Anda di halaman 1dari 28

KAJIAN FUNGSI MANAJEMEN KEPERAWATAN DI RUANG WIJAYA KUSUMA

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Praktek keperawatan profesional yang diterapkan di rumah sakit diharapkan dapat
memperbaiki asuhan keperawatan yang diberikan untuk pasien dimana lebih diutamakan
pelayanan yang bersifat interaksi antar individu. Pernyataan tersebut juga sesuai dengan ciri-
ciri dari pelayanan keperawatan profesional yaitu memiliki otonomi, bertanggung jawab dan
bertanggung gugat (accountability), menggunakan metode ilmiah, berdasarkan standar
praktik dan kode etik profesi, dan mempunyai aspek legal. MPKP merupakan suatu praktek
keperawatan yang sesuai dengan kaidah ilmu menejemen modern dimana kaidah yang
dianut dalam pengelolaan pelayanan keperawatan di ruang MPKP adalah pendekatan yang
dimulai dengan perencanaan. Perencanaan di ruang MPKP adalah kegiatan perencanaan
yang melibatkan seluruh personil (perawat) ruang MPKP mulai dari kepala ruang, ketua tim
dan anggota tim (perawat asosiet). Dalam menerapkan praktek keperawatan profesional
karena bisa memberikan asuhan keperawatan yang terbaik kepada klien namun karena
berbagai kendala terutama reward yang belum didapatkan dan dirasakan oleh perawat
MPKP maka menjadikan motivasi dari perawat menurun dan tidak bersemangat dalam
menerapkan MPKP.
Pelayanan keperawatan yang diberikan di ruang MPKP memiliki pedoman dan
dasar yang dapat dipertanggungjawabkan bukan atas dasar kehendak perawat sendiri dimana
pelayanan yang diberikan disesuaikan dengan masalah pasien sehingga asuhan keperawatan
yang diberikan dapat efektif dan efisien sesuai sasaran masalah yang terjadi pada pasien.
Asuhan keperawatan yang diberikan pada pasien yaitu meliputi pelayanan bio-psiko-sosial-
spiritual jadi meliputi segala aspek kehidupan dari pasien tersebut baik dari kesehatan
fisik/jasmaninya, pikirannya, interaksi sosialnya maupun keagamaannya. Manajemen
keperawatan adalah proses pelaksanaan pelayanan keperawatan melalui upaya staf
keperawatan untuk memberikan asuhan keperawatan, pengobatan dan rasa aman kepada
pasien, keluarga dan masyarakat (Gillies, 1989). Kita ketahui disini bahwa manajemen
keperawatan adalah suatu tugas khusus yang harus dilaksanakan oleh pengelola keperawatan
untuk merencanakan, mengorganisasikan, mengarahkan serta mengawasi sumber – sumber
yang ada, baik sumber daya maupun dana sehingga dapat memberikan pelayanan
keperawatan yang efektif baik kepada pasien, keluarga dan masyrakat.
Program pendidikan ners pada stase manajemen keperawatan ini merupakan suatu
kegiatan belajar yang memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk dapat
mengaplikasikan konsep atau teori yang telah didapat dalam pendidikan formal dalam
kenyataan di lapangan untuk mengelola suatu sistem pelayanan keperawatan maupun asuhan
keperawatan.berdasarkan latar belakang di atas maka mahasiswa melakukan praktek
manajemen keperawatan di bangsal Larasati (XI) RSJD Dr. Amino Gondohutomo Semarang
untuk mendapatkan pengalaman dalam mengidentifikasi masalah, menganalisa, dan
merumuskan masalah sehingga dapat dirumuskan alternatif pemecahan masalah dan
mengelola bersama-sama pelayanan keperawatan maupun dalam memberikan asuhan
keperawatan kepada klien melalui tahapan pengkajian sampai dengan evaluasi.

B. Tujuan
1. Tujuan Umum :
Setelah melaksanakan Praktik manajemen keperawatan, mahasiswa diharapkan dapat
menerapkan prinsip-prinsip manajemen keperawatan dengan menggunakan Model
Asuhan Keperawatan Profesional (MAKP), secara bertanggung jawab dan menunjukan
sikap kepemimpinan yang professional serta langkah-langkah manajemen keperawatan
2. Tujuan Khusus :
Setelah menyelesaikan kegiatan praktek kepemimpinan dan manajemen, peserta mampu
a. Melaksanakan pengkajian di Ruang rawat inap keperawatan.
b. Melaksanakan analisis situasi dan identifikasi masalah manajemen keperawatan
c. Melakukan kegiatan manajemen keperawatan diruangan dalam bentuk :
1) Mampu membuat fungsi perencanaan model praktek keperawatan professional
di ruangan antara lain:
a) Mampu membentuk rumusan filosofi, visi dan misi ruangan
b) Mampu membuat kebijakan kerja diruangan
c) Mampu menyiapkan perangkat kegiatan model praktek keperawatan
professional diruangan
d) Mampu mengembangkan sistem informasi manajeman keperawatan
dirungan dalam menerapkan model praktek keperawatan professional
2) Mampu melaksanakan fungsi pengorganisasian di ruangan model praktek
keperawatan professional antara lain :
a) Membuat struktur organisasi di ruang model praktek keperawatan
professional
b) Membuat daftar dinas ruangan berdasarkan Tim di ruang model praktek
keperawatan professional
c) Membuat daftar pasien berdasarkan Tim di ruang model praktek
keperawatan professional
3) Melaksanakan fungsi pengarahan dalam ruangan di ruangan model praktek
keperawatan professional antara lain :
a) Mampu menerapkan pemberian motivasi
b) Mampu membentuk manajemen konflik
c) Mampu melakukan supervisi
d) Mampu melakukan pendelegasian dengan baik
e) Mampu melakukan komunikasi efektif antara lain :
1) Operan
2) Pre konference
3) Post konference
4) Ronde keperawatan
5) Supervisi Keperawatan
6) Discharge planning
7) Dokumentasi Keperawatan.
4) Melaksanakan fungsi pengendalian dalam bentuk audit hasil di ruangan model
praktek keperawatan professional antara lain :
a) Mampu memperhitungkan (BOR: bed occupancy rate), yaitu pemakaian
tempat tidur pada satu satuan waktu tertentu
b) Mampu menghitung (ALOS: average length of stay), yaitu rata-rata lama
rawat seorang pasien
c) Mampu menghitung (TOI: turn over interval), rata-rata hari tempat tidur tidak
ditempati dari saat diisi ke saat terisi berikutnya
d) Mampu menghitung Kejadian infeksi nosokomial
e) Mampu menghitung Kejadian cedera
f) Mampu melakukan Audit dokumentasi asuhan keparawatan
g) Mampu melakukan Survey masalah baru
h) Mampu menganalisis kepuasan pasien dan keluarga

3. Manfaat

1. Bagi pasien
Dengan adanya program MPKP di Rumah Sakit diharapkan pasien merasakan pelayanan
yang optimal, serta mendapat kenyamanan dalam pemberian asuhan keperawatan
sehingga tercapai kepuasan klien yang optimal.
2. Bagi perawat
a. Tercapainya tingkat kepuasan kerja yang optimal.
b. Terbinanya hubungan antara perawat dengan perawat, perawat dengan tim kesehatan
yang lain, dan perawat dengan pasien serta keluarga.
c. Tumbuh dan terbinanya akuntabilitas dan disiplin diri perawat.
d. Meningkatkan profesionalisme keperawatan.

