Anda di halaman 1dari 23

Mengenang 40 Hari kepergian Ibu kami tercinta

SRI MULYATI
BINTI
PAWIROREDJO

Lahir : Blora, Kamis Pahing 2 Oktober 1947


Wafat : Jakarta, Rabu Legi 13 September 2017

Selamat jalan bu, Surga menantimu…

1
Wanita itu, Sri Mulyati Namanya
Sri Mulyati, yang suka dipanggil dengan panggilan cinta “Duwok” lahir
2 Oktober 69 tahun silam dari pasangan Pawiroredjo dan Sani. Hidup
seperti anak desa kebanyakan lahir dan tumbuh dengan kasih sayang
sempurna dari kedua orang tuanya di tanah kelahiran, Randublatung,
Blora. Beranjak usia remaja, Mbah Uti menempuh pendidikan SMEA di
Kalitidung, Bojonegoro di mana beliau tinggal dengan Buliknya.

“Mbah Uti dulu banyak yang suka- Pakde Samsi”

Dengan keramahan yang luar biasa, Mbah Uti mampu membaur


dengan siapa saja. Tak heran jika saat itu Mbah Uti menjadi bunga
desa sampai ada pria yang berani melamar meskipun saat itu Mbah
Uti masih duduk di bangku sekolah. Bagaimanapun jodoh Allah yang
atur, dengan pertimbangan seluruh keluarga Mbah Uti memilih
melanjutkan pendidikan hingga lulus.

Waktu membawa beliau bertemu untuk berjodoh dengan Djaeni


Djoyoprawiro yang saat itu berprofesi sebagai polisi di Randublatung.
Tanpa masa kenal yang panjang, Mbah Uti menikah dengan pria
tersebut yang kita panggil dengan panggilan sayang “Mbah Kung”.

Sejak masa itulah perjuangan Mbah Uti sebagai wanita dimulai,


dengan segala konsekuensi menjadi istri polisi harus setia
mendampingi suami bertugas di mana saja. Termasuk ke propinsi
paling timur Indonesia, Irian Jaya namanya pada saat itu. Tinggal
perantauan yang sangat jauh artinya harus melepas kenyamaan akan
keberadaan sanak famili. Namun, justru pada masa-masa seperti
itulah Mbah Uti mampu menunjukkan baktinya kepada Mbah Kung,

2
menjadi istri yang berbakti, bergaul dengan baik dengan rekan-rekan
seperantauan hingga menjadi seperti saudara sampai saat ini.

“Di Irian, Mbah Uti tidak pernah diam, apapun dilakukan untuk
membantu Mbah Kung- Mbak Har”

Di Irian Jaya, Mbah Uti dan Mbah Kung dikaruniai tiga anak, yaitu
Harry Setiawan (Harry), Dwi Setyowahyuwono (Yoyok), dan Setyawati
Wahyuning Widyastuti (Yuyun), meskipun putri ketiga dilahirkan di
Randublatung. Bersama suami dengan tiga orang anak yang masih
kecil di perantauan yang sangat jauh, menjadi masa perjuangan yang
selalu Mbah Uti kenang dengan indah. Selain mengurus suami dan
anak, Mbah Uti bekerja honorer di Dinas Pekerjaan Umum sambil
berjualan gorengan. Sebagai istri polisi, Mbah Uti aktif sebagai Ibu
Bhayangkari, aktif dalam berbagai kegiatan dan pelatihan. Termasuk
kemampuan memasak.

Kabar baik, tahun 1979 Mbah Kung dipindah tugaskan ke tanah Jawa,
tepatnya Kota Semarang, kota yang hanya beberapa jam saja dari
kampung halaman Randublatung. Semarang saat itu belum seramai
sekarang, meskipun jalan-jalan besar sudah ada sawah-sawah pun
jumlahnya tidak sedikit. Mbah Kung, Mbah Uti, dan ketiga anak kecil-
kecil menempati asrama polisi Dr. Cipto. Sebuah asrama yang
menghadap langsung ke jalan besar sehingga bising tengah malam pun
tidak bisa terelakkan. Tahun 1982, putra keempat lahir dinamakan
Setiyo Budiyanto (Anto), semakin lengkaplah kebahagiaan keluarga
tersebut.

Beiringan dengan Mbah Uti yang setia, Mbah Kung adalah sosok abdi
negara yang sederhana, jujur, tidak neko-neko dan tegas. Ketegasan

3
itulah yang kagumi dari Mbah Kung. Kalau orang Jawa bilang, Mbah
Kung orangnya setiti, dengan mengandalkan gaji yang tak seberapa,
Mbah Kung membeli tanah di Gemah yang saat akses masuk ke
jalannya sangat sulit. Tanah itu dibangun rumah perlahan demi
perlahan hingga seperti yang kami tempati sampai saat ini.

“Jadi ingat, saat pulang sekolah ada angkot berhenti sembarangan


terus Mbah Kung jewer telinga sopirnya- Yuyun”

Di Semarang pun Mbah Uti aktif dalam kegiatan bhayangkari, dalam


dunia tersebut Mbah Uti dikenal sebagai orang yang rendah hati dan
suka membantu. Apalagi jika ada acara masak-memasak di kantor,
Mbah Uti pasti ikut turun tangan. Di rumah, setelah Mbah Kung
terpilih menjadi Ketua RT, Mbah Uti turut membantu dengan aktif
mengurus PKK yang saat itu program utamanya adalah Keluarga
Berencana (KB). Membuat laporan program KB hingga menghitung
angka-angka akseptor Mbah Uti lakukan dengan senang hati. Puncak
kebanggaan Mbah Uti adalah saat menerima penghargaan Peniti Emas
dari Walikota Semarang karena Mbah Uti sangat aktif dan berprestasi
selama menjadi Kader PKK.

Lalu waktu berjalan cepat,


anak-anak Mbah Uti dan Mbah
Kung tumbuh besar, menjadi
remaja kemudian dewasa.
Mbah Uti dan Mbah Kung mulai
sepuh. Saat putri satu-satunya
menikah, keempat anak Mbah
Uti meminta Mbah Uti untuk
berhenti menjadi kader PKK dan

4
mulai menikmati hari tua. Seperti tak mau berhenti, Mbah Uti
akhirnya membuka kost-kostan.

