Anda di halaman 1dari 12

RUMAH SAKIT TK II KARTIKA HUSADA

KOMITE PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN INFEKSI

PROGRAM SURVEILANS

KOMITE PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN INFEKSI (PPI)

RUMAH SAKIT TK II KARTIKA HUSADA

TAHUN 2017

RUMAH SAKIT TK II KARTIKA HUSADA

Kubu Raya, 29 Desember 2017

1
DAFTAR ISI

Daftar isi................................................................................................................ 2
Kata Pengantar ..................................................................................................... 3
I. PENDAHULUAN ........................................................................................ 4
II. LATAR BELAKANG ................................................................................... 5
III. TUJUAN UMUM DAN TUJUAN KHUSUS ................................................. 5
IV. KEGIATAN POKOK DAN RINCIAN KEGIATAN ........................................ 5
A. Dasar.................................................................................................... .. 5
B. Tugas................................................................................................... ... 6
C. Kegiatan Pokok....................................................................................... 6
D. Metode................................................................................................. ... 7
1. Phlebitis........................................................................................... ... 7
2. ISK................................................................................................... ... 8
3. VAP.................................................................................................. .. 9
4. IDO................................................................................................... .. 10
V. CARA MELAKSANAKAN KEGIATAN ........................................................ 12
VI. SASARAN .................................................................................................. 12
VII. PENCATATAN, PELAPORAN DAN EVALUASI KEGIATAN .................... 12

2
KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan
rahmat-Nya program surveilans Komite Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (PPI) tahun
2018 ini dapat tersusun tepat pada waktunya. Program kerja ini disusun untuk memperbaiki
dan meningkatkan kualitas pelayanan yang bermutu, efektif dan efisien untuk menjamin
patient savety yang berorientasikan keselamatan pasien di Rumkit Tk. II Kartika Husada.
Rumah sakit sebagai salah satu fasilitas pelayanan kesehatan yang memberikan
pelayanan kesehatan promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif kepada masyarakat memiliki
peran yang sangat penting dalam meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. Bagi mereka
yang berada di lingkungan rumah sakit seperti pasien, petugas kesehatan, pengunjung dan
penunggu pasien beresiko mendapatkan infeksi di rumah sakit atau disebut dengan
healthcare associated infections (HAIs). Program Surveilans sangat penting untuk
dilaksanakan di rumah sakit disamping sebagai tolak ukur mutu pelayanan dan juga untuk
mengetahui angka kejadian infeksi karena dirawat di rumah sakit. Perlu diketahui bahwa
keberhasilan program surveilans memerlukan keterlibatan perawat/ bidan yang melayani
pasien. Bila Program surveilans ini terlaksana dengan baik maka mutu pelayanan rumah
sakit bisa dinilai ini diharapkan dapat mendeteksi dini kejadian KLB yang akan terjadi di
rumah sakit.
Dengan telah tersusunnya program kerja ini, kami mengucapkan banyak terima kasih
kepada semua pihak yang telah banyak membantu serta memberikan dukungan materi
maupun moril demi terlaksananya program surveilans ini. Disamping itu masih banyak
kekurangan dalam penyusunan program surveilans ini, karena itu kami siap menerima
masukan guna lebih menyempurnakan program surveilans di masa mendatang.

3
RUMAH SAKIT TK II KARTIKA HUSADA
KOMITE PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN INFEKSI

PROGRAM SURVEILANS PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN INFEKSI (PPI)