3. Bagi rumah sakit


a. Mengetahui masalah-masalah yang ada di ruang perawatan yang berkaitan dengan
pelaksanaan asuhan keperawatan professional.
b. Dapat menganalisis masalah yang ada dengan metode SWOT serta menyusun rencana
strategi.
c. Mempelajari penerapan Model Asuhan Keperawatan Profesional (MPKP) secara
optimal.
4. Bagi Mahasiswa
Mengerti dan memahami penerapan atau aplikasi MPKP di dalam Rumah Sakit.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Planning
Sebuah proses yang dimulai dengan merumuskan tujuan organisasi,sampai dengan
menyusun dan menetapkan rangkaian kegiatan untuk mencapainya. Melalui perencanaan
akan ditetapkannya tugas-tugas staf. Dengan tugas ini seorang pemimpin akan mempunyai
pedoman untuk melakukan supervisi dan evaluasi serta menetapkan sumber daya yang akan
dibutuhkan oleh staf dalam menjalankan tugas – tugasnya.

B. Organizing
Adalah rangkaian kegiatan menajemen untuk menghimpun semua sumber daya (potensi)
yang dimiliki oleh organisasi dan memanfaatkannya secara efisien untuk mencapai tujuan
organisasi

C. Actuating
Merupakan suatu proses memberikan bimbingan kepada staff agar mereka mampu bekerja
secara optimal dam melakukan tugas-tugasnya sesuai dengan ketrampilan yang mereka
miliki sesuai dengan dukungan sumber daya yang tersedia

D. Kontroling
Adalah proses mengamati secara terus menerus pelaksanaan rencana kerja yang sudah
disusun dan mengadakan koreksi terhadap penyimpangan yang terjadi.
BAB III

ANALISA SITUASIONAL

1. Profil Rumah Sakit

a. Sejarah rumah sakit

Nama Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Sunan Kalijaga Demak sudah
tidak asing bagi masyarakat Demak dan sekitarnya. Dari namanya, RSUD Sunan
Kalijaga mencerminkan identitas Demak sebagai Kota Wali.
Nama “Kalijaga” pada RSUD ini tidak sekali jadi. Di balik nama RSUD Sunan
Kalijaga terdapat rentetan cerita dan perjuangan panjang untuk memberikan nama
final yang dipakai hingga sekarang ini: RSUD Sunan Kalijaga.Jln. Sultan Fatah
Nomor 669/50 Demak, yang kini merupakan lokasi RSUD Sunan Kalijaga
Demak, dulu dikenal dengan Jalan Daendels. Dinamakan Jalan Daendels, karena
dibuat oleh Gubernur Jenderal Hindia Belanda Daendels. Semua ruas jalan dari Anyer-
Panarukan dulu juga disebut Jalan Daendels, tak terkecuali di jalur pantura
Demak. Rumah Sakit ini dulu terletak di Mangunjuwan, Kecamatan Demak Demak,
Kabupaten Demak.Rumah sakit kelas C di Demak ini mulanya dibangun oleh
Pemerintah Belanda pada tahun 1938, lokasinya di Sekolahan Ongko Loro. Pada saat
itu rumah sakit ini statusnya adalah Balai Kesehatan yang hanya di layani oleh seorang
mantri juru rawat.Sekitar tahun 1940, rumah sakit ini secara dominan melayani korban
perang dan pegawai setempat. Sesuai kondisi sosiokultural masyarakat Demak saat itu
belum mengenal rumah sakit. Mereka masih mengandalkan obat-obat tradisional
untuk mengatasi penyakit.Tahun 1946, Balai Kesehatan di Demak ini baru memiliki
dokter, yaitu dr. Sastro. dr. Sastro ditugaskan oleh Jawatan Kesehatan Jawa Tengah.
Dia hanya datang dua kali dalam seminggu. dr. Sastro sendiri kemudian diangkat oleh
Kepala Departemen Van Gezondheid Semarang menjadi Kepala Balai Kesehatan
ini.Belum ada catatan yang pasti, namun berdasarkan dokumen yang ditemukan oleh
Tim Pencari Fakta 1999, Balai Kesehatan ini resmi berstatus sebagai rumah sakit pada
tanggal 1 Juni 1949. Kemudian tanggal 1 Juni diputuskan sebagai hari RSUD Sunan
Kalijaga Demak, dan diperingati setiap tahun.
Status nama RSUD Sunan Kalijaga Demak berturut-turut adalah sebagai berikut:

 Balai Kesehatan (1938)


 Rumah Sakit Umum Kabupaten (1949)
 Rumah Sakit Umum Demak Daerah Tingkat II Demak Kelas D (1979).
 Rumah Sakit Umum Daerah Tingkat II Demak Kelas C (1993).
 Rumah Sakit Umum Daerah Bhakti Karya Husada (1997).
 Rumah Sakit Umum Daerah Sunan Kalijaga (2008).