“Kebaikan Mbah Uti ke orang itu tidak pilih-pilih, benar-benar tulus,


Rina- Anak kost Tahun 1995”

Setiap anak kost mengenal Mbah Uti sebagai sosok yang ramah dan
suka menolong. Mbah Uti selalu menganggap anak-anak kostnya
sebagai anak sendiri. Tidak pernah sekalipun Mbah Uti membedakan
kasih sayangnya pada tiap-tiap anak kost, maupun anaknya sendiri.
Demikian anak-anak kost pun menganggap Mbah Uti seperti orang tua
sendiri. Sering makan bersama, saling bercerita, hingga saling
memberi nasihat layaknya orang tua dan anak.

Setelah Ibu, Mbah Uti meneruskan perannya sebagai Nenek. Putri


satu-satunya melahirkan anak pertama saat semester akhir
perkuliahan. Di situlah Mbah Uti dengan semangat menjaga Daffa,
anak laki-laki yang baru lahir. Menggantikan peran putrinya yang
sedang berjuang menyeselesaikan studi dengan menjadi Ibu kedua
bagi cucunya. Segalanya Mbah Uti lakukan dengan ikhlas,
meninakbobokan, menyuapi susu, mengganti pampers, hingga
menenangkan saat Daffa rewel.

Sampai akhir hayatnya, Mbah Uti adalah sosok yang religius. Rajin
sholat sunnah dan wajib, mengikuti pengajian lingkungan, puasa senin
dan kamis. Alhamdulillah, Mbah Uti mendapat kesempatan
berkunjung ke Baitullah dengan didampingi anaknya, Yuyun.
Perjuangan beriibadah di sana pun bisa dibilang tidak mudah. Mbah
Uti yang saat itu difasilitasi kursi roda, memiliki niat sangat kuat untuk
menyentuh Ka’bah dimana saat itu Mbah Uti ingin merasa lebih

5
mendekat kepada Allah. Ditinggalkannya kursi roda, perlahan dengan
bantuan anaknya Alhamdulillah Mbah Uti mampu menyentuh Ka’bah.
Air mata deras saat itu tak terbendung dari raut wajah tenteram Mbah
Uti.

Umur adalah ketetapan Allah sebelum manusia dilahirkan. Allah


mencukupkan usia Mbah Uti hampir genap 70 Tahun. Innalillahi wa
inna illaihi rojiun. Mbah Uti berpulang. Kami kehilangan sosok Ibu dan
Mbah yang ikhlas, ramah, pekerja keras, dan penuh kasih sayang.
Semoga segala amal perbuatan Mbah Uti diterima dan
menghantarkan Mbah Uti ke sisi Allah. Semoga Allah maafkan segala
kesalahan Mbah Uti. Semoga anak dan cucu yang ditinggalkan menjadi
anak dan cucu yang salih. Aamiin.

Dari Kami, Anak dan Cucu


Pakde Hari:
* Tiada tapi Ada..Ada tapi Tiada *

Senin malam 11.09.2017 " Ketika ibu mulai bercerita bahwa ibu mimpi
dijemput dan tangannya digandeng oleh alm. bapak.Dan ibu minta aku
harus ikhlas menerimanya.Saat itu jga hatiku berkata" apakah ini
sudah waktunya" sambil kupandangi wajah ibu "

Selasa pagi 12.09.2017 "Saat ibu memintaku untuk kirim ucapan ulang
tahun ke anto..Aku beri tahu ke ibu kalau masih tgl 12"

Selasa malam 12.09.2017" Saat ibu dibawa ke rs dan aku menemani di


mobil ambulans ,Ibu menggenggam tanganku begitu erat sambil
tersenyum ibu berkata "dongake ibue yo mas"
Tiba di rs.polri kramat jati " Saat ibu langsung dibawa ke ruang igd
masih kudengar suaranya saat ditanya dokter jaga..Saat dibawa
6
pindah ruang iccu ibu melambaikan tangannya kepadaku..Dan baru
kuasadari ternyata itu adalah lambaian terakhir buatku..
Rabu Siang 13.09.2017 " Saat aku menjumpai ibu dlm keadaan tidak
sadar dan koma.
Pukul 14.35 pihak rs menelponku utk ke ruang iccu..saat itu kaki
langsung lemas walaupun pihak rs blom memberi tahu..tapi hatiku
berkata "ibu telah tiada"

Kupanggil adeku semua utk ikut ke ruang iccu..Dan dokter


memberitahu kami bahwa ibu dipastikan telah meninggal dunia pukul
14.35"

Innalillahi wainailaihi rojiun..Selamat jalan ibuku sayang..Semoga


diberikan tempat yang terbaik disisi Allah Azza wa Jalla.

Walaupun sudah tiada ibu dan bapak selalu ada di hati kami..

Ibu adalah wanita yang super..tak pernah mengeluh dan menyerah


dalam menghadapi masalah...selalu mengajarkan untuk selalu berbuat
baik dan peduli terhadap orang lain..

Ibu..
Dirimu.
Hanya satu.
Tak kan pernah kutemukan dimanapun.
Tak kan ada yang bisa menggantikanmu.

Dirimu di hidupku.
Berarti penting.
Kau asuh aku.
kau didik aku.
Kau sayangi aku.
Dengan apa harus ku balas semua itu?

7
Sekarang aku jauh darimu.
Tak ada lagi belaian kasih sayangmu.
Tak ada lagi kudengar suaramu.
Tak ada lagi kudengar candamu.

Ibuku…
apa kabarmu hari ini?
Kamu orang yang tak kan pernah tergantikan.
Sampai kapanpun…

Insya Allah kita bisa dikumpulkan kembali di dalam surganya Allah


Azza wa Jalla.. Amiin

Bude Wiwik: Mbah itu eyang yg baik, low profile pada siapapun rasa
peduli nya tinggi seorang eyang yg tegas di dlm klrg mbah seorang ibu
dan seorang eyang yg super mom & super grandma,mbaah...kami
akan selalu merindukan mbah

Muthi: Mbah itu seorang eyang yg baik banget selalu nanyain,


merhatiin cucu2nya dan selalu mendoakan cucu2nya, mbaah..muthi
doain mbah bahagia disana Aamiin yra..

