Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH TUGAS AKUNTANSI PEMERINTAHAN

“AKUNTANSI ASET TETAP”

DISUSUN OLEH :
ALDA LIDYA SANI (8335164848)
JEANY MUSTIKA MAWARTANI (8335161396)
TANIYA FATIMAH BECIK (8335163766)

S1 AKUNTANSI A 2016
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadiran Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat,
karunia, serta hidayah-Nya lah kami dapat menyelesaikan makalah “Akuntansi Aset Tetap” ini
sebatas pengetahuan dan kemampuan yang kami miliki. Dan juga kami berterima kasih pada, ibu
Nuramalia Hasanah, SE, M.Ak selaku Dosen mata kuliah Akuntansi Pemerintahan yang telah
memberikan tugas ini kepada kami.
Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan serta
pengetahuan kita mengenai “AKTIVA TETAP”. Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa di
dalam tugas ini terdapat kekurangan-kekurangan dan jauh dari apa yang kami harapkan. Untuk
itu, kami berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan di masa yang akan datang,
mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa sarana yang membangun.
Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya.
Sekiranya laporan yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami sendiri maupun orang yang
membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang
berkenan dan kami memohon kritik dan saran yang membangun demi kesempurnaan makalah
ini.

Jakarta, 19 Mei 2018

Penulis

ii
DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN
1.1. LATAR BELAKANG………………………………………………………………….. 1
1.2. RUMUSAN MASALAH ………………………………………………………………. 1
1.3. TUJUAN………………………………………………………………………………... 2

BAB II PEMBAHASAN
2.1. KLASIFIKASI ……………………………………………………………………….... 3
2.2. PENGAKUAN DAN PENGUKURAN ASET TETAP……………………………...… 4
2.3. KOMPONEN BIAYA ASET TETAP…………………………………………………. 5
2.4. PENGELUARAN SETELAH PEROLEHAN AKTIVA TETAP…………………...… 6
2.5. PEMBELIAN ASET TETAP SECARA GABUNGAN (LUMPSUM)……………….. 7
2.6. KONSTRUKSI DALAM PENGERJAAN……………………………………………. 8
2.7. PENYUSUNAN ASET TETAP……………………………………………………….. 10
2.8. PENYAJIAN DAN PENGUNGKAPAN ……………………………………………... 11

BAB III PENUTUP


3.1. KESIMPULAN………………………………………………………………………… 13
3.2. SARAN………………………………………………………………………………… 13

DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………………………... 14.

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Secara umum akuntansi mencakup kegiatan pendapatan dimulai dari transaksi dicatat
untuk pertama kali dalam jurnal hingga menjadi laporan keuangan. Sehingga dapat dikatakan
bahwa akuntansi sangatlah penting dalam kegiatan sehari-hari terutama bagi operasi perusahaan
dalam satu periode. Di dalam akuntansi kita telah mengenal proses penyusunan laporan
keuangan yang mana terdapat nama-nama akun dan nomor-nomor akun yang sesuai dengan
ketentuan perusahaan. Proses akuntansi diantaranya mulai dengan bukti transaksi, jurnal (jurnal
umum dan jurnal khusus), posting buku besar, neraca saldo, jurnal penyesuaian, neraca lajur,
laporan keuangan (laporan laba rugi, neraca, laporan perubahan ekuitas), jurnal penutup, neraca
saldo setelah pentupan, dan jurnal balik.
Dari tahapan diatas laporan keuangan neraca terdiri dari aktiva lancar, aktiva tetap,
kewajiban dan modal. Dan yang akan dibahas kali ini adalah aktiva tetap, yaitu berbagai jenis
aktiva dapat digunakan lebih dari satu periode untuk operasi perusahaan. Aktiva tetap terdiri dari
aktiva tetap berwujud dan tidak berwujud. Oleh karena itu perlunya untuk mengetahui serta
memahami secara rinci tentang aktiva tetap baik aktiva tetap berwujud maupun tidak berwujud.
Dengan cara demikian kita mampu mengaplikasikan apa saja yang terdapat di dalam aktiva tetap
sebuah perusahaan.

