Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH EKONOMI PERTANIAN

(Perternakan besar sapi di sawah lebar)

Disusun Oleh :
Nama :M.Said Aulia Jaya
NPM : C1A014057

Fakultas Ekonomi dan Bisnis


Prodi Ekonomi Pembangunan
Universitas Bengkulu
2017

i
KATA PENGANTAR
Dengan mengucap syukur pada Allah SWT. Yang telah
memberikan rahmat begitu besar pada kita semua , sehingga
Alhamdulillah, makalah EKONOMI PERTANIAN mengenai
PERTERNAKAN BESAR SAPI DI SAWAH LEBAR dapat
terselesaikan dengan baik.

Kami menyadari bahwa tersedianya referensi atau sumber dari


berbagai penulis sangat membantu kami dalam menyajikan makalah
yang sesuai dengan kaidahnya. Mudah-mudahan makalah ini dapat
bermanfaat secara khusus bagi siapapun yang berkenan menggunakan
makalah ini.

Akhir kata , tidak ada karya manusia yang sempurna selain


dari karya-Nya. Demikian pula dengan makalah ini masih jauh dari
apa yang kita harapkan bersama. Oleh karena itu segala kritik dan
saran demi kebaikan bersama sangat diharapkan sebagai bahan
evaluasi atau revisi dari makalah ini.

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .................................................................................... i

KATA PENGANTAR ............................................................................ ii

DAFTAR ISI ......................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN

iii
iv
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Sapi potong merupakan ternak yang popular, jika di dunia kuliner sapi
sangat digemari karena dagingnya yang nikmat, bergizi dan empuk. Sedangkan
didunia peternakan sapi dikenal karena harganya yang mencapai puluhan juta. Hal
ini tentu saja membuat membuat peternak sapi potong dapat hidup sejahtera
namun tentu saja hal ini perlu kerja keras karena untuk peternak sapi potong
memerlukan tata laksana pemeliharaan yang harus diketahui. Daging sapi yang
digemari oleh masyarakat membuat permintaan pasar terbuka cukup lebar bahkan
cenderung meningkat setiap tahunnya, hal ini tentu saja membuka peluang bagi
peternak sapi potong yang ingin mengembangkan bisnisnya.

Pada umumnya peternakan sapi di Indonesia merupakan usaha


penggemukan sapi karena dirasa memiliki nilai keuntungan yang tinggi, diawali
dengan pembelian bakalan sapi atau pedet lalu dipelihara secara intensif selama
kurang lebih 4 bulan, sapi siap dijual kembali menjadi sapi siap potong. Jenis sapi
potong sangat beragam tetapi yang banyak di ternakkan di Bengkulu antara lain
Sapi Bali.

1.2. Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam penulisan makalah ini yaitu sebagai berikut :

1. Bagaimana Sistem Perkandangan untuk Penggemukan sapi Potong ?

2. Bagaimana Cara Memilih Bakalan Sapi Potong ?

3. Bagaimana Tata Cara Penggemukan Sapi Potong ?

4. Bagaimana Manajemen Pemberian Pakan, Sanitasi dan Kesehatan untuk


Penggemukan Sapi ?

1.3.Tujuan

Tujuan dalam penulisan makalah ini yaitu sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui Sistem Perkandangan untuk Penggemukan sapi


Potong

2. Untuk mengetahui Cara Memilih Bakalan Sapi Potong

3. Untuk mengetahui Tata Cara Penggemukan Sapi Potong

1
4. Untuk mengetahui Manajemen Pemberian Pakan, Sanitasi dan
Kesehatan untuk Penggemukan Sapi

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Jenis atau Bangsa Sapi

Jenis sapi potong sangat beragam tetapi yang banyak di ternakkan di


Indonesia antara lain Sapi Bali. Sapi bali adalah jenis sapi yang unggul asli
dari Bali Indonesia, sapi ini hasil domestikasi dari banteng atau bibos
banteng. Sapi ini sudah cukup banyak populasinya dan dikembangbiakkan oleh
warga bali sendiri sejak lama.

ciri-ciri sapi bali antara lain sebagai berikut :

1. Bertanduk seperti banteng, ini dikarenakan Sapi Bali merupakan


keturunan banteng (Bos Sondaicus)yang telah dijinakkan.