RUMKIT TK II KARTIKA HUSADA
TAHUN 2018

I. PENDAHULUAN

Pencegahan dan pengendalian infeksi di rumah sakit dan fasilitas pelayanan


kesehatan merupakan suatu upaya kegiatan untuk meminimalkan atau mencegah
terjadinya infeksi pada pasien, petugas, pengunjung dan masyarakat sekitar rumah
sakit. Salah satu program Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (PPI) adalah
kegiatan surveilans, disamping adanya kegiatan lain seperti pendidikan dan latihan,
kewaspadaan isolasi serta kebijakan penggunaan antimikroba yang rasional. Kegiatan
surveilans infeksi di fasilitas pelayanan kesehatan merupakan salah satu kegiatan
yang penting dan luas dalam program pengendalian infeksi, dan suatu hal yang harus
dilakukan untuk mencapai keberhasilan dari program PPI.
Ditinjau dari asal atau didapatnya infeksi dapat berasal dari komunitas
(community acquired infection) atau berasal dari lingkungan rumah sakit (Hospital
acquired infection) yang sebelumnya dikenal dengan istilah infeksi nosokomial.
Karena seringkali tidak bisa secara pasti ditentukan asal infeksi, maka sekarang istilah
Infeksi Nosokomial (Hospital Acquired Infection) diganti dengan istilah baru yaitu
“Healthcare Associated Infections” (HAIs) dengan pengertian yang lebih luas tidak
hanya di rumah sakit tetapi juga di fasilitas pelayanan kesehatan lainnya. Juga tidak
terbatas infeksi pada pasien saja, tetapi juga infeksi pada petugas kesehatan yang
didapat pada saat melakukan tindakan perawatan pasien. Khusus untuk infeksi yang
terjadi atau didapat di rumah sakit selanjutnya disebut Infeksi Rumah Sakit (IRS).
Kegiatan surveilans infeksi di fasilitas pelayanan kesehatan ini merupakan
suatu proses yang dinamis, komprehensif dalam mengumpulkan, mengidentifikasi,
menganalisa data kejadian yang terjadi dalam suatu populasi yang spesifik dan
melaporkannya kepada pihak-pihak yang berkepentingan. Hasil kegiatan surveilans ini
dapat digunakan sebagai data dasar laju infeksi di fasilitas pelayanan kesehatan,
untuk menentukan adanya kejadian luar biasa (KLB), dan sebagai tolak ukur
akreditasi rumah sakit.

4
Dengan adanya kegiatan surveilans pada program Pencegahan dan
Pengendalian Infeksi di rumah sakit (PPIRS) diharapkan dapat menurunkan laju
infeksi.

II. LATAR BELAKANG


Program surveilans ini dibuat sebagai acuan dalam menjalankan surveilans
yang merupakan salah satu program kerja dari PPI dan dibuat terperinci sehingga
dalam pelaksanaannya dapat saling sinergis, integratif, tidak duplikatif, efektif dan
efisien. PPI di rumah sakit merupakan bagian dari penerapan standar pelayanan
rumah sakit sehingga keberhasilannya dapat ditampilkan untuk kelengkapan data
akreditasi rumah sakit.

III. TUJUAN UMUM DAN TUJUAN KHUSUS


1. Tujuan Umum
Program surveilans disusun bertujuan untuk mengetahui sejak dini kejadian
KLB dengan mengumpulkan data angka infeksi RS.

2. Tujuan Khusus
a. Memperoleh data dasar (angka infeksi) kewaspadaan dini KLB.
b. Menilai standar mutu pelayanan sebagai pelayanan mengidentifikasi
malpraktek
c. Menilai keberhasilan suatu program ppi sebagai suatu tolak ukur akreditasi
Terlaksananya Bidang Mikrobiologi pada Unit Laboratorium

IV. Kegiatan Pokok dan Rincian Kegiatan


A. Dasar
1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 29 tahun 2004 tentang Praktik
Kedokteran (Lembaran Negara RI Tahun 2004 Nomor 116, Tambahan
Lembaran Negara RI Nomor 4431).
2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 tentang
Kesehatan (Lembaran Negara RI Tahun 2009 Nomor 144, Tambahan
Lembaran Negara RI Nomor 5064).

