Anda di halaman 1dari 16

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Seiring dengan bertambahnya jumlah penduduk, bertambah pula kebutuhan

manusia terhadap barang-barang keperluan sehari-hari termasuk diantaranya kertas.

Peningkatan kebutuhan kertas tersebut mendorong berdirinya beberapa industri pulp

dan kertas. Industri pulp dan kertas telah berkembang pesat di Indonesia. Hal ini akan

berdampak positif terhadap peningkatan kondisi perekonomian, namun di sisi lain

menimbulkan berbagai dampak negatif karena kegiatan industri juga menghasilkan

material non produk (non product output) atau keluaran bukan produk (KBP)

berupa pencemar. Yang termasuk NPO atau keluaran bukan produk (KBP) adalah

berupa bahan, energi dan air yang dipakai dalam proses produksi, namun tidak berakhir

menjadi produk akhir. Keluaran bukan produk dapat juga dikatakan sebagai aktivitas

yang tidak menghasilkan nilai tambah, dan akibatnya menghasilkan biaya yang

tidak perlu bagi perusahaan. Di samping itu, keluaran bukan produk berupa bahan

pencemar tersebut seringkali mengarah pada suatu kondisi yang menimbulkan

dampak negatif terhadap masyarakat dan lingkungan hidup. Upaya pengelolaan

pencemaran yang dilakukan oleh industri selama ini dilakukan setelah limbah

terbentuk (end of pipe treatment). Hal ini tidak dapat menyelesaikan permasalahan

lingkungan secara tuntas, karena memiliki resiko pindahnya pencemar dari suatu

media ke media lainnya. Dari sisi ekonomi, pengolahan limbah dengan pendekatan

ini kurang menguntungkan, karena diperlukan biaya investasi yang besar untuk

membangun suatu sistem pengolahan limbah yang baik. Industri kertas merupakan

salah satu jenis industri terbesar di dunia dengan menghasilkan 178 juta ton pulp

dan 278 juta ton kertas dan karton. Pertumbuhannya dalam dekade berikutnya

Page | 1
diperkirakan antara 2% hingga 3,5% per tahun (Rini, 2002). Limbah cair industri

pulp dan kertas yang terbuang ke ekosistem di sekitarnya dapat menyebabkan

kematian pada ikan, kerang dan invertebrata akuatik lainnya dan juga menimbulkan

resiko terhadap masyarakat oleh buangan zat kimia berbahaya yang mencemari

lingkungan. Dalam percobaan laboratorium, effluen industri kertas menyebabkan

penyimpangan reproduktif pada zooplankton dan invertebrata yang merupakan

mangsa dari ikan, serta menyebabkan kerusakan genetik dan reaksi sistem kekebalan

tubuh pada ikan. Oleh karenanya diperlukan suatu strategi minimalisasi limbah

yang efektif dan dapat mengurangi biaya produksi sehingga akan meningkatkan

efisiensi, kualitas produk dan hubungan yang baik dengan masyarakat serta

perbaikan kualitas lingkungan. Prinsip efisiensi di sini adalah dengan penggunaan

sedikit energi dan sumber daya melalui kinerja yang lebih baik, sehingga dapat

mengurangi jumlah limbah dan pencemaran terhadap lingkungan.

1.2 Rumusan Masalah

1.2.1 Apakah yang dimaksud dengan limbah ?

1.2.2 Apa saja jenis-jenis limbah ?

1.2.3 Apakah yang dimaksud dengan pulp ?

1.2.4 Bagaimanakah proses pembuatan kertas ?

1.2.5 Apa dampak pencemaran limbah kertas terhadap lingkungan?

1.2.6 Bagaimanakah pengolahan limbah cair industri pulp dan kertas ?

1.3 Tujuan Penulisan

Page | 2
1.3.1 Untuk Mengetahui definisi Limbah

1.3.2 Untuk mengetahui jenis – jenis limbah

1.3.3 Untuk mengetahui definisi pulp

1.3.4 Untuk mengetahui proses pembuatan kertas

1.3.5 Untuk mengetahui dampak pencemaran kertas terhadap lingkungan

1.3.6 Untuk mengetahui pengolahan limbah cair industri pulp dan kertas

1.4 Ruang Lingkup

Untuk mengelola air limbah secara baik diperlukan keterpaduan dari berbagai

macam disiplin ilmu pengetahuan baik yang bersifat teknis administratif maupun

bersifat teknis operasional, dalam pembuatan makalah ini penulis hanya membahas

pengelolaan limbah cair yang pada industri pulp dan kertas.

