Anda di halaman 1dari 14

TUGAS

MATA KULIAH MUSKULOSKELETAL BEDAH

“TINDAKAN FISIOTERAPI PADA POST OPERATIVE


AMPUTATION BELOW KNEE”

Disusun Oleh: Kelompok 10

1. Wike Zellin Putriana (3001607)


2. Apriani Eka Syahputri (30016051)
3. Levia Dwi Yulianti (30016058)
4. Elga Sani Melati Sukma (30016063)
5. Gener toriq Bahreisy (30016072)

Dosen Pengampuh :
Ika Guslanda Bustam, S. Fis., M.Sc

PROGRAM STUDI DIPLOMA III FISIOTERAPI


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MUHAMMADIYAH PALEMBANG
2018
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kepada Allah SWT karena berkat rahmat dan

karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan judul “Post

Operative Amputation Below Knee” tepat pada waktunya.

Penulis menyadari dalam penulisan makalah ini masih jauh dari

kesempurnaan, dikarenakan keterbatasan kemampuan. Maka dari itu penulis

mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari semua pihak .

Semoga Allah SWT membalas dan meelimpahkan Rahmatnya serta

Hidayah-Nya dan menjadikannya sebagai amal jariyah, Semoga makalah ini dapat

bermanfaat bagi yang membacanya dan dapat memberikan informasi mengenai

Post Operative Amputation Below knee serta bermanfaat bagi ilmu pendidikan

dan kesehatan bagi semua pihak.

Palembang, Oktober 2018

Penulis

i
DAFTAR ISI

Halaman judul ......................................................................................................


Kata pengantar .................................................................................................... i
Daftar Isi ............................................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ......................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .................................................................................... 1
C. Tujuan ...................................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN
A. Definisi Amputasi .................................................................................... 3
B. Penyebab Amputasi .................................................................................. 3
C. Level Amputasi ....................................................................................... 5
D. Penatalaksanaan Post Operative Amputation Below Knee ...................... 5
E. Posisi Yang Dilarang Pada Saat Post Operative Below Knee .................. 8

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan ............................................................................................ 10
B. Saran ....................................................................................................... 10

Daftar Pustaka .................................................................................................. 11

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Hilangnya sebagian alat gerak akan menyebabkan ketidakmampuan


seseorang dalam derajat yang bervariasi, tergantung dari luas hilangnya alat gerak,
usia pasien, ketepatan operasi dan manajemen paska operasi. Satu atau seluruh
faktor ini bertanggung jawab atas kondisi ketidakmampuan pasien untuk kembali
ke kemampuan fungsional seperti sebelumnya.

Amputasi adalah hilangnya bagian tubuh seseorang. Operasi amputasi


sendiri merupakan suatu teknik operasi rekonstruksi dan plastik yang akan
membentuk sebuah alat gerak yang sesuai untuk fitting sebuah prostetik yang
nyaman dan fungsional. Angka insidensi dan prevalensi amputasi yang pasti tidak
diketahui, tetapi di Amerika Serikat saat ini terjadi 43.000 amputasi per tahun.

Amputasi bawah lutut secara statistik merupakan amputasi utama yang


paling sering dikerjakan pada alat gerak bawah. Luka amputasi pada level ini akan
sembuh dengan baik pada sebagian besar pasien dengan iskemia yang
memerlukan ablasi alat gerak.

Pada periode post operative ini, anamnesa yang diperlukan sebelum


dilakukannya terapi mencakup penilaian kembali status fisik, sosial-vokasional
dan psikologis (dibandingkan dengan yang dahulu bila pasien telah dikelola sejak
periode pre operatif), kapan dan sebab dilakukannya amputasi, tanggal revisi,
status ambulasi sebelumnya, prosedur operasi sebelumnya, nyeri pada puntung,
dan phantom sensation.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian post operative amputatoin below knee?
2. Apa komplikasi yang terjadi pada post operative amputation below knee?
3. Bagaimana penatalaksaan pada pot operative amputation below knee?

1
2

C. Tujuan
1. Mengetahui pengertian post operative amputation below knee.
2. Mengetahui komplikasi yang terjadi pada post operative amputation
below knee.
3. Mengetahui penatalaksaan pada post operative amputation below knee.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Definisi Amputasi Bawah Lutut


