PEMBAHASAN
B. Penatalaksaan BBL
1. Jaga Kehangatan
a) pencegahan kehilangan panas
Mekanisme pengaturan temperatur tubuh pada BBL belum berfungsi
sempurna. Oleh karena itu, jika tidak segera dilakukan upaya pencegahan
kehilangan panas tubuh maka BBL dapat mengalami hipotermia. Bayi dengan
hipotermia, sangat beresiko tinggi untuk mengalami sakit berat bahkan
kematian. Hipotermia mudah terjadi pada bayi yang tubuhnya dalam keadaan
basah atau tidak segera dikeringkan dan diselimuti walaupun berada di dalam
ruangan yang relative hangat. Bayi prematur atau berat badan lahir rendah
sangat rentan untuk mengalami hipotermia.
Cegah terjadinya kehilangan panas melalui upaya sebagai berikut :
1) Keringkan tubuh bayi tanpa membersihkan verniks
2) Letakan bayi agar terjadi kontak kulit ibu ke kulit bayi
3) Selimuti ibu dan bayi , pakaikan topi di kepala bayi
4) Jangan segera menimbang atau memandikan bayi baru lahir
b) mekanisme kehilangan panas
Bayi baru lahir dapat kehilangan panas tubuhnya melalui cara – cara berikut :
1) Evaporasi
Evaporasi adalah jalan utama bayi kehilangan panas. Kehilangan panas
dapat terjadi karena penguapan air ketuban pada permukaan tubuh oleh
panas tubuh sendiri karena setelah lahir, tubuh bayi tidak segera
dikeringkan.
2) Konduksi
Kehilangan panas tubuh bayi melalui kontak langsung antara tubuh bayi
dengan permukaan yang dingin.
3) Konveksi
Kehilangan panas tubuh yang terjadi saat bayi terpapar udara sekitar yang
lebih dingin.
4) Radiasi
Kehilangan panas yang terjadi karena bayi ditempatkan di dekat benda –
benda yang mempunyai suhu lebih rendah dari suhu tubuh bayi.
D. Infeksi
Infeksi merupakan proses invasi dan multiplikasi berbagai mikroorganisme ke
dalam tubuh (seperti bakteri, virus, jamur, dan parasit), yang saat dalam keadaan
normal, mikroorganisme tersebut tidak terdapat di dalam tubuh. Sebenarnya, di
beberapa tempat dalam tubuh kita pun, seperti di dalam mulut atau usus, terdapat
banyak mikroorganisme yang hidup secara alamiah dan biasanya tidak menyebabkan
infeksi. Namun, dalam beberapa kondisi, beberapa mikroorganisme tersebut juga
dapat menyebabkan penyakit. Bakteri, virus, jamur, dan parasit memiliki berbagai
cara untuk masuk ke dalam tubuh. Cara penularannya dibagi menjadi kontak langsung
dan tidak langsung. Kontak langsung terdiri atas penyebaran orang ke orang
(misalnya dari bersin, kontak seksual, atau semacamnya), hewan ke orang (gigitan
atau cakaran binatang, kutu dari binatang peliharaan), atau dari ibu hamil ke anaknya
yang belum lahir melalui plasenta. Kontak tidak langsung terdiri atas gigitan serangga
yang hanya menjadi pembawa dari mikroorganisme atau vektor (seperti nyamuk,
lalat, kutu, tungau) dan kontaminasi air atau makanan.
Setelah masuk ke dalam tubuh, mikroorganisme tersebut mengakibatkan beberapa
perubahan. Mikroorganisme tersebut memperbanyak diri dengan caranya masing-
masing dan menyebabkan cedera jaringan dengan berbagai mekanisme yang mereka
punya, seperti mengeluarkan toksin, mengganggu DNA sel normal, dan sebagainya.
Gejala
Gejala dari infeksi bervariasi, bahkan ada sebuah kondisi dimana infeksi tersebut
tidak menimbulkan gejala dan sub klinis. Gejala yang ditimbulkan kadang bersifat
lokal (di tempat masuknya mikroorganisme) atau sistemik (menyebar ke seluruh
tubuh). Gejala paling umum dirasakan oleh orang yang terkena infeksi adalah demam.
Berikut adalah beberapa gejala yang timbul berdasarkan penyebabnya.
