SKRIPSI
Oleh
Muhammad Gozalli
NIM 111710101014
SKRIPSI
Diajukan guna melengkapi tugas akhir dan memenuhi salah satu syarat
untuk menyelesaikan Program Studi Teknologi Hasil Pertanian (S1)
dan mencapai gelar Sarjana Teknologi Pertanian
oleh
Muhammad Gozalli
NIM 111710101014
i
PERSEMBAHAN
ii
MOTTO
“Kesalahan yang paling besar bukanlah kegagalan, tetapi adalah berhenti dan
menyerah sebelum merasakan keberhasilan”
“Bila kau tak tahan lelahnya belajar, maka kau harus menahan perihnya
kebodohan”
(Imam Asy Syafi’i)
iii
PERNYATAAN
Jember,
Yang menyatakan,
Muhammad Gozalli
NIM 111710101014
iv
SKRIPSI
Oleh
Muhammad Gozalli
NIM 111710101014
Pembimbing
Dosen Pembimbing Utama : Dr. Nurhayati, S.TP.,M.Si.
Dosen Pembimbing Anggota : Ahmad Nafi’ S.TP M.P
v
PENGESAHAN
Skripsi berjudul “Karateristik Tepung Kedelai dari Jenis Impor dan Lokal
(Varietas Anjasmoro dan Baluran) dengan perlakuan perebusan dan tanpa
perebusan” telah diuji dan disahkan pada :
Hari, tanggal :
Tempat : Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Jember
Tim Penguji :
Mengesahkan,
Dekan
Fakultas Teknologi Pertanian
Universitas Jember
vi
RINGKASAN
vii
Penelitian ini mengggunakan rancangan acak lengkap dengan dua faktor
yaitu jenis kedelai dan metode penepungan. Parameter yang diamati adalah sifat
fisik tepung kedelai meliputi tingkat kecerahan dan rendemen dan sifat kimia
meliputi kadar protein terlarut dan proksimat. Data yang didapat dilakukan
perhitungan statistik dengan Analysis of variance test (ANOVA). Jika terdapat
perbedaan nyata dilanjutkan dengan ui lanjut Beda Nyata Terkecil (BNT) taraf
kepercayaan 95% ( = 0,05).
Berdasarkan hasil penelitian dan perhitungan sidik ragam menunjukkan
bahwa Interaksi Tepung kedelai dengan perlakuan perebusan dan tanpa perebusan
dari jenis kedelai impor dan lokal (anjasmoro dan baluran) tidak berpengaruh
nyata terhadap terhadap rendemen, tingkat kecerahan, kadar protein, kadar air dan
kadar karbohidrat. Namun berpengaruh nyata terhadap kadar lemak dan kadar
abu.
Karateristik mutu tepung kedelai dari kedelai anjasmoro perlakuan
perebusan memiliki tingkat kecerahan 90,33, rendemen 39,09%, kadar protein
terlarut 13,38%, kadar protein 37,88%, kadar lemak 19,27%, kadar air 6,89%,
kadar abu 4,53% dan kadar karbohidrat 31,59%, Sedangkan pada perlakuan tanpa
perebusan memiliki tingkat kecerahan 90,55, rendemen 47,33%, kadar protein
terlarut 12,97%, kadar protein 38,26%, kadar lemak 19,69%, kadar air 6,59%,
kadar abu 4,85% dan kadar karbohidrat 30,60%.
Karateristik mutu tepung kedelai dari kedelai baluran perlakuan perebusan
memiliki tingkat kecerahan 89,01, rendemen 41,29%, kadar protein terlarut
14,57%, kadar protein 38,76%, kadar lemak 18,53%, kadar air 6,63%, kadar abu
4,74% dan kadar karbohidrat 31,33%, Sedangkan pada perlakuan tanpa
perebusan memiliki tingkat kecerahan 89,46, rendemen 48,89%, kadar protein
terlarut 13,84%, kadar protein 39,33%, kadar lemak 18,90%, kadar air 6,23%,
kadar abu 5,51% dan kadar karbohidrat 30,03%.
