BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Praktek keperawatan profesional yang diterapkan di rumah sakit diharapkan dapat
memperbaiki asuhan keperawatan yang diberikan untuk pasien dimana lebih diutamakan
pelayanan yang bersifat interaksi antar individu. Pernyataan tersebut juga sesuai dengan ciri-
ciri dari pelayanan keperawatan profesional yaitu memiliki otonomi, bertanggung jawab dan
bertanggung gugat (accountability), menggunakan metode ilmiah, berdasarkan standar
praktik dan kode etik profesi, dan mempunyai aspek legal. MPKP merupakan suatu praktek
keperawatan yang sesuai dengan kaidah ilmu menejemen modern dimana kaidah yang
dianut dalam pengelolaan pelayanan keperawatan di ruang MPKP adalah pendekatan yang
dimulai dengan perencanaan. Perencanaan di ruang MPKP adalah kegiatan perencanaan
yang melibatkan seluruh personil (perawat) ruang MPKP mulai dari kepala ruang, ketua tim
dan anggota tim (perawat asosiet). Dalam menerapkan praktek keperawatan profesional
karena bisa memberikan asuhan keperawatan yang terbaik kepada klien namun karena
berbagai kendala terutama reward yang belum didapatkan dan dirasakan oleh perawat
MPKP maka menjadikan motivasi dari perawat menurun dan tidak bersemangat dalam
menerapkan MPKP.
Pelayanan keperawatan yang diberikan di ruang MPKP memiliki pedoman dan
dasar yang dapat dipertanggungjawabkan bukan atas dasar kehendak perawat sendiri dimana
pelayanan yang diberikan disesuaikan dengan masalah pasien sehingga asuhan keperawatan
yang diberikan dapat efektif dan efisien sesuai sasaran masalah yang terjadi pada pasien.
Asuhan keperawatan yang diberikan pada pasien yaitu meliputi pelayanan bio-psiko-sosial-
spiritual jadi meliputi segala aspek kehidupan dari pasien tersebut baik dari kesehatan
fisik/jasmaninya, pikirannya, interaksi sosialnya maupun keagamaannya. Manajemen
keperawatan adalah proses pelaksanaan pelayanan keperawatan melalui upaya staf
keperawatan untuk memberikan asuhan keperawatan, pengobatan dan rasa aman kepada
pasien, keluarga dan masyarakat (Gillies, 1989). Kita ketahui disini bahwa manajemen
keperawatan adalah suatu tugas khusus yang harus dilaksanakan oleh pengelola keperawatan
untuk merencanakan, mengorganisasikan, mengarahkan serta mengawasi sumber – sumber
yang ada, baik sumber daya maupun dana sehingga dapat memberikan pelayanan
keperawatan yang efektif baik kepada pasien, keluarga dan masyrakat.
Program pendidikan ners pada stase manajemen keperawatan ini merupakan suatu
kegiatan belajar yang memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk dapat
mengaplikasikan konsep atau teori yang telah didapat dalam pendidikan formal dalam
kenyataan di lapangan untuk mengelola suatu sistem pelayanan keperawatan maupun asuhan
keperawatan.berdasarkan latar belakang di atas maka mahasiswa melakukan praktek
manajemen keperawatan di bangsal Larasati (XI) RSJD Dr. Amino Gondohutomo Semarang
untuk mendapatkan pengalaman dalam mengidentifikasi masalah, menganalisa, dan
merumuskan masalah sehingga dapat dirumuskan alternatif pemecahan masalah dan
mengelola bersama-sama pelayanan keperawatan maupun dalam memberikan asuhan
keperawatan kepada klien melalui tahapan pengkajian sampai dengan evaluasi.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum :
Setelah melaksanakan Praktik manajemen keperawatan, mahasiswa diharapkan dapat
menerapkan prinsip-prinsip manajemen keperawatan dengan menggunakan Model
Asuhan Keperawatan Profesional (MAKP), secara bertanggung jawab dan menunjukan
sikap kepemimpinan yang professional serta langkah-langkah manajemen keperawatan
2. Tujuan Khusus :
Setelah menyelesaikan kegiatan praktek kepemimpinan dan manajemen, peserta mampu
a. Melaksanakan pengkajian di Ruang rawat inap keperawatan.
