belajar dengan instan, maka kursus-kursus foto-
grafi yang ada pun sebagian besar berorientasi pada teknis semata. Memang
betul teknis adalah hal mendasar yang menjadi syarat untuk menjadi seorang

54 EDISI XXX / 2010 EDISI XXX / 2010 55


THEADVERTORIAL THEADVERTORIAL

fotografer yang komplit. Namun say- ilmunya. Sementara di Indonesia,


angnya teknis tidak membuat seorang porsi besar pendidikan fotorgafi justru
fotografer menjadi fotografer yang ber- dilakukan oleh mereka yang belum ter-
beda. Karena setiap orang bisa belajar bukti “berhasil” dalam bidang fotografi
teknis yang sama. atau mereka yang justru “sudah tidak
terpakai” jasanya di bidang fotografi.
Untuk menjadi fotografer yang me- Layaknya sebuah ilmu yang mem- Akibatnya, ilmu yang diberikan adalah
miliki gaya sendiri yang baik, selain butuhkan praktek dan latihan yang ilmu yang belum teruji yang berasal
aspek teknis, aspek artistic juga sangat intens, fotografi akan lebih baik dipe- dari akademisi sejati, atau justru ilmu
memegang peranan. Sisi artistic selalu lajari ketika sebagian besar ilmu yang yang kadaluwarsa dari mantan praktisi.
menjadi pembeda kualitas dari tiap diajarkan berasal dari teori yang telah
foto. Bahkan fotografer yang memiliki dibuktikan melalui pengalaman pribadi Sepertinya bisnis pendidikan fotografi
penguasaan teknis yang sama pun bisa sang pengajar dalam praktek bisnis memang menggiurkan. Cukup meng-
menghasilkan foto yang kualitasnya fotografinya yang masih dijalankannya giurkan sehingga banyak yang lebih
jauh berbeda. sehari-hari. Tapi lagi-lagi, hal ini meng- tertarik membuka sekolah daripada
hadapi kendala karena tidak banyak berjuang keras untuk eksis di dunia
digital imaging, minatur, set up, CGI
Amat disayangkan masih minimnya praktisi fotografi yang masih produktif fotografi. Sah-sah saja, asal disertai
dan bisnis menjadi sesuatu yang pent-
lembaga pendidikan yang memberi- yang mau dan bisa menyempatkan diri tanggung jawab yang baik. Sayangnya
ing agar sebagai fotografer kita bisa
kan porsi yang cukup untuk aspek untuk berbagi ilmu dan pengalaman (lagi-lagi sayang), institusi pendidikan
mertindak layaknya seorang direc-
artistic. Kursus, workshop, seminar dan praktisnya kepada para pencari ilmu. Ti- fotografi hanya focus pada masalah
tor yang menguasai dan mengontrol
event-event pendidikan sejenis selalu dak heran jauh lebih banyak fotografer
semua instrumen yang ada. Dan untuk
dijejali dengan hal-hal berbau teknis, yang menghasilkan uang lebih ban-
memiliki kurikulum yang holistic
seolah-olah fotografer adalah mesin yak dari mengajar dan membawakan
seperti itu dibutuhkan network yang
yang hanya dikendalikan oleh teknis. workshop ketimbang dari jasa fotografi
kuat, eksis dan produktif. Sayangnya
yang ia tawarkannya. Akhirnya regen-
memang bangsa ini terjebak dengan
Faktor lain dalam mempelajari fotografi erasi yang terjadi adalah regenerasi
pengkotak-kotakan sejak awal. Bahwa
adalah wawasan yang luas mengenai pembelajaran fotografi, bukan regen-
fotografer ya hanya bergaul dan saling
bidang-bidang yang terkait dengan erasi praktisi fotografi. Untuk hal ini
tukar info dengan sesama fotografer
fotografi baik artistic, teknis maupun Indonesia masih tertinggal jauh dari
membuat hampir semua fotografer
sisi lain dari keduanya. Wawasan seni, Negara-negara barat termasuk Amerika
tidak memiliki network dan wawasan
wawasan mengenai make up, fash- Serikat di mana praktisi-praktisi kelas
yang kuat dengan bidang-bidang yang
ion styling, food styling, sensitivitas, satu masih selalu menyempatkan diri
terkait.
konsep, kreatifitas, digital workspace, untuk mengajar dan membagikan

56 EDISI XXX / 2010 EDISI XXX / 2010 57


THEADVERTORIAL PORTRAITURE&TRAVELPHOTOGRAPHY

AU GABON
bagaimana mencari sebanyak-ban- focus kepada bagaimana menghasil-
yaknya murid ketimbang focus pada kan sebaik-baiknya lulusan ketimbang
masalah bagaimana menghasilkan bagaimana mencari sebanyak-ban-
sebagus-bagusnya lulusan. Rencana yaknya murid. Institusi pendidikan
pendidikan yang telah disusun di- yang lebih fleksibel terhadap waktu
BY DIEGO VERGES
dasarkan pada batasan waktu yang pembelajaran sehingga mau mem-
telah disepakati dari awal, tanpa peduli berikan tambahan waktu belajar bagi
apakah sang murid sudah mengerti murid ketika mereka belum menguasai This was my first photography series, I did it in the summer of 2008. It was the first
atau belum. Ketika jumlah pertemuan materi dengan cukup baik. Dan yang time I traveled for a long period to a new country and it was going to be the first
sudah tercapai, maka kelas selesai dan tidak kalah menariknya adalah terse- trip using a digital camera which I bought 2 years before in the winter of 2006. I
peserta dianggap sudah mengerti. dianya personal tutor bagi tiap murid used to like photography and I learned with analog, but when I got the first digital
yang akan memantau perkembangan I really strated to learn, becuse I could make all kind of experiments without
Namun di tengah kondisi yang begitu dan memberikan asistensi kepada spending money in film and developing....great!
memprihatinkan, kita semua diberi- murid secara personal. Treatment pri-
kan secercah harapan akan hadirnya vate learning yang dipadukan dengan After finishing my Audiovisual Communication degree in 2007 I started to work in
sebuah institusi pendidikan yang system kursus. a photography and video studio, taking care of everything there. After 9 months I
mampu menutup semua kelemahan got really tired of going every day to the same job, same way, same people, same
yang sudah diungkapkan di atas. Tersedia program: Hobby, Profesional, business...at that point my friend Pablo Martinez de Salazar a Doctor in Medicine
Porsi artistic yang juga diberikan selain Commercial Advertising, Fashion, Wed- research about exotic disseas in Gabon. He told me to join him for several months
porsi teknis. Wawasan dan network ding. Dan pada bulan Oktober 2010 and after thinking some time about it I decice to do it.
ke bidang-bidang yang terkait den- akan dibuka beberapa program baru
gan fotografi seperti artistic, kreatifi- sbb: TLC (Travel Landscape & Candid), At the end of June I quit my job and I start to preapare the trip. I bought a one
tas, make up food & fashion styling, Creativity, Creative Business, Miniature way ticket, I did all the paper work to get the two months visa and I got all the
digital workspace & digital imaging, for photography dan juga Professional shoots you need to go there: yellow fever, hepatitis, typhoid fever and tetanus. I
miniatur dan set up yang diberikan Digital Imaging. Keterangan lebih lan- also took care of what to do to avoid paludism because Gabon is one of the first
berdasarkan pengalaman para prak- jut hubungi sdr. Albert: 021 7290 0902 countries of the world where more people dies with this desease, that it’s reason
tisi, bukan sekedar rangkuman buku why my friend was there, researching Malaria in Albert Schweitzer Hospital.
dan informasi yang bisa ditemukan di
mana saja. Komposisi pengajar yang The idea was to visit my friend in Lambarene (the third most important city of
lebih berat kepada praktisi-praktisi the country that has only 25.000 people of the 2 million total population there)
yang masih produktif yang dipadukan and spend 2 months in a small bungalow try to learn how people live in the deep
dengan kaum akademis yang kaya black africa, and I did it!
teori. Sebuah institusi pendidikan yang
I arrived at Libreville, the capital of the country and I started to realize how differ-

58 EDISI XXX / 2010 EDISI XXX / 2010 59


PORTRAITURE&TRAVELPHOTOGRAPHY PORTRAITURE&TRAVELPHOTOGRAPHY

60 EDISI XXX / 2010 EDISI XXX / 2010 61


PORTRAITURE&TRAVELPHOTOGRAPHY PORTRAITURE&TRAVELPHOTOGRAPHY

62 EDISI XXX / 2010 EDISI XXX / 2010 63


PORTRAITURE&TRAVELPHOTOGRAPHY PORTRAITURE&TRAVELPHOTOGRAPHY

64 EDISI XXX / 2010 EDISI XXX / 2010 65


PORTRAITURE&TRAVELPHOTOGRAPHY PORTRAITURE&TRAVELPHOTOGRAPHY

66 EDISI XXX / 2010 EDISI XXX / 2010 67


PORTRAITURE&TRAVELPHOTOGRAPHY PORTRAITURE&TRAVELPHOTOGRAPHY

68 EDISI XXX / 2010 EDISI XXX / 2010 69


PORTRAITURE&TRAVELPHOTOGRAPHY PORTRAITURE&TRAVELPHOTOGRAPHY

“I wake up ent was that city compare with Europe.


Europe cities have the city center
every morning where markets and Business take place
knowing that which is surrounded by growing neigh-

i live near the borhood. Libreville was a completly

Ogooue and be
disorganized. There were a couple of
high buildings arround slums.
excited for
expecting to There is no public transport in Gabon,

find something except one train which goes from


north-west to south-east and some
new, everyday main roads. To arrive at Lambarene,
is a surprsie!” 200 kilometers from Libreville the
capital and where it is the International
airport, we need to take a private taxi.
It is funny because in Gabon there is
always room for more people in car or
small van you use; One time i travel in a
small Nissan Van with 22 adults, 3 kids
plus lambs and chikens...crazy! And of
course no AC in those old cars.

Before going to Lambarene I need to


have all the Money. I was going to need
for the next two months, because there
are only ATM in the capital Libreville,
most of the people do not use banks,
they work one day and they get paid
for the day. They are not used to save
Money, they spend what they have in
the pocket; when the pocket is empty
they work on daily job again.

