8335164848
Laporan Kuliah Kerja Lapangan ini ditulis untuk memenuhi salah satu mata
kuliah KKL sebanyak satu sks pada Fakultas Ekonomi Universitas Negeri
Jakarta.
Segala puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT, atas berkah,
rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penyusunan Laporan KKL ini dapat terselesaikan.
Laporan ini dimaksudkan untuk memenuhi sebagian salah satu syarat setelah kegiatan
Kuliah Kerja Lapangan (KKL) berlangsung.
Selanjutnya penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada
dosen pembimbing dan kepada semua pihak yang telah memberikan bimbingan serta arahan
selama penyusunan laporan ini. Penulis menyadari bahwa Laporan ini belum
sepenuhnya sempurna. Oleh karena itu, penulis berharap kritik dan saran yang bersifat
membangun dari semua pihak. Semoga Laporan KKL ini memberikan manfaat dan berguna
untuk dipahami bagi para pembaca pada umumnya dan bagi mahasiswa pada
khususnya, serta dapat dikembangkan sesuai dengan kemajuan ilmu pengetahuan.
Penulis
i
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang KKL .............................................................................................
B. Maksud Tujuan dan Kegunaan KKL .................................................................... 2
C. Kegunaan KKL ..................................................................................................... 2
D. Tempat KKL ......................................................................................................... 3
E. Perumusan Masalah .............................................................................................. 4
F. Tinjauan Pustaka ................................................................................................... 4
BAB IV KESIMPULAN
A. Kesimpulan ........................................................................................................... 18
B. Saran ..................................................................................................................... 19
DAFTAR LAMPIRAN………………………………………………………………….21
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
Setelah kegiatan KKL dilaksanakan, diperlukan adanya laporan KKL yang
merupakan tugas mahasiswa yang harus dipenuhi sebagai syarat kelulusan, karena
KKL merupakan salah satu program pelaksanaan kerja lapangan yang wajib
diikuti oleh seluruh mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Jakarta.
2
3. Menambah wawasan dan pengetahuan mahasiswa tentang perkembangan
sistem akuntansi perusahaan pariwisata dan pendidikan akuntansi di
Universitas lain di Indonesia
4. Menerapkan teori akuntansi yang telah dipelajari kedalam lingkunga
pekerjaan
5. Membangun kerja sama antara dunia pendidikan dengan perusahaan sehingga
perguruan tinggi lebih dikenal oleh kalangan dunia usaha
3
E. Perumusan Masalah
Adapun permasalahan yang akan dibahas dapat dirumuskan sebagai berikut:
1. Faktor apa saja yang menyebabkan peningkatan aset pada PT. Indonesia
Tourism Development Corporation di tahun 2016?
2. Berapa persen perbandingan liabilitas PT. Indonesia Tourism Development
Corporation dari tahun 2015 ke tahun 2016 dan apa faktor yang
mempengaruhinya?
F. Tinjauan Pustaka
1. Aset
Menurut SAK ETAP (2009:6), aset adalah sumber daya yang dikuasai
oleh entitas sebagai akibat dari peristiwa masa lalu dan dari mana manfaat
ekonomi di masa depan diharapkan akan diperoleh entitas. Pengertian aset
menurut SAK ETAP ini selaras dengan pengertian aset menurut International
Financial Reporting Standard (IFRS). Karakteristik yang melekat pada akun
aset dalam laporan keuangan ini membedakan akun aset dengan akun lain
yang muncul dalam laporan keuangan. Beberapa karakteristik mengenai aset
adalah (Kieso, 2010:181): 1. Aset merupakan hasil dari transaksi ekonomi
entitas yang dilakukan di masa lalu. 2. Aset merupakan sumber daya yang
sepenuhnya berada dalam kekuasaan kendali manajemen entitas. 3. Aset
digunakan oleh entitas untuk melaksanakan kegiatan operasional bisnis entitas
untuk bisa menghasilkan pendapatan atau manfaat bagi entitas di masa
mendatang.
Secara garis besar, aset diklasifikasikan sebagai aset lancar (current
assets) dan aset tidak lancar (non current assets) (PSAK No.1, 2009:18).