b. Melaksanakan analisis situasi dan identifikasi masalah manajemen keperawatan
c. Melakukan kegiatan manajemen keperawatan diruangan dalam bentuk :
1) Mampu membuat fungsi perencanaan model praktek keperawatan professional
di ruangan antara lain:
a) Mampu membentuk rumusan filosofi, visi dan misi ruangan
b) Mampu membuat kebijakan kerja diruangan
c) Mampu menyiapkan perangkat kegiatan model praktek keperawatan
professional diruangan
d) Mampu mengembangkan sistem informasi manajeman keperawatan
dirungan dalam menerapkan model praktek keperawatan professional
2) Mampu melaksanakan fungsi pengorganisasian di ruangan model praktek
keperawatan professional antara lain :
a) Membuat struktur organisasi di ruang model praktek keperawatan
professional
b) Membuat daftar dinas ruangan berdasarkan Tim di ruang model praktek
keperawatan professional
c) Membuat daftar pasien berdasarkan Tim di ruang model praktek
keperawatan professional
3) Melaksanakan fungsi pengarahan dalam ruangan di ruangan model praktek
keperawatan professional antara lain :
a) Mampu menerapkan pemberian motivasi
b) Mampu membentuk manajemen konflik
c) Mampu melakukan supervisi
d) Mampu melakukan pendelegasian dengan baik
e) Mampu melakukan komunikasi efektif antara lain :
1) Operan
2) Pre konference
3) Post konference
4) Ronde keperawatan
5) Supervisi Keperawatan
6) Discharge planning
7) Dokumentasi Keperawatan.
4) Melaksanakan fungsi pengendalian dalam bentuk audit hasil di ruangan model
praktek keperawatan professional antara lain :
a) Mampu memperhitungkan (BOR: bed occupancy rate), yaitu pemakaian
tempat tidur pada satu satuan waktu tertentu
b) Mampu menghitung (ALOS: average length of stay), yaitu rata-rata lama
rawat seorang pasien
c) Mampu menghitung (TOI: turn over interval), rata-rata hari tempat tidur tidak
ditempati dari saat diisi ke saat terisi berikutnya
d) Mampu menghitung Kejadian infeksi nosokomial
e) Mampu menghitung Kejadian cedera
f) Mampu melakukan Audit dokumentasi asuhan keparawatan
g) Mampu melakukan Survey masalah baru
h) Mampu menganalisis kepuasan pasien dan keluarga
3. Manfaat
1. Bagi pasien
Dengan adanya program MPKP di Rumah Sakit diharapkan pasien merasakan pelayanan
yang optimal, serta mendapat kenyamanan dalam pemberian asuhan keperawatan
sehingga tercapai kepuasan klien yang optimal.
2. Bagi perawat
a. Tercapainya tingkat kepuasan kerja yang optimal.
b. Terbinanya hubungan antara perawat dengan perawat, perawat dengan tim kesehatan
yang lain, dan perawat dengan pasien serta keluarga.
c. Tumbuh dan terbinanya akuntabilitas dan disiplin diri perawat.
d. Meningkatkan profesionalisme keperawatan.
TINJAUAN PUSTAKA
A. Planning
Sebuah proses yang dimulai dengan merumuskan tujuan organisasi,sampai dengan
menyusun dan menetapkan rangkaian kegiatan untuk mencapainya. Melalui perencanaan
akan ditetapkannya tugas-tugas staf. Dengan tugas ini seorang pemimpin akan mempunyai
pedoman untuk melakukan supervisi dan evaluasi serta menetapkan sumber daya yang akan
dibutuhkan oleh staf dalam menjalankan tugas – tugasnya.
