TENTANG
KEBIJAKAN KEBERSIHAN TANGAN
DI RUMAH SAKIT CITAMA
MEMUTUSKAN
Menetapkan :
Pertama : KEBIJAKAN KEBERSIHAN TANGAN DI RUMAH SAKIT CITAMA
Kedua : Memberlakukan Kebijakan sebagaimana tercantum pada lampiran ini.
Ketiga : Peraturan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan.
Ditetapkan di : Bogor
Pada tanggal : 4 Januari 2018
1. Kebersihan Tangan
a. Kebersihan tangan dilakukan oleh seluruh petugas klinis maupun non klinis di
Seluruh lingkungan Rumah Sakit Citama .
b. Indikasi kebersihan tangan secara umum :
1) Segera : setelah tiba di tempat kerja
2) Sebelum :
a) Kontak langsung dengan pasien
b) Memakai sarung tangan sebelum pemeriksaan klinis dan tindakan
invasif
a. Menyediakan / mempersiapkan obat-obatan
b. Mempersiapkan makanan
c. Memberi makan pasien
d. Meninggalkan rumah sakit
1) Diantara : prosedur tertentu pada pasien yang sama dimana tangan
terkontaminasi untuk menghindari kontaminasi silang
2) Setelah :
a) Kontak dengan pasien
b) Melepas sarung tangan
c) Melepas alat pelindung diri
d) Kontak dengan darah, cairan tubuh, sekresi, ludah, dahak, muntahan,
urine, keringat dan peralatan yang diketahui atau kemungkinan
terkontaminasi dengan darah, cairan tubuh, pispot, urinal baik
menggunakan atau tidak menggunakan sarung tangan.
e) Menggunakan toilet, menyentuh / melap hidung dengan tangan (batuk
/ bersin).
f) Menyentuh lingkungan di sekitar pasien
b. 4 Jenis kebersihan tangan .
1. Kebersihan tangan surgical
2. Kebersihan tangan Aseptik
3. Kebersihan tangan alkohol handrub
4. Kebersihan tangan Sosial
c. Kebersihan tangan dilakukan menurut 5 Momen Kebersihan Tangan(WHO):
1. Momen 1 : sebelum kontak dengan pasien
2. Momen 2 : sebelum tindakan asepsis
3. Momen 3 : setelah terkena cairan tubuh pasien
4. Momen 4 : setelah kontak dengan pasien
5. Momen 5: setelah kontak dengan lingkungan sekitar pasien
d. 6 langkah kebersihan tangan.
e. Jenis kebersihan tangan untuk seluruh ruangan / bagian (klinis & non-klinis) di
Rumah Sakit Citama , yaitu :
1. Kebersihan tangan dengan air mengalir dan sabun (sosial) dengan waktu 40 –
60 detik
2. Kebersihan tangan dengan air mengalir dan sabun antiseptik chlorhexidine 2%
(aseptik)
3. Kebersihan tangan dengan larutan berbahan dasar alkohol (handrub) dengan
waktu 20 – 30 detik
4. Kebersihan tangan sebelum pembedahan dengan larutan antiseptik
chlorhexidine 4 % (surgical).
f. Kebersihan tangan efektif :
1. Tidak mengenakan jas lengan panjang saat melayani pasien
2. Bagi semua petugas yang berkontak langsung dengan pasien (klinisi),
semuaperhiasan yang ada (misalnya: jam tangan, cincin, gelang) harus
dilepaskanselama bertugas dan pada saat melakukan kebersihan tangan
3. Kuku dijaga tetap pendek tidak melebihi 1 mm, tidak menggunakan kuku palsu
dan cat kuku
4. Jika tangan ada luka ditutup dengan plester kedap air
5. Tutuplah kran dengan siku tangan atau putar kran menggunakan handuk sekali
pakai
6. Membersihkan tangan dengan sabun cair dan air mengalir apabila tangan
terlihat kotor
7. Membersihkan tangan dengan larutan berbahan dasar alkohol (handrub) bila
tangan tidak terlihat kotor diantara tindakan
8. Keringkan tangan menggunakan handuk sekali pakai
9. Pastikan tangan kering sebelum memulai kegiatan / mengenakan sarung
tangan
10. Jangan menambahkan sabun cair ke dalam tempatnya bila masih ada isinya.
11. Dispenser sabun harus dibersihkan terlebih dahulu sebelum pengisian ulang
g. Sediakan di setiap ruangan / bagian :
1. Area klinis (area perawatan / pelayanan langsung terhadap pasien) :
a. Wastafel dengan air yang mengalir.
b. Larutan chlorhexidine 2 % (indikasi kebersihan tangan momen 2 dan3) : poli
rawat jalan, ICU, kamar bayi, hemodialisa, IGD (area non tindakan), ruang
keperawatan, unit penunjang medik (radiologi,laboratorium klinik, rehabilitasi
medik)
c. Larutan chlorhexidine 4 % : IGD (area tindakan), kamar bedah, VK
d. Sabun biasa (handsoap) : kamar pasien, pos perawat (indikasi
kebersihan tangan momen 1,4,5), toilet, dapur.
e. Larutan berbahan dasar alkohol (handrub) : setiap tempat tidur pasiendi area
kritis (IGD, kamar bayi, ruang observasi VK, ICU, kamar bedah), setiap pintu
masuk kamar pasien,meja trolly tindakan.
2. Area non-klinis (area pelayanan tidak langsung terhadap pasien) :
a. Wastafel dengan air yang mengalir.
b. Sabun biasa (handsoap) : toilet, dapur, perkantoran, kantin, aula.
c. Larutan chlorhexidine 2% (indikasi kebersihan tangan momen 3):
sanitasi, kamar cuci, kamar jenazah, CSSD.
d. Larutan berbahan dasar alkohol (handrub) : pintu keluar-masukpetugas /
pengunjung, ruang tunggu rawat jalan, farmasi, kamarjenazah, area dimana
fasilitas kebersihan tangan dengan sabun dan airmengalir tidak tersedia /
jauh letaknya.
h. Melakukan monitoring compliance kebersihan tangan dengan cara :
Mengukur / mengobservasi kepatuhan kebersihan tangan :
a) Petugas klinis setiap 2 minggu sekali(ruang keperawatan,IGD,ICU,
OK,rawat jalan, kamar bayi, VK, Gisi) .Dengan memperhatikan 4,5,6
kebersihan tangan. Sebelum kontak dengan pasien (Momen 1 menurut
WHO).
b) Petugas non-klinis setiap sebulan sekali (kamar cuci, farmasi,
dapur,IPSRS, sanitasi, kamar jenazah) : sesuai indikasi
kebersihantangan secara umum.
i. Kepatuhan kebersihan tangan melibatkan petugas klinis maupun
nonklinisdengan sasaran 30 % dari jumlah masing-masing profesi
(Dokter,Perawat,Fisioterapi dan Gizi).
j. Melakukan program edukasi kebersihan tangan pada petugas, pasien,
keluarga dan pengunjung yang merupakansalah satu bagian dari proses
penerimaan pasien baru.
k. Setiap petugas di Rumah Sakit Citama wajib mengikuti pelatihan kebersihan
tanganyang diadakan oleh rumah sakit secara berkesinambungan mengenai
prosedurkebersihan tangan melalui orientasi dan pendidikan berkelanjutan.
l. Dilakukan monitoring kepatuhan kebersihan tangan petugas
(dokter,perawat,fisioterapi,gizi) setiap 2 minggu sekali pada hari selasa pada
setiap minggu ke 2.
m. Setiap minggu ke 2 hari selasa seluruh karyawan bebas assesoris tangan