Anda di halaman 1dari 3

NAPKIN ECZEMA

(DERMATITIS POPOK)
No. ICD-10 : L22
No. Dokumen : 440/ /SOP-UKP/UPTD-K 07/
/ 2018
SOP No. Revisi : 00
Tgl. Terbit : 2018
Halaman : 1/2

PUSKESMAS Erlince Hasugian, SKM


BONANDOLOK NIP. 19710418 199103
2003
1. Pengertian Napkin eczema sering disebut juga dengan dermatitis popok atau diaper rash adalah
dermatitis di daerah genito-krural sesuai dengan tempat kontak popok. Umumnya pada
bayi pemakai popok dan juga orang dewasa yang sakit dan memakai popok. Dermatitis
ini merupakan salah satu dermatitis kontak iritan akibat isi napkin (popok).
2. Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk penanganan napkin eczema atau
dermatitis popok
3. Kebijakan Surat Keputusan Kepala Puskesmas Nomor Bonandolok Tahun 2018 tentang
Kebijakan Pelayanan Klinis Puskesmas Bonandolok
4. Referensi Keputusan Menteri Kesehatan Nomor HK.02.02/MENKES/514/2015 tentang Panduan
Praktik Klinis bagi Dokter di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Tingkat Pertama
5. Prosedur / Alat dan bahan :
Langkah-
1. ATK
langkah
2. Stetoskop
3. Tensimeter
4. Senter
Langkah-langkah
A. Anamnesis (Subjective)
Keluhan
Pasien datang dengan keluhan gatal dan bercak merah berbatas tegas mengikuti bentuk
popok yang berkontak, kadang-kadang basah dan membentuk luka.
Faktor Risiko
1. Popok jarang diganti.
2. Kulit bayi yang kering sebelum dipasang popok.
3. Riwayat atopi diri dan keluarga.
4. Riwayat alergi terhadap bahan plastik dan kertas.

B. Hasil Pemeriksaan Fisik dan Penunjang Sederhana (Objective)


Tanda patognomonis
1. Makula eritematosa berbatas agak tegas (bentuk mengikuti bentuk popok yang
berkontak)
2. Papul
3. Vesikel
4. Erosi
5. Ekskoriasi
6. Infiltran dan ulkus bila parah
7. Plak eritematosa (merah cerah), membasah, kadang pustul, lesi satelit (bila terinfeksi
jamur).

C. Penegakan Diagnostik (Assessment)


Diagnosis Klinis ditegakkan berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisik.
Diagnosis Banding
1. Penyakit Letterer-Siwe
2. Akrodermatitis enteropatika
3. Psoriasis infersa
4. Eritrasma

Komplikasi
Infeksi sekunder
D. Penatalaksanaan Komprehensif (Plan)
Penatalaksanaan
1. Untuk mengurangi gejala dan mencegah bertambah beratnya lesi, perlu dilakukan hal
berikut:
a. Ganti popok bayi lebih sering, gunakan pelembab sebelum memakaikan popok bayi.
b. Dianjurkan pemakaian popok sekali pakai jenis highly absorbent.
2. Prinsip pemberian farmakoterapi yaitu untuk menekan inflamasi dan mengatasi infeksi
kandida. Bila ringan: kortikosteroid potensi lemah (hidrokortison salep 1-2,5%) dipakai
2 kali sehari selama 3-7 hari.

Konseling dan Edukasi


1. Memberitahu keluarga mengenai penyebab dan menjaga higiene kulit.
2. Mengajarkan cara penggunaan popok dan mengganti secepatnya bila popok basah.
3. Mengganti popok sekali pakai bila kapasitas telah penuh.

Pemeriksaan Penunjang : -
Rencana Tindak Lanjut
Bila gejala tidak menghilang setelah pengobatan standar selama 1 minggu, dilakukan:
1. Pengobatan dapat diulang 7 hari lagi.
2. Pertimbangkan untuk pemeriksaan ulang KOH atau Gram.

Kriteria Rujukan
Bila keluhan tidak membaik setelah pengobatan standarselama 2 minggu.
Peralatan
Peralatan laboratorium untuk pemeriksaan KOH dan Gram
Prognosis
Prognosis umumnya bonam dan dapat sembuh tanpa komplikasi.
6. Hal-hal yang -
perlu
diperhatikan
7. Unit terkait
8.Dokumen
Terkait

Anda mungkin juga menyukai