B. Organizing
Adalah rangkaian kegiatan menajemen untuk menghimpun semua sumber daya (potensi)
yang dimiliki oleh organisasi dan memanfaatkannya secara efisien untuk mencapai tujuan
organisasi
C. Actuating
Merupakan suatu proses memberikan bimbingan kepada staff agar mereka mampu bekerja
secara optimal dam melakukan tugas-tugasnya sesuai dengan ketrampilan yang mereka
miliki sesuai dengan dukungan sumber daya yang tersedia
D. Kontroling
Adalah proses mengamati secara terus menerus pelaksanaan rencana kerja yang sudah
disusun dan mengadakan koreksi terhadap penyimpangan yang terjadi.
BAB III
ANALISA SITUASIONAL
Nama Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Sunan Kalijaga Demak sudah
tidak asing bagi masyarakat Demak dan sekitarnya. Dari namanya, RSUD Sunan
Kalijaga mencerminkan identitas Demak sebagai Kota Wali.
Nama “Kalijaga” pada RSUD ini tidak sekali jadi. Di balik nama RSUD Sunan
Kalijaga terdapat rentetan cerita dan perjuangan panjang untuk memberikan nama
final yang dipakai hingga sekarang ini: RSUD Sunan Kalijaga.Jln. Sultan Fatah
Nomor 669/50 Demak, yang kini merupakan lokasi RSUD Sunan Kalijaga
Demak, dulu dikenal dengan Jalan Daendels. Dinamakan Jalan Daendels, karena
dibuat oleh Gubernur Jenderal Hindia Belanda Daendels. Semua ruas jalan dari Anyer-
Panarukan dulu juga disebut Jalan Daendels, tak terkecuali di jalur pantura
Demak. Rumah Sakit ini dulu terletak di Mangunjuwan, Kecamatan Demak Demak,
Kabupaten Demak.Rumah sakit kelas C di Demak ini mulanya dibangun oleh
Pemerintah Belanda pada tahun 1938, lokasinya di Sekolahan Ongko Loro. Pada saat
itu rumah sakit ini statusnya adalah Balai Kesehatan yang hanya di layani oleh seorang
mantri juru rawat.Sekitar tahun 1940, rumah sakit ini secara dominan melayani korban
perang dan pegawai setempat. Sesuai kondisi sosiokultural masyarakat Demak saat itu
belum mengenal rumah sakit. Mereka masih mengandalkan obat-obat tradisional
untuk mengatasi penyakit.Tahun 1946, Balai Kesehatan di Demak ini baru memiliki
dokter, yaitu dr. Sastro. dr. Sastro ditugaskan oleh Jawatan Kesehatan Jawa Tengah.
Dia hanya datang dua kali dalam seminggu. dr. Sastro sendiri kemudian diangkat oleh
Kepala Departemen Van Gezondheid Semarang menjadi Kepala Balai Kesehatan
ini.Belum ada catatan yang pasti, namun berdasarkan dokumen yang ditemukan oleh
Tim Pencari Fakta 1999, Balai Kesehatan ini resmi berstatus sebagai rumah sakit pada
tanggal 1 Juni 1949. Kemudian tanggal 1 Juni diputuskan sebagai hari RSUD Sunan
Kalijaga Demak, dan diperingati setiap tahun.
Status nama RSUD Sunan Kalijaga Demak berturut-turut adalah sebagai berikut:
Perubahan nama dari RSUD Bhakti Karya Husada ke RSUD Sunan Kalijaga karena
dipandang nama “Bhakti Karya Husada” belum mencerminkan identitas Demak
sebagai kota wali. Perubahan nama menjadi RSUD Sunan Kalijaga dilakukan pada
tahun 2002, namuan legalitas secara hukum perubahan itu dilakukan sejak tahun 2008
dengan dasar Perda Nomor 7 tahun 2008.
