Anda di halaman 1dari 27

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Penyakit kardiovaskuler salah satu masalah kesehatan masyarakat di

Indonesia. Penyakit ini menyerang penduduk pada usia dewasa dan orang

tua. Salah satu penyakit kardiovaskuler yang sering diderita masyarakat

adalah hipertensi. Penyakit ini bukan termasuk penyakit yang mematikan,

tetapi kematian akibat penyakit ini sering terjadi. Hipertensi merupakan

bagian dari penyakit tidak menular yang sering terjadi di dunia termasuk di

Indonesia atau disebut juga sebagai penyakit ‘silent killer’ (Kowalski,

2013).

Menurut laporan World Health Organization (WHO), jumlah

penderita hipertensi di seluruh dunia berkisar satu miliar. Data Lancet

(2010), menunjukkan di Asia tercatat 38,4 juta penderita hipertensi pada

tahun 2012 data tahun 2012 di Amerika Serikat menunjukkan bahwa

28,6% orang dewasa berusia 18 tahun ke atas menderita hipertensi (Girsang,

2013,). Prevalensi hipertensi di Indonesia sebesar 26,5% pada tahun 2013,

tetapi yang terdiagnosis oleh tenaga kesehatan dan riwayat minum obat

hanya sebesar 9,5%. Hal ini menandakan bahwa sebagian besar kasus

hipertensi dimasyarakat belum terdiagnosis dan terjangkau pelayanan

kesehatan (Kemenkes RI, 2013).

Hipertensi merupakan faktor risiko utama penyakit-penyakit

kardiovaskular yang merupakan penyebab kematian tertinggi di Indonesia

(Rikesdas, 2007). Penyakit hipertensi dan penyakit kardiovaskular masih

1
cukup tinggi dan bahkan cenderung meningkat seiring dengan gaya hidup

yang jauh dari perilaku hidup bersih dan sehat serta mahalnya biaya

pengobatan hipertensi.

Penyakit hipertensi berjalan dengan perlahan dan mungkin tidak

dirasakan sampai menimbulkan kerusakan organ yang bermakna. Semakin

tinggi tekanan darah semakin besar resiko timbulnya komplikasi akibat

hipertensi yang diderita seperti, gagal jantung dan sebagainya. Diperkirakan

dua per tiga dari pasien hipertensi yang berumur lebih dari 60 tahun akan

mengalami gagal jantung kongesif, gagal ginjal, ensefalopati, infark

miokard, stroke, diseksi aorta dalam lima tahun jika hipertensi tidak diobati

(Prince, Sylvia, Wilson, Lorraine, 2013).

Pengobatan hipertensi dapat dilakukan secara farmakologis dan non

farmakologis. Pengobatan farmakologis merupakan pengobatan dengan

menggunakan obat-obatan yang dapat membantu menurunkan serta

menstabilkan tekanan darah. Terapi relaksasi merupakan terapi non

farmakologi dalam menurunan tekanan darah. Relaksasi merupakan salah

satu tindakan yang dapat dilakukan pada setiap terapi antihipertensi. Apabila

tekanan darah terlalu tinggi, dengan adanya relaksasi maka pembuluh darah

menjadi rileks dan terjadi vasodilatasi pembuluh darah sehingga akan

menyebabkan tekanan darah turun kembali normal. Teknik relaksasi dapat

dilakukan dengan beberapa cara seperti terapi musik, yoga, teknik nafas

dalam, aromaterapi, dan terapi masase (Muttaqin, 2015).

2
Salah satu bentuk teknik relaksasi adalah slow stroke back massage

dengan menggunakan aromaterapi. Slow Stroke Back Massage (SSBM)

adalah suatu tindakan dengan usapan perlahan dan berirama di area

punggung. Masase punggung merupakan tipe masase yang melibatkan

gerakan yang panjang, perlahan, dan halus. Masase ini disebut juga sebagai

stimulasi kutenus karena usapan di kulit dapat menurunkan persepsi nyeri

dan mengurangi ketegangan otot sehingga tubuh akan relak (Muttaqin,

2015).

Adapun penelitian yang mendukung terapi Slow Stroke Back Massage

ini yaitu penilitian yang dilakukan oleh Retno (2013). Peneliti bertujuan

untuk menganalisis pengaruh slow stroke back massage terhadap perubahan

tekanan darah penderita hipertensi di Puskesmas Pembantu Blabak Wilayah

Kerja Puskesmas Pesantren 1 Kota Kediri. Hasil penelitiannya menunjukkan

tekanan darah mengalami penurunan yang signifikan, dimana terapi Slow

stroke massage menurunkan tekanan darah, dengan nilai maksimal

penurunan sistolik dan diastolik 8,00 mmHg dan 24,00 mmHg.