70 EDISI XXX / 2010 EDISI XXX / 2010 71


PORTRAITURE&TRAVELPHOTOGRAPHY PORTRAITURE&TRAVELPHOTOGRAPHY

72 EDISI XXX / 2010 EDISI XXX / 2010 73


PORTRAITURE&TRAVELPHOTOGRAPHY PORTRAITURE&TRAVELPHOTOGRAPHY

74 EDISI XXX / 2010 EDISI XXX / 2010 75


PORTRAITURE&TRAVELPHOTOGRAPHY PORTRAITURE&TRAVELPHOTOGRAPHY

76 EDISI XXX / 2010 EDISI XXX / 2010 77


PORTRAITURE&TRAVELPHOTOGRAPHY PORTRAITURE&TRAVELPHOTOGRAPHY

78 EDISI XXX / 2010 EDISI XXX / 2010 79


PORTRAITURE&TRAVELPHOTOGRAPHY PORTRAITURE&TRAVELPHOTOGRAPHY

The money in Lambarene basically is to


buy extras. The jungle around the place
is very rich and there is very few people
living in this city, only 25.000 persons,

“...there is
most of the people lives along the road
in family houses and they are self-suffi-
cient with the fruits and hunt anything
that the jungle offer them. When they no elec-
have Money, they buy beer and food
tricity, no
cell phone
which it is not found in the jungle, like
cheese, bread, tomatoe sauce, candies,

signal, no
salt, sugar and coffee. More than the
food, the beer in Gabon is really im-
portant, people drink a lot that makes
food shop,
but you
it a wealthy bussines to have a truck to
provide beers to the hundreds of bars

will always
you find. In many areas of Lambarene
there is no electricity, no cell phone sig-
nal, no food shop, but you will always
find a bar with cold beer. find a bar
with cold
beer.”
Once I finally made it to Lambarene
I got to the bungalow I was going to
rent for two months. Atongowanga
was the name of the area and it was
really close to the Ogooue river. After
some days walking along the river
tooking some pictures I found out how
important was the river there; every-
body from the city used the river for
food, for cleaning, relaxing and playing,
I wake up every morning knowing that
i live near the Ogooue and be excited

80 EDISI XXX / 2010 EDISI XXX / 2010 81


PORTRAITURE&TRAVELPHOTOGRAPHY PORTRAITURE&TRAVELPHOTOGRAPHY

82 EDISI XXX / 2010 EDISI XXX / 2010 83


PORTRAITURE&TRAVELPHOTOGRAPHY PORTRAITURE&TRAVELPHOTOGRAPHY

84 EDISI XXX / 2010 EDISI XXX / 2010 85


PORTRAITURE&TRAVELPHOTOGRAPHY PORTRAITURE&TRAVELPHOTOGRAPHY

86 EDISI XXX / 2010 EDISI XXX / 2010 87


PORTRAITURE&TRAVELPHOTOGRAPHY PORTRAITURE&TRAVELPHOTOGRAPHY

88 EDISI XXX / 2010 EDISI XXX / 2010 89


PORTRAITURE&TRAVELPHOTOGRAPHY PORTRAITURE&TRAVELPHOTOGRAPHY

for expecting to find something new,


everyday is a surprsie!

Having the house so close to the river I


decide to make portraits of the people
doing all kind of activities there. Every-
day I bring my camera and find some-
thing to shoot at. I did not want to
make an illustrated report, I hadn’t had
published anything by that time, so I
just enjoyed taking picture of things I
like it. It was very relaxing and I dont
have any pressure to develope a good
work. Those days I was a real amateur
who is in love with photography, just
taking pictures for my joy.

During two months I tried to live the


same way people lived there. I learn
how different life was, people did
not care about “tomorrow” they just
live “today”, they never think about
what will going to be the day after,
they never look forward, if they need
somehting they will get it, but they
will never warn for anything. I see such
difference might be the key what make
them joyful and cheerful.

I had the chance to go to a tradicional


wedding and to many funerals where
there were a great party of colours, joy
and music. Everybody seems to know

90 EDISI XXX / 2010 EDISI XXX / 2010 91


PORTRAITURE&TRAVELPHOTOGRAPHY PORTRAITURE&TRAVELPHOTOGRAPHY

92 EDISI XXX / 2010 EDISI XXX / 2010 93


PORTRAITURE&TRAVELPHOTOGRAPHY PORTRAITURE&TRAVELPHOTOGRAPHY

94 EDISI XXX / 2010 EDISI XXX / 2010 95


PORTRAITURE&TRAVELPHOTOGRAPHY LANDSCAPE&COMMERCIALPHOTOGRAPHY

how to dance and sing in Gabon, I used


to be amazed by someone dancing in “...people did
front of me or listening a choir of kids not care about
impovised a song; I felt like they have “tomorrow”
something different in their blood that
they just live
“today”, they
makes them be so attractive.

After three months, I felt in Love with never think


that part of Africa and I know I will go
about what will Protective Carrying
back. I really need to go back some day.
going to be the Technologies

day after, they


never look for- BOLLA

ward, if they NEW


need someht- Foba Superball M-2

ing they will get


BOLLO & BOLLA
the small head that delivers

it, but they will high performance

never warn for BOLLO

anything. I see
such difference Filters for digital photography high performance filter

might be the
key what make
them joyful and
cheerful.”
Putting People
In Professional Light

96 EDISI XXX / 2010 Main Office :


44 CD, Jl. KH Hasyim Ashari, Jakarta 10130 INDONESIA
EDISI XXX / 2010 97
Telp. (62) 21 6343127 | Fax. (62) 21 634 2271 | Sms Hotline (021) 68339936 |
PROFESSIONAL PHOTOGRAPHY EQUIPMENT CENTER & STUDIO RENT - A - SYSTEM
Info@primaimaging.com.| www.primaimaging.com
LIPUTANUTAMA LIPUTANUTAMA

AUDISI FINAL INDONESIA’S


NEXT TOP PHOTOGRAPHER
Indonesia’s Next Top Photographer akhirnya memasuki audisi babak akhir. Dari 29 Tepat pukul 14.00 peserta kembali berkumpul dan audisi Indonesia’s Next Top
orang peserta yang sudah dinyatakan lolos ke babak 3, hanya 2 orang yang men- Photographer secara resmi dimulai. Peserta yang sudah berkenalan dan mulai
gundurkan diri karena alasan pribadi, sementara 27 orang yang tersisa dengan mengakrabkan diri dengan teman sekelompoknya diberi tugas untuk mencip-
semangat membara hadir di markas The Looop Akademie di bilangan Cilandak, takan sebuah konsep secara kelompok. Konsep tersebut harus dipresentasikan
Jakarta Selatan yang menjadi tuan rumah pelaksanaan audisi babak 3 dan 4 ini. secara berkelompok ke 3 juri yang hadir. Setiap peserta juga diwajibkan untuk
menyerahkan dompet masing-masing ke panitia karena aturan main audisi babak
Acara di mulai pukul 10 pagi dengan briefing singkat mengenai rangkaian audisi ke-3 ini melarang peserta untuk menggunakan dana masing-maisng untuk
babak akhir yang akan berakhir hingga hari minggu malam. 3 Orang juri utama, mengeksekusi tugasnya. Sebagai gantinya setiap peserta diberi uang sebesar
Siddhartha Sutrisno, Andy Darmawan, Ully Zoelkarnain dan Ignatius Untung Rp.100,000,- yang boleh digunakan untuk keperluan makan, transport, biaya
secara bergantian menyampaikan aturan main, visi dan misi serta harapan dari pembuatan assignment selama 24 jam ke depan.
event ini. Peserta dibagi menjadi 5 group di mana masing-masing terdiri dari 5
dan 6 orang yang secara merata terdiri dari peserta yang meraih golden ticket Butuh lebih dari 3 jam bagi para peserta untuk menemukan dan menyepakati
langsung ke babak 3 maupun mereka yang harus melalui tiap babak. Setelah konsep bersama kelompoknya masing-masing. Menjelang malam, satu per satu
pembagian kelompok selesai, acara pun dihentikan sementara untuk memberi- kelompok tersebut menghadap juri untuk mempresentasikan konsepnya masing-
kan kesempatan kepada peserta untuk makan siang dan menunaikan ibadah masing. Dan dari kelima kelompok tersebut dinyatakan gagal pada presentasi
Sholat Jumat. konsep yang pertama dan harus mencari atau merevisi konsep yang diajukan

ORGANIZED BY: SUPPORTED BY:

98 EDISI XXX / 2010 EDISI XXX / 2010 99


LIPUTANUTAMA LIPUTANUTAMA

100 EDISI XXX / 2010 EDISI XXX / 2010 101


27 besar INTP bersama juri
LIPUTANUTAMA LIPUTANUTAMA

Pembagian Group INTP

102 EDISI XXX / 2010 EDISI XXX / 2010 103


LIPUTANUTAMA LIPUTANUTAMA

Peserta mengerjakan assignment bersama kelompok

104 EDISI XXX / 2010 EDISI XXX / 2010 105


LIPUTANUTAMA LIPUTANUTAMA

Peserta mengerjakan assignment bersama kelompok

106 EDISI XXX / 2010 EDISI XXX / 2010 107


LIPUTANUTAMA LIPUTANUTAMA

Menikmati makanan seadanya, sambil mempersiapkan assignment

108 EDISI XXX / 2010 EDISI XXX / 2010 109


LIPUTANUTAMA LIPUTANUTAMA

“Saya melihat 7 pada kesempatan pertama tersebut. tetap melanjutkan konsep tersebut.
“waktu dengar
orang yang bu- Wajah-wajah stress dan kecewa mulai Assignment kedua yang harus diker- pengumuman
kan foto copy- terlihat dari raut para peserta ketika jakan peserta adalah membuat 7 buah (saya nggak lo-
an dari fotor- ternyata juri menolak semua konsep sketch/layout yang merupakan pener-
los) saya sedikit
gafer-fotografer kecewa sampai
yang diajukan oleh kelima kelompok jemahan konsep yang sudah disepakati
tersebut. Namun niat yang begitu be- sebelumnya. 7 buah sketch tersebut
yang sudah ada. sar membawa mereka maju kembali ke juga harus dipresentasikan terlebih nangis waktu
Mereka semua presentasi konsep yang kedua. Waktu dahulu di hadapan juri dan harus
di Bandung.
punya gaya itu kira-kira pukul 20.00 ketika satu per-
satu kelompok tersebut kembali maju
mendapatkan persetujuan setidaknya
2 dari 3 juri yang ada. Terus terang
yang unik. Tidak ke hadapan juri dan mempresentasi- saya sempat pu-
pasaran. Dan kan konsep mereka. Pada kesempatan Menjelang pukul 11 malam, satu per tus asa, kepin-
yang pasti bisa kedua tersebut 3 kelompok dinyatakan satu peserta kembali mendatangi juri
gin berhenti
berkembang motret, karena
boleh maju ke tahap selanjutnya untuk mempresentasikan sketch yang
dengan konsep yang diajukan tanpa sudah dibuat. Dan sama seperti pada
jauh.” catatan apapun, sementara 2 kelom- presentasi konsep, sebagian peserta saya pikir jalan
pok lainnya ditawari untuk memutus- menemui kesulitan untuk mendapat-
di dunia ini bu-
kan sendiri nasibnya. “Saya tidak ada
masalah dengan konsep yang kalian
kan persetujuan dari juri. Tercatat
hanya 2 orang peserta dari total 27 tuh modal yg
ajukan, tapi jujur kalau saya jadi kalian orang peserta yang ketujuh sketchnya nggak sedikit,
maka saya akan memilih untuk mencari langsung disetujui juri pada satu kali dan saya ng-
lagi konsep yang lebih tajam. Karena kesempatan presentasi. Kedua orang
gak punya itu.
Saya pikir INTP
konsep yang kalian ajukan ini standar tersebut adalah Debbie Tea, dan Cipta
saja, jadi yang saya takutkan sulit men- Robbi Wibowo. Dalam waktu yang
cari eksekusi yang luar biasa bagus. sudah amat sangat mendesak kedua adalah jalan sa-
Jadi lebih baik susah di depan tapi peserta tersebut buru-buru mengek-
tu-satunya un-
gampang di belakang.” Ungkap salah
seorang juri. “tapi kalau kalian yakin
sekusi ketujuh layout tersebut. Cipta
Robbi Wibowo atau yang biasa dipang- tuk terus berada
bisa bikin foto bagus dengan konsep gil Bowo segera berangkat ke kawasan di dunia foto
ini ya silakan saja.” Sambungnya lagi.
Dan setelah berembug akhirnya kedua
manggarai tempat di mana banyak
waria menjajakan diri, karena sketch
komersil...”
kelompok tersebut memutuskan untuk yang disetujui menggunakan waria

