OLEH :
1. RUSMITA
2. AGUNG PRAYUDI
3. LONGUINHOS AMARAL DA COSTA
4. PIPIN KURNIAWAN
5. VITORIA MARIA
SURABAYA
2015
1
PERALIHAN DARI ZAMAN TERSIER ( KALA PLIOSEN ) KE ZAMAN KUARTER (
KALA PLEISTOSEN )
2
a. Zaman Tersier moluska yang relatif modern yang hidup pada
tua, stratum geologi yang menentukan awal dan zaman ini.
akhir teridentifikasi, tapi waktu pasti awal dan Seperti periode geologi lain yang lebih
akhir kala ini agak tak pasti. Batas yang terletak disebelah utaraynya antara lain
menentukan kemunculan Pliosen tidak pegunungan kendeng dan pegunungan serayu.
ditentukan oleh suatu peristiwa tertentu Sebaliknya sepanjang utara pulau jawa
melainkan hanya berupa batas semu antara pengendapan laut dalam geosinklin berjalan
Miosen yang lebih hangat dan Pliosen yang terus dengan pembentukan napal globigerina
relatif lebih sejuk. Batas akhir awalnya dan batu gamping.
ditentukan pada awal glasiasi Pleistosen, tapi Disumatera khususnya di aceh terjadilah
belakangan dianggap terlalu lama. Banyak endapan bahan klastik kasar yang sebagian
geologis berpendapat bahwa pembagian yang diendapkan dalam laut, sebagian dalam air
lebih luas antara Paleogen dan Neogen lebih payau dan sebagian didarat, diatas lapisan
berguna. lempungan yang masih terbentuk ketika kala
2.2.1 kala pliosen di Indonesia miosen atas. Dalam geosinklin jambi dan
Apabila pada kala miosen dicirikan palembang kini terjadi endapan batubara
dengan adanya genang laut di samping makin paralas pada lebar cekungan seluruhnya.
bertambahnya kegiatan vulkanisme maka kala Setelah itu menyusulah fasies yang terutama
pliosen dicirikan dengan adaanya susut laut. bersifat vulkanik seperti halnya di jawa.
Hal ini menyebabkan makin menyempitnya Perkecualian di bengkulu terjadi genang laut
luas lautan pada kala pliosen dan terjadilah dalam pliosen atas.
perluasan daratan disulawesi, irian, jawa timur Di kalimantan khususnya disepanjang
bagian selatan serta melebarnya luas daratan, sungai barito hanya diendapkan batuan-batuan
sebagai akibat selanjutnya geosinklin yang vulkanik.
telah ada pada kala miosen menjadi sempit. Di sulawesi terjadi perubahan-perubahan
Didaerah geosinklin tersebut secara setempat- yang nyata. Pengendapan molassa dicabng
setempat didapatkan batuan yang berumur timur sulawesi berlangsung terus. Cekungan
pliosen. Pengangkatan diakhir pliosen tidak makin bergeser ke arah timur dan meliputi
terjadi disemua bagian indonesia. Kegiatanya terutama kepulauan banggai dengan
yang bersamaan dengan perlipatan dan pembentukan batu gamping koral. Di sulawesi
kegiatan vulkanisme dijumpai disulawesi timur utara terjadi kegiatan volkanisme yang lebih
dan selatan, kalimantan timur, tenggara dan lanjut, meskipun lautan agaknya lebih luas bila
utara, jawa utara, irian utara dan tengah, aceh, dibanding dengan sekarang. Endapan-endapan
jambi, palembang dan buton. Yang hanya laut kala pliosen dijumpai diberbagai tempat di
terangkat tetapi tidak terlipat adalah sulawesi minahasa. Di sulawesi selatan dan sulawesi
tengah, jawa selatan, bali selatan, lombok barat mulai ada kegiatan volkanisme dengan
selatan dan sumatera selatan. pembentukan batuan-batuan yang tidak
Kejadian geologi khususnya sedimentasi dijumpai ditempat lain di indonesia kecuali di
selama kala pliosen dibeberapa tempat adalah gunung muria di pantai utara jawa.
sebagai berikut: Di nusa tenggara mulai nampak kegiatan
Dijawa terlihat semakin meningkatnya volkanisme yang hebat, kecuali di sumba dan
kegiatan vulkanisme, tetapi yang kini pindah timor. Di timor terjadi suatu terban yang
dari kemudian terisi dengan bahan rombakan di membujur sepanjang pulau itu. Terban itu
3
pegunungan yang terangkat, diselingi dengan semesta mulai menunjukkan tanda-tanda
pembentukan gamping koral. Di missol adanya kehidupan manusia, peristiwa-peristiwa
terbentuk pengendapan disepanjang tepi utara yang besar juga sangat memengaruhi
yang terdiri dari sedimen paralas dengan kehidupan manusia, seperti: glasiasi, perubahan
pembentukan batu bara dan teras-teras koral. iklim yang sangat signifikan, pasang surut air
Di kepala burung irian barat terdapat laut, naiknya daratan-daratan dari dasar laut
kegiatan volkanisme yang hebat dan mungkin karena gerakan endogen bumi, letusan-letusan
merupakan lengkung gunungapi disepanjang gunung berapi (vulkanisme), timbul
tepi selatan melanesia. Di irian sendiri. tenggelamnya sungai dan danau, intensitas
1. pegunungan selatan ke lajur yang cahaya dibumi, kedalaman samudera, arah
2.3 Kala Pleistosen tertiupnya angin. Gerakan pengangkatan
sedimentasi berlangsung terus dalam 3 buah (orogenesis), gerakan pengikisan (erosi).
