DISUSUN OLEH:
JURUSAN KEPERAWATAN
2012
A. Pengertian
Meningitis adalah radang pada meningen (membran yang mengelilingi otak dan
medula spinalis) dan disebabkan oleh virus, bakteri atau organ-organ jamur
(Smeltzer, 2001).
B. Klasifikasi
Sering terjadi pada musim dingin, saat terjadi infeksi saluran pernafasan.
Jenis organisme yang sering menyebabkan meningitis bacterial adalah
streptokokus pneumonia dan neisseria meningitis.
2
Klien yang mempunyai kondisi spt: otitis media, pneumonia, sinusitis akut atau
sickle sell anemia yang dapat meningkatkan kemungkinan terjadi meningitis.
Fraktur tulang tengkorak atau pembedahan spinal dapat juga menyebabkan
meningitis . Selain itu juga dapat terjadi pada orang dengan gangguan sistem
imun, spt: AIDS dan defisiensi imunologi baik yang congenital ataupun yang
didapat.
Tubuh akan berespon terhadap bakteri sebagai benda asing dan berespon
dengan terjadinya peradangan dengan adanya neutrofil, monosit dan limfosit.
Cairan eksudat yang terdiri dari bakteri, fibrin dan lekosit terbentuk di ruangan
subarahcnoid ini akan terkumpul di dalam cairan otak sehingga dapat
menyebabkan lapisan yang tadinya tipis menjadi tebal. Dan pengumpulan cairan
ini akan menyebabkan peningkatan intrakranial. Hal ini akan menyebabkan
jaringan otak akan mengalami infark.
Meningitis virus adalah infeksi pada meningen; cenderung jinak dan bisa
sembuh sendiri. Virus biasanya bereplikasi sendiri ditempat terjadinya infeksi
awal (misalnya sistem nasofaring dan saluran cerna) dan kemudian menyebar
kesistem saraf pusat melalui sistem vaskuler.
Ini terjadi pada penyakit yang disebabkan oleh virus spt: campak, mumps,
herpes simplek dan herpes zoster. Virus herpes simplek mengganggu
metabolisme sel sehingga sell cepat mengalami nekrosis. Jenis lainnya juga
mengganggu produksi enzim atau neurotransmitter yang dapat menyebabkan
disfungsi sel dan gangguan neurologic.
c. Meningitis Jamur
3
lain: bisa demam/tidak, sakit kepala, mual, muntah dan menurunnya status
mental.
C. Etiologi
4
Bakteri lainnya yang juga dapat menyebabkan meningitis adalah
Staphylococcus aureus dan Mycobacterium tuberculosis.
Manifestasi Klinik
Aktivitas / istirahat ;Malaise, aktivitas terbatas, ataksia, kelumpuhan, gerakan
involunter, kelemahan, hipotonia
Sirkulasi ;Riwayat endokarditis, abses otak, TD ↑, nadi ↓, tekanan nadi berat,
takikardi dan disritmia pada fase akut
Eliminasi ; Adanya inkontinensia atau retensi urin
Makanan / cairan ; Anorexia, kesulitan menelan, muntah, turgor kulit jelek, mukosa
kering
Higiene ; Tidak mampu merawat diri
Neurosensori ; Sakit kepala, parsetesia, kehilangan sensasi,
“Hiperalgesia”meningkatnya rasa nyeri, kejang, gangguan oenglihatan,
diplopia, fotofobia, ketulian, halusinasi penciuman, kehilangan memori,
sulit mengambil keputusan, afasia, pupil anisokor, , hemiparese, hemiplegia,
tanda”Brudzinski”positif, rigiditas nukal, refleks babinski posistif, refkleks
abdominal menurun, refleks kremasterik hilang pada laki-laki
Nyeri / kenyamanan ; Sakit kepala hebat, kaku kuduk, nyeri gerakan okuler,
fotosensitivitas, nyeri tenggorokan, gelisah, mengaduh/mengeluh
Pernafasan ; Riwayat infeksi sinus atau paru, nafas ↑, letargi dan gelisah
Keamanan ; Riwayat mastoiditis, otitis media, sinusitis, infeksi pelvis, abdomen
atau kulit, pungsi lumbal, pembedahan, fraktur cranial, anemia sel sabit,
imunisasi yang baru berlangsung, campak, chiken pox, herpes simpleks.
Demam, diaforesios, menggigil, rash, gangguan sensasi.
Penyuluhan / pembelajaran ; Riwayat hipersensitif terhadap obat, penyakit kronis,
diabetes mellitus
Patofisiologi
Meningitis bakteri dimulai sebagai infeksi dari oroaring dan diikuti dengan
septikemia, yang menyebar ke meningen otak dan medula spinalis bagian atas.
