Disusun oleh :
Web. www.unej.ac.id
i
KATA PENGANTAR
Rasa syukur Saya panjatkan atas kehadiran Allah SWT Yang Maha
Pemurah, karena berkat kemurahan-Nya paper ini dapat Saya selesaikan dengan
sebaik- baiknya. Dalam paper ini Saya akan membahas tentang “ Wawasan
Nusantara serta Tantangannya “,dalam suatu bidang yang sangat erat kaitannya
dengan mata kuliah Pendidikan Kewarganegaraan, yang mana menjadi salah satu
pertimbangan penting dalam kehiduapan di masyarakat . Saya akan mengkaji hal
tersebut didalam paper ini dengan cara yang sebaik baiknya.
Semoga paper ini memberikan informasi bagi kita semua dan bermanfaat
untuk penambah wawasan dan peningkatan ilmu pengetahuan bagi kita semua.
Penyusun
Auwaludin Chadafid
ii
DAFTAR ISI
Cover.................................................................................................................... i
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
iii
BAB I
PENDAHULUAN
4
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan
5
BAB II
PEMBAHASAN
Tenaga kerja asing atau yang disebut TKA sebenarnya bukan hal yang
baru,namun baru baru ini topik tersebut banyak menjadi pembicaraan di negri ini.
Belakangan ini masyarakat Indonesia dikejutkan dengan berita tentang banyaknya
Tenaga Kerja Asing yang masuk ke Indonesia. Bahkan isu Tenaga Kerja Asing
terutama dari Tiongkok yang masuk ke Indonesia sekitar 10 juta orang. Tentu saja
isu seperti ini sangat meresahkan masyarakat di Indonesia karena dapat
mengurangi peluang mereka untuk mendapatkan pekerjaan. Mengenai isu ini
banyak pihak yang menanyakan kebenarannya kepada pemerintah.
6
angkatan kerja Indonesia tahun 2016 yang sekitar 128 juta," tulis Kementrian
Sekretaris Negara (Kemensetneg).
Sebenarnya masih banyak sekali masalah yang dialami oleh TKI mulai
dari pelanggaran hukum serta banyak hal lain. setiap masalah tentunya ada solusi
atau jalan keluarnya. Berikut beberapa solusi mengenai TKI :
7
atau UKM yang biasanya sangat membantu perekonomian keluarga disekitarnya.
Dengan berbagai upaya tersebut diharapkan berbagai masalah mengenai TKI
dapat di antisipasi dan masalah pekerjaan masyarakat teratasi.
Disini keseriusan dan tekad yang kuat sangat diperlukan untuk menindak
lanjuti hal hal seperti ini. Pemerintah secara langsung harus tegas menindak
oknum oknum yang melanggar. Percuma regulasi diterapkan namun tanpa
keseriusan dari pihak yang berwenang. Disini masyarakat dapat berperan aktif
juga dengan cara melaporkan hal-hal yang dianggap ada peluang pelanggaran
hukum kepada pihak yang berwenang.
8
2.2 Landasan Ideal Mengenai Wawasan Nusantara
a. Sila Kedua: Kemanusiaan Yang Adil Dan Beradab
Butir-butir dari sila ke dua :
• Mengakui dan memperlakukan manusia sesuai dengan harkat dan
martabatnya sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa.
• Mengakui persamaan derajat, persamaan hak, dan kewajiban asasi setiap
manusia, tanpa membeda-bedakan suku, keturunan, agama, kepercayaan,
jenis kelamin, kedudukan sosial, warna kulit dan sebagainya.
• Mengembangkan sikap saling mencintai sesama manusia.
• Mengembangkan sikap saling tenggang rasa dan tepa selira.
• Mengembangkan sikap tidak semena-mena terhadap orang lain.
• Menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan.
• Gemar melakukan kegiatan kemanusiaan.
• Berani membela kebenaran dan keadilan.
• Bangsa Indonesia merasa dirinya sebagai bagian dari seluruh umat
manusia.