Perubahan nama dari RSUD Bhakti Karya Husada ke RSUD Sunan Kalijaga karena
dipandang nama “Bhakti Karya Husada” belum mencerminkan identitas Demak
sebagai kota wali. Perubahan nama menjadi RSUD Sunan Kalijaga dilakukan pada
tahun 2002, namuan legalitas secara hukum perubahan itu dilakukan sejak tahun 2008
dengan dasar Perda Nomor 7 tahun 2008.

b. Tipe rumah sakit

RSU Sunan Kalijaga adalah rumah sakit negeri kelas C. Rumah sakit ini
mampu memberikan pelayanan kedokeran spesialis terbatas. Rumah sakit ini juga
menampung pelayanan rujukan dari puskesmas. Tempat ini tersedia 229 tempat tidur
inap, lebih banyak dibanding setiap rumah sakit di Jawa Tengah yang tersedia rata-rata
56 tempat tidur inap.Dengan 53 dokter, rumah sakit ini tersedia lebih banyak
dibanding rata-rata rumah sakit di Jawa Tengah.46 dari 229 tempat tidur di rumah
sakit ini berkelas VIP keatas.

c. Lokasi rumah sakit

Lokasi Rumah sakit umum sunan Kalijaga demak terletak di Jl. Sultan FatahJl.
Sultan FatahNo. 669/50, Kec. Demak, Kabupaten Demak, Jawa Tengah, Indonesia.

d. Pelayanan yang di berikan rumah sakit

 Pelayanan Medis
 Pelayanan Penunjang
 Medical Check Up
 Dokter Umum
 Dokter Gigi
 Dokter Spesialis / Sub-Spesialis
 Anak
 Bedah
 Kebidanan & Kandungan
 Penyakit Dalam
 Syaraf
 THT
 Mata
 Kult & Kelamin
 Rehabiliasi Medik
 Laboratorium Patologi Klinik
 X-Ray
 USG
 ECG
 EEG
 Konsultasi Gizi
 Farmasi
 Fasilitas
 UGD 24 Jam
 Rawat Jalan
 Rawat Inap
 Kamar Bedah
 ICU

e. Struktur organisasi rumah sakit/ruangan

f. Alur pelayanan

Proses pelayanan dimulai dari pendaftaran di TPPRJ jika pasien baru


petugasmemberikan nomor rekam medis dahulu dan apabila pasien lama petugas
langsung mencarikan pasien sesuai nomor rekam medis pasien tersebut. Selanjutnya
dikirim ke poliklinik yang akan dituju oleh masing – masing pasien.

g. Jumlah kunjungan pasien rawat jalan


B. Hasil Pengkajian

Berdasarkan pengkajian yang dilakukan mulai tanggal 18 Juli 2016 melalui pendekatan
penyebaran dan pengisian kuesioner, observasi serta wawancara kepada kepala Bidang
Kperawatan, Kasi Keperawatan, low manajer/ kepala ruang, perawat, serta pasien diperoleh data
:

A. Pengkajian Input
a. Man
1. Recruitmen
Recruitment untuk tenaga PNS di tentukan dari provinsi, sedangkan BLUD
bekerjasama BKD.
2. Penempatan
Penempatan sesuai dengan hasil kompetensi perawat. Di kewenangan klinis
perawat yang dilakukan oleh bidang keperawatan, di lakukan roling sesuai
kompetensi berdasarkan kebutuhan dan pelayanan.

3. Struktur Organisasi keperawatan di Ruangan

Ka. Irna

Kepala ruang

Primary nurse (katim ) I Primary nurse (katim ) II

Perawat pelaksana
Perawat pelaksana

4. Komposisi Ketenagaan keperawatan


1. Jumlah tenaga kerja di ruang wijaya kusuma sebanyak 14 perawat terdiri dari
satu kepala ruang, dua ketua tim dan 14 perawat pelaksana
2. Tingkat pendidikan
D4 kebidanan : 1 orang
D3 kebidanan : 1 orang
D3 keperawatan : 10 orang
S1 keperawatan : 6 orang
S1 Ners : 2 orang
SMA : 1 orang
b. Material

Berdasarkan asil observasi dan lisu alat-alat yang ada di ruang wijaya kusuma pada tanggal 18
Juli 2016 didapat data sebagai berikut :

1) Sarana dan fasilitas ruang Wijaya Kusuma


a) Fasilitas untuk pasien
 1 tempat tidur
 1 almari pasien
 1 kursi
 1 televisi
 1 AC
 1 lemari es
 Kamar mandi di dalam

b) Fasilitas untuk petugas kesehetan


 Ruang perawat,terbagi dengan ruang dkter
 Ruang administrasi
 1 kamar mandi
 Gudang

2) Daftar inventaris alat medis & Nn Medis Ruang Wijaya Kusuma


a) Intervensi alat kesehatan
Kondisi Baik /
No Aset Ruangan Volume
Rusak
1 Manometer oksigen 15 15/0
2 Gluko DR 0 0
3 Bed side cabinet 15 15/0
4 Ambu bag dewasa 0 0
5 Bed side monitor 0 0
6 Stetoscope dewasa 3 3/0
7 Tensimeter berdiri 0 0
8 Thermometer digital 5 5/0
9 Kereta dorong oksigen 0 0
10 Lampu pembaca rontgen 1 1/0
11 Kursi roda 1 1/0
12 Tempat tidur roda 15 Cukup
13 Tempat tidur berpenghalang 15 Cukup
14 Troli 1 1/0
15 Tromol sedang 2 2/0
16 Pispot 15 15/0
17 Urinal 15 15/0
18 Alat ganti balut set 1 1/0
19 Tong spatel 1 1/0
20 ECG 1 1/0
21 Standar infus 15 15/0
22 Baskom 15 15/0
23 Kom sedang 1 1/0
24 Tempat sputum 0 0

b) Intervensi linen
Kondisi Baik /
No Aset Ruangan Volume
Rusak
1 Sprie biru 2 0
2 Sprie hijau 24 0
3 Sprie kembang 100 0
4 Selimut kembang 45 0
5 Sarung bantal 82 0
6 Perlak 36 0
7 Baju operasi pasien 5 0
8 Handuk 8 0
9 Handuk kecil 10 0
10 Korden 19 0

c) Alat non medis


No Alat Jumlah terpakai Jumlah tidak terpakai
1 TV 16 0
2 AC kamar 16 0
3 Kulkas 16 0
4 Lemari pasien 15 0
5 Meja tempat TV 15 0
6 Gayung kamar mandi 16 0
7 Jemuran pasien 15 0
8 Tempat sampah pasien 16 0
9 Tempat sampah medis 1 0
10 Bantal 15 0
11 Guling 15 0
12 Kursi tunggu 34 0
13 Loker linen 1 0
14 Lemari tenun 1 0
15 Keset 16 0
16 Jam dinding 16 0
17 Kursi bus pasien 15 0
18 Taplak meja 4 0

