Anda di halaman 1dari 9

LITERASI VISUAL SEBAGAI DASAR PEMAKNAAN

DALAM APRESIASI DAN PROSES KREASI VISUAL

Santi Sidhartani

Desain Komunikasi Visul


Universitas Indraprasta PGRI
Jl. Nangka No. 58 Tanjung Barat, Jakarta Selatan
sidharta_ni@yahoo.com

Abstrak
Sebuah pesan visual seringkali dianggap lebih menarik untuk dicermati dan lebih mudah dipahami daripada pesan
verbal. Sebenarnya, pemahaman dan pemaknaan pesan visual tidaklah sederhana karena sebuah pesan visual dapat
memiliki berbagai kemungkinan makna yang tergantung dari latar belakang pengamatnya. Aspek lainnya juga dapat
dilihat dari bagaimana cara pesan tersebut disampaikan, terkait dengan aspek-aspek penyusunan (komposisi) dan
lainnya. Dalam tulisan ini akan dijelaskan mengenai pentingnya pemahaman dan pemaknaan pesan visual yang sangat
dipengaruhi oleh kemampuan literasi visual. Dengan didukung penguasaan literasi visual akan membantu seseorang
dalam pemaknaan sebuah pesan dan mempengaruhi kemampuan untuk mewujudkan sebuah pesan visual. Apabila
dikaitkan dengan dunia pendidikan seni dan desain, maka literasi visual ini akan sangat bermanfaat dalam
pengembangan proses apresiasi dan kreasi sebuah karya visual.

Kata kunci : literasi visual, pesan visual

Abstract

A visual message is often is considered more interesting and easier to understand than the verbal message.
Actually, understanding the meaning of an visual message is not easy and simple because a visual message
could have many posssible meaning depends on the background of the viewer. The meaning of the message
also depends on how the message is delivered, in an art and design field it it depends on how the message
is arrange. This paper will explain about the importance of understanding the meaning of the visual
message that is strongly related and influenced by visual litteracy skill. Visual literacy can help someone
to understand the meaning of a visual message and also affect the ability to create a visual message. In the
field of art and design education, visual literacy will be very useful on development process of the
appreciation and creation of visual art.

