Anda di halaman 1dari 19

Latar Belakang Keadaan darurat dapat disebabkan oleh karena kegagalan teknologi, ulah

manusia atau alam dapat terjadi setiap saat dan dimana saja termasuk tempat kerja, untuk itu
tempat kerja perlu mempersiapkan cara penanggulangannya guna mengurangi dampak
kerugian yang mungkin terjadi seperti :
• Kecelakaan yang menimpa pada karyawan, tamu karyawan atau pihak lain dari yang
teringan seperti luka sampai yang terberat atau korban jiwa mulai dari luka/trauma, gangguan
mental, cacat sampai meninggal.
• Kerusakan aset, meskipun kerugian ini bersifat finansial, namun dapat mengakibatkan
kerugian secara ganda karena hilangnya proses kegiatan.
• Terhentinya kegiatan operasi perkantoran, yang berakibat terhentinya proses bisnis yang
menyangkut kredibilitas dan komitmen terhadap pelayanan pelanggan.
• Kerusakan atau pencemaran lingkungan, merupakan kerugian yang kadang sulit untuk
dinilai dalam besaran uang, karena dapat merusak citra dan dapat bersifat permanen. Pada
kondisi darurat diperlukan proses pelaksanaan penyelamatan secara teknis dalam waktu
singkat. Perencanaan dan persiapan kesiapsiagaan tanggap darurat merupakan merupakan
kunci keberhasilan dalam penanganan keadaaan darurat secara efektif. Untuk memahami
seberapa besar dampak kerugian dari keadaan darurat dapat dilihat dari hasil pengumpulan
data
statistik. Sebagai contoh adalah data statistik kejadian kebakaran, berdasarkan data dari Dinas
Pemadam Kebakaran DKI menunjukkan bahwa potensi bahaya kebakaran pada bangunan
gedung umumnya dan gedung perkantoran pada khususnya merupakan ancaman yang serius
karena berpotensi menimbulkan kecelakaan dan kematian serta kerugian yang cukup besar,
seperti pada tabel berikut ini : Tabel 1 : Data Statistik Kejadian Kebakaran Tahun 2004 –
2009
TAHUN FREK
POKOK BENDA YANG TERBAKAR KORBAN KERUGIAN BP BU BI KD LN MATI
LUKA (RP) dalam ribuan 2004 805 358 178 35 65 169 29 63 119.767.710
2005 742 334 157 31 83 127 37 35 144.683.575
2006 902 388 205 40 66 203 17 85 142.992.500
2007 855 380 201 30 82 162 15 63 168.675.120
2008 818 362 191 27 58 180 13 55 213.048.720
2009 681 293 103 46 48 135 38 43 226.011.500
A.Latar belakang
Pelaksanaan Pelatihan Simulasi Untuk melaksanakan simulasi tanggap darurat diperlukan 3
(tiga) tahap yaitu: 1. Tahap persiapan meliputi membuat jadwal ren�ana pelaksanaan,
sosialisasi protap kesiapsiagaan tanggap darurat bangunan gedung tentang tindakan yang
harus dilakukan jika terjadi keadaan darurat pada bangunan gedung pada umumnya untuk
penghuni bangunan, dan khsususnya darurat tidakan yang harus dilakukan disesuaikan
dengan tugas & tanggung-jawabnya bagi Tim yang termasuk dalam organisasi tanggap
darurat. 2. Tahap pra-pelaksanaan simulasi meliputi sosialisasi skenario keseluruh anggota
tim organisasi darurat, pengujian semua peralatan yang akan digunakan dalam simulasi dan
melaksanakan gladi simulasi termasuk koordinasi dengan pihak luar perkantoran jika
diperlukan. 3. Tahap pelaksanaan meliputi pelaksanaan dan e�aluasi hasil pelaksanaan

B. Tujuan Pedoman
Kesiapsiagaan Tanggap Darurat di Gedung Perkantoran ini merupakan acuan bagi pengelola
gedung perkantoran dan pemilik gedung perkantoran dalam menghadapi keadaan darurat.
C. Sasaran
a. Majikan/pengusaha/pemilik gedung perkantoran b. Pengelola
tempatkerjadigedungperkantoran. tempat kerja di gedung perkantoran.
Pegawai/karyawan/pekerja di gedung perkantoran
D. Manfaat
Dengan adanya pedoman ini maka diharapkan dapat mengurangi dampak akibat
kegawatdaruratan.
E. Ruang Lingkup
Buku pedoman ini menjelaskan mengenai :
a. Tahapan penyusunan Protap Tanggap Darurat Gedung Perkantoran
b. Pengorganisasian yang berisi tentang manajemen keadaan darurat, organisasi keadaan
darurat dan tanggung jawab personil terkait dalam keadaan darurat, komunikasi darurat dan
sarana/prasarana darurat
c. Prosedur tanggap darurat yang memberikan gambaran tentang penanganan keadaan darurat
dari berbagai tipedarurat seperti kebakaran, ledakan, ancaman bom, banjir, medis, gempa,
huru-hara, terjebak lift
d. Pelaksanaan simulasi darurat dan ecaluasinya Buku ini tidak membahas lebih dalam
tentang saat kejadian bencana, paska bencana dan tentang bencana nuklir, biologi dan kimia.
F. Dasar Hukum
Dasar hukum penyusunan rencana keadaan darurat ini adalah :
1. Undang-Undang No.1 tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja.
2. Undang-undang No.18 tahun1999tentangJasa tahun1999tentangJasa 1999 tentang Jasa
Konstruksi.
3. Undang-Undang No.13 tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan.
4. Undang-undang No.28 tahun2003tentangBangunan tahun2003tentangBangunan 2003
tentang Bangunan Gedung.
5. Undang-Undang No.24 tahun 2007 tentang Penanggulangan Benana.
6. Undang-Undang No.36 tahun 2009 tentang Kesehatan.
7. Peraturan Pemerintah No.28, 29, 30 tahun 2000 tentang Juklak Jasa Konstruksi.
8. Peraturan Pemerintah No.36 tahun2005tentang tahun 2005 tentang Peraturan Pelaksanaan
UU Bangunan Gedung.
9. Peraturan Pemerintah No. 21 Tahun 2008 Tentang Penyelenggaraan Penanggulangan
Bencana.
G. Pengertian
1. Bangunan adalah wujud fisik hasil pekerjaan konstruksi yang menyatu dengan tempat
kedudukan baik sebagian maupun seluruhnya berada di atas atau dalam tanah dan atau air.
2. Bangunan Gedung Perkantoran adalah bangunan gedung yang berfungsi sebagai tempat
manusia melakukan kegiatan perkantoran.
3. Darurat adalah suatu keadaan tidak normal/tidak diinginkan yang terjadi pada suatu
tempat/kegiatan yang cenderung membahayakan bagi manusia, merusak peralatan/harta-
benda atau merusak lingkungan sekitarnya.
4. Tanggap Darurat adalah tindakan yang dilakukan oleh orang atau sekelompok orang dalam
menghadapi keadaan darurat.
5. Risiko adalah prakiraan kerugian-kerugian yang ditimbulkan yang disebabkan oleh adanya
bahaya.
6. Bencana adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan mengganggu
kehidupan dan penghidupan masyarakat yang disebabkan, baik oleh faktor alam dan/atau
faktor non-alam maupun faktor manusia sehingga mengakibatkan timbulnya korban jiwa
manusia, kerusakan lingkungan, kerugian harta benda, dan dampak psikologis.
7. Manajemen penanggulangan keadaan darurat bangunan gedung adalah bagian dari
“Manajemen Bangunan” untuk mengupayakan kesiapsiagaan pengelola terhadap kegiatan
penanggulangan keadaan darurat yang terjadi pada bangunan gedung.
8. Kesiapsiagaan pada bangunan gedung adalah akticitasakticitas yang dirancang untuk
meminimalisir kerugian dan kerusakan, mengorganisir pemindahan penghuni gedung dari
lokasi yang terancam ke tempat yang aman dan menyelamatkan properti secara efektif.
9. Perencanaan kesiapsiagaan tanggap darurat bangunan gedung adalah kesiapan pengelola
bangunan dalam mengantisipasi keadaan darurat dalam satu bangunan di mana tiap bangunan
akan berbeda bentuk rencana kesiapsiagaanya sesuai dengan situasi dan kondisi masing-
masing. Perencanaan mencakup ketentuanketentuan tentang prosedur penanggulangan
keadaan darurat meliputi tindakan yang harus dilakukan serta siapa-siapa yang harus
melakukannya serta sarana dan peralatan darurat yang digunakan.
10. Prosedur Tetap (Protap) Tanggap Darurat adalah tata cara/pedoman kerja dalam
menanggulangi suatu keadaan darurat dengan memanfaatkan sumber daya