1.2 RUMUSAN MASALAH


Adapun rumusan masalah dari makalah ini adalah:
a. Klasifikasi
b. Pengakuan Dan Pengukuran Aset Tetap
c. Komponen Biaya Aset Tetap
d. Pengeluaran Setelah Perolehan
e. Perolehan Aset Secara Gabungan
f. Konstruksi Dalam Pengerjaan
g. Penyusutan Aset Tetap
h. Penyajian Dan Pengungkapan

1
1.3 TUJUAN
Terdapat tujuan-tujuan yang ingin dicapai dari makalah ini yaitu:
a. Mengetahui Klasifikasi Dari Aset Tetap
b. Mengetahui Pengakuan Dan Pengukuran Aset Tetap
c. Mengetahui Komponen Biaya Aset Tetap
d. Mengetahui Pengeluaran Setelah Perolehan Aset Tetap
e. Mengetahui Perolehan Aset Secara Gabungan
f. Mengetahui Konstruksi Dalam Pengerjaan Aset Tetap
g. Mengetahui Penyusutan Aset Tetap
h. Mengetahui Penyajian Dan Pengungkapan Aset Tetap

2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 KLASIFIKASI
Aset tetap di lingkungan akuntansi pemerintahan di Indonesia didefinisikan sebagai aset
berwujud yang memiliki masa manfaat lebih dari 12 bulan untuk digunakan dalam kegiatan
pemerintahan atau dimanfaatkan oleh masyarakat umum.
Yang termasuk dalam aset tetap menurut definisi akuntansi pemerintahan adalah :
Aset tetap yang dimiliki oleh entitas pelaporan umum namun dimanfaatkan oleh entitas lain,
misalnya itu universitas.

Hak atas tanah.


Berdasarkan PP 24 Tahun 2005, aset tetap diklasifikasikan berdasarkan kesamaan dalam sifat
atau fungsinya dalam aktivitas operasional entitas akuntansi. Klasifikasi aset tetap tersebut
adalah :
1. Tanah, termasuk diantaranya tanah yang diperoleh dengan masuk untuk dipakai dalam
kegiatan operasional pemerintah dan dalam kondisi siap pakai.
2. Peralatan dan mesin, termasuk diantaranya mesin-mesin dan kendaraan bermotor, alat
elektronik, dan seluruh inventaris kantor, dan peralatan lainnya yang nilainya signifikan
dan masa pemanfaatannya lebih dari 12 bulan dan dalam kondisi siap pakai.
3. Gedung dan bangunan, mencakup seluruh gedung dan bangunan yang diperoleh dengan
maksud untuk dipakai dalam kegiatan operasional pemerintahan dan dalam kondisi siap
pakai.
4. Jalan, irigasi, dan jaringan mencakup jalan, irigasi, dan jaringan yang dibangun oleh
pemerintah serta dimiliki dan/atau dikuasai oleh pemerintah dan dalam kondisi siap
pakai.
5. Aset tetap lainnya, meliputi aset tetap yang tidak dapat dikelompokkan ke dalam
kelompok aset tetap tersebut, yang diperoleh untuk dimanfaatkan untuk kegiatan
operasional pemerintah dan dalam kondisi siap pakai.
Konstruksi dalam pengerjaan, mencakup aset tetap yang sedang dalam proses pembangunan
namun pada tanggal laporan keuangan belum selesai seluruhnya.

3
Aset tetap yang tidak sedang digunakan untuk keperluan operasional pemeritah tidak memenuhi
definisi aset tetap dan harus disajikan di pos aset lainnya sesuai dengan nilai tercatatnya.

2.2 PENGAKUAN DAN PENGUKURAN ASET TETAP


Akuntansi pemerintahan di Indonesia yang menggunakan basis cash toward accrual,
yaitu pengakuan aset tetap dilakukan apabila aset tersebut merupakan aset berwujud dan
memenuhi kriteria:
1. Memiliki manfaat diatas 12 bulan.
2. Biaya perolehan aset dapat diukur dengan andal.
3. Tidak dimaksudkan untuk dijual dalam operasi normal entitas.
4. Diperoleh atau dibangun dengan maksud untuk digunakan.
5. Perolehan aset tetap melalui pembelian atau pembangunan pada umumnya didahului
dengan pengakuan belanja modal yang akan mengurangi Kas Umum Negara/Daerah.
Jurnal pengakuan belanja modal tersebut adalah:
Belanja Modal Tanah xxx
Kas di Kas Daerah xxx