RSU Sunan Kalijaga adalah rumah sakit negeri kelas C. Rumah sakit ini
mampu memberikan pelayanan kedokeran spesialis terbatas. Rumah sakit ini juga
menampung pelayanan rujukan dari puskesmas. Tempat ini tersedia 229 tempat tidur
inap, lebih banyak dibanding setiap rumah sakit di Jawa Tengah yang tersedia rata-rata
56 tempat tidur inap.Dengan 53 dokter, rumah sakit ini tersedia lebih banyak
dibanding rata-rata rumah sakit di Jawa Tengah.46 dari 229 tempat tidur di rumah
sakit ini berkelas VIP keatas.
Lokasi Rumah sakit umum sunan Kalijaga demak terletak di Jl. Sultan FatahJl.
Sultan FatahNo. 669/50, Kec. Demak, Kabupaten Demak, Jawa Tengah, Indonesia.
Pelayanan Medis
Pelayanan Penunjang
Medical Check Up
Dokter Umum
Dokter Gigi
Dokter Spesialis / Sub-Spesialis
Anak
Bedah
Kebidanan & Kandungan
Penyakit Dalam
Syaraf
THT
Mata
Kult & Kelamin
Rehabiliasi Medik
Laboratorium Patologi Klinik
X-Ray
USG
ECG
EEG
Konsultasi Gizi
Farmasi
Fasilitas
UGD 24 Jam
Rawat Jalan
Rawat Inap
Kamar Bedah
ICU
f. Alur pelayanan
Berdasarkan pengkajian yang dilakukan mulai tanggal 18 Juli 2016 melalui pendekatan
penyebaran dan pengisian kuesioner, observasi serta wawancara kepada kepala Bidang
Kperawatan, Kasi Keperawatan, low manajer/ kepala ruang, perawat, serta pasien diperoleh data
:
A. Pengkajian Input
a. Man
1. Recruitmen
Recruitment untuk tenaga PNS di tentukan dari provinsi, sedangkan BLUD
bekerjasama BKD.
2. Penempatan
Penempatan sesuai dengan hasil kompetensi perawat. Di kewenangan klinis
perawat yang dilakukan oleh bidang keperawatan, di lakukan roling sesuai
kompetensi berdasarkan kebutuhan dan pelayanan.
Ka. Irna
Kepala ruang
Perawat pelaksana
Perawat pelaksana
Berdasarkan asil observasi dan lisu alat-alat yang ada di ruang wijaya kusuma pada tanggal 18
Juli 2016 didapat data sebagai berikut :
b) Intervensi linen
Kondisi Baik /
No Aset Ruangan Volume
Rusak
1 Sprie biru 2 0
2 Sprie hijau 24 0
3 Sprie kembang 100 0
4 Selimut kembang 45 0
5 Sarung bantal 82 0
6 Perlak 36 0
7 Baju operasi pasien 5 0
8 Handuk 8 0
9 Handuk kecil 10 0
10 Korden 19 0
c. Metode
1. Ruang perawatan
Terdapat 15 kamar rawat inap
2. Segmen pasar rawat inap berdasarkan kepesertaan
Kepesertaan disekitar wilayah RSJD dr. Amino Gondohutomo terdiri dari internal
(karyawan Rumah Sakit), dan eksternal ( asuransi, calon legislatif, calon mahasiswa,
mahasiswa dokter, mahasiswa perawat, mahasiswa rekam medis, mahasiswa apoteker,
mahasiswa psikologi).