Pengorganisasian Keadaan Darurat


Manajemen darurat adalah proses dari penyiapan, penanggulangan dan pemulihan
dari setiap kejadian yang tidak direncanakan yang memberikan dampak negatif terhadap
kegiatan perkantoran. Secara garis besar manajemen darurat adalah bagaimana mengatasi
kerentanan dalam keadaan darurat dimana manajemen keadaan darurat dapat berjalan dengan
baik jika memenuhi paling tidak tiga pokok penting, yaitu pertama adanya tujuan yang ingin
dicapai dalam keadaan darurat; kedua tujuan dicapai dengan mempergunakan kegiatan
organisasi tanggap darurat; ketiga, kegiatan-kegiatan organisasi harus dilakukan pembinaan
dan diecaluasi. Untuk melaksanakan kegiatan dan aktifitas manajemen darurat secara
berkelanjutan diperlukan perencanaan, pengorganisasian termasuk pengisian staff,
koordinasi, pelaksanaan dan pengendalian. Dalam kaitan dengan perencanaan telah dibahas
pada Bab II. Dalam pengorganisasian keadaan darurat, selain organisasi darurat dan
pengisian staff, masih diperlukan sarana pendukung lainnya seperti komunikasi,
sarana/prasarana dan transportasi darurat dan yang tidak paling pentingnya adalah dukungan
top manajemen.
A. Dukungan Top Manajemen
Dukungan top manajemen merupakan kunci keberhasilan dalam mencapai tujuan kesiapan
manajemen darurat. Dukungan yang diperlukan berupa :
1. Komitmen Komitmenadalahtekadataukesanggupandaripimpinan Komitmen adalah
tekad atau kesanggupan dari pimpinan puncak yang dituangkan secara tertulis dengan singkat
biasanya berisi kebijakan dan sasaran manajemen puncak di bidang kesiapsiagaan tanggap
darurat. Komitmen Komitmen ini selanjutnya yang akan dipakai sebagai landasan
operasional eselon dibawahnya.
2. Personil Untuk melaksanakan program-program penanggulangan keadaan darurat
tentunya diperlakukan personil yang mempunyai wawasan dalam penanganan keadaan
darurat. TopmanajemendapatmengupayakanpersonilTop manajemen dapat mengupayakan
personilpersonil tersebut sekaligus dengan pola tugas dan tanggung jawab.
3. D a n a Untuk melakukan berbagai kegiatan kesiapsiagaan Untuk melakukan berbagai
kegiatan kesiapsiagaan tanggap darurat diperlukan dana seperti pembinaan terhadap personil
seperti pelatihan peningkatan kemampuan personil tanggap darurat dan sosialisasi
pemahaman tanggap darurat bagi penghuni gedung, penyediaan serta biaya perawatan secara
berkala sarana/ prasarana, pelaksanaan gladi simulasi secara berkala. Dukungan dana yang
proporsional dan rasional sesuai dengan jenis program penanggulangan keadaan darurat
sangat diperlukan, agar program penanggulangan keadaan darurat dapat berjalan dengan baik.
4. Partisipasi Partisipasi ini didasarkan pada perbedaan tugas dan tanggung jawab diantara
tingkat jenjang jabatan. Keterlibatan top manajemen se�ara aktif diikuti oleh eselon-eselon
dibawahnya akan memberikan dampak positif pada semua kegiatan kesiapsiagaan tanggap
darurat. Partisipasi aktif top manajemen diharapkan akan dapat memberikan perubahan-
perubahan fundamental dalam perilaku menghadapi keadaan darurat, bagi semua karyawan
yang menghuni bangunan gedung perkantoran. Perubahan perilaku memerlukan waktu,
dengan komitmen yang kuat dari top manajemen akan menjadi katalisator yang positif
terhadap perubahan perilaku.

B. Organisasi Darurat
Organisasi darurat adalah pegelompokan orang-orang serta penetapan tugas, fungsi,
wewenang serta tanggungjawab masing-masing dengan tujuan ter�iptanya aktifitas yang
berdaya guna dan berhasil dalam men�apai tujuan yang berkaitan dengan
kedaruratan. Sesuai dengan tujuan keadaan darurat maka organisasi darurat hanya berfungsi
dan melaksanakan kegiatan pada keadaan darurat saja, sehingga dalam penyusunan dan
penetapan organisasi darurat harus selalu menga�u dengan organisasi pelaksana kegiatan
normal (rutin) yang ada pada bangunan. Dengan demikian penetapan susunan organisasi serta
tugas dan fungsi-fungsi dari setiap unit yang ada harus disesuaikan dengan organisasi dalam
keadaan normal termasuk sertakedudukan dan sifat hubungan antara masing-masing unit
tersebut. Organisasi sebagai wadah legal untuk menampung berbagai kegiatan yang harus
dilaksanakan pada suatu organisasi maka juga diperlukan penempatan tenaga pelaksana untuk
memaksimalkan daya guna kepada organisasi. Pemanfaatan se�ara maksimal personil yang
tersedia pada bangunan gedung dimungkinkan jika personil yang melaksanakan
penanggulangan keadaan darurat mempunyai kompetensi dalam men�apai tujuan organisasi
darurat yaitu mengendalikan upaya penge�akuasian penghuni gedung pada saat terjadi
keadaan darurat, penyelamatan manusia dan aset pada keadaan darurat dan pas�a keadaan
darurat. Sesuai dengan tujuan kesiapsiagaan darurat, organisasi keadaan darurat pada
bangunan gedung perkantoran sebaiknya terdiri dari unsur pengelola bangunan dan penghuni
bangunan dengan tugas pokoknya adalah mengembangkan potensi anggota tim tanggap
darurat dan menyelenggarakan pembinaan terhadap penghuni gedung dalam kesiapsiagaan
menghadapi keadaan darurat, dan tanggung jawabnya adalah terlaksananya penge�akuasian,
upaya penyelamatan orang yang sedang berada dalam gedung dari tempat ben�ana ke
tempat aman yang telah ditentukan dan upaya penyelamatan aset gedung perkantoran seperti
penyelamatan dokumen, pemadaman kebakaran tingkat awal sampai api besar dll. Unit
organisasi darurat bangunan gedung perkantoran dapat dikelompokkan menjadi 2 (dua)
kelompok yaitu :
1. Pengelola Gedung terdiri dari :
• Kelompok Keamanan : Regu Pamadam Api, Regu Medis, Regu Penyelamat, Regu
Pemandu Instansi Terkait, Regu Pengaman, Regu Pengaturan Parkir.
• KelompokTeknisi : Operator Ruang Monitor dan Komunikasi, Operator Lift,
Operator Listrik dan Genset, Operator AC dan Ventilasi dan Operator Pompa Pemadam dan
Tanki Air. 2. Penghuni bangunan tetap terbagi atas perlantai untuk gedung dengan konstruksi
�ertikal atau zona untuk gedung dengan konstruksi horizontal : Regu E�akuasi, Regu
Penyelamat Dokumen dan Regu Pemadam Lantai/ Zona. Contoh organigram dari organisasi
tanggap darurat dan personalia yang ditunjuk dalam organisasi adalah sebagai berikut :

