Bisa Jadi Jurnal PDF
Bisa Jadi Jurnal PDF
1, Juni 2008 (4 – 9)
Mobil yang digunakan untuk menempuh perjalanan yang jauh biasanya dipacu dengan kecepatan yang cukup tinggi dengan
putaran mesin berkisar pada rpm 2000 dan dalam jangka waktu yang cukup lama. Agar tidak terjadi hal-hal yang tidak
diinginkan akibat suhu mesin melebihi suhu normal mesin saat bekerja, maka penelitian ini perlu dilakukan. Pada penelitian
ini dilakukan pengujian perbandingan laju pembuangan panas mesin antara pemakaian 100% air dengan campuran 80% air
dan 20% radiator coolant dengan metode paired comparison pada rpm 2000. Dari penelitian tersebut diambil data antara
lain temperatur masuk dan keluar radiator, dan volume aliran fluida radiator (Q) yang kemudian dilakukan pengolahan data
untuk menentukan laju aliran massa (m), panas spesifik fluida (Cp), laju pembuangan panas radiator (q), dan pengolahan
data secara statistik. Hasil pengujian terhadap campuran fluida radiator 80% air dan 20% radiator coolant menunjukkan
rata – rata selisih temperatur inlet radiator dengan temperatur outlet radiator yang lebih tinggi sebesar 4,725˚C serta rata-
rata laju pembuangan panas radiator yang lebih tinggi juga sebesar 8,0378 kJ/s. Kondisi ini menunjukkan pada rpm 2000,
campuran 80% air dan 20% radiator coolant memiliki kemampuan penyerapan dan pembuangan panas mesin yang lebih
tinggi daripada 100% air.
Abstract
Cars that used in a long journey are usually raced in high speed with engine rotation until 2000 rpm and in long time
enough. In order to avoid undesirable conditions due to overheating in engine operation, this research became relevant. In
this research, the experiments were conducted to compare the rate of heat released by radiator with water 100% and the
mixture between water 80% and radiator coolant 20%. The analysis was performed at 2000 rpm by using the paired
comparison method. The results showed that the average temperature difference between radiator inlet and outlet by fluid
mixture of water 80% and radiator coolant 20% was 4.725oC higher than that of water 100%. Similarly, the heat released by
radiator with fluid mixture of water 80% and radiator coolant 20% was 8.0378 KJ/s, higher than that of water 100%.
mendapatkan perhatian dalam rangka meningkatkan 2. Konveksi paksa (force convection), yaitu
performance engine secara keseluruhan. konveksi yang terjadi dimana aliran fluida
2. Dasar Teori disebabkan oleh peralatan bantu seperti fan,
blower dan lain-lain.
2.1. Pembuangan panas radiator
3. Konveksi dengan perubahan fase, yaitu sama
Besar pembuangan panas radiator adalah suatu seperti pendidihan (boiling) dan pengembunan
nilai yang menunjukkan besarnya panas pada air (kondensasi).
radiator yang dapat dibuang ke udara luar. Persamaan laju perpindahan panas konveksi, bila
Persamaan yang digunakan untuk menghitung Ts,> T ∞ adalah :
adalah
q konv = hA (Ts − T∞ )
q& = m& .C p (Th ,in − Th ,out ) (1) (3)
Keterangan : Keterangan :
q = Laju perpindahan panas (W) q konv = Besar laju perpindahan konveksi (W)
m = Laju aliran massa air (Kg/s) h = Koefisien konveksi (W/m2 K)
Cp = Kalor spesifik fluida air (KJ/Kg oC) A = Luasan permukaan perpindahan panas
Th,in = Temperatur air saat memasuki radiator (K) (m2)
Th,out = Temperatur air saat keluar radiator (K) (Ts - T ∞ ) = Perbedaan temperatur (K)
2.2. Cara-cara perpindahan panas Persamaan diatas disebut dengan Hukum Newton
Perpindahan panas dapat didefinisikan sebagai Pendinginan atau Newton’s Law of Cooling.
perpindahan energi dari suatu daerah ke daerah c. Radiasi
lainnya sebagai akibat dari perbedaan temperatur Radiasi thermal adalah energi yang diemisikan
antar daerah tersebut. Secara umum ada 3 cara proses oleh benda yang berada pada temperatur tinggi,
perpindahan panas yaitu : dimana merupakan perubahan dalam konfigurasi
a. Konduksi elektron dari atom.