2. Berat jantan dewasa mencapai 363 kg, sedangkan yang betina sekitar
272 kg.

3. Sapi Bali merupakan ternak kerja yang sangat bagus.

4. Sapi jantan saat muda berbulu coklat muda, dan saat dewasa berubah
menjadi hitam, sedangkan yang betina tetap cokelat muda.

5. Terdapat belang berwarna putih pada pantat.

Catatan penting dunia peternakan sapi yaitu :

1. Peluang beternak sapi terbuka lebar, peningkatan jumlah penduduk


meningkatkan tingkat konsumsi daging sapi.

2. Harga daging sapi dapat terus meningkat setiap tahun.

3. Banyak jenis sapi yang sudah dapat diternakkan di Indonesia

4. Selain untuk konsumsi daging, peternakan sapi yang dapat ditujukan


untuk sapi perah.

2.2. Kandang dan Lingkungan Kandang

Dalam pemeliharaan sapi potong di perlukan kandang yang berfungsi


melindungi ternak dari sinar matahari, hujan dan perubahan cuaca yang tidak
mendukung. Beberapa jenis kandang yang sering digunakan dalam usaha ternak
sapi antara lain kandang koloni, kandang individu dan kandang umbaran.

· Kandang koloni, digunakan untuk memelihara sapi yang baru


didatangkan dari tempat yang lain, dalam kandang koloni bebrapa ekor

3
sapi di tempatkan dalam satu kandang agar sifat liar sapi akan berkurang
sedikit demi sedikit, dalam kandang ini sapi juga beradaptasi dengan
lingkungan yang baru kandang koloni bisa berupakan petakan yang
terpisah oleh dua buah bambu untuk mengikat sapi peliharaan. Petakan ini
dapat di tempatkan 5 sampai 6 ekor sapi.

· Kandang individu digunakan untuk penggemukan sapi dan biasanya


satu petakan hanya di isi satu ekor sapi.

· Sedangkan kandang umbaran memiliki lahan kosong yang di gunakan


untuk mengumbar sapi.

Kandang yang baik dapat dibuat dari bambu yang telah tua jadi bambu
yang bagus antara lain kokoh, permukaan bambu kering, dan berbunyi nyaring
jika dipukul dengan parang. Bagian atap dapat dibuat dari daun rumbia kering
yang ditahan oleh potongan bambu. Atap di buat dengan kemiringan 30º agar
dapat menurunkan air hujan yang menetes, sementara bahan atap di pilih yang
dapat mendahan panas hingga lingkungan kandang tidak bersuhu panas. Atap
dengan lantai kandang di topang dengan bambu dengan ketinggian 4 sampai 4,5
meter, lantai kandang deberikan alas atau bedding berupa serbuk gergaji sebagai
penyerap sisa air kencing dan menghangatkan sapi dimalam hari. Didekat
kandang dibuat bak kecil yang digunakan untuk tempat pakan dan tempat minum,
tinggi bak ini disesuaikan dengan tinggi sapid an lebar mulut sapi. Kriteria
kandang yang baik :

1. Spesifikasi disesuaikan dengan kondisi daerah setempat

2. Luas ruangan sesuai dengan jenis ternak, umur, jenis kelamin dan
tahan lama.

3. Biaya relatif murah

4. Memiliki system ventilasi yang baik dan menjamin lancarnya arus


pergantian udara

5. Cukup mendapat sinar matahari pagi hari

6. Dilengkapi dengan tempat pakan (manger) dan tempat untuk air


minum (water trough) sesuai dengan kebutuhan ternak.