Susunan organisasi di atas hanya berfungsi pada jam kerja dan untuk di luar jam kerja
maka kelompok penghuni bangunan tidak ada sehingga yang berfungsi adalah kelompok
keamanan dan teknisi/operator teknis jaga. Karena keadan darurat bersifat tiba-tiba dan
tanggapan harus secepat mungkin, maka kordinator keadaan darurat dan para koordinator
lainya harus mempunyai kemampuan dalam :
• Petunjuk dan pengarahan yaitu memberikan perintahperintah atau instruksi secara
cepat kepada bawahandalam melaksanakan tugas masing-masing, agar tugas dapat
dilaksanakan dengan benar dan tertuju pada tujuan darurat. Instruksi cepat dalam pelaksanaan
keadaan darurat selain berfungsi untuk perintah pelaksanaan mana yang boleh dan mana yang
tidak boleh juga berfungsi mengkoordinasi kegiatan agar efektif tertuju pada realisasi tujuan
yang ditetapkan sebelumnya. • Memimpin yaitu kemampuan memberikan perintah
sehingga bawahannya segera bertindak yang meliputi pengambilan keputusan, mengadakan
komunikasi, memberi semangat dan mendorong kepada bawahan agar segera mengambil
tindakan darurat. • Koordinasi yaitu agar semua pelaksanaan pekerjaan terhubungkan,
menyatu dan selaras untuk memperkecil kekacauan, kepanikan dan kekosongan. Koordinasi
dapat berjalan dengan baik jika semua instruksi diberikan secara jelas dan penerima instruksi
memahami dan bisa melaksanakan dengan benar.
Uraian Tugas Organisasi Tanggap Darurat
1. Uraian Tugas Secara Umum
Uraian tugas organisasi tanggap darurat secara umum adalah berikut : a. Memahami
sepenuhnya tata letak bangunan, baik mengenai daerah perkantoran yang menjadi tanggung
jawabnya maupun mengenai bangunan gedung secara keseluruhannya terutama mengenai
jalan-jalan keluar untuk menyelamatkan diri. b. Memahami dan mengetahui sarana darurat
yang terdapat di dalam gedung, mengetahui dimana lokasi masing-masing, bagaimana cara
bekerjanya, bagaimana memanfaatkannya dan menggunakannya sesuai dengan perannya
masing-masing. . Memahami sepenuhnya tentang prosedur yang harus diikuti pada waktu
terjadi keadaan darurat dan bila terjadi haruslah diperoleh kepastian bahwa prosedur tersebut
akan dilaksanakan sebagaimana mestinya oleh mereka yang diserahi tanggung jawab. d.
Memelihara daftar yang terakhir tentang personil di bawah tanggung jawabnya.
2. Uraian Tugas Koordinator Keadaan Darurat
a. Memimpin operasi penanggulangan keadaan darurat;
b. Memastikan prosedur penanggulangan keadaan darurat ini dipatuhi dan dilaksanakan oleh
setiap personil termasuk penghuni gedung;.
c.Memberikan instruksi dan dalam setiap tindakan darurat;
d. Melakukan komunikasi efektif dengan instansi terkait seperti Dinas Kebakaran, PLN,
Polisi, BMG dan lainlain;
e. Melaporkan status keadaan darurat kepada unsur Pimpinan Manajemen.
3. UraiantugasKelompokKeamanan
Uraian tugas Kelompok Keamanan
a. Koordinator Keamanan
•Memimpin operasi penanggulangan keadaan darurat yang terkait dengan operasi
pemadaman dan pengamanan;
• Memastikan prosedur penanggulangan keadaan darurat ini dipatuhi dan
dilaksanakan oleh setiap personil dibawah koordinasinya;
• Minta bantuan dari luar seperti Dinas Pemadam Kebàkaran, Ambulans dan
tenaga medis dari rumah sakit terdekat, POLRI terdekat untuk pengamanan area;
• Mendampingi/membantu tugas instansi terkait (Dinas Pemadam Kebakaran,
Kepolisian) yang telah tiba dilokasi;
• Melaporkan status pelaksanaan tugas darurat sesuai dengan tanggung
jawabnya ke Koordinator Keadaan darurat.
b. Regu Pemadaman Kebakaran
• Melaksanakan pemadaman tingkat lanjut diseluruh area gedung;
• Melokalisasi area yang terbakar sampai bantuan dari Dinas Kebakaran tiba;
• Memandu Petugas Dinas Kebakaran menuju Lokasi kejadian.
c. Regu Pengaman
• Menangani urusan keamanan dalam bangunan maupun lingkungannya saat
penanggulangan darurat berlangsung;
• Melaksanakan pengawasan area dan mencegah orang yang dicurigai
menggunakan kesempatan melakukan kejahatan;
• Menangkap orang yang jelas-jelas telah melakukan kejahatan dan
membawanya ke POSKO;
• Bersama tim ecakuasi memeriksa ruangan dan memastikan benar-benar
bahwa semua personil telah keluar dengan aman dan mengunci pintu. Tim ini adalah tim
yang terakhir meninggalkan lantai.
d. Regu Parkir
• Mengatur perparkiran saat penanggulangan keadaan darurat termasuk
pengaturan jalur dan rambu-rambu;
• Mengatur arus mobil masuk dan keluar termasuk mobil unit Dinas Kebakaran
dan Mobil Kepolisian;
• Mengantarkan Dinas Pemadam ke Posko;
• Bekerjasama dengan Tim Pengaman dan Kepolisian dalam masalah parkir.
e. Regu Medis
• Memberikan pertolongan kepada korban (sakit dan cedera) di dalam dan luar
gedung;
• Berusaha memanggil ambulans dan mengatur penggunaannya;
• Mengatur pengiriman orang sakit, cedera ke Rumah Sakit terdekat dengan
menggunakan sarana yang memadai (ambulans);
• Membantu dan memandu menempatkan orangorang yang sedang sakit menuju
ke tempat aman yang terdekat;
• Melaporkan ke Koordinator Keamanan dalam hal bantuan medis dan jumlah
orang yang mengalami kecelakaan.
C. Komunikasi Darurat
Komunikasi adalah kunci utama dalam pengiriman berita darurat secara cepat. Koordinasi
dan kerjasama tim tanggap darurat tidak akan berjalan dengan baik tanpa tersedianya sarana
komunikasi darurat. Penghuni di dalam maupun diluar bangunan juga tidak akan mendengar
informasi berita maupun instruksi darurat jika tidak tersedia sarana yang memadai. Sarana
Komunikasi darurat yang diperlukan adalah : Sarana Komunikasi darurat yang diperlukan
adalah :
1. Panggilan terbatas Panggilan yang ditujukan kepada Personil tanggap darurat petugas saja,
dengan berbagai metoda yaitu :
• Telpon biasa. Panggilan tersebut melalui telepon yang terpasang ditempat petugas yang
termasuk didalam organisasi keadaan darurat tersebut.
• Handy talki Tanda panggilan dari pesawat HT pada frekwensi tertentu yang dibawa oleh
petugas.
2. Panggilan umum Untuk pemberian informasi darurat ke semua penghuni bangunan baik
dalam gedung maupun, media yang bisa digunakan sistem alarm atau tanda bahaya. maka
diperlukan tanda bahaya umum tersebut dibunyikan dan dilanjutkan pemberitahuan tentang
kondisi darurat kepada semua penghuni gedung.
• Komunikasi internal dalam bangunan dimana suara akan terdengar ke seluruh
bagian dalam bangunan (paging system).
• Komunikasi eksternal diluar gedung seperti car call, dimana semua penghuni
bangunan yang berada diluar bangunan akan mendengar informasi keadaan darurat. Untuk
komunikasi darurat ke penghuni perlu ada teks informasi atau pengumuman keadaan darurat
yang baku dan tertulis. Informasi ini dapat dibacakan oleh operator melalui sarana
komunikasi internal (paging line atau car call) atau direkam lebih dulu melalui
kaset. Sebagaicontohberikutadalahteksinformasipadaberbagai Sebagai contoh berikut adalah
teks informasi pada berbagai keadaan yaitu :
TEKS 1 : Saat sinyal alarm aktif “Perhatian, perhatian.
Alarmkebakarantelahaktif,penyebab Alarm kebakaran telah aktif, penyebab alarm masih
belum diketahui. Harap tenang dan menunggu instruksi lebih lanjut. Terima kasih”
(umumkan dua kali) Pengertian : sinyal alarm aktif adalah sinyal alarm bekerja berupa suara
bel atau nyala lampu karena adanya indikasi adanya asap/panas atau gangguan instalasi
alarm.
TEKS 2 : Jika sinyal alarm palsu “Perhatian, perhatian.
Kamitelahmenemukanpenyebab Kami telah menemukan penyebab alarm berbunyi dan
ternyata oleh gangguan teknis. Kinisituasi Kini situasi telah kembali normal. Kami mohon
maaf untuk gangguan ini. Terimakasih.