geosinklin yang terpisahkan satu sama lain oleh Glasiasi terjadi karena suhu udara
pematang daratan atau lengkung pulau. dibumi mengalami penurunan sehingga gletser
Pegunungan salju yang ada ditengah
yang biasanya hanya ada di kutub-kutub telah
merupakan daerah yang tererosi dan
memberikan bahan sedimen yang akhirnya meluas hingga terjadi penutupan oleh daratan-
diendapkan dalam geosinklin tersebut, yang daratan es. Pada saat itu disebut masa glasial.
terdiri dari geosinklin mamberamo disebelah
Masa itu diselingi dengan masa interglasial
utara, geosinklin idenberg dibagian tengah dan
geosinklin digul-fly, kesemuannya merupakan yaitu pencairan es karena suhu bumi naik
bagian dari geosinklin papua yang sangat besar kembali pada suhu semula dan gletser-gletser
2.3 Kala Pleistosen
menarik diri kearah pusat-pusatnya. Pada saat
timbulan bawah laut dapat dikatakan mulai memunculkan daratan-daratan baru dengan
stabil dan susunan permukaan bumi sudah membentuk lapisan tanah dengan melipat,
seperti bentuk sekarang, kecuali di beberapa miring, berlekuk-lekuk atau berbukit-bukit.
tempat seperti di Indonesia. Di Indonesia masih Aliran sungai hujan, hembusan angin, dan
berlangsung terus-menerus pembentukan gletser akan mengikis tanah daratan dan
kepulauan. pegunungan yang sudah terbentuk sebelumnya,
Pada kala plestosen keadaan alam dengan memindahkan berbagai macam batuan,
4
kerikil, pasir, lumpur dan debu kedaerah tulang pipi tebal dengan tonjolan pula
sekitarnya yang lebih tendah. pada kening atau dahinya, manusia ini tidak
Letusan gunung berapi melemparkan berdagu, otot kunyah, gigi, rahang, besar dan
materi-materi yang ada seperti batu, kerikil, kuat, biasanya jenis meganthropus hanya
lava, lahar, dan abu untuk kemudian memakan tumbuh-tumbuhan.
ditimbunkan di atas dataran atau laut yang ada Manusia yang paling banyak
disekitarnya. Gerakan dari dalam bumi ditemukan di Indonesia adalah pithecanthropus.
(gerakan endogen) dan dari luar bumi (gerakan Berasal dari asal katanya, yaitu pithekos yang
eksogen) memberi bentuk kepada muka bumi. berarti kera. Manusia ini hidup di kala
Gerakan pengikisan yang terus-menerus tidak plestosen bawah (gelasean dan calabrian) dan
dapat mengimbangi gerakan pengangkatan dari plestosen tengah (ionian). Genus ini memiliki
dalam bumi yang begitu kuat. anggota badan yang tegap, namun tidak setegap
Peristiwa-peristiwa besar tersebut secara meganthropus, tinggi badanya sekitar 165-180
langsung atau tidak langsung akan cm sudah seperti tinggi tubuh manusia, volume
mempengaruhi kehidupan manusia dalam otak berkisar antara 750-1350 cc, tetapi kulit
menyesuaikan dirinya menghadapi tantangan otak belum beigitu berkembang sehingga
hidup yang sangat mengancam. Manusia kala bagian bawah dan atas otak masih lebar, alat
itu masih dalam perkembangan bentuk fisik pengunyah dan alat penekuk sangat kuat,
dan akal budinya. Belajar menghindari bentuk tonjolan kening tebal melintang dari
tantangan alam dan mencari makan dari alat- dahi dari sisi ke sisi, bentuk hidung tebal,
alat yang dibuat masih sangat sederhana. bagian belakang kepala tampak menonjol
Menurut para ilmuan pada zaman menyerupai wanita berkonde, muka menonjol
kwarter adalah zaman manusia mulai muncul ke depan, dengan dahi miring ke belakang. Ada
untuk pertama kalinya dibumi. Meganthropus berbagai jenis pithecanthropus seperti
merupakan manusia yang paling primitif atau pithecanthropus mojokertensis, pithecanthropus
tertua. Megantropus paleojavanicus merupakan robustus, pithecanthropus erectus.