• Mengembangkan sikap hormat menghormati dan bekerjasama dengan
bangsa lain.
b. Sila kelima: Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia
Butir-butir dari sila ke lima :
• Mengembangkan perbuatan yang luhur, yang mencerminkan sikap dan
suasana kekeluargaan dan kegotongroyongan.
• Mengembangkan sikap adil terhadap sesama.
• Menjaga keseimbangan antara hak dan kewajiban.
• Menghormati hak orang lain.
• Suka memberi pertolongan kepada orang lain agar dapat berdiri sendiri.
• Tidak menggunakan hak milik untuk usaha-usaha yang bersifat pemerasan
terhadap orang lain.
• Tidak menggunakan hak milik untuk hal-hal yang bersifat pemborosan dan
gaya hidup mewah.
• Tidak menggunakan hak milik untuk bertentangan dengan atau merugikan
kepentingan umum.
9
• Suka bekerja keras.
• Suka menghargai hasil karya orang lain yang bermanfaat bagi kemajuan
dan kesejahteraan bersama.
• Suka melakukan kegiatan dalam rangka mewujudkan kemajuan yang
merata dan berkeadilan sosial.
2.3 Landasan Konstitusional mengenai Wawasan Nusantara
a. Pasal 27 UUD 1945, berbunyi :
1. “Segala warga negara bersamaan kedudukan dan hukum dan pemerintahan
dan wajib menjunjung hukum dan pemerintah itu dengan tidak ada
kecualinya”.
2. “Tiap-tiap warga negara berhak atas pekerjaan dan hidup yang layak bagi
kemanusiaan”.
3. “Setiap warga negara berhak dan wajib ikut dalam upaya pembelaan
negara”.
b. Pasal 33 UUD 1945, berbunyi :
1. “Perkonomian disusun sebagai usaha bersama berdasarkan atas azas
kekeluargaan”.
2. “Cabang-cabang produksi yang penting bagi negara dan yang menguasai
hajat hidup orang banyak dikuasai oleh negara”.
3. “Bumi, air dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh
negara dan dipergunakan untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat”.
2.4 Landasan Operasionalisasi Mengenai Penanaman Modal Asing Dan
Ketenagakerjaan
a. Undang Undang Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 2007 Tentang
Penanaman Modal
Bab I Ketentuan Umum terdiri dari pasal ke-1 berjumlah 13 poin dan pasal
ke-2 satu poin.
Bab II Asas dan Tujuan terdiri dari pasal ke-3 berjumlah 2 poin.
Bab III Kebijakan Dasar Penanaman Modal terdiri dari pasal ke-4 yang
berjumlah 3 poin.
Bab IV Bentuk Badan Usaha Dan Kedudukan terdiri dari pasal ke-5 yang
berjumlah 3 poin.
10
Bab V Perlakuan Terhadap Penanaman Modal terdiri dari pasal ke-6
berjumlah 2poin, pasal ke-7 berjumlah 3 poin, pasal ke-8 berjumlah 5 poin,
pasal ke-9 berjumlah 2 poin.
Bab VI Ketenagakerjaan terdiri dari pasal ke-10 berjumlah 4 poin, pasal ke-
11 berjumlah 3 poin.
Bab VII Bidang Usaha terdiri dari pasal ke-12 yang berjumlah 5 poin.
Bab VIII Pengembangan Penanaman Modal Bagi Usaha Mikro, Kecil,
Menengah, Dan Koperasi terdiri dari pasal ke-13 yang berjumlah 2 poin.
Bab IX Hak, Kewajiban, Dan Tanggung Jawab Penanam Modal.
Bab X Fasilitas Penanaman Modal.
Bab XI Pengesahan Dan Perizinan Perusahaan.
Bab XII Koordinasi Dan Pelaksanaan Kebijakan Penanaman Modal.
Bab XIII Penyelenggaraan Urusan Penanaman Modal.
Bab XIV Kawasan Ekonomi Khusus.
Bab XV Penyelesaian Sengketa.
Bab XVI Sanksi.
Bab XVII ketentuan peralihan.
Bab XVIII Ketentuan Penutup.
b. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 13 Tahun 2003 Tentang
Ketenagakerjaa.