1.2 Tujuan

1.2.1 Tujuan Umum

Untuk mengetahui Pengaruh Slow Stroke Back Massage dalam

menurunkan tekanan darah pada penderita Hipertensi

1.2.2 Tujuan Khusus

1. Untuk mengetahui konsep dasar Hipertensi

2. Untuk mengetahui konsep Slow Stroke Back Massage

3
3. Untuk menganalisis pengaruh Slow Stroke Back Massage dalam

menurunkan tekanan darah pada penderita Hipertensi.

1.3 Manfaat

1.3.1 Manfaat Praktis

Memperkaya ilmu pengetahuan perawat tentang berbagai terapi

non farmakologi seperti teknik Slow Stroke Back Massage dalam

menurunkan tekanan darah pada penderita Hipertensi.

1.3.2 Manfaat Teoritis

Penelitian ini dapat dijadikan referensi dalam penerapan

pemberian intervensi keperawatan pada penanganan masalah penurunan

tekanan darah pada penderita Hipertensi.

4
BAB II
METODE DAN TINJAUAN TEORITIS

2.1 Metode Pencarian

Analisis jurnal ini menggunakan 4 (empat) media atau metode pencarian

jurnal, yaitu sebagai berikut :

1. Perpustakaan Nasional Republik Indonesia dengan alamat situs:

www.pnri.go.id

2. International Journal of Engineering Science dengan alamat situs:

www.sciencedirect.com

3. Jurnal internasional : www.academia.edu

4. Google Cendekia dengan alamat situs: www.scholar.google.co.id

2.2 Konsep tentang Tinjauan Teoritis

1. Hipertensi

a. Definisi

Hipertensi (Tekanan Darah Tinggi) adalah meningkatnya

tekanan darah baik tekanan sistolik dan diastolic serta merupakan

suatu faktor terjadinya kompilikasi penyakit kardiovaskuler

(jantung ) atau meningkatnya tekanan darah ≥ 140/90 (Nurarif, 2016).

b. Etiologi

Brunner and Suddarth 2014, berdasarkan penyebabnya,

hipertensi dibedakan menjadi dua bagian yaitu hipertensi primer

(esensial) dan hipertensi sekunder.

5
1) Hipertensi Esensial

Merupakan 90% dari kasus penderita hipertensi.Dimana

samapai saat ini belum diketahui penyebabnya secara pasti.

Beberapa yang mempengaruhi dalam terjadinya hipertensi esensial,

seperti: faktor genetik, stress dan psikologis, serta faktor

lingkungan dan diet (peningkatan penggunaan garam dan

berkurangnya asupan kalium atau kalsium).

2) Hipertensi Sekunder

Pada hipertensi sekunder, penyebab dan patofisiologi dapat

diketahui dengan jelas sehingga lebih mudah untuk dikendalikan

dengan obat-obatan. Penyebab hipertensi sekunder di antaranya

berupa kelainan ginjal seperti tumor, diabetes, kelainan adrenal,

kelainan aorta, kelainan endrokrin lainnya seperti obesitas,

resistensi insulin, hipertiroidisme, dan pemakaian obat-obatan

seperti kontrasepsi oral dan kortikosteroid.

c. Manifestasi Klinik

Penyakit hipertensi sering disebut sebagai ‘The Silent Disease’

atau penyakit tersembunyi. Hipertensi dapat menyerang siapa saja,

dari berbagai kelompok umur dan status social ekonomi. Secara

umum, hipertensi merupakan suatu keadaan tanpa gejala, dimana

tekanan darah yang tinggi di dalam arteri menyebabkan meningkatnya

resiko terhadap penyakit-penyakit yang berhubungan dengan

6
kardiovaskuler seperti stroke, gagal jantung, serangan jantung, dan

kerusakan ginjal (Sutanto, 2013).

Menurut Waluyo (2013) pada beberapa kasus, hipertensi

menunjukkan gejala, dan memang ada sejumlah gejala umum yang

dapat menjadi pegangan dalam diagnosis, antara lain: penglihatan

sering kabur, emosi tidak stabil, sering terseinggung, mudah marah,

kadang kebingungan, sering keletihan, mual dan/atau muntah, banyak

berkeringat, rasa panas di wajah, sakit dada, mimisan, suara di dalam

telinga, jantung terasa berdebar, kepala terasa berdenyut, sakit kepala.

d. Klasifikasi

e. Pencegahan

Ada beberapa pencegahan hipertensi Menurut Mayo Clinik

(2013) yaitu:

1) Mengelola Stres

Stres adalah yang dirasakan saat tntutan emosi, fisik atau

lingkungan tak mudah diatasi atau melebihi daya dan kemampuan

untuk mengatasinya dengan efektif. Stres dapat meningkatkan

7
tekanan darah untuk sementara. Jika sedang ketakutan, tegang, atau

dikejar deadline maka tekanan darah akan meningkat. Tapi akan

kembali turun bila kondisi tubuh rileks.

