Penggunaan Antibiotik Yang Rasional Di Bidang Neonatologi
Penggunaan Antibiotik Yang Rasional Di Bidang Neonatologi
PENDAHULUAN
Penggunaan antibiotik yang tepat memang dapat mengurangi risiko kematian akibat
sepsis, namun penyalahgunaannya dapat memberi dampak yang tidak baik seperti bakteri yang
resisten berbagai obat-obatan, peningkatan insidensi sepsis akibat jamur, dan lain-lain. Oleh
sebab itu, diperlukan kebijakan penggunaan antibiotik yang rasional yang dapat meminimalisir
penggunaan antibiotik pada neonatus yang tidak terinfeksi, serta pemberian antibiotik yang
sesuai dalam kurun waktu yang tepat pada neonatus yang terinfeksi.2
Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam penggunaan antibiotik yang rasional di
bidang neonatologi adalah :2
1
A. Bilakah antibiotik mulai diberikan?
Keputusan dalam memberikan antibiotik biasanya didasarkan atas 2 faktor yaitu apakah
bayi tersebut memiliki gejala dan/atau berisiko sepsis serta jika ditemukan etiologi infeksi
pada pemeriksaan diagnostik.
Situasi ini umumnya terjadi pada sepsis awitan dini dimana infeksi terjadi akibat transmisi
vertikal dari alat genitalia ibu. Risiko sepsis lebih tinggi 10-25 kali lipat pada bayi-bayi ini
dibandingkan bayi tanpa faktor risiko. Namun demikian, mayoritas bayi yang mengalami
sepsis tidak bergejala (asimptomatik) saat lahir, gejala baru muncul biasanya dalam 24
(90%) hingga 48 jam (100%).4,5 Ada 2 pilihan dalam penatalaksanaan bayi demikian yaitu :
1. Pemantauan saja
Pemantauan dilakukan terhadap bayi hingga ditemukan 1 atau lebih gejala ke arah
sepsis. Walaupun terlihat lebih rasional, namun bahayanya adalah apabila progresivitas
penyakit ke arah perburukan berlangsung hanya dalam beberapa jam setelah gejala
timbul. Dalam sebuah studi yang melibatkan 1300 neonatus dengan faktor risiko sepsis,
kondisi asimptomatik dapat menurunkan risiko sepsis sekitar 75% (OR: 0,26; 95%CI:
2
0,11-0,63); bagaimanapun, 1% dari neonatus ini ditemukan terinfeksi. Melihat fakta ini,
beberapa penulis mengusulkan bahwa pemantauan dilakukan pada neonatus
asimptomatik yang lahir pada usia kehamilan ≥35 minggu dan antibiotik diberikan
dengan atau tanpa skrining pada neonatus yang lahir pada usia kehamilan <35 minggu. 6
2. Melakukan skrining dengan atau tanpa pemberian antibiotik berdasarkan risiko yang
ditemukan
Pada pendekatan ini, neonatus dikategorikan berdasarkan derajat faktor risiko; neonatus
dengan risiko tinggi (lahir dari ibu dengan korioamnionitis) langsung diberikan antibiotik
tanpa menunggu hasil pemeriksaan lain, sementara mereka dengan risiko sedang
diberikan tatalaksana berdasarkan skrining sepsis.7
Algoritma penatalaksanaan neonatus dengan faktor risiko dapat dilihat di bawah ini :
4
Situasi 2. Bayi asimptomatik dengan faktor risiko; mendapatkan antibiotik intrapartum
Semua neonatus dengan gejala klinis mengarah pada sepsis harus dievaluasi lebih lanjut.
Penilaian terhadap gejala klinis yang ada harus dapat membantu untuk menentukan
dimulainya pemberian antibiotik segera ataupun dilakukan observasi dan pemantauan ketat
diikuti penatalaksanaan jika dibutuhkan. Jika kecurigaan secara klinis rendah, seperti bayi
prematur dengan berat lahir sangat rendah dengan gejala letargis, takikardi, atau bahkan
apneu pada minggu kedua kehidupan, maka sebaiknya penatalaksanaan ditunggu hingga
hasil skrining sepsis dan/atau kultur darah didapat. Hal yang sama juga berlaku pada bayi
dengan gejala sesak nafas pada 24-48 jam kehidupan. Pemeriksaan foto toraks dengan hasil
skrining dan ada atau tidaknya faktor risiko perinatal dapat membantu untuk menegakkan
diagnosis sepsis. Sebaliknya pada kecurigaan klinis tinggi, seperti pada bayi-bayi dengan
community acquired sepsis (pneumonia/meningitis), pemberian antibiotik harus segera
tanpa menunda.
5
Management of neonate with symptoms suggestive of sepsis
Pemberian antibiotik untuk sepsis hampir selalu empiris karena hasil kultur baru
didapatkan setelah 48-72 jam. Antibiotik yang telah diberikan dapat dilanjutkan atau
dimodifikasi berdasarkan hasil kultur dan/ atau kondisi klinis bayi.