manusia purba raksasa tertua dari jawa. Fosil Selain manusia jenis meganthropus dan
ini pertama kali ditemukan oleh Gustav pithecanthropus ada manusia jenis homo. Fosil
Heinrich Ralph Von Koenigswald di sangiran manusia homo sapien yang ditemukan di
antara tahun 1936-1941. Berdasarkan umurnya, indonesia adalah homo soloensis dan homo
fosil ini diperkirakan berumur 1-2 juta tahun wajakensis. Homo soloensis pertama kali di
yang lalu, makhluk purba ini memiliki ciri-ciri : temukan di Ngandong (di tepi bengawan Solo)
badan tegap dengan tonjolan di belakang, di temukan antara tahun 1931-1934. Homo
5
wajakensis pertama kali ditemukan di campur Plestosen atas atau plestosen akhir bersamaan
darat (wajak) tulung agung jawa timur pada waktunya dengan zaman glasial ketiga. Secara
tahun 1889. Genus homo sudah mempunyai
khusus plestosen akhir disebut dengan tahap
otak yang lebih besar, isinya antara 1000-2000
cc, kulit otaknya sudah berkembang lebih terantian. Pithecanthropus dan hewan menyusui
lanjut, alat-alat pengunyah lebih lanjut yang hidup pada zaman sebelumnya tidak dapat
evolusinya : reduksi gigi, rahang dan otot-otot
mempertahankan diri. Makhluk baru yang
kunyah bertambah sehingga mulai terdapat
dagu pada rahang bawah. Homo sapient baru muncul adalah manusia jenis homo, seperti
muncul kira-kira 40.000 tahun yang lalu. homo soloensis. Diperkirakan manusia homo
Zaman plestosen berlangsung lebih dari tiga
soloensis adalah keturunan langsung dari
juta tahun. Zaman plestosen dibagi menjadi
tiga lapisan zaman, plestosen awal, plestosen pithecanthropus. Selain manusia tersebut juga
tengah, plestosen akhir. Plestosen awal dikenal ditemukan manusia jenis wajakensis. Dan
juga dengan plestosen bawah dan merupakan fauna yang ditemukan adalah gajah dan kuda
subdivisi awal atau terendah dari periode
kwarter. Plestosem awal terdiri dari tahap air.
gelasius dan calabria. Sebagian besar plestosen Budaya di Indonesia pada kala plestosen
bawah berupa batu pasir, tufa dan tanah liat yang pertama ditemukan berupa alat-alat batu
berwarna biru kehitam-hitaman. Di lapisan
jenis serpih bilah dan kapak-kapak perimbas
plestosen bawah ditemukan manusia purba
jenis meganthropus paleojavanicus, serta beberapa alat dari tulang dan tanduk. Alat
pithecanthropus modjokertensis, dan tersebut sebagai bukti kebudayaan pertama
pithecanthropus robustus. Selain manusia purba
pada masa plestosen. Pembuatan alat-alat batu
pada plestosen bawah juga ditemukan fosil
tulang-tulang dan geraham-geraham dari dan tulang dengan teknik pengerjaan yang
binatang menyusui. Fauna dari masa ini disebut sederhana tanpa menujukkan banyak kemajuan.
fauna jetis dengan binatangnya seperti gajah,
Dilihat dari bentuknya alat-alat batu terutama
kerbau, sapi, rusa, menjangan, dan kuda air
yang masih primitif. bertujuan untuk mempersiapan makanan dari
Plestosen tengah juga disebut sebagai hewan hasil pemburuan (menguliti, memotong
lapisan atau tanah trinil. Plestosen tengah daging, dan membelah tulang). Ciri-ciri
secara lebih khusus disebut sebagai tahap ionia. tertentu dari serpih batu sebagai perkakas
Permukaan zaman plestosen tengah manusia yaitu, memiliki dataran pemukul,
diperkirakan bersamaan dengan zaman es kerucut pemukul, dan cacat penyerpihan. Alat
kedua (glasiasi yang kedua). Di lapisan inilah serpih blah berguna sebagai pisau, penusuk, dll.
pithecanthropus ditemukan. Pithecanthropus Sedangkan alat-alat batu untuk mempersiapkan
adalah manusia kera berdiri tegak dari trinil. alat-alat yang dibuat dari kayu.
Jenis fauna yang ditemukan adalah beruang Dikala plestosen yang keseluruhannya
melayu, tapir, badak, rusa. berlangsung lebih dari 3 juta tahun. Manusia
6
mengalami perkembangan jasmaniah maupun
rohaniah yang sangat lambat. Pada akhir
plestosen tampak adanya kegiatan spiritual
yang makin meningkat. Kegiatan-kegiatan
spiritual manusia plestosen di Indonesia belum
dapat dibuktikan melalui temuan-temuan. Di
Indonesia hanya dijumpai hasil-hasil tradisi
pembuatan alat-alat batu dan tulang.