Cara untuk menghadapi stres adalah perubahan pola hidup,

merencanakan semua aktivitas dengan baik dan sesuai jadwal,

berpikir positif, tidur dan istirahat yang cukup, menyiapkan

cadangan keuangan, berolahraga, makan makanan yang bergizi,

membina hubungan sosial dengan baik, menyediakan waktu untuk

hal-hal yang khusus, tertawa dan rekreasi. Penggunaan teknik

relaksasi seperti napas dalam, meditasi dan relaksasi progresif juga

dapat membantu menurunkan stress.

2) Olahraga

Aktivitas fisik sangat penting untuk mengendalikan tekanan

darah sebab membuat jantung memompa lebih banyak darah.Makin

ringan kerja jantung untuk memompa darah makin sedikit beban

tekanan pada arteri.Dengan aktivitas yang teratur juga dapat

menurunkan berat badan.Aktivitas fisik yang teratur dapat

menurunkan tekanan darah sebanyak 5-10 mmHg.

3) Pola Makan

Selain pengurangan asupan natrium, pengaturan pola makan

juga diperlukan guna mencegah peningkatan tekanan darah.Diet

rendah lemak dengan mengurangi atau menghindari makanan

berminyak seperti gorengan, daging yang berlemak, dan kuning

8
telur. Hindari konsumsi daging kambing, buah durian dan minuman

beralkohol tinggi. Perbanyak makan makanan segar seperti buah-

buahan, sayuran dan produk susu rendah lemak serta mengurangi

makanan yang diproses atau diawetkan.

4) Hentikan merokok, kurangi alkohol, kopi

Nikotin dalam tembakau menyebabkan meningkatnya

tekanan darah. Nikotin diserap oleh pembuluh-pembuluh darah di

dalam paru-paru dan diedarkan ke aliran darah.Dalam beberapa

detik nikotin mencapai otak. Otak bereaksi terhadap nikotin dengan

memberi sinyal pada kelenjar adrenal untuk melepaskan epinefrin

(adrenalin).

Alkohol juga dapat memicu naiknya tekanan darah. Cara

kerjanya sama seperti nikotin dalam rokok yaitu merangsang

pelepasan epinefrin (adrenalin), selain itu mengonsumsi alkohol

dalam jumlah besar juga dapat menurunkan kadar kalsium dan

magnesium.

Pada orang-orang tertentu kafein pada kopi dapat

menyebabkan peningkatan tekanan darah. Hal ini terjadi karena

kafein memblokir efek adenosin yaitu hormon yang menjaga agar

pembuluh darah tetap lebar dan merangsang kelenjar adrenal untuk

melepaskan kortisol dan adrenalin lebih banyak.

9
5) Konsultasi dengan Petugas Kesehatan

Konsultasi dengan petugas kesehatan profesional mengenai

hipertensi yang diderita akan membantu kita lebih mengerti tentang

resiko, pencegahan dan pilihan pengobatan dari hipertensi.

f. Penatalaksanaan

Menurut Ardiansyah (2013) penatalaksanaan pada hipertensi dibagi

dua yaitu:

1) Farmakologi

Terapi obat pada penderita hipertensi dimulai dengan salah satu

obat berikut:

a) Hidroklorotiazid (HCT) 12,5-25 mg per hari dengan dosis

tunggal pada pagi hari (pada hipertensi dalam kehamilan, hanya

digunakan bila disertai hemokonsentrasi / udem paru).

b) Reserpine 0,1-0,25 mg sehari sebagai dosis tuggal

c) Propranolol mulai dari 10 mg dua kali sehari yang dapat

dinaikan 20 mg dua kali sehari (kontraindikasi untuk penderita

asma).

d) Kaptopril 12,5-25 mg sebanyak dua sampai tiga kali sehari

(kontraindikasi pada kehamilan selama janin hidup dan

penderita asma).

e) Nifedipin mulai dari 5 mg dua kali sehari, bisa dinaikkan 10 mg

dua kali sehari.

10
2) Nonfarmakologi

Langkah awal biasanya adalah dengan mengubah pola hidup

penderita, yakni dengan cara:

a) Menurunkan berat badan sampai batas ideal

b) Mengubah pola makan pada penderita diabetes, kegemukan,

atau kadar kolesterol darah tinggi.

c) Mengurangi pemakaian garam sampai kurang dari 2,3 gram

natrium atau 6 gram natrium klorida setiap harinya (disertai

dengan asupan kalsium, magnesium, dan kalium yang cukup).

d) Mengurangi konsumsi alkohol

e) Berhenti merokok dan olahraga aerobic yang tidak terlalu berat

(penderita hipertensi esensial tidak perlu membatasi aktivitasnya

selama tekanan darahnya terkendali).