Jurnal standar pada saat pengakuan suatu aset tetap di neraca adalah sbb:
Tanah xxx
Peralatan dan Mesin xxx
Gedung dan Bangunan xxx
Jalan, Irigasi, dan jaringan xxx
Aset Tetap Lainnya xxx
Konstruksi dalam Pengerjaan xxx
Diinvestasikan dalam Aset Tetap xxx

Jurnal ini merupakan jurnal korolari atau ikutan pada saat mengakui belanja modal untuk
mengakui penambahan aset tetap yang bersangkutan. Baik dalam akuntansi komersial maupun
akuntansi pemerintahan di Indonesia, pengukuran aset tetap dapat melalui 2 cara, yaitu
menggunakan biaya perolehan (historical cost) dan biaya wajar pada saat perolehan (fair value).

4
Pengakuan aset tetap menggunakan biaya perolehan digunakan apabila aset tetap tersebut
diperoleh dengan cara dibeli dari pihak ketiga atau dibangun sendiri. Biaya perolehan terdiri dari
harga belinya, termasuk bea impor dan PPN Masukan yang tidak dapat direstitusikan, dan setiap
biaya yang dapat diatribusikan ke aset tersebut untuk membuat aset dalam kondisi siap
digunakan. Contoh biaya yang dapat diatribusikan adalah:
 Biaya persiapan tempat.
 Biaya pengiriman awal.
 Biaya pemasangan.
 Biaya professional seperti arsitek atau insinyur.
Pengakuan aset tetap menggunakan nilai wajar pada saat perolehan digunakan apabila
informasi mengenai biaya perolehan tidak tersedia. Hal ini disebabkan aset tersebut tidak
diperoleh dengan cara dibeli dari pihak ketiga ataupun dibangun sendiri. Contoh dari
penggunaan nilai wajar adalah apabila aset tersebut merupakan aset donasi, aset pertukaran, aset
rampasan, dan lain-lain.

2.3 KOMPONEN BIAYA ASET TETAP


Berikut adalah perincian mengenai biaya perolehan untuk kategori klasifikasi aset tetap:
1. Tanah; biaya perolehan meliputi harga pembelian atau biaya pembebasan tanah. Biaya
yang dikeluarkan dalam rangka memperoleh hak biaya pematangan, pengukuran,
penimbunan, dan biaya lainnya yang dikeluarkan sampai tanah tersebut siap pakai. Nilai
tanah juga meliputi nilai bangunan tua yang terletak pada tanah tersebut dimaksudkan
untuk dimusnahkan.
2. Peralatan dan mesin; biaya perolehan meliputi harga pembelian, biaya pengangkutan,
biaya instalasi, dan biaya lainnya untuk memperoleh dan mempersiapkan sampai
peralatan dan mesin tersebut siap digunakan.
3. Gedung dan bangunan; biaya perolehan meliputi biaya yang dikeluarkan untuk
memperoleh gedung dan bangunan sampai siap pakai. Biaya ini termasuk di antaranya
adalah harga pembelian atau biaya konstruksi, biaya pengurusan IMB, notaris, dan pajak.
4. Jalan, irigasi, dan jaringan; biaya perolehan meliputi seluruh biaya yang dikeluarkan
untuk memperoleh jalan, irigasi, dan jaringan sampai siap pakai. Biaya ini meliputi biaya

5
perolehan dan biaya konstruksi dan biaya lain-lain yang dikeluarkan sampai jalan, irigasi,
dan jaringan siap digunakan.
5. Aset tetap lainnya; biaya perolehan meliputi biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh
aset tetap tersebut sampai siap pakai.
Konstruksi dalam pengerjaan; biaya perolehan meliputi biaya pembayaran per termin atau
pengeluaran dana sesuai dengan kemajuan pembangunan. Setelah konstruksi tersebut selesai,
nilai yang tercantum di konstruksi dalam pengerjaan akan dimaksudkan dalam aset tetap.

2.4 PENGELUARAN SETELAH PEROLEHAN AKTIVA TETAP


Pengeluaran-pengeluaran untuk aktiva tetap akan timbul selama kita menggunakan aktiva
tetap. Biasanya pengeluaran itu mempunyai pengaruh terhadap harga pokok yang akan
mempengaruhi biaya penyusutan.

