BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
pasien dan sembilan solusi keselamatan pasien di rumah sakit pada tanggal 2
Mei 2007.[2]
untuk membantu akreditasi organisasi pada area spesifik yang menjadi pusat
perhatian dalam hal keselamatan pasien. Tujuan dari IPSG adalah untuk
permasalahan berdasarkan bukti dan para ahli. IPSG terdiri dari 6 sasaran,
Rumah Sakit Seluruh Indonesia (PERSI) mengajak semua rumah sakit untuk
Pasien Rumah Sakit (KKPRS) pada Juni 2005, dengan menyusun panduan
adanya komunikasi yang efektif antar sesama tenaga medis kesehatan. [1] Data
WHO dan JCI sebanyak 25.000-30.000 kecacatan yang permanen pada pasien
pelayanan pasien rawat inap di rumah sakit ada sekitar 3-16% Kejadian Tidak
Jawa Timur 11,7%, Sumatra Selatan 6,5%, Jawa Barat 2,8%, Bali 1,4%,
antar tenaga kesehatan saat melaporkan kondisi pasien. Hal ini dikarenakan
pasien.
optimal. Komunikasi SBAR saat hand over pasien ini diterapkan oleh tenaga
medis kesehatan yang salah satunya adalah perawat. Hal ini sesuai dengan
pasien yang diberikan saat pasien baru datang dari bangsal lain.
over pasien. Hal ini dikarenakan saat hand over pasien muncul beberapa
hambatan yang sering terjadi seperti komunikasi yang buruk, catatan medis
yang kurang lengkap. Hambatan saat hand over pasien dapat berrdampak
penting untuk asuhan keperawatan pasien secara holistik dan aman yang
yang sesuai dengan prosedur maka akan tepat sesuai sasaran yang diharapkan.
[13]
mereka terhadap kegiatan timbang terima yang dilakukan. [14] Keakuratan data
yang dibutuhkan untuk perawatan pasien pada timbang terima, sebesar 62%
300 tempat tidur yang sementara ini baru melayani 107 tempat tidur karena
keterbatasan tenaga kerja. jumlah perawat saat ini sebanyak 138 perawat,
7
bahwa Komunikasi SBAR pada pelaksannaan hand over pasien rawat inap di
B. Perumusan Masalah
Semarang?"
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
Semarang
D. Manfaat Penelitian
efektif saat hand over dan dengan komunikasi yang efektif dapat
E. Orginalitas Penelitian
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Teori
1. Hand over
dan cross coverage. Hand over adalah komunikasi oral dari informasi
tentang pasien yang dilakukan oleh perawat pada pergantian shift jaga.
Hand over pasien adalah waktu dimana terjadi perpindahan atau transfer
lain. Tujuan dari hand over pasien adalah menyediakan waktu, informasi
yang akurat tentang rencana perawatan pasien, terapi, kondisi terbaru, dan
disampaikan.
tidak terburu-buru.
12
1) Persiapan
2) Pelaksanaan
dilaksanakan.
(7) Lama hand over untuk setiap klien tidak lebih dari 5 menit
2. Keselamatan Pasien
hukum. Oleh sebab itu, perlu penerapan program lain yang lebih
paling penting adakh dapat dikerjakaa Ada 3 aspek mutu yaitu aspek
seharusnya diambil.[22]
patient safety ini, yaitu (1) visi institusi mengenai keselamatan pasien
kesalahan tidak memadai, (4) tugas masing- masing staf yang terlalu
Sakit).[24]
bahwa "Safe care is not an option. It is the right of every patient who
entrusts their care to our health care system " yaitu pelayanan
kesehatan yang aman bagi pasien bukan sebuah pilihan akan tetapi
sistem dimana rumah sakit membuat asuhan pasien lebih aman yang
seharusnya diambil.
masyarakat
sakit.
pasien yang harus dijalankan di tiap rumah sakit, antara lain adalah :
pasien.
beberapa hal yang terkait keselamatan pasien antara lain adalah :[25]
keselamatan pasien.
proses yakni:
2) Menyederhanakan proses
darah, atau produk darah; pengambilan darah dan spesimen lain untuk
medis, tanggal lahir gelang identitas pasien, dan lain - lain. Nomor
pelayanan rawat jalan, unit gawat darurat, atau ruang operasi termasuk
21
diidentifikasi.
(High Alert)
22
obat-obatan yang terlihat mirip (Nama Obat Rupa dan Ucapan Mirip/
fosfat, natrium klorida lebih pekat dari 0,9%, dan magnesium sulfat ,
(50% atau lebih pekat). Kesalahan ini bisa terjadi bila perawat tidak
ditugaskan, atau pada keadaan gawat darurat. Cara yang paling efektif
rumah sakit.