5
3. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah
Sakit (Lembaran Negara RI Tahun 2009 Nomor 153, Tambahan Lembaran
Negara RI Nomor 5072).
4. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
1045/Menkes/Per/XI/2006 tentang Pedoman Organisasi Rumah Sakit Di
Lingkungan Departemen Kesehatan.
5. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
1144/Menkes/Per/VIII/2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Departemen
Kesehatan.
6. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
1333/Menkes/SK/XII/1999 tentang Standar Pelayanan Rumah Sakit.
7. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
1204/Menkes/SK/II/2007 tentang Persyaratan Kesehatan Lingkungan
Rumah Sakit
8. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
129/Menkes/SK/II/2008 tentang Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit.
9. Surat Edaran Direktur Jenderal Bina Pelayanan Medik Nomor
H.K.03.01/III/3744/08 tentang Pembentukan Komite dan Tim Pencegahan
dan Pengendalian Infeksi di Rumah Sakit.
10. Pedoman Surveilans. Kementrian Kesehatan RI. 2011

B. Tugas
Komite IPCN beserta IPCLN bertugas melaksanakan kegiatan yang dapat
mencegah dan mengendalikan terjadinya infeksi di Rumah Sakit Tk. II Kartika
Husada salah satu nya yaitu melakukan pengumpulan data surveilans HAI’s.

C. Kegiatan Pokok
a. Surveilans Phlebitis
b. Surveilans IDO (Infeksi Daerah Operasi)
c. Surveilans ISK (Infeksi Saluran Kemih)
d. Surveilans VAP (Ventilator Associate Pnemonia)

6
D. Metode
Pengambilan data surveilans dilakukan dengan metode Hospital Wide
Traditional Surveilance, yaitu Surveilance yang prospektif dan terus menerus
mensurvey area keperawatan untuk mengidentifikasi pasien yang terjadi infeksi
selama di rumah sakit, data dikumpulkan dari ruang perawatan

E. Rincian Kegiatan
1. Phlebitis
a. Tujuan :Tergambarnya angka infeksi karena jarum infus
melalui pembuluh darah vena selama pasien dirawat
di Rumah Sakit.
b. Definisi Operasional : Phlebitis adalah jenis infeksi yang terjadi akibat
masuknya mikroba melalui peralatan yang kita
masukkan ke sistem pembuluh darah vena perifer dan
ditandai dengan peradangan pada daerah lokal
tusukan infus seperti merah, bengkak, terasa seperti
terbakar, dan sakit bila ditekan.
c. Rasional : Angka kejadian phlebitis ini perlu dilakukan sebagai
upaya untuk meminimalkan atau mencegah terjadinya
infeksi pada pasien dan proses ini dapat digunakan
sebagai data dasar laju infeksi difasilitas kesehatan
dan untuk menentukan kejadian luar biasa (KLB).
d. Rumus : Numerator X 1000 = ......‰
Denumerator
Numerator = Jumlah kasus yang mengalami infeksi
jarum infus
Denumerator = Jumlah hari pasien terpasang infus
e. Target : 15 ‰
f. Sampling : Total sampling yaitu seluruh pasien yang terpasang
intra vena line dilakukan surveilans setiap hari
g. Kriteria inkulusi : Pasien yang terpasang intra vena line
h. Pencatatan : Dilakukan setiap hari
i. Analisa & Pelaporan : Surveilans dilakukan oleh IPCLN setiap hari dan
dilaporkan kepada IPCN kemudian dilakukan analisa

7
oleh komite PPI, tiap bulan data akan dilaporkan
kepada PUSKESAD, KESDAM, Karumkit dan PMKP
untuk dievaluasi dan didesiminasikan kepada seluruh
komponen Rumah Sakit.
j. Area : Instalasi Rawat Inap