Karateristik mutu tepung kedelai dari kedelai impor perlakuan perebusan
memiliki tingkat kecerahan 90,33, rendemen 43,65%, kadar protein terlarut
14,01%, kadar protein 36,80%, kadar lemak 19,57%, kadar air 6,10%, kadar abu
4,58% dan kadar karbohidrat 32,95%, Sedangkan pada perlakuan tanpa
viii
perebusan memiliki tingkat kecerahan 90,83, rendemen 50,72%, kadar protein
terlarut 13,81%, kadar protein 37,14%, kadar lemak 19,71%, kadar air 5,97%
kadar abu 4,81% dan kadar karbohidrat 32,33%.
ix
SUMMARY
x
difference ui further continued with Least Significant Difference (LSD) level of
95% (α = 0.05).
Based on the results of research and calculation of variance showed that
the interaction of soy flour with blanching and non-blanching treatment of this
type of soybean imports and local (Anjasmoro and Baluran) did not significantly
affect the yield, brightness levels, protein content, moisture content and
carbohydrate content. But significant effect on fat content and ash content.
Soy flour quality characteristics of soybean Anjasmoro blanching
treatment has a brightness level 90.33, yield 39.09%, 13.38% soluble protein
content, protein content of 37.88%, 19.27% fat content, water content of 6.89% ,
ash content of 4.53% and a carbohydrate content of 31.59%, while non-blanching
treatment has a brightness level of 90.55, yield 47.33%, soluble protein content of
12.97%, 38.26% protein content, fat content 19.69%, 6.59% moisture content, ash
content of 4.85% and 30.60% carbohydrate content.
Soy flour quality characteristics of soybean Baluran blanching treatment
has a brightness level of 89.01, yield 41.29%, 14.57% soluble protein content,
protein content of 38.76%, 18.53% fat content, water content 6.63% , ash content
of 4.74% and a carbohydrate content of 31.33%, while non-blanching treatment
has a brightness level of 89.46, yield 48.89%, soluble protein content of 13.84%,
39.33% protein content, fat content 18.90%, 6.23% moisture content, ash content
of 5.51% and 30.03% carbohydrate content.
Soy flour quality characteristics of soybean imports blanching treatment
has a brightness level of 90.33, yield 43.65%, 14.01% soluble protein content,
protein content of 36.80%, 19.57% fat content, water content 6.10% , ash content
of 4.58% and a carbohydrate content of 32.95%, while non-blanching treatment
has a brightness level of 90.83, yield 50.72%, soluble protein content of 13.81%,
37.14% protein content, fat content 19.71%, water content 5.97% 4.81% ash
content and carbohydrate content of 32.33%.
xi
PRAKATA
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
hidayahNya kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul
“Karateristik Tepung Kedelai dari Jenis Impor dan Lokal (Varietas Anjasmoro
dan Baluran) dengan Perlakuan Perebusan dan Tanpa Perebusan”. Skripsi ini
disusun untuk memenuhi salah satu syarat menyelesaikan pendidikan Strata Satu
(S1) pada Jurusan Teknologi Hasil Pertanian, Universitas Jember. Dalam
Penyusunan skripsi ini penulis menyadari banyak bantuan dari berbagai
pihak. Penulis mengucapkan terimakasih kepada:
1. Dr. Yuli Witono, S.TP., M.P., selaku Dekan Fakultas Teknologi Pertanian
Universitas Jember.
2. Dr. Nurhayati, S.TP., M.Si., selaku Dosen Pembimbing Utama dan Dosen
Pembimbing Akademik yang telah meluangkan waktu dan pikirannya dalam
membimbing selama perkuliahan dan memberikan pengarahan dalam
penyelesaian skripsi ini.
3. Ahmad Nafi’ S.TP., M.P selaku Dosen Pembimbing Anggota yang telah
meluangkan waktu dan pikirannya membimbing dalam penyelesaian skripsi
ini.
4. Ir. Wiwik Siti Windrati M.P dan Nurud Diniyah S.TP., M.P selaku tim
penguji atas saran dan evaluasi demi perbaikan penulisan skripsi ini.
5. Ibu dan ayah tercinta Muyati dan Supardi tercinta atas kasih sayang, doa,
semangat serta motivasi yang tidak pernah putus, terima kasih atas segala
yang diberikan selama ini dan selalu memberikan yang terbaik untukku.
Saudaraku Yulia Mika Nia Sari, yang telah mendoakan, membimbing,
memotivasi dan memberikan perhatiannya selama ini
6. Sahabat-sahabatku, brotherhood THP11 dan KKN 100 yang telah
memberikan semangat, motivasi, bantuan dan terimakasih atas kehadiran
kalian dalam hidupku.
xii
7. Seluruh karyawan dan teknisi Laboratorium Kimia dan Biokimia Hasil
Pertanian dan Laboratorium Rekayasa Hasil Pertanian di Fakultas
Teknologi Pertanian, Universitas Jember.