Keywords : visual literacy, visual message


PENDAHULUAN interpretasi, mengaitkan dan memaknai
informasi yang disampaikan dalam
Literasi seringkali dikaitkan dengan ke- bentuk visual atau gambar (Avgerinou &
mampuan membaca atau pengetahuan Ericson, dalam Palmer & Matthews,
yang bersifat tulisan, seperti yang di- 2015:1)
ungkapkan oleh Maryanto (2006:145),
berdasarkan asal katanya, litterae berarti Dalam tulisan ini akan dibahas mengenai
kumpulan huruf, maka literate dapat bagaimana penguasaan literasi visual
diartikan sebagai orang yang memiliki atau visual literacy ini dapat me-
kemampuan atau kompetensi akan suatu mengaruhi kemampuan seseorang dalam
pengetahuan, atau ia dapat membaca proses memaknai sebuah objek atau
atau menulis, dan punya kemampuan karya seni rupa atau desain visual.
untuk memanfaatkan pengetahuan ter-
sebut. Pemahaman ini tentunya tidak
lepas dari sejarah di mana pada awalnya PEMBAHASAN
jumlah orang yang memiliki kemampu-
an baca tulis masih sangat terbatas, dan Pengertian Visual Literacy atau literasi
orang-orang tersebut lah yang kemudian visual ini secara umum dapat dipahami
dianggap memiliki kompetensi yang sebagai kemampuan untuk memahami
lebih baik sehigga dapat menyebarluas- suatu bentuk bahasa visual dan meng-
kan pengetahuannya kepada orang lain. aplikasikan pemahaman tersebut untuk
berkomunikasi dan berinteraksi dengan
Namun dengan perkembangan peradab- lingkungannya. Salah satu contoh
an dan teknologi saat ini, literasi dapat sederhana dari penguasaan literasi visual
dikaitkan dengan berbagai aspek. ini adalah pada saat seseorang dapat
Manusia tidak lagi mengandalkan memaknai dan memahami pesan-pesan
kemampuan baca tulis sebagai acuan visual yang ditangkapnya sehingga dapat
atau tolok ukur untuk menilai kemampu- memberikan respon atau reaksi yang
an dan kompetensi seseorang, sehingga tepat dan sesuai terhadap pesan tersebut.
akhirnya muncul berbagai istilah atau Ini dapat mencakup pesan sederhana
berkembangnya pembahasan mengenai seperti simbol yang digunakan dalam
berbagai macam literasi yang lebih di- fasilitas umum seperti larangan, pe-
pahami sebagai suatu kemampuan atau tunjuk, dan sebagainnya. Namun dalam
penguasaan bidang tertentu. Salah satu fungsi yang lebih kompleks, literasi
bentuk literasi yang saat ini memiliki visual dibutuhkan untuk dapat me-
pengaruh besar dalam interaksi manusia mahami dan mengapresiasi sebuah karya
dengan lingkungannya adalah literasi seni (rupa), di mana hal ini juga akan
visual atau visual literacy. memberikan pengaruh terhadap ke-
mampuan seseorang dalam berkreasi
Istilah visual literacy pada dasarnya atau menciptakan sebuah karya visual.
telah lama dimunculkan oleh John Debes
pada tahun 1969. Pemahaman dan Bamford (2003:1) juga mengemukakan
definisinya terus berkembang karena pe- bahwa literasi visual mencakup ke-
mahamannya melibatkan banyak ke- mampuan membaca dan menyusun
mampuan yang kompleks dan multi- sebuah pesan visual. Hal ini berarti
dimensi. Namun secara mendasar, pe- bahwa literasi visual mencakup ke-
mahaman visual literacy ini mengacu mampuan seseorang untuk me-
pada kemampuan untuk meng- nerjemahkan dan menginterpretasikan
makna dari sebuah pesan visual serta mata berperan sebagai indera yang
menyusun sebuah pesan visual yang berfungsi untuk menangkap sebuah
bermakna. ‘gambaran’, namun sesungguhnya
proses ini tidak semata-mata di-
Meskipun terlihat sederhana, tetapi pahami sebagai sebuah proses fisik
tingkat kemampuan literasi visual yang saja. Bagaimana pun juga, kegiatan
dimiliki seseorang dipengaruhi oleh “melihat” akan dilatabelakangi oleh
beragam aspek fisik maupun psikologis. aspek-aspek personal yang pada
Hal ini tidak lepas dari keterkaitan antara akhirnya akan menentukan
penguasaan literasi visual yang ber- bagaimana sebuah objek ‘dilihat’.
fungsi sebagai salah satu aspek ke- Salah satunya akan terlihat pada
berhasilan sebuah proses komunikasi. sudut pandang seseorang baik secara
Sebagaimana diketahui bahwa fisik maupun mental yang dapat di-