2. Konsep Slow Stroke Back Massage

a. Definisi

Stimulus kutaneus adalah stimulasi kulit yang dilakukan untuk

menghilangkan nyeri, bekerja dengan cara mendorong pelepasan

endorfin, sehingga memblok transmisi stimulus nyeri. Cara lainnya

adalah dengan mengaktifkan transmisi serabut saraf sensori A-beta

yang lebih besar dan lebih cepat, sehingga menurunkan transmisi

nyeri melalui serabut C dan A-delta berdiameter kecil sekaligus

menutup gerbang sinap untuk transmisi impuls nyeri (Potter & Perry,

2005).

11
Slow-stroke back massage ialah tindakan masase pada punggung

dengan usapan yang perlahan selama 3-10 menit (Potter & Perry,

2005). Masase punggung ini dapat menyebabkan terjadinya

mekanisme penutupan terhadap impuls nyeri saat melakukan gosokan

penggung pasien dengan lembut. Pesan yang dihasilkan akan

menstimulasi mekanoreseptor. Apabila masukan yang dominan

berasal dari serabut delta A dan serabut C, maka akan membuka

sistem pertahanan disepanjang urat saraf dan klien mempersepsikan

nyeri. Alur saraf desenden melepaskan opiat endogen yaitu pembunuh

nyeri alami yang berasal dari tubuh. Neuromedulator ini menutup

mekanisme pertahanan dengan menghambat substansi P. Tehnik

distraksi, konseling dan pemberian stimulus kutaneus merupakan

upaya untuk melepaskan endrofin.

b. Indikasi dan Kontra Indikasi Slow Stroke Back Massage

Beberapa penelitian yang menggunakan SSBM menemukan

bahwa intervensi keperawatan ini sangat membantu dalam relaksasi

dan peningkatan tidur (Casanelia dan Stelfox, 2013). Berdasarkan

beberapa penelitian yang dilakukan indikasi utuk SSBM, yakni :

1) Penururan intensitas nyeri dan kecemasan

2) Menurunkan kecemasan

3) Meningkatkan kualitas tidur

4) Dapat menurunkan tekanan darah, frekuensi jantung, dan suhu

tubuh.

12
SSBM tidak boleh dilakukan pada kulit di daerah punggung

yang megalami luka bakar, luka memar, ruam kulit, peradangan, dan

kulit dibawah tulang yang patah, dan kulit yang kemerahan (Potter

dan Perry, 2005)

c. Pengaruh Stimulus Slow Stroke Back Massage

Berikut ini merupakan pengaruh yang ditimbulkan stimulus

kutaneus slow-stroke back massage antara lain:

1) Terjadinya pelebaran pembuluh darah dan memperbaiki peredaran

darah di dalam jaringan tersebut. Dengan cara ini penyaluran zat

asam dan bahan makanan ke sel-sel diperbesar dan pembuangan

dari zat-zat yang tidak terpakai akan diperbaiki. Jadi akan timbul

proses pertukaran zat yang lebih baik. Aktifitas sel yang meningkat

akan mengurangi rasa sakit dan akan menunjang proses

penyembuhan luka, radang setempat seperti abses, bisul-bisul yang

besar dan bernanah, radang empedu, dan juga beberapa radang

persendian (Kusyati E, 2016).

2) Pada otot-otot, memiliki efek mengurangi ketegangan

3) Meningkatkan relaksasi fisik dan psikologis

4) Penggunaan stimulus kutaneus yang benar dapat mengurangi

persepsi nyeri dan membantu mengurangi ketegangan otot yang

dapat meningkatkan nyeri

5) Penurunan intensitas nyeri, kecemasan, tekanan darah, dan denyut

jantung secara bermakna

13
d. Metode Stimulasi Slow Stroke Back Massage

Sebelum melakukan stimulus kutaneues slow stroke back

masage, sebaiknya harus memperhatikan hal – hal dibawah ini :

1) Menanyakan kepada klien apakah klien menyukai usapan

punggung karena beberapa klien tidak menyukai kontak secara

fisik.

2) Perlu diperhatikan kemungkinan adanya alergi atau kulit mudah

terangsang, sebelum memberikan lotion.

3) Hindari melakukan masase pada area kemerah-merahan, kecuali

bila kemerahan tersebut hilang sewaktu dimasase.

4) Masase punggung dapat merupakan kontraindikasi pada pasien

imobilitas tertentu yang dicurigai mempunyai gangguan

penggumpalan darah.

5) Identifikasi juga faktor-faktor atau kondisi seperti fraktur tulang

rusuk atau vertebra, luka bakar, daerah kemerahan pada kulit, atau

luka terbuka yang menjadi kontraindikasi untuk masase punggung.

Adapun teknik untuk stimulasi kutaneus slow-stroke back

massage ini dilakukan dengan beberapa pendekatan, salah satu

metode yang dilakukan ialah mengusap kulit klien secara perlahan dan

berirama dengan gerakan sirkular dengan kecepatan 60 kali usapan per

menit selama 3-10 menit. Gerakan dimulai pada bagian tengah

punggung bawah kemudian kearah atas area belahan bahu kiri dan

kanan (Ester, 2015).