8. Rekan tim penelitian Faizah Yulianti, Tria Mega, Heru Widiyatmoko, Nia
Lina dan Dwika Mayangsari yang berjuang bersama dalam penelitian ini.
9. Semua pihak yang telah banyak membantu penulis dalam menyelesaikan
skripsi ini baik secara langsung maupun tidak langsung.
Penulis juga menerima segala kritik dan saran dari semua pihak demi
kesempurnaan skripsi ini. Akhirnya penulis berharap, semoga skripsi ini dapat
bermanfaat.
Jember,
Penulis
xiii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i
HALAMAN PERSEMBAHAN .................................................................... ii
HALAMAN MOTTO .................................................................................... iii
HALAMAN PERNYATAAN........................................................................ iv
HALAMAN PEMBIMBINGAN................................................................... v
HALAMAN PENGESAHAN........................................................................ vi
RINGKASAN ................................................................................................. vii
SUMMARY .................................................................................................... x
PRAKATA ...................................................................................................... xii
DAFTAR ISI................................................................................................... xiv
DAFTAR GAMBAR...................................................................................... xvi
DAFTAR TABEL .......................................................................................... xvii
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xviii
BAB 1. PENDAHULUAN ............................................................................. 1
1.1 Latar Belakang ............................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah........................................................................ 2
1.3 Tujuan Penelitian ......................................................................... 3
1.4 Manfaat Penelitian ....................................................................... 3
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA.................................................................... 4
2.1 Kedelai........................................................................................... 4
2.2 Varietas Kedelai Unggul.............................................................. 6
2.3 Tepung Kedelai............................................................................. 7
2.4 Metode Penepungan ..................................................................... 9
2.5 Rendemen...................................................................................... 10
2.5 Karateristik Sifat Fisik dan Kimia ............................................. 10
2.5.1 Sifat Fisik............................................................................... 10
A. Kecerahan .............................................................................. 10
2.5.2 Sifat Kimia ............................................................................ 11
xiv
A. Kadar Protein ......................................................................... 11
B. Kadar Lemak .......................................................................... 12
C. Kadar Air................................................................................ 12
D. Kadar Abu .............................................................................. 13
E. Kadar Karbohidrat .................................................................. 13
BAB 3. METODE PENELITIAN................................................................. 15
3.1 Bahan dan Alat Penelitian ........................................................... 15
3.2 Waktu dan Tempat Penelitian .................................................... 15
3.3 Pelaksanaan Penelitian ................................................................ 15
3.3.1 Rancangan Penelitian ........................................................... 15
3.3.2 Pembuatan Tepung Kedelai ................................................. 16
3.4 Parameter Pengujian ................................................................... 16
3.5 Prosedur Analisis.......................................................................... 17
3.5.2 Rendemen............................................................................. 17
3.5.1 Kecerahan............................................................................. 18
3.5.3 Kadar Protein Terlarut.......................................................... 18
3.5.4 Kadar Protein........................................................................ 19
3.5.5 Kadar Lemak ........................................................................ 20
3.5.6 Kadar Air.............................................................................. 20
3.5.7 Kadar Abu ............................................................................ 21
3.6 Analisis Data ................................................................................. 22
BAB 4. PEMBAHASAN ................................................................................ 23
4.1 Rendemen Tepung Kedelai ......................................................... 23
4.2 Karateristik Mutu Fisik Tepung Kedelai................................... 24
4.2.1 Tingkat Kecerahan Tepung Kedelai..................................... 25
4.3 Karateristik Mutu Kimia Tepung Kedelai ................................ 27
4.3.1 Kadar Protein Terlarut Tepung Kedelai ............................... 27
4.3.2 Kadar Protein Tepung Kedelai............................................. 28