Pade Yoyok: Mbahe itu seorang supermom,ga mau anak2 nya


bingung mikirin mbah,jadi semua keluh kesah dipendam sendiri, dan
mbahe itu ga sayang sama uang ,kalau ada ,semua orang mau
8
dibantu,dan yg paling penting dan salut buat mbah ,kenal seluruh
kampung gemah ,tidak terkecuali,dari orok sampai kakek nenek, i
misss you moom
Bude Wati: Ibu yg tegas.. ibu yg supel ibu yg terbaik buat anak2nye.ibu
yg rajin ibadah smp ajal menjemputnya..super ema banget buat
anak2nye n cucu nye n mantunye...love love dah ...mbah bagi krim pg
dan mlm ya ..wajahku kusam ni mba...ternyata itu permintaan nya yg
terakhir....untung nya aku masi bisa kasi ...mba antar kan mbah plg ke
semarang yuu...mbah akan happy disana tii...byk temen...dan akan
sembuh tii.. hanya ni yg nga bisa aku turutin...maafin aku
mbahhhhhh....aku nga kuasa mbahhh...tp mbah ude happy mbah sm
mbah kung ye ...itu yg terbaik menurut allah mbah....
Rosyid: Pesan dr mbah uti: rosyid disuruh nurut sama umi & buya dan
doain mbah cepet sembuh ya leItu doang pas mbah mau berangkat
mo periksa k dokter

Rama: Mbah uti... Mbah adalah sosok yg paling hebat yang paling
tangguh dalam menghadapi tantangan demi tantangan dan segala
masalah apapun tanpa Mengeluh. Terima kasih mbah uti sudah ada di
kehidupan kami semua. Nasehat dan saran mbah uti akan dilakukan.
Missyou....

Om Pri: Ramah dengan kepeduliannya pada sesama patut diteladani.

Tante Yuyun: Bagiku ibu adalah wanita


yg luar biasa..byk pelajaran berharga yg
dpt d teladani. Sifat kepeduliannya
terhadap sdr atau org lain sangatlah
luar biasa. Ibu merupakan sosok yg
supel gampang bergaul dan
bersosialisasi dgn tetangga serta warga
sekitar smp tingkat kelurahan n
kecamatan. Dedikasinya d curahkan utk
kegiatan sosial meningkatkan
9
kesadaran masyarakat melakukan Keluarga Berencana hingga
mendapatkan penghargaan Peniti Emas dr Walikota Semarang.Ibu
tidak pernah mau merepotkan anak2nya meskipun ibu kekurangan
dlm hal finansial.Jika ada teman atau sdr yg membutuhkan bantuan
berupa materiil utk anak sekolah atau utk berobat , ibu akan
mengusahakannya dgn apa yg beliau punya saat itu.Ibu membantu
dgn tulus ikhlas tanpa pamrih. Ibu selalu menolong sdr atau teman
bahkan org lain yg membutuhkan pertolongan.Ibu selalu berpesan pd
kami anak2nya agar selalu rajin beribadah dan jangan lupa sholat.

Di saat ibu duduk d depan rmh, beliau selalu menyapa siapa aja yg
lewat meskipun ibu gak mengenalnya, Ibu sungguh luar biasa
bagiku..Kegiatan kemasyarakatan maupun sosial selalu d ikuti
meskipun usianya telah senja tetapi ibu tetap semangat mengikutinya
selagi sehat.Hingga saat sakitpun ibu gak mau menyusahkan n
merepotkan anak2nya.Maafkan kami, anak2mu ibu hingga akhir
hayatmu..kami blm bs membahagiakanmu, kami belum bs memenuhi
permintaanmu.Maafkan kami ya bu..Ibu akan selalu ada d hati kami
smua, kami akan merindukan obrolan hangat dgn ibu,keceriaan ibu
,kasih sayang ibu serta perhatian ibu.. Love u Super Mom.. Istirahatlah
yg tenang d sisi Allah SWT.Smoga Allah mempersatukan kembali ibu n
bapak bahagia d surga Allah..Aamiin yra..

Daffa: Mbah Uti.. bukan mbah lagi


menurutku, karena mbah dulu yang
menggantikan mama saat mama lagi ga
ada mbah dulu yang jagain. Mbah Uti udah
kaya ibuku sendiri. Mbah orangnya sangat
kenal dengan agama dan taat dengan
aturan agama, walaupun sudah tua tapi
sunnah-sunnah masih dilakukan olehnya.
Selalu buat aku seneng kalau dikasih
nasehat sama Mbah. Semoga Mbah bisa seneng di sana dan ketemu
dengan Mbah Kung.
10
Chlara‬: Mbah adalah orang yang ade
cintai, kemarin wkt mbah sakit ade
sedih melihat mbah..selalu ingin di
hibur dengan nyanyian dari ade chlara
ade tidak lupa setiap pagi mau
berangkat sekolah salim sm mbah uti
dan mbah uti bilang ade belajar yg rajin
yaa..biar nilainya bagus. Wkt pulang
sekolah,ade salim jg. Mbah uti itu..
Sayang bgt sm ade, ade jg sayang sm mbah uti. Kenapa mbah tinggalin
ade..??? Mksh ya mbah udh ngerawat mama ade. I love you mbah uti..
Maafin ade ya mbah.. Kadang ade gak mau wkt mbah mnt ade
bernyanyi. Istirahat yg tenang ya mbah.. Smoga mbah uti dan mbah
kung bersatu lagi di surga Allah.. Aaniin yra

Om Antok: ibu yg kuat semangat tinggi,


jiwa sosial dan toleransi yg tak terkira
dimanapun dan pada siapapun selagi beliau
bisa, cinta kasih sama siapapun, dedikasi
dan sebagai panutan yg tak ternilai
pengajaran nya,supel bergaul tnp melihat
harkat dan derajat seseorang, ibu yg hebat buat anak anaknya,, we
love u n still always missing u supermom's bingit pokonya

Dyah: Embah yang dgn khas suara&


ketawanya bikin ceria semua org,... Hehe.
kenangan embah untuk diriku kalau embah
nyuruh nyari sesuatu harus ketemu, embah yg
ngeselin tapi ngangenin, super mom, is the
Best buat anak cucu menantu, miss u mbah

Adic:Adic gemeees dech sm mbah..