Amputasi adalah hilangnya anggota tubuh. Tungkai dapat diamputasi
sebagai akibat kecelakaan atau mereka diangkat secara operasi untuk mengobati
yang serius masalah di ekstremitas (Thomas). Amputasi bawah lutut secara
statistik merupakan amputasi utama yang paling sering dikerjakan pada alat gerak
bawah. Luka amputasi pada level ini akan sembuh dengan baik pada sebagian
besar pasien dengan iskemia yang memerlukan ablasi alat gerak. Fungsi lutut
sendiri bersifat sangat penting pada manajemen rehabilitasi dengan penggunaan
prostetik sehingga setiap usaha selalu dibuat untuk menyelamatkan lutut.
Amputasi bawah lutut merupakan suatu prosedur rekonstruktif yang
memerlukan perhatian yang cermat terhadap detail tekniknya. Level ini dipilih
berdasarkan ketersediaan jaringan yang sehat termasuk pemahaman potensi
penyembuhan dari alat gerak yang iskemi. Sisi pemotongan adalah level dimana
terdapat cukup jaringan lunak untuk menghasilkan puntung yang dapat sembuh
dengan baik dan mempunyai toleransi terhadap prostetik. Panjang puntung
sebaiknya dipertahankan setinggi hingga pertemuan 1/3 tengah dan bawah tibia -
fibula. Amputasi diantara bagian ini dan sendi pergelangan kaki dihindari karena
adanya kesulitan penutupan jaringan lunak yang baik. Jika disfungsi lutut yang
signifikan timbul, amputasi very short below knee merupakan kontraindikasi
dan lebih disarankan untuk dilakukan amputasi dengan level knee disarticulation
atau amputasi dengan level yang lebih tinggi.(Vitriana, 2002)

B. Penyebab Amputasi
Penyebab utama amputasi adalah:
1. suplai darah yang tidak memadai ke kaki;
2. komplikasi yang timbul dari diabetes seperti infeksi berat; sebagai akibat
dari kecelakaan serius;
3. untuk mengangkat tumor;
4. Nyeri hebat dan deformitas atau ulserasi pada tungkai.

3
4

5. Amputasi yang disebabkan oleh suplai darah yang tidak memadai:


a. Semua jaringan hidup membutuhkan suplai darah yang baik saat
kamu berjalan otot membutuhkan peningkatan besar dalam suplai
darah agar berfungsi dengan baik. Sayangnya pada sebagian orang,
terutama orang yang merokok atau memiliki diabetes,arteri
(pembuluh darah) menjadi semakin menyempit.
b. Terkadang ini berkembang selama beberapa tahun. Kebanyakan
orang pertama kali melihatnya ketika mereka merasakan sakit di
paha, betis atau kaki ketika mereka berjalan. Rasa sakit hilang
ketika mereka beristirahat. Ini disebut klaudikasio intermiten.
Kadang-kadang mungkin ada penyumbatan di arteri besar yang
menghentikan darah sampai ke kaki. Dalam keadaan seperti ini
pasien mungkin operasi bypass untuk mengarahkan kembali darah
melewati penyumbatan. Lebih kecil arteri juga dapat diblokir,
terutama pada penderita diabetes. Jika operasi bypass tidak mungkin
atau tidak berhasil, sebuah amputasi mungkin diperlukan.
6. Amputasi yang disebabkan oleh infeksi:
Orang dengan diabetes yang tidak terkontrol rentan terhadap infeksi.
Sebuah ulkus atau jari kaki yang terinfeksi serius yang tidak sembuh
dengan benar dapat menyebar infeksi ke jaringan dan tulang. Amputasi
mungkin diperlukan untuk menghapus infeksi. Penderita diabetes juga
mengalami peningkatan risiko penyempitan pembuluh darah. Amputasi
setelah kecelakaan: Sesekali, setelah kecelakaan, tulang patah tidak
sembuh atau cedera ke pembuluh darah dan saraf sangat parah sehingga
bagian yang rusak kaki mungkin harus diamputasi.
7. Amputasi untuk mengangkat tumor:
Amputasi mungkin satu-satunya cara untuk menghilangkan
pertumbuhan otot,tulang atau kulit. Jika Anda memiliki amputasi karena
alasan ini, Anda mungkin menerima kemoterapi atau radioterapi. Ini
mungkin perlu selesai sebelum proses menggunakan prostesis (buatan
ekstremitas) bisa mulai.
5

8. Amputasi untuk deformitas berat


Amputasi mungkin dipertimbangkan ketika ada deformitas yang parah
kaki, yang sering disertai dengan rasa sakit. Situasinya mungkin
membuatnya sangat sulit atau tidak mungkin bagi orang itu untuk berjalan.
Untuk beberapa orang, amputasi akan memungkinkan mereka untuk
memakai kaki palsu dan menjadi lebih mobile.
9. Amputasi untuk ulserasi parah pada tungkai:
Ketika ulserasi (sakit) pada tungkai sangat buruk sehingga
penyembuhan terjadi tidak mungkin, amputasi mungkin diperlukan.

