Anda di halaman 1dari 11

1.

Sistem Informasi Akuntansi dan Organisasi Bisnis


Sistem Informasi Akuntansi atau sering disingkat SIA merupakan kumpulan sumber
daya, seperti manusia dan peralatan yang dirancang untuk mengubah data keuangan dan
data lainnya ke dalam informasi. Informasi tersebut kemudian dikomunikasikan kepada
para pembuat keputusan. Sistem informasi akuntansi melakukan hal tersebut baik
dengan sistem manual maupun sistem terkomputerisasi. Organisasi membutuhkan
sistem informasi untuk mempertahankan eksistensinya. Organisasi juga membutuhkan
informasi yang memadai mengenai produktivitas dan operasional organisasi itu sendiri.
Informasi itu akan membantu proses pengambilan keputusan oleh para pembuat
keputusan.
Informasi dan Keputusan
Proses pengambilan keputusan merupakan wujud pengalokasian sumber daya yang
merupakan sarana bagi sistem organisasi untuk mencapai tujuannya. Informasi akan
berguna apabila informasi tersebut mampu memfasilitasi keputusan pengalokasian
sumber daya. Singkatnya, informasi adalah sumber daya yang penting karena informasi
mampu mendukung suatu sistem untuk mencapai tujuannya.
Pengguna informasi dibedakan menjadi dua kelompok, yaitu kelompok eksternal
dan internal. Pengguna informasi kelompok eksternal mencakup pemegang saham,
investor, kreditor, agen pemerintah, konsumen, vendor, pesaing, serikat kerja, dan
masyarakat luas. Para pengguna eksternal menggunakan output dari sistem informasi
akuntansi untuk mengevaluasi kinerja perusahaan, memprediksi kinerja perusahaan di
masa mendatang, dan mengetahui kondisi perusahaan pada suatu masa. Pengguna
internal merupakan para manajer. Kebutuhan manajer tergantung pada level mereka di
perusahaan atau pada fungsi yang mereka jalankan di organisasi tersebut. Terdapat tiga
tingkatan manajemen dalam perusahaan, yaitu manajemen level bawah, manajemen
madya, dan manajemen puncak. Manajemen level bawah biasanya memerlukan
informasi yang relevan hanya untuk subunit mereka. Manajemen madya memiliki
cakupan pengendalian yang lebih luas dibandingkan manajemen level bawah. Oleh
karena itu ia membutuhkan informasi yang bersifat cukup komprehensif, seperti
penjualan produk per minggu atau per hari. Bagi manajemen puncak, informasi yang
dibutuhkan bersifat agregat, seperti total penjualan per kuartal untuk tiap divisi atau tiap
lini produk.

