PENDAHULUAN
1
metode yang bervariatif dan alat peraga yang tepat akan sangat membantu
mereka dalam memahami konsep pelajaran tersebut.
Berdasarkan pengalaman peneliti selama ini, sebagian besar peserta didik
sulit memahami materi menghitung uang, meskipun peneliti sudah membimbing
langsung dengan menggunakan uang yang sebenarnya. Ternyata materi ini
kurang efektif, hal ini terlihat hasil yang diperoleh, mayoritas mendapatkan nilai
di bawah KKM.
Untuk mengatasi masalah tersebut, perlu diadakan perbaikan
pembelajaran dengan memilih media yang tepat. Penulis atau peneliti akan
mencoba memecahkan permasalahan tersebut dengan melakukan simulasi jual
beli secara langsung dengan menggunakan uang dan barang mainan, diharapkan
agar siswa lebih tertarik dan lebih mudah dalam memahami materi yang sedang
diajarkan yaitu melalui kegiatan jual beli menggunakan berbagai metode.
Berdasarkan permasalahan tersebut penulis berusaha untuk mencoba
menerapkan kegiatan jual beli dengan menggunakan berbagai metode. Sehingga
lebih menarik dan mudah dipahami serta membangkitkan semanagat dan
motivasi belajar.
Dari latar belakang masalah tersebut, maka penulis dalam penelitian ini
mengambil judul “Meningkatkan hasil belajar matematikan tentang kemampuan
berhitung melalui metode bervariatif di kelas 3 SDN Pondok Cina 2”
1. Identifikasi Masalah
Hasil identifikasi masalah yang terjadi di dalam proses pembelajaran
Penulis akan memaparkan masalah-masalah diantara pendidik dalam
mengajar tidak dimengerti peserta didik, alat peraga yang digunakan guru
belum tepat, metode yang digunakan hanya terbatas ceramah dan Tanya
jawab sehingga terjadinya kondisi belajar yang monoton.
Peristiwa seperti ini, jika tidak ada perbaikan akan mempengaruhi pada
hasil standar kriteria ketuntasan minimal dalam belajar. Dengan demikian
Pendidik harus memiliki kepekaan yang terjadi dalam proses pembelajaran,
sehingga akan mencapai hasil nilai di atas standar kriteria ketuntasan
minimal.
2
Pendidik harus memiliki wawasan dan pengetahuan dalam memberikan
materi mata pelajaran matematika, karena memiliki ciri-ciri khusus antara
lain abstrak, deduktif, konsisten, hierarkis, dan logis. Soejadi (1999) dalam
Gatot Muhsetyo (2015:1.2) menyatakan bahwa keabstrakan matematika
karena objek dasarnya abstrak, yaitu fakta, konsep, operasi dan prinsip.
Dengan demikian pendidik hendaknya mampu mencari dan memilih metode
serta alat peraga yang tepat, sehingga mudah dipahami dan dapat memberikan
semangat dan antusias siswa dalam proses pembelajaran mata pelajaran
matematika yang dipelajari di kelas 3 SDN Pondok Cina 2.
2. Analisa Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, diketahui bahwa yang menjadi
kendala adalah:
1. Penggunaan media yang kurang tepat.
2. Penyampaikan materi yang tidak jelas.
3. Metode pengajaran yang monoton.
3. Alternatif dan Prioritas Pemecahan Masalah
Dengan penggunaan variasi metode diharapkan dapat meningkatkan
hasil belajar matematika di kelas 3 SDN Pondok Cina 2.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan sebagai
berikut:
1. Apakah penggunaan media yang tepat dapat meningkatkan hasil belajar
matematika tentang kemampuan berhitung di Kelas 3 SDN Pondok Cina 2.
2. Apakah penyampaian materi yang jelas dapat meningkatkan hasil belajar
matematika tentang kemampuan berhitung di Kelas 3 SDN Pondok Cina 2.
3. Apakah metode pengajaran bervariatif dapat meningkatkan hasil belajar
matematika tentang kemampuan berhitung di Kelas 3 SDN Pondok Cina 2.