Page | 3
BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1 Definisi Limbah

Limbah merupakan suatu barang yang terbuang atau dibuang dari sumber hasil

aktivitas manusia maupun proses-proses alam dan tidak atau belum memiliki nilai

ekonomi atau bahkan memiliki nilai ekonomi yang negatif. Limbah merupakan sisa

atau hasil samping dari proses produksi yang tidak dapat digunakan dalam bentuk padat,

cair, gas, debu, getaran dan kerusakan lain yang dapat menimbulkan pencemaran jika

tidak dikelola dengan baik (Nurika dkk, 2006).

Dampak negatifnya dapat menurunkan daya dukung lingkungan dan

mengakibatkan pencemaran lingkungan yang meliputi aspek fisik, kimia, biologi dan

sosial budaya (Haryoto dan Siti, 2007).

2.2 Macam – Macam Limbah

Macam – macam limbah dapat diuraikan sebagai berikut (Haryoto dan Siti, 2007):

A. Limbah Cair

Pengolahan limbah cair dapat digolongkan menjadi tiga macam yaitu proses

fisika dengan alat mekanis, proses kimia dan proses biologi dengan memanfaatkan

mikroorganisme.

B. Limbah Gas

Limbah gas yang dikeluarkan oleh suatu pabrik berupa asap, debu, kabut aerosol,

dan fume. Pengolahannya dapa secara absorbs, penyerapan ion, kolam netralisasi,

dan pembersihan partikel.

Page | 4
C. Limbah Padat

Klasifikasi limbah padat adalah mudah terbakar, sukar terbakar, mudah busuk,

dapat didaur ulang, radioaktif dan menimbulkan penyakit. Penanganannya meliputi

pengangkutan, pengumpulan, penyimpanan, dan pengolahan pendukung.

2.3 Definisi pulp

Pulp atau bubur kertas adalah hasil pemisahan serat selulosa dari bahan pencampur

(lignin dan pentosa), pelepasan bulk menjadi serat atau kumpulan serat dengan melalui

berbagai proses pembuatannya (mekanis, semi kimia, kimia). Pulp terdiri dari serat-

serat (selulosa dan hemiselulosa) sebagai bahan baku kertas (Ritonga,2009).

2.4 Proses Pembuatan Kertas

Pembuatan kertas secara umum terbagi atas dua proses, pertama adalah

pembuatan bubur kertas (pulping) yang terdiriatas sembilan tahap, dan pembuatan

kertas pulp yang terdiri atas enam tahap ( Stanley, 2001)

2.4.1 Pembuatan Bubur Kertas (Pulping)

Pada proses ini terdiri atas sembilan tahap pembuatan yakni :

 Woodyard

Merupakan tahap penerimaan dan menyimpan kayu gelondongan yang

selanjutnya dilakukan proses pengkulitan, pemotongan kecil-kecil dan

penyaringan potongan kayu.

 Baker

Merupakan proses penghilangan kulit kayu dimana glondongan kayu dimasukkan

dalam debarking drums.

Page | 5
 Chipper

Merupakan proses pemotong gelondongan kayu menjadi ukuran kecil yaitu

kurang dari 2 cm dansetipis 1/2 cm dengan menggunakan mesin.

 Screen

Merupakan filter penyaring untuk memisahkan potongan kayu yang lebih besar

dari target ukurannya, dan menghilangkan debu hasil potong yang tidak perlu.