Menurut PSAK No. 16 (2004:16. 4):Pengeluaran-pengeluaran setela perolehan awal suatua


aktiva tetap yang memperpanjangmasa manfaat keekonomian dimasa yang akan dating dalam
bentuk peningkatankapasitas,, mutu produksi, atau peningkatan standar kinerja harus
ditambahkan padajummlah tercatat ativa yang bersangkutan”.

Pengeluaran-pengeluaran yang dimaksud dapat menjadi dua, yaitu:


A. Pengeluaran penghasilan atau pendapatan (Revenue Expenditure)
Yaitu pengeluaran-pengeluaran untuk memperoleh suatu manfaat yang hanya
dirasakan dalam periode akuntansi yang bersangkutan. Oleh karena itu, pengeluaran-
pengeluaran tersebut dicatat dalam rekening biaya dan diakui sebagai beban pada saat
terjadi. Pengeluaran ini merupakan pengeluaran untuk perbaikan atau perawatan aktiva
tetap untuk menjaga manfaat keekonomian dimasa yang akan datang yang diharapkan
perusahaan untuk mempertahankan standar kinerja semula atas suatu aktiva.
B. Pengeluaran Modal ( Capital Expenditure)
Yaitu pengeluaran-pengeluaran untuk memperoleh suatu manfaat yang akan
dirasakan lebih dari satu periode akuntansi. Pengeluaran- pengeluaran ini dicatat
direkening aktiva atau akumulasi penyusutan.

6
Berikut ini diuraikan mengenai pengeluaran-pengeluaran yang biasanya terjadi yang menyangkut
aktiva tetap yang diuraikan Sofyan syafri Harahap (1999:49) antara lain:
1. Pemeliharaan (Maintenance)
Pengeluaran ini bertujuan untuk memelihara aktiva tetap agar tetap dalam kondisi yang
baik dari waktu ke waktu. Pengeluaran ini bersifat biasa dan berulang-ulang serta tidak
menambah umur aktiva tetap.
2. Reparasi (Repairs)
Pengeluaran ini bertujuan untuk memperbaiki aktiva dari kerusakan atau mengganti alat-
alat yang rusak agar dapat dipergunakan kembali dan berfungsi sebagaimana semestinya.
3. Perbaikan (Betterment atau Improvement)
Merupakan pengeluaran yang bertujuan untuk menyempurnakan suatu aktiva tetap atau
membuat perubahan dari bentuk dan kerangka aktiva sehingga meningkatkan kapasitas
dan jasa yang diberikan.
4. Penambahan ( Addition)
Penambahan ini bertujuan untuk memeperluas atau memperbesar fasilitas yang dimiliki
suatu aktiva tetap, misalnya perluasan bangunan, pembangunan gedung parker, dan lain-
lain.
5. Perombakan (Rearrangement)
Pengeluaran ini bertujuan untuk merombak mesin dan peralatan untuk kemudian
dipasang kembali sehingga lebih ekonomis dan efisien.
6. Penggantian ( replacement)
Penggantian adalah pengeluaran untuk mengganti aktiva atau suatu bagian dari aktiva
tetap dengan unit baru yang sejenis, penggantian ini biasanya terjadi karena aktiva lama
sudah tidak lagi berfungsi dengan baik atau rusak

2.5 PEMBELIAN ASET TETAP SECARA GABUNGAN (LUMPSUM)


Apabila aset tetap yang dibeli secara gabungan, atau lebih dari satu jenis aset tetap, harga
perolehannya dialokasikan atau dibagi kepada masing masing aset tersebut.
Pengalokasian harga perolehan gabungan berdasar pada perbandingan nilai wajar pada
tiap aset yang bersangkutan.