14
e. Standar Prosedur Operasional Slow Stroke Back Massage

1. Prosedur

a) Tahap Persiapan

1) Menyiapkan alat dan bahan

(a) Bahan pelicin berupa krem, minyak atau lotion yang

aman dan tidak kadaluwarsa

(b) 1 buah mangkuk kecil

(c) 1 lembar selimut

(d) 1 lembar washlap / handuk kecil

(e) 1 lembar handuk kering

(f) 1 buah sabun

2) Menjaga lingkungan : atur pencahayaan dan privacy ruangan

b) Tahap Orientasi

1) Memberikan salam

2) Menjaga privacy klien dengan menutup pintu dan

jendela/korden

3) Mengklarifikasi kegiatan massage

4) Menjelaskan tujuan dan prosedur stimulasi kutan slow stroke

back massage

5) Memberi kesempatan klien untuk bertanya

6) Informed consent

7) Mendekatkan alat ke klien

15
c) Tahapan Pelaksanaan

1) Terapis mencuci tangan

2) Menyiapkan krem, minyak atau lotion ke dalam

mangkuk kecil

3) Mengatur posisi klien dengan posisi miring kiri

4) Membantu klien melepas pakaian

5) Memasang selimut pada bagian tubuh yang tidak diberi


massage

6) Mengoleskan krem, minyak atau lotion pada punggung ibu

7) Melakukan warming up massage dengan streching

punggung (mengurut seluruh bagian punggung)

Gambar 2.1. Teknik Slow Stroke Back Massage

8) Melakukan pemijatan utama dengan memijat secara

lembut bagian torakal 10 sampai 12 dan lumbal 1 dengan

60 pijatan dalam satu menit, lamanya perlakuan

disesuaikan dengan masing masing kelompok eksperimen

( 5 menit, 10 menit dan 15 menit). Gerakan pemijatan

utama stimulasi kutan slow stroke back massage dapat

dilihat pada Gambar 2.1.

16
9) Mengakhiri pemijatan dengan teknik slow down massage

(mengurut punggung kembali)

10) Membersihkan punggung ibu menggunakan air dan sabun

bila diperlukan kemudian dibilas dengan waslap basah dan

keringkan dengan handuk.

11) Membantu ibu menggunakan pakaian kembali

12) Mencuci tangan

d) Tahap Terminasi

1) Mengevaluasi Respon Klien

2) Menyimpulkan hasil kegiatan

e) Evaluasi dan Dokumentasi

17
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Hasil

Author Judul Metode Hasil Source


Retno, 2013. Tindakan Slow One Group ada pengaruh signifikan puslit2.pet
Stroke Back Pre Test-Post slow stroke back ra.ac.id/ej
Massage Dalam Test Design massage terhadap ournal/ind
Menurunkan penurunan tekanan darah ex.php/sti
Tekanan Darah penderita hipertensi, kes
Pada Penderita dapat dipraktekan karena
Hipertensi mudah, sederhana dan
murah
Septiari, Pengaruh terapi One Group Ada Pengaruh Terapi ejournal.
2016 slow stroke back Pre Test-Post Slow Stroke Back stikestelo
massage Test Design Massage Terhadap gorejo.ac
Perubahan Tekanan .id/index.
terhadap
Darah Penderita php/ilmu
perubahan Hipertensi Ditunjukkan keperaw
tekanan darah Dengan Ada Penurunan atan
pada penderita Nilai Dari Responden
hipertensi
derajat 1

Ayu, 2016 Pengaruh One Group Ada pengaruh yang ejournal.


Pemberian Slow Pre Test-Post signifikan pemberian stikestelo
Stroke Back Test Design slow stroke back gorejo.ac
without control massage dan .id
Massage Dan
group aromatherapi mawar
Aromaterapi untuk menurunkan
Mawar Untuk tekanan darah pada
Menurunkan pasien hipertensi di
Tekanan Darah RSUD H. Soewondo
Pada Pasien Kendal
Hipertensi Di
RSUD
H.Soewondo
Kendal
Biswas, A Comparative Experimental Foot Massage dan slow www.iosr
Asokan, Study To Assess pre test post stroke back massage journals.
Lenka, 2018 The test control sama efektif dalam org/iosr-
Effectiveness Of group design mengurangi tekanan jnhs
Foot Massage darah pada pasien

18
and Slow Stroke hipertensi pria dan
Back Massage wanita
In Reducing
Blood Pressure
Among
Hypertensive
Patients
Admitted In
Medicine Ward
Attertiarycare
Hospital,
Bhubaneswar
Pinar, 2015 Slow Stroke experimental Penelitian telah https://w
Back Massage study with menunjukkan bahwa ww.ncbi.
To Decrease pretest-posttest slow stroke back nlm.nih.g
State Anxiety, control group massage efektif dalam ov/pubm
Cortisol Level, design mengurangi kecemasan ed
Blood keadaan, kadar kortisol,
Prsessure, Heart tekanan darah dan HR,
Rate And serta meningkatkan
Increase Sleep kualitas tidur
Quality In
Family
Caregivers Of
Patients With
Cancer