c. Metode

1. Metode pelayanan asuhan keperawatan


Asuhan keperawatan merupakan proses atau rangkaian kegiatan pada praktik
keperawatan yang diberikan secara langsung kepada klien/pasien di berbagai
tatanan pelayanan kesehatan. Dilaksanakan berdasarkan kaidah-kaidah
keperawatan sebagai suatu profesi yang berdasarkan ilmu dan kiat
keperawatan,bersifat humanistic,dan berdasarkan pada kebutuhan objektif klien
untuk mengatasi masalah yang dihadapi klien. Di ruang Wijaya Kusuma
menggunakan metode pelayanan asuhan keperawatan primer
2. Overan
Overan merupakan suatu cara dalam menyampaikan dan menerima suatu (
laporan ) yang berkaitan dengan keadaan klien atau pasien. Di ruang Wijaya
Kusuma overan sudah dilakukan tiap pergantian sift.
3. Ronde keperawatan
Suatu kegiatan yang bertujuan untuk mengatasi masalah keperawatan klien yang
dilaksanakan oleh perawat, disamping pasien dilibatkan untuk membahas dan
melaksanakan asuhan keperawatan akan tetapi pada kasus tertentu harus
dilakukan oleh perawat primer atau konselor, kepala ruangan, perawat associate
yang perlu juga melibatkan seluruh anggota tim. Di ruang Wijaya Kusuma ronde
keperawatan di laksanakan dengan baik tiap pergantian sift.
4. Pendokumentasian keperawatan
Dokumentasi keperawatan merupakan salah satu bentuk upaya membina dan
mempertahankan akontabilitas perawat dan keperawatan. Pelaksanaan
dokumentasi proses keperawatan juga sebagai salah satu alat ukur untuk
mengetahui, memantau dan menyimpulkan suatu pelayanan asuhan keperawatan
yang diselenggarakan di rumah sakit. Dokumentasi keperawatan dilakukan setiap
pelayanan asuhan keperawatan.
5. Perencanaan pasien pulang
Untuk perencanaan pulang, pada pasien yang telah di sesuaikan dengan advis
dokter
d. Money
1. Sumber
Berdasarkan wawancara dengan kepala Ruang sumber dana ruangan diambil dari
APBN , APBD dan BLU
2. Pengaturan Alokasi Dana
Berdasarkan wawancara dengan kepala ruang Wijaya Kusuma didapatkan hasil
bahwa semua kebutuhan pasien dan kebutuhan ruangan sudah dikelola dari pihak
RS sehingga dalam pengadaan sarana dan prasarana sesuai dengan yang
dianggaran tahunan RS dan jika ada kebutuhan diluar kebutuhan yang telah
ditentukan pihak RS maka ruangan akan mengajukan proposal permohonan dana
untuk keperluan tersebut.
e. Market
Pelanggan yang menggunakan jasa pelayanan kesehatan di RS terdiri dari internal
(karyawan Rumah Sakit), dan eksternal ( asuransi, calon legislatif, calon mahasiswa,
mahasiswa dokter, mahasiswa perawat, mahasiswa rekam medis, mahasiswa
apoteker).

PELAYANAN RAWAT INAP

1. Ruang perawatan
Terdapat 15 kamar rawat inap
2. Segmen pasar rawat inap berdasarkan kepesertaan
Kepesertaan disekitar wilayah RSJD dr. Amino Gondohutomo terdiri dari internal
(karyawan Rumah Sakit), dan eksternal ( asuransi, calon legislatif, calon mahasiswa,
mahasiswa dokter, mahasiswa perawat, mahasiswa rekam medis, mahasiswa apoteker,
mahasiswa psikologi).
3. Data indicator
4. Grafik BOR
5. BOR ruang perawatan
6. BOR kelas perawatan
B. Pengkajian Proses
a. Visi Misi RS
Di ruang Wijaya Kusuma tidak memiliki visi misi, visi dan misi mengacu Visi dan
Misi RS
Visi : Menjadi Rumah Sakit Pilihan Utama Masyarakat Wilayah Utara Jawa Tengah
Misi :
1. Mengutamakan kepuasan pelanggan sesuai standar pelayanan rumah sakit
2. Mengembangkan pelayanan trauma center dan rumah sakit jemput pasien
3. Mengembangkan sumber daya manusia secara berkelanjutan
4. Menciptakan suasana dan lingkungan rumah sakit yang aman dan nyaman
5. Menjalin kerjasama antar mitra kerja

b. Perencanaan Ruangan
Dari hasil wawancara dan kuesioner menunjukkan kepala ruang sudaj melakukan
perencanaan hal ini ditunjukkan dengan presentasi hasil kuesioner. Tetapi didalam
perencanaan tersebut belum terstruktur secara optimal , dari hasil wawancara
didapatkan :
1) Tidak adanya visi-misi di masing-masing ruang keperawatan
2) Perencanaan pengembangan SDM keperawatan dengan jumlah tenaga
keperawatan yang masih kurang dibandingkan dengan ratio jumlah pasien ,
perencanaan untuk pengembangan peningkatan kemampuan kerja melalui
pelatihan/ pendidikan tambahan
3) Perencanaan pengembangan sarana dan prasarana ruangan keperawatan dengan
data kuesioner antara lain :
a. Berapa persen peralatan di Ruangan yang dinyatakan belum lengkap
b. Berapa persen jumlah alat yang tersedia belum sesuai dengan ratio pasien
c. Pengorganisasian
Metode yang digunakan asuhan keperawatan di RSUD perolehan data dari
pengkajian :
1. Ruangan menggunakan metode asuhan kepertawatan tim
2. Pengorganisasian ketenagaan berdasarkan klasifikasi pasien :
Tidak ada klasifikasi antara tiap-tiap pasien, karena perawat jaga mengelola
semua pasien yang ada di ruangan.
3. Jadwal Dinas
Pembagian shift menjadi shift pagi, siang dan malam
4. Beban kerja perawat dalam memberikan asuhan keparawatan
Tidak ada tingkat beban perawat dalam memberikan asuhan keperawatan.
d. Pengarahan
1. Motivasi
Motivasi karu R. Wijaya Kusuma kepada semua anggota di dalam ruangan baik
terhadap PP maupun tenaga kebersihan secara langsung atau tidak langsung.
2. Manajemen Konflik
Mengatasi konflik dengan staf dengan komunikasi yang baik. Jika bisa
diselesaikan diruangan tidak harus naik ke bidang keperawatan
e. Pengawasan
1) Supervisi
a) Rencana pelaksanaan supervisi untuk perawat ruangan terjadwalkan
b) Belum adanya pendokumentasian yang dilakukan oleh Karu terhadap
perawat ruangan
f. Pengendalian
1. Standar kinerja sudah ada untuk ruangan sesuai dengan SKP
2. Pengukuran prestasi kerja dilakukan 6 bulan sekali , tetapi belum ada kegiatan
reward terhadap kerja perawat dan staf dalam bentuk financial maupun non-financial (
misal : perawat terbaik tahun 2015, diikutsertakan pelatihan, pendidikan tambahan )
C. Pengkajian Output
a. Keputusan keluarga atau pasien yang di rawat di ruang wijaya kusuma