7
Contoh :
Dinas Pendidikan membeli secara gabungan sebidang tanas seluas 500 m2 besertagedung dua
tingkat yang berada di atas tanah tersebut dengan biaya perolehan sebesar Rp3.200.000.000,00.
Berita Acara Serah Terima ditandatangani pada tanggal 7September 2015. Nilai wajar (harga
pasar) tanah di daerah tersebut adalahRp1.800.000,00/m2. Sementara itu gedung setipe itu
memiliki nilai wajar sebesarRp2.700.000.000,00. Berdasarkan informasi tersebut, dapat dihitung
biaya perolehan darimasing-masing aset, yaitu:

Tanah = (500 m2 x Rp. 1.800.000,00


x Rp.3.200.000
(500 m2 x Rp. 1.800.000) + Rp.2.700.000.000
= Rp. 800.000.000,00
Gedung = Rp. 2.700.000.000
x Rp.3.200.000
(500 m2 x Rp. 1.800.000) + Rp.2.700.000.000
= Rp. 2.400.000.000,00

Aset yang di catat adalah harga perolehan bukan taksiran dari fiskus, tapi setelah
ditambahi pembagian selisih harga beli secara keseluruhan yang sudah didistribusikan.

2.6 KONSTRUKSI DALAM PENGERJAAN


Konstruksi dalam pengerjaan (KDP) adalah aset-aset yang sedang dalam proses
pembangunan atau proses perolehannya belum selesai pada akhir periode akuntansi. Konstruksi
dalam pengerjaan mencakup mencakup tanah; peralatan dan mesin; gedung dan bangunan; jalan,
irigasi dan jaringan; dan aset tetap lainnya yang proses perolehannya dan/atau pembangunannya
membutuhkan suatu periode waktu tertentu dan sampai dengan tanggal pelaporan belum selesai
pengerjaannya.
Suatu benda berwujud diakui sebagai konstruksi dalam pengerjaan jika:
 Besar kemungkinan bahwa manfaat ekonomi masa yang akan datang berkaitan dengan
aset tersebut akan diperoleh;
 Biaya perolehan tersebut dapat diukur secara andal; dan
 Aset tersebut masih dalam proses pengerjaan.

8
Nilai yang dapat diakui sebagai konstruksi dalam pengerjaan bergantung pada proses
pengerjaannya. Apabila dilerjakan dengan swakelola oleh unit pmerintah biaya yang boleh
diakui meliputi:
1. Biaya yang secara langsung berhubungan dengan pengerjaan konstruksi dalam
pengerjaan tersebut meliputi: biaya pekerjaan lapangan, biaya bahan, biaya penyewaan
peralatan, biaya pemindahan peralatan, biaya rancangan, dan bantuan teknis yang
berhubungan dengan proses konstruksi.
2. Biaya lain yang dapat diatribusikan ke dalam kegiatan pembangunan, meliputi asuransi,
biaya perjalanan dinas, biaya rapat, biaya ATK, biaya lain-lain.
3. Biaya pinjaman apabila pembangunan tersebut dibiayai dengan dana pinjaman.
4. Biaya lain yang secara khusus dibayarkan dengan sehubungan konstruksi yang
bersangkutan.

Nilai KDP yang dikerjakan oleh kontraktor melalui kontrak konstruksi meliputi:
1. Termin yang telah dibayarkan kepada kontraktor sehubungan dengan tingkat
penyelesaian pekerjaan;
2. Kewajiban yang masih harus dibayar kepada kontraktor berhubung dengan pekerjaan
yang telah diterima tetapi belum dibayar pada tanggal pelaporan;
3. Pembayaran klaim pada kontraktor atau pihak ketiga sehubungan dengan pelaksanaan
kontrak konstruksi.

Pengungkapan dalam catatan atas laporan keuangan mengenai informasi konstruksi dalam
pengerjaan meliputi:
a. Rincian kontrak konstruksi dalam pengerjaan berikut tingkat pengelesaian dan jangaka
waktu penyelesaiannya.
b. Nilai kontrsk konstruksi dan sumber pembiayaannya.
c. Jumlah biaya yang telah dikeluarkan.
d. Uang muka kerja yang diberikan.
e. Retensi.