Namun, jika dilakukan pengklasifikasian dengan lebih rinci, maka aset
terbagi dalam klasifikasi, yaitu: aset tetap, properti investasi, aset tidak
berwujud, aset keuangan, investasi dengan menggunakan metode ekuitas,
persediaan,piutang dagang dan piutang lainnya, kas dan setara kas. Aset
4
lancar merupakan aset yang berupa kas dan aset lainnya yang diharapkan akan
dapat diubah menjadi kas, atau dikonsumsi dalam satu tahun atau dalam satu
siklus operasi, tergantung mana yang paling lama (Kieso, 2010:181). Akun
turunan aset lancar yang kedua adalah akun investasi jangka panjang. Akun
ini merupakan akun tempat di mana entitas bisa menampilkan
beragam bentuk investasi entitas yang tidak dapat diklasifikasikan sebagai
investasi jangka pendek. Selanjutnya, untuk kelompok akun aset tetap,
merupakan kelompok akun yang terdiri dari rincian aset entitas berupa aset
berwujud yang memiliki umur ekonomis lebih dari satu tahun. Aset tidak
berwujud adalah aset entitas yang tidak memiliki substansi fisik dan umur
ekonomisnya lebih dari satu tahun. Akun turunan dari aset yang terakhir
adalah akun aset lain-lain. Secara umum, akun ini terdiri dari aset entitas yang
tidak dapat dimasukkan dalam keempat klasifikasi aset yang sebelumnya.
Daftar aset dalam neraca disusun menurut tingkat likuiditasnya, mulai
dari yang paling likuid hingga yang tidak likuid.
Bagi manajemen, di dalam membaca neraca, nilai aset perlu dicermati
karena menjadi dasar pengukuran prestasi keuangan perusahaan. Ukuran ini
menjadi pembanding prestasi sesuatu perusahaan dengan prestasi perusahaan
yang lain dalam hal yang sama, apakah lebih baik atau tidak, sehingga dapat
menjadi dasar keputusan manajemen untuk mempertahankan atau
meningkatkannya.
2. Liabilitas
Semua perusahaan baik kecil maupun perusahaan yang besar
mempunyai utang. Berikut beberapa pengertian tentang kewajiban :
Menurut Standar Akuntansi (SAK) yang membahas tentang kerangka
dasar penyusunan dan penyajian Laporan Keuangan dinyatakan bahwa
karakteristik esensial kewajiban (liabilitas) adalah bahwa perusahaan
mempunyai kewajiban (obligation) masa kini. Kewajiban dapat dipaksakan
5
menurut hukum sebagai konsekuensi dari kontak mengikat atau peraturan
perundangan.
Menurut FASB kewajiban diartikan sebagai pengorbanan manfaat
ekonomik masa datang yang cukup pasti yang timbul dari keharusan sekarang
suatu kesatuan usaha untuk menstransfer aset atau menyediakan menyerahkan
jasa kepada kesatuan lain datang sebagai akibat transaksi atau kejadian masa
lalu. Terdapat beberapa pengertian lain selain dari FASB yaitu seperti
pengertian menurut IASC, AASB, dan APB No. 4.
IASC mendefinisi kewajiban sekarang sebagai akibat dari peristiwa
masa lalu penyelesaian di harapkan untuk menyebabkan suatu arus kas keluar
dari manfaat sumber daya ekonomi.
Dalam statement of Accounting ConCepts No. 4, Australian
Accounting Standards Board (AASB) mendifinisi kewajiban sebagai berikut
(prg. 12) : Liabilities are the future sacrifices of services potential or future
economic benefits that the entity is presently obliged to make to other entities
as a resul of past transaction or other past events.
Definisi-definisi diatas memisahkan antara makna atau pengertian dan
pengukuran serta pengakuan sehingga definisi tersebut lebih bersifat semantik
dari pada structural. Definisi IASC dan AASB menanggalkan kata probable
karena dianggap bahwa tiap kriteria pengakuan bukan sifat dari pengakuan.
Untuk tujuan pelaporan, liabilitas diklasifikasikan menjadi dua jenis
utama yaitu liabilitas jangka pendek dan liabilitas jangka panjang. Liabilitas
jangka pendek merupakan kewajiban yang akan jatuh tempo dalam satu tahun
dalam siklus operasi normal perusahaan. Selain itu, liabilitas jangka pendek
biasanya dibayar dengan aset lancar. Jika liabilitas yang telah diklasifikasikan
sebagai jangka panjang akan jatuh tempo di tahun depan, maka kewajiban
tersebut harus dilaporkan sebagai liabilitas jangka pendek. Liabilitas jangka
panjang merupakan kewajiban yang jatuh temponya lebih dari satu tahun.
