Anda di halaman 1dari 5

Jurnal Pariwisata

INDONESIAN ARCHIPELAGO:
PROMOSI PARIWISATA INDONESIA DULU-SEKARANG-NANTI

David Pradipto¹, Erlangga Singgih Anandito²

David Pradipto, sebagai Mahasiswa Jurusan Pariwisata, Fakultas Ilmu Budaya, UGM
Erlangga Singgih Anandito, sebagai Mahasiswa Jurusan Pariwisata, Fakultas Ilmu Budaya, UGM

Abstract

Indonesia: A Necklace of Equatorial Emeralds

Indonesia is often referred to as the world's largest archipelago, a name which aptly
represents its 17,000 or so islands which span more than 5000 km (around 3,200 miles)
eastward from Sabang in northern Sumatra to Merauke in Irian Jaya. If you superimpose
a map of Indonesia over one of Europe, you will find that it stretches from Ireland to
Iran; compared to the United States, it covers the area from California to Bermuda.

Keywords: Indonesian Archipelago: Promosi Pariwisata Indonesia Dulu – Sekarang - Nanti

1. Latar Belakang
1.1. Pendahuluan
Indonesia adalah negara kepulauan di Asia Tenggara yang memiliki 17.504 pulau besar dan
kecil, sekitar 6.000 di antaranya tidak berpenghuni, yang menyebar disekitar khatulistiwa, yang
memberikan cuaca tropis. Posisi Indonesia terletak pada koordinat 6°LU - 11°08'LS dan dari 95°'BT -
141°45'BT serta terletak di antara dua benua yaitu benua Asia dan benua Australia/Oseania. Wilayah
Indonesia terbentang sepanjang 3.977 mil di antara Samudra Hindia dan Samudra Pasifik.
Luas daratan Indonesia adalah 1.922.570 km² dan luas perairannya 3.257.483 km². Pulau
terpadat penduduknya adalah pulau Jawa, dimana setengah populasi Indonesia bermukim. Indonesia
terdiri dari 5 pulau besar, yaitu : Jawa dengan luas 132.107 km², Sumatera dengan luas 473.606
km², Kalimantan dengan luas 539.460 km², Sulawesi dengan luas 189.216 km², dan Papua dengan
luas 421.981 km². Batas wilayah Indonesia diukur dari kepulauan dengan menggunakan territorial
laut: 12 mil laut serta zona ekonomi eksklusif: 200 mil laut, searah penjuru mata angin,
Dengan kondisi alam yang seperti ini Indonesia di juluki negara Archipelago. Kondisi alam
yang indah yang mayoritas adalah lautan menjadikan Indonesia kaya akan keindahan alam terutama
keindahan baharinya. Selain itu dengan keadaan seperti ini Indonesia memiliki budaya yang beraneka
ragam yang bisa menjadipotensi wisata tersendiri.
2. Isi
2.1. Sejarah Pariwisata Indonesia Dulu-Sekarang-Nanti

Indonesia memiliki sejarah panjang yang berkaitan dengan pariwisata secara umum di bagi
menjadi 3 periode, yaitu masa penjajahan belanda, masa penjajahan jepang dan masa kemerdekaan.
Promosi wisata periode penjajahan Belanda di masa ini pariwisata Indonesia mulai di
kelola oleh pemerintah kolonial promosi wisata di tekankan pada brosur-brosur yang di sebarkan di
negara-negara eropa, selain untuk kepentingan mencari rempah-rempah pariwisata mulai di lirik para
wisatawan asal Eropa. Salah satu bukti adalah 1910 – 1912 setelah keluarnya keputusan Gubernur
jenderal atas
pembentukan Vereeneging Toeristen Verkeer (VTV) yang merupakan suatu biro
wisata atau tourist bureau pada masa itu. Saat itu kantor tersebut digunakan pula
oleh maskapai penerbangan swasta Belanda KNILM Koninklijke Nederlandsch Indische Luchtfahrt
Maatschapijj. yang memegang monopoli di kawasan Hindia Belanda saat itu.

Untuk dapat memberikan pelayanan


yang lebih baik untuk mereka yang melakukan perjalanan ini maka didirikan untuk pertama kali suatu
cabang Travel Agent di Jalan Majapahit No. 2 Jakarta pada Tahun 1926 yang bernama Lissone
Lindeman (LISLIND) yang berpusat di Belanda. Sekarang tempat tersebut digunakan oleh PT
NITOUR. Tahun 1928 Lislind berganti menjadi NITOUR (Nederlandsche Indische Touristen Bureau)
yang merupakan bagian dari KNILM. Saat itu kegiatan pariwisata lebih banyak didominasi oleh orang
kulit putih saja, sedangkan bangsa
pribumi sangat sedikit bahkan dapat dikatakan tidak ada. Perusahaan perjalanan wisata saat itu tidak
berkembang karena Nitour dan KNILM memegang monopoli.