1
Proses pembuatan informasi yang berguna memiliki kendala. Kendala tersebut
berupa lingkungan suatu sistem informasi akuntansi dan struktur biaya-manfaat yang
melekat dengan pengambilan keputusan pengguna. Proses pembuatan informasi
melibatkan estimasi dan judgement karena tidak adanya kepastian dalam lingkungan.
Selain itu, dengan mempertimbangkan struktur biaya-manfaat, maka informasi yang
membutuhkan biaya yang lebih besar daripada manfaat yang dihasilkannya dipandang
tidak layak untuk disajikan.
Berdasarkan sudut pandang organisasi, terdapat dua jenis informasi akuntansi :
wajib dan tidak wajib. Informasi akuntansi wajib adalah informasi yang diungkapkan
oleh perusahaan sesuai dengan yang ditetapkan dalam standar akuntansi keuangan,
sedangkan informasi akuntansi tidak wajib adalah informasi akuntansi yang
pengungkapannya bersifat sukarela. Guna memenuhi kebutuhan informasi yang wajib,
pertimbangan utama adalah sekadar meminimalkan biaya sambil tetap mempertahankan
standar minimun reliabilitas dan kegunaan informasi yang dihasilkan. Namun, jika
suatu kebutuhan informasi tidak wajib, perusahaan perlu memastikan manfaat lebih
besar dari biaya penyajian informasi.
Sistem Informasi
Sistem informasi menyiratkan penggunaan teknologi komputer dalam suatu
organisasi untuk menyediakan informasi bagi pengguna. Sistem informasi berbasis-
komputer merupakan satu rangkaian perangkat keras dan perangkat lunak yang
dirancang untuk mentransformasikan data menjadi informasi yang berguna. Berikut ini
adalah beberapa tipe informasi yang memanfaatkan komputer.
a) Sistem Pengolahan Data Elektronik (EDP), merupakan penggunaan teknologi
komputer untuk menjalankan pemrosesan data transaksi suatu organisasi.
b) Sistem Pemrosesan Data (DP), merupakan penggunaan teknologi
komputeruntuk menjalankan pemrosesan data transaksi suatu organisasi.
c) Sistem Informasi Manajemen (SIM), merupakan penggunaan komputer untuk
menyediakan informasi yang dapat mendukung pengambilan keputusan manajer.
d) Sistem Pendukung Keputusan (DSS), merupakan sistem yang memproses data
ke dalam format pengambilan keputusan untuk memudahkan pengguna. DSS
dirancang untuk melayani kebutuhan yang tidak rutin, spesifik dan khusus.
e) Sistem Pakar (ES), merupakan sistem informasi yang berdasarkan pengetahuan

2
mengenai area aplikasi tertentu sehingga sistem informasi tersebut dapat
bertindak sebagai konsultan ahli bagi pengguna akhir. ES difungsikan untuk
mengambil keputusan, bukan hanya untuk membantu mengambil keputusan.
Karena ES mencoba mereplikasi keputusan yang akan dibuat oleh seorang
pengambil keputusan dalam situasi keputusan yang sama.
f) Sistem Informasi Eksekutif (EIS), merupakan sistem informasi yang
memudahkan dan memungkinkan manajemen puncak untuk
mengaksesinformasi tertentu yang telah diolah oleh sistem informasi organisasi.
Misalkan, data actual versus data proyeksi pangsa pasar suatu kelompok produk.
g) Sistem Informasi Akuntansi (SIA), merupakan sistem berbasis komputeryang
dirancang untuk mentransformasi data akuntansi menjadi informasi.

2. Proses Bisnis
Proses bisnis adalah serangkaian tugas yang saling berhubungan yang melibatkan
data, unit organisasi, dan suatu urutan waktu yang logis. Proses bisnis selalu dipicu oleh
kejadian ekonomi. Berikut ini adalah sembilan kelompok proses bisnis dasar :
a. Logistik penjualan in bound (persediaan, pengendalian, retur ke pemasok).
b. Logistik penjualan out bound (pemrosesan order penjualan, pengiriman pesanan,
pengumpulan piutang).
c. Operasi (mesin, perakitan, pengepakan, dan lain-lain)
d. Pemasaran (periklanan, promosi, penawaran, dan lain-lain)
e. Jasa (instalasi, reparasi, layanan purnajual, dan lain-lain)
f. Prokuremen (pembelian, pemesanan, evaluasi penawaran dari pemasok, dan
lain-lain)
g. Pengembangan teknologi (sumber daya dan pengembangan)
h. Organisasi dan manajemen manusia (rekrutmen, pelatihan, dan lain-lain)
i. Infrastruktur perusahaan (akuntansi, perencanaan dan pengendalian bisnis,
pengelolaan modal, dan lain-lain).
Lima proses yang pertama merupakan proses bisnis primer, yaitu proses bisnis yang
melibatkan aktivitas secara langsung menambah nilai bagi produk perusahaan.
Sementara empat proses yang tersisa termasuk proses bisnis pendukung, yaitu proses
bisnis yang melibatkan aktivitas yang tidak sescara langsung menambah nilai bagi

3
produk, singkatnya proses bisnis pendukung hanya mendukung proses bisnis primer.
Proses bisnis primer dan pendukung membentuk rantai nilai secara kolektif. Rantai
nilai adalah suatu cara pandang aktivitas perusahaan sedemikian rupa sehingga
memudahkan menilai keunggulan kompetitif perusahaan. Rantai nilai membagi
aktivitas ke dalam bagian-bagian sehingga setiap aktivitas secara individu dapat
dioptimalkan dalam rangka mencapai tujuan dan strategi organisasi.