komunikasi dapat dipahami sebagai dasari pengalaman maupun kebutuh-
sebuah upaya untuk menyampaikan an individual.
pesan, gagasan dan makna tertentu dari 2. The Secondary Stage:brain
suatu pihak kepada pihak lainnya. processing of visual information
Keberhasilan komunikasi dapat diukur Seperti telah banyak dijelaskan
dari tingkat kesesuaian isi pesan atau secara teoritis bahwa otak manusia
makna yang disampaikan dan diterima dapat dibedakan menjadi otak kiri
oleh kedua pihak. Bentuk komunikasi dan kanan, di mana hal ini selanjut-
non verbal, khususnya komunikasi nya akan berpengaruh pada proses
visual memiliki banyak aspek yang berpikir dan pengolahan stimulus
mempengaruhi pemahaman dan pem- yang dialami seseorang. Disebutkan
bentukan persepsi. Sebuah wujud visual bahwa orang yang lebih banyak
dapat diinterpretasikan dalam beragam menggunakan otak kanan diyakini
makna, tergantung dari latar belakang akan lebih banyak berpikir spasial
individu, kondisi dan situasi di mana dan visual, sedangkan bagi yang
pesan tersebut disampaikan, dan lebih banyak menggunakan otak kiri
sebagainya. Meski demikian, ada se- dikategorikan sebagai pemikir
macam kesepakatan umum yang di- verbal. Meski demikian, pada tahap-
asosiasikan dengan bentuk atau wujud an proses ini dijelaskan bahwa kedua
visual tertentu. Kemampuan untuk bagian tersebut memiliki peran
menerjemahkan dan memahami sebuah dalam mengolah objek visual yang
pesan visual merupakan bagian dari ditangkap oleh mata baik berdarakan
proses perkembangan kemampuan aspek visual maupun verbal.
komunikasi seorang individu. 3. The Third Arm:psychology and
visual perception
Berdasarkan prosesnya, Jamieson Pada tahapan ini, gambaran yang di-
(2007:15-18) menjelaskan bahwa pem- terima oleh mata dan diolah oleh
bentukan persepsi dalam proses visual otak akan diproses dan dimaknai
meliputi beberapa tahapan berikut : beradasarkan pengalaman dan latar
1. The Primary Stage:the optics of belakang individu sehingga dapat
viewing menghasilkan persepsi yang
Proses ini merupakan tahapan beragam pada setiap orang.
dimana sebuah visualisasi atau
gambaran (image) ditangkap secara Selain didasarkan pada proses atau
fisik oleh mata manusia. Meskipun tahapannya, pemaknaan sebuah objek
visual dapat dijelaskan melalui tiga systems are highly complex and
dimensi pemaknaan sepert yang dynamic. “
dikemukakan oleh Jon Callow
(2005:13): Dalam pernyataan di atas, dapat
1. Affective ditangkap bahwa interaksi yang ber-
Dimensi ini didasarkan pada peran langsung pada sebuah proses
individu dalam interaksi dan pe- komunikasi dalam bentuk visual me-
maknaannya terhadap sebuah objek, libatkan banyak aspek dan sistem simbol
di mana di dalamya termasuk yang seringkali memiliki multi makna
bagaimana individu tersebut meng- pula. Pemahamannya tidak hanya me-
apresiasi aspek estetika baik dalam libatkan keberadaan objek tersebut
proses pengamatan maupun proses sebagaimana adanya, melainkan juga
kreasi. melibatkan aspek-aspek lain seperti
2. Compositional makna metafora yang dapat me-
Dimensi ini didasarkan pada per- mengaruhi pemaknaannya dalam sebuah
timbangan-pertimbangan komposisi proses komunikasi.
sebuah objek baik secara strujtural,
semiotik maupun kontekstual. Bamford (2001:7) juga mengemukakan
3. Critical bahwa di dalam sebuah simbol visual
Dimensi ini didasarkan pada adanya akan selalu terkandung nilai, baik yang
kepentingan lain yang terkait pada bersfat aktual maupun konseptual. Nilai-
pemaknaannya, misalnya sebagai nilai aktual tersebut ditampilkan melalui
kritik sosial, atau didasarkan pada aspek yang menyusun perwujudan
teori dan paham tertentu. Dimensi ini sebuah objek visual seperti tektir, warna,
terkait dengan yang disampaiakn bentuk, dan lainnya. Sementara itu, nilai
oleh Kress & van Leuwen (1996) di konseptual dapat ditangkap melalui
mana semua gambaran (images), bagaimana sebuah objek visual tersebut
meskipun terlihat ‘netral’ adalah ditampilkan sehingga dapat me-
sebuah perwujudan sebuah ideologi. mengaruhi cara pandang pengamat.

