Anda di halaman 1dari 16

Paper Pendidikan Kewarganegaraan

(Wawasan Nusantara serta Tantangannya)

Disusun oleh :

Nama : Auwaludin Chadafid

Fakultas : Fakultas Teknik

Program Studi : S1 Teknik Mesin

Mata Kuiah : Pendidikan Kewarganegaraaan 47

UNIVERSITAS NEGERI JEMBER

Jalan Kalimantan No. 37, Kampus Tegalboto, JawaTimur 68121,


Indonesia

Web. www.unej.ac.id

i
KATA PENGANTAR

Rasa syukur Saya panjatkan atas kehadiran Allah SWT Yang Maha
Pemurah, karena berkat kemurahan-Nya paper ini dapat Saya selesaikan dengan
sebaik- baiknya. Dalam paper ini Saya akan membahas tentang “ Wawasan
Nusantara serta Tantangannya “,dalam suatu bidang yang sangat erat kaitannya
dengan mata kuliah Pendidikan Kewarganegaraan, yang mana menjadi salah satu
pertimbangan penting dalam kehiduapan di masyarakat . Saya akan mengkaji hal
tersebut didalam paper ini dengan cara yang sebaik baiknya.

Paper ini dibuat dalam rangka untuk memperdalam pengetahuan akan


salah satu bagian dari mata kuliah Pendidikan Kewarganegaraan, serta sebagai
salah satu tugas pembuatan karya tulis dalam proses pembelajaran.

Saya menyadari bahwa masih kurang memiliki pengetahuan dan pengalaman,


sehingga paper ini masih kurang sempurna. Oleh karena itu, kekurangan baik
dalam hal isi maupun sistematika penulisan paper ini. Saya meminta maaf atas
semua kesalahan yang ada.

Semoga paper ini memberikan informasi bagi kita semua dan bermanfaat
untuk penambah wawasan dan peningkatan ilmu pengetahuan bagi kita semua.

Jember, 07 Mei 2018

Penyusun

Auwaludin Chadafid

ii
DAFTAR ISI

Cover.................................................................................................................... i

Kata Pengantar .................................................................................................... ii

Daftar Isi.............................................................................................................. iii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang............................................................................................... 4

1.2 Rumusan Masalah......................................................................................... 5


1.3 Tujuan............................................................................................................. 5

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Opini Mengenai Fenomena Tenaga Kerja Asing (TKA) ....................... 6


2.2 Landasan Ideal Mengenai Wawasan Nusantara....................................... 9
2.3 Landasan Konstitusional mengenai Wawasan Nusantara....................... 10
2.4 Landasan Operasionalisasi Mengenai Penanaman Modal Asing Dan
Ketenagakerjaan ..................................................................................................11
2.5 Tantangan DPR dan Pemerintah dalam Pembuatan Undang Undang ......12
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan .....................................................................................................15
3.2 Saran............................................................................................................... 15
3.3 Daftar Pustaka................................................................................................. 16

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Wawasan Nusantara merupakan cara pandang dan sikap bangsa Indonesia
mengenai diri dan lingkungannya yang serba beragam, dengan mengutamakan
persatuan dan kesatuan wilayah, dengan tetap menghargai dan menghormati
kebhinekaan dalam setiap aspek kehidupan nasional untuk mencapai tujuan
nasional.
Wawasan juga sebagai cara pandang bangsa Indonesia berdasarkan Pancasila,
Undang-Undang Dasar 1945,serta hukum dan norma yang berlau di Indonesia.
Berbagai hukum yang berlaku di Indonesia perlu kita pahami dan terapkan dalam
berbagai kehidupan sehari hari. Tujuan dari ditetapkannya hukum, tentunya
sebagai alat control baik individu maupun kelompok agar tetap berjalan dalam
batas-batasnya. Selain itu ditetapkannya suatu regulasi juga membantu kita untuk
lebih mudah dalam ikut serta dalam mencapai tujuan dan cita cita Bangsa
Indonesia.
Sebagai negara kepulauan dengan masyarakatnya yang kaya akan budaya nya,
Negara Indonesia memiliki unsur-unsur kekuatan sekaligus kelemahan.
Kekuatannya terletak pada posisi dan keadaan geografi yang strategis dan kaya
akan sumber daya alam (SDA). Salahsatu kelemahannya yakni kurangnya
pemerataan pembangunan di daerah tertinggal yang biasanya jau dari pusat
pemerintahan. Dengan hal tersebut diharapkan kita lebih meningkatkan wawasan
nusantara kita dan orang lain guna ikut serta berperan aktif untuk kepentingan
bangsa kita.