Selain itu, liabilitas jangka panjang akan dibayar dengan penyerahan aset
6
tidak lancar yang telah diakumulasikan untuk tujuan pelunasan kewajiban.
Perbedaan antara liabilitas jangka pendek dan jangka panjang adalah hal
penting karena berpengaruh terhadap rasio lancar perusahaan, dimana rasio
lancar ini menggambarkan kondisi likuiditas perusahaan yaitu kemampuan
perusahaan dalam membayar utang lancarnya.
7
BAB II
A. Sejarah Perusahaan
1. Profil Perusahaan
PT. Indonesia Tourism Development Corporation
8
objektif akan kamar yang bermutu, bagi wisatawan yang diperkirakan
akan terus meningkat jumlahnya dari tahun ke tahun. Salah satu dari
rekomendasi studi tersebut, menyarankan agar di Bali dibangun lebih
banyak hotel bertaraf internasional, untuk menampung wisatawan asing.
Pada waktu itu yaitu pada tahun 1975 di Bali, diperkirakan hanya ada
1800 kamar yang dibangun di Kuta dan Sanur, yang bertaraf Internasional,
sedangkan menurut studi sampai tahun 1980 diperlukan sekitar 3800 –
4700 kamar hotel standard internasional. Pola dasar rencana induk
Pariwisata Bali, sebagaimana direkomendasikan tim SCETO adalah suatu
pembangunan ekonomi, dimana taraf hidup dan kesejahteraan masyarakat
ditingkatkan tanpa mengorbankan nilai-nilai kebudayaan serta struktur
sosial kehidupan masyarakat Bali dan lingkungan hidup. Rekomendasi
SCETO direspon Pemerintah Indonesia dengan mendirikan BTDC yang
diberikan hak mengelola kawasan Nusa Dua melalui PP No 27 tahun
1972.
Selama lebih dari empat puluh tahun, Perusahaan telah bertumbuh
sehat dan memberikan kontribusi besar bagi pengembangan pariwisata
Bali, melalui keberhasilan pengembangan the Nusa Dua. Sekarang, selain
tetap dituntut untuk mengoptimalisasi the Nusa Dua, melalui tugas
akselerasi pembangunan The Mandalika dan penciptaan destinasi
pariwisata baru lainnya di Indonesia, ITDC dipercaya juga untuk turut
serta dalam mengembangkan pariwisata nasional dan mendukung strategi
Pemerintah menjadikan pariwisata sebagai sumber utama devisa
negara. Untuk itu, semangat perubahan menjadi salah satu modal yang
harus dimiliki perusahaan dalam bergerak maju dan menghadapi berbagai
tantangan baru.
Visi :
Menjadi pengembang destinasi pariwisata kelas dunia
9
Misi :
1.) Mengembangkan destinasi pariwisata yang terpilih melalui kerja sama
dengan Pemerintah dan masyarakat
2.) Menjadikan brand equity perusahaan sebagai indikator promosi
destinasi pariwisata Indonesia melalui kerja sama dengan institusi
internasional
3.) Membentuk sumber daya manusia yang berkualitas di bidang
pengelolaan destinasi
4.) Bersinergi dengan BUMN lain dalam pengembangan destinasi
pariwisata
B. Struktur Organisasi
PT. Indonesia Tourism Development Corporation
10
C. Kegiatan Umum Perusahaan
PT. Indonesia Tourism Development Corporation
Selama tahun 2016, kegiatan operasional yang dilakukan perseroan
di kawasan pariwisata The Nusa Dua meliputi empat jenis kegiatan, yaitu
pemasaran, pemeliharaan dan pelayanan kawasan, keamanan kawasan,
serta pengembangan usaha. Perincian mengenai hal tersebut adalah
sebagai berikut:
a. Pemasaran
Kegiatan pemasaran dilakukan melalui penyelenggaraan
Meeting, Incentive, Convention, and Exhibition (MiCe), yang selama
tahun 2016 telah diikuti oleh 94.107 peserta, serta berbagai kegiatan
promosi, seperti keikutsertaan perseroan dalam Bali and Beyond
Travel Fair di bali nusa dua Convention Center pada 24-26 Juni 2016
serta ibd expo di Jakarta Convention Center pada 8-11 september
2016. selain itu, perseroan juga menginisiasi event-event berskala
nasional dan internasional seperti nusa dua fiesta dan bali blues
festival yang ikut berkontribusi pada peningkatan occupancy rate
kumulatif hotel-hotel di the nusa dua sebesar 6,97% pada tahun 2016.
