Anda di halaman 1dari 16

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Batuan beku atau dapat disebut juga dengan igneous rocks merupakan
suatu batuan yang terbentuk dari sekumpulan mineral dan terbentuk akibat
adanya pembekuan dari suatu magma, berdasarkan tektur batuan beku dapat
dibedakan menjadi batuan plutonik dan batuan vulkanik. Perbedaan yang ada
pada kedua jenis batuan tersebut dapat dibedakan dari besaran mineral
penyusun batuannya. Batuan beku plutonik pada umumnya terbentuk karena
adanya pembekuan magma yang relatif lebih lambat dari vulkanik sehingga
mineral penyusunan relatif besar – besar. Sedangkan pada batuan beku vulkanik
pada umumnya terbentuk dari pembekuan magma yang sangat cepat sehingga
mineral penyusun batuan ini lebih kecil atau tidak terlihat dengan mata telanjang.
Contoh dari batuan ini adalah basalt, andesit, dan dacite.

1.2 Maksud dan Tujuan


1.2.1 Maksud
Maksud dari praktikum kali ini adalah agar setiap praktikan dapat
mengenali dan mengetahui mengenai batuan beku basa, asam, intermediet, dan
batuan beku ultra basa.
1.2.2 Tujuan
 Agar praktikan dapat mengetahui mengenai cara pendeskripsian batuan
beku.
 Agar dapat mengetahui bagaimana keterbentukan suatu batuan beku.
BAB II
LANDASAN TEORI

2.1 Pengertian dan Genesa Batuan Beku


Batuan beku adalah batuan yang terbentuk akibat terjadinya penurunan
suhu yang mengahibatkan pembekuan atau pengkristalan dari magma. Dan
magma itu sendiri ialah suatu bahan pijar cair yang terdapat didalam bumi,
magma ini terletak dibawah kerak bumi yang memiliki suhu tinggi yaitu mulaidari
900°C sampai dengan 1300°C, dan juga mempunyai kekentalan yang sangat
kental dan cenderung bergerak kearah permukaan bumi atau mengisi cela-cela
yang kosong.

Sumber : geoenviron.blogspot.com
Gambar 2.1
Batuan Beku Intrusif
Klasifikasi batuan beku menurut genesanya yaitu didasarkan terhadap
tempat dimana batuan itu terbentuk, selain itu juga berdasarkan genesanya
batuan beku dapat dibedakan menjadi dua.
 Batuan Beku intrusif
Batuan beku intrusif ini proses keterbentukannya berbeda dengan
kegiatan vulkanik, yaitu perbedaannya pada tempat keterbentukannya, dan
menurut salah satu ilmuan ada tiga prinsip dari tipe keterbentukan intrusi batuan
beku, diantaranya:
a. Bentuk tidak beraturan
Pada umumnya memiliki bentuk diskordan atau dimaksud dengan
memotong lapisan massa batuan, dan memiliki bentuk yang jelas pada saat
dipermukaan bumi. Intrusi memiliki bentuk yang tidak beraturan dengan bentuk
yang besar dan biasanya berada pada kedalaman yang tidak diketahui, contoh
batuanya adalah batolit, dan singkapannya memiliki luas sampai dengan 100 km
persegi.
b. Bentuk tabular
intrusi yang memiliki bentuk tabular ini dapat dibagi menjadi dua yaitu
dike yang memiliki bentuk diskordan dan sill mempunyai bentuk konkordan. Dike
ini adalah intrusi yang memotong batuan induknya, kadang juga kontaknya
hampir sejajar, sedangkan sill adalah intrusinya diantara atau bisa juga sejajar
dengan lapisan batuan dengan memiliki perbedaan ketebalannya, contohnya
adalah lakolit dan lapolit.
c. Bentuk pipa
Intrusi ini biasanya memiliki tubuh yang relative kecil, hanya pluton
diskordan, bentuk yang khas pada intrusi ini adalah intrusi pipa. Sebagian
besarnya biasanya berasal dari korok atau suatu gunung api tua, biasa disebut
dengan vulkanik nek atau teras gunung api.