4
1.2 Rumusan Masalah

Di dalam paper ini mempunyai beberapa rumusan masalah antara lain :

1. Opini Mengenai Fenomena Tenaga Kerja Asing (TKA).


2. Landasan Ideal mengenai Wawasan Nusantara.
3. Landasan Konstitusional mengenai Wawasan Nusantara.
4. Landasan Operasionalisasi Mengenai Penanaman Modal Asing Dan
Ketenagakerjaan.
5. Tantangan DPR dan Pemerintah dalam Pembuatan Undang Undang.

1.3 Tujuan

Tujuan disusunnya paper ini yakni sebagai proses pembelajaran mata


kuliah Pendidikan Kewarganegaraan serta untuk menambah pengetahuan
mengenai Wawasan Nusantara dan Tantangannya.

5
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Opini Mengenai Fenomena Tenaga Kerja Asing (TKA)

Tenaga kerja asing atau yang disebut TKA sebenarnya bukan hal yang
baru,namun baru baru ini topik tersebut banyak menjadi pembicaraan di negri ini.
Belakangan ini masyarakat Indonesia dikejutkan dengan berita tentang banyaknya
Tenaga Kerja Asing yang masuk ke Indonesia. Bahkan isu Tenaga Kerja Asing
terutama dari Tiongkok yang masuk ke Indonesia sekitar 10 juta orang. Tentu saja
isu seperti ini sangat meresahkan masyarakat di Indonesia karena dapat
mengurangi peluang mereka untuk mendapatkan pekerjaan. Mengenai isu ini
banyak pihak yang menanyakan kebenarannya kepada pemerintah.

Dalam hal ini, pihak Pemerintah melalui Kementerian Sekretariat Negara


segera mengklarifikasi mengenai isu masuknya 10 juta Tenaga Kerja Asing asal
Tiongkok ke Indonesia. Melalui akun twitter resmi Kemensetneg
(@KemensetnegRI) Kemensetneg menyebutkan bahwa jumlah tenaga kerja asing
yang ada di Indonesia pada 2016 ialah 74.183 orang. Dari jumlah tersebut,
terdapat 21.271 tenaga kerja asal China yang menempati urutan pertama jumlah
tenaga kerja asing di Indonesia. Kemudian disusul Jepang dengan jumlah 12.490
tenaga kerja.

Kemensetneg memberikan perbandingan terhadap jumlah tenaga kerja


Indonesia (TKI) yang berada di luar negeri. Salah satu negara yang dijadikan
perbandingan adalah Malaysia, menurut data tersebut ada dua juta TKI yang
bekerja di Malaysia dari total 31 juta penduduk Malaysia. Hongkong juga menjadi
contoh berikutnya, dari total tujuh juta penduduk Hong Kong, ada 153 ribu TKI
yang bekerja di sana.

"Rerata jumlah pekerja asing di Indonesia berada di kisaran 70 ribuan (dari


semua negara). Sekitar 0,027 persen jika dibandingkan dengan jumlah penduduk
Indonesia yang sekitar 257 juta atau sekitar 0,05 persen jika dibandingkan dengan

6
angkatan kerja Indonesia tahun 2016 yang sekitar 128 juta," tulis Kementrian
Sekretaris Negara (Kemensetneg).