3
C. Tujuan Penelitian Perbaikan Pembelajaran
Berdasarkan uraian permasalahan di atas, maka tujuan penelitian ini
adalah untuk meningkatkan pemahaman peserta didik dalam penerapan metode
yang bervariatif dalam meningkatkan hasil belajar matematika tentang
kemampuan berhitung di kelas 3 SDN Pondok Cina 2 sehingga menghasilkan
nilai di atas standar ketuntasan minimal (KKM).
4
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
5
4. Meningkatkan pendidik secara aktif mengembangkan pengetahuan dan
keterampilan.
6
1. Peserta didik dalam keadaan sedang berbahaya untuk menggunakan
kemampuan, kemauan dan sebagainya.
2. Mempunyai keinginan untuk berkembang ke arah dewasa.
3. Peserta didik mempunyai latar belakang yang berbeda
4. Siswa melakukan penjelajahan terhadap alam sekitarnya dengan potensi-
potensi dasar yang dimilikinya.
Dengan demikian keadaan peserta didik sangat mempengaruhi
pembelajaran secara keseluruhan. Oleh karena itu, pendidik harus memiliki
peran penting dalam mendidik dan membimbing dengan cara mengatasi adanya
perilaku yang buruk pada diri peserta didik. Identifikasi terhadap keadaan dan
kondisi peserta diidk baik untuk masing-masing individu maupun keseluruhan
mutlak diperlukan yang digunakan untuk pengambilan langkah dan perlakuan
terutama pemilihan strategi, model, media dan komponen penyusun
pembelajaran lainnya.
7
membentuk karakter peserta didik yang bertanggung jawab, mandiri, dan dapat
menyelesaikan masalah berhitung dalam kegiatan sehari-hari.
E. Hasil Belajar
Belajar yang dilakukan setiap individu terutama peserta didik atas
dorongan rasa ingin tahu sehingga interaksi dengan lingkungan yang
menghasilkan pemahaman, pengetahuan, dan dapat memecahkan masalah dalam
kehidupan sehari-hari. Menurut Nana Sudjana (1995:22) dalam Sofwan Amri
(2015:61) mengemukakan bahwa hasil belajar matematika adalah kemampuan-
kemampuan yang dimiliki peserta didik setelah ia memperoleh pengalaman
belajarnya. Sehingga dapat mengetahui perkembangan sampai di mana hasil
yang telah dicapai oleh seseorang dalam belajar.
Kesimpulan di atas bahwa hasil belajar adalah prestasi belajar yang
dicapai peserta didik dalam proses belajar mengajar dengan suatu perubahan dan
pembentukan tingkah laku seseorang. Maka proses belajar dapat dikatakan
berhasil, setiap pendidik harus memiliki wawasan, pengetahuan dan
keterampilan. Pendidik hendaknya berpedoman pada kurikulum yang berlaku
saat ini yang telah ditetapkan oleh pendidikan nasional, antara lain bahwa suatu
proses belajar mengajar tentang suatu bahan pembelajaran dinyatakan berhasil
apabila tujuan pembelajaran khususnya dapat dicapai.
Dengan demikian pendidik harus mengetahui berhasil tidaknya proses
pembelajaran dengan melaksanakan tes formatif pada setiap mata pelajaran.
Penilaian formatif ini untuk mengetahui sejauh mana peserta didik telah
menguasai tujuan pembelajaran khusus yang ingin dicapai. Fungsi penelitian ini
adalah memberikan perbaikan proses belajar mengajar dan melaksanakan
program remedial bagi peserta didik yang belum berhasil. Karena itulah, suatu
proses belajar mengajar dinyatakan berhasil apabila hasilnya memenuhi tujuan
pembelajaaran khusus dari bahan tersebut.
8
F. Pembelajaran Matematika
Pembelajaran matematika merupakan suatu proses pembelajaran yang
dilakukan oleh pendidik untuk membimbing kreatifitas berfikir peserta didik
yang dapat meningkatkan pengetahuan yang baik tentang materi matematika.
Dalam proses kegiatan pembelajaran matematika seorang pendidik berperan
aktif dalam membimbing dan memberikan materi matematika sehingga peserta
didik dapat memecahkan masalah secara cermat dan teliti dalam kehidupan
sehari-hari. Menurut Warsita (2008:85) dalam (2015:21) “Pembelajaran adalah
suatu usaha untuk membuat peserta didik belajar atau suatu kegiatan untuk
membelajarkan peserta didik”. Dengan demikian pembelajaran merupakan suatu
usaha kegiatan belajar antara pendidik dan peserta didik sehingga menunjukkan
suatu perubahan tingkah laku pada peserta didik.