3. Siklus Pemrosesan Transaksi


Aktivitas perusahaan dalam suatu organisasi juga dapat dipandang dengan cara yang
berbeda, yaitu dengan pendekatan siklus transaksi. Siklus pemrosesan transaksi terdiri
dari satu atau lebih sistem aplikasi, yang memproses transaksi yang terkait secara logis.
Berikut ini keempat siklus transaksi yang dikelompokkan secara tradisional.
a) Siklus pendapatan
Kejadian yang terkait dengan distribusi barang dan jasa ke entitas lain dan
pengumpulan kas yang terkait dengan distribusi tersebut. Mencakup sistem
aplikasi untuk merekam pesanan konsumen, membuat tagihan, merekam piutang
dagang, dan membuat laporan penjualan.
b) Siklus pengeluaran
Kejadian yang terkait dengan perolehan barang dan jasa dari entitas lain serta
pelunasan kewajiban yang terkait dengan perolehan barang dan jasa tersebut.
Mencakup sistem aplikasi untuk memilih vendor, membeli barang atau jasa,
merekam utang dagang, dan merekam penggajian karyawan.
c) Siklus produksi
Kejadian yang terkait dengan transformasi sumber daya menjadi barang dan
jasa. Mencakup sistem aplikasi untuk mengendalikan produksi, membuat
laporan produksi, menentukan harga produk, mengendalikan persediaan, dan
merekam aktiva tetap.
d) Siklus keuangan
Kejadian yang terkait dengan akuisi dan pengelolaan dana, termasuk kas.
Mencakup sistem aplikasi yang terkait dengan pengelolaan dan pengendalian
kas, pengelolaan utang, reta administrasi restitusi dan dana pensiun karyawan.
Pada model siklus transaksi, selain keempat siklus tersebut, ada siklus kelima, yaitu

4
siklus pelaporan keuangan. Siklus pelaporan keuangan mendapatkan data akuntansi dan
data operasi dari siklus-siklus yang lain serta memproses data tersebut sekian rupa
hingga laporan keuangan dapat disajikan.
Proses Pengendalian Internal
Proses pengendalian internal merupakan tindakan yang diambil dalam suatu
organisasi untuk mengatur dan mengarahkan aktivitas dalam organisasi untuk mengatur
dan mengarahkan aktivitas dalam organisasi tersebut. Pengendalian internal memastikan
bahwa kebijakan dan arahan manajemen dijalankan secara semestinya. Pengendalian
mencakup rentang aktivitas yang cukup luas, seperti pengawasan kuantitas persediaan,
konsumsi bahan habis pakai dalam proses produksi maupun dalam kegiatan
administrasi, serta pembayaran tagihan dalam periode potongan.
Elemen Proses Pengendalian Internal
Pengendalian internal merupakan satu proses yang dirancang untuk menyediakan
keyakinan yang rasional atas tercapainya tujuan (1) reliabilitas pelaporan keuangan, (2)
efektivitas dan efisiensi operasi perusahaan, dan (3) kesesuaian organisasi dengan
aturan serta regulasi yang ada. Proses pengendalian internal organisasi terdiri dari lima
elemen :
a. Lingkungan pengendalian, merupakan dampak kumulatif atas faktor-faktor untuk
membangun, mendukung dan meningkatkan efektivitas kebijakan prosedur
tertentu. Singkatnya, lingkungan pengendalian menentukan iklim organisasi dan
memengaruhi kesadaran karyawan terhadap pengendalian.
b. Pengukuran risiko, merupakan proses mengidentifikasi, menganalisis,dan
mengelola risiko yang memengaruhi tujuan perusahaan.
c. Aktivitas pengendalian, merupakan kebijakan dan prosedur yang dibangun untuk
membantu memastikan bahwa arahan manajemen dilaksanakan dengan baik.
d. Informasi dan komunikasi, sistem informasi dirancang dan diterapkan bukan
hanya untuk menghasilkan informasi akuntansi, tetapi juga berguna untuk
mendukung pengendalian manajemen.
e. Pengawasan, melibatkan proses yang berkelanjutan untuk menaksir kualitas
pengendalian internal dari waktu ke waktu serta untuk mengambil tindakan
koreksi yang diperlukan.
Pemisahan Fungsi-Fungsi Akuntansi