Tingkat kepuasaan pasien


Bulan Sarana dan
Perawat Dokter Gizi
Prasarana
Oktober 86,7 % 77,1 % 77 % 66,7 %

b. Pendokumentasian keperawatan
1. Pengkajian
Pada pendokumentasian aspek penkajian dari 15 rekam medis didapat hasil sebesar
85% belum terisi lengkap, sehingga perlu di lakukan pengkajian yang lebih baik agar
memenuhi syarat yang ada dalam suatu pengkajian. Berdasarkan rekam medis yang
tidak lengkap tersebut di temukan tidak dilakukan pengkajian pada data bio- psiko-
sosial-spiritual
2. Diagnose
Pada pendokumentasian aspek dignosa dari 15 rekam medis didapat hasil sebesar
15% yang sudah terisi lengkap, sedangkan sebesar 85% masih belum lengkap dimana
terdapat diagnose resiko dan belum mencantumkan diagnose keperawatan.
3. Perencanaan
Pada pendokumentasian aspek perencanaan dari 15 sempel rekam medis didapat hasil
sebesar 85% rekam medis yang sudah terisi lengkap, sedangkan sebessar 85% yang
masih belum lengkap pengisiannya, dimana sebagian besar perencanaan yang di buat
tidak ada melibatkan keluarga, dalam perencanaan yang di buat tanpa ada
pendokumentasian tujuan intervensi, kriteria hasil, kriteria waktu tidak ditulis pada
kolom khusus tujuan.
4. Tindakan
Pada pendokumentasian aspek tindakan keperawatan dari 15 rekam medis didapatkan
hasil sebesar 85% rekam medis yang dalam pengisiannya sudah lengkap sedangkan
sebesar 15% yang masih belum lengkap pengisiannya.
5. Evaluasi
Bedasarkan hasil observasi pendkumentasian aspek evaluasi dari 15 rekam medis
didapatkan hasil sebesar 85% mencantumkan SOAP.
c. Produktivitas kinerja ruangan VIP B (Wijaya Kusuma) tahun 2013
No Indikator Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agt Sept
1 BOR (%) 74,4 81,9 87 98,55 89 76,44 81,37 85,37 79,77
2 LOS (Hr) 3,28 4 3,25 3,31 3,36 3,26 2,41 3,18 3
3 TOI 0,98 0,8 0,46 0,35 0,42 0,89 0,63 2,59 0,66
4 BTO (X) 8,2 6,33 8,6 8,73 8 7,93 8,86 6,73 9

KERANGKA KAJIAN FUNGSI MANAJEMEN KEPERAWATAN DI RUANGAN

A. Visi Misi Ruangan


a. Visi
Mewujudkan ruangan Wijaya Kusuma / VIP sebagai pilihan utama rawat inap
b. Misi
1. Menyelenggarakan pelayanan keperawatan secara paripurna
2. Melaksanakan proses perubahan terus menerus dalam pemenuhan kebutuhan
pelayanan prima
c. Motto
Kepuasan pasien adalah kebanggaanj kami
B. Fungsi Manajemen Kepala Ruangan
1. Data Biografi
a. Umur : 36 tahun
b. Pendidikan : Sarjana Keperawatan Stikes Karya Husada
c. Lama bekerja sebagai perawat : 15 tahun
d. Jabatan Saat ini : Kepala Ruang
e. Tempat tugas : Wijaya Kusuma
f. Lama tugas di ruangan : 6 tahun
g. Pelatihan yang diikuti :
1. Pelatihan Manajemen Karu
2. Terapi Cairan
3. Pelatihan Bekam
C. Perencanaan
1. Bagaimana pemahaman ibu mengenai visi, misi, RS dan Visi, misi bidang keperawatan?
Jawab : sebagai pedman bekerja, sebagai acuan supaya lebih giat dalam bekerja, dan
menjadi kepercayaan untuk masyarakat umum.
2. Apa tujuan unik keperawatan telah disesuaikan dengan kedua visi, misi tersebut?
Bagaimana kah dengan rencana strategi bidang keperawatan?
Jawab : unit keperawatan sudah sesuai dengan kedua visi misi tersebut. Rencanastrategi
dengan cara melakukan evaluasi setiap hari, setiap bulan, maupun setiap tahun.
3. Bagaimana koordinasi dengan bidang keperawatan dalam perencanaan alat dan fasilitas
ruangan,perencanaan kebutuhan tenaga, penyusunan SAK, SOP, dan Format askep?
Jawab : dengan mengadakan pertemuan seluruh kepala ruang setiap masing-masing
ruangan dalam rangka mengumpulkan hasil kerja selama 1 tahun kepala bidang
keperawatan yang selanjutnya akan di evaluasi oleh bidang keperawatan.
4. Apakah sudah mebuat dan memiliki rencana harian, bulanan dan tahunan ? jadwal shift ?
rencana pertemuan dengan stap, rencana bimbingan dan supervise ? apakah terdapat
kendala?
Jawab : semuanya sudah di buat, baik rencana harian, bulanan, tahunan maupun jadwal
sift. Dalam peleksanaan pertemuan dengan staf tidak mengalami kendala, untuk
bimbingan dan supervise dilakukan setiap hari.
5. Bagaimanakah perencanaan pengembangan staf, pelatihan, pendidikan lanjut ?
Jawab :
 Pengembangan staf : perawat yang ingin melakukan studi diizinkan dengan biaya
sendiri.
 Pelatihan : pelatihan rutin di lakukan sesuai kalender tahunan Rumah sakit dan
perawat yang ikut pelatihan ditunjuk oleh kepala ruang.