2. ISK (Infeksi Saluran Kemih)


a. Tujuan :Tergambarnya angka infeksi saluran kemih selama
pasien dirawat di Rumah Sakit.
b. Definisi Operasional : Infeksi saluran kencing ( ISK) adalah infeksi yang
terjadi sebagai akibat dari pemasangan kateter > 48
jam, dengan tanda gejala umum demam, urgensi,
frekuensi dysuria, nyeri suprapubic. Usia < 1 tahun :
demam, hipotermi, apneu, bradikardi, letargia,
muntah-muntah. Pyuria >10 leukosit/LBP sedimen urin
atau >10 leukosit/mL atau > 3 leukosit/LBP dari urine
tanpa dilakukan sentrifus Terdapat koloni
mikroorganisme pada hasil pemeriksaan urine kultur.
Diagnosis dokter yang merawata menyatakan adanya
ISK.
c. Rasional : Angka kejadian ISK ini perlu dilakukan sebagai upaya
untuk meminimalkan atau mencegah terjadinya infeksi
pada pasien dan proses ini dapat digunakan sebagai
data dasar laju infeksi difasilitas kesehatan dan untuk
menentukan kejadian luar biasa (KLB).
d. Rumus : Numerator X 1000 = ......‰
Denumerator
Numerator = Jumlah kasus yang mengalami infeksi
saluran kemih
Denumerator = Jumlah hari pasien terpasang urin
kateter
e. Target : 15 ‰
f. Sampling : Total sampling yaitu seluruh pasien yang terpasang
urin kateter, dan dilakukan surveilans setiap hari

8
g. Kriteria inkulusi : 1. Pasien yang terpasang urin kateter di RS Tk. II
Kartika Husada
2. Kejadian infeksi >48 jam
3. Demam >380C
4. Hipotermia <360C
5. Apnea
6. Bradikardia
7. Disuria
8. Vomiting
9. Hasil pemeriksaan mikroorganisme gram dalam
sampel urin menunjukkan hasil >103 dan >105
CFU dengan tidak lebih dari 2 mikroorganisme
h. Kriteria eklusi :
i. Pencatatan : Dilakukan setiap hari
j. Analisa & Pelaporan : Surveilans dilakukan oleh IPCLN setiap hari dan
dilaporkan kepada IPCN kemudian dilakukan analisa
oleh komite PPI, tiap bulan data akan dilaporkan
kepada PUSKESAD, KESDAM, Karumkit dan PMKP
untuk dievaluasi dan didesiminasikan kepada seluruh
komponen Rumah Sakit.
k. Area : Instalasi Rawat Inap

3. VAP (Ventilator Associated Pnemonia)

a. Tujuan : Tergambarnya angka VAP selama pasien terpasang


Ventilator di Rumah Sakit.
b. Definisi Operasional: Ventilator Associated Pneumonia (VAP) adalah infeksi
saluran napas yang mengenai parenkim paru setelah
pemakaian ventilasi mekanik >48 jam, dan
sebelumnya tidak ditemukan tanda-tanda infeksi
saluran napas.

Kriteria :

Ditemukan minimal dari tanda dan gejala klinis ;

- Demam (≥38°C) tanpa ditemui penyebab lainnya


9
- Leukopenia (<4.000 WBC/mm3) atau leukositosis
(≥12.000 SDP/mm3)
- Untuk penderita berumur ≥ 70 tahun, adanya
perubahan status mental yang tidak ditemui penyebab
lainya.

Minimal disertai 2 dari tanda berikut :

- Timbulnya onset baru sputum purulent atau


perubahan sifat sputum.
- Munculnya tanda atau terjadinya batuk yang
memburuk atau dyspnea (sesak napas) atau
tachypnea.
- Ronki basah atau suara napas bronchial.
- Memburuknya pertukaran gas, misalnya desaturasi
O2 (PaO2 / FiO2 ≤ 240), peningkatan kebutuhan
oksigen, atau perlunya peningkatan ventilator.

c. Rasional : Penghitungan angka kejadian VAP ini perlu dilakukan


sebagai upaya untuk meminimalkan atau mencegah
terjadinya infeksi pada pasien dan proses ini dapat
digunakan sebagai data dasar laju infeksi difasilitas
kesehatan.
d. Rumus : Numerator X 1000 = ......‰
Denumerator
Numerator = Jumlah kasus infeksi VAP
Denumerator = Jumlah lama hari pasien terpasang
ventilator atau ETT
e. Target : 15 ‰
f. Sampling : Total sampling yaitu seluruh pasien yang terpasang
ETT atau ventilator dan dilakukan surveilans setiap
hari
g. Kriteria inkulusi : Pasien yang menggunakan ventilator > 48 jam
h. Kriteria eksklusi : Pasien dengan riwayat pneumonia sebelumnya
i. Pencatatan : Dilakukan setiap hari