3.2 Pembahasan

Peneliti Retno (2013) melakukan penelitian yang bertujuan untuk

menganalisis pengaruh slow stroke back massage terhadap perubahan

tekanan darah penderita hipertensi di Puskesmas Pembantu Blabak Wilayah

Kerja Puskesmas Pesantren 1 Kota Kediri dengan menggunakan desain One

Group Pre Test-Post Test Design. Hasil penelitian menunjukkan tekanan

darah mengalami penurunan yang signifikan. Slow stroke massage

menurunkan tekanan darah, dengan nilai maksimal penurunan sistolik dan

diastolik 8,00 mmHg dan 24,00 mmHg. Kesimpulan dari penelitian ini, ada

19
pengaruh signifikan slow stroke back massage terhadap penurunan tekanan

darah penderita hipertensi.

Efek Sentuhan pada kulit ataupun tekanan pada kulit pada slow stroke

back massage membuat otot, tendon, dan ligamen menjadi rileks sehingga

meningkatkan aktivitas parasimpatis untuk mengeluarkan neurotransmiter

asetilkolin untuk menghambat aktivitas saraf simpatis di otot jantung yang

bermanifestasi pada penurunan tekanan darah. Masase memberi keuntungan

pada organ seperti organ muskuloskeletal dan kardiovaskuler yang memberi

efek positif pada organ. Slow stroke back massage dapat membuat

vasodilatasi pembuluh darah dan getah bening, dan meningkatkan respon

refleks baroreseptor yang mempengaruhi penurunan aktivitas sistem saraf

simpatis dan meningkatkan aktivitas sistem saraf parasimpatis. Mekanisme

ini menyebabkan terjadinya vasodilatasi sistemik dan penurunan

kontraktilitas otot jantung, selanjutnya mempengaruhi terjadinya penurunan

kecepatan denyut jantung, curah jantung, dan volume sekuncup dan pada

akhirnya terjadi perubahan tekanan darah yaitu penurunan tekanan darah.

Pengaruh slow stroke back massage terbukti dan sesuai dengan teori

bahwa slow stroke back massage juga dapat meningkatkan level dari

serotonin, mengurangi efek psikis dari stres dan mengurangi resiko seperti

hipertensi serta mempengaruhi hormon yang paling penting dalam tekanan

darah yaitu Hormon yang dikeluarkan medula adrenal selama masa stres

adalah norepinefrin dan epinefrin yang dilepaskan oleh kelenjar adrenal ke

dalam darah. Kedua hormon ini meningkatkan respon “fight or flight”

20
Penelitian lain yang dilakukan oleh Septiari (2016). Peneliti

melakukan penelitian bertujuan untuk mengetahui pengaruh terapi slow

stroke back massage terhadap perubahan tekanan darah pada penderita

hipertensi derajat 1 di Panti Wherda Omega Semarang dengan

menggunakan metode eksperimen one group pre test-post test. Hasil

penelitian menunjukkan tekanan darah mengalami penurunan. Slow

stroke back massage menurunkan, dengan nilai maksimal penurunan

sistolik dan diastolik sebesar 4,75 mmHg dan 4,5 mmHg. Kesimpulan

dari penelitian ini, ada pengaruh terapi slow stroke back massage

terhadap perubahan tekanan darah penderita hipertensi ditunjukkan

dengan ada penurunan nilai dari responden.

Slow stroke back massage dapat membuat vasodilatasi pembuluh

darah dan getah bening dan meningkatkan respon refleks baroreseptor yang

mempengaruhi penurunan aktivitas sistem saraf simpatis dan meningkatkan

aktivitas sistem saraf parasimpatis. Mekanisme ini menyebabkan terjadinya

vasodilatasi sistemik dan penurunan kontraktilitas otot jantung, selanjutnya

mempengaruhi terjadinya penurunan kecepatan denyut jantung, curah

jantung dan volume sekuncup yang pada akhirnya akan berpengaruh pada

tekanan darah (Retno, 2012). Gabungan vasodilatasi dan penurunan curah

jantung akan menyebabkan terjadinya penurunan tekanan darah. Sebaliknya,

pada saat tekanan darah turun, maka respons reaksi cepat untuk melakukan

proses homeostasis tekanan darah supaya berada pada kisaran normal.

21
Jadi dapat disimpulkan bahwa terapi slow stroke back massage

tersebut mampu membantu menurunkan tekanan darah agar tetap stabil pada

penderita hipertensi. Penelitian ini juga memperkuat bahwa terapi

farmakologi lebih aman dilakukan daripada berfokus pada penyembuhan

menggunakan obat-obatan yang akan mengakibatkan resiko penyakit yang

lebih berbahaya.