D. Sarana/Prasarana Darurat
Sarana/prasarana darurat sangat diperlukan untuk Sarana/prasarana darurat sangat
diperlukan untuk penyelamatan penghuni bangunan dan asset gedung perkantoran, yaitu
: Prasarana yang dibutuhkan adalah Prasarana yang dibutuhkan adalah :
1. Sarana jalan keluar bagi penghuni bangunan, dan untuk gedung bertingkat berupa tangga
darurat dan dilengkapi dengan pintu tahan api dan asap yang memenuhi persyaratan peraturan
perundangan atau standar nasional, dan dilengkapi dengan petunjuk arah dan lampu darurat.
2. Sarana Jalur masuk mobil pemadam kebakaran/ambulans gawat darurat, agar bebas hambatan
dari portal, polisi tidur.
3. Lapis perkerasan, khusus untuk mobil tangga kebakaran diperlukan lapis perkerasan untuk
daerah tempat berhentinya mobil pemadam kebakaran, diberi perkerasan khusus sehingga
mampu menahan beban statis mobil. Tempat-tempat dimana jack (kaki penahan) mobil
bertumpu dirancang khusus sehingga mampu menahan jack belakang (maks 15 ton), jack
depan (maks 17,34 ton) dan jack samping (maks 10 ton). Bila halaman bangunan terbatas,
maka jalan lingkungan di sekitar bangunan dapat dipakai sebagai lapis perkerasan.
4. Area Berkumpul atau Titik berkumpul.
5. Poskotis (Pos Komando Taktis) Kebakaran, bila tidak ada minimal dapat menggunakan pos
satpam dan yang terpenting tersedianya gambar denah tiap lantai bangunan yang dilengkapi
dengan letak perlengkapan pencegahan dan penanggulangan kebakaran, jalur ecakuasi, posisi
dan fungsi lift, dsb. Jugaapakahmenggunakan Juga apakah menggunakan fire lift atau tidak.
Sarana yang dibutuhkan :
1. Hidran halaman, peralatan penyemprot air di halaman yang dapat disambungkan
dengan pompa mobil pemadam kebakaran.
2. Hidran gedung (hose reel), peralatan penyemprot air dalam bangunan gedung bila
terjadi kebakaran tahap awal dan sebelum membesar.
3. Air yang cukup minimal untuk pemadaman 30 menit.
4. APAR (alat pemadam api ringan), pemadam api tabung yang bisa dibawa/ diangkat
dengan tangan.
5. Sistem alarm yang terdiri dari panel dan peralatan pendek fire alarm manual,
Biasanya ditempatkan pada dinding bangunan dan diberi penutup kaca. Bila terjadi
kebakaran pecahkan kaca penutup, kemudian tarik handel maka alarm segera berbunyi.
6. Detektor, akan membunyikan alarm jika terkena kebakaran.
7. Blower bertekanan untuk tangga darurat.

E. Tranportasi Darurat
Transporatasi yang terkait dengan penanggulangan keadaan darurat adalah sarana tranportasi
:
1. Korban ke�elakaan untuk segera dibawa ke Rumah Sakit seperti kendaraan Mobil
Ambulans.
2. Kendaraan �adangan ketika dibutuhkan dalam keadaan darurat.