Promosi wisata periode zaman penjajahan Jepang tidak berkembang sama sekali bahkan
bisa di katakan mati karena pada periode ini Jepang lebih fokus untuk mengeruk hasil kekayaan alam
Indonesia dan juga sumber daya manusia Indonesia yang di jadikan tentara untuk mengahapi sekutu
di perang dunia ke dua.

Promosi wisata periode setelah jaman penjajahan , pada zaman ini seakan-akan
pariwisata Indonesia mulai bangkit dari tidurnya. Berdirinya badan-badan promosi wisata swasta
maupun milik pemerintah memicu perkembangan pariwisata Indonesia.

Adanya badan-badan seperti Dewan Tourisme Indonesia hingga akhirnya ada dirjen pariwisata
Indonesia pada tahun 1969 yang saat itu masih di bawah dinas perhubungan.

Hingga saat ini pariwisata Indonesia sudah mengalami perkembagan yang cukup signifikan.
Selaian amenitas yang terus berkembangan hingga perkembanagan dunia di bidang informasi dan
transportasi juga berdampak pada perkembangan dunia pariwisata Indonesia.

2.2 Bali dan promosi wisata pariwisata.

Budaya erat hubungannya dengan promosi pariwisata. Budaya yang beraneka ragam dan bentuk
cipta masyarakat yang unik menjadi daya pikat tersendiri bagi pencinta wisata. Terlebih, kondisi
geografis yang asri, sejuk, dan menawan, semakin merangsang pencinta wisata untuk segera
mengunjungi lokasi tersebut dan betah berlama-lama di sana. Sebagai upaya untuk menarik
wisatawan, promosi pariwisata perlu dilakukan.

Pariwisata adalah sesuatu yang bisa dijual dan ditawarkan kepada siapa pun. Pariwisata mampu
membuat kondisi stres yang dialami oleh seseorang menjadi berkurang, bahkan hilang. Dunia
pariwisata Indonesia sudah saatnya unjuk gigi di mata pariwisata dunia. Bali sebagai bagian dari
kesatuan negara Indonesia telah mengukuhkan diri sebagai pulau wisata.
Sebagai contoh : Promosi Pariwisata - Wisata Bali. Pesona pariwisata di Bali sungguh memikat
hati banyak turis, baik turis domestik maupun mancanegara. Bahkan, orang Barat lebih mengenal
Bali ketimbang Indonesia sendiri. Banyak yang mempertanyakan Indonesia letaknya sebelah mana
Bali. Padahal, Balilah yang ada dalam wilayah Indonesia.
Kekuatan Bali sebagai kota pariwisata dunia telah mampu menyedot perhatian banyak orang.
Bahkan, film Hollywood yang memasang aktris ternama Julia Roberts pun mengambil latar di Pulau
Dewata ini. Hal itu dapat menjadi promosi pariwisata gratis bagi Pulau Bali. Terlebih lagi, di Barat,
film-film yang beredar diangkat dari sebuah novel atau kisah nyata, selain memang beberapa dibuat
berdasarkan khayalan skenario.

Sebagai contoh, Keberadaan Bali dalam novel Eat, Pray, Love saja sudah menjadi promosi
pariwisata tersendiri bagi Pulau Bali (Indonesia). Setidaknya, mereka yang membaca novel tersebut
mengetahui bahwa Bali merupakan salah satu tujuan pariwisata yang menjanjikan. Dengan
diangkatnya novel tersebut ke dalam sebuah film, semakin mengenalkan Bali ke khalayak umum di
seluruh dunia.Sebagai sebuah tempat pariwisata dengan sejuta pesona, Bali sebetulnya tidak perlu
repot-repot melakukan promosi pariwisata.

Sebagai sebuah lokasi pariwisata saja, Bali sudah memiliki kekuatan tersendiri. Apalagi,
masyarakat di seluruh dunia lebih percaya dan terpengaruh pada bentuk-bentuk promosi pariwisata
secara oral, yakni omongan orang tentang sesuatu. Ucapan memiliki pengaruh lebih besar dibanding
bentuk-bentuk visual, seperti poster, katalog, dan website.Pembuatan material promosi pariwisata
dalam bentuk cetak atau visual lainnya bukan tidak memberikan efek, namun tingkatan efeknya masih
jauh dibanding promosi person to person. Promosi secara person to person atau yang disampaikan
melalui mulut lebih memiliki pengaruh dan daya pikat sebab terdapat ekspresi dalam penyampainnya.
Juga disertai bukti oleh mereka yang telahmengunjungi lokasi pariwisata tersebut.