Bamford (2001:4) berpendapat: Visual Literacy terlihat sebagai suatu


“Discussion Visual kemampuan yang sewajarnya sudah
communication in an interactive dimiliki oleh seseorang, karena mungkin
environment is constructed of secara umum seseorang akan bisa meng-
multi-layered and ambiguous artikan atau memaknai objek yang
symbols systems that are both dilihatnya. Namun demikian, dalam
syntactically and semiotically kaitannya dengan sebuah proses
dense. In visual communication, apresiasi karya seni rupa yang seringkali
the syntactic elements are those membutuhkan pemahaman lebih dalam
visual characters that are used, dari sekedar melihat sebuah objek
while the semantic elements sebagaimana adanya, kemampuan atau
relates to the correlation, penguasaan literasi visual ini tidaklah
compliance and connection sesederhana itu.
between the visual symbols that
serves to deposit meaning into the Palmer & Matthews (2015:2) menge-
visual metaphors used to mukakan hingga saat ini kajian yang
communicate. These symbol mengungkapkan tentang tingkat pe-
nguasaan literasi visual masih sangat ter-
batas. Sementara itu seperti kita ketahui menginterpretasi, dan menilai
bahwa perkembangan media informasi (Maryanto, 2015:91). Terkait dengan
saat ini sangat mengandalkan aspek apresiasi sebuah karya seni, perlu kita
visual dalam berkomunikasi sehingga pahami bahwa segala bentuk apresiasi
kemampuan untuk dapat memahami se- sebuah objek akan diawali dengan proses
buah gambar (visual) sangatlah penting, pengamatan. Kita telah terbiasa melihat
seperti yang diungkapkan oleh Oring objek yang ada di sekitar kita, meski
dalam Bamford (2003:2), “the need to demikian sebuah proses pengamatan
learn to read visual images is an urgent tidak dapat diartikan sekedar sebagai
one that touches at all level in our suatu tindakan melihat. Mengamati
society. Visual lteracy levels directly dapat diartikan sebagai tindakan melihat
determine our level of comprehension dengan cermat serta mendalam. Proses
and the ability of the individual to be pengamatan akan menjadi sesuatu yang
able to read images in a meaningful menarik untuk dilakukan dan dipelajari,
way... Understanding pictures is a vital karena cara pengamatan yang berbeda
life enriching necessity. Not to akan memungkinkan sebuah objek di-
understanding them is visual illiteracy. maknai dengan cara yang berbeda pula.
Melalui pengamatan, seseorang dapat
Ausburn dalam Bamford (2003:3) juga lebih merasakan pengalaman visual yang
mengemukakan: akan membantunya melanjutkan ke
Visual Literacy allows a person to tahap apresiasi yang berikutnya di mana
be able to discriminate and diharapkan seorang pengamat akan
interpret visual actions, objects, dapat mendeskripsikan objek yang
symbols that they encounter in the diamatinya.
world. Visual literacy encourages
an appreciation and Kembali ke pemahaman mengenai ke-
comprehension of visual pentingan literasi visual dalam kaitannya
communication. A lack of dalam apresiasi seni rupa, sebelumnya
awareness of visual literacy effect telah disampaikan bahwa literasi visual
your ability to be able to tidak hanya membantu seseorang me-
communicate effectively. By nangkap pesan yang disampaikan me-
understanding the basic principles lalui objek visual di sekitarnya, me-
of visual literacy, people can lainkan juga membantu seseorang untuk
produce image that communicate dapat menyampaikan pesan visual
in a more efficient ways. dengan lebih baik.

Pernyataan-pernyataan tersebut menjadi Selanjutnya akan dibahas bagaimana


dasar pemikiran tentang bagaimana seluruh proses pengamatan, pemahaman,
pentingnya kemampuan ‘membaca’ maupun interpretasi objek visual ini di-
gambar dalam dunia informasi yang aplikasikan dalam pelaksanaan pem-
berkembang saat ini. Terlebih dalam belajaran salah satu mata kuliah di
bidang keilmuan seni rupa di mana bidang seni, yaitu pada saat mahasiswa
bentuk apresiasi tidak hanya sekedar mempelajari desain elementer yang me-
dimaknai sebatas bagaimana sebuah rupakan pengetahuan dasar dalam pe-
objek visual terlihat secara fisik. nyusunan karya rupa. Pada mata kuliah
Desain Elementer Trimara ini
Empat tahap dalam suatu proses kritik mahasiswa diminta untuk menyusun
seni, yaitu mendeskripsi, menganalisis, sebuah komposisi dengan memilih
material dan mengolahnya melalui se- mengenai prinsip yang ditampilkan
buah proses ekplorasi sehingga dapat dalam komposisi tersebut.
menampilkan prinsip-prinsip desain ter-
tentu. Masing-masing peserta diberi ke- Pemilihan judul “Root of the tree” dapat
bebasan untuk memilih bahan maupun dimaknai sebagai hasil pengetahuan atau
prinsip yang ingin ditampilkan serta pengamatan bentuk akar yang sebenar-
teknik pengolahan yang digunakan. nya dan diinterpretasikan dalam bentuk
Setelah proses ini selesai, mereka di- garis yang memanjang dengan susunan
minta untuk mendokumentasikan dan yang berlekuk dan saling melilit. Se-
menceritakan kembali komposisi (karya) lanjutnya, elemen-elemen bentuk
yang telah disusun tersebut. Berikut ini tersebut disusun dalam susunan berulang
akan dijelaskan beberapa hasil deskripsi dan ber-kelompok sehingga membentuk
yang diberikan oleh beberapa peserta kesatu-an komposisi. Kemampuan
tugas mata kuliah tersebut. literasi visual dari hasil pengamatan
bentuk dan objek yang dikenalinya
Komposisi berikut ini diberi judul “Root menjadi dasar untuk mengolah material
of the tree” yang dapat diartikan akar ke dalam bentuk tertentu yang dirasakan
dari sebuah pohon. Deskripsi yang di- akan dapat memenuhi kesamaan
berikan menjelaskan material yang di- perwujudan-nya. Cara penyusunan
gunakan serta langkah-langkah pe- elemen-elemen tersebut didasarkan pada
nyusunnya. Selain itu disampaikan pula kepentingan untuk dapat menyampaikan
mengenai prinsip yang ditampilkan kesan ter-tentu melalui penggunaan
dalam komposisi tersebut. prinsip desain ‘dominasi’ yang terlihat
pada peng-gunaan warna yang berbeda
dari bagian lainnya. Pada proses
deskripsi ini tidak disampaikan pesan
lain di balik dasar penyusunan elemen
yang ada. Terkait dengan pemaknaan
sebuah pesan visual, dapat dikatakan
bahwa komposisi yang ditampilkan dan
deskripsi yang di-berikan masih lebih
menekankan pada makna sintaksis
sebuah objek yang cenderung dimaknai
sebagaimana objek tersebut terwujud
secara fisik.