Penelitian terkait juga dilakukan oleh Ayu (2016). Penelitian ini

bertujuan untuk mengetahui pengaruh Slow Stroke Back Massage dan

aromaterapi mawar untuk menurunkan tekanan darah pada pasien hipertensi

di RSUD H. Soewondo Kendal dengan menggunakan Quasi Experiment

(Ekperimen Semu) dengan menggunakan one group pre-post design without

control. Hasil penelitian menunjukkan ada pengaruh yang signifikan

pemberian slow stroke back massage dan aromatherapi mawar untuk

menurunkan tekanan darah pada pasien hipertensi di RSUD H. Soewondo

Kendal ρ value tekanan darah sistolik 0,001 dan ρ value tekanan darah

diastolik 0,003 (α < 0,05).

Tekanan darah responden baik tekanan darah sistolik maupun

diastolik sesudah pemberian slow stroke back massage dan aromaterapi

mawar lebih rendah dibandingkan tekanan darah sebelum pemberian slow

stroke back massage dan aromaterapi mawar. Hal ini disebabkan slow

stroke back massage dan aromaterapi mawar dapat menyebabkan responden

merasa tenang, rileks. Sesuai teori pada saat pemberian slow stroke back

massage dapat merangsang pengeluaran hormon endhorphin, hormon ini

22
dapat memberikan efek tenang pada pasien dan terjadi vasodilatasi pada

pembuluh darah sehingga pembuluh darah pun menjadi rileks dan akan

terjadi penurunan tekanan darah.

Aromaterapi mawar dapat menurunkan tekanan darah tinggi

disebabkan karena senyawa dalam minyak mawar mempunyai sifat lifopilik,

yaitu larut dalam lemak yang mana mudah terabsorbsi oleh kulit. Setelah

aromaterapi mawar menembus lapisan epidermis, molekul minyak mawar

menyebar ke bagian tubuh yang lain, seperti saluran limfa dan pembuluh

darah, saraf, kolagen, fibroblast, mast cell. Molekul-molekul itu akan ikut

bersirkulasi hingga mencapai sel dalam tubuh yang menyebabkan sirkulasi

darah lancar dan memberikan efek menenangkan sehingga dapat

menurunkan tekanan darah.

Jurnal terkait juga dipublikasikan oleh Biswas, Asokan, Lenka (2018).

Penelitian ini bertujuan untuk menilai dan membandingkan efektivitas pijat

kaki dan slow stroke back massage dalam mengurangi tekanan darah di

antara pasien hipertensi yang dirawat di bangsal Obat di Rumah Sakit

perawatan tersier Bhubaneswar dengan menggunakan metode Experimental

pre test post test control group design.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pijat punggung Kaki dan

slow stroke back massage sama efektifnya dalam mengurangi tekanan darah

pada pasien hipertensi pria dan wanita. Slow stroke back massage dan pijat

kaki secara luas dipraktekkan di sektor perawatan kesehatan. Ini adalah

metode yang efektif biaya untuk mengurangi tekanan darah. Perawat dapat

23
dengan mudah mempelajari teknik pijat ini. Ini membantu menurunkan

tekanan darah, lama rawat di rumah sakit untuk pasien dengan hipertensi

dan mengurangi komplikasi lebih lanjut yang berkaitan dengan hipertensi.

Jurnal internasional yang lain dipublikasikan oleh Pinar, (2015) ini

bertujuan untuk mengevaluasi efek pijatan punggung belakang yang lambat

terhadap keadaan kecemasan, tingkat kortisol, tekanan darah sistolik /

diastolik, denyut nadi, dan kualitas tidur dengan menggunakan desain

penelitian experimental study with pretest-posttest control group design.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengasuh keluarga untuk pasien

dengan kanker dapat memperoleh manfaat dari pijatan lambat stroke untuk

meningkatkan kecemasan keadaan, tingkat kortisol, tekanan darah dan detak

jantung, dan kualitas tidur.

Dalam penelitian ini, Efek pijatan pada BP dan HR menunjukkan

bahwa baik BP dan HR, yang merupakan indikator fisiologis, menurun

secara signifikan dengan pijatan pada kelompok intervensi seperti yang

diharapkan. Hasil penelitian sebelumnya yang dilakukan pada pasien

hipertensi (Supa'at, 2014) menunjukkan penurunan signifikan pada tekanan

darah setelah dilakukan slow stroke back massage. Mengenai HR, juga

menunjukkan bahwa pijat memiliki efek menurunkan HR. Meskipun subjek

yang terlibat dan metode dan durasi pijatan berbeda dari penelitian lain,

hasilnya konsisten dengan penelitian sebelumnya yang menunjukkan bahwa

pijatan efektif untuk menurunkan tekanan darah dan HR. Penurunan BP dan

HR dapat dijelaskan oleh sensasi nyaman dan relaksasi, serta perubahan dari

24
aktivitas simpatik ke aktivitas parasimpatik dan akhirnya peningkatan

aktivitas parasimpatik yang dipicu oleh pemijatan.