2.3 Promosi Pariwisata - Figur Promosi

Promosi pariwisata yang dilakukan oleh Departemen Pariwisata beserta jajarannya akan lebih
berefek jika menggunakan figur. Sosok masih menjadi panutan dan yang dilihat oleh masyarakat kita.
Namun, tentu saja harus dipilih sosok yang memang benar-benar mampu mewakili ikon tempat
pariwisata tersebut. Figur promosi pariwisata tersebut harus mencintai dunia pariwisata dan
mengetahui seluk-beluk pariwisata Indonesia sehingga ia akan bisa lebih leluasa menjelaskan potensi
pariwisata suatu daerah secara jelas dan menarik. Seorang figur promosi pariwisata pun mesti
menguasai berbagai bahasa agar dapat mempromosikan tempat pariwisata di Indonesia ke berbagai
negara. Ia pun mesti mampu beretorika dengan baik dan benar.
2.5 Archipelago Sebagai Tegline Promosi Wisata Indonesia

Dalam perkembangan pariwisata Indonesia belum di temukan metode yang tepat


untuk mewakili keseluruahan keindahan wisata Indonesia, tidak adanya sinergitas antar
pemangku kebijakan dan pelaku pariwisata mengakibatkan pariwisata Indonesai seakan
berjalan sendiri-sendiri.

Apabila di perhatikan tegline “wonderfull Indonesia” yang di gunakan saat ini tidak
begitu memberi dampak signifikan bagi meningkatkan tingkat kunjungan wisatawan asing ke
Indonesia.

Indonesia merupakan negara kepulauan atau archipelago yang terbesar dan memiliki
potensi wisata kepulauan yang tiada habisnya untuk di eksplorasi. Selama ini promosi wisata
Indonesia belum mengedepankan archipelago sebagai jualan utamanya. Ke khususan ini lah
yang seharusnya di tonjolkan dalam setiap promosi wisata Indonesia,
archipelago tidak hanya menggambarkan keindahan alam, akan tetapi juga budaya yang
terdapat di setiap wilayah pulaunya.

2.4 Promosi Pariwisata - Penentu Kemajuan Pariwisata di Masa Depan

Promosi pariwisata sangat menentukan kemajuan tingkat pengunjung pada suatu tempat
pariwisata. Juga berpengaruh bagi kelangsungan tempat pariwisata tersebut. Semakin tinggi angka
pengunjung, semakin berhasil promosi pariwisata yang dilakukan dan berdampak pada peningkatan
taraf kehidupan masyarakat sekitar.
Banyak masyarakat yang menggantungkan hidupnya dari tempat parisiwata dengan menjadi
guide, berdagang, menawarkan penginapan, dan bentuk jasa lain yang dapat menaikkan taraf
kehidupan masyarakat sekitar lokasi pariwisata. Semakin meningkat taraf kehidupan masyarakat
sekitar lokasi pariwisata, semakin mapan pula pariwisata daerah tersebut. Promosi pariwisata pun
terus berlanjut dan akan lebih kreatif sajian promosinya.

2.5 Badan Promosi Pariwisata - Memajukan Pariwisata Indonesia

Terbentuknya Badan Promosi Pariwisata Indonesia diprediksi dapat meningkatkan efektivitas


pemasaran dan promosi kepariwisataan terpadu dengan basis teknologi informasi dan komunikasi.
Selain itu, adanya Badan Promosi Pariwisata Indonesia juga diharapkan responsif terhadap pasar serta
mampu mengembangkan analisa dan informasi pasar. Dengan demikian, di masa yang akan datang,
sektor pariwisata Indonesia mampu dan mempunyai daya saing tinggi, baik di kawasan regional
ataupun internasional.

3. Penutup
Indonesia memiliki potensi yang luar biasa untuk mengembangkan industri pariwisatanya di
kancah internasional. Indonesia memiliki semuanya. Masyarakat yang ramah, alam yang indah, serta
bentuk-bentuk seni dan budaya yang luhur. Indonesia memiliki potensi yang sangat tinggi sebagai
tempat pariwisata para pelancong, bahkan dari luar negeri sekalipun. Keindahan alam Indonesia
mampu membuat para wisatawan itu ketagihan dan berkunjung kembali ke Indonesia untuk
menikmati keindahan alam raya Negeri Pertiwi.

Salah satu faktor penentu masa depan pariwisata adalah promosinya. Semoga di masa
depan dengan promosi yang baik dan berkembang dengn didukung oleh seluruh lapisan
masyarakat yang ada, Idoesia dapat menjadi ikon kepariwisataan dunia. Tidak hanya maju
dengan Bali-nya saja, namun juga dapat membawa serta Wakatobi dan Raja Ampat sebagai
spot tourist yang berstandar inetrnasional. Dengan majunya sektor pariwisata kita,
diharapkan negara dan masyarakat Indonesia dapat maju ke arah yang lebih positif.

Referensi
1) Adi, Isbandi R. (2003). Pemberdayaan, Pengembangan Masyarakat, dan
Intervensi Komunitas, Jakarta : Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Komunitas Indonesia
2) Wall, Geoffrey Wall (1982) Tourism: Social, Economic, Environment Impacts
3) Promosi Pariwisata Jangka Menengah. (2011) Departemen Pariwisata dan Ekonomi
Kreatif 2011.
.

Anda mungkin juga menyukai