4.3.3 Kadar Lemak Tepung Kedelai ............................................. 31
4.3.4 Kadar Air Tepung Kedelai ................................................... 33
4.3.5 Kadar Abu Tepung Kedelai.................................................. 35
xv
4.3.6 Kadar Karbohidrat Tepung Kedelai ..................................... 37
BAB 5. PENUTUP.......................................................................................... 40
5.1 Kesimpulan ................................................................................... 40
5.2 Saran ............................................................................................. 41
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 42
LAMPIRAN.................................................................................................... 46
xvi
DAFTAR GAMBAR
Halaman
3.1 Diagram alir pembuatan tepung kedelai ................................................... 17
4.1 Rendemen Tepung Kedelai ...................................................................... 24
4.2 Tepung kedelai dari varietas anjasmoro, baluran dan impor dengan
penepungan basah dan kering ................................................................... 26
4.3 Tingkat Kecerahan Tepung Kedelai.......................................................... 26
4.4 Kadar Protein Terlarut Tepung Kedelai .................................................... 28
4.5 Kadar Protein Tepung Kedelai.................................................................. 30
4.6 Kadar Lemak Tepung Kedelai .................................................................. 32
4.7 Kadar Air Tepung Kedelai ........................................................................ 35
4.8 Kadar Abu Tepung Kedelai ...................................................................... 36
4.9 Kadar Karbohidrat Tepung Kedelai .......................................................... 38
xvii
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.1 Kandungan asam amino esensial biji kedelai per 100 gram ............ 5
Tabel 2.2 Komposisi Zat Gizi dalam 100 gram Kedelai.................................. 5
Tabel 2.3 Komposisi Kedelai Pada Setiap Bagiannya ..................................... 6
Tabel 2.4 Deskripsi Varietas Kedelai Anjasmoro dan Baluran ....................... 7
Tabel 2.5 Komposisi kimia tepung kedelai dalam 100 gram........................... 7
Tabel 4.1 Hasil Sidik Ragam Tingkat Kecerahan Tepung Kedelai ................. 23
Tabel 4.2 Hasil Sidik Ragam Rendemen Tepung Kedelai............................... 25
Tabel 4.3 Hasil Sidik Ragam Kadar Protein Terlarut Tepung Kedelai............ 27
Tabel 4.4 Hasil Sidik Ragam Kadar Protein Tepung Kedelai ......................... 29
Tabel 4.5 Hasil Sidik Ragam Kadar Lemak Tepung Kedelai.......................... 31
Tabel 4.6 Hasil Sidik Ragam Kadar Air Tepung Kedelai................................ 34
Tabel 4.7 Hasil Sidik Ragam Kadar Abu Tepung Kedelai .............................. 36
Tabel 4.8 Hasil Sidik Ragam Kadar Karbohidrat Tepung Kedelai.................. 38
xviii
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1. Rendemen ................................................................................. 46
Lampiran 1. Karateristik Mutu Fisik .......................................................... 47
1.1 Tingkat Kecerahan..................................................................... 47
Lampiran 2. Karateristik Mutu Kimia ........................................................ 49
2.1 Kadar Protein Terlarut ............................................................... 49
2.2 Kadar Protein ............................................................................ 51
2.3 Kadar Lemak ............................................................................. 53
2.4 Kadar Air ................................................................................... 55
2.5 Kadar Abu ................................................................................. 57
2.6 Kadar Karbohidrat ..................................................................... 58
xix
1
BAB 1 PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
Tujuan penelitian ini adalah
1. Mengetahui pengaruh metode penepungan secara basah dan kering dari
kedelai jenis impor dan lokal (varietas anjamoro dan baluran).
2. Mengetahui karaterisitik mutu fisik dan kimia metode penepungan secara
basah dan kering dari kedelai jenis impor dan lokal (varietas anjamoro dan
baluran) menggunakan.
1.4 Manfaat
Manfaat penelitian ini adalah:
1. Memberikan informasi kandungan gizi tepung kedelai dari jenis kedelai
impor dan lokal jember (anjamoro dan baluran).
2. Memberikan informasi tentang metode penepungan yang baik dari dua
metode penepungan yaitu basah dan kering.
4
2.1 Kedelai
Kedelai dikenal dengan beberapa nama botani, yaitu Glycine soja dan Soja
max. Namun pada tahun 1948 telah disepakati bahwa nama botani yang dapat
diterima dalam istilah ilmiah, yaitu Glycine max (L.) Merill. Klasifikasi tanaman
kedelai sebagai berikut :
Divisio : Spermatophyta
Classis : Dicotyledoneae
Ordo : Rosales
Familia : Papilionaceae
Genus : Glycine
Species : Glycine max (L.) Merill
Kedelai merupakan sumber protein yang penting bagi manusia, apabila
ditinjau dari segi harga kedelai merupakan sumber protein yang termurah,
sehingga sebagian besar kebutuhan protein nabati dapat dipenuhi dari hasil olahan
kedelai. Kandungan asam amino penting yang terdapat dalam kedelai, yaitu
isoleusin, leusin, lisin, metionin, fenilalanin, treonin, triptopan, dan valin yang
rata-rata tinggi, kecuali metionin dan fenilalanin. Kedelai juga mengandung
kalsium, fosfor, besi, vitamin A dan B yang berguna bagi pertumbuhan manusia.