11
Kasih Sayang Ibu dalam Islam

Sangat banyak kisah tentang Ibu dan anak, baik dan buruk secara
keseluruhan hendaknya kita ambil sebagai pelajaran. Terlepas dari
kisah-kisah tersebut, sesungguhnya Allah SWT melalui firman-Nya
dalam Al-qur’an dan Rasulullah SAW dalam haditsnya telah
memerintahkan kepada kita semua sebagai orang muslim, agar
menghormati, memuliakan, mentaati perintahnya yang tidak untuk
bermaksiat kepada Allah SWT, menyayanginya sampai akhir hayatnya,
dan selalu mendo’akannya ketika sudah wafat.

Dalam beberapa ayat Al-qur’an dan Al-hadits lebih ditekankan lagi


terhadap orang tua perempuan atau Ibu, sebagaimana dalam hadits
berikut ini:
‫ص َحابَتِي؟‬ َ ِ‫ َم ْنأ َ َحقُّالنَّا ِسبِ ُح ْسن‬،ِ‫س ْو ََلهلل‬ ُ ‫ار‬ َ َ‫ي‬
ََ ‫سلَّ َمفَقَا‬
‫ل‬ َ ‫صلَّىالل ُه َعلَ ْي ِه َو‬
َ ِ‫ه‬ ‫لل‬ ‫َل‬ِ ‫و‬ْ ‫س‬
ُ ‫ىر‬
َ ِ َََ ‫ل‬‫ٌل‬‫إ‬ ‫ج‬
ُ ‫ر‬ ‫ء‬ ‫ا‬ ‫ج‬َ َ ‫ل‬‫ا‬َ ‫ق‬‫ه‬ُ ْ
‫ن‬ ‫ع‬
َ ‫ه‬
ُ ‫الل‬ ‫ي‬
َ ‫ض‬
ِ ‫َر‬ ‫ة‬
َ َ َ‫ْر‬ ‫ي‬‫ر‬ ‫ه‬
ُ ‫ي‬ْ ‫ب‬
ِ َ ‫أ‬ ْ
‫ن‬ ‫ع‬
َ :
ََ‫اَلَب ُْوك‬ ُ
َ َ‫ق‬،‫قَالَث ُ َّم َم ْن‬، َ‫اَل ُّمك‬ َ َ‫قَالَث ُ َّم َم ْن؟ق‬، َ‫اَل ُّمك‬ ُ َ َ‫قَالَث ُ َّم َم ْن؟ق‬، َ‫اَل ُّمك‬ ُ َ َ‫ق‬
Dari Abu Hurairah r.a, Rasululloh saw bersabda, “Seseorang datang
kepada Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam dan berkata, ‘Wahai

12
Rasulullah, kepada siapakah aku harus berbakti pertama kali?’ Nabi
shalallaahu ‘alaihi wasallam menjawab, ‘Ibumu!’ Dan orang tersebut
kembali bertanya, ‘Kemudian siapa lagi?’ Nabi shalallaahu ‘alaihi
wasallam menjawab, ‘Ibumu!’ Orang tersebut bertanya kembali,
‘Kemudian siapa lagi?’ Beliau menjawab, ‘Ibumu.’ Orang tersebut
bertanya kembali, ‘Kemudian siapa lagi,’ Nabi shalallahu ‘alaihi
wasallam menjawab, ‘Kemudian ayahmu.’” (HR. Bukhari no. 5971 dan
Muslim no. 2548)

Pendapat Imam Al-Qurthubi dalam menjelaskan hadits tersebut


adalah; “Hadits tersebut menunjukkan bahwa kecintaan dan kasih
sayang terhadap seorang ibu, harus tiga kali lipat besarnya
dibandingkan terhadap seorang ayah. Nabi shalallaahu ‘alaihi
wasallam menyebutkan kata ibu sebanyak tiga kali, sementara kata
ayah hanya satu kali. Bila hal itu sudah kita mengerti, realitas lain bisa
menguatkan pengertian tersebut. Karena kesulitan dalammenghadapi
masa hamil, kesulitan ketikamelahirkan, dan kesulitan pada saat
menyusui dan merawat anak, hanya dialami oleh seorang ibu. Ketiga
bentuk kehormatan itu hanya dimiliki oleh seorang ibu, seorang ayah
tidak memilikinya. (Tafsir Al-Qurthubi X : 239)

Mengapa Rasululloh SAW memerintahkan untuk menghormati


seorang “Ibu” dalam tiga kali dari seorang “Ayah”? Seperti disebutkan
dalam ayat Al-qur’an maupun Al-hadits.

13
َ َ‫صالُ ُهث َ ََلثُون‬
ِ ‫ش ْهرا ً َحتَّىَإ‬ َ ِ‫ضعَتْ ُه ُك ْرها ً َو َح ْملُ ُه َوف‬ َ ‫سانا ً َح َملَتْ ُهأ ُ ُّم ُه ُك ْرها ً َو َو‬ َ ْ‫سانَبِ َوا ِلدَ ْي ِهإِح‬ ِ ْ ‫ص ْين‬
َ ‫َااْلن‬ َّ ‫َو َو‬
‫صالِحاًت ََْر‬ َ ََ ‫ل‬‫م‬‫ع‬ْ َ ‫أ‬ ْ
‫ن‬ َ ‫أ‬‫َّو‬ ‫ي‬‫د‬ َ
‫ل‬‫ا‬‫ىو‬ َ
‫ل‬ ‫ع‬
َ َِ َ َ َ َ َْ ‫َّو‬ ‫ي‬َ ‫ل‬‫ع‬َ ‫ت‬‫م‬‫ع‬ ‫ن‬ْ َ ‫أ‬‫ِي‬ ‫ت‬‫ل‬َّ ‫َا‬
‫ك‬ َ ‫ت‬‫م‬ ‫ع‬
ََِْ‫ن‬‫ر‬ ُ
‫ك‬ ‫ش‬ْ َ ‫أ‬‫ن‬ْ َ ‫أ‬‫ِي‬ ‫ن‬‫ع‬ْ ‫ز‬ ‫و‬ َ
ِ ْ َِ‫أ‬‫ب‬‫ر‬ َ ‫ل‬ ‫ا‬َ ‫ق‬ً ‫ة‬ ‫ن‬
َ ‫س‬ ‫ن‬
َ ‫ِي‬‫ع‬
َ َ ْ َ َ‫ب‬‫ر‬ َ ‫أ‬‫غ‬
َ َ ‫ل‬‫ب‬‫ُو‬ ‫ه‬َّ ‫د‬‫ش‬ُ َ ‫ذَا َبلَغَأ‬
ََ‫صلِحْ لِيفِيذُ ِريَّتِيإِنِيت ُ ْبتُإ ِ َل ْيك ََو ِإنِيمِ ن َْال ُم ْسلِمِ ين‬ ْ َ ‫ضاه َُوأ‬ َ