D. Pengorganisasian
a. Struktur Organisasi
Berdasarkan wawancara yang dilakukan dengan Karu pada tanggal 18 Juli 2016
didapatkan bahwa struktur organisasi ruang Wijaya Kusuma sudah ada.
Berdasarkan wawancara yang dilakukan terhadap perawat yang ada di ruang
wijaya kusuma, perawat pelaksana sudah tahu tentang struktur organisasi ruangannya.
Hasil wawancara dengan kepala ruang didapatkan bahwa perawat pelaksana bekerja
sesuai struktur organisasi yang telah ada. Dalam menetapkan strujktur organisasi
tidak memandang apakah kualifikasi pendidikannya tinggi atau tidak, tapi yang
dinilai adalah dari kemampuan ataupun skill yang dimiliki oleh perawat.
b. Uraian tugas
Dari hasil wawancara dengan kepala ruangan dan observasi pada tanggal 18 Juli 2016
didapatkan data metode penugasan yang digunakan di Ruang Wijaya Kusuma adalah
metode tim, tetapi metode tim belum berjalan maksimal karena SDM yang kurang
optimal. Hasil observasi yang telah dilakukan didapatkan data untuk metode
penugasan tim diruang Wijaya Kusuma sudah berjalan dengan baik. Ketua tim dan
perawat pelaksana tetap bertanggung jawab sesuai dengan tim nya.
c. Kuesioner pertanyaan
1. Apakah uraian tugas, wewenang, dan tanggung jawab sudah jelas? Apakah ada
kendala ?
Jawab : sudah, aturan dan wewenang sudah diatur oleh masing – masing dari
program keperawatannya
2. Bagaimanakah pelaksanaan asuhan keperawatan dengan metide tim ?apa ada
kendala? Bagaimana solusinya?
Jawab : sudah berjalan dengan baik , dan tidak ada kendala. Namun dalam
pelaksanaan asuhan keperawatan masih menggunakan metode lama, tetapi saat ini
dalam tahap revisi dan belajar untuk aplikasi nanda nic noc
3. Bagaimana pelaksanaan dokumentasi asuhan keperawatan?
Pendokumentasian askep berjalan baik
4. Bagaimana penghitungan kebutuhan tenaga perawat di ruangan ? apa ada kendala
?
Jawab : rumah sakit menyesuaikan dengan peraturan yang dari departemen
kesehatan yaitu 1: 3, tetapi berhubung tenaga perawat yang di Ruang wijaya
kusuma kurang sehingga dari pihak ruangan memaksimalkan SDM yang ada
Kendalanya adalah kurang SDM
5. Bagaimana penghitungan bahan kerja perawat? Harapannya ?
Jawab : masih kesulitan dalam perhitungan beban kerja, harapan : ada
penghitungan yang pasti tentang perhitungan beban kerja.
6. Bagaimana kinerja staf?
Jawab : kinerja staf sudah baik, PNS menggunakan DPPP, penilaian wiata bhakti
dilakukan oleh kepala ruang dan dilaporkan ke direktur. Jika ada pertawat yang
kurang dalam ketrampilan / pengetahuan akan diikutkan dalam pelatihan
7. Bagaimanakah program orientasi staf baru ?
Jawab : program orientasi staf baru dilakukan dengan memberikan jadwal dinas
pagi selama 2 bulan dengan tujuan untuk :
a. Pengenalan visi misi RS
b. Pengenalan Dokumentasi
c. Pengenalan struktur organisasi

Setelah dilakukan orientasi selama 2 bulan staf baru mengikuti siklus yang ada ri
ruangan wijaya kusuma.

E. Pengarahan dan Pengawasan


1. Daya kepemimpinan
Daya kepemimpinan yang dipakai di ruang Wijaya Kusuma yaitu memakai gaya
kepemimpinan partisipatif artinya yaitu kepala ruang memberikan pengarahan
tertentu kepada ketua tim maupun perawat pelaksanan.
2. Efektif kepemimpinan
Setelah dilakukan wawancara dengan katim bahwa wewenang sepenuhnya yang
betanggung jawab adalah kepala ruang selanjutnya kepala ruang mendelegasikan
kepada ketua tim untuk melaksanakan dan mengelola setiap wewenanga yang sudah
diberikan. Ketua tim melakukan kerja sama dengan perawat pelaksana.
3. Meodel kepemimpinan
Setelah dikalukan wawancara dengan kepala ruang didapatkan hasil yaitu metode
kepemimpinan yang dilakukan dengan cara demokritis. Di ruang Wijaya Kusuma
setelah dilakukan operan jaga setiap pagi, sore, malam. Pada saat operan selalu
diberikan pengarahan terkait masalah asuhan keperawatan. Operan selalu
dilaksanakan setiap kali pergantian shift. Operan di ruangan wijaya kusuma sudah
dilakukan secara efektif yaitu perawat yang dinas pagi mengoperkan kepada perawat
yang dinas sore serta yang dinas pagi mengoperkan kepada perawat yang dinas sore
serta yang dinas sre mengoperkan kepada prawat yang dinas malam. Setelah
melakukan operan, keliling di kamar pasien juga dilakukan.
4. System pencatatan presensi
Bedasarkan dengan wawancara kepala ruang didapatkan hasil yaitu untuk presensi
setiap pegai RS masih secara manual sedangkan untuk diruangan tidak menggunakan
presensi tertulis namun menggunkan jadwal dinas.
5. Reward
Setelah melakukan wawancara dengan kepala ruang didapatkan bahwa bagi perawat
yang berprestasi akan mendapatkan reward berupa pujian dan perawat yang belum
berprestasi diberikan motivasi untuk lebih baik dari seblumnya.
6. Punishment
Setelah melakukan wawancara dengan kepala ruang didapatkan hasil, bagi perawat
yang melanggar ketentuan ruangan, maka perawat akan ditegur maksimal 3 kali, jika
tidak ada respn dari pelanggaran di panggil untuk diajak diskusi mengenai
permasalahan.
7. Model komunikasi
Bedasarkan dengan wawancara kepala ruang dan perawat didapatkan hasil bahwa
model komunikasi yang diterapkan oleh ruangan yaitu secara terbuka, dapat
dilakukan saat pre dan post conference, rapat keuangan, dan supervise.
8. Tipe kepemimpinan
Bedasarkan dengan wawancara kepala ruang diperoleh bahwa metode yang
digunakan adalah demokrasi dalam arti bebas, terbuka sopon dan tanggung jawab
serta tegas.perawat juga mengatakan harus bersifat fleksibel dalam segala hal.
9. Pendelegasian
Pendelegasian dilakukan secara lansung oleh kepal ruang kepada ketua tim maupun
perawat pelaksana tanpa melalui tertulis
10. Perintah
Kepala ruang memberikan perintah secara lansung dan terbuka kepada ketua tim
maupun perawat pelaksana lainnya sehingga tidak timbul rasa kecurigaan.
Delegasi wewenang dilakukan secara lansung oleh kepala ruang kepada ketua tim
jika kepala ruang ada halangan maupun secara yang mendadak.
11. Manajemen konflik
a) Komunikasi dan manajemen koonflik
Komunikasi dilakukan untuk mempermudah kesinambungan dalam bekerja,
untuk mengkomnikasikan keadaan pasien perawat jaga berikutnya didampingi
ketua tim dengan cara operan keliling, sehingga cukup efektif untuk mengetahui
kondisi pasien, program dan raungan, dan berdasarkan observasi maupun
meminimalkan timbulnya konflik
Bedasarkan hasil wawancara yang dilakukan dengan kepala ruang, bahwa secara
garis besar diruangan menggunakan system kmunikasi terbuka,setiap perawat
yang ingin menyampaikan usul, ide, ataupun pendapat diberikan kesempatan yang
sama dan setiap informasi dari atasan disampaikan secara lansung baik melalu
lisan maupun tulisan. Kemudian apabila terjadi malasah tentang tugas ataupun
konflik antar stap disesuaikan dengan menggunakan pendekatan terhadap
individu.
12. Kuesioner pertanyaan
a) Bagaimanakah pengarahan terhadap ketua tim dan staf?
Jawab : dilaksanakan tiap hari, terutama pada saat pre dan pst conference. Yaitu
pada saat pergaintian shift jaga.
b) Bagaimana pelaksanaan bimbingan dan supervise kepada staf ? kedala?
Jawab : bimbingan dan sufervisi dilakukan setiap hari olh kepala ruang, dan tidak
ada kendala.
c) Bagaimanakah pengawassan terhadap SAK dan SOP?
Jwab : pengawassan SAK dan SOAP dilakukan secara lansung & tidak lansung,
atau kepala ruang melihat secara lansung tindakan yang dilakukan.
d) Bagaimana usaha untuk meningkatkan mtivasi kerja staf?
Jawab : dengan cara
 Dengan memberikan reinforcement positif
 Memudahkan urusan perawat (ijin belajar, usaha pribadi yang mendadak)
 Mengikuti serta dalam pelatihan
e) Bagaimana system pemberian reward dan punishment terhadap staf diruangan?
Jawab :
 Reward berupa pujian
 Punishment jika perawat melakukan pelanggaran (ringan) akan
mendapatkan teguran, namun bela teguran maxsimal 3x tidak ada
perubahan maka akan dibuatkan surat teguran.namun sebelumnya
dibuatkan punishment, perawat yang bersangkutan dipanggil di ajak
diskusi tentang permasalahan yang sedang dialami
f) Bagaimanakah komunikasi dengan katim dan staf?
Jawab : komunikasi melalui pre conference dan post conference
F. Pengendalian
a. Bagaimanakah pengendalian mutu di ruangan?apa indikatornya?
Jawab : Pengendalian mutu dikerjakan bersama- sama indikatornya meliputi
 Pasien safetyyang di bagi menjadi 4 bagian yaitu : decubitus,jatuh,cidera
akibat restrain dan kesalahan obat
 Kenyamanan
 Perawatan diri
 Kepuasan klien
 Tingkat pengetahuan pasien
 kecemasan
b. bagaimana sosialisasi kepada staf?bagaimana pengawasannya?
Jawab : sosialisasi dengan cara
 mengadakan in house training
 sosialisasi pada saat pertemuan,pre dan post conference
 pengawasan di lakukan dengan cara lansung
c. bagaimanakah cara mengetahui tingkat kepuasan pasien