Penutup
Kesiapsiagaan Tanggap Darurat di gedung perkantoran merupakan salah satu upaya
pengembangan program Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) perkantoran. Dalam
implementasi manajemen kesiapsiagaan tanggap darurat secara secara berkesinambungan
maka diperlukan sekali tahapan perencanaan, pengorganisasian termasuk pengisian staff,
koordinasi, pelaksanaan dan pengendalian. Selain itu masih diperlukan sarana pendukung
lainnya seperti komunikasi, sarana/prasarana dan transportasi darurat, dan yang tidak kalah
pentingnya adalah dukungan Top Manajemen baik berupa komitmen, personil, dana dan
partisipasi, yang mana secara keseluruhan merupakan kunci keberhasilan dalam mencapai
tujuan kesiapan manajemen darurat. Selain itu untuk terselenggaranya kegiatan ini maka
diperlukan juga dukungan semua pihak yang terlibat, baik para personil pengelola gedung,
penghuni maupun pihak terkait lainnya dalam upaya pengembangan kegiatan K3 perkantoran
di masa mendatang.
Batuk dan pilek
Keadaan ini sering ditemukan, biasanya akibat infeksi virus yang sembuh sendiri dan hanya
memerlukan perawatan suportif (self limited disease). Antibiotik tidak perlu diberikan.
Wheezing atau stridor dapat terjadi pada beberapa anak, terutama bayi. Hampir semua gejala
tersebut hilang dalam 14 hari. Bila batuk berlangsung ≥ 3 minggu, bisa disebabkan oleh
tuberkulosis, asma, pertusis atau gejala dari infeksi HIV (lihat bab 8).

Diagnosis

Gejala umum:

 batuk
 pilek
 bernapas lewat mulut
 demam
 tidak ditemukan gejala/tanda di bawah ini:
o Napas cepat
o Tarikan dinding dada bagian bawah ke dalam
o Stridor sewaktu anak dalam keadaan tenang
o Tanda bahaya umum
 Wheezing dapat muncul pada anak kecil (lihat bagian 4.4, halaman 95).

Tatalaksana

 Anak cukup rawat jalan.


 Beri pelega tenggorokan dan pereda batuk dengan obat yang aman, seperti minuman
hangat manis.
 Redakan demam yang tinggi (≥ 39º C) dengan parasetamol, apabila demam
menyebabkan distres pada anak.
 Bersihkan sekret/lendir hidung anak dengan lap basah yang dipelintir menyerupai
sumbu, sebelum memberi makan.
 Jangan memberi:
o Antibiotik (tidak efektif dan tidak mencegah pneumonia)
o Obat yang mengandung atropin, kodein atau derivatnya, atau alkohol (obat ini
mungkin membahayakan)
o Obat tetes hidung.

Tindak lanjut

Anjurkan ibu untuk:

 Memberi makan/minum anak


 Memperhatikan dan mengawasi adanya napas cepat atau kesulitan bernapas dan
segera kembali, jika terdapat gejala tersebut.
 Harus kembali jika keadaan anak makin parah, atau tidak bisa minum atau menyusu.
Biasanya gangguan pendengaran berkembang secara bertahap, tapi hilangnya
pendengaran bisa muncul tiba-tiba. Suara-suara yang memiliki tingkat kebisingan
hingga 79 desibel masih bisa dikategorikan aman bagi telinga manusia.
Pada tahun 2012, WHO memperkirakan terdapat sekitar 360 juta orang di seluruh
dunia yang mengalami gangguan pendengaran. Kawasan Asia Tenggara
merupakan daerah yang tinggi jumlah kasus gangguan pendengaran dan ketulian,
sehingga membuat WHO mencanangkan program Sound Hearing 2030. Hal ini
bertujuan agar setiap penduduk memiliki kesehatan telinga dan pendengaran yang
optimal pada tahun 2030. Di Indonesia sendiri, Komnas PGPKT atau Komite
Nasional Penanggulangan Gangguan Pendengaran dan Ketulian telah dibentuk
pada tahun 2007 untuk merespon program WHO tersebut, dengan target penderita
gangguan pendengaran akan tersisa 10% pada tahun 2030.

Gejala Gangguan Pendengaran


Gangguan pendengaran dapat terjadi tiba-tiba, tetapi seringkali terjadi bertahap dan
tidak disadari pada awalnya. Beberapa tanda dan gejala awal gangguan
pendengaran adalah:

 Meminta orang lain untuk mengulang perkataannya.


 Selalu kelelahan atau stres karena harus berkonsentrasi saat mendengarkan.
 Menarik diri dari pembicaraan.
 Kesulitan mendengar dering telepon atau bel pintu.
 Menghindari beberapa situasi sosial.
 Kesulitan mendengarkan perkataan orang lain secara jelas, khususnya ketika
berdiskusi dengan banyak orang atau dalam keramaian.
 Kesulitan mendengarkan huruf-huruf konsonan, misalnya “S”, “F”, dan “T”.
 Mendengarkan musik atau menonton televisi dengan volume suara lebih keras dari
orang lain.
 Kesulitan menentukan arah sumber suara.

Gejala-gejala gangguan pendengaran pada bayi dan anak-anak sedikit berbeda


dengan orang dewasa. Beberapa gejala gangguan pendengaran pada bayi dan
anak-anak adalah:

 Tidak kaget saat mendengar suara nyaring.


 Untuk bayi di bawah 4 bulan, tidak menoleh ke arah sumber suara.
 Tidak bisa menyebutkan satu kata pun saat berusia satu tahun.
 Menyadari kehadiran seseorang ketika penderita melihatnya, namun acuh saat
penderita dipanggil namanya.
 Lambat saat belajar bicara atau tidak jelas ketika berbicara.
 Menjawab tidak sesuai dengan pertanyaannya.
 Sering berbicara dengan lantang atau menyetel volume TV keras-keras.
 Memerhatikan orang lain untuk meniru sesuatu yang diperintahkan, karena ia tidak
mendengar sesuatu yang diinstruksikan.

Segeralah berkonsultasi ke dokter jika mengalami gejala-gejala di atas.


Penyebab Gangguan Pendengaran
Ada beberapa hal yang dapat memicu terjadinya gangguan pendengaran, di
antaranya adalah:

 Faktor usia. Kebanyakan orang akan mulai terganggu pendengarannya akibat


bertambahnya usia. Gangguan pendengaran akibat usia dikenal dengan
nama presbikusis.
 Suara yang keras. Mendengar suara yang keras, baik mendengar suara yang
sangat keras dan tiba-tiba, seperti suara ledakan, atau mendengar suara keras (tidak
sekeras ledakan), seperti suara pesawat terbang, yang terjadi menahun, bisa
membuat gangguan pendengaran.
 Infeksi atau kotoran. Kondisi ini dapat menyumbat rongga telinga.
 Trauma, terutama retaknya tulang telinga atau pecahnya gendang telinga.
 Obat-obatan. Beberapa obat tercatat dapat menimbulkan gangguan baik sementara
atau permanen, di antaranya aspirin, antibiotik streptomycin, dan obat-obat
kemoterapi, misalnya cisplatin dan cyclophosphamide.
 Penyakit. Penyakit jantung, hipertensi, dan diabetes dapat mengganggu suplai
darah ke telinga.

Jika dibedakan dari bagian telinga yang terganggu, ada dua jenis gangguan
pendengaran, yaitu:
Gangguan pendengaran (tuli) sensorineural. Kondisi ini disebabkan oleh
kerusakan sel rambut sensitif yang ada di telinga bagian dalam atau rusaknya saraf
pendengaran. Beberapa pemicu gangguan pendengaran sensorineural adalah faktor
keturunan, cedera kepala, serangan stroke, penuaan, obat-obatan, mendengar
suara keras.
Gangguan pendengaran konduktif, terjadi saat gelombang suara tidak bisa
masuk ke telinga bagian dalam. Beberapa penyebab gangguan pendengaran
konduktif adalah gendang telinga pecah atau berlubang, pembengkakan dinding
atau disfungsi pada saluran atau tuba eustachius (saluran yang menghubungkan
rongga telinga dengan rongga hidung), kotoran telinga atau tumor jinak yang
menyumbat, infeksi, dan masuknya benda asing ke dalam telinga.

