1. Pengertian Model Cooperative Learning Pada dasarnya cooperative learning mengandung pengertian sebagai sikap atau perilaku bersama dalam bekerja atau membantu diantara sesama dalam struktur kerja sama yang teratur dalam kelompok, yang terdiri dari dua oorang atau lebih dimana keberhasilan kerja sangat dipengaruhi oleh keterlibatan dari setiap anggota kelompok itu sendiri (Solihatin, 2007: 4). Komalasari (2010: 62) juga menyatakan bahwa cooperative learning adalah suatu pembelajaran di mana siswa belajar dan bekerja dalam kelompokkelompok kecil secara kolaboratif yang anggotanya terdiri dari 2 sampai 5 orang, dengan struktur kelompoknya yang bersifat heterogen. Slavin (Lita, 2009: 8) menjelaskan bahwa pembelajaran kooperatif adalah model pembelajaran dimana siswa akan duduk bersama dalam kelompok untuk menguasai materi yang disampaikan oleh guru. Suwarjo (2008: 99) menyatakan pembelajaran kooperatif (Cooperative Learning) merupakan pembelajaran yang dilakukan oleh siswa secara bersama-sama dalam kelompok-kelompok kecil atas sebuah tugas yang diuraikan dengan jelas dan membutuhkan partisipasi setiap orang dalam kelompok tersebut. Rusman (2014: 202) mengemukakan Cooperative Learning merupakan bentuk pembelajaran dengan cara siswa belajar dan bekerja dalam kelompok-kelompok kecil secara kolaboratif yang anggotanya terdiri dari 4 sampai 5 orang.
2. Teori yang Melandasi Model Cooperative Learning
Pembelajaran kooperatif atau cooperative learning bernaung dalam teori konstruktivistik. Teori konstruktivistik menyatakan bahwa siswa harus menemukan sendiri dan menstranformasikan informasi kompleks, mengecek informasi baru dengan aturan- aturan lama dan merevisinya apabila aturan-aturan itu tidak lagi sesuai. Bagi siswa agar benar-benar memahami dan dapat menerapkan pengetahuan, mereka harus bekerja memecahkan masalah, menemukan segala sesuatu untuk dirinya, berusaha dengan susah payah dengan ide-ide. (Trianto, 2007: 13) Menurut Piaget dalam Trianto (2007: 13) satu prinsip yang paling penting dalam teori konstruktivistik ialah bahwa guru bukan sekedar memberikan pengetahuan kepada siswa. Siswa harus membangun sendiri pengetahuan didalam benaknya. Guru dapat memberikan kemudahan untuk proses ini. Dengan memberi kesempatan kepada siswacuntuk menemukan atau menerapkan ide-ide mereka sendiri dan mengajar siswa menjadi sadar menggunakan strategi mereka untuk belajar.
3. Sintaks Model Cooperative Learning
Fase-Fase Deskripsi Perilaku Guru Fase 1 Menyampaikan tujuan dan Menyampaikan semua tujuan yang memotivasi Siswa ingin dicapai selama pembelajaran dan memotivasi siswa belajar Fase 2 Menyajikan informasi Menyajikan informasi kepada siswa dengan jalan demonstrasi Fase 3 Mengorganisasikan siswa Menjelaskan kepada siswa bagaimana kedalam kelompokkelompok cara membentuk kelompok belajar dan belajar membantu setiap kelompok agar melakukan transisi secara efisien Fase 4 Membimbing kelompok Membimbing kelompok belajar pada bekerja dan belajar saat mereka mengerjakan tugas mereka Fase 5 Evaluasi Mengevaluasi hasil belajar tentang materi yang telah dipelajari atau meminta kelompok presentasi hasil kerja Fase 6 Memberikan penghargaan Menghargai baik upaya maupun hasil belajar individu dan kelompok.
4. Implementasi Model Cooperative Learning
DAFTAR PUSTAKA : Komalasari, Kokom. 2010. Pembelajaran Kontekstual Konsep dan Aplikasi. Bandung : Refika Aditama Rusman. 2012. Model-model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme Guru. Jakarta : Raja Grafindo Persada. Slavin, Robert E. 2005. Cooperative Learning. Bandung : Nusa Media Solihatin dan Raharjo. 2007. Cooperative Learning. Jakarta : Bumi Aksara Suwarjo. 2008. Pembelajaran Kooperatif dalam Apresiasi Prosa Fiksi. Malang : Surya Pena Gemilang