Apabila proses deskripsi ini dikembang-


kan lebih lanjut, objek tersebut masih
dapat dijabarkan secara luas dan me-
Gambar 1.
“ Root of the tree “
miliki makna yang lebih beragam sesuai
Dewi Rosita Istiani (201546500179) dengan makna semantik yang mungkin
diasilkannya. Makna semantik dalam
Komposisi berikut ini diberi judul “Root pesan visual yang tersampaikan melalui
of the tree” yang dapat diartikan akar objek tersebut dapat dilihat dari pe-
dari sebuah pohon. Deskripsi yang di- milihan warna dan material, penentuan
berikan menjelaskan material yang di- tekstur, penempatan elemen dan pe-
gunakan serta langkah-langkah pe- nentuan ukuran masing-masing elemen
nyusunnya. Selain itu disampaikan pula serta masih banyak kemungkinan lain
yang dapat dideskripsikan dari karya sumber kehidupan dari sebuah pohon,
tersebut. sehingga mungkin saja komposisi ter-
sebut dimaknai sebagai
Dalam sebuah proses apresiasi, ke- penggambaranbaran kekuatan dan
mampuan mengamati secara lengkap keberlangsungan siklus hidup.
dan mendeskripsikan nilai yang pada
akhirnya dapat melatih seseorang untuk Berikutnya akan dijelaskan karya lain
menangkap dan mengembangkan pe- yang merupakan hasil tugas yang sama
maknaan sebuah objek visual. Setiap dari mata kuliah tersebut di atas.
orang akan memaknai bagian-bagian Komposisi pada gambar berikut ini
deskripsi dengan banyak kemungkinan, diberi judul “fleksibel” yang dapat di-
misalnya ada yang akan memaknai peng- artikan sebagai kata yang meng-
gunaan warna merah dan biru sebagai gambarkan sifat luwes atau mudah dan
dominasi dari keberadaan warna putih cepat menyesuaikan diri. Pada saat men-
dalam komposisi tersebut. Sementara deskripsikan karya yang disusunnya ter-
yang lain bisa saja menekankan pada sebut, mahasiswa memberikan penjelas-
perbandingan ukuran atau peletakkan an tentang makna apa yang digambarkan
elemen-elemen yang saling terkait dan dari bentuk atau perwujudannya. Dalam
menyatu. Selain itu aspek lain komposisi hal ini dinyatakan bahwa komposisi
seperti ukuran keseluruhan, bagaimana tersebut menggambarkan seorang wanita
komposisi ditampikan dan dari sudut yang gemulai tetapi fleksibel dan bisa
pandang mana komposisi itu terlihat menjadi sosok yang berbeda pada
akan memberikan ragam pemaknaan. kondisi tertentu. Dalam deskripsi ter-
Secara lebih jauh, pemaknaanya juga sebut tidak dijelaskan bagaimana peng-
dapat dikaiktan dengan makna kata “root gambaran sifat-sifat tersebut diwujudkan
of the tree” atau akar pohon itu sendiri. melalui pemilihan bentuk, tekstur, mau-
Sebagai contoh, akar dapat dimaknai pun warna sebagai elemen-elemen
sebagai suatu kekuatan yang menjadi penyusunannya.