“Kami perintahkan kepada manusia supaya berbuat baik kepada dua


orang ibu bapaknya, ibunya mengandungnya dengan susah payah,
dan melahirkannya dengan susah payah (pula). Mengandungnya
sampai menyapihnya adalah tiga puluh bulan, sehingga apabila dia
telah dewasa dan umurnya sampai empat puluh tahun ia berdo’a: “Ya
Tuhanku, tunjukilah aku untuk mensyukuri ni’mat Engkau yang telah
Engkau berikan kepadaku dan kepada ibu bapakku dan supaya aku
dapat berbuat amal yang saleh yang Engkau ridhai. berilah kebaikan
kepadaku dengan (memberi kebaikan) kepada anak cucuku.
Sesungguhnya aku bertaubat kepada Engkau dan sesungguhnya aku
termasuk orang-orang yang berserah diri.” (Qs. Al-Ahqaaf : 15)

َ‫ير‬
ُ ‫ص‬ِ ‫ِيول َِوا ِلدَ ْي َكَإ ِلَي َّْال َم‬
َ ‫صالُ ُهفِيعَا َم ْينِأَنِا ْش ُك ْرل‬ َ َ‫سانَبِ َوا ِلدَ ْي ِه َح َم َلتْ ُهأ ُ ُّم ُه َو ْهنا ً َعل‬
َ ‫ىو ْهن ٍَو ِف‬ ِ ْ ‫ص ْين‬
َ ‫َااْلن‬ َّ ‫َو َو‬

“Dan Kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada dua


orang ibu-bapanya; ibunya telah mengandungnya dalam keadaan
lemah yang bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam dua
tahun . Bersyukurlah kepadaKu dan kepada dua orang ibu bapakmu,
hanya kepada-Kulah kembalimu.” (Qs. Luqman : 14)

Berdasarkan kedua ayat tersebut, terdapat tiga pekerjaan seorang ibu


yang tidak mungkin dilakukan oleh seorang ayah, dan pekerjaan
ketiganya merupakan pekerjaan yang berat. Namun demikian jika itu

14
dilakukan dengan senang, sabar, dan dalam rangka mencari ridho
Allah SWT, maka pekerjaan itu merupakan bagian dari jihad seorang
ibu, yang pahalanya sungguh luar biasa diberikan oleh Allah SWT.

- Ibu “mengandung” bayi

Pekerjaan “mengandung” memang hanya diberikan oleh Allah SWT


kepada seorang wanita, makanya “rahim” sebagai tempat
mengandung juga hanya dipunyai dan melekat dalam tubuh seorang
wanita, yang letaknya pada bagian perut, sedangkan seorang laki-laki,
walaupun sama-sama mempunyai perut, tetapi tidak diciptakan rahim
di dalamnya.

Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari suatu


saripati (berasal) dari tanah. Kemudian Kami jadikan saripati itu air
mani (yang disimpan) dalam tempat yang kokoh (rahim)(23:12-13).

Kemudian air mani itu Kami jadikan segumpal darah, lalu segumpal
darah itu Kami jadikan segumpal daging, dan segumpal daging itu
Kami jadikan tulang belulang, lalu tulang belulang itu Kami bungkus
dengan daging. Kemudian Kami jadikan dia makhluk yang (berbentuk)
lain. Maka Maha Sucilah Allah, Pencipta Yang Paling Baik.
Seorang ibu harus mengandung bayi tersebut dan terus membawanya
kemanapun dia pergi, yang tidak mungkin dititipkan pada orang lain
atau ditaruh /diletakkan di tempat tertentu untuk sementara waktu
agar tidak lelah membawanya kesana kemari. Pekerjaan itu harus ibu
lakukan sendiri, tidak ada orang lain atau bahkan suaminya sendiri

15
yang bisa membantu membawa sang bayi yang ada dalam
kandungannya, itu harus dia alami selama kurang labih sembilan bulan
sepuluh hari,dan semakin mendekati hari kelahiran, akan semakin
lemah dan bertambah kepayahan.

Sungguh luar biasa perjuangan seorang ibu yang mengandung


anaknya, maka ingatlah kepada Allah SWT dan jangan lupakan
orang tua terutama ibumu

- Ibu “melahirkan” bayi

Ketika bayi yang ada dalam kandungan sudah sempurna bentuknya,


dan sudah saatnya melihat dunia luar, maka sang Ibu harus berjuang
dengan taruhan nyawa untuk mengeluarkan bayi tersebut, yang
proses itu disebut ”melahirkan“. Proses melahirkan merupakan
pekerjaan yang hanya dimiliki dan harus ditanggung oleh seorang
wanita/ibu, sebagai konsekuensi dari mengandung bayi. Prosesnya
melahirkan sangat luar biasa sakitnya. Begitu beratnya perjuangan
saat melahirkan, jika atas takdir Allah SWT kemudian sang ibu muslim
meninggal, maka termasuk dalam kategori mati syahid, Subhanallah.
ََِّ ‫س ِب ِيَل‬
‫ّلل‬ ْ ‫س ْبعَةإس َِو‬
َ ‫ىالقَتْ ِلفِي‬ ُّ ‫ ال‬:
َ ‫ش َهدَا ُء‬
َِ‫و َّالذِي َي ُموتُت َحْ ت َْال َهدْم‬،‫إ‬ َ ُ‫و ْال َح ِرق‬،‫إ‬
َ ‫ش ِهيد‬ َ ‫ش ِهيد‬ ُ ‫و ْال َم ْب‬،‫إ‬
َ ُ‫طون‬ َ ‫صاحِ بُذَات ِْال َج ْن ِب‬
َ ‫ش ِهيد‬ َ ‫و‬،‫إ‬ َ ‫ش ِهيد‬ َ ُ‫و ْالغ َِرق‬،‫إ‬َ ‫ش ِهيد‬ َ ُ‫طعُون‬ ْ ‫ْال َم‬
‫ش ِهيد‬ َ ‫و ْال َم ْرأَةُت َ ُموتُبِ ُج ْم ٍع‬،‫إ‬
َ ‫ش ِهيد‬ َ .
“Syuhada’ (orang-orang mati syahid) yang selain terbunuh di jalan
Allah itu ada tujuh: Korban wabah tha’un adalah syahid, mati
tenggelam adalah syahid, penderita penyakit lambung (semacam liver)
adalah syahid, mati karena penyakit perut adalah syahid, korban