jawab : pasien di minta untuk mengisi kotak saran dan buku kepuasan pasien

d. bagaimanakah tindak lanjut dalam menanangani keluhan pasien terhadap


pelayanan keperawatan di ruangan?
Jawab : tindak lanjut menangani keluhan pasien adalah :
 pasien di beri penjelasan
 kemudian di beri tindak lanjut sesuai dengan keluhan
e. bagaimanakah sistem pemberian reward dan punishment terhadap staf di ruangan
jawab : reward dengan reinforcment positif ,punishmentnya dengan teguran
f. bagaimanakah komunikasi dengan katim dan staf
jawab : komunikasi melalui conference (pre dan post) melalui supervisi

Hasil kajian

1. Input
a. Man ( Manusia )
1. Jumlah tenaga kerja di ruang Wijaya Kusuma
Berdasarkan hasil wawancara pada kepala ruangan wijaya kusuma tanggal 7
oktober 2013 di peroleh data bahwa tenaga diruang wijaya kusuma sebanyak 14
perawat terdiri dari satu kepala ruang.dan ketua tim dan 14 orang perawat
pelaksana
2. Tingkat pendidikan
Berdasarkan wawancara dengan kepala dengan kepala ruang tanggal 7 oktober
2013 bahwa,pendidikan pegawai yang ada di ruang wijaya kusuma antara lain d4
kebidanan 1 orang,d3 keperawatan sebanyak 10 orang.sarjana keperawatan
sebanyak 6 orang.sarjana keperawatan ners 2 orang.sekolah menengah Atas 1
orang,D3 kebidanan 1 orang.

Metode Carl

NO Daftar Masalah C A R L Total Urutan


Nilai
1 Tidak adanya standar program pelatihan 9 8 8 9 4609 I
2 Kurangnya interaksi, komunikasi antara perawat 8 7 8 8 4095 II
dengan RS untuk mengadakan pelatihan
3 Pelatihan yang tidak relevan 1 6 7 7 294 III

Keterangan :

C : Capability yaitu ketersediaan sumber daya ( dana, sarana, dan peralatan ).

A : Assessibility yaitu kemudahan, masalah yang ada mudah diatasi atau tidak.

R : Readiness yaitu kesiapan dari tenaga pelaksana maupun kesiapan sasaran, seperti keahlian
atau kemampuan dan motivasi.

L : Leverage yaitu seberapa besar pengaruh criteria yang satu dengan yang lain dalam
pemecahan masalah yang di bahas.