9
2.7 PENYUSUTAN ASET TETAP
Berdasarkan PP Tahun 2005 bahwa asset tetap disajikan berdasarkan biaya perolehan
dikurangi akumulasi penyusutan. Apabila terjadi kondisi yang memungkinkan penilaian kembali,
asset tetap disajikan dengan penyesuaian pada akun asset tetap dan diinvestasikan pada asset
tetap.Metode yang digunakan berdasarkan PP 24 Tahun 2005 adalah
 Metodegarislurus (Straight Line Method)
 MetodeSaldoMenurun (double declining balance method)
 Metode unit produksi (unit of production method)

a. Akuntansi Aset Tetap untuk Neraca Awal


Akuntansi asset tetap untuk penyusunan neraca awal dilakukan dengan inventarisasi asset
yang dimiliki atau dikuasai sampai dengan penyusunan neraca awal. Berdasarkan inventarisasi
tersebut aset tetap dinilai dengan nilai wajar dan dibukukan dengan mencatat asset tetap yang
bersangkutan di debet dan “diinvestasikan pada asset tetap” dikredit sebagai akun dalam ekuitas
dana investasi.

b. Akuntansi Perolehan Aset Tetap


Akuntansi perolehan asset tetap dilakukan atas perolehan asset tetap dengan cara membeli,
swa kelola, ataupun asset tetap yang diperoleh dari donasi atau rampasa. Akuntansi asset tetap
yang diperoleh dengan cara membeli atau swa kelola dilakukan bersamaan dengan belanja yang
terjadi.
Aset tetap yang berupa donasi atau rampasan dicatat dengan nilai wajar pada saat perolehan
asset tetap tersebut. Nilai wajar dapat diperoleh dengan cara nilai pasar atau taksiran oleh pihak
yang kompeten yang dapat menggambarkan nilai wajar yang andal. Pencatatan asset tetap dari
donasi atau rampasan dilakukan bersamaan dengan perolehan pendapatan hibah atau pendapatan
lainnya yang sekaligus dicatat sebagai belanja.
Akuntansi tetap pemerintah dapat dipertukarkan dengan asset tetap lainnya yang serupa
ataupun yang tidak serupa. Pertukaran asset tetap yang serupa memiliki nilai wajar dan manfaat
yang serupa tidak mengakui keuntungan ataupun kerugian. Nilai perolehan asset tetap baru hasil
pertukaran tersebut adalah senilai yang tercatat atau asset yang dilepas.

10
c. Akuntansi Pelepasan Aset Tetap
Pelepasan asset tetap dapat berupa penjualan, pengalihan hak kepemilikan atau
penguasaan dan penghapusan.
Pemerintah dapat menjual asset tetap sesuai dengan ketentuan perundang-undangan. Penjaualan
akan menghasilkan penerimaan sehingga pembukuan penjualan terkait dengan pembukuan
penerimaan.
Pemerintah juga dapat mengalihkan kepemilikan atau penguasaan asset tetap kepada
pemerintah lain. Pengalihan tersebut dicatat sesuai nilai yang tercatat.

d. AkuntansiPenyusutan
Akuntansi penyusutan asset tetap dilakukan untuk memperoleh nilai buku (book value)
suatu asset tetap. Biaya penyusutan tidak dapat dicatat karena biaya tersebut termasuk transaksi
non tunai yang tidak dapat diakomodasi dalam laporan realisasi anggaran yang berbasis
akuntansi kas.

e. Akuntansikonstruksidalampengerjaan
Konstruksi dalam pengerjaan digolongkan sebagai asset tetap sesuai dengan PSAP No.07
dan No. 08, konstruksi dalam pengerjaan merupakan asset-aset tetap yang masih dalam proses
pembangunan. Nilai konstruksi dalam pengerjaan adalah nilai perolehan sesuai dengan pekerjaan
yang dilakukan baik swa kelola maupun yang dikerjakan oleh kontraktor.

2.8 PENYAJIAN DAN PENGUNGKAPAN


Aset tetap dilaporkan dalam neraca sesuai dengan klasifikasi asset tetap dengan akun
penyeimbang “diinvestasikan pada asset tetap” pada ekuitas dana investasi. Nilai asset tetap
dikurangi dengan akun akuntansi penyusutan. Aset tetap disajikan dalam kelompok asset tetap.
Masing-masing tipe asset tetap dikelompokkan dan disajikan sesuai dengan jenisnya.

Selain disajikan pada lembar muka neraca, aset tetap juga harus diungkapkan dalam Catatan
atas Laporan Keuangan (CaLK). Pengungkapan ini sangat penting sebagai penjelasan tentang
hal-hal penting yang tercantum dalam neraca. Tujuan pengungkapan ini adalah untuk
meminimalisasi kesalahan persepsi bagi pembaca laporan keuangan.