110 EDISI XXX / 2010 EDISI XXX / 2010 111


LIPUTANUTAMA LIPUTANUTAMA

Detik-detik menjelang presentasi ke hadapan juri

112 EDISI XXX / 2010 EDISI XXX / 2010 113


LIPUTANUTAMA LIPUTANUTAMA

Presentasi konsep @ babak 3 INTP

114 EDISI XXX / 2010 EDISI XXX / 2010 115


LIPUTANUTAMA LIPUTANUTAMA

mengeksekusi sketch yang sudah mampuan konsepting dan meng-ide


dibuat, walaupun sebagian peserta yang cukup baik, terlihat dari karya-
memilih untuk tidur dulu dan besok karya yang dipresentasikan. Tidak lebih
paginya bangun lebih pagi untuk dari 10 orang peserta yang mampu
mengeksekusi assignment tersebut. memenuhi ekspektasi juri. Walaupun
ada seorang peserta asal Makasar yang
Pukul 14.30 peserta dikumpulkan mempu mengejutkan juri dengan kary-
kembali. Sebagian besar dengan wajah anya. Adalah Dewi Fajriani yang pada
yang kelelahan akibat kurang tidur. tahap presentasi konsep dan sketch
Bahkan hampir separuh dari jum- babak ke-3 dianggap jauh tertinggal
lah peserta belum tidur sama sekali. dan sulit tertolong, malah terlihat me-
Semua assignment yang sudah dibuat nonjol di kelompoknya dengan karya-
pun dikumpulkan, dan sebelum babak karya yang tergolong cukup baik.
penjurian dilakukan panitia memberi-
kan mini seminar mengenai konsept- Setelah melalui proses yang panjang,
ing sebagai bahan pencerahan men- akhirnya pada pukul 02.30 dini hari
genai apa yang baru saja mereka lalui. panitia mengumumkan 14 nama yang
Walaupun dilanda kantuk dan kelela- Pukul 16.00 penjurian babak ke-3 pun lolos ke babak 4. Mereka adalah: Deb-
sebagai subjectnya.
han yang luar biasa, peserta mengikuti dimulai. Pada meja juri tampak seorang bie Tea, Rahma Utami, Phillipe Pandy,
mini seminar ini dengan seksama. juri tambahan, yaitu Iswanto Soerjanto Cipta Robbi Wibowo, Maria Teresa,
Menjelang pukul 3 dini hari, masih
selain 4 orang juri yang sudah dari hari Dewi Fajriani, Vicky Tanil, Mariana
banyak peserta yang belum juga
sebelumnya hadir. Pada penjurian ba-
mendapat persetujuan dari juri bahkan
bak ke-3 ini, masing-masing kelompok
setelah 3 sampai 4 kali mengajukan
maju ke hadapan juri dan satu per satu
sketch ke juri. Dengan pertimbangan
peserta mempresentasikan hasil peker-
waktu dan stamina peserta yang sudah
jaan mereka. Dibutuhkan 1,5 hinga 2,5
mulai menurun akhirnya tepat pukul
jam per kelompok untuk mempresen-
03.30 juri memberikan kelonggaran
tasikan karyanya tersebut.
bagi peserta. Peserta yang belum
mendapatkan persetujuan dari juri bo-
Bahkan dengan pertimbangan ket-
leh melanjutkan ke tahap selanjutnya
erbatasan waktu, dana, tempat dan
yaitu mengeksekusi sketch tersebut
object foto sebagian besar peserta
walaupun tanpa persetujuan juri.
dianggap masih belum memiliki ke-
Dan seketika mereka berlomba untuk

116 EDISI XXX / 2010 EDISI XXX / 2010 117


LIPUTANUTAMA LIPUTANUTAMA

Presentasi layout secara perorangan. Peserta harus


mendapat approval 2 dari 4 juri yang ada.

118 EDISI XXX / 2010 EDISI XXX / 2010 119


LIPUTANUTAMA LIPUTANUTAMA

Sudah lewat tengah malam, dan sebagian peserta


masih belum berhasil mengantongi approval juri.

120 EDISI XXX / 2010 EDISI XXX / 2010 121


LIPUTANUTAMA LIPUTANUTAMA

Antrian menghadap juri pun dimanfaatkan untuk


mengistirahatkan mata sejenak.

122 EDISI XXX / 2010 EDISI XXX / 2010 123


LIPUTANUTAMA LIPUTANUTAMA

Kurniawati, Rudyanto Wijaya, Bey Shaoqi, Indah Octaviani, Rachmat Fajar, Yusuf lama gitu.” Ungkap salah seorang peserta.
Pudyo Nugroho, dan Hendra Kusuma.
Minggu tepat pukul 10 pagi, keempat belas peserta yang dinyatakan lolos ke ba-
Peserta yang tidak lolos ke babak selanjutnya tampak kecewa walaupun dengan bak 4 sudah bersiap-siap menghadapi audisi final. Tampak 5 orang juri hadir: Sid-
besar hati mereka juga berbangga sudah bisa maju sejauh itu. Sebagian besar dhartha Sutrisno, Andy Darmawan, Ignatius Untung, Leo Lumanto dan Dana Irfan.
yang tidak lolos siap kembali bersaing di event yang sama tahun depan. Semen- Satu per satu pula peserta menghadap ke hadapan juri untuk menghadapi sesi
tara mereka yang lolos pun tidak bisa menyembunyikan raut muka bahagianya. interview. Pertanyaan-pertanyaan yang tajam pun dilontarkan oleh kelima orang
juri yang ada. Mulai dari hal teknis, semangat determinasi, hingga factor mental
“Waktu dapat pengumuman masuk babak 3 dan harus ke Jakarta rasanya seperti menjadi sasaran juri. Setiap peserta menghabiskan waktu rata-rata 1 jam berha-
nggak percaya, sudah lama memang berencana ke Jakarta buat ngembangin dapan dengan juri. Pada babak ini terjadi drama ketika Dewi Fajriani yang setelah
skill fotografi saya, jadi seperti dapet jalan. Yang nyebelin ya beberapa layout dan lolos ke babak 4 dianggap sebagai salah satu kandidat terkuat menyatakan pen-
konsep yang dibikin di tolak dan harus di revisi, sampai subuh bikinnya, jadi ke- gunduran dirinya karena alasan pribadi.
tika mau eksekusi fotonya, badannya udah capek banget dan ga mau diajak kerja Akhirnya tepat pukul 20.00 wawancara berakhir. Dewan juri pun berkumpul
sama. alhasil hasilnya ya nggak maksimal, waktu nunggu kelompok lain presen- untuk memutuskan 7 orang yang terpilih menjadi Indonesia’s Next Top Photogra-
tasi konsep itu juga nyebelin, lama banget soalnya, salut ama jurinya bisa tahan pher, sementara 14 orang peserta menunggu dengan cemas.

“INTP ini berkesan sekali buat aku, aku banyak ikut


lomba dan kompetisi, tapi ini yg berkesan banget.
Pesertanya friendly, juri-jurinya juga. Suasananya
walaupun sedang berkompetisi tapi tetap hangat,
akrab dan ketat. Jauuuuuuhhh dari yg aku bayang-
kan. Aku pikir bakalan nggak asik, nyebelin, bosen,
dsb. tapi ternyata itu semua nggak ada. Di INTP ini
walaupun hanya 2 hari, aku dpt pelajaran yg ber-
harga.
124 EDISI XXX / 2010 EDISI XXX / 2010 125
LIPUTANUTAMA LIPUTANUTAMA

Hotel bintang lima ala Indonesia’s Next Top Photographer, full AC, beralaskan stereofoam reflektor foto.

126 EDISI XXX / 2010 EDISI XXX / 2010 127


LIPUTANUTAMA LIPUTANUTAMA

Ngantuk? atau Buntu?

128 EDISI XXX / 2010 EDISI XXX / 2010 129


LIPUTANUTAMA LIPUTANUTAMA

Setiap detik berharga untuk mengistirahatkan tubuh sejenak.

130 EDISI XXX / 2010 EDISI XXX / 2010 131


LIPUTANUTAMA LIPUTANUTAMA

“Ngerjain as- “waktu


dari Surabaya. Ketujuh orang ini dipilih

signtment yang
Pukul 20.30 juri menemui ke-14 dengan pertimbangan utama yaitu po-
peserta untuk mengkonfirmasi jika ada
peserta yang mebgundurkan diri se- cukup mengu-
tensi masing-masing untuk mengem-
bangkan kemampuan fotografinya. nunggu
belum hasil audisi diumumkan. Aturan ras emosi dan
pikiran, saat-
Selain itu ketujuh orang ini juga diang-
pengu-
muman
main bagi 7 orang yang terpilih pun gap paling siap secara mental, potensi
dibacakan kembali. Dan hanya Dewi
saat presentasi dan originalitas gaya berfotografinya.
Fajriani yang mengundurkan diri.
dan berdebat di
depan juri, saat-
“Saya melihat 7 orang yang bukan foto
copy-an dari fotorgafer-fotografer yang itu rasan-
Juri pun memulai proses pengumu-
saat tidur beral-
sudah ada. Mereka semua punya gaya
ya aneh,
binggung,
man babak final dengan memanggil yang unik. Tidak pasaran. Dan yang
satu per satu peserta ke ruangan juri askan stereo- pasti bisa berkembang jauh.” Ungkap
foam reflektor,
nggak
diawali dengan Dewi Fajriani. Dewi seorang juri. “Kalau mempertimbang-
yang memang sudah mengundur- ketemu dengan kan kemampuan fotografi mereka saat
kan diri sebelumnya dinyatakan lolos
menjadi 7 besar Indonesia’s Next Top
teman teman
baru yang pu-
ini, setidaknya ada 3 orang peserta
yang tidak masuk dalam 7 besar ini menentu.
Photographer 2010. Namun dengan
nya mimpi yang yang harusnya menjadi 7 besar, namun
seperti
sama dan yang mau dipu-
pertimbangan alasan pribadi yang dengan pertimbangan potensi untuk
sangat mendasar yang diungkapkan berkembang di masa depan kami
paling mem-
Dewi, juri pun menerima pengunduran
diri Dewi dan memberikan tempatnya buat saya mera-
memilih untuk menggeser mereka
dengan nama-nama yang kami anggap tusin pa-
ke peserta lain. sa ‘tertampar’
sekaligus berun-
lebih bisa mengembangkan diri lebih
jauh lagi.” Lanjutnya. car...”
Tepat pukul 23.00 Juri selesai memang-
tung adalah
gil seluruh peserta dan mengumkan
ketemu para Ketujuh finalis Indonesia’s Next Top

juri yang luar


bahwa 7 orang yang terpilih menjadi Photographer ini akan mengikuti
Indonesia’s Next Top Photographer training intensive selama 6 bulan full
2010 adalah: Debbie Tea dari Jakarta, biasa, yang jujur yang akan dimulai tanggal 1 juni 2010.
Cipta Robbi Wibowo dari Jakarta, tak pernah saya Selama masa pendidikan ketujuh
Vicky Tanzil dari Jakarta, Yusuf Pudyo temui sebelum- finalis tidak diijinkan mengambil
Nugroho dari Jakarta, Rachmat Fajar
dari bandung, Hendra Kusuma dari
nya.” pekerjaan memotret apapun. Selama 6
bulan, mereka hanya mendapat jatah
Yogyakarta dan Mariana Kurniawati cuti selama 3 hari, disamping hari libur

132 EDISI XXX / 2010 EDISI XXX / 2010 133


LIPUTANUTAMA LIPUTANUTAMA

Interview babak 4 INTP

134 EDISI XXX / 2010 EDISI XXX / 2010 135


LIPUTANUTAMA LIPUTANUTAMA

136 EDISI XXX / 2010 EDISI XXX / 2010 137


Memilih 7 orang terbaik dari 14 orang yang berbakat tidak pernah menjadi pekerjaan mudah
LIPUTANUTAMA LIPUTANUTAMA

Menunggu pengumuman final juga tidak pernah


menjadi pekerjaan yang menyenangkan.