Faktor predisposisi mencakup infeksi jalan nafas bagian atas, otitis media,
mastoiditis, anemia sel sabit dan hemoglobinopatis lain, prosedur bedah saraf baru,
trauma kepala dan pengaruh imunologis. Saluran vena yang melalui nasofaring
5
posterior, telinga bagian tengah dan saluran mastoid menuju otak dan dekat saluran
vena-vena meningen; semuanya ini penghubung yang menyokong perkembangan
bakteri.
Organisme masuk ke dalam aliran darah dan menyebabkan reaksi radang di
dalam meningen dan di bawah korteks, yang dapat menyebabkan trombus dan
penurunan aliran darah serebral. Jaringan serebral mengalami gangguan
metabolisme akibat eksudat meningen, vaskulitis dan hipoperfusi. Eksudat purulen
dapat menyebar sampai dasar otak dan medula spinalis. Radang juga menyebar ke
dinding membran ventrikel serebral. Meningitis bakteri dihubungkan dengan
perubahan fisiologis intrakranial, yang terdiri dari peningkatan permeabilitas pada
darah, daerah pertahanan otak (barier oak), edema serebral dan peningkatan TIK.
Pada infeksi akut pasien meninggal akibat toksin bakteri sebelum terjadi
meningitis. Infeksi terbanyak dari pasien ini dengan kerusakan adrenal, kolaps
sirkulasi dan dihubungkan dengan meluasnya hemoragi (pada sindromWaterhouse-
Friderichssen) sebagai akibat terjadinya kerusakan endotel dan nekrosis pembuluh
darah yang disebabkan oleh meningokokus.
PATHWAY
BAKTERI MASUK TUBUH
PENINGKATAN SET-POINT
MELEPASKAN SUBSTANSI VASOAKTIF HIPERTERMI
TERMOSTAT HIPOTALAMUS
HAMBATAN SUPLAY
EDEMA DARAH KE OTAK ALIRAN DARAH KE OTAK ↓ HIPOKSIA
EXUDASI PADA OTAK HIPOKSIA
TINGKAT KESADARAN ↓
CAIRAN SEREBROSPINALIS ↑ TINGKAT KESADARAN ↓
TEKANAN INTRA KRANIAL ↑ REGANGAN PADA SINUS VENOSUS DAN DAERAH DURA NYERI KEPALA
6
REAKSI MOTORIK OTOMATIS
MUAL, MUNTAH
SUMBER : WONG (2003) DAN PILLITTERI (1999)
Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan laboratorium yang khas pada meningitis adalah analisa cairan otak.
Analisa cairan otak diperiksa untuk jumlah sel, protein, dan konsentrasi glukosa
Lumbal Pungsi
Lumbal pungsi biasanya dilakukan untuk menganalisa hitung jenis sel dan
protein.cairan cerebrospinal, dengan syarat tidak ditemukan adanya peningkatan
TIK. Lumbal punksi tidak bisa dikerjakan pada pasien dengan peningkatan tekanan
tintra kranial..
Meningitis bacterial : tekanan meningkat, cairan keruh/berkabut, leukosit dan
protein meningkat, glukosa menurun, kultur posistif terhadap beberapa jenis
bakteri.
Meningitis Virus : tekanan bervariasi, CSF jernih, leukositosis, glukosa dan protein
normal, kultur biasanya negative.
Kaku kuduk pada meningitis bisa ditemukan dengan melakukan pemeriksaan
fleksi pada kepala klien yang akan menimbulkan nyeri, disebabkan oleh adanya
iritasi meningeal khususnya pada nervus cranial ke XI, yaitu Asesoris yang
mempersarafi otot bagian belakang leher, sehingga akan menjadi hipersensitif dan
terjadi rigiditas.
Sedangan pada pemeriksaan Kernigs sign (+) dan Brudzinsky sign (+)
menandakan bahwa infeksi atau iritasi sudah mencapai ke medulla spinalis bagian
bawah.
Pemeriksaan darah ini terutama jumlah sel darah merah yang biasanya
meningkat diatas nilai normal.Serum elektrolit dan serum glukosa dinilai untuk
mengidentifikasi adanya ketidakseimbangan elektrolit terutama hiponatremi.
Kadar glukosa darah dibandingkan dengan kadar glukosa cairan otak. Normalnya
kadar glukosa cairan otak adalah 2/3 dari nilai serum glukosa dan pada pasien
meningitis kadar glukosa cairan otaknya menurun dari nilai normal.
Glukosa serum : meningkat (meningitis)
7
LDH serum : meningkat (meningitis bakteri)
Sel darah putih : sedikit meningkat dengan peningkatan neutrofil (infeksi bakteri)
Elektrolit darah : Abnormal .