# Nilai total merupakan hasil perkalian : C x A x R x L


BAB IV

PEMBAHASAN

A. Implementasi / penyelesaian masalah manajemen ruangan


Penyelesaian masalah manajemen ruangan setelah dilakukan penyegaran materi
tentang pentingnya pelatihan, diharapkan dengan adanya sosialisasi langsung kegiatan
pelatihan dapat dipahami oleh perawat secara teori dan praktek, , pengetahuan perawat
tentang pentingnya pelatihan bertambah dengan adanya kolaborasi ilmu perkembangan,
sekaligus diharapkan implementasi dari program pelatihan dapat berlanjut dengan adanya
perbaikan kerjasama antara perawat dapat menciptakan kondisi kerja yang kondusif dan
loyalitas pegawai.
B. Diskusi
Pelatihan merupakan proses membantu para tenaga kerja untuk memperoleh
efektifitas dalam pekerjaan mereka yang sekarang atau yang akan datang melalui
pengembangan kebiasaan tentang pikiran, tindakan, kecakapan, pengetahuan, dan sikap
yang layak. Dalam ilmu pengetahuan tentang perilaku, pelatihan merupakan kegiatan lini
dan staf yang tujuannya mengembangkan kepemimpinan untuk memperoleh efektivitas
pekerjaan individual tenaga kerja yang lebih besar, hubungan antara individu tenaga kerja
dalam perusahaan menjadi lebih baik dan penyesuaian manajer yang ditingkatkan kepada
suasana lingkungan secara keseluruhan. Berdasarkan rumusan tersebut, pelatihan
merupakan kunci manajemen lini dan staf. Manajemen lini memiliki tanggung jawab
yang besar terhadap penyelenggaraan pelatihan, sedangkan staf memberi teknis
operasional untuk membantu lini dalam melaksanakan fungsinya. Pelatihan berhubungan
dengan efektivitas pekerjaan individu tenaga kerja dan hubungan antar tenaga kerja yang
dikembangkan merupakan program untuk memudahkan pencapaian tujuan perusahaan.
Tujuan pelaksanaan pelatihan adalah agar para manajer mendapat pengetahuan
tentang sikap dan kelakuan tenaga kerja yang diperlukan agar kondisi perusahaan efektif.
Selain tujuan yang dicapai atas pelaksanaan pelatihan dan ilmu pengetahuan, perilaku ini
berhubungan erat dengan fungsi pelatihan yang berperan luas dalam pengembangan
manajer. Manajer yang modern berhubungan dengan lingkungan sosialnya yang meluas
di luar pekerjaan. Mereka tidak hanya merasa puas dengan perumusan hubungan antar
manusia. Kecakapan harus meliputi kemampuan untuk menyatakan secara umum
keterangan riset yang pokok serta melihat, merasa, dan memahami antar hubungan dari
keanekaragaman perwujudan perilaku individu dalam pekerjaan.
Dengan adanya pelatihan yang dilakukan oleh perawat di Ruangan Wijaya
Kusuma dapat menetapkan dan mempertahankan standar praktek keperawatan, menilai
kualitas asuhan keperawatan dan pelayanan yang diberikan, dan mengembangkan
peraturan dan prosedur yang mengatur pelayanan keperawatan, kerjasama dengan tenaga
kesehatan lain yang terkait.
ANALISA DATA

ANALISA SWOT

Strength Weakness :
Faktor Internal
 Sudah ada falsafah,  Sosialisasi belum
tujuan dan visi misi. optimal
 Struktur organisasi  Komunikasi perawat
ada pasien kurang
 SOP dan SAK dalam  Metode tim belum
proses terlaksana sempurna
 Absen datang dan  Belum
pulang ada terdokumentasinya
supervisi Karu
 Motivasi staf kurang
terkait dengan reward
 Pelatihan tidak sesuai
dengan kebutuhan
perawat
Faktor eksternal
 Pre conference dan
post conference belum
terlaksana
 Pelaksanaan
dokumentasi askep
belum terlaksana
secara optimal

Opportunity : Strategi SO : Strategi WO :


 Kebijakan rumas  Penyegaran falsafah,  Diskusi kepala ruang
sakit tentang visi misi dan tujuan dan staf tentang visi
falsafah, tujuan , organisasi misi RS
visi dan misi  Mengupayakan  Meningkatkan
 Pimpinan RS terwujudnya SOP dan motivasi perawat
menekankan stafnya SAK dalam
untuk memahami  Mengupayakan pendokumentasian
falsafah, tujuan, visi dokumentasi sesuai askep
dan misi RS. standar  Penyegaran staf dalam
 Prosedur tindakan pelaksanaan standar
keperawatan yang perawatan
telah dikembangkan.

Threat : Strategi ST Strategi WT :


 Tuntutan  Peningkatan  Merekomendasikan
masyarakat tentang ketrampilan perawat pengadaan serta
pelayanan kesehatan dalam memberikan pemeliharaan
yang profesional pelayanan peralatan
 Masyarakat semakin  Pembekalan staf  Peningkatan supervisi
kritis mengenai aspek keperawatan
 Kesadaran hukum hukum dalam  Peningkatan motivasi
masyarakat semakin pelayanann staff
meningkat  Penggunaan format  Pengembangan sistem
askep secara optimal pendokumentasian
 merencanakan yang lebih praktis.
pengadaan peralatan
dan mengoptimalkan
yang sudah ada
BAB V

PENUTUP

A. Simpulan

Setelah dilakukan pengkajian pada tanggal 18 Juli 2016 di ruang Wijaya Kusuma
RSUD Sunan Kalijaga Demak menunjukkan bahwa ada kurangnya adanya pelatihan
untuk perawat.

B. Saran (disesuaikan dengan keinginan akreditasi RS)

1. Bagi Kepala Ruang


Di harapkan kepala ruang memberikan motivasi bagi perawat lain agar setiap perawat
mau mengikuti pelatihan.
2. Bagi Perawat Pelaksana
Di harapkan semua perawat pelaksana dapat menjalakan SOP dengan maksimal,dan
displin, serta menggunakan kesempatan yang ada untuk mengikuti pelatihan.
3. Bagi Mahasiswa Keperawatan
Di harapkan dapat mengaplikasikan manajemen keperawatan dan bisa meningkatan
SOP, dapat menyelasaikan masalah serta mampu menerapkan kegiatan manajemen
keperawatan dalam ruangan.
PLAN OF ACTION

N KEBIJAK PROGRAM IINDIKAT INDIKAT INDIKASI KEGIATAN


O AN PRIORITAS OR OR
KERANG KERANGKA
KELUAR HASIL
KA REGULASI
AN (OUT (OUT
ANGGAR
PUT) COME)
AN
1 Pengadaan 1. Sosialisasi Mengetahu Banyak
pelatihan langsung i perawat- Rp 1. SK
keperawata kegiatan pentingnya perawat 2.000.000 Direktu
n pelatihan program yang r
2. Pemaham pelatihan melaksana tentang
an kan dan jenis
perawat mengikuti pelatih
tentang program an yang
jenis pelatihan akan
pelatihan diadaka
n
2. Standar
Operati
onal
Prosed
ur
(SPO)

Anda mungkin juga menyukai