138 EDISI XXX / 2010 EDISI XXX / 2010 139


LIPUTANUTAMA LIPUTANUTAMA

Dan tugas yang tidak kalah beratnya adalah menyampaikan hasil audisi final dengan bertatap muka satu persatu dengan peserta.

140 EDISI XXX / 2010 EDISI XXX / 2010 141


LIPUTANUTAMA LIPUTANUTAMA

Tapi tetap harus ada yang kalah dan ada yang menang. ada yang tersingkir dan ada yang terpilih.

142 EDISI XXX / 2010 EDISI XXX / 2010 143


LIPUTANUTAMA LIPUTANUTAMA

berhenti motret, karena saya pikir jalan ini yg berkesan banget. Pesertanya nya.”
di dunia ini butuh modal yg nggak friendly, juri-jurinya juga. Suasananya
sedikit, dan saya nggak punya itu. Saya walaupun sedang berkompetisi tapi “waktu nunggu pengumuman itu
pikir INTP adalah jalan satu-satunya un- tetap hangat, akrab dan ketat. Jau- rasanya aneh, binggung, nggak me-
tuk terus berada di dunia foto komersil uuuuuhhh dari yg aku bayangkan. nentu. seperti mau diputusin pacar
karena kalau mau belajar, sekolah foto Aku pikir bakalan nggak asik, nyebelin, hahahhaha. Dan hal yang menyebal-
nggak ada yang murah dan untuk bikin bosen, dsb. tapi ternyata itu semua kannya adalah hebat-hebat banget
portfolio pun butuh modal yang besar nggak ada. Di INTP ini walaupun hanya mereka. fotonya bagus-bagus.”
pula. INTP memberi secercah harapan, 2 hari, aku dpt pelajaran yg berharga.
pendidikan gratis! But too bad I’m Diajari kerja secara professional, mulai
failed to impress you guys. Walaupun dari bikin konsep, layout, eksekusi dan
sekarang sudah ngga kecewa, juri dan presentasi. Itu semua yg nggak pernah
teman-teman seperjuangan di sana terpikir sebelumnya dalam proses
bikin saya bermimpi lagi dan lagi... pembuatan foto. Selain itu kita juga
semoga saya bisa bangun dan mewu- dikondisikan bekerja dibawah tekanan.
judkan mimpi saya” Karena waktu yg sangat singkat itu,
kita harus menyelesaikan assigment
“Seluruh rangkaian prosesnya me- segitu banyak. Walaupun itu nggak
minimal 1 hari per minggunya. nyenangkan. Very excited. Bertemu, ada apa-apanya di dunia kerja, tapi
berteman dan berkompetisi dengan bener-benar bekerja di bawah tekanan
Dari mereka yang belum lolos menjadi teman-teman yang hebat, tidak hanya banget, sampai nggak tidur. Mau tidur
7 besar, terbersit kekecewaan, harapan dalam skill tapi juga cara berpikir, wa- saja gelisah, kepikiran assigmentnya”
dan semangat. Berikut komentar- wasan, visinya. Bertemu, berdebat dan
komentar mereka yang belum berhasil sharing dengan para juri yang hebat “Ngerjain assigntment yang cukup
masuk ke dalam 7 besar. dalam membuka wawasanku untuk menguras emosi dan pikiran, saat-saat
lebih melihat dari semua perspektif. Ak- presentasi dan berdebat di depan juri,
“waktu nunggu pengumuman saya tivitas yang menguras seluruh tenaga, saat-saat tidur beralaskan stereofoam
nggak deg-degan karena saya tahu pikiran dan emosi jiwa selama hampir reflektor, ketemu dengan teman teman
kemampuan saya pas-pasan dan benar 2 hari jadi terasa sepadan dengan apa baru yang punya mimpi yang sama
saja, waktu dengar pengumuman yang aku dapatkan. It’s Worth it.” dan yang paling membuat saya merasa
(saya nggak lolos) saya sedikit kecewa ‘tertampar’ sekaligus beruntung adalah
sampai nangis waktu di Bandung. Terus “INTP ini berkesan sekali buat aku, aku ketemu para juri yang luar biasa, yang
terang saya sempat putus asa, kepingin banyak ikut lomba dan kompetisi, tapi jujur tak pernah saya temui sebelum-

144 EDISI XXX / 2010 EDISI XXX / 2010 145


LIPUTANUTAMA LIPUTANUTAMA

Ketika kompetisi berakhir, semua kembali dalam persahabatan dan kebersamaan. Makan bersama, foto-foto bersama.
146 EDISI XXX / 2010 EDISI XXX / 2010 147
LIPUTANUTAMA LIPUTANUTAMA

14 besar INTP 2010

148 EDISI XXX / 2010 EDISI XXX / 2010 149


Windows®. Hidup tanpa Batas.
HP merekomendasikan Windows 7.
PORTRAITURE&TRAVELPHOTOGRAPHY THEPRODUCTINFO

VISATEC
LIGHTING
Lighting sering menjadi keperluan yang digunakanpun cukup solid. Panel
utama pelaku fotografi. Definisi foto- pengoperasian yang berada di bagian
grafi yang artinya melukis dengan ca- belakang monoblok ini sepertinya
haya sepertinya diterapkan benar oleh menjadi inspirasi bagi berbagai macam
para fotorgafer. Untuk itu ketersediaan produsen perlengkapan lampu lainnya.
dan kualitas lighting yang digunakan
seringkali seolah-olah menjadi syarat Mangkok penutup bohlam lampu juga
utama untuk menciptakan foto yang terkesan solid dengan material plastik
baik. berkualitas baik. Overall, kombinasi
bahan yang digunakan baik metal
Beberapa waktu yang lalu team kami maupun plastik tergolong cukup baik.
sempat menjajal kehebatan lighting
equipment Visatec yang dipasarkan Kami pun tertantang untuk menjajal
Untuk setiap karya fotografi yang monumental gunakan HP Z200 SFF Workstation oleh Primacolor Imaging. Produk yang performa dari lampu buatan Eropa
diperkuat oleh Intel® i3-540 Processor. Menampilkan kecanggihan dalam bentuk yang bukan tergolong baru di pasaran ini ini. Dari rangkaian pengetesan yang
compact dan harga terjangkau. Performanya maksimal dan hemat energi dan didukung menarik minat kami karena masih
oleh kualitas dan ser vis yang handal. Berkar yalah hari ini dengan HP.
tetap bertahan di tengah gempuran
US$ 1,200* HP Z200 Workstation lighting yang diproduksi Negara-nega-
• Intel® Core™ i3-540 Processor~ Additional:
ra asia seperti Cina, Korea, Taiwan dan
(3.06GHz, 4MB Cache, 1333 MHz) •NVIDIA Quadro FX380 LP 512MB Graphics + U$ 180* Indonesia.
• Windows® 7 Professional Asli1 •1GB DDR3 ECC memory + U$ 62*
•�HP 2GB DDR3-1333 ECC RAM •HP ZR22w LCD Monitor 21.5 + U$ 495
•�Hard Disk 320GB SATA (7200 rpm)
•�HP 16X DVD+RW SuperMulti SATA 1st Drive Secara tampilan, Visatec monoblok
•�HP USB Optical Scroll Mouse + HP USB Standard Keyboard yang kami uji memiliki tampilan yang
•�No Monitor
sederhana namun memenuhi standar
tampilan peralatan professional. Pen-
goperasiannya mudah, material bahan

151
1This system may require upgraded and/or separately purchased hardware and/or a DVD drive to install the Windows 7 software and take full advantage of

150 EDISI XXX / 2010


Windows 7 functionality. See http://www.microsoft.com/windows/windows-7/ for details. Microsoft, Windows and Windows Vista are trademarks of the Microsoft group
of companies. (~) Intel's numbering is not a measurement of higher performance. Celeron, Celeron Inside, Centrino, Centrino Inside, Core Inside, Intel,
EDISI XXX / 2010
Intel Logo, Intel Atom, Intel Atom Inside, Intel Core, Intel Inside, Intel Inside Logo, Intel Viiv, Intel vPro, Itanium, Itanium Inside, Pentium, Pentium Inside, Viiv Inside, vPro Inside,
Xeon, and Xeon Inside are trademarks of Intel Corporation in the U.S. and other countries. © 2010 Hewlett-Packard Development Company, L.P. All rights reserved.
THEPRODUCTINFO WILDLIFEPHOTOGRAPHY

NICOLAS
kami lakukan selama kurang lebih 3 jam non stop, terlihat cahaya yang dihasilkan
relatif konstan, hampir tidak ada penurunan power ataupun temperatur warna.
Ketika kami memberondong jepretan, perangkat ini mampu menunjukkan per-

EVARISTE,
forma yang baik dalam recycle time. Setidaknya jauh lebih baik daripada lampu
buatan asia.

Asesoris yang juga kami uji, juga memiliki kualitas material yang amat sangat
baik, cukup kuat namun tetap ringan. Bahan mengkilap di bagian dalam standard

BEGINI
reflector yang berfungsi sebagai pemantul cahaya tampak tidak mudah terkelu-
pas seperti yang sering ditemui pada lampu-lampu asia. Hasil yang didapatkan
pun memuaskan.

Kesimpulan yang kami


dapatkan untuk perangkat
HARUSNYA
FOTO SATWA!
lampu Visatec ini adalah
cukup memuaskan, teru-
tama bagi anda yang ingin
menginvestasikan uang
pada peralatan fotografi Wild Life Photography menjadi salah satu bidang yang mungkin tidak terlalu ban-
yang memiliki usia pakai yak digeluti oleh peminat fotografi, setidaknya jika dibandingkan dengan fashion,
yang panjang dengan jurnalistik dan landscape. Keterbatasan kemungkinan visual yang bisa diciptakan
budget yang relatif bersa- oleh sang fotografer mungkin jadi salah satu alasannya. Tapi apakah benar begitu
habat. sulitnya memotret dan menghasilkan foto satwa yang unik?

Secara tidak sengaja kami menemukan Nicolas Evariste, seorang fotorgafer Peran-
cis yang mampu menciptakan foto-foto satwa yang sangat unik. Untuk itu kami
menghadirkannya ke hadapan anda.

How did you know photography, tell us from the beginning please.
24 years old photographer and coming from Granville in Normandy (France),
I started photography in 2006. I was quickly attracted by black and white and
square format. Freelance graphic designer by trade, the practice of photogra-
phy came naturally enough, in continuity with my graphic design works. It also

152 EDISI XXX / 2010 EDISI XXX / 2010 153


WILDLIFEPHOTOGRAPHY WILDLIFEPHOTOGRAPHY

Personally,
I like an
image that
is usually
an
original
image, I
must feel
something
watching
it.

154 EDISI XXX / 2010 EDISI XXX / 2010 155


WILDLIFEPHOTOGRAPHY WILDLIFEPHOTOGRAPHY

156 EDISI XXX / 2010 EDISI XXX / 2010 157


WILDLIFEPHOTOGRAPHY WILDLIFEPHOTOGRAPHY

158 EDISI XXX / 2010 EDISI XXX / 2010 159


WILDLIFEPHOTOGRAPHY WILDLIFEPHOTOGRAPHY

Any kind
of image
inspires
the
creative
process ...
conscious-
ly or un-
conscious-
ly.