b. Pemeliharaan dan Pelayanan Kawasan
Kegiatan pemeliharaan dan pelayanan kawasan dilaksanakan
melalui pemeliharaan common area, sanitasi lingkungan, pemeliharaan
bangunan beserta instalasinya, penggunaan air irigasi, produksi bibit
tanaman dan pupuk kompos, serta pemeliharaan teknologi informasi.
c. Keamanan Kawasan
pengamanan kawasan the nusa dua difokuskan pada
penanganan gangguan ketertiban dan penjagaan keamanan kawasan
meliputi gangguan dari kecelakaan lalu lintas; pengamanan kegiatan
olahraga, seni, dan budaya; pelaksanaan operasi gabungan; serta
penertiban pelangaran parkir. selain itu, perseroan juga telah
11
merealisasikan investasi di bidang keamanan kawasan the nusa dua,
meliputi pengadaan server CCtV serta kelengkapan mobil patroli.
d. Pengembangan Usaha
Pengembangan usaha the nusa dua berorientasi pada
optimalisasi pendapatan, meliputi upaya pengembangan terhadap lot-
lot yang belum termanfaatkan. hal tersebut terealisasi melalui kerja
sama pemanfaatan lahan dengan berbagai investor, meliputi kerja
sama dengan pt narendra interpacific indonesia pada lot s5 (seluas 5,6
ha), kerja sama dengan PT Royal Pacific Nusantara pada lot sW 4-5
(seluas 10,2 ha), kerja sama dengan pt agung panorama propertindo
pada lot C1 (seluas 0,5 ha) dan C4 (seluas 0,64 ha), kerja sama dengan
PT Sejahtera Mandiri Jaya pada lot sW6 (seluas 3 ha), serta kerja sama
dengan PT Bali Selera Sentosa pada lot ra 7 (seluas 0,25 ha).
12
d. Penghargaan Super Platinum II diberikan oleh Yayasan Tri Hita Karana
kepada PT. Indonesia Tourism Development Corporate dalam ajang Tri
Hita Karana Award 2017 pada tahun 2017.
e. Tahun 2017 PT. Indonesia Tourism Development Corporate mendapatkan
penghargaan Predikat “Sangat Bagus” Untuk Kinerja Keuangan 2016
yang diberikan oleh Infobank dalam ajang 8th BUMN Award 2017.
f. PT. Indonesia Tourism Development Corporation dianugerahkan
Anugerah Cinta Karya Bangsa yang diberikan oleh Kementerian
Perindustrian dalam ajang Penghargaan Bidang Industri Tahun 2016.
13
BAB III
A. Deskripsi Kasus
PT Pengembangan Pariwisata Indonesia atau Indonesia Tourism
Development Corporation (ITDC) adalah sebuah BUMN Indonesia yang bergerak
di bidang pariwisata. ITDC berdiri dengan nama Bali Tourism Development
Corporation (BTDC) yang mengelola area komersial Nusa Dua menjadi destinasi
wisata dunia di Indonesia. Saat ini ITDC mendapatkan hak untuk mengelola
Kawasan Pariwisata Nusa Dua, Bali dan Mandalika, Lombok.
Sebagai suatu perusahaan yang bergerak dibidang pariwisata tentunya PT.
Indonesia Tourism Development Corporation juga mempunyai banyak aset dan
liabilitaas yang dimiliki.
Aset secara mudah dapat dikatakan sebagai sumber ekonomi dalam
sebuah perusahaan. Aset dapat berwujud maupun tidak terwujud. Aset biasanya
dimiliki dan dikelola oleh perusahaan untuk memberikan nilai ekonomi yang
lebih dan membantu perusahaan. Dengan kata lain, aset merupakan seluruh
kekayaan yang dimiliki oleh perusahaan.
Terdapat banyak jenis aset dan liabilitas yang ada di perusahaan. Berbagai
jenis aset dan liabilitas tersebut tentunya membutuhkan sistem pengolaan yang
berbeda-beda pula. Saat ini, telah banyak asset management solution yang
membantu perusahaan untuk mengelola aset mereka.