3. Data indicator
4. Grafik BOR
5. BOR ruang perawatan
6. BOR kelas perawatan
B. Pengkajian Proses
a. Visi Misi RS
Di ruang Wijaya Kusuma tidak memiliki visi misi, visi dan misi mengacu Visi dan
Misi RS
Visi : Menjadi Rumah Sakit Pilihan Utama Masyarakat Wilayah Utara Jawa Tengah
Misi :
1. Mengutamakan kepuasan pelanggan sesuai standar pelayanan rumah sakit
2. Mengembangkan pelayanan trauma center dan rumah sakit jemput pasien
3. Mengembangkan sumber daya manusia secara berkelanjutan
4. Menciptakan suasana dan lingkungan rumah sakit yang aman dan nyaman
5. Menjalin kerjasama antar mitra kerja
b. Perencanaan Ruangan
Dari hasil wawancara dan kuesioner menunjukkan kepala ruang sudaj melakukan
perencanaan hal ini ditunjukkan dengan presentasi hasil kuesioner. Tetapi didalam
perencanaan tersebut belum terstruktur secara optimal , dari hasil wawancara
didapatkan :
1) Tidak adanya visi-misi di masing-masing ruang keperawatan
2) Perencanaan pengembangan SDM keperawatan dengan jumlah tenaga
keperawatan yang masih kurang dibandingkan dengan ratio jumlah pasien ,
perencanaan untuk pengembangan peningkatan kemampuan kerja melalui
pelatihan/ pendidikan tambahan
3) Perencanaan pengembangan sarana dan prasarana ruangan keperawatan dengan
data kuesioner antara lain :
a. Berapa persen peralatan di Ruangan yang dinyatakan belum lengkap
b. Berapa persen jumlah alat yang tersedia belum sesuai dengan ratio pasien
c. Pengorganisasian
Metode yang digunakan asuhan keperawatan di RSUD perolehan data dari
pengkajian :
1. Ruangan menggunakan metode asuhan kepertawatan tim
2. Pengorganisasian ketenagaan berdasarkan klasifikasi pasien :
Tidak ada klasifikasi antara tiap-tiap pasien, karena perawat jaga mengelola
semua pasien yang ada di ruangan.
3. Jadwal Dinas
Pembagian shift menjadi shift pagi, siang dan malam
4. Beban kerja perawat dalam memberikan asuhan keparawatan
Tidak ada tingkat beban perawat dalam memberikan asuhan keperawatan.
d. Pengarahan
1. Motivasi
Motivasi karu R. Wijaya Kusuma kepada semua anggota di dalam ruangan baik
terhadap PP maupun tenaga kebersihan secara langsung atau tidak langsung.
2. Manajemen Konflik
Mengatasi konflik dengan staf dengan komunikasi yang baik. Jika bisa
diselesaikan diruangan tidak harus naik ke bidang keperawatan
e. Pengawasan
1) Supervisi
a) Rencana pelaksanaan supervisi untuk perawat ruangan terjadwalkan
b) Belum adanya pendokumentasian yang dilakukan oleh Karu terhadap
perawat ruangan
f. Pengendalian
1. Standar kinerja sudah ada untuk ruangan sesuai dengan SKP
2. Pengukuran prestasi kerja dilakukan 6 bulan sekali , tetapi belum ada kegiatan
reward terhadap kerja perawat dan staf dalam bentuk financial maupun non-financial (
misal : perawat terbaik tahun 2015, diikutsertakan pelatihan, pendidikan tambahan )
C. Pengkajian Output
a. Keputusan keluarga atau pasien yang di rawat di ruang wijaya kusuma
b. Pendokumentasian keperawatan
1. Pengkajian
Pada pendokumentasian aspek penkajian dari 15 rekam medis didapat hasil sebesar
85% belum terisi lengkap, sehingga perlu di lakukan pengkajian yang lebih baik agar
memenuhi syarat yang ada dalam suatu pengkajian. Berdasarkan rekam medis yang
tidak lengkap tersebut di temukan tidak dilakukan pengkajian pada data bio- psiko-
sosial-spiritual
2. Diagnose
Pada pendokumentasian aspek dignosa dari 15 rekam medis didapat hasil sebesar
15% yang sudah terisi lengkap, sedangkan sebesar 85% masih belum lengkap dimana
terdapat diagnose resiko dan belum mencantumkan diagnose keperawatan.