 Digester

Merupakan proses pengukusan Potongan kayu yang dimasak dengan suhu dan

tekanan yang tinggi dalam suatu larutan kimia penghancur. Larutan dan proses

masak ini akan melembutkan dan akhirnya memisahkan serat kayu yang

diinginkan dari ligninya itu unsure kayu semacam lem yang menahan serat kayu

bersatu.

 Chemical Recovery and Regeneration

Merupakan proses memasak bahan kimia buangan dari proses memasak

sebelumnya atau biasa disebut dengan proses sampingan kimia anorganik.

 Blow Tank

Merupakan proses penyajian pulp atau bubur kertas yang telah jadi, dimana serat

kayunya sudah terpisah satu sama lain

 Washing

Pada tahap ini akan membersihkan sisa-sisa larutan kimia dan ligin yang masih

tertinggal, yang nantinya akan dikembalikan keproses tahapke 6 yaitu chemical

recovery process. Bubur kertas yang dihasilkan merupakan bubur kertas alami yaitu

berwarna coklat dan pada umunya digunakan untuk membuat kertas kantong dan

corrugated box yang coklat.

Page | 6
 Bleaching

Proses ini merupakan tahap pemutihan bubur kertas dengan menggunakan zat kimia

pemutih atau bleach, yang tujuan khususnya adalah untuk membuat kertas cetak atau

kertas budaya. Jadi proses pemutihan sangatrelatif tergantung padajeniskertas yang

akan dibuat.

2.4.2 Pembuatan Kertas Pulp

Secara sederhana proses pembuatan lembaran kertas dapat diuraikan menjadi

enam bagian atau tahapan, sebagai berikut:

 Pemurnian

Pada tahap ini pulp dilewatkan pada plat yang berputar pada alat pemurnian yang

berbentuk disk. Pada proses mekanis ini terjadi penguraian serat pada dinding

selnya, sehingga serat menjadi lebih lentur. Tingkat pemurnian pada proses ini

mempengaruhi kualitas kertas yang dihasilkan.

 Pembentukan ( Sizing dan Pewarnaan )

Selanjutnya, proses dilanjutkan dengan proses sizing dan pewarnaan dengan

tujuanu ntukmenghasilkan spesifikasi kertas yang diinginkan. Sizing dilakukan

untuk meningkatkan kehalusan permukaan kertas, pada saat pewarnaan

ditambahkan pigmen, pewarna dan bahan pengisi. Proses dilanjutkan dengan

pembentukan lembaran kertas yang dimulai pada head box, dimana serat basah

ditebarkan pada saringan berjalan.

 Pengepresan

Proses ini dilakukan untuk mendapatkan lembaran kertas kering, yang diperoleh

dengan cara mengepres lembaran diantara silinder pada calendar stack.

 Pengeringan

Page | 7
Merupakan proses penghilangan sebagian besar air yang terkandung didalam

lembaran kertas, dikeringkan dengan melewatkan lembaran pada silinder yang

berpemanas uap air.

 Calendar Stack

Merupakan tahap akhir dari proses pembuatan kertas dilakukan pada calendar

Stack, yang terdiri dari beberapa pasangan silinder dengan jarak tertentu untuk

mengontrol ketebalan dan kehalusan hasil akhir kertas.

 Pope Reel

Bagian ini merupakan tahap akhir dari proses pembuatan kertas yaitu

pemotongan kertas dari gulungannya. Pada bagian ini, kertas yang digulung

dalam gulungan besar, dibelah pada ketebalan yang diinginkan, dipotong menjadi

lembaran, dirapikan kemudian dikemas.

2.4.3 Jenis-Jenis Kertas

Secara umum, pembagian jenis kertas dapat dibag imenjadi enam (Hendra,

UniversitasAndalas, dalambentuk PPT) yaitu :

 Kertas bungkus : untuk semen, kertas llilin

 Kertas tisu : sigaret, karbon, tisu muka

 Kertas cetak : untuk buku cetak

 Kertas tulis : HVS

 Kertas koran

 Kertas karton

Page | 8
DIAGRAM ALIR PROSES PEMBUATAN KERTAS

Gambar 1. Diagram alir proses pembuatan kertas

Sumber : https://www.academia.edu/9368704/Proses_Pengolahan_Pulp_dan_Kertas

Pada proses pembuatan kertas terdapat zat yang berpotensi mencemari

lingkungan. Menurut Rini (2002), salah satu limbah proses pembuatan kertas yang

berpotensi mencemari lingkungan yaitu limbah cair, yang terdiri dari:

A. Padatan tersuspensi yang mengandung partikel kayu, serat dan pigmen Senyawa

organik koloid terlarut seperti hemiselulosa, gula, alkohol, lignin, terpenting, zat

pengurai serat, perekat pati dan zat sintetis yang menghasilkan BOD

( Biological Oxygen Demand) tinggi .

B. Limbah cair berwarna pekat yang berasal dari lignin dan pewarna kertas

C. Bahan anorganik seperti NaOH, Na2SO4 dan klorin.

D. Limbah panas

E. Mikroba seperti golongan bakteri koliform

Page | 9
2.5 Dampak Pencemaran Limbah Pabrik Kertas

Adapun dampak dari limbah industri kertas yaitu pencemaran lingkungan dan

kesehatan manusia, dan ini dampak bagi pencemaran lingkungan antara lain :

A. Membunuh ikan, kerang, dan invertebrata akuatik lainnya

B. Memasukkan zat kimia karsinogenik dan zat pengganggu aktivitas hormon ke

dalam lingkungan

C. Menghabiskan jutaan liter air tawar

D. Menimbulkan resiko terpaparnya masyarakat oleh buangan zat kimia berbahaya

dari limbah industri yang mencemari lingkungan.

Gambar 2. Limbah hasil pabrik kertas mencemari sungai di Mojokerto Jawa Timur

Sumber: https://www.academia.edu/9368704/Proses_Pengolahan_Pulp_dan_Kertas

Menurut Green (2005), terdapat beberapa senyawa dalam industri pulp dan

kertas yang berpeluang besar bersifat karsinogenik bagi kesehatan manusia, yaitu :

a. Asbes

Asbes dapat menyebabkan kanker paru-paru, digunakan pada penyambungan

pipa dan boiler.

Page | 10
b. Aditif

Aditif kertas lainnya termasuk benzidine-base dyes, formaldehid dan

epichlorohydrin yang berpeluang menimbulkan kanker pada manusia.

c. Kromium heksavalen dan senyawa nikel

Senyawa ini umumnya digunakan pada pengelasan stainless steel dan dikenal

sebagai karsinogenik terhadap paru – paru dan organ pernafasan lain.

d. Debu Kayu

Debu kayu keras dikenal sebagai penyebab kanker pernafasan.

e. Hidrazin, styrene, minyak mineral, chlorinated phenols dan dioxin

Senyawa – senyawa tersebut berpeluang besar menyebabkan kanker.

2.5.1 Baku mutu limbah cair industri pulp dan kertas

Untuk mengetahui apakah suatu pabrik pulp dan kertas mencemari lingkungan

atau tidak ,maka setiap perusahaan industri pulp dan kertas harus mengacu kepada

baku mutu yang telah ditentukan pada tabel di bawah ini :

Sumber :Keputusan Menteri Lingkungan Hidup No.KEP-51/MENLH/10/1995

Page | 11
2.6 Pengolahan Limbah Industri Kertas

Pengolahan limbah cair pada industri pulp dan kertas terdiri atas tahap

netralisasi, pengolahan primer, pengolahan sekunder dan tahap pengembangan.

Sebelum masuk ke tempat pengendapan primer, air limbah masuk dalam tempat

penampungan dan netralisasi. Pada tahap ini digunakan saringan untuk menghilangkan

benda – benda besar yang masuk ke air limbah. Pengendapan primer biasanya bekerja

atas dasar gaya berat. Oleh karenanya memerlukan waktu tinggal sampai 24 jam. Untuk

meningkatkan proses pengendapan dapat digunakan bahan flokulasi dan koagulasi di

samping mengurangi bahan yang membutuhkan oksigen. Pengolahan secara biologis

dapat mengurangi kadar racun dan meningkatkan kualitas air buangan (bau, warna, dan

potensi yang mengganggu badan air). Apabila terdapat lahan yang memadai dapat

digunakan laguna fakultatif dan laguna aerasi. Laguna aerasi akan mengurangi 80 %