Catatan penting dalam perkandangan :

1. Buat kandang dengan bambu yang kuat dan kokoh

2. Sesuaikan ukuran kandang dengan besarnya dan jumlah sapi


peliharaan

4
3. Pastikan terdapat tempat pakan dan minum

4. Kandang harus dapat melindungi sapi peliharaan dari sinar matahari


dan hujan. Namun demikian, kandang jangan terlalu tertutup agar tetap
mendapat sinar matahari yang cukup.

2.3. Memilih Bakalan Sapi

Sebelum memulai usaha penggemukan sapi peternak idealnya menentukan


periode penggemukan, dalam pemilihan periode ini berkaitan dengan umur
bakalan sapi yang digunakan. Terdapat 2 periode penggemukan sapi yaitu long
term dan short term.

· Periode long term atau jangka panjang, sapi dipelihara minimal 6 bulan
dengan sapi berumur 8 bulan sampai 2,5 tahun.

· Sedangkan jangka pendek atau short term, sapi dipelihara selama 3 bulan
saja. Untuk penggemukan jangka panjang atau long trem dipilih bakalan
yang berumur setahun sementara short term dipilih bakalan diatas berumur
2,5 tahun.

Kalau untuk umur untuk long term untuk penggemukan jangka panjang
biasanya untuk penggemukan 1 sampai 2,5 tahun, tapi kalau umur short
term kita ambil dari minimal 2 tahun, 2,5 tahun sampai keatas.

Ø Ciri-ciri bakalan sapi yang baik

Bakalan sapi yang baik memiliki perbandingan tinggi tubuh lebih kecil
dari pada panjang tubuhnya, hal ini mampu menunjang pembentukan daging yang
cepat dan akan memberikan karkas yang banyak. Tulang bakalan sapi harus besar
dan memiliki perut yang lurus, selain itu bakalan sapi sebaiknya dipilih bermata
binary dan berbulu pendek, halus serta tidak kusam.

Catatan penting sebelum penggemukan sapi :

1. Tentukan periode penggemukan, long term (4-6 bulan) atau short term
(3-4 bulan).

2. Pilih bakalan yang berkualitas, dilihat dari bentuk tubuh


(perbandingan panjang dan tingginya), perut lurus (proporsional).

3. Bulu sapi rapi (pendek, halus dan tidak kusam).

4. Bermata binar.

2.4. Tata Laksana Penggemukan Sapi

5
Sebelum dimasukkan dalam kandang perlu di timbang dahulu untuk
mengetahui bobot awal sapi, hal ini penting untuk menentukan jumlah pakan yang
akan diberikan nantinya dan agar penambahan bobot badan pada saat panen juga
dapat diketahui. Penimbangan dapat dilakukan di tempat khusus pastikan sapi
dalam kondisi terikat agar tidak berontak saat penimbangan yang berakibat pada
perubahan angka pada timbangan tidak bergerak lagi catat bobotnya. Pemberian
obat cacing juga perlu dilakukan sebelum sapi digemukkan atau dimasukkan
kedalam kandang obat cacing yang diberikan bias berupa ipomax yang
diaplikasikan melalui zat kutan dibagian ekor dan impran muskiler berdosis tinggi
yang disuntikkan di pantat. Caranya siapkan obat cacing yang akan digunakan,
alat suntik yang masih baru dan alkohol. Ikat sapi yang akan disuntik agar tidak
berontak pegang ekor sapi perlahan tarik sedikit keatas lalu oleskan alkohol
sekitar daerah yang akan disuntik. Penyuntikan disekitar bagian pantat dilakukan
dengan menancapkan jarum terlebih dahulu ke daerah sekitar pantat baru
dimasukkan alat suntik berisi obat cacing, masukkan obat cacing dengan menekan
alat suntik lalu tepuk agar tidak terjadi pembekakan didaerah bekas suntikan. Sapi
juga perlu diberikan tanda atau tagged untuk mempermudah pendataan terhadap
jumlah populasi yang dimiliki. Tagging atau tanda ini dapat berupa tulisan angka
pada sebuah plastic lalu dijepitkan pada telinga sapi, tanda atau tagging juga dapat
diberikan dengan menyobek telinga sapi atau dengan tato disekitar pantat sapi di
bawah pangkal ekor.