Diagnosis Gangguan Pendengaran


Untuk mendiagnosis gangguan pendengaran, dokter akan melakukan beberapa hal
berikut:

 Pemeriksaan Telinga. Dokter akan memeriksa telinga untuk mencari penyebab


gangguan, seperti kotoran telinga, infeksi, atau rusaknya gendang telinga.
Pemeriksaan ini dapat dibantu oleh alat yang dinamakan otoskop.
 Uji garpu tala. Selain bisa mendeteksi gangguan pendengaran, uji garpu tala juga
bisa menentukan telinga bagian mana yang rusak.
 Uji audiometri nada murni. Pada tes ini, sebuah mesin akan memproduksi suara
dengan beragam volume dan frekuensi yang akan didengarkan oleh penderita
melalui headphonedan akan meminta kepada penderita untuk menekan tombol bila
mendengar suara tersebut.

Dari beberapa pemeriksaan tersebut, dokter akan mengetahui derajat ketulian yang
dialami penderita. Ada empat tingkatan derajat ketulian, yaitu:
 Tuli ringan. Biasanya penderita kesulitan menyimak perkataan dari lawan bicara
yang ada di kejauhan dan di lingkungan yang berisik.
 Tuli sedang. Penderita akan sulit mendengar lawan bicaranya pada jarak dekat.
 Tuli berat. Penderita hanya dapat mendengar suara yang keras, seperti suara sirine.
 Tuli sangat berat. Penderita hanya mendengar suara yang keras sekali dan diterima
hanya sebagai getaran.

Pengobatan Gangguan Pendengaran


Cara pengobatan gangguan pendengaran tergantung dari penyebab serta tingkat
keparahannya. Biasanya penderita gangguan pendengaran ditangani dengan:

 Membersihkan kotoran yang menyumbat telinga.


 Pembedahan. Langkah ini mungkin akan dilakukan jika penderita mengalami cedera
telinga atau infeksi kambuhan.
 Alat bantu dengar. Alat ini dapat membuat suara yang didengar oleh penderita
menjadi lebih kuat dan mudah didengar.
 Implan koklea, yaitu alat bantu dengar yang ditanam di bawah kulit di belakang
telinga penderita.
 Mempelajari bahasa isyarat dan membaca bibir. Jika penderita mengalami
gangguan pendengaran berat atau mengalami ketulian sejak lahir dapat
mengganggu komunikasi dengan orang lain. Dianjurkan untuk memahami bahasa
isyarat dan membaca bibir untuk mempermudah komunikasi dengan orang lain.

Pencegahan Gangguan Pendengaran


Ada beberapa hal yang bisa dilakukan untuk mengurangi risiko terkena gangguan
pendengaran, yaitu:

 Jangan memasukkan benda ke dalam telinga anak-anak, termasuk jari, korek kuping
(cotton bud), kapas, dan tisu.
 Menguji indra pendengaran secara berkala jika sering terpapar suara keras saat
bekerja.
 Menghindari kegiatan yang berisiko mencederai indra pendengaran, seperti berburu
dengan senapan atau mendengarkan musik dengan volume yang terlalu keras.
 Lindungi telinga saat berada di lingkungan yang berisik.
 Gunakan headphone yang bisa menahan masuknya suara luar saat mendengarkan
musik dengan headphone, sehingga volume suara tidak perlu terlalu besar.
 Segera ke dokter bila Anda mengalami gejala-gejala infeksi telinga atau gejala lain
seperti telinga berdenging, agar penyakit ini tidak berkembang menjadi kehilangan
pendengaran.
 Jangan merokok, sebab menghirup asap rokok dapat membuat kemampuan
pendengaran menurun perlahan.
Kulit menjadi bagian yang paling besar bagi tubuh manusia. Kulit menutupi semua bagian organ
tubuh, sehingga penampilan menjadi lebih menarik. Hal itulah ketika ada beberapa bagian kulit yang
terserang penyakit, maka bisa menyebabkan seseorang menjadi tidak percaya diri. Ada beberapa
jenis penyakit kulit yang bisa mudah disembuhkan, namun ada beberapa jenis penyakit kulit yang
sulit untuk disembuhkan.

Kulit memiliki peranan yang sangat penting, tidak hanya untuk penampilan tapi juga untuk membantu
dalam mengatur suhu tubuh normal. Salah satu kondisi kulit yang sulit untuk diperkirakan adalah
ketika kulit mengalami iritasi dan menyebabkan ruam kemerahan. Karena alasan ini maka penting
bagi kita untuk mengetahui macam-macam penyakit kulit dan bagaimana cara untuk
menyembuhkannya. Dibawah ini adalah beberapa uraian tentang penyakit kulit yang sangat umum.

1. Jerawat
Jerawat adalah salah satu masalah kulit yang disebabkan karena ada gangguan pada bagian
kelenjar kulit. Kelenjar kulit terhubung secara langsung dengan bagian pori-pori kulit. Kelenjar minyak
yang ada di bagian bawah kulit dapat terkena infeksi dari kotoran luar yang masuk lewat pori-pori,
sel-sel kulit mati dan bakteri atau virus. Akhirnya jerawat akan terbentuk pada bagian pori-pori dan
membuat penampilan menjadi kurang menarik.

Pencegahan
Jerawat bisa menjadi salah satu gangguan yang sangat umum dan bisa terjadi pada siapa saja. Tidak
ada gejala khusus yang menyertai munculnya jerawat. Beberapa orang merasa terkejut ketika ada
benjolan kecil pada wajah yang akan tumbuh menjadi jerawat. Untuk mencegah jerawat, ikuti
beberapa petunjuk dibawah ini :

 Bersihkan wajah secara teratur pada pagi dan sore hari. Bersihkan sisa riasan wajah dan gunakan
produk pelembab kulit yang sesuai dengan tipe kulit wajah.
 Hindari terlalu banyak mengkonsumsi berbagai jenis makanan yang digoreng, makanan kemasan
dan makanan yang terlalu banyak mengandung zat aditif pada makanan.
 Minum air putih secara teratur setiap hari juga bisa membantu meningkatkan proses metabolisme
dan mencegah jerawat.
d. Buat diri anda merasa nyaman dan hindari stres. Stres dapat memicu produksi hormon yang
menyebabkan pertumbuhan jerawat.

Pengobatan
Ada berbagai jenis cara untuk mengobati jerawat. Berikut ini adalah beberapa langkah efektif untuk
mengobati jerawat :

 Gunakan pasta gigi yang mengandung bahan bahan triclosan dan hidrogen peroksida. Terapkan
pasta gigi pada jerawat saat malam hari dan bersihkan pada pagi harinya.
 Gunakan masker yang dibuat dari jus tomat dan madu. Campur pasta tomat dan madu dan gunakan
seperti memakai masker.
 Gunakan madu dan perasan jeruk lemon yang bisa membuat jerawat cepat kering.
 Tempelkan mentimun yang bisa membuat efek dingin untuk jerawat dan mencegah infeksi.
2. EKSIM

Eksim adalah jenis penyakit kulit yang bisa terjadi


dalam waktu yang sangat panjang. Bahkan banyak penderita eksim yang merasa putus asa karena
eksim sangat mengganggu aktivitas dan penampilan. Eksim ditunjukkan dengan benjolan kecil dan
kemudian akan berkembang menjadi ruam. Pada tahap yang lebih parah, maka eksim bisa
menyebabkan infeksi. Eksim biasanya menyerang beberapa bagian tubuh seperti lutut, siku, tangan,
kaki dan bisa menyebar jika sudah menjadi eksim lanjut.