5
Pemisahan tugas penting untuk memastikan bahwa tidak ada individu atau
departemen yang mengelola catatan akuntansi terkait dengan operasi aktivitas mereka.
Fungsi Audit Internal
Audit internal merupakan aktivitas penilaian yang independen dalam sebuah
organisasi yang bertugas memonitor dan mengevaluasi kesesuaian dengan kebijakan
dan prosedur organisasi.

4. Akuntansi dan Teknologi Informasi


Sistem informasi akuntansi mencangkup penggunaan teknologi informasi untuk
menyediakan informasi bagi pengguna. Teknologi informasi melibatkan komputer,
tetapi juga melibatkan teknologi yang lain untuk memproses informasi.
4.1 Fungsi Sistem Informasi
Fungsi sistem informasi bertanggungjawab atas pemrosesan data. Pemrosesan data
merupakan aplikasi sistem informasi akuntansi yang paling mendasar di setiap
organisasi.
Lokasi Organisasi
Pentingnya posisi fungsi sistem informasi dalam organisasi tergantung pada
pentingnya suatu aplikasi komputer dalam suatu organisasi. Jika aplikasi komputer yang
diterapkan lintas fungsi dan anggaran sistem komputer semakin meningkat, maka peran
fungsi sistem informasi dalam organisasi juga akan cenderung meningkat. Dalam
banyak perusahaan, CIO (Chief Information Officer) berada langsung di bawah manajer
puncak atau dua level di bawah manajer puncak. Dewan penasihat merupakan alat bagi
manajer dari area lain untuk mengendalikan dan memengaruhi kebijakan, anggaran,
perencanaan jasa informasi dalam organisasi.
Spesialisasi Fungsional
Departemen sistem informasi dibagi menjadi lima fungsi utama : analisis sistem,
pemrograman, operasi, technical support, dan user support. Fungsi analisis bertugas
mengidentifikasi masalah dan proyek untuk mendesain sistem yang dapat
menyelesaikan masalah tersebut. Fungsi pemrograman bertanggung jawab untuk
mendesain, membuat kode, menguji, dan men-debug program komputer yang
diperlukan untuk mengimplementasikan sistem yang telah dirancang oleh analis. Fungsi
operasi bertanggung jawab menyiapkan data, mengoperasikan peralatan dan