160 EDISI XXX / 2010 EDISI XXX / 2010 161


WILDLIFEPHOTOGRAPHY WILDLIFEPHOTOGRAPHY

allowed me to evolve in this area,


offering me an additional tool for my
creative process.
Today, this passion becomes more and
more space, whether in my personal or
professional projects.

What interest you about pho-


tography?
Photography is a good medium of
creation. It allows to capture moments
but also to create stories. We don’t
necessarily show reality with a photo
... out of context it can have different
meanings, different interpretations.
It can seem to be an «easy» art but
it’s not because you have a very good
camera that your photos are good (and
vice versa). Imagination and creativity
are essential.
Photography also allows me to escape
and unwind. Finding yourself alone
with the ocean, under heavy clouds
threatening ... is a good anti-stress for
me!

You like square format in pho-


tography. What’s the reasons,
Does it relate to the composition
aspect? please explain.
My first series was not in square format,
but I quickly abandoned it for this
format that I find much more gracious
and classy ... I can’t detach myself from

162 EDISI XXX / 2010 EDISI XXX / 2010 163


WILDLIFEPHOTOGRAPHY WILDLIFEPHOTOGRAPHY

164 EDISI XXX / 2010 EDISI XXX / 2010 165


WILDLIFEPHOTOGRAPHY WILDLIFEPHOTOGRAPHY

For me, ev-


erything
that we are
interested
inspire us
necessar-
ily. Read
a book,
watch a
movie or
admire a
painting,
can mark
you, react
you and
therefore
out on
what we do
166 EDISI XXX / 2010 EDISI XXX / 2010 167
WILDLIFEPHOTOGRAPHY WILDLIFEPHOTOGRAPHY

168 EDISI XXX / 2010 EDISI XXX / 2010 169


WILDLIFEPHOTOGRAPHY WILDLIFEPHOTOGRAPHY

it now.
I think this is a format well adapted
to my minimalist style. Some of my
photos are «empty», with a landscape
or portrait format, the subject will be
much less present and the picture shall
have less impact. At the composition,
I am also more comfortable with this
format ... Why? I do not know!

What interest you about black &


white photography compare to
color.
The black and white enhances the
minimalist side of my photos. I think it
makes the picture even more simple. I
also think that black and white photo
gives more way for interpretation when
reading the image.

You shoot animal in black back-


ground. What are you trying to
achieve by doing it.
Through this series of animals portraits,
I sought to convey an emotion while
ignoring the reconstituted / precast
environment found in the zoos and
all focus on the subject. Finally, I get
a graphic, minimalism and coherent
series, goal I set myself at the start.

What kind of picture deserves


labeled as the great one.
Photography, like any form of art, is

170 EDISI XXX / 2010 EDISI XXX / 2010 171


WILDLIFEPHOTOGRAPHY WILDLIFEPHOTOGRAPHY

The pho-
tographs
reflect the
photog-
rapher, so
photogra-
phy is in-
spired by
everything
which
mark the
photogra-
pher.

172 EDISI XXX / 2010 EDISI XXX / 2010 173


WILDLIFEPHOTOGRAPHY WILDLIFEPHOTOGRAPHY

174 EDISI XXX / 2010 EDISI XXX / 2010 175


WILDLIFEPHOTOGRAPHY WILDLIFEPHOTOGRAPHY

176 EDISI XXX / 2010 EDISI XXX / 2010 177


WILDLIFEPHOTOGRAPHY WILDLIFEPHOTOGRAPHY

Quality is
more impor-
tant than
quantity ».
You must be
very patient!
Most of the
time when
I take pic-
tures, I come
back with a
full memory
card and fi-
nally all pic-
tures will go
to the trash.
To have a
satisfying
result, it’s
sometimes
necessary to
do and redo
the photo.
178 EDISI XXX / 2010 EDISI XXX / 2010 179
WILDLIFEPHOTOGRAPHY WILDLIFEPHOTOGRAPHY

something subjective. Personally, I like


an image that is usually an original im-
age, I must feel something watching it.
I particularly enjoy nature photography
(landscapes, animals, flowers, ...), but
I like discover other things (ur- ban,
portrait, conceptual, ...) even if I don’t
practice (yet) these styles.

You said that you like image on


any form. Please explain how
film, books and any kind of im-
age form has inspired you on
creating photos.
Any kind of image inspires the creative
process ... consciously or unconsciously.
For me, everything that we are interest-
ed inspire us necessarily. Read a book,
watch a movie or admire a painting,
can mark you, react you and therefore
out on what we do (including photo).
The photographs reflect the photog-
rapher, so photography is inspired by
everything which mark the photogra-
pher.

What kind of music you con-


sumed regularly. Does it inspired
you in any way?
Yes of course, music inspire me, I’m a
(very) big «consumer». Music helps me
to concentrate and put me in a mood. I
listen every kind of music ... rock, metal,
trip hop, classic, or hip hop. Alice in

180 EDISI XXX / 2010 EDISI XXX / 2010 181


WILDLIFEPHOTOGRAPHY WILDLIFEPHOTOGRAPHY

182 EDISI XXX / 2010 EDISI XXX / 2010 183


WILDLIFEPHOTOGRAPHY WILDLIFEPHOTOGRAPHY

184 EDISI XXX / 2010 EDISI XXX / 2010 185


WILDLIFEPHOTOGRAPHY WILDLIFEPHOTOGRAPHY

186 EDISI XXX / 2010 EDISI XXX / 2010 187


WILDLIFEPHOTOGRAPHY WILDLIFEPHOTOGRAPHY

Chains, Kyuss, Last Barons, Gojira, Mast-


odon, Massive Attack, The Cinematic
Orchestra are a quick overview of my
musical tastes.

Mention one word that describe


your photos.
SIMPLE

Please share us some tips how to


learn photography properly.
I’ve got 3 important rules:
First, Quality is more important than
quantity ». You must be very patient!
Most of the time when I take pictures,
I come back with a full memory card
and finally all pictures will go to the
trash. To have a satisfying result, it’s
sometimes necessary to do and redo
the photo.
Second, Take pictures for fun and not
put pressure ... don’t make photo by
obligations.
Third, Forget the rules ;-)

188 EDISI XXX / 2010 EDISI XXX / 2010 189


WILDLIFEPHOTOGRAPHY WILDLIFEPHOTOGRAPHY

190 EDISI XXX / 2010 EDISI XXX / 2010 191


WILDLIFEPHOTOGRAPHY THEPRODUCTINFO

192 EDISI XXX / 2010 EDISI XXX / 2010 193


THEINSPIRATION THEINSPIRATION

BEING A GOOD PROFESSIONAL


PHOTOGRAPHER (BAGIAN II)
Aware of Competition tahu kopong sumedang dan tahu isi
Kurang lebih 20 tahun yang lalu, di di samping menu gorengan lain yang
sebuah pasar di dekat rumah orang sebagian besar sama. Secara berkala
tua saya, seorang tukang gorengan tukang gorengan baru ini mengevalu-
berjualan gorengan setiap harinya. asi menu yang ditawarkannya dan
Setiap harinya ia tiba di lokasi tem- bereksperimen dengan menu-menu
patnya menjajakan gorengannya baru. Gandasturi, pisang coklat, sukun
sejak pukul 15.00 dan pukul 19.30 ia goreng, dll. Tukang gorengan baru ini
sudah duduk-duduk santai bersenda tidak pernah menetapkan harga yang
gurau bersama sesama pedagang di sama atau bahkan lebih rendah dari
sekelilingnya sambil mempersiapkan tukang gorengan yang sudah lebih
gerobaknya yang sudah kosong untuk lama. Ia mulai berjualan di sana den-
dibawa pulang. Menjual ratusan butir gan harga yang lebih tinggi. Dan dalam
gorengan bukanlah pekerjaan yang beberapa bulan, rutinitas yang biasa
sulit dan memakan waktu pada saat dilakukan oleh tukang gorengan lama
itu. Hanya butuh waktu kurang lebih 4 pun tidak berjalan seperti biasanya
jam untuk menjual semua gorengan- lagi dan malah berpindah ke tukang
nya itu. Rutinitas yang terus berulang gorengan baru. Tiba jam 15.00 dan pu-
bertahun-tahun, hingga pada suatu lang jam 19.30 malam kini bukan lagi
saat sebuah gerobak gorengan lain jadi rutinitas tukang gorengan lama,
mangkal di seberang tempatnya melainkan menjadi rutinitas tukang
berjualan dan menawarkan menu yang gorengan baru.
lebih variatif. Jika tukang gorengan
lama menawarkan tahu goreng biasa, Kejadian nyata ini menyadarkan kita
tukang gorengan baru ini menawarkan bahwa entah diinginkan atau tidak
persaingan selalu siap merongrong

194 EDISI XXX / 2010 EDISI XXX / 2010 195


THEINSPIRATION THEINSPIRATION

Buang batasan belajar mana. Tidak hanya pada bidang yang psikologi dan banyak ilmu lainnya.
Beberapa tahun yang lalu ketika saya kita tekuni saja, tapi bahkan di bidang
mendapat pelajaran melalui sakit lain. Beberapa tahun lalu kita dikejut- Tidak ada yang Absolut
parah saya, saya “di bawa” ke hadapan kan atas kolaborasi group rock Slank Dari perkataan mengenai pemuka dan
seorang spiritualist yang memiliki ke- dengan penyanyi musik tradisional penganut agama yang saling gontok
mampuan untuk mengobati orang lain. Waljinah. Namun level pemahaman ketika level belajar dan berdoanya ma-
Selama hidupnya, ia telah membaca 7 mereka yang sudah “lebih tinggi” mem- sih dibatasi rumah ibadah kita belajar
kitab suci dari 7 agama yang berbeda. buat mereka berbicara pada bahasa bahwa pemahaman yang sempit dan
Jadi walaupun ia menganut agama yang sama, bahkan ketika berbeda fanatik selalu mengahntui kita yang
yang berbeda dengan yang saya anut, bidang. Bahkan banyak seniman lukis masih sedikit belajar. Semakin kita
namun kami dapat berkomunikasi dan yang juga bisa mengambil pelajaran belajar semakin kita sadar bahwa kita
berbicara mengenai agama dengan dari seni tari, seni suara, dan seni lain- belum tahu banyak. Untuk itu pulalah
“nyambung”. Singkat cerita, sang bapak nya lagi. semakin kita belajar semakin kita tidak
berkata “kalau orang berdoa dan be- fanatik.
lajar agamanya hanya di dalam rumah Menjadi professional photographer
ibadah, nggak heran kalau sehari- menempatkan diri kita pada sebuah Dalam fotografi, di berbagai komunitas
harinya menjelekkan agama lain, posisi di mana fotografi bukan satu-sat- seringkali muncul diskusi dan pertan-
kita. Dari kelas tukang gorengan,
membicarakan kekurangan agama lain. unya hal yang perlu kita kuasai. Banyak yaan mengenai merk mana yang lebih
hingga kelas fotografer kakap sekalipun
Saling gontok-gontokan, saling bakar disiplin ilmu lain yang juga perlu kita baik. Perdebatan mengenai mana yang
persaingan terus mengintai. Fotografer
rumah ibadah dan saling bunuh. Tapi kuasai, mulai dari seni, financing, akun- lebih utama antara konsep dan teknis
yang tidak siap menghadapi persain-
mereka yang “belajar” dan “berdoa” nya tansi, marketing, bisnis, komunikasi, juga tidak pernah habisnya. Namun
gan dari fotografer lain, dari teknologi
sudah “di luar” rumah ibadah malah perdebatan tersebut seringkali diikuti
yang berubah, dari regulasi pemerintah
mengapresiasi semua agama yang ada. oleh orang-orang yang berpaham
dan persaingan terhadap waktu harus
absolut. Mereka yang hanya percaya
rela untuk “dilengserkan”.
Seringkali kita belajar hanya pada satu pada satu keyakinan sehingga menjadi
disiplin ilmu yang kita yakini relevan fanatik.
Persaingan bagi sebagian orang adalah
dengan bidang bisnis yang kita tekuni.
hal yang tabu. Namun bagi saya, ini
Seorang fotografer jurnalis hanya ter- Menjadi professional artinya menjadi
adalah bahan bakar untuk menjadi
tarik dan mau belajar dari foto jurnalis. solusi atas problem. Dengan membata-
lebih baik lagi. Ketika kita sadar bahwa
Seorang fotorgafer fashion hanya si keyakinan kita hanya pada satu dua
ada kemungkinan pesaing yang men-
tertarik dan mau belajar dari foto- hal saja, bukankah alternatif solusinya
gancam maka tidak ada alasan/pilihan
foto fashion, dan begitu juga lainnya. menjadi terbatas?
bagi kita untuk berusaha lebih baik lagi.
Padahal ilmu “berceceran” di mana-