2.5. Pemberian Pakan

Selama pemeliharaan sapi perlu diberikan pakan berupa hijauan dan pakan
tambahan atau konsentrat, dalam pemberian pakan perlu memperhatikan
ketersediaan dan harganya sehingga biaya produksinya rendah. Pemberian pakan
idealnya dilakukan sehari 3 kali dan dapat di lakukan secara atlibitum atau
tersedia setiap saat agar tercapai ADG (Atfrents Deligens) atau pertumbuhan
bobot badan harian (PBBH) antara 1,5 dalam penggemukan short term diberikan
pakan berupa 40% hijauan dan 60% konsentrat sementara untuk penggemukan
long term diberikan pakan berupa 40% konsentrat dan 60% hijauan. Penambahan
premix pada pakan, masukkan bubuk premix sebanyak 2 sendok the pada wadah
pakan, timbang 3 kg konsentrat untuk 2 sendok teh premix, lalu masukkan ke
dalam wadah, aduk sampai tercampur rata lalu berikan pada sapi peliharaan.

2.6. Sanitasi dan Kesehatan Sapi

Untuk menjaga sanitasi dan kesehatan sapi lingkungan kandang perlu


dibersihkan kotoran sapi dan litter perlu di bersihkan setiap hari, kotoran yang
menempel dibersihkan dengan menyeroki disepanjang lantai kandang, kotoran
berikut litter diangkut dan dibuang di tempat khusus penampungan kotoran.
Setelah dibuang litter atau alas kandang harus selalu diganti setiap hari. Badding

6
(litter) berupa serbuk gergaji, litter yang berupa ampas gergaji ini bermanfaat
sebagai media pencegah kelembaban yang ditimbulkan dari lantai kandang. Litter
ditambahkan dengan menaburkan secara merata diseluruh lantai kandang,
timbulnya parasit yang menempel pada sapi perlu dicegah dengan menjaga
kebersihan tubuh sapi.

Sapi yang dipelihara perlu dimandikan setidaknya 3 hari sekali caranya


adalah dengan menyikat seluruh bagian tubuh bagian luar termasuk kaki agar
semua kotoran yang menempel akan lepas dari badan sapi, selanjutnya basahi lap
basah lalu lap bagian punggung, perut dan kaki, bagian perut sebelah dalam juga
perlu di lap agar kebersihan tetap terjaga.

Catatan penting dalam tata laksana pemeliharaan sapi yaitu :

1. Sebelum dimasukkan dalam kandang, sapi perlu ditimbang, diberi


obat cacing dan diberi tanda (tagging)

2. Pakan disesuaikan dengan kondisi keberadaan pakan dan biaya (cost)


produksi

3. Berikan pakan sesuai dengan tipe pemeliharaan. Short term 40%


hijauan dan 60% konsentrat, long term 40% konsentrat dan 60% hijauan

4. Tambahkan premix (vitamin) sebanyak 2 sendok the untuk 3 kg


konsentrat

5. Lingkungan kandang perlu dibersihkan setiap hari. Alas kandang


(litter) berupa serbuk gergaji juga harus diganti

6. Sapi perlu dimandikan setidaknya 3 hari sekali untuk mencegah


timbulnya parasit.

3.7. Pembibitan Sapi

Untuk mendapatkan bakalan atau anak sapi dapat dikawinkan pertama


kali yang dilakukan adalah pemilihan pejantan dan induk betina cirri calon induk
baik jantan atau betina sudah mulai terlihat saat sapi berumur 18 sampai 24 bulan.