6
memelihara sistem. Fungsi technical support bertanggung jawab dengan sistem operasi,
perangkat lunak, desain database, pengelolaan data, dan teknnologi komunikasi. Fungsi
usser support bertugas melayani pengguna, serupa dengan fungsi technical support yang
bertugas melayani personel di departemen sistem informasi. Fungsi usser support sering
berperan sebagai pusat informasi. Pusat informasi adalah suatu fasilitas pendukung bagi
pengguna dalam organisasi. Fungsi analisis dapat dipecah menjadi analisis informasi
dan perancangan sistem. Fungsi pemrograman dapat dibagi menjadi pemrograman
sistem, pemrograman aplikasi, dan pemrograman pemeliharaan. Fungsi operasi dapat
dipecah menjadi operasi komputer, penyiapan data, pustakawan program, maupun
pustakawan data. Dalam organisasi proyek, analis dan programer diberi tugas untuk
proyek aplikasi tertentu dan mereka akan bekerja sama untuk menyelesaikan proyek
tersebut di bawah tanggung jawab pimpinan proyek.
4.2 Komputasi Pengguna-Akhir
Pengguna akhir menunjuk pada fungsi organisasi selain fungsi sistem informasi
yang membutuhkan pemrosesan data. Komputasi pengguna akhir (EUC) adalah
penggunaan komputer oleh pengguna-akhir yang menjalankan sendiri aktivitas
pemrosesan informasi dengan perangkat keras, perangkat lunak, dan sumber daya
profesional yang disediakan oleh organisasi. Salah satu aplikasi EUC umumnya adalah
pengambilan informasi dari database organisasi dengan menggunakan bahasa query dari
suatu sistem manajemen database. Komputer personal memungkinkan pengguna
memiliki kemampuan untuk memproses data sendiri
4.3 Teknologi Respons-Cepat
Teknologi respons-cepat adalah teknologi yang cepat dan responsif demi
terwujudnya total quality performance (TQP), atau juga dikenal total quality
management (TQM), dalam bisnis. TQP adalah suatu filosofi bahwa setiap orang harus
melakukan yang benar dengan cara yang benar sejak pertama kali. TQP menuntut
produksi yang berkualitas tinggi, efisiensi operasional, dan perbaikan yang
berkelanjutan. Electronic data interchange (EDI) berperan untuk mewujudkan sistem
respons cepat. Teknologi lain yang juga penting adalah universal product code (UPC)
sebagai teknologi identifikasi produk dan teknologi scanning.

Just-in-Time

7
Sistem penjualan eceran respons cepat pada dasarnya serupa dengan sistem
persediaan just in time (JIT) yang diterapkan dalam sistem persediaan pemanufakturan.
Order pembelian item persediaan dibuat atas dasar “tarikan permintaan konsumen”
bukan atas dasar “tingkat permintaan yang diinginkan oleh penjual” dalam interval
waktu tertentu untuk mempertahankan tingkat persediaan. Lingkungan JIT
menghendaki operasi proses yang kontinu dengan tujuan meminimalkan atau
mengeliminasi persediaan.
Web Commerce
Penjualan yang dilakukan melalui World Wide Web. Manfaat bagi konsumen yaitu :
tidak ada antrian untuk mengetahui informasi produk, pelanggan dapat memperoleh
jawaban yang cepat atas sesuatu yang ingin dipertanyakan, meningkatkan keamanan
transaksi. Selain itu juga ada manfaat bagi pedagang yaitu : penghematan biaya dengan
adanya pemesanan yang otomatis, pengkodean data transaksi secara elektronik dan
otomatis, biaya overhead murah, informasi mengenai produk tersedia secara luas,
kemampuan secara cepat dan menyebarkan informasi produk baru dan harga baru. Web
trust yang secara khusus melatih akuntan publik untuk mengevaluasi dan menilai
website dengan menggunakan kriteria keamanan tertentu.
Electronic Data Interchange
Merupakan tukar-menukar dokumen bisnis dari komputer langsung ke komputer
lain melalui jaringan komunikasi. Standar EDI publik, khususnya ANSI X.12, memiliki
dampak besar terhadap perkembangan sistem respons cepat. Jaringan EDI antara sistem
komputer pengecer dan sistem komputer pemasok mengeliminasi pemrosesan kertas
dan memungkinkan pemrosesan order pembelian secara hampir instan.
Extensible Business Reporting Language (XBRL)
Merupakan bahasa yang memfasilitasi pertukaran berbagai jenis dokumen bisnis
dan laporan keuangan lewat internet. Tuntutan pelaporan keuangan oleh Securities and
Exchange Commission (SEC) merupakan contoh penerapan XBRL.
Pemanufakturan Terintegrasi-Komputer (CIM)
Merupakan satu pendekatan penggunaan teknologi informasi dalam perusahaan
pemanufakturan yang terintegrasi. CIM mengurangi biaya informasi dan dengan EDI
membuat produsen, pemasok, dan pelanggan menjadi lebih dekat satu dengan yang lain.
Sistem Pembayaran Elektronik (EFT)