1. Bakteri: Gejala yang ditimbulkan oleh infeksi bakteri bervariasi tergantung
bagian tubuh mana yang diinfeksi. Namun, gejala paling umum adalah
demam. Jika seseorang terkena infeksi bakteri di tenggorokan, maka ia akan
merasakan nyeri tenggorokan, batuk, dan sebagainya. Jika mengalami infeksi
bakteri di pencernaan, maka ia akan merasakan gangguan pencernaan seperti
diare, konstipasi, mual, atau muntah. Dan jika mengalami infeksi pada saluran
kemih, maka ia akan merasakan keinginan buang air kecil (BAK) yang terus
menerus, BAK tidak puas, atau bahkan nyeri saat BAK.
2. Virus: Gejala yang ditimbulkan oleh infeksi tergantung dari tipe virus, bagian
tubuh yang terinfeksi, usia dan riwayat penyakit pasien, dan faktor lainnya.
Gejala dari infeksi virus dapat mempengaruhi hampir seluruh bagian tubuh.
Gejala yang biasanya ditimbulkan antara lain gejala seperti flu (demam,
mudah lelah, nyeri tenggorokan, nyeri kepala, batuk, pegal-pegal, dan
sebagainya), gangguan pencernaan (diare, mual, muntah, dsb), rash
(kemerahan di kulit), bersin-bersin, malaise, hidung berair dan tersumbat,
pembesaran kelanjar getah bening (KGB), pembengkakan tonsil, atau bahkan
turunnya berat badan.
3. Jamur: Kebanyakan jamur menginfeksi kulit, meskipun terdapat bagian tubuh lain
yang dapat terinfeksi seperti paru-paru dan otak. Gejala infeksi kulit yang
disebabkan oleh jamur antara lain gatal, kemerahan, kadang terdapat rasa terbakar,
kulit bersisik, dan sebagainya. Gejala lainnya tergantung dari tempat yang
terinfeksi.
4. Parasit: Kebanyakan dari infeksi parasit menyebabkan gejala pencernaan. Gejala
spesifik berdasarkan jenis infeksinya antara lain:
5. Malaria: penyakit yang disebabkan oleh plasmodium dan diperantarai oleh
nyamuk. Gejala yang sering muncul antara lain demam, menggigil, dan penyakit
seperti flu.
6. Trichomoniasis: penyakit yang disebabkan oleh hubungan seksual. Gejala yang
sering muncul antara lain gatal, kemerahan, iritasi, atau cairan tidak wajar yang
terdapat dari area genital.
7. Giardiasis: infeksi saluran pencernaan. Gejala yang sering muncul antara lain
diare, gas, gangguan lambung, feses yang berlendir, dan dehidrasi.
8. Toksoplasmosis: gejala yang sering muncul seperti flu, kelenjar getah bening yang
membengkak dan nyeri, nyeri otot yang berlangusng selama lebih dari sebulan.
Penyebab
Penyebab infeksi bermacam-macam, mulai dari bakteri, virus, jamur, hingga parasit.
Berikut adalah penjelasan macam-macam infeksi yang disebabkan oleh berbagai
mikroorganisme.
1. Bakteri: Bakteri merupakan organisme yang memilki satu sel. Salah satu cara bakteri
untuk menginfeksi tubuh adalah dengan mengeluarkan toksin (racun) yand dapat
merusak jaringan tubuh. Bakteri dapat menyebabkan infeksi tenggorokan, infeksi
saluran pencernaan, infeksi pernapasan (seperti TBC), infeksi saluran kemih, hingga
infeksi genital. Terdapat empat kelompok bakteri yang dapat diklasifikasikan
berdasarkan bentuknya: Bacilli, cocci, spirochaetes, dan vibrio.
2. Bacilli berbentuk batang dengan panjang sekitar 0,03 mm. Penyakit yang biasanya
disebabkan oleh bakteri berbentuk bacilli antara lain tifoid dan sistitis.
3. Cocci berbentuk bulatan dengan diameter sekitar 0,001 mm. Bakteri berbentuk cocci
biasanya membentuk kelompok-kelompok seperti berpasangan, membentuk garis
panjang, atau berkumpul seperti anggur. Penyakit yang biasanya disebabkan oleh
bakteri cocci antara lain infeksi stafilokokus dan gonorrhea.
