Anda di halaman 1dari 5

INFARK SEREBRAL (STROKE)

No. ICD-10 : I63.9


No. Dokumen : 440/ /SOP-UKP/UPTD-K 07/
/ 2018
SOP No. Revisi : 00
Tgl. Terbit : 2018
Halaman : 1/5

PUSKESMAS Erlince Hasugian, SKM


BONANDOLOK NIP. 19710418 199103
2003
1. Pengertian Stroke adalah defisit neurologis fokal (atau global) yang terjadi mendadak, berlangsung
lebih dari 24 jam dan disebabkan oleh faktor vaskuler.

2. Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk penanganan infark serebral

3. Kebijakan Surat Keputusan Kepala Puskesmas Nomor Bonandolok Tahun 2018 tentang Kebijakan
Pelayanan Klinis Puskesmas Bonandolok
4. Referensi Keputusan Menteri Kesehatan Nomor HK.02.02/MENKES/514/2015 tentang Panduan
Praktik Klinis bagi Dokter di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Tingkat Pertama
5. Prosedur / Alat dan bahan :
Langkah-
a. Termometer
langkah
b. Tensimeter
c. Stetoscop
d. Alat pemeriksaan neurologis.
e. Senter
f. Infus set.
g. Oksigen.

Langkah-langkah
A. Anamnesis (Subjective)

Keluhan:
Gejala awal serangan stroke terjadi mendadak (tiba-tiba), yang sering dijumpai adalah
1. Kelemahan atau kelumpuhan salah satu sisi wajah, lengan, dan tungkai (hemiparesis,
hemiplegi)
2. Gangguan sensorik pada salah satu sisi wajah, lengan, dan tungkai (hemihipestesi,
hemianesthesi)
3. Gangguan bicara (disartria)
4. Gangguan berbahasa (afasia)
5. Gejala neurologik lainnya seperti jalan sempoyongan (ataksia), rasa berputar (vertigo),
kesulitan menelan (disfagia), melihat ganda (diplopia), penyempitan lapang penglihatan
(hemianopsia, kwadran-anopsia)
Untukmemudahkan pengenalan gejala stroke bagi masyarakat awam, digunakan istilah
FAST (Facial movement, Arm Movement, Speech, Time: acute onset). Maksudnya, bila
seseorang mengalami kelemahan otot wajah dan anggota gerak satu sisi, serta gangguan
bicara, yang terjadi mendadak, patut diduga mengalami serangan stroke. Keadaan seperti
itu memerlukan penanganan darurat agar tidak mengakibatkan kematian dan kecacatan.

Faktor Risiko
Factor resiko dapat dilihat pada table di bawah

Tabel ; faktor resiko stroke


Non Modifiable Modifiable,well documented Potentially modifiable, less
well-documented
• Umur • Hipertensi • Migren dengan aura
• Jenis kelamin • Merokok • Sindroma metabolik
• Berat badan lahir rendah • Diabetes • Alkohol
• Ras • Dislipidemia • Salah guna obat
•Riwayat keluarga stroke/TIA • Fibrilasi Atrial • Gangguan nafas (sleep-
•Stenosiskarotis asimtomatik disordered breathing)
• Penyakit sel sickle • Hiperhomosisteinemia
• Terapi hormon pasca • Hiperlipoprotein-a Lp(a)
menopause • Hiperkoagulabilitas
• Kontrasepsi oral • Inflamasi dan infeksi
• Diet/nutrisi
• Inaktivitas fisik
• Obesitas
• Penyakit kardiovaskuler
(penyakit jantung koroner,
penyakit pembuluh darah tepi

B. Hasil Pemeriksaan Fisik dan Penunjang Sederhana (Objective)


1. Pemeriksaan tanda vital: pernapasan, nadi, suhu, tekanan darah harus diukur kanan dan
kiri
2. Pemeriksaaan jantung paru
3. Pemeriksaan bruit karotis dan subklavia
4. Pemeriksaan abdomen
5. Pemeriksaan ekstremitas
6. Pemeriksaan neurologis
a. Kesadaran: tingkat kesadaran diukur dengan menggunakan Glassgow Coma Scale
(GCS)
b. Tanda rangsang meningeal: kaku kuduk, tanda Laseque, Kernig, dan Brudzinski
c. Saraf kranialis: terutama Nn. VII, XII, IX/X,dan saraf kranialis lainnya
d. Motorik: kekuatan, tonus, refleks fisiologis, refleks patologis
e. Sensorik
f. Tanda serebelar: dismet
g. Pemeriksaan fungsi luhur, terutama fungsi kognitif (bahasa, memori dll)
h. Pada pasien dengan kesadaran menurun, perlu dilakukan pemeriksaan refleks batang
otak:
• Pola pernafasan: Cheyne-Stokes, hiperventilasi neurogenik sentral, apneustik, ataksik
• Refleks cahaya (pupil)
• Refleks kornea
• Refleks muntah
• Refleks okulo-sefalik (doll’s eyes phenomenon)
Pemeriksaan Penunjang: tidak dapat dilakukan di puskesmas
C. Penegakan Diagnostik (Assessment)

Diagnosis klinis
Diagnosis awal ditegakkan berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisik.Cara skoring
ROSIER (Recognition of Stroke in Emergency Room) dapat digunakan pada stroke akut.