16
kebakaran adalah syahid, yang mati tertimpa reruntuhan adalah
syahid, dan seorang wanita yang meninggal karena melahirkan
adalah syahid.” (HR. Malik, Ahmad, Abu Dawud, dan al-nasai, juga
Ibnu Majah. Berkata Syu’aib Al Arnauth: hadits shahih).

Sungguh luar biasa perjuangan seorang ibu yang melahirkan


anaknya, maka ingatlah kepada Allah SWT dan jangan lupakan
orang tua terutama ibumu.

- Ibu ”menyusui dan mengasuh ” bayi

Setalah bayi terlahir dari kandungan, ibu juga tidak beristirahat begitu
saja, ia harus menyusuinya setiap saat bayi merasa lapar. Belum lagi
kalau harus terjaga malam hari karena bayi rewel. Meskipun kelelahan
Ibu tetap bangun menyusuinya, menggendong, mengayun-ayun untuk
menenangkan. Hal-hal sepertiitu Ibu lakukan dengan senang hati.

- Ibu “mendidik” anak


Pendidikan usia dini sangatlah penting bagi perkembangan seorang
anak, dan kedekatan seorang anak tentunya lebih kepada ibunya
dibanding pada ayahnya, karena jika ibunya tidak bekerja diluar
rumah, maka hampir setiap saat dan setiap waktu akan mendapatkan
belaian sang ibu, sedangkan sang ayah yang mencari nafkah diluar
rumah terkadang jarang bertemu. Kedekatan ibu terhadap anaknya
inilah yang lebih mudah memberi pengajaran kepada anak, dan
pendidikan seorang ibu kepada anaknya terbukti lebih berhasil.

17
Karena alasan itulah kita harus selalu menghormati orang tua kita dan
selalu mendoakannya serta memeliharanya ketika sudah berumur
senja seperti mereka memelihara kita diwaktu kecil.

Berbakti Kepada Orang Tua


Jalan yang pasti dalam menggapai ridho Allah melalui orang tua adalah
birrul walidain. Birrul walidain (berbakti kepada kedua orang tua)
merupakan salah satu masalah penting dalam Islam. Di dalam Al-
Qur’an, setelah memerintahkan manusia untuk bertauhid, Allah
memerintahkan untuk berbakti kepada orang tuanya.
Seperti tersurat dalam surat al-Israa’ ayat 23-24, Allah Ta’ala
berfirman:
َ‫سانً ۚاإِ َّمايَ ْبلُغَنَّ ِع ْندَك َْال ِكبَ َرأ َ َحدُ ُه َماأ َ ْو َِك ََل ُه َمافَ ََلتَقُ ْللَ ُه َماأُف ٍَو ََلتَ ْن َه ْر ُه َم‬
َ ْ‫ضىٰ َربُّ َكأ َ ََّلت َ ْعبُدُواإِ ََّل ِإيَّاه َُوبِ ْال َوا ِلدَ ْي ِنإِح‬
َ َ‫َوق‬
‫ِيرا‬
ً ‫صغ‬ َ ‫اربَّيَانِي‬ َ ‫ار َح ْم ُه َما َك َم‬ ْ ُ
ْ ِ‫َالرحْ َمة َِوقل ََرب‬ َّ ‫ضلَ ُه َما َجنَا َحالذُّلِمِ ن‬ ْ ‫اخ ِف‬ ْ ‫َاوقُ ْللَ ُه َماقَ ْو ًَلك َِري ًم َاو‬

“Dan Rabb-mu telah memerintahkan agar kamu jangan beribadah


melainkan hanya kepada-Nya dan hendaklah berbuat baik kepada ibu-
bapak. Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya
sampai berusia lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali
janganlah engkau mengatakan kepada keduanya perkataan “ah” dan
janganlah engkau membentak keduanya, dan ucapkanlah kepada
keduanya perkataan yang baik. Dan rendahkanlah dirimu terhadap
keduanya dengan penuh kasih sayang dan ucapkanlah, ‘Ya Rabb-ku,
sayangilah keduanya sebagaimana mereka berdua telah mendidik aku
pada waktu kecil.’” [Al-Israa’ : 23-24]
Perintah birrul walidain juga tercantum dalam surat an-Nisaa’ ayat 36:
َ‫ار ْال ُج‬
ِ ‫ِيالقُ ْربَىٰ َو ْال َج‬
ْ ‫ارذ‬ِ ‫ِيالقُ ْربَىٰ َو ْال َيت َا َمىٰ َو ْال َم َساكِين َِو ْال َج‬ َ ْ‫ش ْيئ ً ۖا َوبِ ْال ََوا ِلدَ ْينِإِح‬
ْ ‫سانً َاوبِذ‬ َ ‫َوا ْعبُدُوااللَّ َه َو ََلت ُ ْش ِر ُكوابِ ِه‬
ُ َ ً ْ ْ َ َّ َّ ْۗ ُ ُ َ ْ
ً ‫سبِيل َِو َما َمل َكتأ ْي َمانك ْمإِنالل َهَليُحِ بُّ َمنكَانَ ُمخت َاَلفخ‬
‫ورا‬ َ َّ ‫نُبِ َوالصَّاحِ ِببِ ْال َج ْنبِ َوا ْبنِال‬