Perpindahan panas konduksi merupakan Energi dari medan radiasi ditransportasikan oleh
perpindahan energi yang terjadi pada media padat gelombang elektromagnetik atau lainnya. Photon
atau fluida yang diam sebagai akibat dari perbedaan berasal dari energi dalam sebuah elektron yang
temperatur. Hal ini merupakan perpindahan energi memancar.
dari partikel yang lebih enerjik ke partikel yang Pada perpindahan panas konduksi dan konveksi
kurang enerjik pada benda akibat interaksi antar adalah mutlak membutuhkan media. Sedangkan pada
partikel-partikel. Energi ini dihubungkan dengan perpindahan panas radiasi tidak diperlukan media.
pergerakan translasi, sembarang, rotasi dan getaran Kenyataannya perpindahan panas radiasi lebih efektif
dari molekul-molekul. Temperatur lebih tinggi terjadi pada ruang hampa.
berarti molekul lebih berenergi memindahkan energi Laju perpindahan panas netto radiasi dirumuskan
ke temperatur lebih rendah (kurang energi). Untuk sebagai berikut :
konduksi panas, persamaan aliran dikenal dengan q rad = ε σ A (Ts 4- Tsur 4) (4)
Hukum Fourier. Keterangan :
Jika kondisi pada dinding datar, laju perpindahan q rad = Laju perpindahan panas radiasi (W)
panas satu dimensi adalah sebagai berikut : ε = Emisivitas permukaan material
q kond = -K. A dT/dx (2) σ = Konstanta Stefan-Boltzmann
Keterangan : = 5,669 × 10-8 W/m2.K4
q kond = Besar laju perpindahan panas konduksi (W) A = Luasan permukaan perpindahan panas (m2)
k = Konduktivitas termal bahan (W/m. K) Ts = Temperatur permukaan benda (K)
dT/dx = Temperature gradient Tsur = Temperatur surrounding (K)
A = Luasan permukaan perpindahan panas (m2). 2.3. Prinsip kerja radiator sebagai pembuangan
(-) = Perpindahan panas dari temperatur tinggi ke panas mesin
temperatur rendah.
Panas mesin terpusat pada ruang bakar / silinder
b. Konveksi
yang merupakan hasil dari proses pembakaran udara
Perpindahan panas konveksi adalah suatu
dan bahan bakar. Seperti yang ditunjukkan Gambar
perpindahan panas yang terjadi antara suatu
1, panas di ruang mesin ini dipindahkan dari sisi
permukaan padat dan fluida yang bergerak atau
dalam silinder ke water jacket secara konduksi.
mengalir akibat adanya perbedaan temperatur.
Kemudian panas pada water jacket diteruskan ke
Secara umum konveksi dapat dibedakan menjadi
fluida pendingin (air) secara konveksi, akibatnya air
tiga yaitu :
menjadi panas. Air pendingin yang telah menjadi
1. Konveksi bebas (free convection) atau natural
panas ini disirkulasikan (dipompakan) ke radiator
convection, yaitu konveksi dimana aliran
untuk didinginkan lagi agar mampu menyerap panas
fluida terjadi bukan karena dipaksa oleh suatu
kembali.
alat, tetapi disebabkan karena gaya apung
Air panas masuk radiator ke upper tank melalui
(buoyancy force).
upper hose, selanjutnya ke lower tank melalui tube
5
Made Ricki Murti/Jurnal Ilmiah Teknik Mesin CAKRAM Vol. 2 No. 1, Juni 2008 (4 – 9)
(pipa kapiler) pada radiator core dan keluar dari adalah dua belas (n = 12, berdasarkan fungsi waktu
lower tank melalui lower hose sudah berupa air pada RPM 2000). Kemudian dampak pendinginan
dingin. Air yang telah didinginkan tersebut kembali dari sistem radiator menggunakan 100% air dan
disirkulasikan ke sepanjang water jacket dan campuran 80% air, 20% RC pada rpm sama adalah
melakukan penyerapan panas seperti diuraikan di masing-masing disimbolkan dengan X dan Y,
atas. sehingga dibuat Tabel 1 seperti dibawah ini.