 Batuan Beku Ekstrusif


Batuan ekstrusif ini merupakan material yang dikeluarakan ke
permukaan bumi dengan baik ataupun keluar dari permukaan laut, dan material
tersebut mendingin secara cepat dan memiliki berbagai bentuk ada yang
berbentu padat, larutan yang kental ataupun debu. Pada batuan ekstrusif juga
terbagi menjadi tiga kelompok yaitu,
a. Batuan beku vulkanik
Batuan vulkanik ini merupakan hasil dari vulkanisme, hasil dari proses ini
biasanya memiliki ukuran kristal yang relatif sangat halus disebabkan oleh
pendinginan suhu dipermukaan bumi ataupun dekat permukaan bumi.
b. Batuan beku plutonik
Terbentuk dari proses pembekuan magma yang jauh didalam permukaan
bumi, sehingga memiliki ukuran kristal yang kasar pada batuannya.
c. Batuan beku hipasibal
Batuan beku ini merupakan hasil produksi dari intrusi minor, yang
memiliki ukuran kristal sedang dan ada juga yang berukuran campuran antara
halus dengan kasar.
2.2 Mineral Penyusun Batuan Beku
Dalam pembentukan batuan beku ada beberapa penyusun mineral yang
terdapat pada setiap jenis batuan beku, dan mineral pembentuk batuan ini dapat
di golongkan menjadi tiga bagian yaitu;
a. Mineral Utama
Mineral utama merupakan minera yang keterbentukannya dari proses
kristalisasi magma, dan pada dasarnya mineral ini terdapat dalam jumlah yang
cukup banyak, selain itu juga dapat menentukan nama dan juga sifat dari
batuannya. Contoh dari mineral utama ini adalah olivin, piroksen, ampibol,
ortoklas, kuarsa dan lain sebagainya.

Sumber : www.minerals.com
Gambar 2.2
Plagioklas
b. Mineral Sekunder
Mineral sekunder ini merupakan mineral hasil ubahan dari mineral –
mineral primer yang mengalami proses ubahan yang dapat dipengaruhi oleh
pelapukan atau karena larutan dari sisa magma yang belum mengkristal.
Beberapa contoh dari mineral ini adalah klorit, kalsit, kaolin dan lain sebagainya.
Sumber : www.minerals.com
Gambar 2.3
Kalsit
c. Mineral Tambahan
Dan yang satu lagi adalah mineral tambahan yaitu merupakan mineral
sama karena hasil pengkristalan magma tetapi keterdapatan mineral ini hanya
sedikit dan juga tidak mempengaruhi terhadap sifat batuannya, contohnya adalah
hematit, magnetit, apatit, dan lain sebagainya.

Sumber : www.minerals.com
Gambar 2.4
Apatit
BAB III
TUGAN DAN PEMBAHASAN

3.1 Tugas
 Pendeskripsian batuan beku sebanyak 10 sampel/orang (5 sampel
bergenesa intrusif dan 5 sampel bergenesa ektrusif).

3.2 Pembahasan
 Code : LG/BB/2015/54
Warna : Burlywood, grey
Tekstur :-
Derajat Kristalin : Hypokristalin
Kemas :-
Granularitas : Afanitik
Tekstur Khusus :-
Struktur :-
Genesa : Ekstrusif
Komposisi Mineral : Plagioclase, biotite, kuarsa
Jenis Batuan : Asam
Nama Batuan : Indikasi Andesit

Sumber : Hasil Pengamatan Lab.Geologi


Gambar 1
LG/BB/2015/54
 Code : LG/BB/2015/55
Warna : Bisque
Tekstur :-
Derajat Kristalin : Holokristalin
Kemas :-
Granularitas : phanerik
Tekstur Khusus :-
Struktur :-
Genesa : Intrusif
Komposisi Mineral : pyroksin, kuarsa, biotite, plagioclase
Jenis Batuan : Asam
Nama Batuan : Indikasi granit

Sumber : Hasil Pengamatan Lab.Geologi


Gambar 1
LG/BB/2015/55
 Code : LG/BB/2015/06
Warna : Papaya whip
Tekstur :-
Derajat Kristalin : Holokristalin
Kemas :-
Granularitas : Phenerik
Tekstur Khusus :-
Struktur :-
Genesa : Intrusif
Komposisi Mineral : Hornblended, kuarsa, plagioclase, biotite
Jenis Batuan : Asam
Nama Batuan : Indikasi granit

Sumber : Hasil Pengamatan Lab.Geologi


Gambar 1
LG/BB/2015/06
 Code : LG/BB/2015/24
Warna : Light goldenrad yellow
Tekstur :-
Derajat Kristalin : Hypokristalin
Kemas :-
Granularitas : Afanitik
Tekstur Khusus :-
Struktur :-
Genesa : Ektrusif
Komposisi Mineral : Kuarsa, plagioclase, pyroksen.
Jenis Batuan : Asam
Nama Batuan : Indikasi riolit

Sumber : Hasil Pengamatan Lab.Geologi


Gambar 1
LG/BB/2015/24
 Code : LG/BB/2015/150
Warna : Blanched almond
Tekstur :-
Derajat Kristalin : Hypokristalin
Kemas :-
Granularitas : Afanitik
Tekstur Khusus :-
Struktur :-
Genesa : Ekstrusif
Komposisi Mineral : Kuarsa, orthoclase, plagioclase
Jenis Batuan : Asam
Nama Batuan : Indikasi riolit

Sumber : Hasil Pengamatan Lab.Geologi


Gambar 1
LG/BB/2015/150
 Code : LG/BB/2015/99
Warna : Beige, dark salmon
Tekstur :-
Derajat Kristalin : Holokristalin
Kemas :-
Granularitas : Phanerik
Tekstur Khusus :-
Struktur :-
Genesa : Intrusif
Komposisi Mineral : Kuarsa, plagioclase, biotite
Jenis Batuan : Asam
Nama Batuan : Indikasi granit