Sebagian besat tenaga kerja Indonesia /TKI menempati pekerjaan pada


level yang rendah. Buruh, pembantu, pegawai toko merupakan beberapa contoh
pekerjaan yang mayoritas dilakukan oleh TKI. Penyebab dari mayoritas hanya
pada pekerjaan kasar yang dapat di isi oleh TKI salah satu penyebabnya adalah
ketidakmampuan TKI dalam bersaing dalam segi SDM nya.

Upaya serius perlu dilakuakan oleh pemerinah dalam menyikapi


rendahnya sdm TKI selama ini. Hal ini perlu ditindaklanjuti karena dengan
rendahnya SDM TKI akan menimbulkan berbagai dampak kedepannya.
Penganiayaan oleh majikan meruapakan sala satu masalah yang kerap dialami
oleh TKI di beberapa negara. Tidak hanya kekerasan fisik, bahkan kekerasan
seksual kerap dialami oleh TKW asal Indonesia.

Sebenarnya masih banyak sekali masalah yang dialami oleh TKI mulai
dari pelanggaran hukum serta banyak hal lain. setiap masalah tentunya ada solusi
atau jalan keluarnya. Berikut beberapa solusi mengenai TKI :

Meningkatkan kualitas SDM Indonesia. Dengan tingginya SDM kita,


diharapkan mampu berkontribusi lebih baik bagi Bangsa Indonesia. Selain
berkarya di dalam negri, masyarakat yang SDMnya tinggi juga lebih berpeluang
dan mampu berkompetisi untuk menempati lapangan pekerjaan yang posisinya
lebih strategis. Semakin tingginya tingkat SDM TKI nantinya tidak ada lagi
pekerja kita yang hanya menempati level rendah, dengan begitu pelanggaran
terhdap TKI akan berkurang dan kehidupannya lebih baik.

Tidakhanya meningkatkan kualitas SDM masyarakat Indonesia,


pemerintah juga dapat menyediakan berbagai lapangan pekerjaan yang ada di
dalam negri sendiri. Dengan menyediakan lapangan kerja tentunya secara langsug
masyarakat dapat bekerja didalam negri tanpa perlu meninggalkan negaranya.
Dengan meningkatkan pembangunan di berbagai sentra baik ekonomi,
pendidikan, fasilitas publik dan sebagainya tetunya akan banyak menyerap tenaga
kerja. Selain itu pemerintah juga harus mendukung beragai usaha dan menengah

7
atau UKM yang biasanya sangat membantu perekonomian keluarga disekitarnya.
Dengan berbagai upaya tersebut diharapkan berbagai masalah mengenai TKI
dapat di antisipasi dan masalah pekerjaan masyarakat teratasi.

Di era sekarang banyak kasus mengenai tenaga kerja asing di Indonesia.


Banyak dari TKA yang masuk ke Indonesia melaui jalur ilegal maksudnya tanpa
sepengetahuan dari instansi pemerintahan yang bewenang. Tidak hanya itu ada
juga modus dari TKA yang menggunakan VISA non-pekerja yakni melaui VISA
Turis yang ditujukan untuk berlibur di Indonesia tetapi disalahgunakan sebagai
jalan masuk ke Indonesia untuk bekerja.

Banyak tumbuhnya perusahaan asing di Idonesia diharapkan mampu


memberi kesempatan lowongan kerja bagi bangsa Indonesia semakin banyak.
Dalam kenyataannya masih banyak pengangguran di Indonesia. Selain itu ada
juga ulah dari perusahaan yang secara sengaja mempekejakan TKA melebihi
batas keentuan dari aturan pemerintah Indonesia yang telah diterapkan. Tak
hannya pelanggaran dalam segi jumlah TKA, ada juga tindak pelanggaran yang
dilakukan oleh pihak perusahaan yang secara sengaja memasukkan TKA ilegal
tanpa izin resmi yang dikerjakan di perusahaannya.