11
Dalam CaLK harus diungkapkan untuk masing-masing jenis aset tetap sebagai berikut:
Dasar penilaian yang digunakan untuk menentukan nilai tercatat;
Rekonsiliasi jumlah tercatat pada awal dan akhir periode yang menunjukkan:
penambahan, pelepasan, akumulasi penyusutan dan perubahan nilai jika ada, dan mutasi
aset tetap lainnya.
Informasi penyusutan meliputi: nilai penyusutan, metode penyusutan yang digunakan,
masa manfaat atau tarif penyusutan yang digunakan, serta nilai tercatat bruto dan
akumulasi penyusutan pada awal dan akhir periode.

Selain itu, dalam CaLK juga harus diungkapkan:


Eksistensi dan batasan hak milik atas aset tetap
Kebijakan akuntansi untuk kapitalisasi yang berkaitan dengan aset tetap
Jumlah pengeluaran pada pos aset tetap dalam konstruksi
Jumlah komitmen untuk akuisisi aset tetap

Jika aset tetap dicatat pada jumlah yang dinilai kembali, hal-halberikut harus diungkapkan:
Dasar peraturan untuk menilai kembali aset tetap
Tanggal efektif penilaian kembali
Jika ada, nama penilai independen
Hakikat setiap petunjuk yang digunakan untuk menentukan biaya pengganti
Nilai tercatat setiap jenis aset tetap

12
BAB II
PENUTUP

3.1. KESIMPULAN
Aset tetap di lingkungan akuntansi pemerintahan di Indonesia didefinisikan sebagaiaset
berwujud yang memiliki masa manfaat lebih dari 12 bulan untuk digunakan dalamkegiatan
pemerintahan atau dimanfaatkan oleh masyarakat umum.Yang termasuk dalam aset tetap
menurut definisi akuntansi pemerintahan adalah :
a. Aset tetap yang dimiliki oleh entitas pelaporan umum namun dimanfaatkan oleh entitas
lain, misalnya itu universitas.
b. Hak atas tanah.
c. Dalam pengakuan dan pengukuran aset tetap ini akuntansi pemerintahan di Indonesia
d. yang menggunakan basis cash toward accrual, yaitu pengakuan aset tetap dilakukan
e. apabila aset tersebut merupakan aset berwujud dan memenuhi kriteria:
f. Memiliki manfaat diatas 12 bulan.
g. Biaya perolehan aset dapat diukur dengan andal.
h. Tidak dimaksudkan untuk dijual dalam operasi normal entitas.
i. Diperoleh atau dibangun dengan maksud untuk digunakan.

Perolehan aset tetap melalui pembelian atau pembangunan pada umumnya didahului dengan
pengakuan belanja modal yang akan mengurangi Kas Umum Negara/Daerah.

3.2. SARAN
Perolehan aset tetap ini ada baiknya bila aset yang diperoleh tersebut benar-benar
dibutuhkan dalam kegiatan operasional atau untuk menggantikan aset yang sudah tidak memiliki
nilai ekonomis lagi.Perusahaan sebaiknya mencatat asset tetap sesuai dengan Standar Akuntansi
Keuangan (SAK) sehingga pencatatan yang dilakukan perusahaan yang mempengaruhi laporan
keuangan yaitu laporan laba rugi dapat memberikan informasi yang tepat karena mencerminkan
nilai yang sebenarnya.Dan sebaiknya membandingkan laporan keuangan yang sudah
menggunakan SAK konvergensi dan yang belum, agar dapat menganalisis dampak dari
perubahan tersebut.

13
DAFTAR PUSTAKA

Nuramalia Hasanah, A. F., 2016. Akuntansi Pemerintahan. . penyunt. Jakarta: In Media.


Safitri, R. S. I., 2017. Analisis Perlakuan Akuntansi Aset Tetap Berdasarkan PSAP NO. 07.
Jurnal Ilmu dan Riset Akuntansi , 6(.), pp. 5-6.
http://bagus-ahmad.blogspot.co.id/2016/01/aset-tetap-pemerintahan-sap-no-7.html

14

Anda mungkin juga menyukai