Proses pembuangan panas dari fluida pendingin Rata-rata selisih dihitung dengan menggunakan
(air) terjadi di radiator yaitu pada radiator core. Air rumus sebagai berikut :
panas yang mengalir pada tube memindahkan panas 1 n
dari air (fluida pendingin) ke permukaan dalam tube ∑ Di
secara konveksi. Panas selanjutnya dipindahkan dari D = n i =1 (5)
permukaan dalam ke permukaan luar tube secara Standar deviasi ditentukan dengan persamaan
konduksi, dan diteruskan lagi dari permukaan luar sebagai berikut :
tube ke fin (kisi-kisi radiator) secara konduksi juga.
∑ (D )
n
2
Panas dari fin radiator di pindahkan ke udara luar −D
i
secara konveksi.
SD = i −1
2.4. Uji – t (t-Test) (n − 1) (6)
Metode yang digunakan pada penelitian ini
adalah Paired Comparison (membandingkan
berpasangan), dimana terdapat jumlah pasangan
6
Made Ricki Murti/Jurnal Ilmiah Teknik Mesin CAKRAM Vol. 2 No. 1, Juni 2008 (4 – 9)
Convidence interval (range kepercayaan) 1-α = 95 % biasa, auto sealant, klem, dan radiator coolant yang
untuk δ diberikan sebagai berikut : berupa konsentrat.
__ Skematik peralatan uji ditunjukkan pada Gambar
s
D ± tα / 2,n −1 2 di bawah ini.
n (7) 3.2. Pelaksanaan pengujian
Harga t dapat dihitung dengan persamaan sebagai Pengujian dilaksanakan menggunakan fluida
berikut; 100% air dengan campuran 80% air dan 20% RC
D −δ0 pada rpm 2000.
t= (8) Pengujian dimulai dengan fluida 100% air
SD dengan campuran 80% air dan 20% RC pada rpm
n 2000. Catat temperatur fluida pada inlet radiator
Keterangan: (Tin) dan temperatur fluida di outlet radiator (Tout)
D = rata-rata selisih sebagai kondisi awal, kemudian mesin
dihidupkan/dijalankan. Pengujian dilaksanakan
n = jumlah pasangan, n-1 = derajat kebebasan selama 1 jam dan pencatatan data berikutnya diambil
Di = total selisih setiap lima menit (5 menit).
Adapun langkah-langkah pengujian (prosedur
δ0 = 0 pengujian) adalah sebagai berikut :
Hipotesa yang dihasilkan : 1. Siapkan alat dan bahan serta rangkai alat uji
H 0 : μ1 ≤ μ 2 seperti skema.
2. Masukkan fluida pendingin ke dalam radiator
(q campuran 80% air, 20% RC ≤ q 100% air) dan yakinkan telah terisi penuh.
H 1 : μ1 > μ 2 3. Catat temperatur fluida pendingin pada sisi
(q campuran 80% air, 20% RC > q 100% air) masuk dan keluar radiator (temperatur ini
merupakan temperatur awal / initial
Uji hipotesa : temperature).
4. Hidupkan mesin dan pertahankan pada putaran
t >t 0→H konstan 2000 rpm.
Jika hitung tabel
ditolak H1 diterima,
berarti q campuran 80% air dan 20% RC lebih besar 5. Catat data setiap 5 menit terhitung saat mesin
dari q 100% air. mulai hidup. Pengujian dilakukan selama 1
t ≤t →H jam, yang mana pengujian dan pengambilan
1
Jika hitung tabel
ditolak H0 diterima, data dihentikan pada menit ke-60.
berarti q campuran 80% air dan 20% RC sama 6. Setelah itu, matikan mesin dan biarkan sampai
dengan q 100% air. mesin benar-benar dingin.
3. Metode Penelitian 7. Setelah proses pengujian selesai, kembalikan
kondisi kendaraan ke kondisi semula. Rapikan
3.1. Alat dan bahan
kembali semua alat dan bahan uji.
Alat-alat yang diperlukan pada penelitian ini 8. Ulangi pengujian tersebut sebamyak 3 kali
adalah satu unit kendaraan (mobil), termocouple, pada jam yang sama
flow meter, stop watch, dan alat bantu seperti tang,
obeng, ember, dll. Bahan yang digunakan adalah air
7
Made Ricki Murti/Jurnal Ilmiah Teknik Mesin CAKRAM Vol. 2 No. 1, Juni 2008 (4 – 9)
8
Made Ricki Murti/Jurnal Ilmiah Teknik Mesin CAKRAM Vol. 2 No. 1, Juni 2008 (4 – 9)