196 EDISI XXX / 2010 EDISI XXX / 2010 197


THEINSPIRATION THEINSPIRATION

Jangan terburu-buru, jangan kelewat nai apa yang harus dilakukan untuk Gaya bicara, gaya berpakaian, pem-
sabar mengakselerasi proses jika ternyata bawaan, hingga gaya berpikir mudah
Menemui mereka yang ingin sekali terkesan lambat. Sebaliknya jika terlalu sekali menular. Pilihlah lingkungan
menjadi fotografer professional, saya cepat, mungkin kita juga perlu men- yang mampu membawa anda lebih
menemukan 2 kutub yang sangat ber- gevaluasi hal-hal apa yang belum kita maju seperti yang anda inginkan.
lawanan. Yang satu terkesan tergesa- dapatkan seiring dengan minimnya
gesa. Dalam hitungan bulan sejak jam terbang kita. Jangan sekedar “think as” tapi “be the
pertama kali menggenggam kamera one”
DSLR pertamanya ia sudah membuat Pilih lingkungan bergaul. Energy mu- Di sebuah sesi seminar fotografi,
kartu namanya sendiri dan menjajakan dah menular seorang fotografer yang saat itu
jasa fotografinya. Di sisi lain ada mereka Beberapa tahun yang lalu saya dike- menjadi pembicara mengajak peserta
yang kelewat sabar. Sudah belasan nalkan kepada seorang make up artist untuk “berpikir seperti fotografer sung-
tahun malang melintang di dunia foto- lelaki tulen dengan postur laki-laki guhan”. Dan pada akhirnya foto yang
grafi tapi tak berhasil “naik kelas” juga. normal dan pembawaan dan gaya dihasilkan pun “seperti foto fotografer
Dan ketika ditanya mengapa mereka bicara laki-laki normal. Lama tidak ber- sungguhan”.
begitu lama menjadi professional temu make up artis tersebut, ternyata
walaupun mereka sangat ingin menjadi ia telah berubah. Badannya menjadi ness yang ia jalani. Ironisnya, walaupun Seringkali kita dididik dan diajak untuk
professional, jawaban yang muncul kekar melalui serangkaian program fit- badannya menjadi kekar, namun suara berpikir seperti apa yang kita mau, dan
justru menggelikan, “loh, memang ng- dan pembawaannya justru berubah itu membuat kita hanya bisa mengira-
gak boleh buru-buru. Jadi fotografer itu menjadi lebih feminin. ngira dan membayangkan apa yang
perlu proses. Nggak bisa instan. Jadi ya dipikirkan oleh sosok yang kita ingink-
dijalani saja terus.”. Jika kita melihat orang-orang yang an. Bertindak seperti mereka. Sayang-
sukses di bidangnya masing-masing, nya dengan mental seperti itu kita pun
Sebenarnya poin ini juga berhubungan sebagian besar memiliki jaringan atau hanya bisa sekedar “seperti mereka”.
dengan poin saya mengenai tidak ada hubungan yang cukup baik dengan
yang absolut di atas. Bahwa menjadi orang lain yang sudah lebih dulu suk- Bagi saya, hal ini tidaklah cukup. Anda
fotografer butuh proses, tapi tidak me- ses di bidang itu. perlu berpikir sebagai professional keti-
lulu prosesnya harus panjang. Menjadi ka ingin jadi seorang fotografer profes-
professional photographer seharusnya Energy memang mudah menular. sional, bukan sekedar berpikir seperti
diawali dengan rencana dan target Anda yang secara intens bergaul professional. Bagi sebagian orang ini
yang meliputi waktu yang dibutuhkan dengan kaum “pecundang” akan secara hanyalah permainan kata. Namun bagi
untuk mencapai sasaran itu. Target perlahan tapi pasti berubah menjadi saya impactnya jauh berbeda.
tersebut menjadi satu acuan menge- pecundang. Begitu juga sebaliknya.

198 EDISI XXX / 2010 EDISI XXX / 2010 199


THELEPASAN THELEPASAN

CAN PHOTOGRAPHY
DO SOMETHING FOR HUMANITY?
Fotografi selama ini sering dihubung- oknum polisi yang dituduh menabrak
kan dengan seni seperti seolah-olah sang anak karena peristiwa tersebut
tidak banyak kemampuan yang bisa sudah 15 tahun berlalu ketika kasus
dilakukan oleh fotografi selain soal tersebut disidangkan, sehingga layak
seni. Hal ini membuat fotografi diman- dianggap kadaluwarsa.
faatkan secara berlebihan sebagai alibi
akan pemahaman seseorang terhadap Sejenak saya termenung, mungkin
seni. Ketika seseorang berbicara atas karena saya juga adalah seorang bapak
nama seni, seolah-olah secara seketika dari seorang anak yang masih sangat
orang tersebut berhak berbicara atas kecil. Sesaat saya merasakan hal yang
nama seni. dirasakan oleh sang bapak. Sedih tak
berujung yang memberinya semangat
Pada kesempatan kali ini saya tidak untuk terus meneruskan perjuangan
tertarik untuk membahas seni, dan mencari keadilan selam 15 tahun tanpa
mungkin tidak akan pernah (menyadari kenal lelah. Berjalan kaki dari Malang
keterbatasan pemahaman saya ten- ke Jakarta dan kembali lagi ke Malang.
tang seni). Namun saya terhenyak oleh Mogok makan dan berbagai upaya lain
sebuah artikel tentang seorang bapak telah dilakukan tanpa henti selama 15
yang berjalan dari Malang ke Jakarta tahun lebih.
hanya untuk “mencari perhatian” Pres-
iden dalam upaya menuntut keadi- Saya pernah menemukan buku-buku
lan terhadap peristiwa tertabraknya yang kurang lebih berjudul “photos
putranya yang pada saat itu berusia that change the world”, setidaknya
7 tahun hingga tewas. Peristiwa itu sejarah telah membuktikan bahwa
sendiri terjadi lebih dari 15 tahun yang fotografi pernah membuktikan
lalu, dan pengadilan memutus bebas bahwa fotografi bisa digunakan

200 EDISI XXX / 2010 EDISI XXX / 2010 201


THELEPASAN THEEVENT

ADDITIVE &
untuk “merubah” dunia. kalau begitu
bukankah seharusnya fotografi bisa
membantu memfasilitasi atau setida-

SUBSTRACTIVE
knya mengupayakan keadilan terha-
dap bapak ini? Bukankah seharusnya
fotografi bisa membantu membuat
“suara”, cinta, dan perjuangan bapak ini

LIGHT
terdengar lebih keras lagi.

Ini hanya satu peristiwa di mana

WORKSHOP
menurut saya fotografi bisa berman-
faat lebih luas lagi. Masih banyak
peristiwa lain di mana fotografi bisa
mengambil perannya untuk berbuat
sesuatu bagi sesama. Saya membay- BY SAM NUGROHO & THE LOOOP AKADEMIE
angkan banyak pameran foto, buku-
buku foto, lomba foto yang tidak hanya Lighting selalu menjadi issue yang paling menarik sekaligus palig tidak habis
“menjual” kecantikan ragawi semata, dibicarakan dalam fotografi jika kita berbicara dalam tataran teknis. Berbagai
tapi bisa menempatkan kekuatan workshop yang membahas tentang lighting tidak pernah sepi peminat walaupun
cinta, perjuangan, semangat dalam begitu banyak workshop dengan subject yang sama.
melawan ketertekanan, ketidakadilan
bahkan melalui gambar-gambar kumal Beberapa waktu yang lalu The Looop Akademie mengadakan workshop Addi-
sekalipun namun mampu menggugah tive & Substractive light yang menghadirkan founder The Looop Akademie, Sam
atau setidaknya mempertegas “pesan Nugroho. Fotografer yang dikenal dengan teknik lightingnya yang cukup advance
Tuhan” bahwa mereka yang mengalami dan telah membuktikan reputasinya sebagai salah satu dari sedikit fotografer
penderitaannya ini tidak sendiri. Mudah-mudahan kita yang selalu Indonesia yang exist di beberapa negara di Asia selain juga di Indonesia ini mem-
membalut diri kita dengan glamour, bawakan workshop ful sejak pukul 10 pagi hingga pukul 6 sore. Workshop diawali
gengsi, harga diri, dan semua keinda- dengan pemahaman yang mendasar mengenai berbagai jenis flash dan berbagai
han yang ada dalam fotografi juga mau jenis continous light. Adalah penting untuk memahami karakter tiap lighting juga
menyisakan ruang untuk membagikan efek pencahayaan dan shadow yang ditimbulkan. Setelah itu Sam pun masuk ke
tempat bagi fotografi yang lebih peduli materi inti mengenai pemanfaatan teknik additive & substractive lighting untuk
terhadap kehidupan, terhadap manusia keperluan pemotretan. Peserta merasa dipuaskan karena selain pertanyaan ten-
dan terhadap kemanusiaan. tang lighting, Sam juga dengan senang hati menjawab berbagai macam pertan-
yaan mengenai fotografi.