Dengan berbagai pengelolaan tersebut, tentunya asset dan liabilitas PT.
Indonesia Tourism Development bisa meningkat ataupun menurun setiap
tahunnya. Peningkatan atau penurunan asset dan liabilitas ini bisa disebabkan
oleh beberapa faktor.
14
B. Analisis Kasus
Tahun 2016 merupakan tahun penting dalam keseluruhan proses yang
dijalankan Perseroan untuk bertransformasi sebagai perusahaan pengembang
destinasi pariwisata terpadu Indonesia. Perseroan telah memulai proses
transformasi perusahaan pada pertengahan 2016, yang per akhir 2016 telah
berjalan hingga 50%. Selain itu, Perseroan juga tengah merintis lini-lini bisnis
baru yang diharapkan dapat berkembang menjadi sumber-sumber pendapatan
baru yang berkelanjutan pada tahun-tahun mendatang.
Lini bisnis lain yang telah mulai dikembangkan pada tahun 2016 adalah
ITDC Property. Pengembangan lini bisnis ini dilatarbelakangi oleh pembangunan
dan pengembangan The Mandalika sebagai destinasi pariwisata baru dengan skala
pasar internasional yang tentu akan meningkatkan nilai lahan di area-area
penunjang di sekitar secara signifikan. Melalui ITDC Property, Perseroan akan
berperan aktif memanfaatkan peluang berinvestasi di area-area tersebut
khususnya melalui kepemilikan aset-aset produktif.
1. Jumlah aset Perseroan per tanggal 31 Desember 2016 adalah Rp1.574 miliar.
Jumlah tersebut menunjukkan peningkatan sebesar 9% dibandingkan
perolehan pada tahun sebelumnya yang tercatat Rp1.449 miliar.
Komposisi aset Perseroan terdiri dari 48% aset lancar serta 52% aset tidak
lancar, dengan perincian sebagai berikut.
a. Aset Lancar
Aset lancar Perseroan untuk tahun buku 2016 tercatat Rp760
miliar. Jumlah tersebut menunjukkan peningkatan sebesar 9%
dibandingkan perolehan pada tahun sebelumnya yang sejumlah Rp699
miliar. Peningkatan aset lancar tersebut dipengaruhi oleh peningkatan
deposito berjangka, yang pada tahun 2016 naik sebesar 105% dibanding
tahun 2015. Selain itu, terdapat pula kenaikan kas dan setara kas yang
15
dipengaruhi oleh realisasi investasi di The Mandalika yang belum
dibayarkan pada tahun 2016.
b. Aset Tidak Lancar
Dibanding perolehan di tahun sebelumnya, aset tidak lancar
Perseroan meningkat sebesar 9% pada tahun 2016. Aset tidak lancar pada
tahun 2015 adalah sejumlah Rp814 miliar, sedangkan aset tidak lancar
pada tahun 2016 sejumlah Rp750 miliar. Peningkatan tersebut dipengaruhi
oleh peningkatan perolehan nilai aset tetap Perseroan, yang pada tahun
2016 naik sebesar 53% disbanding tahun 2015. Aset tetap Perseroan untuk
tahun 2016 terdiri atas bangunan, lanskap dan taman, mesin dan peralatan,
peralatan kantor, perlengkapan kantor, serta kendaraan bermotor.
2. Liabilitas Perseroan untuk tahun buku 2016 tercatat Rp201 miliar. Perolehan
tersebut menunjukkan peningkatan sebesar 39% dibanding tahun sebelumnya
yang sejumlah Rp145 miliar. Liabilitas Perseroan terdiri atas 54% liabilitas
jangka pendek dan 46% liabilitas jangka panjang, dengan perincian sebagai
berikut.
a. Liabilitas Jangka Pendek
Liabilitas jangka pendek Perseroan diketahui meningkat sebesar
101%, dari sejumlah Rp54 miliar pada tahun 2015 menjadi Rp109 miliar
pada 2016. Peningkatan signifikan ini dikontribusikan oleh peningkatan
utang usaha serta pendapatan diterima di muka – porsi jangka pendek,
yang masing-masing meningkat sebesar 469% dan 98% dibanding tahun
2015. Secara spesifik, peningkatan tersebut dipengaruhi oleh penyelesaian
pekerjaan di akhir periode yang mengakibatkan pembayaran dilaksanakan
di awal tahun 2017.
b. Liabilitas Jangka Panjang
Kemudian, liabilitas jangka panjang Perseroan tercatat meningkat
1%, dari sejumlah Rp91 miliar pada 2015 menjadi Rp92 miliar pada tahun
16
2016. Peningkatan tersebut dipengaruhi oleh peningkatan liabilitas
imbalan kerja, yang pada tahun 2016 meningkat sebesar 15% dibanding
tahun 2015.