Kandungan asam amino metionin dan sistein agak rendah jika dibandingkan
protein hewani (Cahyadi, 2007). Asam amino ini sangat dibutuhkan untuk
pertumbuhan tubuh serta perkembangan, terutama lesitin. Kandungan asam ammo
esensial biji kedelai per 100 gram tersaji pada Tabel 2.1.
5
Tabel 2.1. Kandungan asam amino esensial biji kedelai per 100 gram
Komposisi Kandungan
Air % 4,87
Protein % 34,39
N terlarut % 4,60
N Amino % 0,05
Lemak % 25,53
Gula reduksi % 0,12
Abu % 3,72
Nilai cerna protein 75,49
Sumber : Widodo (2001)
Mustakas et al., (1967), memperkenalkan proses pembuatan tepung
kedelai skala rumahan yaitu biji kedelai direndam dalam air kemudian direbus
dalam air sampai matang. Setelah itu, kedelai dikeringkan dengan sinar matahari.
Jika kedelai kering dilanjutkan pengupasan kulit ari. Proses terakhir digling
hingga didapakan tepung kedelai. Proses pemanasan berupa perebusan bertujuan
8
2.5 Randemen
Rendemen merupakan perbandingan berat produk yang diperoleh terhadap
berat bahan baku yang digunakan. Perhitungan rendemen dilakukan berdasarkan
berat kering bahan. Rendemen tepung menyatakan nilai efisiensi dari proses
pengolahan sehingga dapat diketahui jumlah tepung yang dihasilkan dari bahan
dasar awalnya.
(putih, kuning) dan secara umum sesuai spesifikasi bahan aslinya. Umumnya
konsumen lebih menyukai tepung dengan derajat putih (L) yang tinggi.
karboksil dari asam amino dengan gugus amino dari asam amino yang
disampingnya (Sudarmadji, 1989).
B. Kadar Lemak
Lemak adalah sekelompok ikatan organik yang terdiri atas unsur-unsur
Karbon (C), Hidrogen (H) dan Oksigen (O), yang mempunyai sifat dapat larut
dalam zat-zat pelarut tertentu (zat pelarut lemak) seperti petroleum benzen, ether.
Lemak dalam makanan yang memegang peranan penting ialah yang disebut lemak
netral, atau trigliserida (Sediaoetama, 2004).
Penentuan kadar lemak atau minyak suatu bahan dapat dilakukan dengan
menggunakan soxhlet apparatus. Cara ini dapat juga digunakan untuk ekstraksi
minyak dari suatu bahan yang mengandung minyak dengan alat soklet. Soxhlet
apparatus merupakan cara ekstraksi yang efisien karena dengan alat ini pelarut
yang digunakan dapat diperoleh kembali. Bahan padat pada umumnya
membutuhkan waktu ekstraksi yang lebih lama, karena itu membutuhkan pelarut
yang lebih banyak (Ketaren, 1986).
C. Kadar Air
Air merupakan bahan yang sangat penting bagi kehidupan manusia dan
fungsinya tidak dapat digantikan oleh senyawa lain. Air juga merupakan
komponen penting dalam bahan pangan karena air dapat mempengaruhi
kenampakan, tekstur serta cita rasa makanan. Bahan makanan kering sekalipun
seperti buah kering, tepung dan biji-bijian masih terkandung air dalam jumlah
tertentu (Winarno, 1992).
Kadar air dalam bahan makanan dapat ditentukan dengan berbagai cara,
salah satunya adalah dengan metode pengeringan (gravimetrik). Prinsipnya yaitu
menguapkan air yang ada dalam bahan dengan cara pemanasan. Kemudian
menimbang bahan sampai berat konstan yang berarti semua air sudah diuapkan(
Sudarmadji, 1989).