3. Perencanaan
Pada pendokumentasian aspek perencanaan dari 15 sempel rekam medis didapat hasil
sebesar 85% rekam medis yang sudah terisi lengkap, sedangkan sebessar 85% yang
masih belum lengkap pengisiannya, dimana sebagian besar perencanaan yang di buat
tidak ada melibatkan keluarga, dalam perencanaan yang di buat tanpa ada
pendokumentasian tujuan intervensi, kriteria hasil, kriteria waktu tidak ditulis pada
kolom khusus tujuan.
4. Tindakan
Pada pendokumentasian aspek tindakan keperawatan dari 15 rekam medis didapatkan
hasil sebesar 85% rekam medis yang dalam pengisiannya sudah lengkap sedangkan
sebesar 15% yang masih belum lengkap pengisiannya.
5. Evaluasi
Bedasarkan hasil observasi pendkumentasian aspek evaluasi dari 15 rekam medis
didapatkan hasil sebesar 85% mencantumkan SOAP.
c. Produktivitas kinerja ruangan VIP B (Wijaya Kusuma) tahun 2013
No Indikator Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agt Sept
1 BOR (%) 74,4 81,9 87 98,55 89 76,44 81,37 85,37 79,77
2 LOS (Hr) 3,28 4 3,25 3,31 3,36 3,26 2,41 3,18 3
3 TOI 0,98 0,8 0,46 0,35 0,42 0,89 0,63 2,59 0,66
4 BTO (X) 8,2 6,33 8,6 8,73 8 7,93 8,86 6,73 9
D. Pengorganisasian
a. Struktur Organisasi
Berdasarkan wawancara yang dilakukan dengan Karu pada tanggal 18 Juli 2016
didapatkan bahwa struktur organisasi ruang Wijaya Kusuma sudah ada.
Berdasarkan wawancara yang dilakukan terhadap perawat yang ada di ruang
wijaya kusuma, perawat pelaksana sudah tahu tentang struktur organisasi ruangannya.
Hasil wawancara dengan kepala ruang didapatkan bahwa perawat pelaksana bekerja
sesuai struktur organisasi yang telah ada. Dalam menetapkan strujktur organisasi
tidak memandang apakah kualifikasi pendidikannya tinggi atau tidak, tapi yang
dinilai adalah dari kemampuan ataupun skill yang dimiliki oleh perawat.
b. Uraian tugas
Dari hasil wawancara dengan kepala ruangan dan observasi pada tanggal 18 Juli 2016
didapatkan data metode penugasan yang digunakan di Ruang Wijaya Kusuma adalah
metode tim, tetapi metode tim belum berjalan maksimal karena SDM yang kurang
optimal. Hasil observasi yang telah dilakukan didapatkan data untuk metode
penugasan tim diruang Wijaya Kusuma sudah berjalan dengan baik. Ketua tim dan
perawat pelaksana tetap bertanggung jawab sesuai dengan tim nya.
c. Kuesioner pertanyaan
1. Apakah uraian tugas, wewenang, dan tanggung jawab sudah jelas? Apakah ada
kendala ?
Jawab : sudah, aturan dan wewenang sudah diatur oleh masing – masing dari
program keperawatannya
2. Bagaimanakah pelaksanaan asuhan keperawatan dengan metide tim ?apa ada
kendala? Bagaimana solusinya?
Jawab : sudah berjalan dengan baik , dan tidak ada kendala. Namun dalam
pelaksanaan asuhan keperawatan masih menggunakan metode lama, tetapi saat ini
dalam tahap revisi dan belajar untuk aplikasi nanda nic noc
3. Bagaimana pelaksanaan dokumentasi asuhan keperawatan?
Pendokumentasian askep berjalan baik
4. Bagaimana penghitungan kebutuhan tenaga perawat di ruangan ? apa ada kendala
?