-Klasifikasi
Stroke dibedakan menjadi:
1. Stroke hemoragik biasanya disertai dengan sakit kepala hebat, muntah, penurunan
kesadaran, tekanan darah tinggi.
2. Stroke iskemik biasanya tidak disertai dengan sakit kepala hebat, muntah, penurunan
kesadaran dan tekanan darah tidak tinggi.

Diagnosis Banding
Membedakan stroke iskemik dan stroke hemoragik sangat penting untuk penatalaksanaan
pasien.
Komplikasi
Komplikasi stroke yang harus diwaspadai karena dapat mengakibatkan kematian dan
kecacatan adalah komplikasi medis, antara lain komplikasi pada jantung, paru
(pneumonia), perdarahan saluran cerna, infeksi saluran kemih, dekubitus, trombosis vena
dalam, dan sepsis. Sedangkan komplikasi neurologis terutama adalah edema otak dan
peningkatan tekanan intrakranial, kejang, serta transformasi perdarahan pada infark.
Pada umumnya, angka kematian dan kecacatan semakin tinggi, jika pasien datang
terlambat (melewati therapeutic window) dan tidak ditangani dengan cepat dan tepat di
rumah sakit yang mempunyai fasilitas pelayanan stroke akut.

D. Penatalaksanaan Komprehensif (Plan)

Pertolongan pertama pada pasien stroke akut.


1. Menilai jalan nafas, pernafasan, dan sirkulasi
2. Menjaga jalan nafas agar tetap adekuat
3. Memberikan oksigen bila diperlukan
4. Memposisikan badan dan kepala lebih tinggi (head-and-trunk up) 20-30 derajat
5. Memantau irama jantung
6. Memasang cairan infus salin normal atau ringer laktat (500 ml/12 jam)
7. Mengukur kadar gula darah (finger stick)
8. Memberikan Dekstrose 50% 25 gram intravena (bila hipoglikemia berat)
9. Menilai perkembangan gejala stroke selama perjalanan ke rumah sakit layanan
sekunder
10. Menenangkan penderita

Rencana Tindak Lanjut


1. Memodifikasi gaya hidup sehat
a. Memberi nasehat untuk tidak merokok atau menghindari lingkungan perokok
b. Menghentikan atau mengurangi konsumsi alkohol
c. Mengurangi berat badan pada penderita stroke yang obes
d. Melakukan aktivitas fisik sedang pada pasien stroke iskemik atau TIA. Intensitas
sedang dapat didefinisikan sebagai aktivitas fisik yang cukup berarti hingga berkeringat
atau meningkatkan denyut jantung 1-3 kali perminggu.
2. Mengontrol faktor risiko
a. Tekanan darah
b. Gula darah pada pasien DM
c. Kolesterol
d. Trigliserida
e. Jantung
3. Pada pasien stroke iskemik diberikan obat-obat antiplatelet: asetosal, klopidogrel

Konseling dan Edukasi


1. Memberikan edukasi kepada pasien dan keluarganya agar tidak terjadi kekambuhan
atau serangan stroke ulang
2. Jika terjadi serangan stroke ulang, harus segera mendapat pertolongan segera
3. Mengawasi agar pasien teratur minum obat.
4. Membantu pasien menghindari faktor risiko.

Membedakan stroke iskemik dan stroke hemorhagic


Gambaran Stroke Stroke Perdarahan Perdarahan
klinik Trombotik Embolik Intraserebral Subaraknoid
Serangan Saat Saat aktivitas Saat Nyeri kepala
istirahat/tidu sehari-hari, melakukan sangat hebat,
r , malam tidak saat aktivitas mendadak,
Sering didului tidur biasanya saat
TIA/SOS aktivitas
Gangguan Fokal, sering Fokal, Fokal, sangat Defisit
fungsi otak memberat seringkali akut disertai neurologik
(defisit secara maksimal tanda fokal jarang
neurologik) gradual saat serangan peningkatan dijumpai
tekanan Dijumpai
intrakranial tanda
(nyeri kepala, rangsangan
muntah, selaput otak
kesadaran (kaku kuduk)
menurun,
kejang, dll)
Tekanan Hipertensi Normoten si Hipertensi Hipertensi
darah (sering) (sering) berat (sering) (jarang)
Temuan Penyakit Aritmia Penyakit Perdarahan
khusus jantung / jantung, jantung subhyaloid/
lainnya pembuluh fibrilasi atrial, hipertensif, preretinal
darah arterio- kelainan retinopati Perdarahan
sklerotik katup hipertensif pada likuor
jantung, serebrospinal
bising karotis
atau tanda
sumber
emboli lain
CT scan Area Area Area Area
kepala hipodens hipodens. hiperdens hiperdens di
Pada infark intraserebral/ sisterna
hemoragik , intrav basalis
tampak pula entricular
area
hiperdens

Kriteria Rujukan
Semua pasien stroke setelah ditegakkan diagnosis secara klinis dan diberikan penanganan
awal, segera mungkin harus dirujuk ke fasilitas pelayanan kesehatan sekunder yang
memiliki dokter spesialis saraf.

Prognosis
Prognosis adalah dubia, tergantung luas dan letak lesi. Untuk stroke hemoragik sebagian besar
dubia ad malam. Penanganan yg lambat berakibat angka kecacatan dan kematian tinggi.
6. Hal-hal yang -
perlu
diperhatikan
7. Unit terkait
8.Dokumen
Terkait

Anda mungkin juga menyukai