4. Spirochaetes berbentuk seperti spiral. Bakteri ini menyebabkan penyakit sifilis.
5. Vibrio berbentuk seperti koma. Bakteri ini menyebabkan penyakit kolera.
6. Virus: Virus berukuran lebih kecil dari bakteri dan membutuhkan host, seperti orang,
tanaman, atau hewan, untuk bermultiplikasi. Saat virus masuk ke dalam tubuh,
biasanya ia menginvasi sel tubuh yang normal dan mengambil alih sel untuk
memproduksi virus lainnya.Virus dapat menyebabkan penyakit yang paling ringan
seperti common cold hingga sangat berat seperti AIDS. Seperti bakteri, terdapat
berbagai bentuk virus yang dapat menyebabkan berbagai penyakit. Bentuk-bentuk
virus tersebut antara lain:
7. Icosahedral: Lapisan luarnya terdiri atas 20 sisi datar yang memberikan bentuk seperti
bola. Icosahedral merupakan bentuk yang dimiliki oleh kebanyakan virus.
8. Helical: Lapisan luarnya membentuk seperti batang,
9. Enveloped: Lapisan luarnya terbungkus oleh membran yang longgar, yang dapat
berubah-ubah bentuk namun biasanya sering terlihat seperti bola.
10. Kompleks: Tidak memiliki lapisan luar, tapi intinya terlapisi.
11. Jamur: Jamur merupakan organisme primitif yang dapat hidup di udara, tanah,
tanaman, atau di dalam air. Beberapa jamur juga hidup di dalam tubuh manusia.
Infeksi jamur biasanya tidak bahaya, namun beberapa dapat mengancam kehidupan.
Jamur merupakan penyebab banyak penyakit kulit. Penyakit lain yang disebabkan
oleh jamur antara lain infeksi di paru-paru dan sistem saraf. Jamur dapat menyebar
jika seseorang menghirup spora atau menempel langsung di kulit. Seseorang juga
akan lebih mudah terkena jamur jika sistem imunnya sedang lemah atau sedang
meminum antibiotik.
12. Parasit: Parasit merupakan mikroorganisme yang membutuhkan organisme atau host
lainnya untuk bertahan. Beberapa parasit tidak mempengaruhi host yang ia tinggali,
sedangkan beberapa lainnya mengalami pertumbuhan, reproduksi, dan bahkan
mengelurkan toksin (racun) yang menybabkan host mengalami infeksi parasit. Infeksi
parasit disebabkan oleh 3 jenis organisme: protozoa, helminth (cacing), dan
ektoparasit.
13. Protozoa merupakan organisme yang hanya mempunyai satu sel yang dapat hidup dan
bermultiplikasi di dalam tubuh manusia. Infeksi yang disebabkan oleh protozoa antara
lain giardiasis, yaitu infeksi pencernaan yang dapat terjadi akibat meminum air yang
terinfeksi oleh protozoa,
14. Helminth marupakan organisme yang memiliki banyak sel (multi sel) yang biasanya
dikenal dengan nama cacing. Terdapat berbagai jenis cacing yang dapat menginfeksi
manusia, seperti flatworm, tapeworm, ringworm, dan roundworm.
15. Ektoparasit merupakan organisme yang juga memilikibanuak sel yang biasanya
hidup atau makan dari kulit manusia, seperti nyamuk, lalat, kutu, atau tungau.
Pengobatan
Diagnosis preeklampsia ditegakan berdasarkan adanya dua dari tiga gejala, yaitu
pemambahan berat badan yang berlebihan,edema, hipertensi, dan proteinuri.Penambahan
berat badan yang berlebihan bila terjadi kenaikan 1 kg seminggu beberapa kali. Edema
terlihat sebagai peningkatan berat badan,pembengkakan kaki, jari tangan, dan muka.Tekanan
darah > 140/90 mmHg atau tekenen sistolik meningkat > 30 mmHg atau tekanan diastolik >
15 mmHg yang di ukur setelah pasien beristirahat selama 30 menit.
Tekanan diastolik pada trimester kedua yang lebih dari 85 mmHg patut dicurigai
sebagai bakat preeklampsia. Proteinuria apabila terdapat protein sebanyak 0,3 g/l dalam air
kencing 24 jam atau pemeriksaan kualitatif menunjukan +1 atau 2 ;atau kadar protein> 1g /l
dalam urin yang dikeluarkan dengan kateter atau porsi tengah, diambil minimal 2 x dengan
jarak waktu 6 jam.