Sasaran IV:
23
Salah lokasi, salah prosedur, pasien salah pada operasi adalah sesuai
Kesalahan ini adalah akibat dari komunikasi yang tidak efektif atau
pasien di dalam penandaan lokasi operasi (site marking), dan tidak ada
konsisten di rumah sakit dan harus dibuat oleh operator / orang yang
sadar jika memungkinkan, dan harus terlihat sampai saat akan disayat.
(laterality), multipel struktur (jari tangan, jari kaki, lesi) atau multivel
dipampang.
Sasaran V :
riwayat jatuh, obat dan telaah terhadap konsumsi alkohol, gaya jalan
pasien.
insiden adalah setiap kejadian yang tidak disengaja dan kondisi yang
mengakibatkan cedera.
5) Kejadian Sentinel
28
3. Komunikasi SBAR
kesehatan. Metode ini mungkin agak sulit pada awalnya bagi pemberi
sebagai berikut:
b) Riwayat pengobatan
dilakukan
d) Riwayat alergi
yang terjadi
B. Kerangka Teori
C. Kerangka Konsep
D. Variabel Penelitian
Variabel dalam penelitian terdiri dari variabel bebas dan variabel terikat :
1. Variabel bebas
Variabel bebas dalam penelitian ini adalah komunikasi SBAR .
2. Variabel Terikat
Variabel terikat dalam penelitian ini adalan pelaksanaan hand over
E. Hipotesis
BAB III
METODE PENELITIAN
35
antara lain melalui penggunaan kuesioner yang telah diuji validitas dan
2. Desain Penelitian
yaitu data dikumpulkan sesaat atau data diperoleh saat ini juga. Penelitian
2018.
2. Tempat Penelitian
Diponegoro Semarang.
36
C. Definisi Operasional
lengkap untuk menetapkan apa yang diukur dalam penelitian dan bagaimana
cara mengukur variabel dan apa yang diukur dinyatakan dalam bentuk
indikator atau sub variabel. Definisi operasional juga membantu peneliti lain
inap dan ICU Rumah Sakit Nasional Diponegoro Semarang pada tahun
2. Sampel
penelitian ini adalah perawat DIII rawat inap di ruang rawat inap Rumah
1) Perawat rawat inap dan ICU yang sudah bekerja minimal 1 tahun
3. Teknik Sampling
populasinya kecil, bila sampelnya kurang dari 100 populasi maka anggota
E. Instrumen Penelitian
1. Instrumen / Alat Penelitian
Alat penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuisioner, alat
selalu diberi skor 4, sering diberi skor 3, jarang diberi skor 2 dan tidak
N( XY) - ( X Y)
r
NX 2
X
2
NY 2
Y
2
Keterangan :
N : Jumlah teruji
X : Skor butir
40
Y : Skor total
(0,514) artinya variabel tersebut valid. Bila rhitung lebih kecil dari rtabel
b. Uji Reliabilitas
k b
2
r11 = 1 2
k 1 t
Keterangan :
b
2
: Jumlah varians butir
12 : Varians total
41
komunikasi SBAR 0,966 > 0,6 maka dapat disimpulkan semua item
Semarang.
2. Peneliti mengajukan surat permohonan ijin penelitian dari STIKES Karya
Diponegoro Semarang.
3. Setelah mendapatkan surat persetujuan dari Direktur Utama Rumah Sakit
penelitian
4. Peneliti menemui ke Bagian Pendidikan dan Pelatihan (diklat) RSND
penelitian.
6. Peneliti meminta bantuan kepala ruang untuk menyebutkan jumlah
diantaranya [30]:
1. Editing
Mengedit adalah memeriksa daftar pertanyaan yang telah diserahkan para
H. Analisa Data
1. Analisis univariat
44
X=
Keterangan:
X = hasil presentasi
2. Analisis bivariat
χ2 =
O E 2
E
Dk = (k-1)(b-1)
Keterangan:
45
χ2 : Chi-square
Dk : Derajat kebebasan
k : Banyaknya kolom
b : Banyaknya baris
I. Etika Penelitian
berikut(30) :
oleh peneliti hanya kelompok data tertentu yaitu akan dilaporkan pada
hasil riset.
3. Hak mendapatkan jaminan dari perlakuan yang diberikan ( Right to full
disclosure )
Peneliti memberikan penjelasan secara rinci tentang penelitian yang akan
5. Manfaat ( Beneficence )
Peneliti harus berbuat baik, menghormati martabat manusia. Prinsip ini