Berbagai pelanggaran TKA dan perusahaan yang terkait tentunya akan


merugikan negara Indonesia. Dari segi kesempatan keja yang seharusnya dapat
ditempati oleh pribumi, namun terampas oleh tindak pelanggaran hukum ini. Dari
segi pendapatan negara tentunya akan sangat merugikan karena Negara Indonesia
tidak dapat menerima pendapatan baik dari pajak maupun hal hal lain mengenai
TKA ilegal tersebut.

Disini keseriusan dan tekad yang kuat sangat diperlukan untuk menindak
lanjuti hal hal seperti ini. Pemerintah secara langsung harus tegas menindak
oknum oknum yang melanggar. Percuma regulasi diterapkan namun tanpa
keseriusan dari pihak yang berwenang. Disini masyarakat dapat berperan aktif
juga dengan cara melaporkan hal-hal yang dianggap ada peluang pelanggaran
hukum kepada pihak yang berwenang.

8
2.2 Landasan Ideal Mengenai Wawasan Nusantara
a. Sila Kedua: Kemanusiaan Yang Adil Dan Beradab
Butir-butir dari sila ke dua :
• Mengakui dan memperlakukan manusia sesuai dengan harkat dan
martabatnya sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa.
• Mengakui persamaan derajat, persamaan hak, dan kewajiban asasi setiap
manusia, tanpa membeda-bedakan suku, keturunan, agama, kepercayaan,
jenis kelamin, kedudukan sosial, warna kulit dan sebagainya.
• Mengembangkan sikap saling mencintai sesama manusia.
• Mengembangkan sikap saling tenggang rasa dan tepa selira.
• Mengembangkan sikap tidak semena-mena terhadap orang lain.
• Menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan.
• Gemar melakukan kegiatan kemanusiaan.
• Berani membela kebenaran dan keadilan.
• Bangsa Indonesia merasa dirinya sebagai bagian dari seluruh umat
manusia.
• Mengembangkan sikap hormat menghormati dan bekerjasama dengan
bangsa lain.
b. Sila kelima: Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia
Butir-butir dari sila ke lima :
• Mengembangkan perbuatan yang luhur, yang mencerminkan sikap dan
suasana kekeluargaan dan kegotongroyongan.
• Mengembangkan sikap adil terhadap sesama.
• Menjaga keseimbangan antara hak dan kewajiban.
• Menghormati hak orang lain.
• Suka memberi pertolongan kepada orang lain agar dapat berdiri sendiri.
• Tidak menggunakan hak milik untuk usaha-usaha yang bersifat pemerasan
terhadap orang lain.
• Tidak menggunakan hak milik untuk hal-hal yang bersifat pemborosan dan
gaya hidup mewah.
• Tidak menggunakan hak milik untuk bertentangan dengan atau merugikan
kepentingan umum.

9
• Suka bekerja keras.
• Suka menghargai hasil karya orang lain yang bermanfaat bagi kemajuan
dan kesejahteraan bersama.
• Suka melakukan kegiatan dalam rangka mewujudkan kemajuan yang
merata dan berkeadilan sosial.
2.3 Landasan Konstitusional mengenai Wawasan Nusantara
a. Pasal 27 UUD 1945, berbunyi :
1. “Segala warga negara bersamaan kedudukan dan hukum dan pemerintahan
dan wajib menjunjung hukum dan pemerintah itu dengan tidak ada
kecualinya”.
2. “Tiap-tiap warga negara berhak atas pekerjaan dan hidup yang layak bagi
kemanusiaan”.
3. “Setiap warga negara berhak dan wajib ikut dalam upaya pembelaan
negara”.
b. Pasal 33 UUD 1945, berbunyi :
1. “Perkonomian disusun sebagai usaha bersama berdasarkan atas azas
kekeluargaan”.
2. “Cabang-cabang produksi yang penting bagi negara dan yang menguasai
hajat hidup orang banyak dikuasai oleh negara”.
3. “Bumi, air dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh
negara dan dipergunakan untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat”.
2.4 Landasan Operasionalisasi Mengenai Penanaman Modal Asing Dan
Ketenagakerjaan
a. Undang Undang Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 2007 Tentang
Penanaman Modal
 Bab I Ketentuan Umum terdiri dari pasal ke-1 berjumlah 13 poin dan pasal
ke-2 satu poin.
 Bab II Asas dan Tujuan terdiri dari pasal ke-3 berjumlah 2 poin.
 Bab III Kebijakan Dasar Penanaman Modal terdiri dari pasal ke-4 yang
berjumlah 3 poin.
 Bab IV Bentuk Badan Usaha Dan Kedudukan terdiri dari pasal ke-5 yang
berjumlah 3 poin.