Penyebab
Penyebab eksim secara khusus memang tidak pernah diketahui. Namun penyebab alergi kulit yang
mengalami eksim, biasanya sensitif dengan jenis makanan tertentu karena reaksi alergi. Selain itu,
banyak penderita eksim yang sangat peka dengan tekanan dan stres. Infeksi bakteri tertentu juga
bisa menyebabkan eksim menjadi lebih parah.

Gejala
Gejala awal eksim biasanya hanya berupa rasa gatal yang kemudian berkembang menjadi ruam.
Ruam kemerahan akan menjadi bengkak dan apabila di garuk maka bisa menyebabkan infeksi
bakteri dari luar. Jenis bakteri yang paling sering ditemukan adalah bakteri staphiococcus dan
streptokokus.

Cara Perawatan
Eksim biasanya diobati dengan beberapa jenis obat salep kulit yang mengandung belerang atau
bahan khusus. Bedak untuk eksim memang efektif namun hanya bisa digunakan untuk gejala awal
saja. Sedangkan eksim yang sudah lanjut tetap membutuhkan beberapa obat dari dalam yang
mengandung antibiotik. Eksim dapat muncul dan berkembang terus karena itu perawatan eksim
membutuhkan waktu yang lebih lama.

3. PANU
Panu adalah jenis penyakit yang sangat umum dan bisa terjadi pada semua orang. Panu akan
membuat seseorang merasa sangat malu karena bercak putih yang akan terus menyebar. Panu
termasuk macam-macam penyakit kulit yang disebabkan karena infeksi jamur yang menyerang pada
bagian pigmen kulit. Infeksi panu yang terjadi akan menyebabkan bercak putih yang akan terlihat
karena berbeda dengan bagian kulit yang lain.

Gejala
Gejala penyakit panu biasanya akan menyebabkan beberapa bagian kulit terlihat lebih putih. Selain
itu, ada rasa gatal yang akan terasa pada bagian punggung, leher, lengan atas dan dada. Panu lebih
sering menyerang kulit yang mengalami perubahan terhadap cuaca panas, kulit yang terlalu
berminyak dan orang dengan kekebalan tubuh yang lemah.

Cara Pengobatan
Panu dapat diobati dengan salep atau krim untuk kulit yang mengandung beberapa bahan seperti
klotrimazol, belerang, mikonazol dan selenium sulfida. Selain itu, biasanya panu juga diobati secara
tradisional dengan memakai lengkuas atau jahe yang dioleskan pada bagian panu.

Cara Mencegah
Panu memang penyakit menular apabila terjadi kontak dengan penderita yang berhubungan secara
langsung seperti sabun mandi, handuk atau pakaian. Untuk mengatasi panu maka memelihara
kesehatan kulit adalah langkah yang sangat tepat. Mandi secara teratur dan selalu menjaga
kelembapan alami kulit.

4. KUDIS

Kudis adalah salah satu jenis penyakit kulit yang disebabkan karena serangan tungau atau kutu kecil.
Jenis kutu kecil yang sering disebut dengan istilah sarcoptes scabiei. Penyakit ini akan menyebabkan
bercak kemerahan pada bagian kulit tertentu. Infeksi dari kutu kecil bisa masuk ke bagian dalam kulit
kemudian menghisap darah dan menyebabkan bercak kemerahan.

Penyakit ini sangat mudah menular hanya dengan kontak fisik dengan penderita. Bahkan kontak
langsung dengan pakaian atau perlengkapan mandi juga bisa menyebabkan penularan.

Gejala
Gejala penyakit kudis hampir sama dengan jenis penyakit kulit lain. Ada rasa gatal yang sangat kuat
pada beberapa bagian kulit ketika kutu masuk ke lapisan kulit. Kemudian bekas kutu akan tumbuh
benjolan kecil, lalu akan melepuh dan menyebar ke bagian kulit lain. Beberapa masalah ini biasanya
banyak menyerang pada jari, sekitar pinggang, dada, lutut, dan tulang belikat.

Cara Pengobatan
Sebelum kudis berkembang menjadi penyakit yang sangat serius dan sulit untuk diobati, maka pada
tahap awal bisa diobati dengan mudah. Beberapa cara yang bisa dilakukan untuk mengobati kudis
adalah dengan merendam bagian kulit yang gatal dengan air dingin, memakai pelembab yang
mengandung calamine. Jika kondisi sudah parah maka bisa memakai obat antibiotik dan
antihistamin.

Cara Mencegah
Cara untuk mencegah kudis atau penyebaran kudis harus dilakukan dengan hati-hati. Kutu yang
menyebabkan kudis mudah loncat dan berpindah kemudian menyerang orang lain. Jadi cara untuk
pencegahan adalah seperti dibawah ini :

 Bersihkan semua pakaian dan isi kamar orang yang terkena penyakit kudis.
 Cuci dan rendam semua pakaian, handuk dan selimut dalam air hangat kemudian jemur dibawah
sinar matahari.
 Buang semua jenis perlengkapan yang tidak terpakai dalam rumah untuk mencegah dijadikan sarang
bagi kutu.
 Bersihkan tempat tidur dengan bahan khusus yang bisa membunuh kutu dan jika perlu jemur
dibawah sinar matahari.

5. HERPES

Herpes adalah jenis penyakit kulit yang


disebabkan oleh virus. Herpes dapat menyebabkan kulit menjadi ruam. Penyakit ini sangat
mengganggu karena biasanya menyebabkan sakit dan demam pada penderitanya. Penyebab
penyakit herpes adalah virus varisella. Virus dapat menyerang pada bagian tulang belakang dan otak
sehingga penyakit sering cepat sembuh dan kemudian muncul lagi.

Gejala
Gejala awal penyakit herpes biasanya ditandai dengan ruam atau bintik kecil pada bagian tubuh
tertentu. Setelah itu, akan timbul rasa panas seperti terbakar. Jika bagian yang sakit disentuh maka
bisa menyebabkan infeksi pada daerah di sekitarnya. Cairan herpes yang pecah dan gatal akan
mudah menular ke orang lain dan menyebar ke bagian tubuh lain. Gejala lebih lanjut dapat
menyebabkan sakit kepala, demam dan tubuh yang mudah lelah.

Cara Perawatan
Cara perawatan herpes dengan menggunakan krim khusus untuk kulit yang mengandung antibiotik.
Selain itu orang yang sudah terkena infeksi lanjut sebaiknya melakukan vaksinasi untuk menambah
kekebalan tubuh terhadap serangan virus varisella.