Jawab : rumah sakit menyesuaikan dengan peraturan yang dari departemen
kesehatan yaitu 1: 3, tetapi berhubung tenaga perawat yang di Ruang wijaya
kusuma kurang sehingga dari pihak ruangan memaksimalkan SDM yang ada
Kendalanya adalah kurang SDM
5. Bagaimana penghitungan bahan kerja perawat? Harapannya ?
Jawab : masih kesulitan dalam perhitungan beban kerja, harapan : ada
penghitungan yang pasti tentang perhitungan beban kerja.
6. Bagaimana kinerja staf?
Jawab : kinerja staf sudah baik, PNS menggunakan DPPP, penilaian wiata bhakti
dilakukan oleh kepala ruang dan dilaporkan ke direktur. Jika ada pertawat yang
kurang dalam ketrampilan / pengetahuan akan diikutkan dalam pelatihan
7. Bagaimanakah program orientasi staf baru ?
Jawab : program orientasi staf baru dilakukan dengan memberikan jadwal dinas
pagi selama 2 bulan dengan tujuan untuk :
a. Pengenalan visi misi RS
b. Pengenalan Dokumentasi
c. Pengenalan struktur organisasi
Setelah dilakukan orientasi selama 2 bulan staf baru mengikuti siklus yang ada ri
ruangan wijaya kusuma.
jawab : pasien di minta untuk mengisi kotak saran dan buku kepuasan pasien
Hasil kajian
1. Input
a. Man ( Manusia )
1. Jumlah tenaga kerja di ruang Wijaya Kusuma
Berdasarkan hasil wawancara pada kepala ruangan wijaya kusuma tanggal 7
oktober 2013 di peroleh data bahwa tenaga diruang wijaya kusuma sebanyak 14
perawat terdiri dari satu kepala ruang.dan ketua tim dan 14 orang perawat
pelaksana
2. Tingkat pendidikan
Berdasarkan wawancara dengan kepala dengan kepala ruang tanggal 7 oktober
2013 bahwa,pendidikan pegawai yang ada di ruang wijaya kusuma antara lain d4
kebidanan 1 orang,d3 keperawatan sebanyak 10 orang.sarjana keperawatan
sebanyak 6 orang.sarjana keperawatan ners 2 orang.sekolah menengah Atas 1
orang,D3 kebidanan 1 orang.
Metode Carl
Keterangan :
A : Assessibility yaitu kemudahan, masalah yang ada mudah diatasi atau tidak.
R : Readiness yaitu kesiapan dari tenaga pelaksana maupun kesiapan sasaran, seperti keahlian
atau kemampuan dan motivasi.
L : Leverage yaitu seberapa besar pengaruh criteria yang satu dengan yang lain dalam
pemecahan masalah yang di bahas.
PEMBAHASAN
ANALISA SWOT
Strength Weakness :
Faktor Internal
Sudah ada falsafah, Sosialisasi belum
tujuan dan visi misi. optimal
Struktur organisasi Komunikasi perawat
ada pasien kurang
SOP dan SAK dalam Metode tim belum
proses terlaksana sempurna
Absen datang dan Belum
pulang ada terdokumentasinya
supervisi Karu
Motivasi staf kurang
terkait dengan reward
Pelatihan tidak sesuai
dengan kebutuhan
perawat
Faktor eksternal
Pre conference dan
post conference belum
terlaksana
Pelaksanaan
dokumentasi askep
belum terlaksana
secara optimal
PENUTUP
A. Simpulan
Setelah dilakukan pengkajian pada tanggal 18 Juli 2016 di ruang Wijaya Kusuma
RSUD Sunan Kalijaga Demak menunjukkan bahwa ada kurangnya adanya pelatihan
untuk perawat.