1. Tekanan darah sistolik >160 mmHg atau diastolik > 110 mmHg
2. Proteinuria +>5 g/24 jam atau > 3 pada tes celup
3. sakit kepala hebat atau gangguan penglihatan
4. Nyeri epigastrium dan ikterus
5. Edema paru atau sianosis
6. Trombositopenia
7. Pertumbuhan janin terhambat
4. Patofisiologi
Pre eklampsia digolongkan ke dalam Pre eklampsia ringan dan Pre eklampsia berat
dengan gejala dan tanda sebagai berikut:
Diagnosa PEB ditegakkan apabila pada kehamilan >20 minggu didapatkan satu/lebih
gejala/tanda di bawah ini:
1. Diet-makanan
Makanan tinggi protein, tinggi karbohidrat, cukup vitamin dan rendah lemak. Kurangi
garam apabila berat badan bertambah atau edema. Makanan berorientasi pada empat sehat
lima sempurna. Untuk meningkatkan jumlah protein dengan tambahan satu butir telur setiap
hari.
2. Cukup istirahat
Istirahat yang cukup pada saat hamil semakin tua dalam arti bekerja seperlunya
disesuaikan dengan kemampuan. Lebih banyak duduk atau berbaring kearah kiri sehingga
aliran darah menuju plasenta tidak mengalami gangguan.
Bila terjadi perubahan perasaan dan gerak janin dalam rahim segera datang ke tempat
pemeriksaan. Keadaan yang memerlukan perhatian:
Pada Pre eklampsia ringan penanganan simptomatis dan berobat jalan dengan
memberikan
1) Sedativa ringan
2) Obat penunjang
3) Nasehat
Lebih banyak istirahat baring penderita juga dianjurkan untuk berbaring miring ke kiri
sehingga tekanan terhadap vena besar di dalam perut yang membawa darah ke jantung
berkurang dan aliran darah menjadi lebih lancar.
Segera datang memeriksakan diri, bila tedapat gejala sakit kepala, mata kabur, edema
mendadak atau berat badan naik. Pernafasan emakin sesak, nyeri ulu hati, kesadaran makin
berkurang, gerak janin berkurang, pengeluaran urin berkurang.
Bila keadaan ibu membaik dan tekanan darah dapat dipertahankan 140-150/90-100
mmHg, tunggu persalinan sampai aterm sehingga ibu dapat berobat jalan dan anjurkan
memeriksakan diri tiap minggu. Kurangi dosis obat hingga tercapai dosis optimal. Bila
tekanan darah sukar dikendalikan, berikan kombinasi obat. Tekanan darah tidak boleh lebih
dari 120/80 mmHg. Tunggu pengakhiran kehamilan sampai 40 minggu, kecuali terdapat
pertumbuhan terhambat, kelainan fungsi hepar/ginjal, dan peningkatan proteinuria. Pada
kehamilan >37 minggu dengan serviks matang, lakukan induksi persalinan. Persalinan dapat
dilakukan spontan atau dipercepat dengan ekstraksi.
Dilakukan pemeriksaan:
Setelah keadaan Pre eklampsia berat dapat diatasi, pertimbangan mengakhiri kehamilan
berdasarkan:
Tujuan Diet
Syarat Diet
1) Energi dan semua zat gizi cukup. Dalam keadaan berat, makanan diberikan secara
berangsur-angsur, sesuai dengan kemampuan pasien menerima makanan.
Penambahan energi tidak lebih dari 300 kkal dari makanan atau diet sebelum hamil.
2) Garam diberikan rendah sesuai dengan berat-ringannya retensi garam atau air.
Penambahan berat badan diusahakan < 3 kg/bulan atau di bawah 1 kg/minggu.
3) Protein tinggi (1 ½ g/kg berat badan)
4) Lemak sedang, sebagian berupa lemak tak jenuh tunggal dan lemak tak jenuh ganda
5) Vitamin cukup; vitamin C dan B6 diberikan sedikit lebih tinggi
6) Mineral cukup terutama kalsium dan kalium
7) Bentuk makanan disesuaikan dengan kemampuan makan pasien
6. Pembiayaan
Format
1. Pendataan Keluarga