Kita juga perlu mengetahui tujuan pembelajaran matematika yang
tercantum pada Standar Isi SD/MI Kurikulum KTSP 2006, tujuan yang
dimaksud adalah sebagai berikut:
1. Memahami konsep matematika, menjelaskan keterkaitan antar konsep dan
mengaplikasikan konsep atau algoritma, secara luwes, akurat, efisien dan
tepat dalam pemecahan masalah.
2. Menggunakan penalaran pada pola dan sifat, melakukan manipulasi
matematika dalam membuat generalisasi, menyusun bukti atau menjelaskan
gagasan dan pernyataan matematika.
3. Memecahkan masalah yang meliputi kemampuan memahami masalah,
merancang model matematika, menyelesaikan model matematika dan
menafsirkan solusi yang diperoleh
4. Mengkomunikasikan gagasan dengan simbol, table, diagram, atau edia lain
untuk memperjelas keadaan atau masalah.
5. Memiliki sikap menghargai kegunaan matematika dalam kehidupan, yaitu
memiliki rasa ingin tahu, perhatian, dan minat dalam mempelajari
matematika, serta sikap ulet dan percaya diri dalam pemecahan masalah.
9
Dalam proses pembelajaran matematika, baik guru maupun siswa
bersama-sama menjadi pelaku terlaksananya tujuan pembelajaran. Tujuan
pembelajaran ini akan mencapai hasil maksimal apabila pembelajaran berjalan
secara Efektif.
Pembelajaran yang efektif adalah pembelajaran yang mampu
melibatkan seluruh peseta didik secara aktif. Pembelajaran matematika
merupakan kegiatan yang melatih dalam berpikir secara logis yang dilakukan
setiap peserta didik yang mengkaitkan kepada realita dalam kehidupan sehari-
hari. Dengan demikian, matematika merupakan cara berpikir logis yang
dipresentasikan dalam bilangan, ruang, dan bentuk dengan aturan-aturan yang
telah ada yang tak lepas dari aktivitas insani tersebut. Pada hakikatnya,
matematika tidak terlepas dari kehidupan sehari-hari. Semua masalah kehidupan
yang membutuhkan pemecahan secara cermat dan teliti mau tidak mau harus
berpaling kepada matematika (Sudarwan Dani, 2012:21-23) dalam Zubaidah
Amir dan Risnawati (2016:9).
Keberhasilan dalam pembelajaran matematika merupakan hal yang
sangat penting karena hal tersebut akan berkaitan dengan kehidupan siswa
sehari-hari. Kenyataannya bahwa siswa yang menjadikan pembelajaran
matematika sebagai momok yang menakutkan dalam pembelajaran. Hal tersebut
disebabakan oleh berbagai macam faktor, baik faktor internal maupun faktor
eksternal.
Menurut Muhibbin Syah (2009) dalam Zubaidah Amir dan Risnawati
(2016:192), faktor internal adalah hal-hal atau keadaan – keadaan yang muncul
dari dalam diri siswa sendiri, diantaranya:
1. Karakter peserta didik
2. Sikap terhadap belajar
3. Motivasi belajar
4. Konsentrasi belajar
5. Rasa percaya diri
6. Intelegensi
7. Kebiasaan belajar
10
Sedangkan faktor eksternal diantaranya:
1. Lingkungan keluarga
2. Lingkungan masyarakat
3. Pendidik
4. Media pembelajaran
Adapun solusi atau tahap-tahap pemecahan masalah dalam kesulitan
belajar matematika menurut para ahli antara lain Krulik dan Rudnik (1995:5)
dalam Zubaidah Amir (2016:196) mengemukakan lima tahap pemecahan
masalah, yaitu:
1. Read and think. Tahap ini meliputi identitas fakta, identifikasi pertanyaan,
visualisasi siatuasi serta menulis ulang tindakan
2. Explore and plan. Tahap eksplorasi dan perencanaan pemecahan masalah,
mencakup pengaturan informasi yang relevan dan kurang relevan membuat
model serta membuat grafik, table atau gambar.