202 EDISI XXX / 2010 EDISI XXX / 2010 203


THEEVENT THEEVENT

204 EDISI XXX / 2010 EDISI XXX / 2010 205


THEEVENT THEEVENT

206 EDISI XXX / 2010 EDISI XXX / 2010 207


THEEVENT THEEVENT

208 EDISI XXX / 2010 EDISI XXX / 2010 209


THEEVENT THEEVENT

210 EDISI XXX / 2010 EDISI XXX / 2010 211


THEEVENT THEEVENT

212 EDISI XXX / 2010 EDISI XXX / 2010 213


THEEVENT THEEVENT

214 EDISI XXX / 2010 EDISI XXX / 2010 215


THEEVENT THEEVENT

216 EDISI XXX / 2010 EDISI XXX / 2010 217


THEEVENT THEEVENT

218 EDISI XXX / 2010 EDISI XXX / 2010 219


THEEVENT THEEVENT

Setting lighting yang berbeda yang meng-


hadirkan mood yang berbeda

220 EDISI XXX / 2010 EDISI XXX / 2010 221


WATCHER’SANECDOTES WATCHER’SANECDOTES

OTNAMSI Ketika
Dia memang bukan fotografer, tetapi
banyak fotografer yang datang padan-

saya ber- ya, begitupula sutradara film paling


”berwibawa” di negeri ini, peneliti dari

tanya, dunia Barat, pastur atau romo yang

”Apakah
profesor, dan para pemikir kebudayaan.
Dia adalah ’kepala suku’ dari Komunitas

makhluk
Sebuah awal Gadung Mlathi di lereng Merapi. Dike-
Yang slalu melahirkan sesuatu yang baru nal, salah satunya, dari karya-karya pa-
Slalu ada dan tak pernah musnah
Lahirnya sebuah proses Merapi tungnya yang ”merenungkan makhluk-

yang di-
makhluk Merapi”. Ketika saya bertanya,
Dan puncak dari sebuah tujuan ”Apakah makhluk Merapi yang dimak-

maksud
Dari sana makhluk hidup berasal sud itu nyata atau mitos?” Jawabannya
Dan pada akhirnya ke sana adalah pertanyaan kembali, ”Tuhan

itu nyata
Tempat lahirnya kematian dan, itu nyata atau mitos?” Bagi banyak
Kehidupan yang slalu bersamaan orang, dia ekspresif, seperti caranya
Yang slalu diam dalam gerak
atau mi- bicara, begitupula karya-karyanya. Dia

tos?” Jawa-
Pohon rasa, asal dari segala kehidupan menyatakan:
Bapak yang sesungguhnya Ibu

bannya
Ibu dari segala alam semesta ”Sebenarnya kita menyembah keyaki-
(Pohon Kehidupan karya Ismanto) nan diri sendiri, saya adalah seorang
Dia, seorang pematung, pelukis, penyair, performer, dan pemikir, juga guru bagi
adalah pengembara karena Tuhan ada

pertan-
dimana-mana.”
orang-orang ”muda” yang tidak menamatkan sekolah menengah umum, sep-
erti dirinya sendiri, seperti yang dituturkannya. Sekolah gratis nir formal telah

yaan kem-
Tak asal bicara, walau mengucapkan itu
dia jalankan selama 20 tahun, saat dirinya berusia 21 tahun. Dia, yang otodidak,
dengan tertawa-tawa, tangannya terus

bali, ”Tu-
memulai membuat patung sendiri dari singkong yang dipahatnya dengan pisau
bergerak-gerak. Tak asal bicara karena
dapur di usia tujuh tahun, banyak melakukan pementasan untuk kebutuhan ba-
membuktikan dengan karyanya yang

han itu
tinnya, meski harus menguras uang dari sakunya sendiri. Mungkin ini ”bicara da-
memiliki nafas ”perubahan yang abadi”
rah” karena kakek dari ayahnya adalah seniman pentas tradisional dan pengukir.

nyata atau
sebagai bentuk dari keyakinannya
Dia suka bicara, mungkin tak bisa berhenti jika tak disela dengan pertanyaan,
tentang mengerjakan karya dengan
tetapi dia juga suka mendengar dengan mimik muka yang selalu tersenyum,

mitos?”
kejujuran, menyembah keyakinannya
dengan kacamata hitam yang bertahta di kepalanya, dengan kaos bertuliskan
sendiri. Dalam mendengarkan dia bi-
”narISManto”.

222 EDISI XXX / 2010 EDISI XXX / 2010 223


WATCHER’SANECDOTES WATCHER’SANECDOTES

”Sebena-
cara, saya teringat dengan sebuah daya keras, sebagai gaya dan biar ’tak sadar’.
hidup yang dibicarakan seorang filsuf Sebuah pengakuan yang mengejutkan
lebih dari seabad lalu. Daya yang meru-
pakan gairah paling primordial bukan rnya kita bagi orang-orang yang suka menyebut
dirinya waras seperti saya. Katanya:
hanya dalam diri manusia, melainkan
meny- ”Biar dikenal saja, biar beda, saya ingin

embah
di dalam seluruh kenyataan. Kehendak- dikenal. Saya tidak perlu dikenal karena
untuk-Berkuasa, ketika menyembah pinter atau cakep. Saya hanya butuh di-
keyakinan kita sendiri.
keyakinan ingat.” Rasanya, saya tak mungkin me-
lupakannya, apalagi saat dia berkata:
Teringat sebuah kisah. Dionysos
diri send-
iri, saya
adalah dewa kemabukan yang seolah ”Jika ada biaya, Gunung Merapi itu
menjadi lambang pengakuan terha- akan saya pahat.”

adalah
dap kehidupan sekarang dan di sini
(Diesseitigkeit) yang selalu mengalir.

seorang akan menyebutnya fine art. ”Saya


merom-
Dia adalah simbol pendobrakan atas
kekangan-kekangan. Dalam ritual
misteri yang memuja dewa ini, para
pengem- ”Saya merombak batasan antara craft

bak ba-
bara kare-
pemujanya mabuk, tetapi kemabukan dan fine art...Saya otodidak karena itu
itu justru menyatukan mereka dengan
kehidupan, yang bersifat indah. Dalam
na Tuhan
banyak pemberontakan.”
tasan an-
ekstasis itu, individuasi dan perbedaan-

ada dima-
Lagi-lagi terpikir dalam benak saya
tara craft
dan fine
perbedaan menjadi kabur, laki-laki yang bodoh, itu adalah sebentuk
mentalitas Dionysian, seperti pada

na-mana.”
dan perempuan lebur dalam ”Ketung-

art...Saya
galan Primordial”. Bacalah sajak di atas, masa kebudayaan Yunani Kuno ja-
”...Bapak yang sesungguhnya Ibu...” man Pra Socrates. Kebudayaan yang
Seseorang yang saya ceritakan ini juga cenderung melampaui segala aturan
atau norma, mentalitas yang bebas otodidak
karena itu
mengatakan tidak mau ’mengkotakkan’
karya. Dia memberi contoh saat mem- mengikuti dorongan-dorongan hidup

banyak
buat patung kepala Budha dan seba- tanpa kenal batas. Tentunya dalam hal
gian besar orang berpendapat bahwa seseorang yang saya bicarakan ini tak
itu adalah ’craft’, tetapi ketika kemudi-
an, misalnya, peletakannya dibalik dan
bisa kita terjemahkan secara tekstual.
Terceritakan olehnya, saat berdiskusi pembe-
disemprotkan sedikit cat, maka orang seringkali dia sambil mabuk minuman
rontakan.”
224 EDISI XXX / 2010 EDISI XXX / 2010 225
WATCHER’SANECDOTES WATCHER’SANECDOTES

”Jika ada ”Sempurna


Dalam karya-karya patungnya, kita Pikiran saya kembali mengembara,
akan menemukan sebentuk ruang atau bagaimanapun dia manusia yang
bagi manusia
lebih tepatnya adalah lubang yang dia
tuturkan sebagai ruang untuk pere- biaya, sesungguhnya amat cerdas, respon-
sif. Mungkin dalam analogi adalah memang harus
nungan sekaligus ruang bebas tafsir.
Gunung semacam Apollo, dewa matahari, anak
cacat.” Seperti
Merapi itu cahaya yang
Mungkin karena dia adalah orang Jawa Jupiter. Apollo sebagai simbol pencera-
yang dalam kebudayaan tradisional han dan pengendalian diri, dengan
membutuh-
selalu memiliki ruang kosong pada
bagian rumah, semacam sentong atau akan saya caranya berpikir yang runtut dan tertib.
Apollo adalah pelukisan dari individu-
kan kegelapan.
entah apa namanya. Ada klaim bahwa
karya-karya patungnya sangat mudah
ditangkap, dicerna. Seperti, misalnya,
pahat.” asi. Dalam kebudayaan Yunani Kuno,
mentalitas Apollonian ini berfungsi
mengendalikan mentalitas Diony-
Seperti dewa-
dewa peny-
patung Pohon Kehidupan yang meng- sian. Dalam pandangan saya terdapat elamat yang
gunakan elemen-elemen buah apel perpaduan antara kedua mentalitas ini
sudah hancur,
sehingga manu-
meskipun terbuat dari batu andesit dalam diri dia.
yang dibeli sebuah galeri terkenal di
Yogyakarta dengan harga 900 juta ru- Dia memahami bahwa media adalah sia yang harus
piah. Alasan penggunaan apel semata dari orang yang datang padanya, yang teman, sesuatu yang dekat, karena
menyelamatkan
karena buah itu adalah buah yang
mudah dikenali siapapun.
bertanya apa pun padanya. Baginya memang dibutuhkannya. Begitu pula
’kenalan’ sebagai sebuah tabungan. dewa-dewa itu
ilmu yang digunakan adalah ”ilmu sak
cekele”...sedapatnya. Di lain hal ketika Keterlibatan akan menarik orang-orang dengan do’a-
Bagi saya, dia adalah seseorang yang
menjalani laku filsafat, entah karena dia
menjelaskan tentang pahatannya yang untuk datang padanya. Dia sadar benar
bahwa kesempurnaan itu tak ada yang
do’a.
berbentuk telinga, dia menjelaskan
banyak bertemu dengan orang-orang tentang ketakseimbangan antara dalam bahasanya adalah, ”Sempurna
yang memahami filsafat atau karena filsafat, teologi, dan ilmu pengetahuan bagi manusia memang harus cacat.”
hal yang lain. Pengakuannya yang yang dihubungkan dengan kebiasaan Seperti cahaya yang membutuhkan
tak mengerti filsafat mungkin hanya masyarakat kita yang tak suka men- kegelapan. Seperti dewa-dewa peny-
masalah literatur, meski di rumahnya dengar, sehingga suka bertikai. Ketika elamat yang sudah hancur, sehingga
banyak buku-buku bagus yang dalam orang mengumandangkan tentang manusia yang harus menyelamatkan
pengakuannya bukan dia sendiri yang ’positive thinking’ maka dia melawan dewa-dewa itu dengan do’a-do’a.
membaca, karena tak suka membaca dengan ’negative thinking’ yang meru- Juga tentang karyanya yang dia sebut
dan lebih memilih alam sebagai salah pakan suatu bentuk kewaspadaan. menjadi ”utuh-sempurna” ketika orang
satu tempatnya belajar. Dia belajar lain turut campur dengan caranya

226 EDISI XXX / 2010 EDISI XXX / 2010 227


WATCHER’SANECDOTES WHERETOFIND

masing-masing. Dia senang dikritik, berkata, ”Pohon rasa adalah awal dari JAKARTA JakSel 12930; XL Photograph Jl. Mega
kritik adalah menyempurnakan. Dia kehidupan...” Engkau pasti tertawa dan Telefikom Fotografi Universitas Prof. Kuningan Kav. E4-7 No. 1 JakSel; Free-
senang karyanya diinterpretasi dan tak tawamu terpantul-pantul di lereng Dr. Moestopo (B) Jalan Hang Lekir Phot (Freeport Jakarta Photography
menyebut bahwa interpretasi adalah Merapi dengan derai-derai pinusnya... I, JakSel; Indonesia Photographer Community) PT Freeport Indonesia
balas dendam intelektual atas seni. Organization (IPO) Studio 35, Rumah Plaza 89, 1st Floor Jl. Rasuna Said Kav
Entah kenapa Susan Sontag menggu- Siddhartha Sutrisno Samsara, Jl.Bunga Mawar, no. 27, X-7 No. 6 PSFN Nothofagus (Perhim-
nakan kata balas dendam, yang bagi Jakarta punan Seni Fotografi PT Freeport
sebagian orang jadi mengerikan. Selatan 12410; Unit Seni Fotografi Indonesia) PT Freeport Indonesia
IPEBI (USFIPEBI) Komplek Perkantoran Plaza 89, 1st Floor Jl Rasuna Said Kav
Siapa yang tak terhenyak ketika dia BankIndonesia, Menara Sjafruddin- X-7 No. 6; CybiLens PT Cyberindo
mencontohkan tentang batu. Batu bisa Prawiranegara lantai 4, Jl.MH.Thamrin Aditama, Manggala Wanabakti IV, 6th