Ciri-ciri pejantan unggul:

· Kencing lurus dan tidak terputus (seperti suntikan)

· Bentuk rangka sempurna (tidak cacat)

Ciri-ciri induk betina unggul:

· Tubuh panjang dan perut besar

7
· Pantat lebar

Induk dan pejantan terpilih dipisahkan sampai menanti estrus atau birahi,
sapi baru boleh dikawinkan saat sapi betina berumur 18 sampai 24 bulan dan 24
sampai 28 belum untuk sapi jantan. Masa estrus biasanya berlangsung selama 21
hari, masa ideal untuk mengawikan sapi yaitu 9 jam setelah masa estrus baru
mulai berlangsung. Pejantan dan induk betina dimasukkan dalam kandnag
perkawinan, terlebih dulu induk betina diikat membelakangi pejantan untuk
merangsang pejantan, di tempat yang sama pejantan dipegangi agar nafsu
kawinnya semakin bertambah saat nafsu memuncak barulah pejantan dilepaskan.
Pada saat ini pejantan akan berusaha menaiki induk betina pastikan alat penis
pejantan masuk sempurna kedalam alat vagina induk betina sehingga ketika
pejantan edjakulasi semen akan terposisi didalam vagina. Apabila perkawinan
berhasil maka induk betina akan bunting, induk yang bunting ditandai dengan
tidak mengalami estrus lagi pada betina pada 21 hari setelah di kawinkan. Ciri
induk bunting yaitu :

1. Kandungan menurun ke perut bagian bawah

2. Ambing membesar, kadang-kadang air susu mulai keluar sedikit

3. Alat kelamin vulva membengkak dan berwarna kemerah-merahan

4. Sapi tampak gelisah

5. Nafsu makan berkurang

6. Sering kencing

Pengecekan kehamilan setelah 40 hari perkawinan untuk meyakinkan


adanya kebuntingan pada hari ke 42 setelah kawin dapat dilakukan palpasi rectal
yaitu dengan cara merogo bagian dalam perut atau rahim melalui anus atau rectal
induk betina, jika bunting maka akan terasa adanya bagian tubuh embrio. Ciri-ciri
induk bunting siap melahirkan :

1. Perut terlihat membesar dan menurun

2. Ambing membesar

3. Vulva membengkak. Jika dipegang terasa hangat dan berwarna


kemerahan, sering kencing, serta keluar lender

4. Nafsu makan berkurang

5. Jika ini terjadi, siapkan kandang khusus induk melahirkan dan berikan
makanan protein tinggi.

8
Catatan penting dalam pembibitan sapi :

1. Pilih pejantan dan induk betina yang berkualitas

2. Siapkan kandang kawin

3. Masukkan induk betina terlebih dahulu, lalu ikat

4. Masukkan pejantan yang terikat tali, sambil dipegangi posisikan


pejantan dibelakang betina agar timbul birahi

5. Saat nafsu memuncak lepaskan pejantan untuk kawin

6. Pastikan penis masuk kedalam vulva. Jika tidak, segera tarik dan
ulangi kembali

7. Induk biasanya akan bunting setelah 40 hari perkawinan

8. Cek kehamilan induk dengan palpasi rectal atau dari cirri fisiknya.

9
BAB III

PENUTUP

3.1. Kesimpulan

Dalam penulisan makalah kali ini dapat ditarik kesimpulan bahwa dalam
penggemukan sapi potong harus memperhatikan beberapa hal penting yang
menjadi penunjang keberhasilan penggemukan sapi yaitu memilih jenis atau
bangsa sapi, menyiapkan kandang dan meperhatikan lingkungan kandang,
memilih bakalan sapi potong yang baik, mengetahui tata laksana penggemukan
sapi, pemberian pakan, sanitasi dan kesehatan sapi dan mengetahui pembibitan
sapi.

10

Anda mungkin juga menyukai