Sumber : Hasil Pengamatan Lab.Geologi


Gambar 1
LG/BB/2015/99
 Code : LG/BB/2015/16
Warna : saddle brown
Tekstur :-
Derajat Kristalin : Holokristalin
Kemas :-
Granularitas : Phanerik
Tekstur Khusus :-
Struktur :-
Genesa : Intrusif
Komposisi Mineral : Hornblended, plagioclase, biotite
Jenis Batuan : Intermediet
Nama Batuan : indikasi diorit
Sumber : Hasil Pengamatan Lab.Geologi
Gambar 1
LG/BB/2015/16
 Code : LG/BB/2015/121
Warna : Cornsie
Tekstur :-
Derajat Kristalin : Hypokristalin
Kemas :-
Granularitas : Afanitik
Tekstur Khusus :-
Struktur :-
Genesa : Ekstrusif
Komposisi Mineral : Biotite, plagioclase, kuarsa
Jenis Batuan : intermediet
Nama Batuan : indikasi andesit

Sumber : Hasil Pengamatan Lab.Geologi


Gambar 1
LG/BB/2015/121
 Code : LG/BB/2015/128
Warna : Light grey
Tekstur :-
Derajat Kristalin : Hypokristalin
Kemas :-
Granularitas : Afanitik
Tekstur Khusus :-
Struktur :-
Genesa : Ekstrusif
Komposisi Mineral : Biotite, plagioclase
Jenis Batuan : Asam
Nama Batuan : Indikasi riolit

Sumber : Hasil Pengamatan Lab.Geologi


Gambar 1
LG/BB/2015/128
 Code : LG/BB/2015/68
Warna : Papaya whip
Tekstur :-
Derajat Kristalin : Holokristalin
Kemas :-
Granularitas : Phanerik
Tekstur Khusus :-
Struktur :-
Genesa : Intrusif
Komposisi Mineral : Biotite, plagioclase, kuarsa, hornblended
Jenis Batuan : Intermediet
Nama Batuan : Indikasi diorit

Sumber : Hasil Pengamatan Lab.Geologi


Gambar 1
LG/BB/2015/68
BAB IV
ANALISA

Holokristalin merupakan batuan beku yang dimana susunan batuannya


oleh kristal seluruhnya, tekstur holokristalin adalah krakteristik dari batuan
plutonik, selain holokristalin ada juga tekstur hypokristalin yaitu penyusun dari
batuannya tidak seluruhnya kristal tetapi ada sebagian penyusunnya dari amoft.
Dan ada juga satu lagi yaitu holohyalin yaitu merupakan keseluruhan dari
penyusun batuannya adalah amoft atau massa gelas.
Equigranular merupakan ukuran relatif dari suatu kristal yang memiliki
bentuk atau ukuran yang sama besar, sedangkan inequigranular adalah ukuran
kristal yang memiliki berbagai ukuran atau bisa dikatakan tidak memiliki ukuran
yang sama besar pada setiap penyusunnya.
Afanitik yaitu suatu kenampakan dari batuan beku yang memperlihatkan
bentuk butir yang sangat halus sehingga mineral penyusun batuannya tidak
terlihat oleh mata telanjang hanya bisa dilihat dengan menggunakan loupe.
Sedangkan fanerik mineral penyusun dari batuannya dapat terlihat dengan mata
telanjang tanpa harus menggunakan loupe, yang meliputi juga bentuk kristal dan
ukuran butir atau hubungan antar butir pada setiap mineralnya.
BAB V
KESIMPULAN

Batuan beku merupakan batuan hasil dari pendinginan magma dengan


turunnya temperatur sehingga menyebabkan pengkristalan, dan pada bentuk
batuan beku dipengaruhi oleh penurunan suhunya apabila secara lambat maka
batuan yang terbentuk tektur dari batuanya sangat kasar sedangkan apabila
secara cepat maka tekturnya akan halus. Dan batuan beku merupakan batuan
yang terbentuk baik dari satu jenis atau beberapa jenis mineral dan menyusuk
akibat adanya pengaruh penurunan suhu dari magma yang menerobos. Selain
itu juga batuan beku ini dapat dibedakan menurut tekstur yang ada pada setiap
batuan beku yaitu digolongkan menjadi batuan beku plutonik dan batuan beku
vulkanik.
DAFTAR PUSTAKA

Anonim,2011, “Batuan Beku”, https://wingmanarrows.wordpress.com, diakses


pada tanggal 5 November 2015.
Anonim,2011, “Mineral-mineral pembentuk batuan”,
https://www.tambangunp.blogspot.com, Diakses pada tanggal 5
November 2015.
Gulam,2012,”Batuan Beku”,https://Miningunlam.blogspot.com, Diakses pada
tanggal 5 November 2015.

Anda mungkin juga menyukai