13
D. Kadar Abu
Abu adalah zat anorganik sisa suatu pembakaran zat organik dalam bahan
pangan. Bahan pangan terdiri dari 96% bahan anorganik dan air, sedangkan
sisanya merupakan unsur-unsur mineral. Penentuan kadar abu dapat digunakan
untuk berbagai tujuan, antara lain untuk menentukan baik atau tidaknya suatu
pengolahan, mengetahui jenis bahan yang digunakan, dan sebagai penentu
parameter nilai gizi suatu bahan makanan (Danarti, 2006). Terdapat dua jenis
metode pengabuan yaitu metode pengabuan kering dan metode pengabuan basah,
akan tetapi yang dilaksanakan dalam praktikum hanya pengabuan kering. Kadar
abu dapat dianalisis dalam suatu bahan pangan.
Kadar abu dianalisis dengan membakar bahan pangan atau
mengabukannya dalam suhu yang sangat tinggi. Penentuan kadar abu
berhubungan erat dengan kandungan mineral yang ada dalam suatu bahan,
kemurnian, serta kebersihan suatu bahan yang dihasilkan. Pengukuran kadar abu
bertujuan untuk mengetahui besarnya kandungan mineral yang terdapat dalam
suatu bahan pangan (PERSAGI, 2009). Kadar abu merupakan ukuran dari jumlah
total mineral yang terdapat dalam bahan pangan. Kadar abu pada suhu yang
terlalu tinggi menunjukkan bahan pangan telah tercemar oleh berbagai macam zat
seperti tanah, pasir, dan lain-lain.
Oleh karena itu ahli gizi perlu melakukan analisis kadar abu dalam suatu
bahan pangan. Hal tersebut sangat penting dilakukan karena dengan melakukan
analisis ini kita akan mengetahui kandungan mineral atau parameter nilai gizi
yang ada dalam suatu bahan pangan.
E. Kadar Karbohidrat
Karbohidrat sebagai zat gizi merupakan nama kelompok zat-zat organik
yang mempunyai struktur molekul yang berbeda-beda, meski terdapat persamaan-
persamaan dari sudut kimia dan fungsinya. Semua karbohidrat terdiri atas unsur-
unsur Carbon (C), hidrogen (H) dan oksigen (O), yang pada umumnya
mempunyai rumus kimia Cn(H2O)n. Karbohidrat yang terdapat di dalam
makanan pada umumnya hanya tiga jenis, ialah monosakarida, disakarida dan
14
A1 B1 A2 B1 A3 B1
A1 B2 A2 B2 A3 B2
Keterangan;
A1 = Kedelai Anjasmoro B1 = Metode Basah
A2 = Kedelai Baluran B2 = Metode Kering
A3 = Kedelai Impor
16
Kedelai 200 g
Sortasi
Penggilingan
2 kali
Pengayakan (80 mesh)
Tepung Kedelai
Gambar 3.1 Diagram alir pembuatan tepung kedelai; perlakuan perebusan (*) dan
perlakuan tanpa perebusan (**)
94,35 X L. Sampel
L=
L. Porselin
Keterangan:
L : Tingkat kecerahan
Keterangan:
Titrasi formol = titrasi sampel-titrasi blanko
FP = Faktor Pengenceran ( =10)
Keterangan :
a : berat kertas saring(gram)
b : berat kertas saring dan sampel (gram)
c : berat kertas saring dan sampel setelah dioven (gram)
d : berat kertas saring dan sampel setelah disoxhlet (gram)
diuapkan. Prosedur analisis kadar air sebagai berikut: cawan yang akan digunakan
dioven terlebih dahulu selama 30 menit pada suhu 100-105ºC, kemudian
didinginkan dalam desikator untuk menghilangkan uap air dan ditimbang (a).
Sampel ditimbang sebanyak 2 g dalam cawan yang sudah dikeringkan (b)
kemudian dioven pada suhu 100-105 ºC selama 6 jam lalu didinginkan dalam
desikator selama 30 menit dan ditimbang (c). Tahap ini diulangi hingga dicapai
bobot yang konstan. Perhitungan kadar air tepung kedelai dapat dihitung dengan
rumus sebagai berikut.
( )
Kadar Air (%) = x 100%
( )
Keterangan
a = Berat cawan kosong (gram)
b = Berat cawan yang diisi sampel (gram) sebelum dioven
c = Berat cawan yang dengan isi (gram) setelah dioven
( )
Kadar Abu (%) = x 100%
( )
Keterangan :
a: berat cawan kosong dinyatakan dalam gram
b: berat cawan + sampel awal dinyatakan dalam gram
c: berat cawan + sampel kering dinyatakan dalam gram