10
 Bab V Perlakuan Terhadap Penanaman Modal terdiri dari pasal ke-6
berjumlah 2poin, pasal ke-7 berjumlah 3 poin, pasal ke-8 berjumlah 5 poin,
pasal ke-9 berjumlah 2 poin.
 Bab VI Ketenagakerjaan terdiri dari pasal ke-10 berjumlah 4 poin, pasal ke-
11 berjumlah 3 poin.
 Bab VII Bidang Usaha terdiri dari pasal ke-12 yang berjumlah 5 poin.
 Bab VIII Pengembangan Penanaman Modal Bagi Usaha Mikro, Kecil,
Menengah, Dan Koperasi terdiri dari pasal ke-13 yang berjumlah 2 poin.
 Bab IX Hak, Kewajiban, Dan Tanggung Jawab Penanam Modal.
 Bab X Fasilitas Penanaman Modal.
 Bab XI Pengesahan Dan Perizinan Perusahaan.
 Bab XII Koordinasi Dan Pelaksanaan Kebijakan Penanaman Modal.
 Bab XIII Penyelenggaraan Urusan Penanaman Modal.
 Bab XIV Kawasan Ekonomi Khusus.
 Bab XV Penyelesaian Sengketa.
 Bab XVI Sanksi.
 Bab XVII ketentuan peralihan.
 Bab XVIII Ketentuan Penutup.
b. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 13 Tahun 2003 Tentang
Ketenagakerjaa.
 Bab I Ketentuan Umum.
 Bab II Landasan, Asas, Dan Tujuan.
 Bab III Kesempatan Dan Perlakuan Yang Sama.
 Bab IV Perencanaan Tenaga Kerja Dan Informasi Ketenagakerjaan.
 Bab V Pelatihan Kerja.
 Bab VI Penempatan Tenaga Kerja.
 Bab VII Perluasan Kesempatan Kerja.
 Bab VIII Penggunaan Tenaga Kerja Asing.
 Bab IX Hubungan Kerja.
 Bab X Perlindungan, Pengupahan, Dan Kesejahteraan.
 Bab XI Hubungan Industrial.

11
 Bab XII Pemutusan Hubungan Kerja.
 Bab XIII Pembinaan.
 Bab XIV Pengawasan.
 Bab XV Penyidikan.
 Bab XVI Ketentuan Pidana dan Sanksi Administratif.
 Bab XVII Ketentuan Peralihan.
 Bab XVIII Ketentuan Penutup.
2.5 Tantangan DPR dan Pemerintah dalam Pembuatan Undang Undang

Untuk mewujudkan negara Indonesia sebagai negara hukum, tentunya


pembangunan hukum mutlak untuk dilaksanakan. Pembangunan hukum nasional
yang dilakukan secara terencana, terpadu, dan berkelanjutan dalam sistem hukum
nasional yang menjamin pelindungan hak dan kewajiban segenap rakyat
Indonesia berdasarkan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun
1945 serta Pancasila.