Bab I Ketentuan Umum.
Bab II Landasan, Asas, Dan Tujuan.
Bab III Kesempatan Dan Perlakuan Yang Sama.
Bab IV Perencanaan Tenaga Kerja Dan Informasi Ketenagakerjaan.
Bab V Pelatihan Kerja.
Bab VI Penempatan Tenaga Kerja.
Bab VII Perluasan Kesempatan Kerja.
Bab VIII Penggunaan Tenaga Kerja Asing.
Bab IX Hubungan Kerja.
Bab X Perlindungan, Pengupahan, Dan Kesejahteraan.
Bab XI Hubungan Industrial.
11
Bab XII Pemutusan Hubungan Kerja.
Bab XIII Pembinaan.
Bab XIV Pengawasan.
Bab XV Penyidikan.
Bab XVI Ketentuan Pidana dan Sanksi Administratif.
Bab XVII Ketentuan Peralihan.
Bab XVIII Ketentuan Penutup.
2.5 Tantangan DPR dan Pemerintah dalam Pembuatan Undang Undang
12
Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 merupakan hukum dasar
dalam Peraturan Perundang-undangan.
a. Kejelasan tujuan.
b. Kelembagaan atau pejabat pembentuk yang tepat.
c. Kesesuaian antara jenis, hierarki, dan materi muatan.
d. Dapat dilaksanakan.
e. Kedayagunaan dan kehasilgunaan.
f. Kejelasan rumusan.
g. Keterbukaan.
a. pengayoman.
b. Kemanusiaan.
c. Kebangsaan.
d. Kekeluargaan.
e. Kenusantaraan.
f. bhinneka tunggal ika.
g. Keadilan.
h. kesamaan kedudukan dalam hukum dan pemerintahan.
i. ketertiban dan kepastian hukum; dan/atau.
j. keseimbangan, keserasian, dan keselarasan.
Anggota dari dewan perwakilan rakyat merupakan kader dari partai politik.
Walaupun terpiih melaui pemilu, namun mereka harus terdaftar sebaai calon
melaui partai pengusungnya. Dewan perwakilan rakyat seharusnya berkerja penuh
pada tuannya yakni rakyat, karena pemerintahan demokrasi yakni pemerintahan
rakyat. Pemerintahan yang tuan atau bos – nya adalah rakyat bukan pemangku
jabatan yang dipercaya rakyat melaui pemilu.
13
Pada kegiatan penyampaian aspirasi oleh rakyat kepada dewan perwakilan
yang dilakukan melaui beberapa cara, tentunya hal tersebut harus di hiraukan
penuh oleh penyampai aspirasi rakyat. Dengan tersampainya aspirasi rakyat ke
pusat hingga dapat dipenuhinya kebutuhan dan keinginan dari masyarakat,
diharapkan kehidupan masyarakat dapat lebih baik.
14
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
Tingkat SDM yang tinggi sangat penting dalam mencapai tujuan dan cita
cita Bansa Indonesia, maka dari itu kita harus berperan aktif untuk mengatasi
rendahnya SDM dengan berbagai cara yang cukup banyak.
15
3.3 Daftar Pustaka
http://candrabagha.blogspot.co.id/2013/06/logo-unej-2-makna-logo
universitas.html
https://news.detik.com/berita/d-3376443/pemerintah-tepis-isu-10-juta-tenaga-
kerja-china-masuk-indonesia
https://5sila.blogspot.co.id/2015/05/penjabaran-nilai-nilai-luhur-dalam-sila.html
www.dpr.go.id/dokjdih/document/uu/664.pdf
https://www.elaw.org/system/files/id.investment.act.pdf
http://imamnurali94-pasal.blogspot.co.id/2016/12/bunyi-pasal-27-sampai-
34_14.html
https://ekon.go.id/ekliping/download/2380/1822/i.1-pp-nomor-78-tahun-2015.pdf
www.kemenperin.go.id/kompetensi/UU_13_2003.pdf
https://www.academia.edu/8924271/Dasar_Pembentukan_undang_undang
16