Revisi 4
Revisi 4
UNTUK KEPERLUAN
SEKRETARIAT
1 Mahasiswa/i
Gambaran Pengetahuan Tentang Bahaya Rokok Terhadap Infertilitas Pada Mahasiswa Fakultas
Kedokteran UKRIDA Angkatan 2015
Infertilitas Pengetahuan
Rokok
Merokok merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat karena dapat menimbulkan berbagai
penyakit.1 Jumlah perokok diseluruh dunia kini mencapai 1,2 milyar orang dan 800 juta diantaranya
berada di negara berkembang. Di Indonesia, prevalensi merokok sangat tinggi di berbagai lapisan
masyarakat, terutama pada laki-laki mulai dari anak, remaja dan dewasa. Kecenderungan merokok terus
meningkat dari tahun ke tahun baik pada laki-laki dan perempuan.2
Data World Health Organization (WHO) tahun 2008 menyatakan lebih dari 5 juta orang meninggal
karena rokok. Indonesia menduduki peringkat ke-3 dengan jumlah perokok terbesar di dunia setelah
China dan India. Jumlah perokok Indonesia mencapai 65 juta penduduk, sementara itu China 390 juta
perokok dan India 144 juta perokok.2,3
The Global Adult Tobacco Survey (GATS) Atlas Tahun 2015 menunjukkan jumlah perokok di Indonesia
yang berusia 15 tahun ke atas, laki-laki mencapai 67% dan perempuan 3%.4 Menurut data Riset
Kesehatan Dasar (Riskesdas) Kementrian Kesehatan (Kemenkes) Tahun 2013, prevalensi perokok usia
15 tahun ke atas mencapai 36,3%. Data dari Riskesdas Tahun 2007 dan Tahun 2013 serta dikombinasikan
dengan jumlah penduduk dari Badan Pusat Statistik (BPS) Tahun 2013, menunjukan bahwa terjadi
sedikit peningkatan proporsi masyarakat yang merokok tiap hari dari tahun 2007 ke tahun 2013 (23,7%
- 24,3%).5
Jika dilihat berdasarkan provinsi, maka proporsi tertinggi perokok setiap hari pada Provinsi Kepulauan
Riau (27,2%) dan terendah di Provinsi Papua (16,2%). Lima provinsi tertinggi proporsinya adalah
Kepulauan Riau, Jawa Barat, Bengkulu, Gorontalo, Nusa Tenggara Barat.3,5 Hasil Riskesdas 2010 pada
penduduk berumur 15 tahun keatas sebanyak 177.926 responden menunjukan bahwa secara nasional
jumlah perokok di Indonesia mencapai 34,7%, sedangkan jumlah perokok di Bali masih di bawah rata-
rata yaitu sebesar 31,0% dan masuk ke dalam kategori provinsi keempat dengan jumlah konsumen rokok
terendah secara nasional, setelah Sulawesi Tenggara (28,3%), Kalimantan Selatan (30,5%) dan DKI
Jakarta (30,8%).5,6
Asap rokok sangat banyak mengandung campuran racun yang kompleks, beberapa dari racun tersebut
adalah radikal bebas. Asap rokok dapat diuraikan menjadi gas dan partikulat, tiap bentuk tersebut
mempunyai zat kimia yang berbeda. Secara keseluruhan bentuk gas mengalami oksidasi sedangkan
bentuk partikulat mengalami reduksi. Beberapa unsur pokok pada asap rokok dalam bentuk gas
diantaranya adalah amonia (NH3), karbonmonoksida (CO), carbon diosida (CO2), nitrogen oksida (NO),
Masalah:
Hipotesis:
Mahasiswa Fakultas Kedokteran UKRIDA angkatan 2015 memiliki tingkat pengetahuan yang kurang
tentang bahaya merokok terhadap infertilitas.
Tujuan Umum:
Untuk mengetahui gambaran tingkat pengetahuan mahasiswa Fakultas Kedokteran UKRIDA angkatan
2015 tentang bahaya merokok terhadap infertilitas
Tujuan Khusus:
Manfaat Penelitian :
1. Bagi Pemerintah
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan dan gambaran kepada pemerintah terkait
kondisi kesehatan masyarakat serta tren merokok aktif yang menjadi masalah di masyarakat.
Diharapkan pemerintah dapat memberikan solusi konkret untuk menurunkan jumlah perokok
aktif di Indonesia.