Gambar 2.“Fleksibel”
Nanda Agustia Farzi (201546500171)
Apabila dicermati, pemilihan bentuk dan PENUTUP
material yang digunakan disesuaikan
dengan makna dari kata sifat yang dipilih Dari penjelasan tersebut dapat diketahui
sebagai judul. Terlihat penggunaan bagaimana pemaknaan visual yang di-
bentuk yang mencerminkan garis dasari oleh pengalaman dan didukung
lengkung dengan komposisi bentuk yang dengan kemampuan teknis akan sangat
asimetris serta penggunaan tekstur yang berpengaruh pada suatu proses kreasi
berbeda. Kesan garis lengkung yang maupun apresiasi karya dalam bidang
dapat dimaknai sebagai penggambaran seni rupa. Sebagaimana dijelaskan se-
sifat luwes ditampilkan melalui tampilan belumnya, sebuah proses memaknai
garis semu yang terlihat pada outline visual dimulai dari pengamatan yang
bentuk karya secara menyeluruh serta berlanjut pada proses mendeskripsi atau
garis-garis dari material benang yang dpat dipahami sebagai proses memapar-
terlihat pada tekstur permukaannya. kan. Maryanto (2015:93) berpendapat
Secara keseluruhan garis-garis memberi- bahwa kegiatan mendeskripsi merupakan
kan penekanan makna yang lebih men- sesuatu yang membutuhkan keterampilan
dukung judul tersebut. dan perlu dipraktikkan secara terus me-
nerus. Kegiatan atau aktivitas men-
Dari pemaparan dan deskripsi yang di- deskripi ini seringkali tidak dianggap
berikan oleh mahasiswa, terlihat bahwa penting, padahal pada tahap inilah
pemaknaan dan interpretasi karya yang apresiasi terhadap sebuah karya seni
dihasilkan tidak hanya melihta sebuah berawal.
objek melalui makna sintaksisnya tetapi
juga makna semantiknya. Sebagaimana Berdasarkan pendapat tersebut, dapat ter-
dijelas-kan oleh Kazmiercak dalam lihat pentingnya kemampuan untuk me-
Bamford (2003:3) bahwa visual merupa- ngamati secara visual sehingga seseorang
kan sebuah sistem representasi dan pe- dapat memberikan deskripsi yang jelas
maknaan tanda yang memungkinkan kita mengenai sebuah objek visual. Dari hasil
untuk menghasilkan dan menyampaikan dekripsi yang diberikan oleh beberapa
pemikiran dan gambaran mengenai mahasiswa pada saat menyelesaikan
sebuah kenyataan. Bamford menambah- tugas di atas, terlihat bahwa setiap
kan bahwa simbol-simbol yang diguna- individu akan memiliki pola dan pe-
kan dalam sebuah proses komunikasi nekanan yang berbeda pada saat proses
visual ridak dapat dimaknai secara mendeskripsi. Hal ini tentu saja di-
mengikat, dalam arti bahwa tidak ada pengaruhi oleh latar belakang dan
suatu kamus pasti yang menjelaskan arti pengalaman individu yang semakin mem-
dari sebuah simbol visual. Hal ini karena perjelas bagaimana pentingnya ke-
wujud suatu simbol dapat dikatakan tidak mampuan untuk melatih pemahaman
terbatas dan teragntung dari ke-mampuan visual dalam sebuah proses apresiasi.
imajinatif maupun kemampuan teknis Melalui hasil deskripsi tersebut terliihat
dari seseorang dalam membentuk dan bahwa tingkat pengamatan yang menjadi
menghasilkan sebuah simbol visual. dasar pemahaman untuk mengapresiasi
Selain itu sebuah simbol juga selalu sebuah objek masih perlu untuk di-
dimaknai secara kontekstual sebagai kembangkan lebih optimal.
bagian dari rangkaian sebuah pesan
kompleks.
DAFTAR PUSTAKA Teaching and Learning. Vol 15
No.1 February 2015 (p 1-9).
Maryanto, M. D. (2006). Quantum Seni. Indiana University dalam
Semarang : Dahara Prize www.iupui.edu/~josotl diakses
tanggal 11 Mei 2015
(2015). Art &
Levitation, Seni dalam Bamford, A. (2001). The Grammar
Cakrawala. Yogyakarta: Pohon within the world of Interactive
Cahaya Media. Education Researh
Network Conference on Learning
Jamieson, H. (2007). Visual (8th, Spetses, Greece). 4-8 Juli
Communivation, More Than 2001:1-10
Meets the Eye. United Kingdom:
Intellect Books . (2003) The Visual
Literacy White Paper dalam
Palmer, M.S. & Tatiana M. (2015). https://www.adobe.com/content/
Learning to See the Infinite: dam/Adobe/en/education/pdfs/vis
Measuring Viual Literacy Skills ual-literacy-wp.pdf diakses
in a 1st year Seminar Course. tanggal 11 Mei 2015
Journal of the Scholarship of

Anda mungkin juga menyukai