ESR/LED : meningkat pada meningitis
Kultur darah/ hidung/ tenggorokan/ urine : dapat mengindikasikan daerah pusat
infeksi atau mengindikasikan tipe penyebab infeksi
MRI/ skan CT : dapat membantu dalam melokalisasi lesi, melihat ukuran/letak
ventrikel; hematom daerah serebral, hemoragik atau tumor
Ronsen dada/kepala/ sinus ; mungkin ada indikasi sumber infeksi intra cranial
Arteriografi karotis : Letak abses
8
Untuk setiap mikroorganisme penyebab meningitis :
Antibiotik Organisme
Gentamicyn Klebsiella
Pseudomonas
Proleus
Chlorampenikol Haemofilus
Influenza
9
meningitis, adapun vaccine yang telah dikenal sebagai pencegahan terhadap
meningitis diantaranya adalah ;
Haemophilus influenzae type b (Hib)
Pneumococcal conjugate vaccine (PCV7)
Pneumococcal polysaccharide vaccine (PPV)
Meningococcal conjugate vaccine (MCV4)
ASUHAN KEPERAWATAN MENINGITIS
A. Pengkajian
a. Identitas pasien.
Harus ditanya dengan jelas tetang gejala yang timbul seperti sakit
kepala, demam, dan keluhan kejang. Kapan mulai serangan, sembuh
atau bertambah buruk, bagaimana sifat timbulnya, dan stimulus apa
yang sering menimbulkan kejang.
Riwayat sakit TB paru, infeksi jalan napas bagian atas, otitis media,
mastoiditis, tindakan bedah saraf, riwayat trauma kepala dan adanya
pengaruh immunologis pada masa sebelumnya perlu ditanyakan pada
pasien. Pengkajian pemakaian obat obat yang sering digunakan pasien,
seperti pemakaian obat kortikostiroid, pemakaian jenis jenis antibiotic
dan reaksinya (untuk menilai resistensi pemakaian antibiotic).
e. Riwayat psikososial
10
f. Pola kebiasaan sehari-hari
1. Aktivitas / istirahat
2. Sirkulasi
Gejala : adanya riwayat kardiologi, seperti endokarditis, beberapa
penyakit jantung Conginetal (abses otak).
3. Eliminasi
5. Hygiene
Tanda : Ketergantungan terhadap semua kebutuhan perawatan diri
(pada periode akut)
6. Neurosensori
Gejala : sakit kepala (mungkin merupan gejala pertama dan biasanya
berat) . Pareslisia, Terasa kaku pada semua persarafan yang terkena,
11
kehilangan sensasi (kerusakan Pada saraf cranial). Hiperalgesia /
meningkatnya sensitifitas (minimitis) . Timbul Kejang (minimitis
bakteri atau abses otak) gangguan dalam penglihatan, seperti
Diplopia (fase awal dari beberapa infeksi). Fotopobia (pada
minimtis). Ketulian (pada minimitis / encephalitis) atau mungkin
hipersensitifitas terhadap kebisingan, Adanya hulusinasi penciuman /
sentuhan.
Tanda :
12
i. Regiditas muka (iritasi meningeal)
7. Nyeri / Kenyamanan
8. Pernapasan
Gejala : Adanya riwayat infeksi sinus atau paru
9. Keamanan
Gejala :
Tanda :
13
c. Gangguan sensoris
B. Diagnosa Keperawatan
C. Intervensi
INTERVENSI RASIONAL
Pantau dan catat secara teratur Terapi obat akan diberikan terus
tanda-tanda klinis dari proses menerus selama lebih 5 hari
infeksi. setelah suhu turun (kembali
normal) dan tanda-tanda klinisnya
14
jelas. Timbulnya tanda klinis terus
menerus merupakan indikasi
perkembangan dari
meningokosemia akut yang dapat
bertahan sampai berminggu
minggu / berbulan bulan atau
penyebaran pathogen secara
hematogen / sepsis.
Intervensi
15
INTERVENSI RASIONAL
16
3. Resiko tinggi terhadap trauma berhubungan dengan kelemahan
umum.
Intervensi
INTERVENSI RASIONAL
17
4. Nyeri ( akut ) berhubungan dengan adanya proses inflamasi /
infeksi.
Intervensi
INTERVENSI RASIONAL
18
sampai pada tingkat dapat diatasi.
Intervensi
INTERVENSI RASIONAL
19
melindungi pasien dri rasa malu.
DAFTAR PUSTAKA
20
Behrman, Richard. E. 1992. Ilmu Kesehatan. Bagian 2. Jakarta : EGC
21