18
“Dan beribadahlah kepada Allah dan janganlah kamu
mempersekutukan-Nya dengan sesuatu apa pun. Dan berbuat baiklah
kepada kedua orang tua, karib kerabat, anak-anak yatim, orang-orang
miskin, tetangga dekat, tetangga jauh, teman sejawat, ibnu sabil [1],
dan hamba sahaya yang kamu miliki. Sungguh, Allah tidak menyukai
orang-orang yang sombong dan membanggakan diri.” [An-Nisaa’ : 36]
Dalam surat al-‘Ankabuut ayat 8, tercantum larangan mematuhi orang
tua yang kafir jika mereka mengajak kepada kekafiran:
َ‫سلَ َكبِ ِهع ِْل إمف َََلتُطِ ْع ُه َم ۚاإِ َليَّ َم ْر ِجعُ ُك ْمفَأُنَبِئ ُ ُك ْمبِ َما ُك ْنت ُ ْمت َ َْع َم‬
َ ‫ح ْسنً ۖا َو ِإ ْن َجا َهدَا َك ِلت ُ ْش ِر َكبِي َمالَ ْي‬ ِ ْ ‫ص ْين‬
َ ‫َااْل ْن‬
َُ ‫سانَبِ َوا ِلدَ ْي ِه‬ َّ ‫َو َو‬
ََ‫لون‬ ُ

“Dan Kami wajibkan kepada manusia agar (berbuat) kebaikan kepada


kedua orang tuanya. Dan jika keduanya memaksamu untuk
mempersekutukan Aku dengan sesuatu yang engkau tidak mempunyai
ilmu tentang itu, maka janganlah engkau patuhi keduanya. Hanya
kepada-Ku tempat kembalimu, dan akan Aku beritakan kepadamu apa
yang telah kamu kerjakan.” [Al-‘Ankabuut (29): 8]
Keutamaan Berbakti Kepada Orang Tua

Merupakan Amal Yang Paling Utama

‘Abdullah bin Mas’ud radhiyallaahu ‘anhu berkata.


‫ل‬ َ ‫سلَّ َمأَي ُّْال َع َم ِِل َ ْف‬
ََ ‫ضلُ؟قَا‬ َ ‫ص َّلىالل َُه َع َل ْي ِه َو‬ َ ‫س‬
َ ‫وَللل ِه‬ ُ ‫سأ َ ْلت ُ َر‬
َ :‫ل‬ ََ ‫ي؟قَا‬ ُّ َ ‫قَالَقُ ْلتُث ُ َّمأ‬،‫ىو ْقتِ َها‬
َ َ‫عل‬ َ ُ ‫صَلَة‬
َّ ‫اَل‬:
ََ ‫قَا‬،‫بِ ُّر ْال َوا ِلدَي ِْن‬: ‫ل‬
‫ل‬ ََ ‫ي؟قَا‬ َُّ ‫قُ ْلتُث ُ َّمأ‬: ‫هلل‬
َِ ‫ْال ِج َهادُفِي َس ِبي َِْل‬
“Aku bertanya kepada Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam, ‘Amal
apakah yang paling utama?’ Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam
menjawab, ‘Shalat pada waktunya (dalam riwayat lain disebutkan
shalat di awal waktunya).’ Aku bertanya lagi, ‘Kemudian apa?’ Nabi
menjawab: ‘Berbakti kepada kedua orang tua.’ Aku bertanya lagi:
‘Kemudian apa?’ Nabi menjawab, ‘Jihad di jalan Allah’

19
2. Ridha Allah Bergantung Kepada Ridha Orang Tua

Sesuai hadits Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam, disebutkan:


ََ ‫سلَّ َمقَا‬
‫ل‬ َ ‫ص َّلىالل ُهعَ َل ْي ِه َو‬
َ ‫س ْو ََللل ِه‬ ُ ‫ضيَالل ُهعَ ْن ُه َماأ َ َّن َر‬ِ ‫اص َر‬ِ َ‫ع ْنعَ ْبدِالل ِه ْبنِعَ ْم ِرو ْبن ِْالع‬
َ :
ْ
‫س ْخطِ ال َوا ِل َِد‬ ُ ‫الربِفِي‬
َّ ‫ط‬ُ ‫س ْخ‬ُ ‫و‬،ِ
َ ‫د‬ ‫ل‬
ِ ‫ا‬ ‫و‬ َ ْ
‫اال‬‫ض‬َ ‫ِير‬
ِ ‫ف‬ ‫ب‬
ِ ‫االر‬
َّ ‫ض‬
َ ‫ِر‬
“Darii ‘Abdullah bin ‘Amr bin ‘Ash radhiyallaahu ‘anhuma, bahwa
Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Ridha Allah
bergantung kepada keridhaan orang tua dan murka Allah bergantung
kepada kemurkaan orang tua”
3. Berbakti Kepada Orang Tua Dapat Menghilangkan Kesulitan Yang
Sedang Dialami

Seperti diceritakan dalam hadis:

َ‫َار‬
َ ‫االغ‬ ْ ‫ص ْخ َرةإمِ ن َْال َجبََ ِلفَ َسدَّتْ َع َل ْي َه‬ َ ْ‫فَا ْن َحدَ َرت‬،ُ‫َارفَدَ َخلُ ْوه‬ ْ ‫طلَ َقثََلَثَةُ َر ْهطٍ مِ َّم ْنكَانَ َق ْبلَ ُك ْم َحتَّىأ َ َو ُو‬
ٍ ‫اال َم ِب ْيتَإ ِ َلىغ‬ َ ‫ا ْن‬.
‫ فَقَالُ ْوا‬: ‫صالِحِ أ َ ْع َما ِل ُك َْم‬ َ َِ ‫ب‬ ‫ه‬ ‫االل‬‫ُو‬
ْ ‫ع‬ ْ
‫د‬ َ ‫ت‬‫ن‬ْ َ ‫أ‬َّ ‫َل‬‫إ‬ ‫ة‬
ِ
ِ َ‫ر‬ ْ
‫خ‬ ‫ص‬َّ ‫ِال‬ ‫ه‬ ‫ذ‬ ِ ‫ه‬َ ْ
‫ن‬ ِ‫م‬ ‫م‬
ْ ُ
‫ك‬ ‫ي‬
ْ ‫ج‬ ْ
‫ن‬ ُ ‫ي‬
ِ ُ ِ َُْ ‫َل‬ ‫ه‬ َّ ‫ن‬ ‫إ‬ . َ
‫م‬ ‫ه‬ ْ
‫ن‬ ِ‫م‬‫إ‬ ‫ل‬‫ج‬ُ ‫ر‬َ َ‫فَقَال‬:
‫ش ْيئٍيَ ْو ًَما َفلَ ْمأ ُ ِرحْ َعلَ ْي ِه َما َحتَّىنَا َمفَ َح َل ْبت ََُل‬ َ ‫فَ َنأَى ِبيفِي‬،ً‫ش ْيخَانِ َك ِبي َْران َِو ُك ْنتُأ َ ْغ ِبقُقَ ْبلَ ُه َماأَ ْهَلً َوَلَ َماَل‬
َ ‫طلَ ِب‬ َ ‫اَللَّ ُه َّمكَانَلِيأَبَ َوا ِن‬
َِ ‫غب ُْوقَ ُه َمافَ َو َج ْدت ُ ُه َمانَائِ َمي‬
‫ْن‬ َ ‫ ُه َما‬.
‫ظافَش َِربَا َغبُوقَ َُه‬ َ ‫ظ ُه َما َحتَّىبَ َرقَ ْالفَجْ ُرفََا ْستَ ْي َق‬ َ ‫فَ َلبِثْت ُ َو ْالقَدَ ُح َعلَىيَدَ َّيأ َ ْنتَظِ ُرا ْستِيقَا‬،ً‫فَك َِر َْهتُأ َ ْنأ َ ْغبِقَقَ ْبلَ ُه َماأ َ ْهَلًأ َ ْو َماَل‬
‫ َما‬. ‫ش ْيئًا‬ َ ْ‫فَا ْنف ََر َجت‬،‫ص ْخ َر ِة‬ََّ ‫اَللَّ ُه َّمإ ِ ْن ُك ْنتُفَ َع ْلتُذَ ِلكَا ْبتِغَا َء َوجْ ِه َكفَف َِرجْ َعنَّا َمانَحْ نُ ِف ْي ِهمِ ْن َهذِهال‬
“ …Pada suatu hari tiga orang dari ummat sebelum kalian sedang
berjalan, lalu kehujanan. Mereka berteduh pada sebuah gua di kaki
sebuah gunung. Ketika mereka berada di dalamnya, tiba-tiba sebuah
batu besar runtuh dan menutupi mulut gua. Sebagian mereka berkata
kepada yang lain: ‘Ingatlah amal terbaik yang pernah kamu lakukan.’
Kemudian mereka memohon kepada Allah dan bertawassul melalui
amal tersebut, dengan harapan agar Allah menghilangkan kesulitan
tersebut. Salah satu di antara mereka berkata: ‘Ya Allah, sesung-
guhnya aku mempunyai kedua orang tua yang sudah lanjut usia
sedangkan aku mempunyai isteri dan anak-anak yang masih kecil. Aku
menggembala kambing, ketika pulang ke rumah aku selalu memerah
susu dan memberikan kepada kedua orang tuaku sebelum orang lain.
20
Suatu hari aku harus berjalan jauh untuk mencari kayu bakar dan
mencari nafkah sehingga pulang sudah larut malam dan aku dapati
orang tuaku sudah tertidur, lalu aku tetap memerah susu
sebagaimana sebelumnya. Susu tersebut tetap aku pegang lalu aku
mendatangi keduanya namun keduanya masih tertidur pulas. Anak-
anakku merengek-rengek menangis untuk meminta susu ini dan aku
tidak memberikannya. Aku tidak akan memberikan kepada siapa pun
sebelum susu yang aku perah ini kuberikan kepada kedua orang tuaku.
Kemudian aku tunggu sampai keduanya bangun. Pagi hari ketika
orang tuaku bangun, aku berikan susu ini kepada keduanya. Setelah
keduanya minum lalu kuberikan kepada anak-anakku. Ya Allah,
seandainya perbuatan ini adalah perbuatan yang baik karena
mengharap wajah-Mu, maka bukakanlah mulut gua ini.’ Maka batu
yang menutupi pintu gua itu pun bergeser sedikit..”
4. Akan Diluaskan Rizki Dan Dipanjangkan Umur

Sesuai sabda Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam


ُ‫ص ْل َرحِ َم َه‬
ِ ‫طفِي ِر ْزقِ ِه َويُ ْن َسأَلَ ُهفِيأَث َ ِر ِهف َْل َي‬
َ ‫َم ْنأ َ َحبَّأ َ ْنيُ ْب َس‬

“Barangsiapa yang ingin diluaskan rizkinya dan di-panjangkan


umurnya, maka hendaklah ia menyam-bung silaturrahimnya.”
Dalam silaturahmi, yang harus didahulukan adalah silaturahmi kepada
orang tua sebelum kepada yang lain. Banyak di antara saudara-
saudara kita yang sering berkunjung kepada teman-temannya, tetapi
kepada orang tuanya sendiri jarang, bahkan tidak pernah. Padahal
ketika masih kecil, dia selalu bersama orang tuanya. Sesulit apa pun
harus tetap diusahakan untuk bersilaturahmi kepada kedua orang tua,
karena dekat kepada keduanya -insya Allah- akan dimudahkan rizki
dan dipanjangkan umurnya.

21
5. Akan Dimasukkan Ke Surga Oleh Allah ‘Azza wa Jalla

Berbuat baik kepada orang tua dan taat kepada keduanya dalam
kebaikan merupakan jalan menuju Surga. Sedangkan durhaka kepada
orang tua akan mengakibatkan seorang anak tidak masuk Surga. Dan
di antara dosa-dosa yang Allah segerakan adzabnya di dunia adalah
berbuat zhalim dan durhaka kepada orang tua. Dengan demikian, jika
seorang anak berbuat baik kepada orang tuanya, Allah akan
menghindarkannya dari berbagai malapetaka, dengan izin Allah dan
akan dimasukkan ke Surga.

Apabila kedua orang tua telah meninggal, Maka yang harus kita
lakukan adalah:

1. Meminta ampun kepada Allah dengan taubat nashuha (jujur) bila


kita pernah berbuat durhaka kepada keduanya di waktu mereka masih
hidup.
2. Menshalatkannya dan mengantarkan jenazahnya ke kubur.
3. Selalu memintakan ampunan untuk keduanya.
4. Membayarkan hutang-hutangnya.
5. Melaksanakan wasiat sesuai dengan syari’at.
6. Menyambung silaturrahim kepada orang yang keduanya juga
pernah menyambungnya.

22
23

Anda mungkin juga menyukai