Segala puji bagi Allah Subhanahu Wa Ta’ala yang telah memberikan nikmat dan
hidayah-nya terutama nikmat kesempatan dan kesehatan sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah mata kuliah akuntansi sektor publik dengan judul “PERBENDAHARAAN
NEGARA”. Penulisan makalah ini merupakan salah satu tugas yang diberikan dalam mata
kuliah Sistem Anggaran & Perbendeharaan Negara di Universitas Riau.
Dalam penulisan makalah ini kami merasa masih banyak kekurangan baik pada teknik
penulisan maupun materi mengingat akan kemampuan yang kami miliki. Untuk itu kritik dan
saran dari semua pihak sangat kami harapkan demi penyempurnaan pembuatan makalah ini.
Dalam penulisan makalah ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada pihak-pihak yang membantu dalam menyelesaikan makalah
ini,khususnya kepada Dosen kami yang telah memberikan tugas dan petunjuk kepada
kami,sehingga dapat menyelesaikan tugas ini.
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Perbendaharaan Negara ............................................................... 5
Berdasarkan latar belakang masalah diatas dapat kami rumuskan beberapa rumusan
masalah sebagai berikut :
1. Apa pengertian dari perbendaharaan negara ?
BAB II
PERBENDAHARAAN NEGARA
b. Peraturan Daerah tentang APBD merupakan dasar bagi pemerintah Daerah untuk
melakukan penerimaan dan pengeluaran daerah
c. Setiap pejabat dilarang melakukan tindakan yang berakibat pengeluaran atas beban
APBN/APBD jika anggaran untuk membiayai pengeluaran tersebut tidak tersedia atau tidak
cukup tersedia
d. Semua pengeluaran Negara, termasuk subsidi dan bantuan lainnya yang sesuai dengan
program pemerintah pusat, dibiayai dengan APBN
e. Semua pengeluaran daerah, termasuk subsidi dan bantuan lainnya yang sesuai dengan
program pemerintah daerah, dibiayai dengan APBD
f. Anggaran untuk membiayai pengeluaran yang sifatnya mendesak dan/atau tidak terduga
disediakan dalam bagian anggaran tersendiri yang selanjutnya diatur dalam peraturan
pemerintah
1) Hak pemerintah pusat/pemerintah daerah uyang diakui sebagai penambah nilai kekayaan
bersih.
2) kewajiban pemerintah pusat/ pemerintah daerah yang diakui sebagai pengurang nilai
kekayaan bersih.
3) penerimaan yang perlu dibayar kembali dan atau pengeluaran yang akan diterima kembali,
baik pada tahun anggaran yang bersangkutan maupun pada tahun-tahun anggaran berikutnya.
4) semua penerimaan dan pengeluaran negara/ daerah dilakukan melalui rekening kas umum
negara/daerah
2) Dalam dokumen tersebut diuraikan : sasaran yang hendak dicapai, fungsi, program, dan
rincian kegiatan, anggaran yang disediakan, dan rencana penarikan dana tiap-tiap satuan
kerja, serta pendapatan yang diperkirakan.
3) Pada dokumen pelaksanaan anggaran dilampirkan rencana kerja dan anggaran Badan
Layanan Umum dalam lingkungan kementrian negara yang bersangkutan.
5) Untuk APBD yang telah ditetapkan, Pejabat Pengelola Keuangan Daerah memberitahukan
kepada semua Kepala Satuan Kerja Daerah agar menyampaikan dokumen pelaksanaan
anggaran untuk masing-masing satuan perangkat kerja daerah, dan seterusnya prosedurnya
seperti pada pelaksanaan APBN diatas.
2) Penerimaan harus disetor seluruhnya keKas Negara/ Daerah pada waktunya yang
selanjutnya diatur dalam Peraturan Pemerintah.
4) Penerimaan berupa komisi,potongan,ataupun bentuk lain sebagai akibat dari penjualan dan
atau pengadaan barang atau jasa oleh negara atau daerah adalah hak negara/daerah.
e. Pelaksanaan Anggaran Belanja
1) Pengguna Anggaran atau kuasa pengguna Anggaran melaksanakan kegiatan sebagaimana
tersebut dalam dokumen pelaksanaan anggaran yang telah disyahkan.
4) Pejabat yang menada tangani atau mengesahkan dokumen yang berkaitan dengan surat
bukti yang menjadi dasar pengeluaran atas beban APBN/APBD betanggung jawab atas
kebenaran material dan akibat yang timbul dari pengguna surat bukti dimaksud .
5) Pembayaran atas taguhan yang menjadi beban APBN/APBD dilakukan oleh Bendahara
Umum Negara/Daerah.
1. Pengelolaan Uang
Mentri keuangan selaku Bendahara Umum Negara (BUN) berwenang mengatur dan
menyelenggarakan rekening pemerintah. Dalam rangka penyelenggaraan rekening
pemerintah dimaksud menteri keuangan membuka Rekening Kas Umum Negara (RKUN).
Uang negara disimpan dalam RKUN pada bank sentral. Uang negara dimaksud adalah uang
milik negara yang meliputi rupiah dan valuta asing.
Dalam pelaksanaan operasional penerimaan dan pengeluaran negara, BUN dapat membuka
rekening Penerimaan dan Penggeluaran pada bank umum. Dalam hal tertentu, BUN dapat
membuka rekening oada lembaga keuangan lainnya. Pembukaan Rekening pada Bank
umumdimaksud dilakukan dengan mempertimbangkan asas kesatuan kas dan asas kesatuan
perbendaharaan, serta optimalisasi pengelolaan kas.
Pengelolaan Piutang
Pemerintah pusat dapat memberikan pinjaman atau hibah kepada lembaga asing sesuai
dengan yang tercantum/ditetapkan dalam UU tentang APBN. Tata cara pemberian pinjaman
atau hibah dimaksud dengan peraturan pemerintah.
Piutang negara/daerah jenis tertentu mempunyai hak mendahulu sesuai dengan ketentuan
perundang-undangan yang berlaku. Yang dimaksud dengan piutang negara/daerah jenis
tertentu antara lain piutang pajak dan piutang yang diatur dalam UU tersendiri.
Pengelolaan Utang
Mentri keungan dapat menunjuk pejabat yang diberi kuasa atas nama Mentri Keuangan untuk
mengadakan utang negara atau menerima hibah yang berasal dari dalam negeri ataupun luar
negeri sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan UU APBN. Utang/hibah dimaksud
dapat diterus pinjamkan kepada pemerintah Daerah/BUMN/BUMD. Biaya berkenaan dengan
proses pengadaan utang atau hibah dimaksud dimaksud dibebankan pada Anggaran Belanja
Negara.
Tata cara pelaksanaan utang negara/daerah diatur lebih lanjut dengan peraturan pemerintah.
Pengelolaan Investasi
Investasi diatur dengan peraturan pemerintah. Penyertaan modal pemerintah pusat pada
perusahaan negara/daerah/swasta ditetapkan dengan peraturan pemerintah. Penyertaan modal
pemerintah daerah pada perusahaan negara/daerah/swasta ditetapkan dengan peraturan
daerah.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Pemanfaatan dana yang menggangur (idle cash) untuk meningkatkan nilai tambah sumber
daya keuangan
DAFTAR PUSTAKA