Pada tabel di bawah ini dapat dilihat contoh pemberian antibiotik secara empiris : 8
Sementara pada tabel di bawah ini dapat dilihat modifikasi pemberian antibiotik secara
empiris berdasarkan pola resistensi kuman :
6
Untuk menentukan antibiotik lini pertama, kedua dan ketiga pada setiap bidang
neonatologi, maka sebaiknya langkah-langkah yang harus dilakukan adalah :
1. Pertama, ambil data pola kuman unit kerja tertentu dan sensitifitasnya dalam 6-12 bulan
terakhir
a. Identifikasi antibiotik spektrum sempit yang dapat mengatasi sedikitnya 60-70% dari 3
jenis organisme yang telah diisolasi dari unit kerja.
b. Identifikasi jenis aminoglikosida yang akan digunakan dengan agen terpilih lain yang
bekerja sinergis.
a. Antibiotik pilihan selanjutnya harus dapat mengatasi hampir semua organisme yang
telah diisolasi dari unit tersebut.
c. Pada unit-unit dengan insidensi infeksi yang tinggi dengan kloksasilin atau methycillin
resistant Staphylococcus aureus (MRSA), vankomisin dapat dipertimbangkan untuk
menjadi antibiotik pilihan kedua ataupun ketiga.
Menurut sebuah sumber lain yaitu Issacs, ada beberapa langkah dalam merencanakan
penggunaan antibiotik di bidang neonatologi yaitu :13
a. Pemeriksaan kultur darah (dan atau cairan serebrospinal dan atau urin) sebelum
pemberian antibiotik
8
c. Tidak menggunakan sefalosporin generasi ke-3 sebagai pilihan pertama (seperti
sefotaksim, seftazidim) atau karbapenem (seperti imipenem, meropenem)
g. Jika kultur darah negatif dalam 2-3 hari, dapat dikatakan aman dan tepat untuk
menghentikan penggunaan antibiotik
h. Mencoba untuk tidak menggunakan antibiotik dalam jangka waktu yang lama
9
Tabel yang disebutkan di atas bagaimanapun merupakan penggunaan secara empiris,
tidak berdasarkan bukti apapun. Terdapat beberapa penelitian yang telah meneliti efikasi
dari penggunaan antibiotik dalam waktu yang singkat. Engle WD mengatakan bahwa
pemberian antibiotik selama 4 hari memberi efektifitas yang sama dengan pemberian
selama 7 hari pada neonatus dengan pneumonia yang mendekati usia cukup bulan. 10 Akhir-
akhir ini, sebuah penelitian dari Chandigarh menemukan bahwa tidak terdapat perbedaan
antara penggunaan antibiotik selama 7 hari dan 14 hari pada sepsis neonatus dengan hasil
kutur positif; bagaimanapun angka kegagalan didapatkan lebih banyak pada bayi-bayi baru
lahir dengan sepsis akibat Staphylococcus aureus yang diberikan antibiotik dalam waktu
yang singkat.11 Hingga didapatkan bukti yang lebih kuat, kebijakan pemberian antibiotik
untuk jangka waktu yang lama dapat terus digunakan.
Untuk penatalaksanaan sepsis neonatus, maka rute pemberian antibiotik yang terpilih
adalah intravena ataupun intramuskular. Pemberian antibiotik peroral dihindari karena daya
absorpsi dan bioavailabilitas yang tidak dapat diperkirakan pada neonatus yang sedang
sakit berat. Dosis dan cara pemberian antibiotik dapat dilihat pada tabel di bawah ini :
10
E. Kondisi tertentu yang harus dipertimbangkan untuk pemberian antibiotik
REFERENSI
1. Philip AG, Hewitt JR. Early diagnosis of neonatal sepsis. Pediatrics 1980;65: 1036-1041.
11
4. Ottolini MC, Lundgren K, Mirkinson LJ, Cason S, Ottolini MG. Utility of complete blood
count and blood culture screening to diagnose neonatal sepsis in the asymptomatic at
risk newborn. Pediatr Infect Dis J 2003;22: 430-434.
5. Escobar GJ, Li DK, Armstrong MA, et al. Neonatal sepsis workups in infants ≥2000 grams
at birth: A population-based study. Pediatrics 2000; 106: 256-263.
6. Polin RA, Parravicini E, Regan JA, Taeusch HW. Bacterial sepsis and meningitis. In:
Taeusch HW, Ballard RA, Gleason CA (eds): Avery’s Diseases of the Newborn, 8 th Ed.
Philadelphia, Saunders, 2005, pp.562-4.
7. Gerdes JS. Diagnosis and management of bacterial infections in the neonate. Pediatr Clin
North Am 2004; 51: 939-959.
9. Inglis GD, Jardine LA, Davies MW. Prophylactic antibiotics to reduce morbidity and
mortality in ventilated newborn infants. Cochrane Database Syst Rev 2007; 3; CD004338.
10. Engle WD, Jackson GL, Sendelbach D, Ford D, Olesen B, Burton KM, et al. Neonatal
pneumonia: comparison of 4 vs 7 days of antibiotic therapy in term and near-term
infants. J Perinatol 2000;20:421-426.
11. Chowdary G, Dutta S, Narang A. Randomized controlled trial of 7-Day vs. 14-Day
antibiotics for neonatal sepsis. J Trop Pediatr 2006;52:427-432.
12. Singh M, Narang A, Bhakoo ON. Predictive perinatal score in the diagnosis of neonatal
sepsis. J Trop Pediatr 1994;40:365-368.
13. Issacs D. Unnatural selection: reducing antibiotic resistance in neonatal units. Arch Dis
Child Fetal Neonatal Ed, 2006; 91: F72-F74.
12
PENATALAKSANAN ANTIBIOTIK
13