3.3 Implikasi Keperawatan

Teknik Slow Stroke Back Massage merupakan salah satu bentuk terapi

komplementer non farmakologi, dan jika dianalisis dari berbagai jurnal yang

mendukung, teknik Slow Stroke Back Massage ini merupakan salah satu

metode yang sangat efektif dalam menurunkan tekanan darah. Namun

ternyata tidak hanya menurunkan tekanan darah saja metode ini juga bisa

digunakan dan efektif dalam mengurangi nyeri, kecemasan, dan kualitas

tidur.

25
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN

4.1 Kesimpulan

Secara teori dan bukti empiris menunjukkan bahwa Slow Stroke Back

Massage efektif dalam menurunkan tekanan darah pada penderita

hipertensi. Pada dasarnya teknik ini menggunakan stimulasi kulit, Efek

Sentuhan pada kulit ataupun tekanan pada kulit pada slow stroke back

massage membuat otot, tendon, dan ligamen menjadi rileks sehingga

meningkatkan aktivitas parasimpatis untuk mengeluarkan neurotransmiter

asetilkolin untuk menghambat aktivitas saraf simpatis di otot jantung yang

bermanifestasi pada penurunan tekanan darah.

4.2 Saran

1. Bagi Perawat

Diharapkan analisis jurnal ini bermanfaat bagi perawat dengan

harapan Slow Stroke Back Massage ini dapat digunakan di lahan kerja

perawat dalam menangani permasalahan hipertensi, karena metode ini

mudah dan ekonomis untuk diterapkan di lingkungan kerja perawat.

2. Bagi Fasilitas Pelayanan Kesehatan

Diharapkan Slow Stroke Back Massage dijadikan sebagai salah satu

referensi atau alternatif tindakan mandiri perawat difasilitas kesehatan

khususnya dalam hal manajemen pengendalian dan penanganan non

farmakologi yaitu menggunakan terapi komplementer dan intervensi

secara mandiri dalam menurunkan tekanan darah pada penderita

hipertensi.

26
DAFTAR PUSTAKA

Ayu, 2016. Pengaruh Pemberian Slow Stroke Back Massage Dan Aromaterapi
Mawar Untuk Menurunkan Tekanan Darah Pada Pasien Hipertensi Di
RSUD H.Soewondo Kendal. ejournal.stikestelogorejo.ac.id. Diakses 21
Agustus 2018.

Biswas, Alokan, Lenka, 2018. A Comparative Study To Assess The Effectiveness


Of Foot Massage and Slow Stroke Back Massage In Reducing Blood
Pressure Among Hypertensive Patients Admitted In Medicine Ward
Attertiarycare Hospital, Bhubaneswar. www.iosrjournals.org/iosr-jnhs.
Diakses 21 Agustus 2018

Kowalski, Robert E. (2013). Terapi hipertensi. Bandung: PT. Mizan Pustaka

Muttaqin, Arif. (2015). Buku ajar asuhan keperawatan klien dengan gangguan
sistem kardiovaskuler dan hematologi. Jakarta: Salemba Medika

Moraska, A. N., et al. (2014). Physiological adjustments to stress mesures


following massage therapy: a review of literature. Hindawi publising
corporation: evidence-based complementary and alternative medicine.
(Online), http://hindawi.com/journals/ecam/2010/292069/abs/. Diakses
tanggal 21 Agustus 2018

Nurarif, 2016. Asuhan Keperawatan Praktis, Jilid 1, Edisi Revisi. MediAction.


Jogjakarta.

Pinar, 2015. Slow Stroke Back Massage To Decrease State Anxiety, Cortisol Level,
Blood Prsessure, Heart Rate And Increase Sleep Quality In Family
Caregivers Of Patients With Cancer. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed.
Diakses 21 Agustus 2018.

Prince, Sylvia, Wilson, Lorraine M. (2013). Patofisiologi: Konsep Klinis Proses-


proses Penyakit, Edisi 6, Volume 1. Jakarta : Buku Kedokteran EGC

Retno, 2013. Tindakan Slow Stroke Back Massage Dalam Menurunkan Tekanan
Darah Pada Penderita Hipertensi. Puslit2.petra.ac.id/ejournal/index.php/
stikes. Di Akses 21 Agustus 2018.

Septiari, 2016. Pengaruh terapi slow stroke back massage terhadap perubahan
tekanan darah pada penderita hipertensi derajat 1. ejournal.Stikes
telogorejo.ac.id/ index.php/ilmukeperawatan. Di Akses 21 Agustus 2018.

27

Anda mungkin juga menyukai