17
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
PT. Indonesia Tourism Develompent Corporation memberikan fasilitas
berupa layanan pariwisata yang ditujukan untuk masyarakat dengan segmen pasar
wisatawan local maupun wisatawan asing. Dengan berbagai fasilitas yang
berstandar internasional, PT. Indonesia Tourism Develompent Corporation
menjanjikan memberikan pelayanan yang berkualitas.
Saat ini PT. Indonesia Tourism Develompent Corporation sudah mulai
gencar melakukan persebaran lokasi baru untuk merangsang minat wisatawan
maka dari itu dari pihak PT. Indonesia Tourism Develompent Corporation juga
sedang dalam proses untuk mengembangkan dan mengoperasikan The Mandalika
di Lombok yang ditujukan untuk merangsang wisatawan dan meningkatkan
pangsa pariwisata khususnya di Bali dan Lombok.
Selama tahun berjalan 2016 PT. Indonesia Tourism Develompent
Corporation mengalami peningkatan aset dan liabilitas yang cukup signifikan.
Untuk aset sendiri PT. Indonesia Tourism Develompent Corporation mengalami
peningkatan sebesar 9% dibandingkan tahun 2015. Yang semula Rp1.449 miliar
menjadi Rp1.574 miliar. Hal tersebut dipengaruhi oleh adanya peningkatan
deposito berjangka, kenaikan kas dan setara kas, peningkatan nilai aset tetap.
Sedangkan untuk liabilitas PT. Indonesia Tourism Develompent
Corporation mengalami peningkatan sebesar 39%. Yang semula Rp145 miliar
menjadi Rp201 miliar. Adanya peningkatan liabilitas ini dipengaruhi oleh adanya
penyelesaian pekerjaan di akhir periode yang mengakibatkan pembayaran
dilaksanakan di awal tahun 2017 dan juga peningkatan liabilitas imbalan kerja.
18
B. Saran
Berdasarkan hasil analisis beberapa hal yang dapat direkomendasikan untuk
pengembangan PT. Indonesia Tourism Develompent Corporation antara lain :
1. PT. Indonesia Tourism Develompent Corporation sebaiknya selalu memantau
perkembangan tentang pariwisata dunia, sehingga kedepannya nanti bisa
mencapai hasil yang maksimal sehingga sesuai dengan keinginan dan
kebutuhan wisatawan di pasaran.
2. Sebaiknya PT. Indonesia Tourism Develompent Corporation mencoba untuk
mengembangkan daerah-daerah yang memang belum terkenal dengan
pariwisatanya. Sehingga akan menjadi challenge tersendiri untuk PT.
Indonesia Tourism Develompent Corporation apakah bisa mengembangkan
daerah tersebut atau tidak.
3. PT. Indonesia Tourism Develompent Corporation harus lebih aktif lagi dalam
mempromosikan daerah-daerah pariwisata yang dikelolanya. Karena dengan
sistem pemasarannya yang sudah sangat baik dan menambah media
pemasaran dapat membantu PT. Indonesia Tourism Development Corporation
lebih berkembang pesat tidak hanya di Indonesia, bahkan dikanca dunia.
4. Alangkah lebih baiknya dalam kunjungan ke Universitas Udayana tidak
sekedar menampilkan profil universitas tetapi juga diadakan rangkaian
kegiatan yang benar-benar mencampurkan mahasiswa antaruniversitas secara
keseluruhan. Jadi, mahasiswa pun bisa ikut terlibat dan merasakan hangatnya
suasana kekeluargaan.
19
DAFTAR PUSTAKA
20
LAMPIRAN
21
Sumber: Dokumentasi Pribadi di ambil 18 September 2018
Gambar 4.3 Dokumentasi Universitas Udayana
22