10
j. Analisa & Pelaporan : Surveilans dilakukan oleh IPCLN setiap hari dan
dilaporkan kepada IPCN kemudian dilakukan analisa
oleh komite PPI, tiap bulan data akan dilaporkan
kepada PUSKESAD, KESDAM, Karumkit dan PMKP
untuk dievaluasi dan didesiminasikan kepada seluruh
komponen Rumah Sakit.
k. Area : HCU

4. IDO (Infeksi Daerah Operasi)


a. Tujuan : Tergambarnya angka IDO selama pasien dirawat di
Rumah Sakit
b. Definisi Operasional: Jumlah pasien yang mengalami infeksi pasca operasi
bersih (adanya infeksi nosocomial pada semua
kategori luka sayatan operasi bersih yang
dilaksanakan di RS dan ditandai rasa panas (kalor),
kemerahan (color), pengerasan (tumor) dan keluarnya
nanah (pus) dalam waktu lebih dari 2x24 jam sejumlah
≤ 1,5 %
c. Rasional : Penghitungan angka kejadian IDO ini perlu dilakukan
sebagai upaya untuk meminimalkan atau mencegah
terjadinya infeksi pada pasien pasca operasi dan
proses ini dapat digunakan sebagai data dasar laju
infeksi difasilitas kesehatan.
d. Rumus : Numerator X 1000 = ......‰
Denumerator
Numerator = Jumlah pasien infeksi daerah operasi SC
dalam 1 bulan
Denumerator = Jumlah operasi SC dalam 1 bulan
e. Target : 1,5 %
f. Sampling :Total sampling yaitu seluruh pasien yang operasi SC
g. Kriteria inkulusi : Semua pasien yang dilakukan operasi SC
h. Kriteria eksklusi : Pasien yang operasi SC di luar RS Tk II Kartika
Husada
i. Pencatatan : Dilakukan setiap hari

11
j. Analisa & Pelaporan : Surveilans dilakukan oleh IPCLN setiap hari dan
dilaporkan kepada IPCN kemudian dilakukan analisa
oleh komite PPI, tiap bulan data akan dilaporkan
kepada PUSKESAD, KESDAM, Karumkit dan PMKP
untuk dievaluasi dan didesiminasikan kepada seluruh
komponen Rumah Sakit.
l. Area : Ruang Mawar

V. CARA MELAKSANAKAN KEGIATAN


1. Wawancara
2. Monitoring
3. Sensus harian/ surveilans secara sistematis dan proaktif

VI. SASARAN
a. Seluruh pasien yang terpasang IV line, urine cateter, ventilator/ ETT
b. Seluruh pasien yang post op SC di RS Tk II Kartika Husada

VII. PENCATATAN, PELAPORAN DAN EVALUASI KEGIATAN


1. Pencatatan surveilans dilakukan setiap hari oleh petugas di ruangan rawat inap
yang bertugas dan di koreksi oleh IPCLN.
2. Setiap bulan IPCN mengambil lembar surveilans pada tanggal 25. Pencatatan
dilakukan mulai tanggal 26 sampai tanggal 25 bulan depan nya. Hasil laporan
seluruh ruangan di buat oleh IPCN dalam bentuk laporan hasil analisis surveilans.
3. Pelaporan surveilans dilaksanakan setiap bulan, tri wulan, dan laporan hasil
analisis surveilans di informasikan kepada Ketua PPI, Komite PMKP, Ketua Komite
Medik, Ketua Komite Keperawatan, Ketua Nakkes Lain, Kepala Rumah Sakit,
Kesehatan Daerah Militer (KESDAM) XII / Tpr, Rumah Sakit Pusat Angkatan darat
(RSPAD) dan Dinas Kesehatan Kabupaten Kubu Raya.

Ditetapkan di Kubu Raya


Pada tanggal 29 Desember 2017

12 Ketua Komite PPI

Anda mungkin juga menyukai