2. Bagi Perguruan Tinggi
Institusi pendidikan dapat memperoleh masukan sebagai bahan pertimbangan dalam penegasan
kebijakan dan peraturan larangan merokok diwilayah institusi pendidikan
3. Bagi Peneliti, Responden dan Masyarakat
Menambah wawasan dan pengetahuan tentang bahaya rokok yang dapat menyebabkan
infertilisasi bagi responden dan masyarakat. Kemudian dengan adanya penelitian dan penulisan
ini, penulis akan mampu menerapkan kaidah meteodologi penelitian kedokteran yang dapat
bermanfaat bagi pengembangan profesionalisme kedokteran. Penelitian ini juga diharapkan
dapat menjadi dokumen akademik yang berguna untuk dijadikan acuan penelitian selanjutnya.
2.1 Pengetahuan
2.1.1 Pengertian Pengetahuan
Pengetahuan berasal dari informasi yang relevan yang diserap dan dipadukan dalam pikiran
seseorang. Pengetahuan berkaitan pula dengan apa yang diketahui dan dipahami oleh seseorang. Infomasi
cenderung nyata, sedangkan pengetahuan adalah informasi yang diintegrasikan dan di inteprtasikan.6
Pengetahuan adalah hasil dari tahu yang terjadi melalui proses sensoris khususnya mata dan telinga
terhadap objek tertentu. Pengetahuan merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya perilaku
terbuka (over behavior). Perilaku yang didasari pengetahuan umumnya bersifat langgeng.7
Kognitif (pengetahuan) adalah merupakan hasil “tahu” dan ini terjadi setelah orang melakukan
pengindraan terhadap suatu objek tertentu. Pengindraan terjadi melalui pancaindra seseorang. Kognitif
merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang.8
10
11
12
13
14
15
Spermatogenesis adalah proses dinamis perkembangan sel-sel spermatogenik dari tahap spermatogonia
sampai terbentuknya spermatozoa. Spermatogenesis dipengaruhi oleh faktor endodgen dan eksogen.
Asap rokok adalah faktor eksogen yang dapat mempengaruhi spermatogenesis. Pemaparan asap rokok
selama 45 hari telah menyebabkan diameter tubulus seminiferus menjadi menurun, sehingga jumlah
spermatozoa yang dihasilkan akan lebih sedikit dari yang tidak mengalami penurunan. Terganggunya
spermatogenesis di tubulus seminiferus mengakibatkan akan menurunkan kualitas sperma, sehingga
akan menyebabkan infertil. Kualitas sperma merupakan kondisi atau keadaan yang dimiliki oleh
spermatozoa. Sperma yang berkualitas adalah sperma yang memiliki kondisi normal serta mampu
untuk membuahi sel telur atau ovum. Berkualitas atau tidaknya sperma dapat ditentukan dari beberapa
aspek diantaranya adalah jumlah, morfologi dan motilitas.
Nikotin yang terkandung dalam rokok merupakan racun syaraf (potent nerve poison) yang biasa
digunakan untuk racun serangga. Pada suhu rendah, bahan ini bertindak sebagai perangsang dan itu
merupakan penyebab salah satu mengapa merokok digemari dan dijadikan tabiat. Nikotin dalam asap
rokok dapat menstimulasi medula adrenal untuk melepaskan katekolamin yang dapat mempengaruhi
sistem saraf pusat, sehingga mekanisme umpan balik antara hipotalamus, hipofise anterior dan testis
menjadi terganggu. Akibatnya sintesis hormon testosteron terganggu dan spermatogenesis juga
terganggu. Karbon monoksida merupakan gas beracun yang dapat mengakibatkan berkurangnya
kemampuan darah membawa oksigen serta bahan-bahan lainnya yang terkandung dalam rokok yang
berbahaya dan merugikan bagi tubuh, sehingga berakibat pada kematian sel karena kekurangan
oksigen.