”Pohon rasa
dikencingi, batu bisa untuk pijakan No.2, Jakarta; UKM mahasiswa IBII, floor. Jl.Gatot Subroto, jakarta 10270; \
Fotografi Institut Bisnis Indonesia FSRD Trisakti, Kampus A. Jl. Kyai Tapa,
adalah awal dari
ketika buang air besar di sungai, batu
untuk melempar kepala orang lain, (FOBI) Kampus STIE-IBII, Jl Yos Su- Grogol. Surat menyurat: jl.Dr. Susilo 2B/
tetapi batu juga bisa dipahat untuk kehidupan...” darsoKav 87, Sunter, Jakarta Utara; 30, Grogol, Jakbar; SKRAF (Seputar

Engkau pasti
Perhimpunan Penggemar Fotografi Kamera Fikom) Universitas SAHID
diletakkan di atas altar. Banyak pemak-
Garuda Indonesia(PPFGA) PPFGA, Jl. Jl. Prof. Dr.Soepomo, SH No. 84, Jak-
naan yang bisa dilakukan akan sesuatu.
Manusia yang memberi makna pada tertawa dan Medan Merdeka SelatanNo.13, Gedung Sel 12870 One Shoot Photography
benda-benda. Katanya, ”Pemaknaan tawamu terpan- Garuda Indonesia Lt.18 ; Komunitas FIKOM UPI YAI jl. Diponegoro no.74,
kadang tidak harus dimaknai.” Mung- tul-pantul di Fotografi Psikologi Atma Jaya, JKT Jl.
Jendral Sudirman 51, Jakarta.Sekre-
JakPus Lasalle College Sahid Office

lereng Merapi
kin dia bermaksud bicara tentang tak Boutique Unit D-E-F\ (komp. Hotel
tariat Bersama Fakultas Psikologi Atma Sahid Jaya). Jl. Jend Sudirman Kav. 86,
dengan derai-
adanya makna yang tetap seperti yang
Jaya Ruang G. 100; Studio 51 Unver- Jakarta 1220 Jurusan Ilmu Komuni-
sering dibicarakan pemikir-pemikir
posmodern ketika bicara tentang kein-
dahan, ketika bicara tentang ”Wajah
derai pinusnya... sitas Atma Jaya, Jl. Jendral Sudirman
51, Jakarta; Perhimpunan Fotografi
kasi Universitas Al-Azhar Indonesia
Jl. Sisingamangaraja, Kebayoran baru,
Tarumanegara Kampus I UNTAR Blok Jak-Sel, 12110; LSPR Photography
Tuhan sebanyak ciptaannya”.
M Lt. 7 Ruang PFT. Jl. Letjen S. Parman Club London School of Public Rela-
I JakBar; Pt. Komatsu Indonesia Jl. tion Campus B (Sudirman Park Office
Hati kecil saya menyebutnya sebagai
Raya Cakung Cilincing Km. 4 Jakarta Complex) Jl. KH Mas Mansyur Kav 35
guru. Dia adalah Ismanto, saya me-
Utara 14140; LFCN (Lembaga Foto- Jakarta Pusat 10220 FOCUS NUS-
manggilnya Mas Ismanto yang ketika
grafi Candra Naya) Komplek Green ANTARA Jl. KH Hasyim Ashari No. 18,
benak saya terbolak-balik saya menu-
Ville -AW / 58-59, Jakarta Barat 11510; Jakarta; e-Studio Wisma Starpage,
liskan namanya sebagi judul menjadi
HSBC Photo Club Menara Mulia Lt. 22, Salemba Tengah No. 5, JKT 10440; Roxy
OTNAMSI. Maafkan saya Mas! Sambil
Jl. Jendral Gatoto Subroto Kav. 9-11,

228 EDISI XXX / 2010 EDISI XXX / 2010 229


WHERETOFIND WHERETOFIND

Square Lt. 1 Blok B2 28-29, Jkt; Neep’s VIII No.2, Semarang 50243 SURABAYA BALI
Art Institute Jl. Cideng Barat 12BB, Himpunan Mahasiswa Penggemar Magic Wave Kubu Arcade at Kuta
Jakarta ; POIsongraphy ConocoPhil- SOLO Fotografi (HIMMARFI) Jl. Rungkut Bungalows Bloc A3/A5/A6 Jl. Benesari,
lips d/a Ratu Prabu 2 Jl.TB.Simatupang HSB (Himpunan Seni Bengawan) Harapan K / 4, Surabaya; AR TU PIC; Legian-kuta
kav 18 Jakarta 12560; NV Akademie Jl. Jl. Tejomoyo No. 33 Rt. 03/ 011, Solo UNIVERSITAS CIPUTRA Waterpark
Janur Elok VIII Blok QG4 No.15 Kelapa 57156; Lembaga pendidikan seni dan Boulevard, Citra Raya. Surabaya 60219; MEDAN
Gading permai Jakarta 14240 design visimedia college Jl. Bhay- FISIP UNAIR JL. Airlangga 4-6, Suraba- Medan Photo Club Jl. Dolok Sanggul
angkara 72 Solo, FISIP Fotografi Club ya; Perkumpulan Senifoto Surabaya Ujung No. 4 Samping Kolam Paradiso
BANDUNG (FFC) UKM FFC (PSS), jln Basuki Rahmat 42 Surabaya. Medan, Sumatra Utara
PAF Bandung Kompleks Banceuy Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik 20213 UKM FOTOGRAFI USU Jl. Per-
Permai Kav A-17,Bandung 40111; Je- Universitas Sebelas Maret Jl Ir Sutami MALANG pustakaan no.2 Kampus USU Medan
pret Sekretariat Jepret Lt. Basement 36A 57126 Solo, Jawa Tengah MPC (Malang Photo Club) Jl. Pahla- 20155
Labtek IXB Arsitektur ITB, Jl Ganesha wan Trip No. 25 Malang JUFOC (Jur-
10, Bandung Spektrum (Perkumpulan YOGYAKARTA nalistik Fotografi BATAM
Unit Fotografi Unpad) jl. Raya Jati- Atmajaya Photography club Gedung Club) student Centre Lt. 2 Universi- Batam Photo Club METEOR Photo
nangor Km 21 Sumedang, Satyabodhi PUSGIWA kampus 3 UAJY, jl. babarsari tas Muhammadiyah Malang. Jl. Raya Panbil Commercial Area
Kampus Universitas Pasundan Jl. Se- no. 007 yogyakarta; “UKM MATA” Aka- Tlogomas No. 246 malang, 65144; UKM Ruko Blok E no.1, lt. 3
tiabudi No 190, Bandung Air Photog- demi Seni Rupa dan Desain MSD Ja- KOMPENI (Komunitas Mahasiswa Batam  29436
raphy Communications Jalan Taman lan Taman Siswa 164 Yogyakarta 55151; Pecinta Seni) kampus STIKI (Sekolah
Pramuka 181 Bandung 40114 Unif Fotografi UGM (UFO)Gelang- Tinggi Informatika Indonesia) Malang, PADANG
gang mahasiswa UGM,Bulaksumur, Jl. Raya Tidar 100 KOMUNITAS FOTOGRAFI SINKRO
PURWOKERTO Yogya; Fotografi Jurnalistik Club Jl. Komplek Monang B/16 Lubuk Buaya
ECOLENS Sekretariat Bersama FE Kampus 4 FISIP UAJY Jl Babarsari JEMBER Padang - Sumatra Barat
UNSOED, Jl HR Bunyamin No.708 Pur- Yogyakarta; FOTKOM 401 gedung UFO (United Fotografer Club) Perum
wokerto 53122 Ahmad Yani Lt.1 Kampus FISIPOL UPN taman kampus A1/16 Jember 68126, PEKANBARU
“Veteran” Jl Babasari No.1, Tambak- Jawa Timur;Univeritas Jember (UKPKM CCC (Caltex Camera Club) PT. Chevron
SEMARANG bayan, Yogyakarta, 55281; Jurusan Tegalboto) Unit Kegiatan Pers Kam- Pasific Indonesia, SCMPlanning, Main
PRISMA (UNDIP) PKM (Pusat Ke- Fotografi Fakultas Seni Media Rekam pus Mahasiswa Universitas Jember Office 229, Rumbai, Pekanbaru 28271
giatan Mahasiswa) Joglo Jl. Imam Institut Seni Indonesia Jl. Parangtritis jl. Kalimantan 1 no 35 komlek ged. PKM
Bardjo SH No. 1 Semarang 50243 Km. 6,5 Yogyakarta Kotak Pos 1210; Universitas Jember 68121 LAMPUNG
MATA Semarang Photography Club UKM Fotografi Lens Club Universitas Malahayati Photography Club Jl.
FISIP UNDIP Jl. Imam Bardjo SH. No.1, Sanata Dharma Mrican Tromol Pos 29 Pramuka No. 27, Kemiling, Bandar Lam-
Semarang; DIGIMAGE STUDIO Jl. Yogyakarta 55281 pung, 35153. Lampung-Indonesia. Telp.
Setyabui 86A, Semarang Jl. Pleburan (0721) 271114

230 EDISI XXX / 2010 EDISI XXX / 2010 231


WHERETOFIND

BALIKPAPAN AMBON
Total Photography Club (TPC). Performa (Perkumpulan Fotografer
ORSOSBUD - Seksi Budaya Total E&P Maluku) jl. A.M. Sangadji No. 57 Am-
Indonesie bon.(Depan Kantor Gapensi
Jl. Yos Sudorso Balikpapan kota Ambon/ Vivi Salon)

KALTIM ONLINE PICK UP


Badak Photographer Club (BPC) ICS POINTS:
Department, System Support Section, www.thelightmagz.com
PT BADAK NGL, Bontang, www.ayofoto.com
Kaltim, 75324; KPC Click Club/PT Kaltim www.estudio.co.id
Prima Coal Supply Department (M7 Bu- http://charly.silaban.net/;
liding), PT Kaltim Prima Coal, Sangatta www.studiox-one.com ;
http://www.focusnusantara.
SAMARINDA com/articles/thelightmag.php
MANGGIS-55 STUDIO (Samarinda
Photographers Community) Jl. Mang- MAILING LIST:
gis No. 55 Voorfo, Samarinda thelightmagz-subscriber@
Kaltim yahoogroups.com

SOROWAKO
Sorowako Photographers Society
General Facilities & Serv. Dept - DP. 27,
(Town Maintenance) - Jl.
Sumantri Brojonegoro, SOROWAKO
91984 - LUWU TIMUR, SULAWESI SELA-
TAN

GORONTALO
Masyarakat Fotografi Gorontalo
Graha Permai Blok B-18, Jl.Rambutan,
Huangobotu,Dungingi, Kota Gorontalo

232 EDISI XXX / 2010

Anda mungkin juga menyukai