3. Select a strategy. Memilih strategi yang diperkirakan dapat digunakan,
misalnya menemukan pola, bekerja mundur, tebak dan uji serta simulasi atau
percobaandan geometri
4. Find an answer. Tahap ini meliputi estimasi solusi, penggunaan kemampuan
komputasi, serta penggunaan keahlian aljabar
5. Reflect and exstend. Solusi yang telah diperoleh dari tahap sebelumnya
diperiksa kembali kebenarannya, kemudian menentukan solusi alternative
dan membuat perluasan atau generalisasi
Solusi dalam menyelesaikan permasalahan dalam pembelajaran
matematika harus dilakukan. Salah satu cara yang dilakukan dalam
menyelesaikan kesulitan dalam mempelajari materi berhitung dalam
pembelajaran matematika kelas 3 sekolah dasar adalah dengan menggunakan
metode yang bervariatif dalam meningkatkan hasil belajar matematika tentang
berhitung.
11
G. Metode Pembelajaran
Metode merupakan cara pengajaran yang disampaikan oleh peserta
didik. Dengan demikian penggunaan metode sangat berpengaruh terhadap
proses pembelajaran berlangsung yang efektif dan efisien. Peserta harus dapat
memilih metode yang tepat dalam proses pembelajaran agar dengan mudah
berinteraksi antara pendidik dan peserta didik.
Macam-macam metode yang bervariatif dalam proses pembelajaran antara lain:
1. Metode ceramah
Metode ceramah merupakan suatu cara penyampaian materi pelajaran secara
lisan oleh pendidik. Dalam bentuk penyampainnya, metode ceramah sangat
sederhana dari mulai pemberian informasi, klarifikasi, ilustrasi, dan
menyimpulkan.
2. Metode Tanya jawab
Metode Tanya jawab adalah suatu cara penyampaian pengajaran dalam
bentuk pertanyaan yang harus dijawab oleh peserta didik. Melalui metode
Tanya jawab pendidik dapat mengembangkan dan meningkatkan
keterampilan komunikasi antara pendidik dan peserta didik. Dengan
menggunakan metode Tanya jawab dapat memberikan antusias dan motivasi
peserta didik untuk bertanya selama proses pembelajaran berlangsung.
3. Metode demonstrasi
Metode demonstrasi adalah suatu cara penyampaian yang dikembangkan
dengan cara memberikan pengalaman belajar melalui perbuatan, melihat, dan
mendengarkan serta diikuti dengan meniru pekerjaan yang sedang
didemonstrasikan. Metode demonstrasi merupakan suatu metode dimana
seorang pendidik yang sengaja memberikan contoh kegiatan di depan kelas
dan meminta salah satu anak untuk tampil di depan kelas. Demonstrasi dapat
digunakan untuk mendukung keberhasilan strategi pembelajaran ekspositori
dan inkuiri (Sanjaya, 2006:152) dalam Ali Mudlofir dan Evi Fatimatur
Rusydiyah (2016:108).
12
4. Metode Diskusi
Metode diskusi merupakan proses pembelajaran yang dalam pembahasan
dan penyajian materi melalui suatu problema sehari-hari yang melibatkan
dua orang peserta atau lebih untuk berinteraksi saling bertukar pendapat,
atau saling mempertahankan pendapat dalam pemecahan masalah
sehingga mendpaatkan kesepakatan bersama-sama. Menurut Suryosubroto
(1997:179) dalam Trianto Ilmu Badar Al-Tabrani (2014:154) Diskusi
adalah percakapan ilmiah oleh beberapa orang yang tergabung dalam satu
kelompok untuk saling bertukar pendapat tentang suatu masalah, atau
bersama-sama mencari pemecahan mendapatkan jawaban dan kebenaran
atas suatu masalah.
13
BAB III
14
B. Desain Prosedur Perbaikan Pembelajaran
Perencanaan
Pengamatan
Pengamatan
Pengamatan
Kegiatan yang dilakukan pada setiap pra siklus sampai siklus 2 sebagai berikut:
a. Perencanaan
15
1. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran tentang nilai rupiah pada kegiatan jual
beli
2.
16
17