Bahwa untuk memenuhi kebutuhan masyarakat atas peraturan perundang-


undangan yang baik, perlu dibuat peraturan mengenai pembentukan peraturan
perundang-undangan yang dilaksanakan dengan cara dan metode yang pasti,
baku, dan standar yang mengikat semua lembaga yang berwenang membentuk
peraturan perundang-undangan.

Peraturan Perundang-undangan adalah peraturan tertulis yang memuat


norma hukum yang mengikat secara umum dan dibentuk atau ditetapkan oleh
lembaga negara atau pejabat yang berwenang melalui prosedur yang ditetapkan
dalam Peraturan Perundang-undangan. Undang-Undang adalah Peraturan
Perundang-undangan yang dibentuk oleh Dewan Perwakilan Rakyat dengan
persetujuan bersama Presiden. Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang
adalah Peraturan Perundang-undangan yang ditetapkan oleh Presiden dalam hal
ihwal kegentingan yang memaksa.

Sebagai lembaga perwakilan yang menyampaikan aspirasi rakyat, DPR


menyusun regulasi yang sesuai dengan rakyat dengan berdasarkan pada nilai nilai
pancasila. Pancasila merupakan sumber segala sumber hukum negara. Undang-

12
Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 merupakan hukum dasar
dalam Peraturan Perundang-undangan.

Dalam membentuk Peraturan Perundang-undangan harus dilakukan


berdasarkan pada asas Pembentukan Peraturan Perundang-undangan yang baik,
yang meliputi:

a. Kejelasan tujuan.
b. Kelembagaan atau pejabat pembentuk yang tepat.
c. Kesesuaian antara jenis, hierarki, dan materi muatan.
d. Dapat dilaksanakan.
e. Kedayagunaan dan kehasilgunaan.
f. Kejelasan rumusan.
g. Keterbukaan.

Materi muatan Peraturan Perundang-undangan harus mencerminkan asas:

a. pengayoman.
b. Kemanusiaan.
c. Kebangsaan.
d. Kekeluargaan.
e. Kenusantaraan.
f. bhinneka tunggal ika.
g. Keadilan.
h. kesamaan kedudukan dalam hukum dan pemerintahan.
i. ketertiban dan kepastian hukum; dan/atau.
j. keseimbangan, keserasian, dan keselarasan.

Anggota dari dewan perwakilan rakyat merupakan kader dari partai politik.
Walaupun terpiih melaui pemilu, namun mereka harus terdaftar sebaai calon
melaui partai pengusungnya. Dewan perwakilan rakyat seharusnya berkerja penuh
pada tuannya yakni rakyat, karena pemerintahan demokrasi yakni pemerintahan
rakyat. Pemerintahan yang tuan atau bos – nya adalah rakyat bukan pemangku
jabatan yang dipercaya rakyat melaui pemilu.

13
Pada kegiatan penyampaian aspirasi oleh rakyat kepada dewan perwakilan
yang dilakukan melaui beberapa cara, tentunya hal tersebut harus di hiraukan
penuh oleh penyampai aspirasi rakyat. Dengan tersampainya aspirasi rakyat ke
pusat hingga dapat dipenuhinya kebutuhan dan keinginan dari masyarakat,
diharapkan kehidupan masyarakat dapat lebih baik.

Sebenarnya tidak harus menunggu aspirasi yang secara langsung


disampaikan oelh rakyat, namun anggota dewan bisa berisiatif memaksimalkan
kegiatan dari kunjungan ke daerah-daerah yang telah diagendakan dan telah
dibiayai penuh oleh pemerintah. Dengan kunjungan daerah dewan yang dipercaya
rakyat dapat secara langsung berinteraksi dengan masyarakat dan secara langsung
mengetahui dan berinteraksi dengan masyarakat. Tentnya dengan kegiatan ini
anggota dewan lebih tau secara langsung kebutuhan baik ekonomi, sosial, dan
regulasi yang dapat meningkatkan taraf hidup masyarakat.