C. Level Amputasi
Jumlah anggota tubuh yang diamputasi akan tergantung pada seberapa
baik suplai darah ke kaki, seberapa jauh infeksi telah menyebar atau di mana
tumornya. Dokter Anda akan menjelaskan kepada Anda tentang tingkat
amputasi yang terbaik untuk Anda.
Sangat penting bahwa kaki diamputasi pada tingkat di mana ada suplai
darah yang baik, tidak ada infeksi dan tidak ada tumor. Ini untuk memberi
daerah kesempatan terbaik untuk penyembuhan setelah operasi.Ini juga
penting agar amputasi berada pada tingkat yang tepat, jadi jika Anda
menggunakan prosthesis (kaki buatan), itu akan cocok dengan benar.
Amputasi bisa pada tingkat apa pun, tetapi tempat yang paling umum
adalah:
1. Jempol kaki
2. Melalui bagian kaki
3. Di bawah lutut
4. Melalui lutut
5. Di atas lutut
6. Melalui sendi panggul
6

D. Penatalaksanaan Post Operative Below Knee


Latihan membantu menjaga kekuatan dan mobilitas juga meningkatkan
aliran darah. Serta, membantu pasien tetap independen baik dalam kursi roda
atau menggunakan kaki tiruan (prosthesis).
1. Set Quad
a. Berbaring telentang.
b. Dorong bagian belakang lutut ke bawah kencangkan otot paha.
c. Tahan selama 5 detik dan lepaskan.
d. Lakukan latihan ini dengan tidak terpengaruh kaki dan kemudian
dengan sisa anggota badan.

2. Set Gluteal
a. Berbaring telentang.
b. tekan gluteus ke bawah bersama-sama.
c. Tahan selama 5 detik dan lepaskan.
7

3. Knee Banding
a. Berbaring telentang dan menekuk
b. Tekuk lutut kaki yang diamputasi kearah dada. Tekuk sejauh
mungkin dan kemudian luruskan
c. lutut sepenuhnya. Kembali ke posisi awal.

4. Straight Leg Raise


a. Tekuk kaki Anda dan luruskan kaki di lantai.
b. Jaga lutut yang diamputasi lurus dan angkat menuju langit-langit.

5. Short Arc Quads


a. Tempatkan gulungan handuk besar di bawah lutut yang diamputasi.
b. Luruskan lutut pada sisa tungkai, tahan selama 5 detik dan lepaskan.
8

6. Pinggul Ekstensi Berbaring


a. Berbaring telungkup.
b. Angkat kaki yang diamputasi ke arah langit-langit dan pastikan lutut
tetap lurus.
c. Tahan dan kemudian kembali ke awal posisi.
d. Ulangi.

7. Desensatisasi
Setelah operasi, pasien mungkin merasa lebih sensitif terhadap kaki
dimana amputasi terjadi. Untuk mengurangi ini Sensasi, gosok kaki
pasien dengan tangan atau handuk. Hati-hati ketika menggosok di sekitar
area insisi.
9

E. Posisi yang Dilarang Pada Saat Post Operative Below Knee

a. Jangan duduk di kursi untuk waktu yang lama dengan lutut ditekuk.

b. Jangan meletakkan kaki yang diamputasi di atas bantal saat berbaring,


kecuali sebaliknya disuruh untuk melakukannya. Melakukan tidak
menempatkan bantal di bawah pinggul, lutut, atau di antara paha.

c. Jangan menggantung kaki yang diamputasi di sisi tempat tidur.


BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari materi di atas bahwa amputasi bawah lutut merupakan suatu prosedur
rekonstruktif yang memerlukan perhatian yang cermat terhadap detail tekniknya.

Program rehabilitasi pasien amputasi harus dirancang untuk memfokuskan


pada adaptasi pasien terhadap hilangnya alat gerak dan tidak hanya memusatkan
perhatian pada penggunaan prostetik sebagai substitusinya. Aspek paling penting
dalam manajemen rehabilitasi adalah anatomi alat gerak yang tersisa dan bagian
alat gerak yang tersisa setelah amputasi. Pertimbangan tersebut meliputi struktur
skeletal yang tersisa; jaringan “penutup”, seperti kulit, otot, dan jaringan
subkutan; rentang luas gerak sendi, kekuatan alat gerak serta bagaimana struktur
anatomi tersebut berhubungan dengan fungsi residual dari alat gerak. Pada
amputasi alat gerak bawah, puntung dan prostetiknya harus dapat mengambil alih
fungsi berjalan dan weight bearing dari alat gerak yang diamputasi sehingga
pasien dapat kembali ke fungsinya semula secara maksimal.

B. Saran

Pasien dianjurkan untuk melakukan home program latihan. Yang mana


pasien dianjurkan melakukan latihan sendiri seperti melatih otot-otot pada
tungkai yang mengalami masalah. Pasien harus melakukan latihan-latihan yang
bisa dilakukan dirumah seperti berjalan menggunakan protese.

10
DAFTAR PUSTAKA

Vitriana.2002. Rehabilitasi Pasien Amputasi Bawah Lutut Dengan Menggunakan


Immediate Post Operative Prosthetic.Padang: FK UI.

Physiotherapy Inter Regional Prosthetic Audit Group.2004. Physiotherapy


Exercises Following Transtibial (Below Knee) Amputation: PIRPAG

11

Anda mungkin juga menyukai