8
Merupakan sistem yang pemrosesan dan komunikasi terjadi secara elektronik.
Sistem EFT memungkinkan terjadinya perpindahan dana antar organisasi secara
elektronik atas dasar instruksi pelanggan. Sistem EFT eceran mencangkup sistem
pembayaran menggunakan telepon dan telegram, sistem pembayaran preauthorized,
aplikasi pos, dan anjungan tunai mandiri.

5. Akuntan dan Pengembangan Sistem


Akuntan dapat menjalankan aktivitas pengembangan sistem baik untuk perusahaan
mereka sendiri, untuk perusahaan lain, dalam hal mereka berposisi sebagai konsultan.
Auditor ekternal dan internal berurusan dengan pengembangan sistem pada saat mereka
mengevaluasi pengendalian sistem informasi sebagai bagian dari penugasan audit suatu
perusahaan.
Karakteristik Pengembangan Sistem
Sebuah proyek pengembangan sistem terdiri dari tiga fase, yaitu :
1. Analisis Sistem
Melibatkan solusi dan evaluasi solusi untuk menyelesaikan masalah sistem.
Analisis sistem menekankan tujuan sistem secara keseluruhan : (1) untuk
meningkatkan kualitas informasi, (2) meningkatkan pengendalian internal, (3)
meminimalkan biaya, jika memungkinkan.
2. Desain Sistem
Merupakan proses merancang secara rinci solusi yang telah dipilih dalam proses
analisis, mencakup penilaian akan efektivitas dan efisiensi alternatif rancangan
sistem terkait dengan kebutuhan sistem secara keseluruhan.
3. Implementasi Sistem
Merupakan proses penerapan prosedur dan metode yang telah dirancang ke dalam
operasi. Mencakup pengujian solusi sebelum implementasi, dokumentasi, serta
evaluasi sistem pada saat sistem tersebut mulai dioperasikan untuk
memastikan bahwa sistem berfungsi sesuai dengan yang direncanakan.
Pendekatan sistem merupakan suatu prosedur untuk mengadministrasi proyek
sistem. Pendekatan sistem terdiri atas empat tahap : (1) menetapkan tujuan sistem, (2)
menyusun berbagai alternatif solusi, (3) analisis sistem, (4) desain sistem, (5)
implementasi sistem, (6) evaluasi sistem.

9
Cetak Biru Proses Bisnis
Cetak biru memungkinkan perusahaan untuk menghemat tenaga sehingga sumber
daya perusahaan lebih dapat lebih memusatkan perhatian pada proses bisnis yang
menjadi kunci bagi tercapainya tujuan strategis organisasi.
Pertimbangan Perilaku dalam Pengembangan Sistem
Faktor teknis, perilaku, situasi, dan personel semuanya harus dipertimbangkan.
Kegagalan mempertimbangkan semua hal tersebut dapat menyebabkan output sistem
tidak digunakan oleh pengguna, walaupun sistem itu secara teknis baik. Selain itu juga
diperlukan kerja sama pengguna demi keberhasilan operasi sistem harus dipastikan
sejak perancangan sistem. Perancangan sistem juga harus berorientasi pengguna, yang
mengindikasikan pentingnya sikap dan pendekatan pengembangan sistem yang secara
sadar mempertimbangkan seluruh konteks organisasi.

DAFTAR PUSTAKA

10
Bodnar and Hopwood. 2006. Accounting Information System. Prentice Hall.
New Jersey.
James A Hall. 2001. Accounting Information System. Thomson Learning.
Singapore

11

Anda mungkin juga menyukai