Dalam proses penyusunan undang undang, tetntunya anggota dewan tidak


selalu sesuai dengan anggapan kita, yakni lancar, tanpa godaan yang datang dari
sana-sini. Banyak sekali godaan yang muncul baik dari diri sendiri maupun yang
datang dari luar. Banyaknya pihak yang terkait mengenai hukum yang akan
diterapkan baik dari sektor masyarakat, politik , perusahaan maupun dari pribadi
menjadi godaan besar yang diterima oleh anggota dewan.

Sebenarnya berjalan lurus dalam menuju tujuan dan kepentingan bangsa


merupakan hal yang didambakan rakyat terhadap pemimpin dan yang dipercaya
rakyat. Namun banyaknya tekanan baik dari luar maupun dalam yang datang
seringkali menjauhkan dari jalan yang benar. Hal ini tentu dapat diantisipasi
dengan kesadaran akan tanggung jawab dari jabatan yang di embannya. Bila
berjalan sendiri tentunya banyak mudah sekali dirobohkan niat baik ini dengan
pihak yang kontra. Maka dari itu keseriusan harus terjalin bersama dalam
menjalankan aspirasi dan amanah rakyat, walaupun sendiri namun hal ini harus
dilakukan dengan gigih dan selalu mengajak pihak lain untuk kembali ke jalan
yang benar.

14
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Wawasan Nusantara merupakan cara pandang dan sikap bangsa Indonesia


mengenai diri dan lingkungannya yang serba beragam, dengan mengutamakan
persatuan dan kesatuan wilayah, dengan tetap menghargai dan menghormati
kebhinekaan dalam setiap aspek kehidupan nasional untuk mencapai tujuan
nasional. Masih sangat banyak PR kita dalam mencapai tujuan dan cita cita
Bangsa Indonesia, mulai dari kualitas SDM, masalah ketenagakerjaan hingga
tantangan yang dihadapi oleh anggota dewan yang berwenang menyusun dan
menetapkan undang undang di Indonesia.

3.2 Saran

Kita sebagai masyarakatyang baik harus senantiasa menjujung tinggi


derajat dan kedaulatan negara dengan banyak cara¸ seperti melalui politik,
ekonomi, sosial, dan budaya.

Wawasan nusantara merupakan hal yang penting bagi membangun mental


masyarakat bangsa, dengan wawasan itu mungkin masyarakat dapat lebih sadar
terhadap lingkungan sekitar.

Tingkat SDM yang tinggi sangat penting dalam mencapai tujuan dan cita
cita Bansa Indonesia, maka dari itu kita harus berperan aktif untuk mengatasi
rendahnya SDM dengan berbagai cara yang cukup banyak.

Sebagai anggota perwakilan yang dipilih dan dipercaya rakyat, seharusnya


setiap tindakannya harus mendukung kebaikan rakyat dan Bangsa Indonesia, tidak
memihak kepentingan politik, pribadi maupun pihak-pihak lain yang
berkepemtingan teradap regulasi di Indonesia.

15
3.3 Daftar Pustaka

http://candrabagha.blogspot.co.id/2013/06/logo-unej-2-makna-logo
universitas.html

https://news.detik.com/berita/d-3376443/pemerintah-tepis-isu-10-juta-tenaga-
kerja-china-masuk-indonesia

https://5sila.blogspot.co.id/2015/05/penjabaran-nilai-nilai-luhur-dalam-sila.html

www.dpr.go.id/dokjdih/document/uu/664.pdf

https://www.elaw.org/system/files/id.investment.act.pdf

http://imamnurali94-pasal.blogspot.co.id/2016/12/bunyi-pasal-27-sampai-
34_14.html

https://ekon.go.id/ekliping/download/2380/1822/i.1-pp-nomor-78-tahun-2015.pdf

www.kemenperin.go.id/kompetensi/UU_13_2003.pdf

https://www.academia.edu/8924271/Dasar_Pembentukan_undang_undang

16

Anda mungkin juga menyukai