Macam-macam penyakit kulit yang terjadi tidak hanya mengganggu penampilan, tapi juga bisa
menyebabkan penyakit yang lebih akut. Karena itu menjaga kebersihan kulit dan membentuk
kekebalan tubuh bisa dilakukan untuk mencegah semua jenis penyakit kulit yang mudah menyerang
kita. Menjaga kebersihan diri, pakaian dan lingkungan akan menjauhkan kulit dari beberapa potensi
infeksi virus dan bakteri penyebab penyakit kulit.

Penatalaksanaan mata merah sesuai dengan penyakit yang mendasarinya.


Berobat Jalan
Penatalaksanaan mata merah berdasarkan berbagai penyebab adalah :
Tabel 1 Penatalaksanaan Mata Merah Berdasarkan Penyakit yang Mendasari

Penyakit Penatalaksanaan
Blefaritis Kompres hangat + antibiotik topikal
Dacryocystitis Kompres hangat + salep antibiotik
Trikiasis Epilasi, elektrolisis, operatif
Kompres dingin + antibiotik spektrum luas (kloramfenikol/
Konjungtivitis bakteri ciprofloxacin/ ofloxacin/ gentamycin/ neomycin/ polimixin B)
Kompres dingin + air mata buatan + salep mata asiklovir 3%
Konjungtivitis Virus (herpes)
Konjungtivitis Antibiotik topikal kloramfenikol/ gentamycin/ Basitrasin + Antibiotik
Gonorrhea sistemik ceftriaxon (IM) atau Penisilin (IV)
Konjungtivitis
Trakoma Antibiotik topikal (tetrasiklin) dan oral (azitromisin)
Topikal antihistamin / lini 1 mast cell stabilizer (sodium
Konjungtivitis alergi cromoglycat) / lini 2 steroid topikal
Sindroma Mata
Kering Air mata buatan / atasi penyebabnya

Benda Asing Anestesi topikal + ekstraksi benda asing dengan lidi kapas/cotton
Konjungtiva tip applicator/ jarum suntik ukuran 23G + antibiotik topikal

Perdarahan Sembuh dengan sendirinya, bed rest + kompres dingin + air mata
Subkonjungtiva buatan (dapat dipertimbangkan)
Antibiotik topikal (florokuinolon, gentamycin + cefuroxime),
Keratitis bakterial sikloplegia, kortikosteroid

Herpes simplek : antiviral topikal (salep asiklovir 3%), sikloplegia,


kortikosteroid
Keratitis viral Herpes zoster : antiviral oral + topikal , sikloplegia, kortikosteroid

Anti fungal topikal (natamycin, amfotericin B, econazole,


miconazole, fluconazole, clotrimazole)
Keratitis fungal Jangan berikan kortikosteroid
Skleritis Topikal / sistemik steroid, topikal OAINS, imunomodulator
Episkleritis Topikal steroid, air mata buatan
Iridosiklitis / Uveitis Sikloplegia, steroid topikal/sistemik
Anterior
Persiapan Rujukan Ke Rumah Sakit

Apabila ditemukan tanda-tanda Red flags berikut ini sebaiknya pasien dirujuk:
 Nyeri mata yang parah
 Fotofobia berat
 Penurunan ketajaman penglihatan (setelah dikoreksi menggunakan alat refraksi)
 Diduga ada luka penetrasi pada mata
 Mata merah dan nyeri semakin memberat dalam satu sampai dua minggu setelah
prosedur intraocular
 Kongjungtivitis iritan karena asam atau basa atau zat iritan tinggi seperti bubuk
semen, sebelum dirujuk lakukan irigasi sampai pH netral
 Konjungtivitis dengan sekret purulen pada bayi yang baru lahir
Rujuk segera untuk pemeriksaan oftalmologis jika pasien diduga memiliki glaukoma
akut sudut tertutup, iridosiklitis / uveitis anterior, skleritis, keratitis infeksi/inflamasi
dan luka penetrasi mata. Pasien dengan luka penetrasi mata harus dirujuk sesegera
mungkin untuk pemeriksaan oftalmologis.
Beberapa kasus mata merah yang perlu dirujuk segera di antaranya:
 Pasien dengan trauma kimia okuli serius, juga perlu dirujuk tetapi lakukan irigasi (2L)
dengan Normal Salin (NS) 15-30 menit terlebih dahulu hingga pH normal sambil
eversi kelopak mata, debridemen dan berikan anestesi topikal.
 Pasien dengan glaukoma akut sudut tertutup dengan gejala mata merah, pandangan
kabur, nyeri yang sangat hebat, pusing, mual dan muntah, dan ditemukan tanda
injeksi siliar, pupil dilatasi ringan, kornea buram dan penurunan visus. Periksa TIO
menggunakan palpasi digital untuk mengetahui TIO pasien. Selama perjalanan,
pasien disuruh berbaring tanpa menggunakan bantal dan berikan pasien
Acetazolamid 500 mg oral/IV.
 Pasien dengan keratitis herpes simplex (HSV tipe 1), pada saat pewarnaan
fluoresens akan terlihat ulkus dengan adanya lesi dendritik yang terlihat jelas tanpa
menggunakan slit-lamp. Dapat terjadi komplikasi inflamasi pada kornea dan uveitis
anterior.biasanya infeksi berulang pada mata sisi yang sama dan dapat terjadi
beberapa tahun setelahnya. Penanganan awal sebelum dirujuk berikan salep mata
asiklovir 3% pada mata yang sakit. [19,20]
Medikamentosa

Beberapa jenis medikamentosa yang dapat digunakan pada pasien dengan mata
merah adalah:
Tabel 2 Medikamentosa pada Mata Merah

Antibiotik Ciprofloxacin, ofloxcin, gentamycin, neomycin, polimixin B, erythromycin


Topikal ophthalmic, tobramycin, kloramfenikol
Antibiotik Floroquinolone (levofloxacin, ofloxacin), cephalosporin (ceftriaxone),
Sistemik makrolid (azitromisin)
Anti Viral Trifluridine ophthalmic, Gansiclovir ophthalmik, Acyclovir
Anti Fungal Natamycin, Amphotericin B, Econazole, Miconazole, Fluconazole,
topikal Clotrimazole
Betamethason, Deksametason, Fluorometolon, hidrokortison asetat,
Steroid topikal prednisolon

Dekstran 70 untuk defisiensi air mata


Hipromelose untuk defisiensi ar mata
Karbomer + Hopromelose untuk mata kering dan iritasi mata karena
kurang produksi air mata
Polietilenglikol + propilenglikol
Zinc sulfat untuk pengobatan lakrimasi yang berlebihan
Vitamin A palmitate
Artificial tears Natrium hialuronat tetes mata
Natrium kromoglikat, Antazolin sulfat, Kalium pemirolas, olopatadin,
Antihistamin ketotifen, levokabastin, lodoksamid, napazolin,

Menurunkan produksi carbonic anhydrase inhibitor (Acetazolamid),


Beta adrenergic blocker (Timolol),
Cairan hiperosmolar (mannitol iv, glycerin iv)
Alpha adrenergic agonist (apraclonidine)
Anti glaukoma Prostaglandin Analog (latanoprost)
Sikloplegik Tropikamid 0.5%, siklopentalat 1%, atropine 1%, homatropin 1%
Anestesi lokal Tetrakain, proksometakain, lignokain

Anda mungkin juga menyukai