BOD dengan waktu tinggal 10 hari. Apabila tidak terdapat lahan yang memadai maka

proses lumpur aktif, parit oksidasi dan trickling filter dapat digunakan dengan hasil

kualitas yang sama tetapi membutuhkan biaya operasional yang tinggi. Tahap

pengembangan dilakukan dengan kapasitas yang lebih besar, melalui pengolahan fisik

dan kimia untuk melindungi badan air penerima (Devi, 2004). Sedangkan endapan

( sludge ) yang biasanya diperoleh dari proses filter press dari IPAL (Instalasi

Pengolahan Air Limbah), menurut Sunu (2001) dapat dikategorikan sebagai limbah B3

(Bahan Berbahaya dan Beracun) atau tidak. Pembuangan lumpur organik, termasuk

pada industri pulp dan kertas, dapat dibedakan menjadi :

 Metode Pembakaran

Metode pembakaran ini merupakan salah satu cara untuk mencegah

dampak lingkungan yang lebih luas sebelum dilakukan pembuangan akhir.

Page | 12
Beberapa metode yang dapat dilakukan antara lain adalah metode incinerator

basah yang mengoksidasi lumpur organik pada suhu dan tekanan tinggi.

 Metode fermentasi metan dan metode pembusukan

Metode fermentasi metan dilakukan menggunakan tangki fermentasi

sehingga dihasilkan gas metan, sedangkan metode pembusukan akan diperoleh

hasil akhir berupa kompos. Lumpur yang dihasilkan dari pengolahan buangan

pada masa lalu biasanya ditimbun. Akan tetapi sistem ini menimbulkan bau

karena pembusukan dan menyebabkan pencemaran air tanah dan air

permukaan. Sekarang lumpur dihilangkan airnya dan dibakar atau digunakan

sebagai bahan bakar (Rini, 2002).

Pengelolaan dengan Sistem Lumpur Aktif dan Reverse Osmosis

 Lumpur Aktif

Pada umumnya penanganan air limbah industri pulp dan kertas menggunakan

pengolahan sistem lumpur aktif.

Proses pengolahan secara lumpur aktif pada prinsipnya memanfaatkan populasi

mikroorganisme aerobic yang hanya mampu merombak senyawa organik sederhana

menjadi gas CO2 dan H2O (Klopping, 1995)

Sistem Pengelolaan dengan lumpur aktif menggunakan proses biologi yaitu

dengan menggunakan bantuan enzim yang merupakan biopolimer protein yang

tersusun dari serngkaian asam amino dalam komposisi dan susunan rantai yang teratur

dan tetap.

Enzim berfungsi sebagai activator dalam reaksi biokimia dan bersifat spesifik

terhadap substrat sehingga mempermudah proses pemutusan suatu rantai kompleks

Page | 13
tertentu. Beberapa enzim yang diperlukan dalam proses pengolahan yaitu enzim

Xilanase yang berfungsi untuk menghidrolisis polisakarida.

 Reverse Osmosis

Salah satu teknologi membran yang banyak digunakan saat ini yaitu reverse

osmosis (RO). Proses ini merupakan kebalikan dari osmosis. Pada osmosis, pelarut

berpindah dari daerah berkonsentrasi rendah (hipotonik) ke daerah berkonsentrasi

tinggi (hipertonik) sehingga konsentrasi di kedua daerah menjadi berimbang. Proses

ini terjadi secara alami sehingga tidak membutuhkan energi. Berbeda dengan osmosis,

RO terjadi dengan arah yang berlawanan yaitu dari konsentrasi tinggi ke konsentrasi

rendah. Untuk melawan gradien konsentrasi, dibutuhkan energi eksternal berupa

tekanan.