Pada kasus-kasus infertilitas, hasil analisis semen dari pasien yang merokok menunjukan adanya
kelainan konsentrasi, disusul dengan kelainan morfologi dan motilitas dari sperma.17 Efek bahaya
merokok bagi kesehatan lainnya adalah bisa mengakibatkan impotensi, kasus seperti ini sudah banyak
dialami oleh para perokok. Sebab kandungan bahan kimia yang sifatnya beracun tersebut bisa
mengurangi produksi sperma pada pria. Bukan hanya itu saja pada pria juga bisa terjadi kanker di
bagian testis.5 Peningkatan radikal bebas akan merusak membran dari sel-sel spermatogenik,
mengganggu transport ion-ion penting bagi proliferasi dan pertumbuhan sel-sel spermatogenik,
merusak DNA spermatozoa dan meningkatkan terjadi terjadinya apoptosis spermatozoa. Asap rokok
menghambat proses spermatogenesis secara nyata yang ditandai dengan penurunan jumlah sel-sel
spermatogonium, spermatosit primer, spermatid dan lapisan sel spermatogenetik yang ditandai dengan
penurunan presentase spermatozoa normal, kecepatan gerak spermatozoa, motilitas spermatozoa dan
16
17
Pegertian Pengertian
Pengetahuan Pengertian Rokok
Infertilitas
Tingkatan Jenis-jenis Rokok
Klasifikasi
Pengetahuan Kandungan Dalam
Infertilitas
Faktor-faktor Faktor-faktor yang
Rokok
yang Efek Rokok Terhadap
Mempengaruhi
Mempengaruhi Infertilitas
Infertilitas
Pengetahuan
Kerangka Konsep
18
19
𝑁
𝑛=
1 + 𝑁𝑒 2
Keterangan :
N = Jumlah populasi (Mahasiswa Laki-laki)
e = Batas toleransi kesalahan ( error tolerence ), 5% = 0,05
n = Jumlah sampel
Dengan perhitungan jumlah sampel sebagai berikut :
82
𝑛=
1 + 82 (0,05)2
82
𝑛=
1 + 82 (0,0025)
82
𝑛=
1 + 0,205
82
𝑛=
1,205
𝑛 = 68,049
20
Sebagai alat pengumpulan data yang digunakan adalah kertas HVS yang berisi kuisioner dan alat
tulis
21
Definisi : Pengetahuan mahasiswa laki-laki fakultas kedokteran UKRIDA angkatan 2015 tentang
bahaya merokok terhadap infertilitas
Alat ukur : Metode kuesioner 10 pertanyaan
Cara ukur : Menjawab kuesioner
Objek yang di ukur : Mahasiswa laki-laki
1. Kandungan dalam rokok yaitu Tar dapat menyebabkan infertilitas pada pria, bagaimanakah
mekanisme kerja Tar menyebabkan infertilitas ?
a. Mempengaruhi dan dapat merusak DNA (Deoxiribo Nucleat Acid) spermatozoa serta
menurunkan kadar testosteron dan meningkatkan apoptosis khususnya pada tahap
spermatogonia. (3)
b. Terjadinya aglutinasi sperma sehingga berakibat pada menurunnya motilitas sperma. (2)
c. Terjadinya pengendapan zat karsinogen dalam sperma dan mengakibatkan metaplasia,
hiperplasia, dan displasia yang dapat menyumbat vas deferens. (1)
2. Mengapa paparan asap rokok pada perokok dapat menyebabkan infertilitas pada pria ?
a. Karena dapat menyebabakan diameter tubulus seminiferus menjadi menurun, sehingga
jumlah spermatozoa yang dihasilkan akan lebih sedikit dari pada yang normal. (3)
b. Terjadinya peningkatan asam di dalam tubuh karena gas beracun dari rokok, sehingga pH
tubuh tidak normal, dan menyebabkan tingkat motilitas sperma menurun. (2)
c. Dapat menyebabkan vasokonstriksi dan menyebabakan tidak berkombinasinya O2 dan
molekul hemoglobin, sehingga kadar LH dan Sel-sel leydig berkurang. (1)
3. Karbonmonoksida mempunyai efek buruk terhadap kualitas sperma dan dapat menyebabkan
infertilitas. Mengapa karbonmonoksida dapat menyebabkan infertilitas pria ?
22
24
25
26
Implikasi Etik Eksperimental pada Manusia Berikan pernyataan singkat mengenai permasalahn etik
yang dapat timbul dari eksprimentasi, dan jelaskan bagaimana permasalahan tersebut dapat diatasi.
Permasalahan etik termasuk (a) bahaya dan komplikasi perlakuan, (b) kerahasiaan data (confidentiality),
(c) Informed consent, dan sebagainya.
27
28
29