Keunggulan dan Aplikasi Reverse Osmosis

Menurut Ir. Teuku Zulkarnain, MT, kandidat doktor teknik lingkungan Institut

Teknologi Bandung, “ Keunggulan RO yang paling superior dibandingkan metode-

metode pemisahan lainnya yaitu kemampuan dalam memisahkan zat-zat dengan berat

molekul rendah seperti garam anorganik atau molekul organik kecil seperti glukosa

dan sukrosa. Keunggulan lain dari RO ini yaitu tidak membutuhkan zat kimia, dapat

dioperasikan pada suhu kamar, dan adanya penghalang absolut terhadap aliran

kontaminan, yaitu membran itu sendiri. Selain itu, ukuran penyaringannya yang

mendekati pikometer, juga mampu memisahkan virus dan bakteri.

Teknologi RO cocok digunakan dalam pemurnian air minum dan air buangan.

Di bidang industri, teknologi RO dapat digunakan untuk memurnikan air umpan

boiler. Selain itu, karena kemampuannya dalam memisahkan garam-garaman,

Page | 14
teknologi reverse osmosis cocok digunakan dalam pengolahan air laut menjadi air

tawar (desalinasi).”

Pengolahan ini terdiri dari beberapa tahap:

 Pre-treatment untuk memisahkan padatan-padatan yang terbawa oleh umpan.

Padatan-padatan tersebut jika terakumulasi pada permukaan membran dapat

menimbulkan fouling. Pada tahap ini pH dijaga antara 5,5-5,8.

 High pressure pump digunakan untuk memberi tekanan kepada umpan. Tekanan ini

berfungsi sebagai driving force untuk melawan gradien konsentrasi. Umpan dipompa

untuk melewati membran. Keluaran dari membran masih sangat korosif sehingga

perlu diremineralisasi dengan cara ditambahkan kapur atau CO2. Penambahan kapur

ini juga bertujuan menjaga pH pada kisaran 6,8-8,1 untuk memenuhi spesifikasi air

minum.

 Disinfection dilakukan dengan menggunakan radiasi sinar UV ataupun dengan cara

klorinasi. Sebenarnya, penggunaan RO untuk desalinasi sudah cukup jitu untuk

memisahkan virus dan bakteri yang terdapat dalam air. Namun, untuk memastikan air

benar-benar aman (bebas virus dan bakteri), disinfection tetap dilakukan.

Page | 15
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Limbah merupakan suatu barang yang terbuang atau dibuang dari sumber hasil

aktivitas manusia maupun proses-proses alam dan tidak atau belum memiliki nilai

ekonomi atau bahkan memiliki nilai ekonomi yang negatif. Pulp atau bubur kertas

adalah hasil pemisahan serat selulosa dari bahan pencampur (lignin dan pentosa),

pelepasan bulk menjadi serat atau kumpulan serat dengan melalui berbagai proses

pembuatannya (mekanis, semi kimia, kimia). Proses bembuatan bubur kertas (Pulping)

terdiri atas 9 tahap yaitu : Woodyard, baker, chipper, screen, digester, chemical

recovery, blow tank, washing dan bleaching. Adapun proses pembuatan lembaran

kertas dapat diuraikan menjadi 6 bagian atau tahapan, yaitu : pemurnian, pembentukan,

pengepresan, pengeringan, calendar stack dan pope reel. Dampak dari limbah industri

kertas yaitu pencemaran lingkungan dan kesehatan manusia, dampak bagi pencemaran

lingkungan antara lain : Membunuh ikan, kerang, dan invertebrata akuatik lainnya, dan

memasukkan zat kimia karsinogenik dan zat pengganggu aktivitas hormon ke dalam

lingkungan. Untuk proses Pengolahan limbah cair pada industri pulp dan kertas terdiri

atas tahap netralisasi, pengolahan primer, pengolahan sekunder dan tahap

pengembangan.

3.2 Saran

Semoga dengan hadirnya karya ilmiah ini kita bisa mengetahui lebih dekat

tentang pencemaran air oleh limbah industry pabrik sehingga kita bisa selalu menjaga

lingkungan dengan baik agar tidak rusak

Page | 16

Anda mungkin juga menyukai